Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang sangat penting
bagi masyarakat dalam hal investasi, sekaligus juga merupakan sumber
pembiayaan bagi perusahan-perusahaan di Indonesia. Pasar modal dapat pula
menjadi alat ukur bagi perkembangan perekonomian di tanah air dan cerminan
tingkat kepercayaan investor domestik maupun internasional terhadap perangkat
hukum dan kinerja pemerintah dalam dunia perekonomian.
Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama, sebagai sarana pendanaan
usaha atau sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor) dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Kedua, pasar
modal menjadi sarana masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan,
seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Dengan demikian, masyarakat dapat
menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan
risiko masing-masing instrumen.1
Sebagai instrumen ekonomi, pasar modal tidak luput dari penyalahgunaan
oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkaya diri sendiri secara melawan hukum.

1

Sjahputra Iman, Pengantar Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Harvarindo,20120),hlm.iii.

Universitas Sumatera Utara

Kejahatan di bidang pasar modal tergolong rumit dan sulit dibuktikan, apalagi
diperkarakan di hadapan pengadilan, mengingat sifat pasar yang sangat sensitif
terhadap fakta material berupa informasi terkait pasar modal. Umumnya kejahatan
yang terjadi di pasar modal dilakukan secara profesional oleh penjahat ―kerah putih‖
(white colar criminal), sedemikian sehingga para korbannya tidak sadar telah
dirugikan oleh tindak kejahatan tersebut. Salah satu kejahatan yang terkait dengan
pasar modal adalah manipulasi pasar ( market manipulation).2
Salah satu kejahatan yang termasuk sebagai manipulasi pasar adalah
transaksi semu, transaksi semu ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan (wash
trading). Dalam transaksi ini tidak akan terjadi perubahan kepemilikan secara
absolut, karena skenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat. Transaksi
ini digunakan sebagai sarana untuk memodifikasi (biasanya menaikkan) harga
efek pada level tertentu yang dikehendaki pelaku.

Transaksi semu atau yang lebih sering disebut "penggorengan" saham,
sebenarnya bukanlah cerita baru dalam dunia pasar modal Indonesia. Transaksi
semu, pada prinsipnya adalah suatu transaksi di bursa yang sebenarnya tidak
sungguh-sungguh terjadi. Sebab, penjual dan pembeli sebenarnya adalah pihak
yang sama. Transaksi semu tersebut bertujuan memperoleh keuntungan dari
investor yang terjebak masuk ke dalamnya. Secara sederhana, ketika satu pihak
"menggoreng" saham tertentu sehingga harganya naik, maka investor lain menjadi

2

https://pajarrahmatuloh.wordpress.com/2014/03/21/kejahatan-pasar-modal/,
tanggal 14 Desember 2016, pukul 17:17 wib.

diakses

Universitas Sumatera Utara

tertarik untuk ikut membeli saham tersebut dan berharap dapat meraih untung dari
kenaikan harganya, saat ada orang luar ikut masuk dalam saham "gorengan"
tersebut, pihak-pihak yang telah berkonspirasi tersebut segera menurunkan

harganya sehingga pemain baru tersebut terpojok dan terpaksa harus cut loss.3
Transaksi semu atau "goreng-menggoreng" saham tersebut sangat merusak
pasar, karena perdagangan berlangsung secara tidak fair. Pihak yang menguasai
modal, menguasai pasar, dapat dengan mudah menelan investor yang baru belajar,
apalagi hanya sekadar ikut-ikutan bermain saham.
Di Indonesia, larangan manipulasi pasar diatur dalam pasal 91 UndangUndang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa: ―setiap pihak yang dilarang
melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk
menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan,
keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek‖.
Mengingat pentingnya peranan

pasar

modal terhadap perekonomian

Indonesia, serta untuk mengatasi terjadinya transaksi semu yang merugikan
investor, diperlukan perangkat hukum yang tegas dan jelas untuk mengaturnya.
Saat ini Indonesia memiliki Undang – undang khusus yang mengatur tentang
pasar modal, yaitu UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Otoritas Jasa Keuangan, terjadi banyak perubahan dalam setiap sektor lembaga
keuangan. Pengawasan lembaga keuangan baik bank maupun non-bank awalnya
3

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=509&coid=2&caid=25&gid=3,
diakses tanggal 14 Desember 2016, pukul 17:20 wib.

Universitas Sumatera Utara

dilakukan oleh beberapa lembaga, menjadi pengawasan yang dilakukan oleh suatu
lembaga tunggal, yaitu Otoritas Jasa Keuangan.
Otoritas

Jasa

Keuangan

dibentuk

bertujuan


untuk

mewujudkan

perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel serta mampu mewujudkan sistem keuangan
yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat.4
Dalam melaksanakan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan memiliki fungsi,
tugas, wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel khususnya dalam pasar
modal.5Dengan berbagai fungsi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan dapat
mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, dan efisien
serta dapat melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum, Otoritas Jasa Keuangan
bersikap proaktif bila terdapat indikasi pelanggaran peraturan perundangundangan pasar modal. Dengan melakukan pemeriksaan, dan atau penyidikan,
yang didasarkan kepada laporan atau pengaduan dari pelaku-pelaku pasar modal,
datatersebut dianalisis oleh Otoritas Jasa Keuangan yang sebelumnya oleh

Bapepam dan dari hasil tersebut dijadikan konsumsi publik dengan melakukan
pemberitaan melalui media massa.

4

Indonesia (OJK), Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan, UU No. 21 Tahun 2011,LN
Nomor 111 Tahun 2011, TLN Nomor 5253. Penjelasan Umum.
5
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Pialang atau Broker adalah pihak yang membantu investor untuk
melakukan pembelian atau penjualan efek di bursa.6 Yang dikerjakan Pialang
ialah membeli dan menjual (menawarkan) efek di lantai bursa atas perintah atau
permintaan (order) investor. Harga dan besarnya volume juga ditentukan oleh
investor. Jadi perusahaan pialang tidak bisa menetapkan harga atau jumlah yang
akan dibeli/jual sekehendak hatinya. Namun ada juga pialang yang melakukan
pembelian atau penjualan atas nama pialang itu sendiri. 7
Pialang adalah suatu profesi yang lahir akibat adanya globalisasi sektor

pelayanan jasa, khususnya bidang keuangan yang berarti pengetahuan dan
kesadaran hukum yang berlaku guna memberikan pengetahuan dengan setiap
akibat yang timbul dan ketentuan, sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Di dalam melaksanakan kegiatannya sebagai
pedagang perantara efek, pialang harus terlebih dahulu memperoleh izin dari
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagaimana diatur dalam pasal 30 ayat
1 UUPM Nomor 8 tahun 1995menyatakan bahwa: ―yang dapat melakukan
kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam.‖8
Pialang efek dalam menjalankan tanggung jawabnya atas amanah dari
nasabah yang diwakilinya bertugas sebagai berikut:9
a. Sales yang bertugas sebagai penjual efek;

6

Sawidji Widoatmojo, Cara Cepat Memulai Investasi Saham, (Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo, 2004), hlm.6.
7
Ibid.
8

Ibid.
9
Agus Pranoto Susilo, Broker Prenerurship,( Yogyakarta: FlashBooks, 2014).hlm.148.

Universitas Sumatera Utara

b. Dealer yang bertugas mencatat order dari nasabah untuk menjual atau
membeli efek, kemudian meneruskannya kepada floor trader;
c. Floor broker / trader yang bertugas memasukan order yang diterima dari
dealer kedalam sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading
System) untuk dieksekusi. Khusus untuk pekerjaan floor broker / trader,
selain izin sebagai wakil perantara pedagang efek, juga diberlakukan
persyaratan tambahan, yakni sertifikat JATS sebagai bukti kelulusan
mereka setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan sistem komputer JATS
yang diselenggarakan oleh bursa efek, hanya JATS trader yang berhak
mengoperasikan komputer perdagangan;
d. Firm manager yang bertugas sebagai koordinator para floor broker /
trader dari suatu anggota, apabila suatu anggota bursa memiliki banyak
floor broker / trader dilantai perdagangan, maka salah satu diantara
mereka akan ditunjuk sebagai firm manager dan yang memiliki anggota

bursa ketika berurusan dengan bursa efek.
Pialang adalah pihak yang menjadi perantara penjualan dan pembelian
suatu efek. Dalam suatu transaksi pialang sangat dibutuhkan oleh investor.
Transaksi semu adalah transaksi yang dilakukan atas permintaan investor yang
diwakilkan kepada pialang sebagai perantara untuk penjualan dan pembelian efek
tersebut.

Transaksi semu ini adalah suatu tindak kejahatan di pasar modal

yang mana memberikan gambaran semu kepada investor lain tentang aktifnya
suatu saham di pasar modal yang menyebabkan ketertarikan investor lain untuk
membeli saham tersebut dengan harapan memberikan untung yang banyak. Dalam

Universitas Sumatera Utara

hal kegiatan di pasar modal Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang menjadi
pengawas setiap kegiatan-kegiatan yang terjadi di pasar modal seperti pengawas
dalam tindak kejahatan transaksi semu.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih
lanjut mengenai pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang

melakukan transaksi semu, sehingga penulis mengangkat judul ―Pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu
di Pasar Modal Indonesia”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana ketentuan kegiatan transaksi saham di pasar modal?
2. Bagaimana tinjauan yuridis terhadap transaksi semu di pasar modal
Indonesia?
3. Bagaimana pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang
melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:


Universitas Sumatera Utara

1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan kegiatan transaksi semu di pasar
modal.
2. Untuk mengetahui aspek yuridis terhadap transaksi semu di pasar modal
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang
yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia.
Adapun manfaat penulisan dari skripsi ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Dari skripsi ini diharapkanmampu memberikan masukan secara konsep
teoritis dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya
terhadap perkembangan hukum ekonomi di bidang pasar modal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya referensi
kepustakaan bagi akademisi dan diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
pembaca.
b. Bagi Praktisi
Diharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi para praktisi
baik di bidang hukum maupun di bidang ekonomi dalam melakukan transaksi
saham di bidang pasar modal.

Universitas Sumatera Utara

c. Bagi Masyarakat
Penulisan skripsi ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat
terkhusus bagi mereka yang belum mengetahui pasar modal serta yang ingin
terlibat dalam pasar modal tersebut.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan penulis terdapat judul
skripsi yang menyangkut dengan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
yaitu:Pratiwi Ayu Kanda, (Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2016)
“Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Bank dalam Rangka
Pencegahan Pembiayaan Terorisme” 10
Judul tersebut membahas pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap bank,
dimana bank merupakan media jasa keuangan yang merupakan banyak pilihan
dalam bertransaksi.
Adapun judul skripsi penulis adalah “Pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar
Modal Indonesia”yang membahas pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap
pialang yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia, dalam hal ini
penulis akan membahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Skripsi ini diajukan
dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan syarat untuk memperoleh gelar ―Sarjana
Hukum‖.

10

Pratiwi Ayu Kanda, Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Bank dalam
Rangka Pencegahan Pembiayaan Terorisme, http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/59278,
diakses pada tanggal 17 Maret 2017, pukul 18:21 wib.

Universitas Sumatera Utara

Skripsi ini dilakukan dengan menelusuri karya ilmiah melalui media
internet dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian yang
pernah mengangkat topik tersebut, serta belum pernah ditulisdi Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Penulisan ini berdasarkan referensi dari pemikiran
para praktisi, referensi buku-buku, makalah, media cetak, media elektronik seperti
internet serta bantuan dari berbagai pihak yang berdasarkan pada asas keilmuan
yang jujur, rasional, dan terbuka. Oleh karena itu, penulisan ini merupakan sebuah
karya asli sehingga tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa
pengertian, hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup
skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah
disebutkan diatas.
Terkait dengan topik yang diangkat dalam skripsi ini, penulis akan
mengemukakan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, meliputi:
―Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK adalah, lembaga
yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan
dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.‖

Universitas Sumatera Utara

Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawasan jasa keuangan
seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana
pensiun dan asuransi. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan ini sebagai suatu
lembaga pengawas sektor keuangan di Indonesia perlu untuk diperhatikan, karena
harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas
Jasa Keuangan tersebut.11
Pada dasarnya UU Otoritas Jasa Keuangan hanya mengatur mengenai
pengorganisasian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang
memiliki kekuasaan di dalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa
keuangan. Oleh karena itu, dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan
diharapkan dapat mencapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam
penanganan masalah-masalah yang timbul di dalam sistem keuangan. Dengan
demikian dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan adanya
pengaturan dan pengawasan yang lebih terintegrasi.
Pasal 4 UU OJK menyatakan bahwa:
―OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan: (a) terselenggara secara teratur, adil, transparan dan
akuntabel; (b) mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil; dan (c) mampu melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat.‖
Pasal 6 UU OJK menyatakan bahwa:
―OJK melakukan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: (a) kegiatan
jasa keuangan disektor perbankan; (b) kegiatan jasa keuangan disektor
pasar modal; dan (c) kegiatan jasa keuangan disektor perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga pembiayaan lainnya.‖

11

Siti Sundari, Laporan Kompendium Hukum Perbankan, (Jakarta: Kementerian Hukum
dan HAM RI, 2011), hlm.44.

Universitas Sumatera Utara

a.

Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk

hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa. Setelah keluarnya UU Otoritas Jasa
Keuangan yang diundangkan tanggal 22 November 2011, pengaturan dan
pengawasan sektor perbankan yang semula berada pada Bank Indonesia telah
dialihkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Dalam penjelasan UU Otoritas Jasa
Keuangan disebutkan bahwa dibutuhkan lembaga pengaturan dan pengawasan
sektor jasa keuangan yang lebih terintegrasi dan komprehensif agar dapat dicapai
mekanisme koordinasi yang lebih efektif dalam menangani permasalahan yang
timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan.12
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual
belikan, baik itu dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan
oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Lembaga yang melaksanakan kegiatan
jasa keuangan, salah satunya adalah Pasar Modal. UU Otoritas Jasa Keuangan
mengisyaratkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan bertugas menggantikan Bapepam
dalam pengawasan kegiatan di pasar modal.
Bidang

pengawasan

sektor

pasar

modal

mempunyai

tugas

penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dalam

12

Indonesia (OJK), loc.cit.

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan fungsi bidang pengawasan sektor pasar modal mempunyai tugas
pokok yaitu sebagai berikut:13
1) Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang pasar modal;
2) Melaksanakan protokol manajemen krisis pasar modal;
3) Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal;
4) Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
pasar modal;
5) Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan pasar modal
termasuk pasar modal syariah;
6) Melaksanakan penegakan hukum di bidang pasar modal;
7) Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh Otoritas Jasa Keuangan, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian;
8) Merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan investasi, transaksi dan lembaga
efek, dan tata kelola emiten dan perusahaan publik;
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh
izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan dan pihak
lain yang bergerak di bidang pasar modal;
10) Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan
pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan
kegiatan di bidang pasar modal dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh dewan komisioner.
13

http://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-Fungsi.aspx,
24 Januari 2017, pukul 22:43 wib.

diakses

tanggal

Universitas Sumatera Utara

c.

Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Perusahaan asuransi ialah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

pertanggungan risiko, misalnya risiko kecelakaan dan kebakaran. Orang yang
mempertanggungkan risiko dirinya harus membayar sejumlah uang kepada
perusahaan asuransi. Jumlah uang (premi) yang harus dibayar orang yang
mempertanggungkan risikonya sudah ditetapkan perusahaan asuransi. Jumlah
premi yang sudah ditetapkan diangsur tiap bulan, tiap triwulan, atau tiap tahun.
Apabila jumlah premi dan batas waktu pertanggungan belum terpenuhi sementara
orang yang mempertanggungkan risikonya meninggal dunia, ahli warisnya berhak
menerima premi penuh tanpa harus meneruskan kewajiban pemegang polis. Polis
adalah surat perjanjian antara perusahaan asuransi selaku pihak penanggung
dengan pihak tertanggung. Isinya bahwa penanggung akan menanggung risiko
yang ditanggungkan sampai batas waktu yang ditentukan dan akan mengganti
kerugian yang diderita apabila terjadi musibah. Untuk itu, pihak tertanggung akan
membayar premi sebesar yang ditentukan dalam perjanjian kepada penanggung.
2. Pengertian Transaksi Semu
Transaksi semu adalah salah satu kejahatan yang termasuk sebagai
manipulasi pasar, transaksi semu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan. Dalam
transaksi ini tidak akan terjadi perubahan kepemilikan secara absolut, karena

Universitas Sumatera Utara

skenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat untuk mengelabui para
investor lain.14
3. Pengertian Pialang
Pialang saham biasa disebut dengan Perantara Pedagang Efek (PPE), atau
juga disebut, Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), seringkali disebut juga
broker dealer. PPE adalah pihak yang wakili jual beli efek untuk kepentingan
sendiri ataupun pihak lain.15
Dalam pasar modal pialang memiliki berbagai jenis yaitu sebagai
berikut:16
1) Ritel (retail) broker, disebut individual broker. Pialang ini hanya melayani
kepentingan individu jadi tidak melayani pelanggan lembaga seperti
reksadana. Pialang ini akan mendapatkan komisi dari hasil penjualan
maupun pembelian sesuai amanah investor.
2) Institusional broker, merupakan kebalikan dari individual broker. Pialang
ini hanya melayani pelanggan yang bersifat lembaga atau institusi.
3) Discount broker, adalah pialang yang memberikan pelayanan tidak
lengkap. Yang dimaksud tidak lengkap adalah selain melaksanakan
eksekusi order, pialang juga memberikan pelayanan berupa nasihat,

14

Betrick Yolanda Banjarnahor, Pelaksanaan Transaksi Efek Semu terkait Pluktuasi
Harga Saham di Tinjaun dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ,
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/59257. diakses pada tanggal 17 Maret 2017,
pukul 19:29 wib.
15
Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Managamen Portopolio, (Bandung: Erlangga,
2006). hlm.98.
16
https://id.wikipedia.org/wiki/Pialang, diakses tanggal
24 Januari 2017, pukul
23:26 wib.

Universitas Sumatera Utara

memberikan informasi terbaru atau menyampaikan hasil analisis
perusahaan tempatnya bekerja.
4) Deep

discount

broker,

pialang

ini

menyediakan

layanan

pada

pemeliharaan rekening dan eksekusi pesanan membeli atau menjual.
5) Full service broker, pialang ini memberikan pelayanan lengkap. Mulai
dari pelaksanaan amanah, pemberian informasi, pemberian nasihat sampai
pemberian hasil analisis yang dilakukan analisis-analisis perusahaan
pialang. Pialang jenis ini cocok untuk para investor yang tidak mengerti
soal analisis. Namun biaya untuk pialang ini juga terbilang mahal.
6) Internet (online) broker, pialang jenis ini tidak berbeda dengan pialang
jenis konvensional, hanya pelayanannya saja yang berbeda yaitu dengan
menggunakan

internet.

Dengan

internet

broker

investor

bisa

menyelesaikan semua proses transaksi melalui komputer.
4. Pengertian Pengawasan
Pengertian dari pengawasan dibedakan menjadi dua yaitu pengertian
secara umum dan pengertian pengawasan bila dilihat dari sisi pandang
pemerintah. Secara umum pengawasan diartikan sebagai suatu kejadian atau
kegiatan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah pelaksanaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan telah sesuai atau tidak dengan
rencana atau kebijaksanaan yang telah digariskan oleh manajemen. Apabila terjadi
penyimpangan dapat segera diketahui sejauh mana penyimpangan tersebut,

Universitas Sumatera Utara

sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan agar tujuan
dapat tercapai.17
Yang dinamakan pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa
seluruh kegiatan yang terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya. Pengawasan memiliki beberapa jenis yaitu sebagai
berikut:18
1) Pengawasan internal dan eksternal, pengawasan internal merupakan suatu
pengawasan yang dilaksanakan oleh orang atau badan yang ada di dalam
lingkungan unit lembaga atau organisasinya. Sedangkan pengawasan
eksternal ialah pengawasan yang dilaksanakan oleh unit pengawasan yang
terdapat diluar unit lembaga atau organisasi yang diawasinya.
2) Pengawasan preventif represif, pengawasan preventif ialah suatu bentuk
pengawasan yang dilaksanakan pada kegiatan sebelum kegiatan tersebut
dilakukan, sehingga mampu mencegah

terjadinya kegiatan yang

melenceng. Contohnya: pengawasan yang dilakukan pemerintah untuk
menangkal penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang berpotensi
akan merugikan negara. Sedangkan pengawasan represif ialah suatu
bentuk pengawasan yang dilaksanakan pada kegiatan setelah kegiatan itu
sudah selesai dilakukan.

17

http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian-pengawasan-dan-fungsinya.html.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2017. Pukul 12:31.
18
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

3) Pengawasan aktif dan pasif,
bentuk

pengawasan

yang

pengawasan aktif ialah merupakan suatu
dilaksanakan

ditempat

kegiatan

yang

bersangkutan. Sedangkan pengawasan pasif ialah merupakan suatu bentuk
pengawasan yang dilaksanakan melalui penelitian dan pengujian terhadap
surat-surat ataupun laporan pertanggungjawaban yang disertai dengan
bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.
4) Pengawasan kebenaran formil, merupakan suatu bentuk pengawasan
menurut hak dan (rechtimatigheid) pemeriksaan kebenaran materi ihwal
maksud dan tujuan pengeluaran (doelmatigheid).
Adapun fungsi dari pengawasan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sebagai penilai apakah setiap unit-unit telah melaksanakan kebijaksanaan
dan prosedur yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing
2) Sebagai penilai apakah surat-surat atau laporan yang didapat sudah
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya secara tepat dan
cermat.
3) Sebagai penilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai
dan dilakukan secara efektif.
4) Sebagai peneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif yakni
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
5) Sebagai peneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efisien.

Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode merupakan cara
kerja yang mempunyai sistem dalam memudahkan pelaksanaan dari suatu
kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Pendapat para ahli terhadap pengertian metode penelitian yaitu sebagai
berikut:19
1. Drs.Agus M.Hardjana, mengemukakan metode merupakan cara yang telah
dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti beberapa
langkah-langkah tertentu demi tercapainya sebuah tujuan.
2. Sugiyono, menjelaskan metode penelitian ialah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
3. Nasir, menjelaskan metode penelitian ialah cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah
yang diajukan.
Dalam skripsi ini metode yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu
penelitian yang dilakukan berdasarkan perundang-undangan atau hukum
dikonsepkan sebagai kaidah atau norma.20Penelitian yuridis mengandung arti
bahwa dalam meninjau dan menganalisa masalah dipergunakan data sekunder
dibidang hukum, yaitu meliputi berbagai macam peraturan perundang-undangan,

19

http://www.seputarpendidikan.com/2016/03/19-pengertian-metodologi-penelitianmenurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 12:54 wib.
20
Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya:
Bayumedia, 2008).hlm.282.

Universitas Sumatera Utara

hasil karya ilmiah, hasil-hasil penelitian dan literatur-literatur ilmu hukum.
Sedangkan normatif mengandung arti dalam meninjau dan menganalisa
masalahnya dipergunakan pendekatan dengan menganalisa undang-undang.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalahpenelitian
yang pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual
dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu mengenai sifat-sifat,
karakteristik-karakteristik dan faktor-faktor tertentu.21Penelitian ini adalah
penelitian dengan penelusuran dokumen atau lebih banyak dilakukan terhadap
data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.
2. Data penelitian
a. Bahan hukum primer
Adapun bahan hukum primer yang digunakan antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.
3. Undang-Undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
4. Peraturan

Pemerintah

Nomor

45

Tahun

1995

Tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa buku-buku yang terkait dengan judul
skripsi, artikel-artikel dan hasil penelitian.

21

Bambang Suggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1998), hlm.36.

Universitas Sumatera Utara

c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier berupa petunjuk dan penjelasan terhadap hukum
primer dan sekunder seperti kamus hukum, jurnal ilmiah dan bahan-bahan hukum
lain yang relevan dan bisa digunakan melengkapi data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penulisan skripsi ini menggunakan metode liberary search (penelitian
kepustakaan), yakni mempelajari literatur atau dari sumber bacaan buku-buku,
peraturan perundang-undangan, karya ilmiah para ahli, artikel-artikel baik dari
surat kabar, majalah, media elektronik, dan bahan bacaan lain yang terkait dengan
penulisan skripsi ini yang semua itu dimaksudkan untuk memperoleh bahanbahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian.
4. Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang
mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam perundang-undangan serta
norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan menurut permasalahan yang
selanjutnya dilakukan analisis secara kualitatif. Analisa secara kualitatif
dimaksudkan untuk menganalisa dengan penjelasan dalam bentuk kalimat bukan
dengan angka-angka. Kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga diperoleh
jawaban terhadap permasalahan yang diajukan.

Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penelitian
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap bab terbagi atas beberapa sub
bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
BAB I merupakan bab Pendahuluan. Bab ini dimulai dengan
mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan skripsi. Kemudian
dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan ditutup dengan memberikan
sistematika dari penulisan skripsi ini.
BAB IIKetentuan Kegiatan Transaksi Saham di Pasar Modal.Bab ini
berisikan tinjauan umum pasar modal Indonesia, transaksi saham di pasar primer
dan transaksi saham di pasar sekunder.
BAB IIITinjauan Yuridis Terhadap Transaksi Semu di Pasar Modal
Indonesia. Memuat tentang transaksi semu di pasar modal Indonesia, faktor
penyebab terjadinya transaksi semu di pasar modal Indonesia, dan pengaturan
pialang yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia.
BAB IVPengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang
Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia. Bab ini membahas tentang
sejarah pembentukan otoritas jasa keuangan, peran otoritas jasa keuangan
terhadap keuangan Indonesia, pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap pialang
yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia dan sanksi terhadap
pialang yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

BAB V merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab. Seluruh
nya yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini yang
dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara