Analisis Makna Kontekstual Kata دين Dῑnun Dan ملةّ Millatun Dalam Al-Qur’an Al-Karim
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa wahyu dan mendapat kemuliaan
karenawahyu Allah yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an diterima manusia
dengan menggunakan bahasa Arab, sebagai yang tertera dalam firman Allah SWT
(Q.S. 12:2) sebagai berikut:
ﺇِ ﱠﻧﺂ ﺃَ ْﻧ َﺯ ْﻟ َﻧﺎﻩُ ﻗُﺭْ ﺁ ًﻧﺎ َﻋ َﺭ ِﺑﻳًﺎ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻛ ْﻡ َﺗﻌْ ِﻘﻠُ ْﻭ َﻥ
/`innā anzalnāhu qur`ānan ‘arabiyyan la’allakum ta’qilūna/ “Sesungguhnya Kami
menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, agar kamu mengerti”
Al-Ghulayayni (2007: 7), memberikan batasan bahasa Arab sebagai
berikut:
ُ ِﻲ ﺍﻟ َﻛ ِﻠ َﻣ
ﺍﻟﻌ َﺭﺏُ َﻋﻥْ ﺃَ ْﻏ َﺭﺍﺿِ ِﻬ ْﻡ
َ ﺎﺕ ﺍﻟﱠﺗِﻰ ﻳ َُﻌﺑﱢﺭُ ِﺑ َﻬﺎ
َ ﺍﻟﻌ َﺭ ِﺑ ﱠﻳ ُﺔ ﻫ
َ ﺍﻟﻠﱡ َﻐ ُﺔ
/al-lugatu al-‘arabiyyah hiya al-kalimātu al-latī yu’abbiru bihā al-‘arabu ‘an
agrāḍihim/ “Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipakai orang Arab untuk
menyampaikan maksud mereka”.
Gramatika bahasa Arab memiliki banyak cabang ilmu. Al-Ghulayayni
(2007: 7), menyatakan bahwa bahasa Arab memiliki 13 cabang ilmu yaitu Nahwu,
Sharaf, Rasm, Ma’ani, Bayan, Badi’, ‘Arudh, Qawafiy, Qardhu Syi’r, Insya`,
Khithabah, Tarikh Adab, dan Matan Adab. Salah satunya adalah ilmu ad-Dilalah
yang mempelajari makna yang dalam istilah linguistik disebut dengan
semantik.Semantik adalah suatu kajian dalam ilmu linguistik tentang makna.
Makna mempunyai kaitan erat dengan bahasa, membahas suatu bahasa
berarti membahas pula tentang maknanya.Karena maknaadalah bagian dari
bahasa.Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jikakata digabungkan menurut
aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dalam bahasa itu. Dengan kata lain bahasa memiliki makna atau arti
yang dipahami si pemakai bahasa.
1
Chaer (2007:68-81) di dalam bukunya Kajian Bahasa, membagi makna
bahasa yaitu makna leksikal, makna gramatikal dan makna kontekstual.
Makna leksikal secara sederhana dapat dipahami sebagai makna yang
secara lahiriah dimiliki oleh kata-kata dalam suatu bahasa.Contoh dalam bahasa
Arab, kata ﺿﺮﺏ/ḍaraba/ memiliki makna lahiriah atau leksikal ‘memukul’.
Makna gramatikal secara sederhana dapat dipahami sebagai makna yang timbul
akibat proses gramatik atau tata bahasa yang menimpa kata-kata dalam suatu
bahasa. Contohnya, kata ﺿﺮﺏ/ḍaraba/ dalam kalimat ﺿﺮﺏ ﺯﻳﺪ ﺍﻟﻘﻂ/ḍaraba zaidun
'al-qiṭṭa/ ‘zaid memukul kucing itu’yang secara leksikal bermakna ‘memukul’,
namun dalam konteks lain karena berhubungan dengan kata lain dapat memiliki
makna
gramatikal
ﺿﺮﺏ ﷲ ﻣﺜﻼ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ/ḍaraba
'allāhu
maṡalan
filqur'ān/‘mengumpamakan’.
Dan makna kontekstual adalahpertamamakna penggunaan sebuah kata
(atau gabungan kata) dalam konteks kalimat tertentu; kedua, makna keseluruhan
kalimat (ujaran) dalam konteks situasi tertentu.
Sebagai contoh, dapat diperhatikan makna kata jatuh dalam kalimatkalimat berikut:
1. Kakakjatuh dari sepeda
2. Dia jatuh dalam ujian tahun lalu
3. Sekarang harga beras lagi mahal, kalau harganya jatuh lagi kita akan rugi.
Pada kalimat (1) di atas, kata jatuh mengandung makna yang sebenarnya
yaitu sesuatu yang berada di atas jatuh kebawah’. Sedangkan kata jatuh pada
kalimat (2) mengandung makna ‘ seseorang yang gagal dalam mengikuti ujian’,
dan yang terakhir pada kalimat (3), kata jatuh mengandung makna ‘harga beras
murah’.
Adapun yang ingin diteliti peneliti makna kontekstual.Peneliti ingin
mencoba meneliti makna kontektual kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/.Kata
2
ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ adalah dua kata yang memiliki persamaan makna
atau sinonim dalam bahasa Arab disebut ﻣﺮﺩﻑ/muradifun/. Dua kata ini memiliki
makna yang sama yakni ‘agama’. Kedua kata ini banyak ditemukan dalam ayat di
dalam Alqur’an.
Dalam Alqur’an, peneliti mendapati kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/
digunakan dalam ayat-ayat yang berbeda. Di beberapa ayat Allah swt
menggunakan kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan di beberapa ayat yang lain pula menggunakan
kata ﻣﻠّﺔ/millatun/. Perbedaan pemakaian kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ dalam
Al-Qur’an menjadi bukti bahwa setidaknya ada perbedaan makna di antara kedua
kata bersinonim tersebut.Hal ini mendorong keingintahuan peneliti untuk
mendalami tentang makna dari kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/.
Adapun yang mendorong peneliti untuk mengangkat masalah ini dalam
sebuah tulisan ilmiah adalah selain masalah ini belum pernah diangkat dan diteliti
sebelumnya di Departemen Sastra Arab USU, juga karena didorong rasa
keingintahuan peneliti akan makna dan perbedaan dari kedua kata yang
bersinonim yaitu ﻣﻠّﺔ/millatun/ dan ﺩﻳﻦ/dῑnun/ tersebut di atas sehingga dipakai
dalam konteks yang berbeda di dalam Alqur’an dengan harapan hasil penelitian
ini dapat membuka dan menambah khazanah akan kekayaan dan keistimewaan
bahasa Al-qur’an yaitu bahasa Arab.
1.2 Rumus Masalah
Agar penelitian ini dapat terfokus sehingga mencapai tujuannya, masalah
yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
“Apa makna kontekstual pada kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang terdapat
dalam Alqur’an?”
1.3 Tujuan Penelitian
Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
“Untuk mengetahui makna kontekstualdari kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang
3
terdapat dalam Alqur’an.”
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat penelitian anatara lain adalah :
1. Menambah pengetahuan peneliti dan pembaca dalam memahami makna
kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang terdapat dalam Alqur’an.
2. Menambah referensi bagi penelitian selanjutnya
3. Menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Departemen Sastra Arab
USU
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Library Research (Studi Kepustakaan)
dan penelitian ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu
menjelaskan dan memaparkan tentang hal yang diteliti menggunakan metode
distribusial yaitu metode yang mana alat penentunya bagian dari bahasa itu
sendiri. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an AlKarim,Kamus Al-Munawwir. Peneliti berpedoman pada buku tafsir Alqur’an
yang ditulis Al-Maragi ditunjang oleh referensi lain yang memiliki kaitan dengan
penelitian.
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Membaca berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan
b. Mengumpulkan data yang berupa ayat yang terdapat kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan
ﻣﻠّﺔ/millatun/ dengan menggunakan software Al-Qur’an digitalhy
c. Mempelajari dan mengklasifikasi data yang telah diperoleh
d. Data yang telah diklasifikasi kemudian dianalisis dengan menggunakan teori
Untuk tahap akhir, data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk skripsi.
4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa wahyu dan mendapat kemuliaan
karenawahyu Allah yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an diterima manusia
dengan menggunakan bahasa Arab, sebagai yang tertera dalam firman Allah SWT
(Q.S. 12:2) sebagai berikut:
ﺇِ ﱠﻧﺂ ﺃَ ْﻧ َﺯ ْﻟ َﻧﺎﻩُ ﻗُﺭْ ﺁ ًﻧﺎ َﻋ َﺭ ِﺑﻳًﺎ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻛ ْﻡ َﺗﻌْ ِﻘﻠُ ْﻭ َﻥ
/`innā anzalnāhu qur`ānan ‘arabiyyan la’allakum ta’qilūna/ “Sesungguhnya Kami
menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, agar kamu mengerti”
Al-Ghulayayni (2007: 7), memberikan batasan bahasa Arab sebagai
berikut:
ُ ِﻲ ﺍﻟ َﻛ ِﻠ َﻣ
ﺍﻟﻌ َﺭﺏُ َﻋﻥْ ﺃَ ْﻏ َﺭﺍﺿِ ِﻬ ْﻡ
َ ﺎﺕ ﺍﻟﱠﺗِﻰ ﻳ َُﻌﺑﱢﺭُ ِﺑ َﻬﺎ
َ ﺍﻟﻌ َﺭ ِﺑ ﱠﻳ ُﺔ ﻫ
َ ﺍﻟﻠﱡ َﻐ ُﺔ
/al-lugatu al-‘arabiyyah hiya al-kalimātu al-latī yu’abbiru bihā al-‘arabu ‘an
agrāḍihim/ “Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipakai orang Arab untuk
menyampaikan maksud mereka”.
Gramatika bahasa Arab memiliki banyak cabang ilmu. Al-Ghulayayni
(2007: 7), menyatakan bahwa bahasa Arab memiliki 13 cabang ilmu yaitu Nahwu,
Sharaf, Rasm, Ma’ani, Bayan, Badi’, ‘Arudh, Qawafiy, Qardhu Syi’r, Insya`,
Khithabah, Tarikh Adab, dan Matan Adab. Salah satunya adalah ilmu ad-Dilalah
yang mempelajari makna yang dalam istilah linguistik disebut dengan
semantik.Semantik adalah suatu kajian dalam ilmu linguistik tentang makna.
Makna mempunyai kaitan erat dengan bahasa, membahas suatu bahasa
berarti membahas pula tentang maknanya.Karena maknaadalah bagian dari
bahasa.Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jikakata digabungkan menurut
aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dalam bahasa itu. Dengan kata lain bahasa memiliki makna atau arti
yang dipahami si pemakai bahasa.
1
Chaer (2007:68-81) di dalam bukunya Kajian Bahasa, membagi makna
bahasa yaitu makna leksikal, makna gramatikal dan makna kontekstual.
Makna leksikal secara sederhana dapat dipahami sebagai makna yang
secara lahiriah dimiliki oleh kata-kata dalam suatu bahasa.Contoh dalam bahasa
Arab, kata ﺿﺮﺏ/ḍaraba/ memiliki makna lahiriah atau leksikal ‘memukul’.
Makna gramatikal secara sederhana dapat dipahami sebagai makna yang timbul
akibat proses gramatik atau tata bahasa yang menimpa kata-kata dalam suatu
bahasa. Contohnya, kata ﺿﺮﺏ/ḍaraba/ dalam kalimat ﺿﺮﺏ ﺯﻳﺪ ﺍﻟﻘﻂ/ḍaraba zaidun
'al-qiṭṭa/ ‘zaid memukul kucing itu’yang secara leksikal bermakna ‘memukul’,
namun dalam konteks lain karena berhubungan dengan kata lain dapat memiliki
makna
gramatikal
ﺿﺮﺏ ﷲ ﻣﺜﻼ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ/ḍaraba
'allāhu
maṡalan
filqur'ān/‘mengumpamakan’.
Dan makna kontekstual adalahpertamamakna penggunaan sebuah kata
(atau gabungan kata) dalam konteks kalimat tertentu; kedua, makna keseluruhan
kalimat (ujaran) dalam konteks situasi tertentu.
Sebagai contoh, dapat diperhatikan makna kata jatuh dalam kalimatkalimat berikut:
1. Kakakjatuh dari sepeda
2. Dia jatuh dalam ujian tahun lalu
3. Sekarang harga beras lagi mahal, kalau harganya jatuh lagi kita akan rugi.
Pada kalimat (1) di atas, kata jatuh mengandung makna yang sebenarnya
yaitu sesuatu yang berada di atas jatuh kebawah’. Sedangkan kata jatuh pada
kalimat (2) mengandung makna ‘ seseorang yang gagal dalam mengikuti ujian’,
dan yang terakhir pada kalimat (3), kata jatuh mengandung makna ‘harga beras
murah’.
Adapun yang ingin diteliti peneliti makna kontekstual.Peneliti ingin
mencoba meneliti makna kontektual kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/.Kata
2
ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ adalah dua kata yang memiliki persamaan makna
atau sinonim dalam bahasa Arab disebut ﻣﺮﺩﻑ/muradifun/. Dua kata ini memiliki
makna yang sama yakni ‘agama’. Kedua kata ini banyak ditemukan dalam ayat di
dalam Alqur’an.
Dalam Alqur’an, peneliti mendapati kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/
digunakan dalam ayat-ayat yang berbeda. Di beberapa ayat Allah swt
menggunakan kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan di beberapa ayat yang lain pula menggunakan
kata ﻣﻠّﺔ/millatun/. Perbedaan pemakaian kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ dalam
Al-Qur’an menjadi bukti bahwa setidaknya ada perbedaan makna di antara kedua
kata bersinonim tersebut.Hal ini mendorong keingintahuan peneliti untuk
mendalami tentang makna dari kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/.
Adapun yang mendorong peneliti untuk mengangkat masalah ini dalam
sebuah tulisan ilmiah adalah selain masalah ini belum pernah diangkat dan diteliti
sebelumnya di Departemen Sastra Arab USU, juga karena didorong rasa
keingintahuan peneliti akan makna dan perbedaan dari kedua kata yang
bersinonim yaitu ﻣﻠّﺔ/millatun/ dan ﺩﻳﻦ/dῑnun/ tersebut di atas sehingga dipakai
dalam konteks yang berbeda di dalam Alqur’an dengan harapan hasil penelitian
ini dapat membuka dan menambah khazanah akan kekayaan dan keistimewaan
bahasa Al-qur’an yaitu bahasa Arab.
1.2 Rumus Masalah
Agar penelitian ini dapat terfokus sehingga mencapai tujuannya, masalah
yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
“Apa makna kontekstual pada kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang terdapat
dalam Alqur’an?”
1.3 Tujuan Penelitian
Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
“Untuk mengetahui makna kontekstualdari kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang
3
terdapat dalam Alqur’an.”
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat penelitian anatara lain adalah :
1. Menambah pengetahuan peneliti dan pembaca dalam memahami makna
kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan ﻣﻠّﺔ/millatun/ yang terdapat dalam Alqur’an.
2. Menambah referensi bagi penelitian selanjutnya
3. Menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Departemen Sastra Arab
USU
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Library Research (Studi Kepustakaan)
dan penelitian ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu
menjelaskan dan memaparkan tentang hal yang diteliti menggunakan metode
distribusial yaitu metode yang mana alat penentunya bagian dari bahasa itu
sendiri. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an AlKarim,Kamus Al-Munawwir. Peneliti berpedoman pada buku tafsir Alqur’an
yang ditulis Al-Maragi ditunjang oleh referensi lain yang memiliki kaitan dengan
penelitian.
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Membaca berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan
b. Mengumpulkan data yang berupa ayat yang terdapat kata ﺩﻳﻦ/dῑnun/ dan
ﻣﻠّﺔ/millatun/ dengan menggunakan software Al-Qur’an digitalhy
c. Mempelajari dan mengklasifikasi data yang telah diperoleh
d. Data yang telah diklasifikasi kemudian dianalisis dengan menggunakan teori
Untuk tahap akhir, data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk skripsi.
4