Perkembangan Manajemen Industri Media Ce

PERKEMBANGAN MANAJEMEN INDUSTRI
MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
Manajemen industri atau manajemen operasi berkaitan dengan kegiatan produksi
barang jasa. Perkembangan manajemen produksi dan operasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya adalah1 :
1. Pembangian kerja dan spesialisasi
Perkembangannya ditandai dengan usaha manusia untuk meningkatkan
hasil produksi dengan diadakannya pembagian kerja (division of labour).
Pembagian kerja tersebut akan menimbulkan spesialisasi karena tugas pekerjaan
yang bersifat tunggal dan dilakukan berulang-ulang.
2. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan tindakan penggantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin. Revolusi dimulai dari penemuan mesin uap oleh JamesWatt tahun
1764. Mesin ini merupakan penggerak pada pertanian dan pabrik.
3. Perkembangan Alat dan Teknologi
Revolusi industri menimbulkan masa industrialisasi di mana mulai
digunakannya peralatan roda pengungkit dan alat mesin lainnya. Pada era ini
mulai bermunculan bisnis-bisnis yang membuat industri berkembang pesat.
4. Perkembangan Ilmu dan Metode Kerja Dalam Era Manajemen Ilmiah
Tahun 1911, Frederick Taylor mengemukakan pentingnya pemakaian caracara ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen produksi dan operasi. Hal
tersebut dimaksudkan untuk efisiensi gerak dan waktu kerja.

Perusahaan media massa, baik cetak maupun elektronik merupakan industri yang
bergerak di dalam bidang informasi. Sama dengan industri lain, perusahaan media pun
membutuhkan manajemen atau pengelolaan yang baik.
Secara umum, dalam manajemen menggunakan prinsip P.O.A.C atau Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling.

1 Assauri,Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. 2004. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Delapan hal pokok saat mulainya produksi media massa menurut Suwidi Tono
dalam buku “Generasi Baru Wartawan dan Dunia Pers Indonesia”, menyatakan bahwa
proses awal dalam manajemen media massa yang paling menentukan adalah saat
Planning, karena mencakup delapan hal, yaitu2 :
1. Latar belakang atau tujuan dibuatnya produk.
Pada bagian ini menekankan gagasan untuk menerbitkan sebuah media massa.
2. Konsep produk;
Merupakan karakteristik dasar sebuah produk, yakni sajian apa yang
dimunculkan.
3. Posisi produk;
Sasaran yang akan dituju dalam mempublikasikan produk.

4. Strategi pemasaran;
Bagaimana produk bisa laku di pasaran.
5. Manajemen dan kepemilikan;
Mencakup sistem hierarki pemegang saham dan tatanan kepemilikan.
6. Aspek keuangan dan asumsi-asumsi keuangan dasar;
Mencakup prakiraan laba-rugi dan keseimbangan neraca.
7. Area Risiko;
Sebuah media harus memperhitungkan faktor-faktor resiko yang akan muncul.
8. Jadwal dan pembiayaan pra-operasional serta pasca-operasional.
Tahap ini mencakup time table atau jadwal kerja setiap kegiatan yang disusun dan
biaya-biaya yang dibutuhkan.
Perkembangan media cetak dimulai sejak Johannes Guttenberg menemukan
moveable type. Selanjutnya pada tahun 1846, ditemukan rotary press yang menggunakan
metode typesetting. Metode ini dapat menyusun huruf yang dicetak dengan baik sehingga
menciptakan hasil cetakan yang bagus pula. Rotary press menggunakan silinder putar
yang mencetak kertas pada kedua sisi kertas. Kelebihan rotary press adalah perusahaan
pers dapat mencetak hingga ribuan eksemplar dalam waktu singkat. Lalu ditemukan

2 hasanismailr.blogspot.nl/2009/10/perkembangan-manajemen-industri-media.html?m=1.


mesin linotype yang cara kerjanya hampir sama dengan mesin Guttenberg, tetapi proses
kerjanya jauh lebih cepat.
Sekitar 70 persen dari 829 media cetak di seluruh Indonesia saat ini memiliki
manajemen yang tidak sehat karena mengalami masalah keuangan. (Anggota Dewan
Pers, Abdullah Alamudi, Juni 2007). Sedangkan menurut Leo Batubara, kemampuan
memasarkan media cetak tidak terlepas dari kondisi manajemen media massa.
Kemampuan manajemen berkorelasi dengan modal tetapi ketercukupan modal belum
tentu dapat sukses mengelola media cetak bila lemah dalam manajemen.
Dewasa ini, perkembangan media cetak mengalami pasang surut. Publik cenderung lebih
memilih media massa elektronik karena dianggap lebih praktis dan dapat diakses lebih
cepat. Beberapa industri media cetak terkemuka di Indonesia telah melebarkan sayap ke
media elektronik. Bisnisnya merambah ke televisi, radio, hingga online. Hal tersebut
menimbulkan konglomerasi media, di mana media-media berhimpun di bawah naungan
satu media besar dan terjadi jual beli saham kepemilikan media. Tak hanya itu, media
cetak kini telah beragam jenisnya. Industri media melihat sasaran sesuai kepentingan
khalayak. Contoh: Kompas Gramedia, perusahaan media besar di Indonesia ini pertama
kali muncul hanya menerbitkan koran dalam tempo harian. Seiring berkembangnya
zaman, Kompas melebarkan sayap hingga menyentuh majalah yang membidik anak-anak
hingga orang dewasa, bahkan memiliki penerbitan sendiri.
Sedangkan perkembangan media elektronik seperti film, televisi, dan radio yang

merupakan produk revolusi industri dan teknologi, media muncul ketika demokrasi di
Amerika Serikat sudah berkembang. Media elektronik memiliki peranan besar dalam
kehidupan manusia sebagai alat penyampaian informasi maupun alat komunikasi.
Perkembangan media elektronik di Indonesia sudah hampir merata, hal tersebut berarti
manajemen industri media massa telah terorganisir dengan baik. Banyak perusahaan
media, khususnya elektronik, yang telah berkembang pesat dan memiliki rating tinggi.
Meski media elektronik dianggap lebih sering diakses oleh publik, industri media
elektornik terus berupaya memperkaya program agar kepercayaan masyarakat tetap
berpihak pada media yang mereka miliki. Dalam dunia media dikenal istilah
konglomerasi media, di mana perusahaan media mulai merajai dunia industri.