Gambaran berbagai parameter penentu outcome cedera kepala terhadap skor Indeks Barthel pada pasien cedera kepala sedang-berat non operasi

(1)

GAMBARAN BERBAGAI PARAMETER PENENTU OUTCOME CEDERA KEPALA TERHADAP SKOR INDEKS BARTHEL PADA

PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT NON OPERASI

T E S I S

OLEH

BAMBANG PRAYUGO

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

GAMBARAN BERBAGAI PARAMETER PENENTU OUTCOME CEDERA KEPALA TERHADAP SKOR INDEKS BARTHEL PADA

PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT NON OPERASI

T E S I S

OLEH

BAMBANG PRAYUGO NO.CHS 17410

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Keahlian Dalam Bidang Ilmu Bedah

Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

i

Judul Tesis : Gambaran berbagai parameter penentu outcome cedera kepala terhadap skor Indeks Barthel pada pasien cedera kepala sedang-berat non operasi

Nama : Bambang Prayugo

Nomor CHS : 17410

Bidang Ilmu : Kedokteran / Ilmu Bedah Kategori : Bedah Saraf

TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

Pembimbing :

(Prof.Dr.A.Gofar Sastrodiningrat,SpBS(K)) NIP : 19440507 197703 1 001

Ketua Departemen Ilmu Bedah, Ketua Program Studi Ilmu Bedah,

Dr. Emir T Pasaribu, SpB(K)ONK Dr. Marshal, SpB, SpBTKV


(4)

ii

SURAT KETERANGAN

PEMBIMBING METODOLOGI PENELITIAN

Sudah diperiksa hasil penelitian

JUDUL : GAMBARAN BERBAGAI PARAMETER PENENTU

OUTCOME CEDERA KEPALA TERHADAP SKOR INDEKS BARTHEL PADA PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT NON OPERASI

PENELITI : BAMBANG PRAYUGO

DEPERTEMEN : ILMU BEDAH

INSTITUSI : FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN, SEPTEMBER 2011

KONSULTAN METODOLOGI PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN USU

(PROF. Dr. AZNAN LELO, PhD, SpFK) NIP : 19511202 197902 1 003


(5)

iii

PERNYATAAN

GAMBARAN BERBAGAI PARAMETER PENENTU OUTCOME CEDERA KEPALA TERHADAP SKOR INDEKS BARTHEL PADA PASIEN CEDERA

KEPALA SEDANG-BERAT NON OPERASI

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2011


(6)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran (QS. Al Ashr : 1-3)

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Selawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Kedua orang tua, ayahanda dr. H. Soekimin, SpPA(K) dan ibunda dr. Hj. Sa adah. Mertua, ayahanda dr. H. Muzahar, DMM,SpPK(K) dan ibunda Almh. Hj. Milfah Hanim, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam menghargai dan menjalani kehidupan.

Terima kasih yang tak terkira kepada istriku tercinta, dr. Eva Hariani dan anak-anakku Farah Alya Aziza, Naira Azzahra, dan Mhd. Malik P Alfarizi atas segala pengorbanan, pengertian, dukungan semangat, kesabaran dan kesetiaan dalam segala suka duka mendampingi penulis selama menjalani masa pendidikan yang panjang ini. Penulis sadar bahwa tujuh tahun bukan waktu yang singkat buat kalian untuk menunggu dan merasakan suka dukanya perjalanan sekolah ini.


(7)

v

Kepada abang, kakak, adik-adik ( bang Adi, Wahyu, Evi, Ais, Tri, dan Yuni) dan seluruh keluarga besar yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu di sini, penulis menucapkan terima kasih atas pengertian dan dukungan yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan.

Kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ketua Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Emir T Pasaribu, SpB(K)ONK dan Sekretaris Departemen, dr. Erjan Fikri, SpB,SpBA. Ketua Program Studi Ilmu Bedah, dr. Marshal SpB,SpBTKV dan Sekretaris Program Studi Ilmu Bedah, dr. Asrul S, SpB-KBD, yang telah bersedia menerima, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan.

Prof. Dr. Abd. Gofar Sastrodiningrat, SpBS(K); Guru Besar di Departemen Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Pembimbing penulisan tesis, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah sabar membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru-guru saya : Prof. Bachtiar Surya, SpB-KBD, Prof. Iskandar Japardi, SpBS(K), Prof. Adril A Hakim, SpS,SpBS(K), Prof. Nazar Moesbar, SpB,SpOT, Prof. Hafas Hanafiah, SpB,SpOT, Alm.Prof Usul Sinaga, SpB, Alm.Prof Buchari Kasim, SpBP, dr. Asmui Yosodihardjo, SpB,SpBA, dr. Syahbuddin Harahap, SpB, dr. Gerhard Panjaitan,


(8)

vi

SpB(K)Onk, DR. dr. Humala Hutagalung, SpB(K)Onk, dr. Harry Soejatmiko, SpB,SpBTKV, dr. Edi Sutrisno, SpBP, dr. Chairiandi Siregar, SpOT, dr. Liberti Sirait, SpB-KBD, dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk, dr.Tiur Purba, SpB, dr. Kamal B Siregar, SpB(K)Onk, dr. Bungaran Sihombing, SpU, dr. Syah M Warli, SpU , dr. Sumiardi Karakata, SpU, dr. Jaelani, SpBP, dr. Djafar Tarigan, SpB-KBD, dr. Rasidi Siregar, SpB, dr. Suhelmi, SpB, dr. Ramotan Purba, SpB, dr. Nazwir Nazar, SpB, dr. Manan, SpOT, dr. Djeni Bijantoro, SpB, SpBA, dr. Zahri A Rani, SpU, dr. Azwarto, SpB, dr. Albiner S, SpB(K)Onk, dr. Robert Siregar, SpB, dr. Nasrun, SpB, dr. Afdol, SpB, dr. Erina Outri, SpB, dr. Marahakim, SpB, dr. Amrin Hakim, SpB, Alm.dr.Daten Bangun, SpB dan seluruh guru bedah saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, di lingkungan RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi Medan dan di semua tempat yang telah mengajarkan ketrampilan bedah pada diri saya. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

Buat abang dan kakak bedah saya, dr. Mahyono, SpB, SpBA, dr. Adi Muradi, SpB-KBD, dr. Budi Irwan, SpB-SpB-KBD, dr. Suyatno, SpB(K)Onk, dr. Iqbal P Nasution, SpBA, dr. Doddy P, SpBTKV, dr. Ihsan, SpBS, dr. Mahyudanil, SpBS, dr. Ridha D, SpBS, dr. Aswadi Tanjung, SpB(K)V, dr. Suzie I, SpBS, dr. Frank B, SpBP, dr. Utama, SpBP. Terima kasih buat semua tips n trik bertahan hidup di sekolah bedah.

Prof. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing statistik dari tulisan tugas akhir ini.

Buat kawan-kawan satu kapalku. Zainul inul , Edwin edo , Samson biring . Thanks bro. Mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak sengaja di bedah ini bisa menjadi tali silaturahmi, persaudaraan yang nanti bisa di bagi sampai akhir zaman.


(9)

vii

Para Senior, dan semua rekan seperjuangan peserta program studi Bedah Medan yang bersama-sama menjalani suka duka selama pendidikan. Terima kasihku buat kalian semua di sepanjang waktu kebersamaan kita (terserah kalian suka atau nggak...). Yakinlah... setiap sesuatu yang di mulai pasti ada akhirnya.... sekuat apapun badai yang menerjang kita, pasti akan berlalu walaupun kita tidak pernah tau badai seperti apa lagi yang bakal menunggu dan menghantam kita di depan.... Buat Heldrian-nandadan Yudha-jogja, thanks bro buat spss-nya.

Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Tembakau Deli, RSUD Panyabungan dan di semua tempat yang pernah bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Mohon maaf penulis pada semua orang, atas kesalahan ucapan dan perbuatan yang telah terjadi. Akhirnya hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan.

Semoga ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan spesialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, September 2011 Penulis


(10)

iii

PERNYATAAN

GAMBARAN BERBAGAI PARAMETER PENENTU OUTCOME CEDERA KEPALA TERHADAP SKOR INDEKS BARTHEL PADA PASIEN CEDERA

KEPALA SEDANG-BERAT NON OPERASI

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2011


(11)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran (QS. Al Ashr : 1-3)

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Selawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Kedua orang tua, ayahanda dr. H. Soekimin, SpPA(K) dan ibunda dr. Hj. Sa adah. Mertua, ayahanda dr. H. Muzahar, DMM,SpPK(K) dan ibunda Almh. Hj. Milfah Hanim, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam menghargai dan menjalani kehidupan.

Terima kasih yang tak terkira kepada istriku tercinta, dr. Eva Hariani dan anak-anakku Farah Alya Aziza, Naira Azzahra, dan Mhd. Malik P Alfarizi atas segala pengorbanan, pengertian, dukungan semangat, kesabaran dan kesetiaan dalam segala suka duka mendampingi penulis selama menjalani masa pendidikan yang panjang ini. Penulis sadar bahwa tujuh tahun bukan waktu yang singkat buat kalian untuk menunggu dan merasakan suka dukanya perjalanan sekolah ini.


(12)

v

Kepada abang, kakak, adik-adik ( bang Adi, Wahyu, Evi, Ais, Tri, dan Yuni) dan seluruh keluarga besar yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu di sini, penulis menucapkan terima kasih atas pengertian dan dukungan yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan.

Kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ketua Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Emir T Pasaribu, SpB(K)ONK dan Sekretaris Departemen, dr. Erjan Fikri, SpB,SpBA. Ketua Program Studi Ilmu Bedah, dr. Marshal SpB,SpBTKV dan Sekretaris Program Studi Ilmu Bedah, dr. Asrul S, SpB-KBD, yang telah bersedia menerima, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan.

Prof. Dr. Abd. Gofar Sastrodiningrat, SpBS(K); Guru Besar di Departemen Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Pembimbing penulisan tesis, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah sabar membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru-guru saya : Prof. Bachtiar Surya, SpB-KBD, Prof. Iskandar Japardi, SpBS(K), Prof. Adril A Hakim, SpS,SpBS(K), Prof. Nazar Moesbar, SpB,SpOT, Prof. Hafas Hanafiah, SpB,SpOT, Alm.Prof Usul Sinaga, SpB, Alm.Prof Buchari Kasim, SpBP, dr. Asmui Yosodihardjo, SpB,SpBA, dr. Syahbuddin Harahap, SpB, dr. Gerhard Panjaitan,


(13)

vi

SpB(K)Onk, DR. dr. Humala Hutagalung, SpB(K)Onk, dr. Harry Soejatmiko, SpB,SpBTKV, dr. Edi Sutrisno, SpBP, dr. Chairiandi Siregar, SpOT, dr. Liberti Sirait, SpB-KBD, dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk, dr.Tiur Purba, SpB, dr. Kamal B Siregar, SpB(K)Onk, dr. Bungaran Sihombing, SpU, dr. Syah M Warli, SpU , dr. Sumiardi Karakata, SpU, dr. Jaelani, SpBP, dr. Djafar Tarigan, SpB-KBD, dr. Rasidi Siregar, SpB, dr. Suhelmi, SpB, dr. Ramotan Purba, SpB, dr. Nazwir Nazar, SpB, dr. Manan, SpOT, dr. Djeni Bijantoro, SpB, SpBA, dr. Zahri A Rani, SpU, dr. Azwarto, SpB, dr. Albiner S, SpB(K)Onk, dr. Robert Siregar, SpB, dr. Nasrun, SpB, dr. Afdol, SpB, dr. Erina Outri, SpB, dr. Marahakim, SpB, dr. Amrin Hakim, SpB, Alm.dr.Daten Bangun, SpB dan seluruh guru bedah saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, di lingkungan RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi Medan dan di semua tempat yang telah mengajarkan ketrampilan bedah pada diri saya. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

Buat abang dan kakak bedah saya, dr. Mahyono, SpB, SpBA, dr. Adi Muradi, SpB-KBD, dr. Budi Irwan, SpB-SpB-KBD, dr. Suyatno, SpB(K)Onk, dr. Iqbal P Nasution, SpBA, dr. Doddy P, SpBTKV, dr. Ihsan, SpBS, dr. Mahyudanil, SpBS, dr. Ridha D, SpBS, dr. Aswadi Tanjung, SpB(K)V, dr. Suzie I, SpBS, dr. Frank B, SpBP, dr. Utama, SpBP. Terima kasih buat semua tips n trik bertahan hidup di sekolah bedah.

Prof. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing statistik dari tulisan tugas akhir ini.

Buat kawan-kawan satu kapalku. Zainul inul , Edwin edo , Samson biring . Thanks bro. Mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak sengaja di bedah ini bisa menjadi tali silaturahmi, persaudaraan yang nanti bisa di bagi sampai akhir zaman.


(14)

vii

Para Senior, dan semua rekan seperjuangan peserta program studi Bedah Medan yang bersama-sama menjalani suka duka selama pendidikan. Terima kasihku buat kalian semua di sepanjang waktu kebersamaan kita (terserah kalian suka atau nggak...). Yakinlah... setiap sesuatu yang di mulai pasti ada akhirnya.... sekuat apapun badai yang menerjang kita, pasti akan berlalu walaupun kita tidak pernah tau badai seperti apa lagi yang bakal menunggu dan menghantam kita di depan.... Buat Heldrian-nandadan Yudha-jogja, thanks bro buat spss-nya.

Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Tembakau Deli, RSUD Panyabungan dan di semua tempat yang pernah bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Mohon maaf penulis pada semua orang, atas kesalahan ucapan dan perbuatan yang telah terjadi. Akhirnya hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan.

Semoga ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan spesialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, September 2011 Penulis


(15)

v iii

FTAR ISI

Halaman

i

xi DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Hipotesis ... 2

1.4. Tujuan... 3

1.4.1. Tujuan umum... 3

1.4.2. Tujuan khusus... 3

1.5. Manfaat... 3

1.5.1. Bidang akademik/ilmiah... 3

1.5.2. Bidang pelayanan Masyarakat... 3

1.5.3. Bidang pengembangan penelitian... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan ... 5

2.2. Faktor Epidemiologik ... 6

2.2.1. Usia... 7


(16)

ix

2.2.3. SkorGlasgow Coma Scale... 11

2.2.4. Diameter Pupil dan Reaksi Cahaya ... 12

2.2.5. Pemeriksaan ImejingCT Scan... 14

2.3. OutcomePaska Cedera Kepala... 16

2.3.1. Skoring Indeks Barthel ... 17

2.4. Kerangka Konsep ... 19

3. METODOLOGI 3.1. Desain ... 20

3.2. Tempat dan Waktu ... 20

3.3. Populasi dan Sampel... 20

3.4. Perkiraan Besar Sampel... 21

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 21

3.5.1. Kriteria inklusi... 21

3.5.2. Kriteria eksklusi... 21

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) ... 21

3.7. Etika Penelitian... 22

3.8. Cara Kerja... 22

3.8.1. Alokasi Subjek... 22

3.8.2. Pengukuran dan Intervensi ... 22

3.8.2.1. Tahap persiapan ... 22

3.8.2.2. Tahap pelaksanaan ... 22

3.8.2.3. Tahap akhir penelitian... 23

3.9. Identifikasi Variabel ... 23

3.10. Defenisi Operasional ... 24

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data ... 25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil... 26

4.1.1. Distribusi jenis kelamin... 26

4.1.2. Distribusi umur... 27

4.1.3. Distribusi nilai awalGlasgow coma scale... 28

4.1.4. Distribusi reflek cahaya pupil... 29

4.1.5. Distribusi hasilCT Scankepala... 29

4.1.6. Distribusi skor Indeks Barthel ... 30

4.1.7. Karakteristik sampel ... 31

4.2. Analisis Data ... 33


(17)

x

4.2.2. HubunganGCSawal penderita dengan skor Indeks

Barthel ... 35

4.2.3. Hubungan reflek cahaya pupil penderita dengan skor Indeks Barthel... 37

4.2.4. Hubungan tekanan darah sistolik awal penderita dengan skor Indeks Barthel ... 39

4.2.5. Hubungan hasilCT Scankepala penderita dengan skor Indeks Barthel... 41

4.3. Pembahasan ... 42

4.3.1. Jenis Kelamin ... 43

4.3.2. Umur... 43

4.3.3.Glasgow Coma Scaleawal ... 44

4.3.4. Tekanan darah sistolik awal ... 46

4.3.5. Reflek cahaya pupil ... 46

4.3.6.CT Scankepala ... 47

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 50

5.2. Saran ... 50


(18)

xi

FTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Classification of CT Lesions and Outcome... 15

2.2. KlasifikasiCT Scan... 16

2.3. Interpretasi Skor Indeks Barthel ... 18

4.1. Tabulasi Silang Karakteristik Umur Dengan Skor Indeks Barthel... 33

4.2. TesChi-SquareKarakteristik Umur Dengan Skor Indeks Barthel ... 33

4.3. Tabulasi Silang KarakteristikGCSAwal Dengan Skor Indeks Barthel.... 35

4.4. TesChi-SquareKarakteristikGCSDengan Skor Indeks Barthel ... 35

4.5. Tabulasi Silang Karakteristik Reflek Cahaya Pupil Dengan Skor Indeks Barthel ... 37

4.6. TesChi-SquareKarakteristik Reflek Cahaya Pupil Dengan Skor Indeks Barthel ... 37

4.7. Tabulasi Silang Karakteristik Tekanan Darah Sistolik Awal Dengan Skor Indeks Barthel ... 39

4.8. TesChi-SquareKarakteristik Tekanan Darah Sistolik Awal Dengan Skor Indeks Barthel ... 39

4.9. Tabulasi Silang Karakteristik HasilCT ScanKepala Dengan Skor Indeks Barthel ... 41


(19)

xii

4.10. TesChi-SquareKarakteristik Hasil CT Scan Kepala Dengan

Skor Indeks Barthel ... 41


(20)

xiii

FTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konsep... 19

4.1. Distribusi jenis kelamin ... 27

4.2. Distribusi umur ... 27

4.3. Distribusi nilai awalGlasgow Coma Scale ... 28

4.4. Distribusi reflek cahaya pupil... 29

4.5. Distribusi hasilCT ScanKepala ... 30

4.6. Distribusi skor Indeks Barthel ... 31


(21)

xiv

!FTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A

1. Data mentah penelitian... 54

2. Kategorisasi data penelitian... 56

LAMPIRAN B 1. Deskripsi karakteristik data... 62

2. Distribusi frekuensi data... 62

Lampiran C Analisa Statistik Hubungan Antar Variabel... 68

Lampiran D 1. Susunan Peneliti... 74

2. Naskah Penjelasan kepada Orang Tua /Kerabat Pasien lainnya ... 75

3. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)... 76

4. Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian ... 77

5. Formulir/Kuisioner ... 78


(22)

xv

"#FTAR SINGKATAN

ADL Activities Daily Living Asymp. Syg Asymptotic Sygnificance

BI Barthel Index

CBF Cerebral Blood Flow

CK-BB Isoenzym Creatinekinase Tipe BB (for Brain) CPP Cerebral Perfusion Pressure

CT SCAN Computed Tomography Scan DAI Diffuse Axonal Injury

FIM Functional Independence Measure GOS Glasgow Outcome Scale

HAM Haji Adam Malik ICP Intra Cranial Pressure IGD Instalasi Gawat Darurat

mm Milimeter

mmHg Milimeter Hidrargirum

MRI Magnetic Ressonance Imaging PIS Perdarahan Intra Serebral PSD Perdarahan Sub Dural

PSP Persetujuan Setelah Penjelasan RSUP H Rumah Sakit Umum Pusat Haji SKG Skala Koma Glasgow

SPSS Statistical Packages for the Social Sciences TCDB Traumatic Coma Data Bank

tSAH Traumatic Sub Arachnoid Hemorrhage WHO World Health Organization


(23)

(24)

$ %&

-.jektif : /010 23 405363 70 285343 9 509 :0 ; 3; 8 <37 3 :39= 5 3 6&9= > 0 2& 9= 70 9=34& ;3<43 9 40 ?3 ?3 <39 50 27 3 909 > 0 <0 6 3@ 40 ?063433 9A B0;02353 C 34 <D 2 :39= 5 3 6&9= 1D7&93 9 <0 2@3135 5 2D =9 D>& > D8 < ?D7 0 313 63@ 8> &3 E > 4D 2 3 F36 GGHI JKL CKMH NOH GP QGCN RE 20C 604 ?3@3:3E 403 13 3 9 @& 5D <0 9> & 13 9 =3 7;3 23 9 CS IOH T 5313 5070 2&4> 339 3 F3 6A I9104> B32<@06 70285343 9 3 63 < 848 2 :3 9= > 39=3 < > 010 2@ 3 93 E 78 13 @ 1& 40 2U3439 13 9 ;0 2=8 93 8 9<84 70 9=0% 3 683> & 40 <0 2=3 9<8 9=3 9 53> & 09 Qpatient s independenceR 10 9=3 934 <&%&<3>@& 185> 0@3 2&V@ 3 2&8 9<8 47 09=84 8 2D8 < ?D7053> &0 9AW0;8 3@50 90 6& <&3 9 1& 634843 9 8 9<84 709=0 < 3@8& @8;8 9=3 9 3 9<3 23 8 > &3 E >4D 2 3 F36 GCSE 20C604 ?3@3:3 585& 6 E 403133 9 @&5D <0 9>& 139 =37;3 23 9 CT scan 53 13 507 0 2& 4> 339 3 F3 6 <0 2@3 135

outcome50910 2& <3?010 234053 63>0 13 9=V;0 23 <9D 9D5023> & A

Bahan dan cara kerja X Y3> &0 9 ?010 23 405 3 63 > 0 13 9=V;023 < :3 9= 73>84 40 IGZ 1& 37;&6 13 <3 C34 <D 2VC 34 <D 2 :3 9= 7 09 09<843 9 D8 < ?D70 ;0 285 3 8> &3 E GCS 3 F36 E 3 13 <&134 9 :3 @& 5D <0 9> & Q[ \] 7 7H=RE 20C604 ?3@ 3:3 E 13 9 @3> & 6 CT scan 405 3 63 Q0% 3 683> & =37; 3 239>& > <0 293 139 60 > & 1& D <34 RAY 3> & 09 <0 2> 0;8 < :39= ;843 91&&91&43>& 43 9 D50 23> & 1& 23 F3 < > 0>83& ><3 913 2 50 23 F 3<3 9 4D 9> 0 2% 3 <&C > 0>83& 10 23U 3 < ?01 023 4053 63 9:3 A ^07 8 1&3 9 53 13 @32& 40 V _` 1&37;&6 13 <3 D8 < ?D7 0 53>& 0 9 109=3 9 709 ==8 9343 9 > 4D 2

I9104> B32<@0 6A ^078 1&3 9 1& 3 936&>3 313 <&134 9 :3 @8;8 9=39 C34 <D 2VC34 <D 2 <0 2> 0;8 < 10 9=3 9outcome50 9102& <3

HasilXaD <3 6 46 50 9102& < 3?0 10 234 053 63> 0 139 =V; 0 23<7 09U 3 63 9&5023 F3 <394D 9>0 2%3 <&C A ^0 6&7 3 C34 <D 2 5090 9<8 D 8 < ?D7 0 1&3 93 6& > 3 > < 3 <& ><&4 70 9==8 9343 9 <3;8 63> & > & 63 9= ChiV

Square 10 9=39 >4D 2 I9 104> B3 2<@0 6 8 9<84 7 090 9<843 9 @8;8 9=3 9 40 183 %32&3;0 6 <0 2> 0;8 < AZ&1353<& 8>& 3 QAsymp. Syg b ]E]]cRE < 0 43 939 1323@ >& > <D 6& 4 Q3>:75 AW :7 5 b ]E]]]RE 20C6 04 ?3@ 3:3 5 85&6 QAsymp. Syg b ]E]]]R 707 & 6&4& @8;8 9=3 9 109=3 9 > 4D 2 B3 2<@ 0 6Aa&134 1&U87 53&3 13 9:3@8;8 9=3 93 9<323 G/W3 F3 6 QAsymp. Syg b]Ecde R13 9 =37; 3 239CT scan405 363QAsymp. Sygb]E]f_ R109=3 9> 4D 2I9104>B3 2<@06 A

Kesimpulan : Z& 50 90 6&<& 3 9 & 9& 8> & 3E <04393 9 1323@ > &><D 6&4 3 F36 139 20C604 ?3@3:3 585& 6 707&6& 4& 50 23 93 9 <0 2@3135 outcome Q>4D2 I9104> B3 2<@ 0 6 R 50 9102&<3 ?0 10 23 4053 63 > 0 139 =V;023 <A W0 139=4 3 9 GCS 3 F3 6 139 =37;3239 CT scan 4053 63 <&134 707 50 9=328@&outcome50 9102& <3?01023405 363>013 9=V;0 23 <

Kata kunciX?0 10 234 05 3 63 E8> &3 E<043 93 913 23@>& > <D 6& 43 F3 6E20C604?3@3:3 EGCS3 F3 6E


(25)

g hii

pqjective r Hs tu i vw xyis z i z t { tw |y } txzs |~  €s { |z |~ sv ys z x iv ‚s y{tvsv ui z tƒi i„ t ~s y  €s t}}iusv … †|{s |~  €s {|z u|{iv tv ~t}|y |v €s ‚y|‡v |zi z |~ |x} |{styst ‡s ˆi vi i t G tz ‡|‰Š|{t† } t sz} | ys‹GŠ† Œˆ€si‡€ys~ sgˆ €sz ts|~ € „‚|sv zi |v tv u Š z}tv i { t‡sz t  €s i vi i t sgt{i v t i |v … Žty€s Iv u sg i z t {s tz xys {sv ||€ti zhs y„zi { ‚s ˆstz„ |u|tv uxzs ~x |sh t xt s €sus ‚sv usv }s |~ €s‚t isv‹‚t isvziv us‚sv usv }sŒ‰ i€t}i hi is z|~uti „ ihi v ‡ |{stz xys‚t isv |x} |{s z…  z xu„ ‰tz tv t„‘s u | tzzs z z  €s ys  ti|v z €i ‚ ƒs‰ ssv t ‡s ˆ ivi i t GŠ† z}|ys ˆ ‚x‚i  ty„ i‡€ ys ~ sgˆ  €s z ts |~ € „‚|svzi |v tv u €s tu Š z} tv t €s ivi it sgt{i v t i |v‰ i€ €s|x} |{s z| ~‚ti sv z‰ €|uiuv |xv us y ‡|zxy ‡i} t‚y |}s uxys

Methods r ’ti svz‰i  € { |us yts“z shsys€s tu i vw xyis z ‰ €|tyyihs u  | €ss {s y ‡sv }„ y||{ˆ €s~t} |yz€ tus  sy{ivs €s|x }|{s‰sysys} | yus uiv} xui v‡t‡s ˆi vi i t GŠ† ˆ ‚yszsv} s|ytƒ z sv} s|~ € „‚ | sv zi|v ‹”•– {{H‡Œˆ i ‡€ys ~ sgˆtv u  €s ys z x  z |~€stu Š z} tv ‹zizs yv t usz} yi‚ i |v tv u sh txt i |v |~ s zi |v z i v  €s ƒ ytivŒ … ’ ti sv z ‰ €|zs v | i v ui} ts u ~|y zxy‡sy„ €sv  yst su t}} | yui v ‡  | ztv utyu } |v zs yh t ihs  ys t {sv t}}|yuiv‡  | €s us ‡ys s |~ €s tu i vwxy„…  €sv ˆ |v  €s —˜ € ut„ t~sy tu {izzi|v ˆ  €s ‚ti sv |x} |{s ut t }t‚xys u xzi v ‡  €s Žt y €s Iv usg z} |ys …  €sv tv t„‘s u  €s ‚yszsv} s|ytƒ z sv} s|~ €s zs~t}|yzysti|v z€i‚‰i  €‚ti sv|x }|{s

Resultsr  | t |~ 46 ‚t isv z ‰i€ { |us yt s“zsh s ys € stu i vw xy„ xv us y ‡|iv‡ } |v zs yh ti hs ys t{sv … €s ~ihs uss y{i v tv z |~ |x }|{s ‰sys tv t„‘s u z t i zi }t „ xziv ‡ Š€i“z™xtys }y|z z  tƒ x t i |v ‰i  € t Žty €s z} |ys | us sy{ivs €s ys ti|v z ƒs‰ ssv  €s ‰| h tyitƒ s z … Iv |xy zxu„ˆ t ‡s ‹t z„{ ‚… z„‡ š – …––› Œ ˆ i vi it z „z | i} ƒ ||u‚ysz z xys‹tz„{‚…†„{‚š– …–––Œ ˆ‚x‚i ty „i ‡€ys ~ sg‹tz„{‚…†„‡š – …–––Œ€tz t yst i |v z €i ‚ ‰ i€ t z} |ys |~ Žt y €s… œ | ~|xv u tv tz z |}iti|v ƒs ‰ssv ivi it GŠ† ‹tz„{‚…†„{ ‚š– …› ž Œtv u€s tuŠz} tvi { t ‡s z‹tz„{ ‚…†„{‚š– …–Ÿ— Œ‰i  € tz} |ys |~Žt y€s…

Conclusionr Iv€i zz xu„ˆt ‡s ˆi viitz „z | i}ƒ| |u‚ysz z xystv u‚x‚i  ty„i‡€ys ~sg €tz t y| s |v €s |x }| {s ‹Ž ty €s z } |ys Œ ‚t is vz ‰i  € {|us yts“z shs ys €s tu i vw xy„…   €i s  €si vi i t GŠ† tvu Šz} tv i { t ‡s | ~ €s €s tu u|s zv| t~~s}€s |x }|{s |~ ‚ti sv z‰i  €{ |usyts“zshs ys€ stui vw xy„

Keywordsr €s tu ivw xy „ˆ t‡s ˆ i vi i t z„z | i} ƒ ||u ‚ys zz xys ˆ  i ‡€ ys~sgˆ i vi i t GŠ† ˆ Šz} tv|~€s€s tuˆŽ ty€sIv usgz} |ys ˆ|x } |{s


(26)

(27)

¡ ¢£

ª«jektif : ¬­®­ ¯° ±­²°³° ´­ ¯µ²°±° ¶ ²­¶ ·­ ¸ °¸ µ ¹°´ ° ·°¶º ² ° ³£¶º » ­ ¯£ ¶º ´­ ¶º°±£ ¸°¹±° ¶ ±­ ¼° ¼° ¹°¶ ²­ ¯´ ° ¶­¶ » ­ ¹­ ³ °½ ±­ ¼­³°±°° ¶¾ ¿­¸­¯°²° À °± ¹Á ¯ ·°¶º ² ° ³£¶º ®Á´£¶° ¶ ¹­ ¯½°®°² ² ¯Á º¶ Á»£ » Áµ ¹ ¼Á´ ­ °®° ³°½ µ» £°  » ±Á ¯ ° ð³ GÄÅÆ ÇÈÉ CÈÊÅ ËÌÅ ÄÍ ÎGCË Ï ¯­À ³­± ¼°½°·°Â ±­° ®° ° ¶ ½£ ²Á ¹­ ¶» £ ®° ¶ º° ´¸° ¯° ¶ CÐ ÆÌÅ Ñ ²°®° ²­´­ ¯£±» °°¶ ° ð ³¾ I¶®­±» ¿°¯¹½­³ ´­¯µ²°±° ¶ ° ³° ¹ µ±µ ¯ ·° ¶º » °¶º° ¹ » ­®­ ¯½ ° ¶°  ´µ ®° ½ ®£ ±­ ¯Ò°±°¶ ®° ¶ ¸­ ¯ºµ ¶° µ ¶¹µ± ´­ ¶º­¢ ° ³µ°» £ ±­ ¹­ ¯º° ¶¹µ ¶º° ¶ ²°» £ ­¶ Îpatient s independenceÏ ®­ ¶º° ¶°± ¹£¢£¹°»½£ ®µ²» ­½° ¯£Ó½ ° ¯£µ ¶¹µ ±´ ­¶ºµ± µ ¯Áµ ¹ ¼Á´­²°» £­ ¶¾Ô­¸µ °½²­ ¶­ ³£ ¹£° ¶ ®£ ³°±µ±° ¶ µ ¶¹µ± ´­¶º­ ¹ °½µ£ ½µ¸µ ¶º° ¶ ° ¶¹° ¯° µ » £°  »±Á ¯ ° ð³ GCS ¯­À³­± ¼°½°·° ²µ²£ ³  ±­°®°° ¶ ½£²Á ¹­ ¶»£ ®°¶ º°´¸° ¯° ¶ CT scan ²° ®° ²­´ ­ ¯£ ±» °°¶ ° ð ³ ¹­ ¯½° ®°²

outcome²­¶®­ ¯£ ¹°¼­®­ ¯°±­²° ³°»­ ®° ¶ºÓ¸­ ¯° ¹¶Á ¶Á²­¯°» £ ¾

Bahan dan cara kerja Õ Ö°» £­ ¶ ¼­®­ ¯° ±­² ° ³° » ­ ®° ¶ºÓ¸­¯° ¹ ·° ¶º ´°»µ± ±­ IG× ®£ °´¸£³ ®° ¹° À°± ¹Á ¯ÓÀ °± ¹Á ¯ ·° ¶º ´ ­¶ ­¶¹µ±° ¶ Áµ ¹ ¼Á´­ ¸­ ¯µ² ° µ» £°  GCS ° ð³  ° ®° ¹£®°± ¶ ·° ½£ ²Á ¹­ ¶» £ ÎØ ÙÚ ´ ´HºÏ ¯­À³­± ¼°½ °·°  ®° ¶ ½°» £ ³ CT scan ±­² ° ³° έ¢ ° ³µ°» £ º°´¸ ° ¯°¶»£ » ¹­ ¯¶° ®°¶ ³­ » £ ®£ Á ¹°± Ï¾Ö °» £ ­¶ ¹­ ¯» ­¸µ ¹ ·°¶º ¸µ±° ¶®££¶®£±°»£ ±° ¶ Á²­ ¯°» £ ®£ ¯° ð ¹ » ­»µ°£ »¹° ¶®° ¯ ²­ ¯° à °¹° ¶ ±Á ¶» ­ ¯¢ ° ¹£À » ­»µ°£ ®­ ¯°Ò ° ¹ ¼­® ­¯° ±­²° ³° ¶·° ¾ Û­´ µ ®£° ¶ ²° ®° ½°¯£ ±­ Ó ÜÝ ®£°´¸£³ ®° ¹° Áµ ¹ ¼Á´ ­ ²°»£ ­ ¶ ®­¶º° ¶ ´­¶ ººµ ¶°±° ¶ » ±Á ¯

I¶®­±» ¿°¯¹½­ ³¾ Û­´µ ®£° ¶ ®£ ° ¶°³£»° °®° ¹£®°± ¶ ·° ½µ¸µ ¶º°¶ À°± ¹Á ¯ÓÀ°± ¹Á ¯ ¹­ ¯» ­¸µ ¹ ®­ ¶º° ¶outcome²­ ¶®­¯£ ¹°

HasilÕÞÁ ¹° ³ 46 ²­ ¶®­¯£ ¹ °¼­ ®­ ¯°± ­²° ³°» ­ ®°¶ ºÓ¸ ­ ¯°¹´ ­¶Ò ° ³° ¶£²­¯° ð ¹°¶±Á ¶»­ ¯¢° ¹£À ¾ Û­ ³£´ ° À°± ¹Á ¯ ²­¶­ ¶¹µ Á µ ¹ ¼Á´ ­ ®£° ¶° ³£ » ° » ¹ ° ¹£ »¹£± ´­ ¶ººµ ¶°±° ¶ ¹°¸µ ³°» £ » £ ³° ¶º ChiÓ

Square ®­ ¶º°¶ »±Á ¯ I¶ ®­±» ¿° ¯¹½­ ³ µ ¶¹µ± ´ ­¶­ ¶¹µ±° ¶ ½µ¸µ ¶º° ¶ ±­ ®µ° ¢°¯£°¸­ ³ ¹­ ¯» ­¸µ ¹ ¾×£®°²°¹£ µ»£ ° ÎAsymp. Syg ß ÚÂÚÚàÏ ¹ ­ ±° ¶°¶ ®°¯°½ »£ » ¹Á ³£ ± ΰ»·´² ¾Ô ·´ ² ß ÚÂÚÚÚÏ ¯­À³ ­± ¼°½ °·° ² µ²£³ ÎAsymp. Syg ß ÚÂÚÚÚÏ ´­´ £ ³£±£ ½µ¸µ ¶º° ¶ ®­¶º° ¶ » ±Á ¯ ¿° ¯¹½ ­ ³¾Þ£®°± ®£Òµ´ ²°£° ®° ¶·°½µ¸µ ¶º° ¶° ¶¹°¯° G¬Ô° ð ³ ÎAsymp. Syg ßÚÂàáâ Ï®° ¶ º°´¸ ° ¯°¶CT scan±­² °³°ÎAsymp. SygßÚÂÚãÜ Ï®­¶º° ¶» ±Á ¯I¶®­±»¿° ¯¹½­³ ¾

Kesimpulan : ×£ ²­ ¶­ ³£¹£ ° ¶ £ ¶£ µ» £ °Â ¹­±°¶° ¶ ®°¯°½ » £»¹Á ³£± ° ð³ ®°¶ ¯­À³­± ¼°½°·° ²µ²£ ³ ´­´£³£ ±£ ²­ ¯° ¶° ¶ ¹­ ¯½°®°² outcome λ±Á¯ I¶®­±» ¿° ¯¹½ ­ ³ Ï ²­ ¶®­¯£¹° ¼­ ®­ ¯° ±­²° ³° » ­ ®°¶ ºÓ¸­¯° ¹¾ Ô­ ®°¶º± ° ¶ GCS ° ð ³ ®°¶ º°´¸°¯°¶ CT scan ±­²° ³° ¹£®°± ´­´ ²­ ¶º°¯µ½£outcome²­ ¶®­¯£ ¹°¼­®­¯°±­² °³°»­®° ¶ºÓ¸­ ¯° ¹

Kata kunciÕ¼­ ®­ ¯°± ­² ° ³° µ» £° ¹­±° ¶° ¶®° ¯°½»£ » ¹Á ³£ ±° ð ³Â¯­À³­±¼°½°·° ÂGCS° ð ³Â


(28)

ä åææ

íîjective ï Hð ñò æ óô õöæð ÷ æ ÷ ñ ø ñô ùö ú ñõ÷ð ùû ü ýð ø ù÷ü ùûü ðó öð ÷ õþü æó ÿð öøñóðóü òæ ÷ ñ æþ æü ñ ûüð ö ü ýð ñúúæòðóü ùøð ùû ü ýð øù÷ü òùøæó ñóü ûñúüùö ùó üýð ÿöùó ù÷æ ÷ ùû ùõüú ùøðñöðñ ð æ óæü æ ñþ Gþ ñ÷ ùùøñ ú ñþ ð÷ú ù öðG üýðþæýüöðûþ ðäü ýð÷ü ñüðùû ý ÿùüðó ÷æ ùó ñó ò ÷úñó æ ø ñð÷ ñü ü ýð æ óæü æ ñþ ðäñøæ ó ñü æ ùó ñöüýðþ Ió ò ðä æ ÷ ñ øð ñ÷ õöð øðóüü ùùþüýñüæ ÷åð ö÷æ ø ÿþð ðñ÷ü ùòùñó òõ÷ð ûõþü ùðå ñþ õñü ðü ýðòð ÿðó òðó úð ùûü ýðÿñü æðóüÿñü æðóü÷æó òðÿðó òðó úð æüýñúüæ åæü æð ÷ùûòñæ þþ æåæ ó ü ùøðñ÷ õöðÿñü æðóü ùõüú ùøð ÷ ÷ü õò ñ÷ ñó ñþð ò üù ñ÷÷ð ÷ ÷ ü ýð öð þ ñüæùó ÷ ýæ ÿ ðü ððó ñ ð æóæü æ ñþ G ÷úùöð ÿõÿæþ þ ñö þæýü öð ûþ ðä ü ýð ÷ü ñüð ùû ý ÿùüðó÷æ ùó ñó ò ýð ñò ÷ú ñó ñü üýð æóæ üæñþ ðäñøæ ó ñü æ ùó æüýü ýðùõüú ùøð ÷ù ûÿñüæ ðóü ÷ ýùòæòó ùüõó òð ö ù÷õö æú ñþÿö ùúð òõöð

Methods ï ñüæ ðóü÷æ ü ý ø ùòð öñüð÷ ðåðöðýð ñò æ óô õöæð ÷ ýùñööæåð ò ü ù üýðð øð ö ðó ú öùùø üýðûñúü ùö÷üý ñüòð ü ðöøæóðü ýðùõü úùøððöðöðú ù öòð òæóúþ õòæ óñð æ óæü æ ñþ G ÿöð÷ðóú ðùöñ ÷ ðóú ðùû ý ÿ ùü ðó ÷æùó øøH þ æ ýüöð ûþ ðäñó ò ü ýð öð ÷ õþ ü ÷ ùûýðñò ÷ú ñó ÷æ÷üð öó ñ òð÷ú öæÿü æ ùó ñó ò ðå ñþõñü æ ùó ùû þð ÷æ ùó ÷ æ ó ü ýð öñæó ñüæ ðóü ÷ ýù÷ð ó ùü æ ó òæú ñüð ò ûùö ÷õöðö üýðó ü öðñü ðò ñúú ù öòæ ó ü ù ÷üñó òñöò ú ùó ÷ð öå ñü æåð ü öð ñü øðóü ñúúùöòæó ü ù üýð òð öð ð ùû ýð ñò æ óôõö ýðó ùó ü ýð ü ý òñ ñûüðö ñò øæ÷÷æùó ü ýð ÿñüæ ðóü ùõüú ùøð òñü ñ úñÿüõöð ò õ÷æ ó ü ýð ñ öü ýðþ Ió òðä ÷ú ùöð ýðó ñó ñþð ò ü ýð ÿöð÷ðóú ðùöñ ÷ ðóú ðùûü ýð ÷ðûñúüùö÷öðþñüæùó ÷ýæÿæ ü ýÿñüæ ðóüùõü úùøð

Resultsï üùü ñþ ùû 46 ÿñü æðóü ÷ æüý ø ùòð öñü ð÷ðå ð öð ý ðñò æ óô õö õó òð ö ùæó ú ùó ÷ð öå ñüæ åð üöð ñüøðóü ýð ûæåð òðüð öøæ ó ñóü ÷ ùû ùõü úùøð ðöð ñó ñþð ò ÷ü ñü æ ÷üæ úñþ þ õ÷æó ýæ÷õñöð úöù÷ ÷ ü ñ õþ ñü æ ùó æ ü ý ñ ñöü ýðþ ÷ú ùöð üù òðü ðöøæóð üýð öðþ ñüæùó ÷ ðü ððó ü ýð üù å ñöæñ þ ð ÷ Ió ùõö ÷üõò ñ ð ñ ÷ ø ÿ ÷ æ óæ üæñþ ÷÷ü ùþ æú þ ùùòÿöð÷ ÷ õöðñ÷øÿøÿ ÿõÿæ þþñö þæ ýüöð ûþ ðäñ÷øÿ ýñ÷ ñ öðþñü æ ùó ÷ ýæ ÿ æüý ñ ÷ú ùöð ùû ñ öü ýðþ ùü ûùõó ò ñó ñ÷ ÷ ùúæñüæùó ðü ððó æóæ üæñþ G ñ÷øÿø ÿ ñó òýð ñò÷ú ñóæ ø ñ ð ÷ñ÷ø ÿøÿ æ ü ý ñ÷ú ùöð ùûñ öüýðþ

Conclusionï Ióüýæ ÷÷ü õòñ ð æ óæüæñþ÷ ÷ü ùþ æú þù ùòÿöð÷ ÷ õöðñó òÿõÿæþ þ ñöþæýüöð ûþðä ýñ÷ ñ öùþ ð ùó üýð ùõü úù øð ñöü ýðþ ÷ ú ùöð ÿñü æð óü÷ æ ü ý øùòð öñüð÷ ðåð öð ýð ñò æ óô õö ýæþ ð ü ýðæ óæü æ ñþ G ñóò ÷ú ñó æ ø ñ ð ù ûü ýð ýð ñò òùð ÷óùü ñûûðúüüýð ùõü úùøð ùû ÿñüæ ðóü ÷æ ü ýø ùòðöñüð÷ðåð öðý ðñòæ óô õö

Keywordsï ýð ñò æóô õö ñð æ óæü æ ñþ ÷÷ü ùþ æú þ ùùò ÿöð ÷÷ õöð þ æ ýü öðûþðä æ óæü æ ñþ G ÷ú ñóùûüýðýð ñò ñöüýðþIó òðä÷ú ùöð ùõü ú ùøð


(29)

1

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di negara-negara berkembang, trauma merupakan penyebab kematian terbanyak pada populasi penduduk dibawah usia 45 tahun. Cedera kepala menjadi hampir sebagian penyebab kematian dari keseluruhan angka kematian yang diakibatkan trauma, yang sebagian besarnya mengakibatkan kematian pasien akibat trauma setelah masuk ke rumah sakit. Cedera kepala juga merupakan penyebab utama yang paling sering mengakibatkan kecacatan permanen setelah kecelakaan dan kecacatan tersebut dapat terjadi meskipun pada pasien dengan cedera kepala derajat ringan (Selladurai,2007; Pascual dkk,2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis penderita cedera kepala berat. Berbagai faktor yang telah diselidiki meliputi usia, mekanisme cedera kepala, cedera sistemik, alkohol dan obat-obat lain, derajat kesadaran, gangguan pada batang otak, gambaran pemeriksaan imaging (Computed Tomography Scan;CT scandanMagnetic Resonance Imaging;MRI), efek peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK), aliran darah otak (Cerebral Blood Flow;CBF) dan tekanan perfusi sentral (Central Perfusion Pressure;CPP), faktor-faktor biokimiawi seperti katekolamin dan creatine kinase BB isoenzym. Beberapa faktor yang paling dominan adalah usia, kerusakan jaringan otak pada awal cedera, skor awal


(30)

2

Glasgow Coma Scale(GCS), diameter pupil dan reaksi cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal (Sastrodiningrat,2006).

Menurut Madikian (2006) faktor-faktor lain yang secara signifikan berpengaruh terhadap prognosis pasien cedera kepala meliputi kadar gula darah, suhu tubuh, konsentrasi laktat otak dan jumlah platelet. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk memahami patofisiologi cedera kepala berat serta faktor-faktor yang mempengaruhi prognosisnya.

Apabila dokter telah mengetahui faktor-faktor tersebut akan mempermudah dalam memberikan penjelasan yang akurat terhadap keluarga penderita, untuk menentukan apakah suatu tindakan agresif dan suportif akan diteruskan atau dihentikan (Sastrodiningrat,2006).

1.2. Rumusan Masalah

Apakah usia, skor awal GCS, reflek pupil terhadap cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scanpada pemeriksaan awal mempengaruhi outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek pupil terhadap cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcomependerita cedera kepala sedang-berat non operasi.


(31)

3

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi

1.4.2. Tujuan khusus

Mengetahui hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcomependerita cedera kepala sedang-berat non operasi.

1.5. Manfaat

1.5.1. Bidang akademik/ilmiah

Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang bedah saraf, khususnya tentang hubungan antara hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcomependerita cedera kepala sedang-berat non operasi.

1.5.2. Bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan pelayanan penderita cedera kepala, khususnya pelayanan di bidang bedah saraf.


(32)

4

1.5.3. Bidang pengembangan penelitian

Memberikan data awal terhadap departemen bedah saraf tentang hubungan antara hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi.


(33)

5

! 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Tingginya angka mortalitas yang disebabkan cedera kepala berat bervariasi dari 30 % sampai 50 %. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan angka survival meliputi nilai GCS rendah, usia lanjut, dijumpainya hematom intrakranial dan keadaan sistemik lain yang memperberat keadaan cedera kepala. Penelitian lain menunjukkan, 30-60 % pasien cedera kepala dengan Intra Cranial Pressure (ICP) tidak terkontrol meninggal dan berbeda dengan penelitian besar lainnya dijumpai hasil outcome yang lebih baik dengan cacat sedang (Moulton,2005).

Menentukan prognosis untuk penderita-penderita dengan cedera kepala berat seringkali sulit, suatu upaya yang selalu menjadi beban bagi spesialis bedah saraf. Sebuah prognosis yang akurat adalah sangat penting untuk membuat suatu keputusan apakah informed consent diberikan atau tidak. Demikian juga halnya dengan sejawat di unit gawat darurat dan para spesialis yang bekerja di unit perawatan intensif ingin mengetahui bila suatu tindakan penunjang secara agresif harus dilaksanakan atau hanya sekedar perawatan berdasarkan faktor kemanusiaan. Kenyataannya walau dokter dokter yang paling berpengalaman pun sulit untuk menentukan prognosis akhir segera setelah cedera. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penilaian klinik (clinical assessment) awal, lamanya penyembuhan


(34)

6

pada penderita cedera berat, dan banyaknya faktor dan variabel yang mempengaruhi prognosis penderita cedera kepala berat. Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk memperlihatkan hubungan faktor-faktor prognosis tersebut dengan outcome yang dicapai hasil yang bermacam-macam. Dengan adanya parameter-parameter prognosis yang lebih baru dan berbagai tes-tes penunjang telah menolong menentukan potensi untuk penyembuhan fungsional ( functional recovery) (Rovlias,2004; Sastrodiningrat,2006).

Meski masih dijumpai keraguan terhadap faktor-faktor tersebut berdasarkan penilaian klinis terhadap prognosis pada cedera kepala, hubungan salah satu faktor terhadap faktor lain dalam peranannya terhadap prognosis pasien cedera kepala juga masih diperdebatkan. Hal ini yang masih menjadi acuan bahwa faktor-faktor prognosis tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya variabel dalam keberhasilan menentukan keputusan pengobatan. Namun, tidak bisa tidak, faktor-faktor tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan penanganan pasien (Bahloul dkk,2009; Kan dkk, 2009).

2.2. Faktor Epidemiologik

Faktor epidemilogik yang terpenting adalah usia dan setelah itu adalah mekanisme cedera itu sendiri. Terdapatnya trauma ganda atau keadaan hipoksia dan hipotensi juga mempengaruhi prognosis (Sastrodiningrat,2006).


(35)

7

2.2.1. Usia

Usia merupakan faktor kuat yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas. Banyak literatur menyebutkan penderita cedera kepala usia anak-anak lebih memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Pengaruh signifkan ini tidak bisa menjelaskan hubungan penderita intraserebral hematom yang dikelompokkan dengan usia dengan komplikasi sistemik yang terjadi. Peningkatan usia merupakan faktor independen kuat denganoutcome yang buruk pada penderita usia di atas 60 tahun (Chessnut, 2000; Letarte, 2008).

Penelitian prospektif oleh Traumatic Coma Data Bank (TCDB) memperlihatkan kecelakaan kenderaan bermotor, 55% terjadi pada usia 15-25 tahun, 5% diantaranya meninggal. Pasien usia tua memiliki outcome yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien usia muda. Penelitian menurut TCDB, memperlihatkan adanya peningkatan dijumpainya penyakit sistemik sejalan dengan peningkatan usia. Dijumpai peningkatan signifikan persentase outcome yang buruk (meninggal dan status vegetatif) pada pasien-pasien usia di atas 56 tahun yang disertai adanya penyakit sistemik pada diri penderita. Hubungan ini tidak dijumpai pada pasien usia muda (Bahloul dkk,2009; Chessnut,2000).

Tampak adanya korelasi negatif antara usia yang bertambah dan penyembuhan pada cedera kepala berat. Didalam beberapa penelitian, usia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi penyembuhan. Penderita -penderita cedera kepala berat diatas umur 65 tahun akan mempunyai angka


(36)

8

mortalitas dua kali lebih besar dibandingkan penderita-penderita yang berumur dibawah 65 tahun (Sastrodiningrat,2006).

Bila ditentukan skor GCS pada waktu masuk dirawat dan adanya lesi massa ekstra-aksial, maka penderita-penderita yang lebih tua selalu lebih buruk daripada yang lebih muda usianya (Volmerr,1991). Gambaran klinis cedera kepala berat berbeda-beda, tergantung pada usia penderita. Kejadian tindakan operasi juga meningkat sehubungan dengan meningkatnya usia, demikian pula mortalitas akan meningkat karena adanya lesi massa (mass lesion ). Anak anak dan orang dewasa muda dengan cedera kepala cenderung untuk mendapat cedera difus, misalnya cedera akson difus (difffuse axonal injury ; DAI) atau edema serebral , dan secara keseluruhan mempunyai mortalitas yang lebih rendah. Bruce dkk (1987) melaporkan bahwa 90% anak anak penderita cedera kepala berat dari suatu seri penelitian, mendapat penyembuhan yang baik atau dengan defisit neurologik ringan. Di San Francisco General Hospital, anak-anak dengan cedera kepala berat yang menunjukkan herniasi transtentorial, 53% menunjukkan penyembuhan yang baik atau dengan defisit neurologik ringan sedangkan sisanya meninggal tetapi tidak seorangpun berada dalam keadaan vegetatif atau dengan defisit neurologik berat (Andrews,1989; Bruce,1987).

Penderita penderita dewasa muda lebih sering mendapat cedera akson difus (DAI) tanpa adanya lesi massa ekstra-aksial, tetapi pada usia yang makin meningkat, kejadian perdarahan subdural (PSD) akut dan perdarahan intraserebral ( PIS ) juga meningkat dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan


(37)

9

morbiditas. Kejadian perdarahan subarakhnoid traumatik (traumatic subarachnoid hemorrhage ; tSAH), kompresi ventrikel, kompresi sisterna basal, dan pergeseran garis tengah (midline shift) juga sesuai dengan peningkatan usia dan berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk (Sastrodiningrat,2006).

Pada pemeriksaan klinis awal, pada penderita usia tua ditemukan gangguan-gangguan yang lebih buruk dibandingkan dengan penderita-penderita yang lebih muda. Gutterman dan Shenkin (1979) menemukan bahwa penderita -penderita usia tua jarang pulih dari keadaan deserebrasi dibandingkan dengan penderita-penderita usia muda. Pasien dewasa yang pada pemeriksaan awal waktu dirawat menunjukkan herniasi transtentorial mempunyai penyembuhan fungsional 18% dibandingkan dengan 55% pada anak- anak kecil dan anak belasan tahun, 70% penderita dewasa meninggal dibandingkan dengan 45% pada anak anak kecil dan anak belasan tahun.

Usia adalah faktor yang kuat dalam mempengaruhi prognosis pada umumnya disepakati bahwa anak anak bernasib lebih baik daripada orang orang tua berusia lanjut. Pengaruh yang bermakna dari usia bukan karena adanya komplikasi sistemik atau hematoma intraserebral sesuai dengan pertambahan usia. Meningkatnya usia adalah faktor independen di dalam prognosis, terjadi peningkatan outcome buruk yang bermakna pada usia > 60 tahun (Sastrodiningrat,2006).


(38)

10

2.2.2. Hipotensi

Hipotensi, yang bisa muncul kapan saja akibat trauma, telah dijadikan prediktor utama terhadap outcome pada pasien cedera kepala berat. Hipotensi merupakan faktor yang sering ditemukan diantara kelima faktor terkuat yang mempengaruhi outcome pasien cedera kepala. Riwayat penderita dengan kondisi hipotensi berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien cedera kepala (Chessnut, 2000; Demetriades, 2004).

Terdapatnya cedera sistemik ganda terutama yang berhubungan dengan hipoksia sistemik dan hipotensi (tekanan sistolik < 90 mmHg), memperburuk prognosis penyembuhan (Bowers,1980). Miller dkk(1978) menemukan 13% penderita dengan hipotensi dan 30 % dengan hipoksia pada saat tiba di unit gawat darurat. Diantara penderita cedera kepala, hipotensi biasanya disebabkan kehilangan darah karena cedera sistemik; sebagian kecil mungkin karena cedera langsung pada pusat refleks kardiovaskular di medula oblongata. Newfield dkk (1980) mendapatkan angka mortalitas 83% pada penderita-penderita dengan hipotensi sistemik pada 24 jam setelah dirawat, dibandingkan dengan angka mortalitas 45% dari penderita-penderita tanpa hipotensi sistemik. Penambahan morbiditas dari hipotesi sistemik bisa sebagai akibat cedera iskemik sekunder dari menurunnya perfusi serebral.

Hipotensi yang ditemukan mulai dari awal cedera sampai selama perawatan penderita merupakan faktor utama yang menentukanoutcomependerita penderita cedera kepala berat, dan merupakan satu-satunya faktor penentu yang


(39)

11

dapat dikoreksi dengan medikamentosa. Adanya satu episode hipotensi dapat menggandakan angka mortalitas dan meningkatkan morbiditas, oleh karenanya koreksi terhadap hipotensi terbukti akan menurunkan morbiditas dan mortalitas (Rovlias,2004; Sastrodiningrat,2006).

2.2.3. SkorGlasgow Coma Scale

Glasgow coma scale (GCS) diciptakan oleh Jennett dan Teasdale pada tahun 1974. Sejak itu GCS merupakan tolok ukur klinis yang digunakan untuk menilai beratnya cedera pada cedera kepala berat. Glasgow coma scale seharusnya telah diperiksa pada penderita penderita pada awal cedera terutama sebelum mendapat obat-obat paralitik dan sebelum intubasi; skor ini disebut skor awalGCS(Chessnut, 2000; Sastrodiningrat,2006).

Derajat kesadaran tampaknya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesempatan hidup dan penyembuhan. Glasgow coma scalejuga meupakan faktor prediksi yang kuat dalam menentukan prognosis, suatu skor GCS yang rendah pada awal cedera berhubungan dengan prognosis yang buruk (Davis dan Cunningham, 1984). Menurut Sastrodiningrat (2006) yang mengutip pendapat Jennet dkk, melaporkan bahwa 82% dari penderita-penderita dengan skorGCS 11 atau lebih, dalam waktu 24 jam setelah cedera mempunyai good outcome atau moderately disabled dan hanya 12% yang meninggal atau mendapat severe disability. Outcome secara progresif akan menurun kalau skor awal GCS menurun. Diantara penderita penderita dengan skor awal GCS3 atau 4 dalam 24


(40)

12

jam pertama setelah cedera hanya 7% yang mendapat good outcome atau moderate disability. Diantara penderita penderita dengan skorGCS3 pada waktu masuk dirawat, 87% akan meninggal.

Kehilangan kesadaran yang lama, dalam banyak hal tidak prediktif terhadap outcome yang buruk. Menurut Sastrodiningrat (2006) yang bersumber dari hasil penelitian Groswasser dan Sazbon, telah melakukan tinjauan penyembuhan fungsional dari 134 penderita dengan gangguan kesadaran selama 30 hari. Hampir separuhnya mempunyai ketergantungan total didalam aktifitas kehidupan sehari hari , dan 20% yang lain mempunyai ketergantungan terbatas. Biasanya penderita yang sembuh adalah pada usia dibawah 30 tahun dengan fungsi batang otak yang baik.

2.2.4. Diameter pupil dan reaksi cahaya

Reflek pupil terhadap cahaya merupakan pengukuran secara tidak langsung terhadap adanya herniasi dan cedera brainstem. Secara umum, dilatasi dan fiksasi dari satu sisi pupil menandakan adanya herniasi, dimana gambaran dilatasi dan terfiksasinya kedua pupil dijumpai pada cedera brainstem yang irreversible. Keterbatasan penilaian prognosis terjadi pada pupil yang mengalami dilatasi dan terfiksasi akibat trauma langsung ke bola mata tanpa mencederai saraf ketiga intrakranial atau disertai cederabrainstem(Chessnut, 2000).

Penelitian klinis untuk mengamati prognosis terhadap reflek cahaya pupil telah dilakukan dalam berbagai metodologi. Sebagian penelitian tersebut meneliti


(41)

13

ukuran dan reaksi pupil terhadap cahaya. Sebagian penelitian tersebut hanya mencatat ada tidaknya dilatasi tanpa memandang ukuran pupil (Pascual dkk,2008; Letarte, 2008).

Abnormalitas fungsi pupil, gangguan gerakan ekstraokular, pola-pola respons motorik yang abnormal seperti postur fleksor dan postur ekstensor, semuanya memprediksikan outcome yang buruk setelah cedera kepala berat (Andrews,1989; Rovlias,2004) .

Sastrodiningrat (2006) bersumber dari penelitian yang dilakukan Sone dan Seelig menyatakan bahwa anisokor, refleks pupil yang tidak teratur atau pupil yang tidak bereaksi terhadap rangsang cahaya biasanya disebabkan karena kompresi terhadap saraf otak ketiga atau terdapat cedera pada batang otak bagian atas, biasanya karena herniasi transtentorial. Dalam suatu tinjauan terhadap 153 penderita dewasa dengan herniasi transtentorial, hanya 18% yang mempunyai penyembuhan yang baik. Diantara penderita dengan anisokori pada waktu masuk dirawat dengan batang otak yang tidak cedera, 27% mencapai penyembuhan yang baik, akan tetapi bila ditemukan pupil yang tidak bergerak dan berdilatasi bilateral, secara bermakna ditemukan hanya 3.5% yang sembuh. Penderita penderita dengan pupil yang anisokor yang mendapat penyembuhan baik cenderung berumur lebih muda, dan refleks refleks batang otak bagian atas yang tidak terganggu. Sone dkk, melaporkan 10 dari 40 (25%) penderita dengan satu pupil berdilatasi ipsilateral terhadap suatu perdarahan subdural (PSD) mencapai penyembuhan fungsional. Seelig dkk melaporkan hanya 6 dari 61 (10%) penderita


(42)

14

dengan dilatasi pupil bilateral yang mencapai penyembuhan fungsional. Dengan demikian, gangguam gerakan ekstraokular dan refleks pupil yang negatif juga berhubungan dengan prognosis buruk.

Diameter pupil dan reaksi pupil terhadap cahaya adalah dua parameter yang banyak diselidiki dan dapat menentukan prognosis. Di dalam mengevaluasi pupil, trauma orbita langsung harus disingkirkan dan hipotensi telah diatasi sebelum mengevaluasi pupil, dan pemeriksaan ulang harus sering dilakukan setelah evakuasi hematoma intraserebral (Pascual,2008; Moulton,2005; Volmerr; 1991).

2.2.5. Pemeriksaan imejingCT scan

Penemuan awal pada CT Scan penting dalam memperkirakan prognosis cedera kepala berat. SuatuCT scanyang normal pada waktu masuk dirawat pada penderita-penderita cedera kepala berat berhubungan dengan mortalitas yang lebih rendah dan penyembuhan fungsional yang lebih baik bila dibandingkan dengan penderita-penderita yang mempunyai CT Scan abnormal, walaupun pada penderita-penderita dengan skor GCS awal 3 atau 4 (Ono J dkk,2001; Davis,1984). Sastrodiningrat (2006) bersumber dari hasil penelitian Robertson dkk, melaporkan diantara 95 penderita cedera kepala berat, 39% mempunyai CT scannormal ; 79% dari penderita-penderita ini mencapai penyembuhan yang baik, hanya 7% yang mengalami cacat berat.


(43)

15

Lobato dkk (1983), mengelompokkan hasil CT scan berdasarkan bentuk anatomi menjadi delapan kelompok. Pengelompokan ini memperlihatkan hasil prediksi yang lebih kuat.

Tabel 2.1

Classification of CT Lesions and Outcome(Lobato, 1983) CT Findings

No Lesions

Extracerebral Hematoma

Extracerebral Hematoma and Swelling Bilateral Swelling

Single Brain Contusion Multiple Unilateral Contusion Multiple Bilateral Contusion Diffuse Axonal Injury

Terdapatnya hematoma intraserebral yang harus dioperasi berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk sama halnya bila sisterna basal tidak tampak atau adanya kompresi terhadap sisterna basal. Lesi massa terutama hematoma subdural dan hematoma intraserebral berhubungan dengan meningkatnya mortalitas dan menurunnya kemungkinan penyembuhan fungsional. Demikian juga halnya didapat 26% - 53% tSAH pada penderita dengan cedera kepala berat dan kebanyakan berlokasi pada konveksitas otak. Dengan adanya tSAH , angka mortalitas akan meningkat dua kali lipat ; tSAH di dalam sisterna basal menyebabkan unfavorable outcome pada 70% dari penderita. tSAH adalah faktor independen yang bermakna didalam menentukan prognosis (Sastrodiningrat, 2006).


(44)

16

Marshall dkk (1991), dalam publikasinya di Traumatic Coma Data Bank, memperkenalkan klasifikasi baru yang mengelompokkan DAI lebih dalam lagi, yang menggambarkan munculnya tanda-tanda peningkatan (contoh, sisterna basalis yang menyempit ataupun tidak terlihat),midline shift, dan dijumpainya lesi massa (Table 2.2).

Tabel.2.2

KlasifikasiCT Scan(Marshall dkk,1991)

"#$egori %efenisi

Diffuse Injury I (no visible pathology)

No visible intracranial pathology seen on CT scan. Diffuse Injury II Cisterns are present with midline shift 0-5 mm and/or

lesions densities present, no high or mixed density lesion > 25 cc, may include bone fragments and foreign bodies

Diffuse Injury III (swelling) Cisterns compressed or absent with midline shift 0-5 mm, no high or mixed density lesion > 25 cc.

Diffuse Injury IV (shift) Midline shift > 5 mm, no high or mixed density lesion > 25 cc.

Evacuated Mass Lesion Any lesion surgically evacuated.

Non-Evacuated Mass Lesion High or mixed density lesion > 25 cc, not surgically evacuated.

2.3. OutcomePaska Cedera Kepala

S rbo (2010) mengutip dari World Health Organization (WHO) dan Rosenthal mengatakan bahwa outcome didefenisikan sebagai sebuah perubahan menjadi situasi tertentu yang dihasilkan dari sebuah aksi yang terjadi. Kata outcome digunakan untuk sequele, konsekuensi, dan hasil akhir atau temuan spesifik lain yang terjadi akibat cedera kepala. Outcome setelah cedera kepala


(45)

17

ditentukan berbagai faktor, seperti faktor personal pasien sebelum kecelakaan, luasnya cedera di kepala yang terjadi, keadaan klinis akibat cedera kepala sekunder, pengobatan yang diberikan, intervensi selama masa rehabilitasi dan faktor lingkungan lainnya.

Pengukuran outcome dari cedera kepala dilakukan menggnunakan skala pengukuran yang beragam. Barthel Index (BI), Glasgow Outcome Scale (GOS), Functional Independence Measure (FIM) merupakan beberapa skala pengukuran yang sering digunakan diantara banyak skala lainnya. Barthel Index merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dikerjakan dan berguna untuk mengevaluasi ketergantungan pasien (patient s independence). Skala ini sangat mudah dipahami bagi siapa saja yang menangani pasien, yang secara akurat dan cepat dalam menentukan kesepuluhitemyang terdapat didalamnya yang berkaitan dengan aktivitas hidup sehari-hari (Activities of Daily Living; ADL) (Nakao dkk, 2010; S rbo,2010).

2.3.1. Skoring Indeks Barthel

Pengukuran Indeks Barthel didasarkan pada skala yang dibuat oleh observer. Skala tersebut mencakup kemampuan buang air (personal toileting) individu, makan, berpindah dari tempat tidur ke kursi, kemampuan berjalan, mandi, berpakaian, menaiki tangga yang secara lengkap terlihat pada daftar isian Indeks Barthel di lampiran. Skoring Indeks Barthel bisa dinterpretasikan (Sinoff dan Ore,1997) didalam tabel 2.3.


(46)

18

Tabel 2.3

Intrepretasi SkorBarthel Index

Skor Activities Daily Living(ADL) 80 100 Independent

60 79 Needs minimal help with ADL 40 59 Partially dependent

20 39 Very dependent < 20 Totally dependent

Pengukuran BI bisa dilakukan sejak pasien masuk ke rumah sakit sampai pasien pulang dari rumah sakit dan bahkan bisa dijadikan pengukuran interpretasi dalam penelitian jangka panjang. Pengukuran objektif bisa dilakukan setelah penanganan medis terhadap pasien telah selesai dilakukan (established) yang biasanya bisa dimulai 24-48 jam pertama setelah penanganan dirumah sakit/ pasien masuk rumah sakit. Dan bila penilaian diperlukan setelah pasien pulang dari rumah sakit, bisa dilakukan melalui telepon. Penilaian BI melalui telepon (telephone assesments) berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan korelasi yang tidak jauh berbeda dengan penilaian secara langsung (Mahoney dan Barthel, 1965; Shinar dkk, 1987).


(47)

19

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep CEDERA KEPALA

SEDANG- BERAT NON OPERASI

- USIA - HIPOTENSI - SKOR AWAL

GCS - REFLEK

CAHAYA - CT SCAN

Barthel Index


(48)

20

&'& 3

METODOLOGI

3.1. Desain

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik cross sectional untuk menilai hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai Februari sampai dengan Maret 2011 (jadwal terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah pasien cedera kepala sedang-berat non operasi. Populasi terjangkau adalah populasi target yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat RSUP H Adam Malik Medan selama bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2011. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria.

1 6


(49)

21

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Seluruh pasien cedera kepala sedang dan berat non operasi yang datang selama periode penelitian di masukkan sebagai besar sampel penelitian.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria inklusi

1. Penderita cedera kepala sedang-berat (GCS3-13) non operasi usia18 tahun

2. Mendapatinformed consent/ persetujuan dari keluarga

3.5.2. Kriteria eksklusi

1. Penderita denganmultiple trauma

2. Penderita dibawah efek alkohol atau obat lainnya 3. Penderita dengan trauma okuli

4. Penderita yang tidak dilakukan pemeriksaanCT Scandengan berbagai alasan 5. Pasien pulang atas permintaan sendiri sebelum masa pengobatan selesai 6. Pasien meninggal dunia

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari keluarga pasien setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan.


(50)

22

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik. Izin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU.

3.8. Cara Kerja

3.8.1. Alokasi subjek

Pemilihan subjek ditetapkan secaratotal sampling.

3.8.2 Pengukuran dan intervensi

3.8.2.1. Tahap persiapan

1. Melakukan pendataan dengan melakukan alloanamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap pasien cedera kepala sedang-berat non operasi.

2. Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi

3.8.2.2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan penilaian terhadap umur, tekanan darah sistolik awal pada penilaian survei primer, status Glasgow coma scale, reflek cahaya pupil dan pembuatanCT scan

b. Parameter pengukuranGCS


(51)

23

b. Setelah resusitasi hemodinamik dilakukan c. Tidak dibawah pengaruh sedasi

c. Parameter pengukuran riwayat hipotensi

a. Diukur tekanan darah sistolik pada posisi pasiensupine

b. Nilai tekanan darah sistolik < 90 mmHg dipakai sebagai batas ukuran d. Parameter reflek cahaya pupil

a. Dilihat reflek cahaya pupil mata kanan dan kiri pasien b. Dinilai setelah resusitasi selesai dilakukan

e. Parameter penilaianCT Scan

CT scandilakukan dalam saat pasien masuk ke IGD.

f. Melakukan penilaian outcome dengan mengisi skala Barthel Index pada hari ke empat belas setelah pasien ditangani di IGD RSUP HAM .

3.8.2.3. Tahap akhir penelitian

1. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian. 2. Melakukan penyusunan dan penggandaan laporan.

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel Bebas

1. Usia

2. Tekanan darah sistolik awal 3. Glasgow coma scale


(52)

24

4. Reflek cahaya pupil 5. HasilCT Scan

Variabel tergantung

1. Barthel Index

3.10. Definisi Operasional

a. Usia kronologis adalah usia yang dihitung diatas 18 tahun sampai dengan saat dilakukan pendataan penelitian.

b. Tekanan darah sistolik awal yang dinilai adalah tekanan darah sistolik pada saat masuk ke IGD RSUP H Adam Malik.

c. Cedera Kepala sedang bila dijumpai nilaiGCS9-13. d. Cedera Kepala Berat bila dijumpai nilaiGCS3-8.

e. Reflek cahaya pupil positif adalah kondisi pupil yang mengalami kontraksi ketika diberi rangsang cahaya

f. Reflek cahaya pupil negatif adalah kondisi pupil yang tidak mengalami kontraksi/ tidak respon ketika diberi rangsang cahaya.

g. Hasil CT Scan berupa hasil abnormal berupa cedera akson difus, kondisi sisterna basalis abnormal,midline shiftdan kondisi abnormal lainnya.

h. Pasien multipel trauma adalah pasien yang menderita lebih dari satu kondisi akibat trauma yang sama


(53)

25

i. InterpretasiActivities Daily Living (ADL)berdasakan skorBarthel Index Skor Activities Daily Living(ADL)

80 100 Independent

60 79 Needs minimal help with ADL 40 59 Partially dependent

20 39 Very dependent < 20 Totally dependent

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan menggunakan program komputer (SPSSv.17). Batas kemaknaanP 0,05.

Untuk menilai hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap skor Barthel Index penderita cedera kepala sedang-berat non operasi dengan uji Chi-Square.


(54)

(55)

26

()( 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian dilakukan pada pertengahan Januari 2011 sampai dengan bulan Maret 2011. Dalam kurun waktu ini telah diambil sampel penelitian sebanyak 46 pasien yang memenuhi kriteria.

Terhadap semua sampel ini dilakukan pencatatan karakteristik (umur), pemeriksaan klinis (tekanan darah sistolik awal, kondisi pupil, skala koma Glasgow awal ), hasil pemeriksaan radiologis (CT Scan Kepala) dan pencatatan outcomecedera kepala berdasarkan skor Indeks Barthel.

4.1.1. Distribusi jenis kelamin

Distribusi jenis kelamin pasien pada penelitian ini terdiri dari pria 35 orang (76,09 %) dan wanita 11 orang (23,91 %).


(56)

27

Gambar 4.1. Distribusi Jenis Kelamin

4.1.2. Distribusi umur

Dari penelitian ini didapat jumlah sampel berumur antara 18-49 tahun berjumlah 33 orang (71,7 %) dan yang berusia diatas 50 tahun berjumlah 13 orang (28,3 %).


(57)

28

4.1.3. Distribusi nilaiGlasgow coma scaleawal

Dari penelitian ini didapat jumlah sampel dengan Glasgow Coma Scale (GCS) tujuh, delapan dan sembilan berjumlah masing-masing tiga orang (6,5 %), GCS 10 dan 13, masing-masing berjumlah sebelas orang (23,9 %), GCS sebelas berjumlah lima orang (10,9 %) danGCS12 berjumlah sepuluh orang(21,9 %).


(58)

29

4.1.4. Distribusi reflek cahaya pupil

Dari penelitian ini didapatkan pasien dengan kondisi reflek cahaya pupil positif berjumlah 42 orang (91,30 %) dan pasien dengan kondisi reflek cahaya pupil negatif berjumlah 4 orang (8,70 %).

Gambar 4.4. Distribusi Reflek Cahaya Pupil

4.1.5. Karakteristik hasilCT Scankepala

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan pasien dengan hasil CT Scan Abnormal berjumlah 40 orang (86,96 %) dan pasien dengan hasilCT Scannormal berjumlah 6 orang (13,04 %).


(59)

30

Gambar 4.5. Distribusi HasilCT ScanKepala

4.1.6. Distribusi skor indeksBarthel

Dari penelitian ini didapat jumlah sampel dengan Barthel Score 60-79 (Needs minimal help with ADL) berjumlah 16 orang (34,8 %),Barthel Score 40-59 (Partially dependent) berjumlah 15 orang (32,6 %),Barthel Score20-39 (Very dependent) berjumlah 10 orang (21,7 %), dan Barthel Score dibawah 20 (Totally dependent) berjumlah 5 orang (10,9 %).


(60)

31

Gambar 4.6. DistribusiBarthel Score

4.1.7. Karakteristik sampel

Dari 46 sampel penelitian didapatkan karakteristik sampel yang terdiri dari karakteristik umur pasien terdiri dari umur paling muda adalah 18 tahun dan umur paling tua adalah 65 tahun dengan umur rata-rata 35 tahun (SD15,72).

Dari karakteristik nilai GCSawal pasien didapati nilaiGCSterendah yang ada adalah GCS 7 dan nilai GCS tertinggi adalah GCS 13, dengan nilai rata-rata adalahGCS11 (SD18,33).

Dari karakteristik nilai tekanan darah sistolik awal didapati tekanan darah sistolik terendah adalah 70 mmHg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 170 mmHg, tekanan darah sistolik rata-rata 118 mmHg (SD18,05).


(61)

32

Dari karakteristik Barthel Score didapati skor paling rendah adalah sepuluh dan skor paling tinggi adalah 75 dengan nilai Barthel Score rata-rata adalah 45 (SD19,06).


(62)

33

4.2. Analisis Data

4.2.1. Hubungan antara umur penderita dengan skor indeks Barthel

Tabel.4.1. Tabulasi Silang Karakteristik Umur dengan Skor Indeks Barthel Umur Penderita * Barthel Score Crosstabulation

Count

Barthel Score

Total Needs minimal

help with ADL (60-79) Partially dependent (40-59) Very dependent (20-39) Totally dependent (<20) Umur Penderita

18 - 49 14 11 8 0 33

> 50 2 4 2 5 13

Total 16 15 10 5 46

Tabel.4.2. TesChi-SquareKarakteristik Umur dengan Skor Indeks Barthel Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 15.008a 3 .002

Likelihood Ratio 15.315 3 .002

Linear-by-Linear Association

8.315 1 .004

N of Valid Cases 46

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,41.


(63)

34

Uji Hipotesis :

a. H0 : Tidak ada hubungan antara umur penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

H1 : Ada hubungan antara umur penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

b. = 0,05

c. H0 ditolak jika nilaiAsymp. Sig.0,05 d. Statistik Uji

Dari Tabel Statistik di atas didapat nilaiAsymp. Sig.= 0,002 e. Kesimpulan

Karena Asymp. Sig.0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa ternyata didapati *+ *, - * hu .un/ *n antara usia penderita dengan


(64)

35

4.2.2. Hubungan antaraGCSawal penderita dengan skor Indeks Barthel

Tabel.4.3. Tabulasi Silang KarakteristikGCSAwal dengan Skor Indeks Barthel GCS Awal * Barthel Score Crosstabulation

Count

Barthel Score Total

Needs minimal help with ADL

(60-79) Partially dependent (40-59) Very dependent (20-39) Totally dependent (<20) GCS Awal Sedang (9-13)

15 14 7 4 40

Berat (3-8)

1 1 3 1 6

Total 16 15 10 5 46

Tabel.4.4. TesChi-SquareKarakteristikGCSAwal dengan Skor Indeks Barthel Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.937a 3 .268

Likelihood Ratio 3.573 3 .311

Linear-by-Linear Association

2.286 1 .131

N of Valid Cases 46

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,65.


(65)

36

Uji Hipotesis :

a. H0 : Tidak ada hubungan antara GCSawal penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

H1 : Ada hubungan antara GCS awal penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

b. = 0,05

c. H0 ditolak jika nilaiAsymp. Sig.0,05 d. Statistik Uji

Dari Tabel Statistik di atas didapat nilaiAsymp. Sig. = 0,268 e. Kesimpulan

Karena Asymp. Sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata didapati tid01 02 03 4 0 hu 5un6 0n antaraGCSawal penderita


(66)

37

4.2.3. Hubungan antara reflek cahaya pupil penderita dengan skor Indeks

Barthel

Tabel.4.5. Tabulasi Silang Karakteristik Reflek Cahaya Pupil dengan Skor Indeks Barthel

Reflek Cahaya * Barthel Score Crosstabulation Count

Barthel Score

Total Needs minimal

help with ADL (60-79) Partially dependent (40-59) Very dependent (20-39) Totally dependent (<20) Reflek Cahaya

Positif 15 15 10 2 42

Negatif 1 0 0 3 4

Total 16 15 10 5 46

Tabel.4.6. TesChi-SquareKarakteristik Reaksi Cahaya Pupil dengan Skor Indeks Barthel

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 19.078a 3 .000

Likelihood Ratio 12.969 3 .005

Linear-by-Linear Association

5.841 1 .016

N of Valid Cases 46

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,43.


(67)

38

Uji Hipotesis :

a. H0 : Tidak ada hubungan antara kondisi pupil penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

H1 : Ada hubungan antara kondisi pupil awal penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

b. = 0,05

c. H0 ditolak jika nilaiAsymp. Sig.0,05 d. Statistik Uji

Dari Tabel Statistik di atas didapat nilaiAsymp. Sig. = 0,000 e. Kesimpulan

Karena Asymp. Sig. < 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata didapati 78 79 :7 hu ;un<79 antara reflek cahaya pupil


(68)

39

4.2.4. Hubungan antara tekanan darah sistolik awal penderita dengan skor

Barthel

Tabel.4.7. Tabulasi Silang Karakteristik Tekanan Darah Sistolik Awal dengan Skor Indeks Barthel

TD Sistolik Awal * Barthel Score Crosstabulation Count

Barthel Score Total

Needs minimal help with ADL

(60-79) Partially dependent (40-59) Very dependent (20-39) Totally dependent (<20) TD Sistolik Awal

< 90 0 0 0 4 4

> 90 16 15 10 1 42

Total 16 15 10 5 46

Tabel.4.8. TesChi-SquareKarakteristik Tekanan Darah Awal dengan Skor Indeks Barthel

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 35.924a 3 .000

Likelihood Ratio 22.176 3 .000

Linear-by-Linear Association

15.804 1 .000

N of Valid Cases 46

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,43.


(69)

40

Uji Hipotesis :

a. H0 : Tidak ada hubungan antara tekanan darah sistolik awal penderita dengan hasil akhir skor Indek Barthel penderita

H1 : Ada hubungan antara tekanan darah sistolik awal penderita dengan hasil akhir skor Indeks Barthel penderita

b. = 0,05

c. H0 ditolak jika nilaiAsymp. Sig.0,05 d. Statistik Uji

Dari Tabel Statistik di atas didapat nilaiAsymp. Sig. = 0,000 e. Kesimpulan

Karena Asymp. Sig.0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa ternyata didapati => =? @ = hu AunB =n antara tekanan darah sistolik


(1)

Susunan Peneliti

Peneliti

žŸ  ž¡ ž¢£¤ ¥¦ ž§ ¨ ©ªŸ«ž¡¬ž¤ ¥­ ªž

u

¥®

y

¬Ÿ ­ ž¤¥¦ ž

t

¯ ° ®¢¯  ±­ ¨ ­£¤ ž

t

ž ²³´ ž¯±±±ž¯ µ¶·¸¸ ¹¹·¹¸¸ º¸µµ¸¸ » ¼Ÿ ½ž¬ž

t

ž¤¾³¤ ¥¿ À ®¤ ž¢ ¨ Á¿ À ¿Â£¤Áà ¢À´ ¡¦Ÿ±¢¡

u

«£´ žÃ

´Ÿ ¾ ž¦³ ¢

t

ž¿ ¨ Ä£´ ®¦ £ªž¤

£Ÿ ­£ ª¥

u

ª³ ž¤Å À¤¥¥À ¨ Ƥ ÀÇ£ ª¿ À

t

ž¿È³ ¡ ž£ ªž

t

Æ

t

žªž

Pembimbing

žŸ  ž¡ ž¢£¤ ¥¦ ž§ ¨ ­ ª®ÉŸ © ªŸ ÁŸ °®É žªÈ ž¿ ª®´ À¤ À¤¥ªž

t

ÊÈ §«È

(

Ä

)

¬Ÿ ­ ž¤¥¦ ž

t

¯ ° ®¢¯  ±­ ¨ ­£ ¡¬À¤ ž¯±Ëž¯µ¶ ¸ º¸ œµ¶ œœ¸ »µ¸¸µ ¼Ÿ ½ž¬ž

t

ž¤¾³¤ ¥¿ À ®¤ ž¢ ¨ Ì£¦ ® ªÄ£ § ž¢ ž¯Ä­ È©£ §žª

t

£ ¡£¤±¢¡

u

«£´ žÃ¿žªžÉ

´Ÿ ¾ ž¦³ ¢

t

ž¿ ¨ Ä£´ ®¦ £ªž¤

£Ÿ ­£ ª¥

u

ª³ ž¤Å À¤¥¥À ¨ Ƥ ÀÇ£ ª¿ À

t

ž¿È³ ¡ ž£ ªž

t

Æ

t

žªž


(2)

Naskah Penjelasan kepada Orangtua/Kerabat Pasien Lainnya

Ï

t

ÐÑÒÓÔ ÓÕÖ×ØÙÚÚÚ ÚÚÚÚÑÑ ÚÚÚÚÚÑ ÚÚ

Û ÜØÜÝ ÙÞß

y

Ó ÕÓ Þà àß áàß Þ ÜÞÔ ÜâÕÜß ÓÝÕÓß ãà âàÑ äÓ Þ à ãåÕæ Üâ ÒÓ Þ ØÓßá ç âÓ

y

u

áå ãÓßÕÓÓß

w

èÕÓÓßé

w

ØÜâ

tu

áÓêãàëÜÔÓ â

t

ÜÞ Üß×Ý Þ

u

ÒÜãÓÐìäíÛíÖîÛíç

ï ðãÓÞ

ñÓÝàÕ ñÜãÓßÑ Û ÓÓ

t

àß à ÕÓ Þ à êÜãÓßá ÞÜÝ Ó ÕêÓßÓÕÓß Ô Üß ÜÝà

t

àÓß

t

Üß æÓßá áÓ ÞØÓ âÓß ØÜâØÓáÓ à ÔÓâÓ ÞÜ

t

Üâ ÔÜß Üß æ

u

åÙæòåÞ Ü òÜã ÜâÓ ÕÜÔ ÓÝ Ó

t

ÜâÐÓãÓÔ êÕåâ ØÓâ

t

ÐÜÝ àß ãÜÕê ÔÓ ãÓÔÓêàÜßòÜã ÜâÓÕÜÔÓÝÓêÜãÓßáèØÜâÓ

t

ß åßåÔ ÜâÓêà Óßá

y

ãàêÜêÙÓ à ÕÓß ãÜßáÓßÙêàÓ ãÓßÕåß ãàêà

y

ÓßáãàãÜ âà

t

Ó ÓßÓ ÕÖ ÕÜ âÓ ØÓ

t

ÒÓÔ Ó ÕÖ×Ø ÙÑ

ÒÜâêÓ ÞÓ àß à ÕÓ Þà Þ åÐ åß à

z

àß ÕÜÔÓãÓ ÒÓÔÓÕÖ×ØÙ åâÓßá

t

ÙÓ Ö ÕÜâÓ ØÓ

t

ãÓ âà óóóóóóóóóóóóóóóóóóóó Ùß æ ÙÕ Þ ÜÝ Ó ÕÙÕÓß Ô Üß ã Ó

t

ÓÓß

t

Üß æÓßá Õåß ãàêà ÕÜêÜÐÓ

t

Óß ÓßÓ ÕÖÕÜâÓØÓ

t

ÒÓÔÓÕ Ö ×Ø

u

t

ÜâêÜØÙæ Ñ äÓ Þà ô ÙáÓ ÞÜÞ åÐ åß à

z

àß ÕÜÔÓ ãÓ ÒÓÔ Ó Õ Ö ×ØÙ Ùß æÙÕ Þ ÜÝÓ ÕÙÕÓß Ô ÜÞ Ü âà ÕêÓÓß õö ÷øùú ÕÜÔÓÝÓ

(

ØàÝ Ó ØÜÝÙÞ ãàÝ Ó ÕÙÕÓß êÜØÜÝ ÙÞ ÞÓêÙÕ ÕÜ ×ûë îÛíç ï ðãÓ Þ ñÓÝ à Õü ÔÓãÓ ÓßÓÕÖÕÜâÓ ØÓ

t y

Óßá êÜãÓßá ÞÜß ôÓÝÓß à Ô ÜßÓßáÓß ÓßãÓ âàÔ Üß

y

ÓÕà

t y

ÓßáãàãÜ â à

t

Óß

y

Ó

t

Ü âêÜØ

u

t

Ñ

çÜâêÜ

t

Ùô ÙÓßÕÜà ÕÙæêÜâ

t

Ó Ó ß ÒÓÔÓ ÕÖ×ØÙ

t

Ü âÐÓ ãÓÔÔÜ ÞÜâàÕêÓÓßÓßá

y

ãàÝ Ó ÕÙÕÓ ßêÜêÙÓà ãÜß áÓß Ô Üß ÜÝà

t

àÓß àß à ãà

t

ÙÓß áÕÓß ãÓÝÓ Þ ßÓêÕÓÐ çÜâêÜ

t

ÙôÙÓß Û Ü

t

ÜÝ ÓÐ ç Üß ô ÜÝ ÓêÓß

(

çÛç

)

Ñ ëÜÞ àÕàÓß

y

Ó ßá ãÓÔÓ

t

ÕÓ Þ à êÓ ÞÔÓà ÕÓ ßÑ ð

t

Óê Ô Ü âÐÓ

t

àÓß ÒÓÔ Ó ÕÖ×ØÙé ãàÙòÓÔ ÕÓßæÜâàÞÓÕÓêàÐÑ

ïåâÞÓ

t

ÕÓ Þàé çÜß ÜÝà

t

à

(

ëâÑÒÓ Þ ØÓßáç âÓ

y

u

áå

)


(3)

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

y

y

t

t

w

t

t

!" ! !

t

y

#

y

t

!

y

t

!

PERSETUJUAN

$! !!

t

t

$ !% !

t

! !

t

! "

t

$ & ' % %

z

! ! " $! !!

! ()*+,-!

(

!! !!". #/

0!1

t

! !

t

y

$

t

/

y

t

' 2 3

t

2

y

!

t

$

t

2

t

!%

y

t

t

!

y

t

4! '! % %! $

t

y

t

y

#!

y

t

t

'

y

t

!

t

!

0 25677

8 ! 8

t

y

t

t

'


(4)

(5)

Formulir/Kuisioner

Status Pasien

No. MR :

Tanggal :

Dilakukan Oleh :

Identitas Pribadi

;<= < >?????? ????????????@@ ABC

DE F < >@@@@@@@@@@@@G <HIJ

KL=M<

t

NK<J OO<PA<H FQ > @@@

RP <=<

t

SI = <H >

ANAMNESIS

C LJ

y

<TF

t y

<J OELU<J OUF< P <= F

(

V F T<<U<

)

>

PEMERIKSAAN FISIK

W XYR

w

<P Z [ \ 9 : ] ^_ ^^ ^` ^Z

KLT<J <Ja<Q <H<

w

<P @@@@@@@@@@@@@@@@==bO

CI MF P Scd

B

Sce

FE fTfQB<J F EfTfQ

b <E FPcKW g<J> ;fQ=<PBRhJ fQ= <P

Keluarga :

;<= < >

RP <=<

t

> ;f@bCB SI =<H >


(6)

THE

Patient Name

kl l l ll l ll l ll l ll l l

BARTHEL

Rater Name

:

l l ll l ll l ll l ll l ll

INDEX

Date:

:

l l l l l l l l l l l l l

Activity Score

FEEDING

mn

u

opq rs

tnoss u vws rxyz z {o |}

u

vx ~sp u { o|qz zs ~ }

u

sz y }€ ~~ s 

u

{~s v‚€ u {ƒ{suu {s

t

„ mn{ ou sx sou s o

t

l ll l ll

BATHING

mnu s x s ou s o

t

tn{ ou sx s ou s o

t (

€~{ ovw €

w

s~

)

l ll l ll

GROOMING

mnoss u vz €ws rx

w

{zwx s~ v € opryp~ s

tn{ ou sx s ou s o

t

ƒp ys … wp{~…z ss

t

w …v wp

v

{o |

(

{ ‚x rs‚so

t

vx ~€

v

{u s u

)

l l l l l l

DRESSING

mnu s x s ou s o

t

tnoss u vws rxq

u

t

yp ou€pq€

u

t

wp r ƒ

u

op{u su

„ mn{ ou sx sou s o

t (

{ oyr

u

u{o |q

u

z z € o v}

z

{xv}rpys v}szy

)

l ll l ll

BOWELS

mn{ oy€ oz { oso

t (

€ ~ossuvz€q s| {†sos os‚pv

)

tn€ y yp v {€ op rp yy{u so

t

„ mny € oz{os o

t

l ll l ll

BLADDER

mn{ oy€ oz { osoz }€~yp z wsz s~{‡supou

u

opqrsz €‚pop |sp r €os tn€ y yp v {€ op rp yy{u so

t

„ mny € oz{os o

t

l ll l ll

TOILET USE

mnu s x s ou s o

t

tnoss u vv€‚sws rx }q

t

u

ypou €v€ ‚s

t

w { o |p r €os

„ mn{ ou sx sou s o

t (

€ op ou€ ƒƒ}u ~ s v v{ o |}

w

{x{o |

)

l ll l ll

TRANSFERS (BED TO CHAIR AND BACK)

mn

u

opq rs }o€v {z z{ o |q prp o ys

tn‚pˆ€~ws rx

(

€ os€~

tw

€x s€ x rs }x w

y

v {ypr‰}ypov {

t

„ mn‚{o€~wsrx

(v

s~q p r€~x w

y

v {ypr‰

„ tn{ ou sx sou s o

t

l ll l ll

MOBILITY (ON LEVEL SURFACES)

mn{ ‚‚€ q { rs€~Št m

y

p ~uv

tn

w

wssry wp {~{ou sx sou s oz }{ oy r‹u { o |y€ ~ os ~ v }Œt m

y

p~ u v „ mn

w

p rv

w

{ zwws rx€ƒ€ osx s~v€ o

(v

s~ q pr€ ~x w

y

v{ yp r‰

Œt m

y

p~ u v

„ tn{ ou sx sou s o

t (

q

u

t

‚p

y

u

vsp o

y

p {uŽƒ€ ~sp‚xrs }

x

v

t

{ y

)

Œt m

y

p~ u v l ll l ll

STAIRS

mn

u

opq rs

tnoss u vws rx

(v

s ~q p r}x wv{ yp r }

y

yp~~{o|

y

p{u

)