Tugas Akuntansi Forensik Dan Audit Inves

Tugas Akuntansi Forensik
Dan
Audit Investigatif

Nama : Siti Sarah
NIM

: 1213217049

Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
2014

Akuntansi Forensik dalam Kasus Century

Ilustrasi (www.martinmercercfo.com)
Tarik menarik dalam kasus Bailout Bank Century menemui babak baru dengan dibukanya
kesempatan dilakukannya audit forensik. Audit forensik dapat diartikan penggunaan ilmu
akuntansi untuk kepentingan hukum. Hasil audit forensik tersebut akan dapat bertahan
menjadi barang bukti selama proses pengadilan.

Berangkat dari upaya global memerangi korupsi. Tahun 1977 Congress Amerika Serikat
mengundangkan Foreign Corrupt Practices Act. Ini diikuti dengan langkah serupa oleh
negara-egara OECD. PBB memprakarsai U.N. Convention Against Corruption (Bab 27).
World Bank menerbitkan buku Combanting Corruption in Indonesia : Enhancing
Accountantbility for Development. Asian Development Bank bersama OECD memprakarsai
Anti-Corruption Intiative for Asia Pacific; yang juga meliputi ekstradisi dan bantuan hukum
antar negara. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif bersinggungan dan memanfaatkan
disiplin ilmu-ilmu lain.

Akuntansi Forensik

Istilah audit forensik memang sedikit kurang tepat, yang cocok adalah Akuntansi Forensik.
Saya tidak ingin menambah bingung dengan memperdebatkan kedua istilah ini, istilah audit
dan akuntansi saja sudah cukup membuat kita bertanya-tanya. Bermula dari penerapan
akuntansi untuk memecahkan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan
audit) forensik. Sekarangpun kadar akuntansinya masih terlihat, misalkan dalam perhitungan
ganti rugi, baik dalam konteks keuangan negara, maupun di antara pihak-pihak dalam
sengketa perdata. Oke saya lebih senang memakai istilah akuntansi forensik karena saya lebih
dahulu mendengar istilah ini.
Salah satu contoh penggunaan Akuntansi Forensik dalam Sengketa antara PT Telkom dan PT

Aria West International (AWI) melalui proses yang berat dan memakan waktu hampir dua
tahun, akhirnya diselesaikan melalui akuisisi AWI oleh PT Telkom dalam tahun 2003. Dalam
sengketa ini, AWI menggunakan Pricewaterhouse Coopers (PwC) sebagai akuntan
forensiknya, dan penyelesaian dilakukan di luar pengadilan.

Praktek Akuntansi forensik berkembang sejak krisis ekonomi tahun 1997 silam. Krisis yang
mendorong digunakannya sistem yang dapat melacak tindak korupsi dibeberapa perusahaan.
Yang sering jadi kendala bahwa data-data hasil audit investigasi seringkali diabaikan hukum.
Teknik audit yang biasa diterapkan dalam audit umum seperti pemeriksaan fisik, konfirmasi,
memeriksa dokumen, review analitikal, meminta penjelasan tertulis atau lisan kepada
auditan, menghitung kembali dan mengamati pada dasarnya dapat digunakan untuk audit
investigatif.

Kasus Bank Century
Keinginan untuk menghusut kasus Century tidak lepas dari keberhasilan membongkar
skandal Bank Bali oleh auditor Pricewaterhouse Coopers (PwC). Terinspirasi dari sukses
tersebut yang mendorong KPK dan BPK ingin melakukan audit forensik terhadap Bank
Century. Yang jadi perdebatan kemudian adalah biaya untuk audit forensik sejumlah 93
milyar dinilai sangat besar.
Akuntansi/audit forensik dapat dilakukan oleh lembaga negara seperti BPK, KPK, BPKP atau

PPATK serta lambaga lain seperti Bank Dunia atau kantor akuntan publik Independen (KAP).
Kemungkinan paling besar KAP yang akan diberi tugas melakukan audit forensik ini.
“Audit forensik merupakan cara khusus untuk mengetahui apakah kasus yang dimaksud
terdapat pidana korupsinya atau tidak. Sebelum audit forensik dilakukan, BPK sendiri telah
melakukan audit investigasi yang hasilnya ada dugaan tindak pidana, tapi belum jelas
peristiwa pidananya apa” (Haryono-Wakil Ketua KPK). Pada dasarnya siapapun bisa
meminta digelarnya audit forensik, mulai dari masalah perceraian, konflik premi asuransi,
gugatan perdata, hingga penilaian terhadap kinerja perusahaan.

Referensi :
Dari berbagai sumber Serta sumber dari: Theodorus M. Tuanakotta. Akuntansi Forensik dan
Audit Investigatif. Seri Departemen Akuntansi FEUI. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Univesitas Indonesia, 2007.