Hubungan D-Dimer Terhadap Prognosis Cedera Kepala Sedang Yang Tidak Dilakukan Tindakan Operasi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Cedera kepala akibat trauma terjadi pada 2% dari populasi setiap tahunnya, dan masih
merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada dewasa muda. Sampai saat ini,
komplikasi yang paling penting dari cedera kepala akibat trauma adalah perdarahan
intrakranial, yang terjadi pada 25-45% dari kasus cedera kepala berat, 3-12% dari kasus
cedera kepala sedang dan sekitar 1 dari 500 pasien dengan cedera kepala ringan (Bullock,
2010). Sekitar 40% dari seluruh kematian akibat cedera akut di Amerika Serikat disebabkan
oleh cedera kepala akibat trauma. Setiap tahunnya, 20.000 korban cedera kepala akibat
trauma membutuhkan rawatan rumah sakit dan 1,74 juta orang cedera kepala ringan
berkelanjutan membutuhkan kunjungan rawat jalan atau ketidakmampuan bekerja setidaknya
selama 1 hari (Hymel, 1997)
Koagulopati disebutkan merupakan komplikasi potensial dari trauma yang dapat
disebabkan oleh kerusakan parenkim otak. Suatu penelitian pada anak yang mengalami
trauma kepala akibat penganiayaan anak didapati pemanjangan Prothrombin Time (PT) dan
aktivasi koagulasi merupakan komplikasi yang sering terjadi. Juga disimpulkan bahwa
kelainan koagulasi tersebut tampaknya bukan menggambarkan diatesis perdarahan yang
sudah ada sebelumnya (Kauvar, 2005). Komplikasi ini sudah banyak diteliti pada pasien
dewasa. Suatu review mendapati bahwa koagulopati pada cedera kepala akibat trauma
merupakan faktor independen penting yang berkaitan dengan prognosis (Saggar, 2009).

Penelitian pada cedera kepala tertutup sedang dan berat menyimpulkan bahwa kelainan
hemostatis merupakan prediktor independen dari mortalitas dini dimana peningkatan
prothrombine time (PT), Fibrinogen Degradation Product (FDP) dan D-dimer berhubungan
dengan mortalitas yang lebih tinggi pada kedua kelompok.8 Kepentingan klinis dari kelainan
koagulopati belum sepenuhnya dievaluasi (Nekludov, 2007).

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan yaitu: Apakah terdapat
hubungan D-dimer terhadap prognosis cedera kepala sedang yang tidak dilakukan tindakan
operasi?

Universitas Sumatera Utara

1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan kadar D-dimer terhadap prognosis cedera kepala sedang yang tidak
dilakukan tindakan operasi.

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan D-dimer terhadap prognosis cedera kepala sedang yang

tidak dilakukan tindakan operasi.

1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka kejadian kasus cedera kepala sedang yang tidak dilakukan
tindakan operasi.
2. Untuk mengetahui gambaran kadar D-dimer pada cedera kepala sedang yang tidak
dilakukan tindakan operasi.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan gambaran kadar D-dimer pada penderita cedera
kepala sedang yang tidak dilakukan tindakan operasi berdasarkan GCS masuk.
4. Untuk mengetahui mortalitas cedera kepala sedang tanpa indikasi operasi dengan
abnormalitas kadar D-dimer serum.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bidang Pendidikan (Ilmu Pengetahuan)
Pada penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh kadar D-dimer terhadap prognosis
cedera kepala sedang yang tidak dilakukan tindakan operasi.
1.5.2. Bidang Penelitian
Memberikan masukan bagi penelitian lebih lanjut yang nantinya berguna bagi tatalaksana
pasien dengan cedera kepala sedang yang tidak dilakukan tindakan operasi.
1.5.3. Bidang Pelayanan Kesehatan


Universitas Sumatera Utara

Membantu peningkatan pelayanan terhadap penderita cedera kepala sedang yang tidak
memiliki indikasi operasi
1.5.4. Bidang Masyarakat
Menambah pengetahuan tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi prognosis dan outcome
pada kasus cedera kepala sedang.

Universitas Sumatera Utara