Pengawasan Otoritas Terhadap Bumn Yang Sudah Diprivatisasi Melalui Pasar Modal

PENGAWASAN OTORITAS TERHADAP BUMN
YANG SUDAH DIPRIVATISASI
MELALUI PASAR MODAL
DISERTASI
Untuk Memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Studi Doktor (S3)
Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dibawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara
Prof. Subhilhar, MA., Ph.D Untuk Dipertahankan
Dihadapan Sidang Terbuka Senat
Universitas Sumatera Utara

OLEH
MARISI
128101018/ S3 HK

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016


PENGAWASAN OTORITAS TERHADAP BUMN
YANG SUDAH DIPRIVATISASI
MELALUI PASAR MODAL

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Studi Doktor (S3)
Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dibawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara
Prof. Subhilhar, MA., Ph,D Untuk Dipertahankan
Dihadapan Sidang Terbuka Senat
Universitas Sumatera Utara

OLEH

MARISI
128101018/HK

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

LEMBARAN PENGESAHAN
(Promosi Doktor)
Judul Disertasi

Nama
Nomor Pokok
Program Studi

: PENGAWASAN OTORITAS TERHADAP BUMN
YANG SUDAH DIPRIVATISASI MELALUI
PASAR MODAL
: Marisi
: 128101018
: Doktor (S3) Ilmu Hukum

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H.,M.H)
Promotor

(Prof. Dr. Hikmahanto Juwana,SH, LL.M,Ph.D) (Dr.Faisal Akbar Nasution,SH,M. Hum)
Kopromotor
Kopromotor

Ketua

(Prof. Dr. Suhaidi, S.H.,M.H)

Dekan

(Prof. Dr. Runtung, S.H., M. Hum)

KOMISI PENGUJI

Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H


Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S

Dr. Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama
NIM
Program Studi
Judul Disertasi

:
:
:
:

Marisi

128101018
Doktor (S3) Ilmu Hukum
PENGAWASAN OTORITAS TERHADAP BUMN YANG
SUDAH DIPRIVATISASI MELALUI PASAR MODAL

Dengan ini menyatakan bahwa Disertasi yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan
plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Disertasi saya tersebut plagiat karena kesalahan saya
sendiri, maka saya bersedia diberikan sanksi apapun oleh Program Studi Doktor Ilmu Hukum
Fakultas Hukum USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya
tersebut.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,
Januari 2016
Yang membuat pernyataan

Nama : Marisi
NIM : 128101018


ABSTRAK

Subjek penelitian ini difokuskan pada pengawasan otoritas terhadap BUMN yang sudah
diprivatisasi melalui pasar modal (go public). Pembentukan BUMN merupakan amanah Pasal 33
ayat (1) dan (2) UUD 1945, Negara diberikan wewenang untuk menguasai cabang-cabang
produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak yang dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ada dua hal penting yang dapat di maknai dari ketentuan
Pasal 33 ayat (1) dan (2) UUD 1945 tersebut, Pertama, Penguasaan negara tidak selalu diartikan
bahwa negara sebagai pemilik yang menguasai seluruh kepemilikan atas perusahaan (BUMN).
Kedua, kepemilikan swasta diakui sepanjang otoritas tetap memiliki hak untuk mengawasi.
Pemikiran pertama membuka ruang bagi terjadinya privatisasi BUMN sedangkan pemikiran
kedua membuka ruang bagi pengawasan otoritas terhadap BUMN. Privatisasi BUMN diyakini
mampu mendorong BUMN untuk bertransformasi kearah pengelolaan yang lebih efisien sesuai
tuntutan pasar. Privatisasi BUMN melalui Pasar modal pada dasarnya adalah transformasi
kepemilikan Negara kepada kepemilikan swasta yang juga dapat dimaknai sebagai peralihan
konsentrasi pengawasan Negara terhadap BUMN kepada mekanisme pasar. Pada saat BUMN
diprivatisasi melalui pasar modal, kepemilikan saham BUMN akan tersebar luas di masyarakat,
keberadaan BUMN sebagai entitas privat harus dikelola berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
diberlakukan dalam regulasi pasar modal yang tidak membedakan perusahaan milik swasta dan
BUMN. Kondisi ini tentunya kurang efektif bagi otoritas dalam melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan BUMN yang telah di privatisasi, mengingat sejumlah regulasi terkait BUMN belum
berorientasi pada pengawasan yang ideal terhadap BUMN yang go public. Dalam perjalanannya
akan sulit mengarahkan kebijakan yang di inginkan otoritas terhadap keberlangsungan BUMN
tersebut. Tujuan kesejahteraaan masyarakat yang diemban BUMN akan sangat mudah bergeser
apabila peran otoritas dalam pengawasan BUMN tidak dimaksimalkan.
Penelitian Disertasi ini dilakukan terhadap BUMN go public, data dalam penelitian ini
diperoleh dari data primer berupa wawancara langsung di lapangan pada PT. Aneka Tambang,
Tbk (Persero) dan PT. Garuda Indonesia, Tbk (Persero). Sementara itu data skunder, baik berupa
bahan hukum primer, skunder dan tersier diperoleh dari studi pustaka. Studi komparatif juga
dilakukan pada penelitian ini, yaitu pada perusahaan Petronas di Malaysia dan Temasek Holding
di Singapura. Data yang diperoleh tersebut dinalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Metode
pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan multi entry atau multi disiplin, artinya
penelitian ini bukan saja dianalisis menurut norma-norma hukum yang menyangkut privatisasi
dan pengawasan BUMN yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan (yuridis),
melainkan juga meliputi aspek non hukum seperti politik ekonomi, bisnis dan filsafat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, BUMN go public berbasis sebuah perusahaan
negara yang mempunyai tujuan untuk mensejahterahkan rakyat disamping profitisasi yang
dihasilkan dari profesionalisme sebuah usaha. BUMN go public mempunyai tujuan yang sangat
komplek. Namun sebagai perusahaan milik Negara ternyata BUMN go public mempunyai
banyak sisi lemah yang menjadikannnya perusahaan yang sangat birokratis, sehingga sebagai


perusahaan menjadikannya tidak fleksibel dan cenderung lamban. Belum lagi pengelolaan
perusahaan negara tidak bias terlepas dari pengaruh politik pemerintah yang berkuasa, cara
pandang yang salah terhadap BUMN telah menjadikannya sebuah usaha dengan peluang yang
sangat besar untuk melakukan penyimpangan. Hal ini sangat berdampak terhadap rendahnya
minat investor untuk menanamkan modalnya terhadap BUMN go public selaku emiten dalam
komunitas pasar modal. Kondisi ini menjadi alasan yang kuat untuk membangun sebuah
pengawasan yang baik dan terukur dalam pengelolaan BUMN go public, sehingga apa yang
menjadi tujuan utama dibentuknya BUMN dapat diwujudkan. Sistem pengawasan otoritas
terhadap BUMN yang sudah diprivatisasi tidak jauh berbeda dengan BUMN yang belum
diprivatisasi, pengawasan OJK terhadap BUMN go public adalah pembeda diantara keduanya.
Sebagai perusahaan yang dibentuk dengan modal dari kekayaan negara yang dipisahkan, system
pengawasan yang telah dibangun oleh otoritas selama ini tetap berlaku terhadap pengelolaan
BUMN go public tersebut, walaupun dalam ketentuan pasar modal tidak mengenal bentuk
pengawasan seperti ini. Pengawasan internal maupun eksternal yang berjalan dalam pengelolaan
BUMN go public merupakan pengawasan yang mengkombinasikan antara pengawasan yang
telah diatur dalam regulasi Perseroan Terbatas, Pasar Modal dan system pengawasan baku yang
ada di pemerintahan.
Keberadaan BUMN go public sebagai perusahaan negara yang berkiprah di pasar modal
telah menjadikannya sebagai perusahaan dengan system pengawasan yang beragam. Namun

mekanisme pengawasan yang dibangun seyogianya mampu mendongkrak kinerja BUMN go
public dalam menjalankan usahanya, bukan terkesan menjadikan BUMN go public harus
menjadi sebuah usaha pemerintah yang harus mengikuti alur birokrasi yang sangat komplek,
berbelit-belit dan sangat kaku. BUMN go public harus dipandang sebagai sebuah usaha yang
berjalan secara profesioanal, sehingga pengawasan yang dilakukan juga harus disesuaikan
dengan mekanisme korporasi yang umumnya berlaku pada perusahaan swasta lainnya.
Kehadiran otoritas yang relefan untuk mengawasi keberlangsungan sebuah BUMN go public
harus sedapat mungkin mengawasi BUMN dengan pola bussines judgement rule, sebagaimana
yang telah ditegaskan Mahkamah Konstitusi dalam amar putusannya terkait modal BUMN yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sehingga tidak ada keragu-raguan bagi BUMN go
public dalam menjalankan aksi-aksi korporasinya untuk dapat mewujudkan apa yang dicitacitakan selama ini. Urgensi pengawasan otoritas terhadap BUMN go public harus menjadi
perhatian lebih jika menginginkan kondisi BUMN yang ideal dan bermanfaat bagi pembangunan
dan kesejahterahan masyarakat. Sistem yang dibangun dalam regulasi terkait BUMN dan Pasar
Modal harus meng-cover terkait pengawasan yang efektif untuk mendukung perjalanan BUMN
yang diharapkan. Pengelolaan BUMN yang masih belum ideal dalam penerapan Good
Coorporate Governance (GCG) dan mekanisme pasar yang diberlakukan dalam BUMN yang
diprivatisasi mengisyaratkan pengawasan oleh otoritas melalui regulasi yang terstruktur dan
sistematis.
Kata Kunci : Pengawasan, Otorotas, Privatisasi BUMN, Pasar Modal.


ABSTRACT
The subject of this research is focused on Supervision of Authority towards StateOwned Enterprises that have been privatized through capital markets (go public). The
establishment of State-Owned Enterprises is a mandate of Article 33 point (1) and (2) of the
1945 Constitution. State has the authority to control the essential and significant sources of
economic activities which affect the continuity and existence of lives of many people, in which
these essential and significant economic activities are for the welfare and prosperity of the
people. Article 33 point (1) and (2) of the 1945 Constitution has two underlined interpretable
points. First, control of the State does not always mean that the State is the Absolute Owner who
controls the entire ownership of State-Owned Enterprises (BUMN). Second, private ownership is
allowed as long as The Authority retains the right to supervise. The first thought gives the space
for privatization, while the second thought opens up space for the authority control of the SOEs.
Privatization of state enterprises is believed to be effective to encourage SOEs to transform
towards a more efficient management as per market demands. Privatization of state enterprises
through the capital market is basically the transformation of state ownership to private
ownership which can also be interpreted as a transform of concentrations of State supervision
towards the state-owned enterprises to the market mechanism. At the time of SOEs are privatized
through the capital market, the ownership of state-owned shares will be widespread in the
community. The existence of state-owned enterprises as a private entity to must be managed
under the provisions applied in the regulation of the capital markets which do not distinguish
between private and state-owned enterprises. This condition is certainly less effective for the

authority in supervising the management of state-owned enterprises that have been privatized,
considering a number of regulations related to state-owned enterprises have not been oriented to
the ideal supervision towards go-public SOEs. This condition will be hard in its process to
direct policies as expected by Authority for the sake of the sustainability of SOEs. The objective
of SOEs to establish public welfare will easily deviate when the supervisory role of the
Authority's role in SOs is not maximized.
This dissertation research is conducted on go-public SOEs. Data performed in this
study ae obtained from the primary data in the form of live interviews on the field at PT. Antam
Tbk (Persero) and PT. Garuda Indonesia, Tbk (Persero). Meanwhile the secondary data are
presented either in the form of primary legal materials, secondary, or tertiary ones obtained
from the literature. The comparative study is also performed in this study, which constitute
oversea studies on Petronas in Malaysia and Temasek Holdings in Singapore. The data obtained
are analyzed with qualitative descriptive method. The approach method applied in this study is
multi-entry or multi-disciplinary, in which the analysis of the study is not only based on legal
norms concerning privatization and supervision of state-owned enterprises applied in various
legislation (judicial), but also based on aspects of non-law such as political economic, business
and philosophy.

The result of the study shows that go-poblic SOEs on the basis of state company which has the
objectives to prosper the people and echieve profit resulting from the professionalism of a business as
well, go public SOEs have very complex objectives. However, as the State assets, go-public SOEs have
weakness side that makes lots of companies become very bureaucratic that leads the SOEs to be
inflexible and tends to be sluggish.
Moreover, the management of state enterprises that cannot be separated from the political influence of
the ruling government and mistaken perspectives towards state-owned enterprises will potentially bring
the business about to have more chances for deviations. This condition will result in low interest of
investors to invest for go-public SOEs as issuers in the capital market community. For this reason, it is
surely a must to build a good and measurable supervision in the management of SOEs to go public, so
that the main purpose of the establishment of state-owned companies can be realized. Authority control
system of the privatized state enterprises are not much different from the state-owned enterprises that
have not been privatized. The FSA (Financial Service Authority) supervision of the go-public is the
difference in between. As a company established from the seperated capital of state asset, supervision
system which has been established by the authorities so far still valid and applied to the management of
go-public SOEs, even though the capital market regulations do not adopt this form of control.Both
Internal and external supervisions applied in the management of go-public SOEs constitute the
supervision that combine supervision that has been set in the regulation Company Limited, Capital
Markets and standard control systems that exist in government.
The existence of go-public SOEs as the State Company dealing with capital markets have
made it a company with diverse supervision system. However, the supervision mechanism that is built
should be able to boost the performance of go-public SOEs in running their business, and not to direct the
go-public state enterprises to be a government business that must follow the flow of bureaucracy which is
very complex, complicated and very inflexible. Go-public SOEs to go public must be treated as a
professional business. Thus, the supervision applied must be in accordance with corporate mechanism
generally applied to other private companies. The presence of the relevant authorities to supervise the
sustainability of a go-public SOEs must optimally supervise SOE under the method of business judgment
rule, as has been emphasized in the verdict of the Constitutional Court related to SOE capital originating
from the seperated state assets. Thus, there will be no place for any doubts for go-public SOEs in
carrying out corporate actions in order to realize what is aspired to be fof over the years. Urgency
authority control for go-public SOEs must be taken into deeper attention and consideration to build and
develop SOEs conditions to be ideal and beneficial for the development and public welfare. System built
in SOEs concerning with regulations and Capital Markets must cover the effective supervision related to
support SOEs running as expected. SOEs management which is still not ideal in implementing Good
Corporate Governance (GCG) and market mechanisms applied in the privatized SOEs reflect that it
severely requires Supervision conducted by the authorities through a structured and systematic
regulation.

Keywords: Supervision, Authority, Privatization, Capital Markets.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas segala berkat dan karunianya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Disertasi ini dengan judul “Pengawasan Otoritas Terhadap BUMN
Yang Sudah di Privatisasi Melalui Pasar Modal”, saya sungguh berterima kasih dan
menyampaikan penghargaan yang tidak terhingga kepada banyak orang yang berperan dalam
penyelesaian Disertasi ini.
Pada kesempatan ini dari lubuk hati yang paling dalam, pertama-tama perkenankan saya
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada yang terhormat
Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., atas kesediaannya menjadi Promotor dan telah
banyak memberikan motivasi, dorongan dan kebaikan hati serta kesabarannya membuat saya
dapat menyelesaikan Disertasi ini. Peranan beliau kami rasakan melebihi tugas seorang Promotor
yang terkadang ikut membantu menemukan bahan dan penelitian perpustakaan, mengarahkan
dan mendiskusikannya untuk menjadi substansi pada Disertasi ini. Semuanya hal tersebut saya
rasakan sangat memacu untuk berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan Disertasi ini.
Ucapan terima kasih yang sama juga saya sampaikan kepada Bapak Prof. Hikmahanto
Juwana, S.H., LL.M., Ph.D dan Bapak Dr. Faisal Akbar, S.H., M.Hum., sebagai Ko-promotor
yang telah mengarahkan dan memotivasi serta memberikan banyak masukkan untuk
memperkaya substansi penulisan Disertasi ini.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat juga saya sampaikan kepada para penguji yaitu
Bapak Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H., Bapak Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S., dan Bapak Dr.
Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M., yang telah memberikan masukkan, kritikan dan saran-saran
yang sungguh bernilai dan berharga untuk penyempurnaan dan memperkaya Disertasi ini.
Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat
tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr., Runtung Sitepu, SH., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan kemudahan dan keringanan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan Program Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah
memberikan fasilitas, motivasi dan kemudahan selama penulis mengikuti pendidikan pada
Program Studi Doktor Ilmu Hukum di fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar, mendidik dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan.
4. Kepala Biro Hukum Kantor Kementerian BUMN-RI, Vice President Legal and Compliance
PT. Antam (Persero) Tbk, Vice President Legal and Compliance PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk, Pimpinan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sekretariat Komisi VI DPRRI, Petrolium Nasional Berhard (Petronas) Malaysia dan Temasek Holdings (Private)
Limited Singapore, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis
berkenaan dengan bahan-bahan yang diperlukan dalam penulisan Disertasi ini.
5. Kepada seluruh Komisaris dan Direksi serta rekan-rekan sejawat di PTPN III (Persero)
Medan yang telah memberikan kesempatan dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan
Disertasi ini.
6. Seluruh Staf/Tata Usaha Program Studi Doktor Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan berbagai kemudahan dibidang administrasi selama penulis
mengikuti pendidikan.
7. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Hukum Universitas Sumatera
Utara Angkatan Tahun 2012.
8. Terakhir penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H.,
M.Hum., Muhammad Iqbal Asnawi, S.H., M.Hum., Christian Orchard Tharanon, S.H.,
M.Kn., Rudi Immanuel Henny Pardede, S.Kom., MT.CN., Juliandi Parlindungan Silalahi,
S.H., Imanual Kurneles Caesar Hakim, S.H., Dartono, S.H., dan rekan-rekan lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut berpartisipasi membantu penulis dalam
penyelesaian Disertasi ini.
Saya tidak dapat menyembunyikan rasa syukur dan dukungan penuh keluarga yaitu
orang tua, mertua, abang, adik dan adik ipar, yang memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis. Akhirnya tanpa pengertian dan dukungan yang tulus dari istri tercinta Riama
Hutagalung serta anak-anak tersayang Asri M.C Butar Butar dan Hardika Butar Butar akan sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan Disertasi ini. Penulis peruntukkan ini kepada mereka untuk
memacu semangat agar tetap menuntut ilmu yang setinggi-tingginya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Disertasi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan dan penulisannya, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang konstruktif demi penyempurnaan Disertasi
ini. Semoga Disertasi ini berguna dan dapat menambah kepustakaan baik dalam bidang ilmu
hukum maupun ilmu pengetahuan lainnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya kepada kita semua, Amin.

Medan,

Januari 2016
Penulis,

Marisi

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABTSTAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
iii
v
viii

BAB I

PENDAHULUAN

1

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

1
19
19
20
34
39
40
41

BAB II

:

:

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
KerangkaTeori dan Konsep
Metode Penelitian
Keaslian Penelitian
Asumsi
Sistematika Penelitian

PERLUNYA PENGAWASAN OTORITAS (PEMERINTAH) 43
TERHADAP BUMN GO PUBLIC
A.

B.

C.

Keterlibatan Otoritas di BUMN dan Dampaknya terhadap
BUMN
1.
BUMN yang sentralistik dan birokratis
2.
Pengaruh kepentingan politik terhadap BUMN
3.
Rendahnya kepercayaan investor
4.
Potensi penyimpangan

43

Pertimbangan - Pertimbangan Tetap Diperlukannya
Pengawasan Otoritas terhadap BUMN Go Public
1.
Terdapatnya kekayaan Negara yang dipisahkan dalam
BUMN
2.
Melindungi kepentingan masyarakat luas terkait
keberadaan BUMN
3.
Upaya mendukung fungsi BUMN sebagai Agent of
Development

73

43
54
62
68

74
88
93

Analisis Perbandingan Peran Otoritas dalam Pengawasan 99
BUMN Go Public

1.
2.

BAB III

:

:

101
109

SISTEM PENGAWASAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

118

A.

Peran Pengawasan dalam Kinerja Perusahaan
1.
Defenisi dan tipe-tipe pengawasan
2.
Tahap-tahap proses pengawasan
3.
Alasan pentingnya pengawasan
4.
Metode dan teknik pengawasan

118
119
125
129
131

B.

Eksistensi Badan Usaha Milik Negara
137
1.
Dasar eksistensi BUMN di Indonesia dari perspektif 140
hukum, politik dan ekonomi
2.
Peran BUMN dalam Perekonomian Nasional
144
3.
Kedudukan BUMN sebagai Entitas Hukum
148
4.
Tata Kelola BUMN Indonesia
165

C.

Sistem Pengawasan terhadap BUMN yang Belum 176
Diprivatisasi
1.
Sistem pengawasan internal BUMN
177
2.
Keterlibatan pihak eksternal dalam pengawasan BUMN 186

D.

Sistem Pengawasan terhadap BUMN yang
Diprivatisasi
1.
Privatisasi BUMN di Indonesia
2.
BUMN Go Public
3.
Sistem Pengawasan Internal BUMN Go Public

E.

BAB IV

Temasek Holdings di Singapura
Petronas di Malaysia

Telah 193

Fungsi Otoritas dalam Pengawasan BUMN
1.
Pengawasan otoritas terhadap BUMN yang belum di
privatisasi
2.
Tugas, Wewenang, dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
dalam Pengawasan BUMN Go Public
3.
Pengawasan Melalui Otoritas yang Relevan dengan
Keberadaan BUMN Go Public

MODEL PENGAWASAN TERHADAP BUMN GO PUBLIC
A.

195
206
216
231
232
239
256

267

Pengawasan Otoritas (Pemerintah) Melalui Organ BUMN 267
1.
Pengawasan Negara yang Minimal dan Efektif melalui 268
RUPS
2.
Pengawasan Komisaris yang Akomodatif terhadap 288
Kepentingan Pasar dan Kepentingan Negara

B.

Sistem Pengawasan Internal
296
1.
Pengawasan Direksi melalui Implementasi Prinsip 297
Bussines judgment rule dan Penerapan GCG
2.
Pengawasanyang Independen Melalui SPI
308
3.
Optimalisasi Peran Komite dalam Pengawasan
316
4.
Memperjelas Pengawasan Eksternal oleh Auditor 325
Independen

C.

337

E

Pengawasan Pemerintah Melalui Otoritas yang Relevan
dengan Keberadaan BUMN
1.
Memperjelas Peran Menteri Keuangan dalam
Pengawasan BUMN
2.
Pengawasan Kementerian BUMN yang Independen dan
Profesional
3.
Kejelasan Peran Kementerian Teknis dalam
Pengawasan BUMN
4.
Pengawasan BPK yang Berorientasi pada Kepentingan
Publik dan Negara
5.
Pengawasan Melalui Otoritas Jasa Keuangan
6.
Pengawasan Melalui Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) dalam Mewujudkan Iklim Usaha
yang kondusif
Prinsip Keterbukaan sebagai Implementasi Pengawasan
BUMN Go Public
Pengawasan Masyarakat melalui Whistle blowing System

F

Dodd-Frank Act sebagai Perbandingan

409

D

BAB V

:

339
348
357
364
373
382

390
397

PENUTUP

419

A. Kesimpulan
B. Saran

419
425

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

429
453