Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tanggal 8 Mei 1886 seorang ahli farmasi bernama John Styth
Pemberton membuat sirup caramel dalam sebuah ketelkuningan di kebun
belakang rumahnya. Pertama kali didistribusikankepada Jacobs Pharmacy(rumah
obat Jacobs). Sirup tersebutkemudian ditempatkan dalam sebuah teko. Konsumen
dapatmenikmati minuman baru tersebut dengan harga 5 sen di tempatpenjualan
itu. Nama Coca-Cola dengan huruf-huruf miring mengalirmerupakan saran dari
Dr. Frank M Robinson. Ternyata nama dari duahuruf miring itu akhirnya
membawa keberuntungan dan terkenal diseluruh dunia sampai saat ini (Anonim,
2013).
Pertama kali Coca-Cola dijual dengan sistem fontain (sirup, air, CO2
belum dicampur, mulai dicampur di dalam alat yang menyerupai dispenser
kemudian disimpan di dalam tabung). Kemudian ada seorang pedagang permen
bernama JosephA Biendenharmdari Missisipi pada tahun 1894 mencari cara agar
Coca-Cola dapat ditawarkan dalam kemasan yaitu mengemasnya dalam botol.
Penyediaan minuman botol Coca-Cola ini disebut bottler. Pada tahun 1899 proses
pembotolan Coca-Cola berskala besar dimulai. Hak pembotolan eksklusif
diserahkan kepada Joseph B whiteheaddan Benjamin F Thomasdi Chatanoga,
Tennessee. Desain botol dengan bentuk kontur botol yang dikenal hingga saat ini

dibuat oleh The Root Glass Company pada tahun 1915 sebanyak 12,7 milyar

1

kotak/peti atau 328 milyar porsi produk Coca-Cola yang dikonsumsi masyarakat
dunia (Anonim, 2013).
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan bergerak dalam bidang
pembuatan minuman dalam kemasan. Saat ini PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Unit Medan sudah memiliki berbagai jenis produk baik yang berkarbonasi
maupun tidak. Pabrik pembuatan produk Coca-Cola berada didaerah Martubung,
Belawan dan daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara dan
D.I. Aceh (Anonim, 2013).
Proses produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan mempunyai
4 line produksi yaitu:
1.

Line-1
Memproduksi frestea botol kaca dengan kapasitas 300 botol/menit.

2.


Line-2
Memproduksi Coca-Cola, Sprite, Fanta dan Ades dalam kemasan botol

plastik dimana kapasitas produksinya adalah 250 botol/menit.
3.

Line-3
Memproduksi Coca-Cola, Sprite, dan Fanta dalam botol kaca dengan

kecepatan produksi 600 botol/menit.
4.

Line-4
Memproduksi frestea apel, frestea jasmine, frestea lemon, dan minute

maid pulpy orange dalam kemasan botol plastik dengan kecepatan produksi 350
botol/menit (Anonim, 2013).

2


Pada line produksi khususnya ruang pengisian (filling room) dalam
industri harus memiliki beberapa persyaratan untuk menghasilkan produk yang
bermutu. Berikut adalah beberapa persyaratan tersebut:
1.

Ruang Pengisian (RP) terpisah dari kegiatan operasi lain atau penyimpanan.

2.

Ruang Pengisian (RP) harus didesain sedemikian rupa agar semua permukaan
dan peralatan yang ada didalamnya dapat dibersihkan serta disanitasi dengan
mudah.

3.

Dinding dan plafon harus rapat.

4.


Pintu menutup secara otomatis, dan ada ruang isolasi.

5.

Pintu masuk ruangpengisian tidak boleh diganti dengan tirai, untuk
mempertahankan tekanan positif.

6.

Mulut botol yang terbuka sebelum pengisian dan penutupan harus dilindungi
dari kontaminasi.
Udara dalam ruang produksi juga harus diperhatikan kebersihannya.

Berikut adalah 4 alasan kenapa kebersihan udara perlu dipantau:
1.

Udara merupakan titik kontrol kritis (Critical Control Point) pada proses
produksi.

2.


Adanya peraturan yang ketat

3.

Pelanggan / konsumen lebih kritis terhadap kualitas produk.

4.

Memperbaiki kualitas produk sehingga memperpanjang usia/masa simpan
produk.
Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi

oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf

3

kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat
terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut misalnya selama
bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan

dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai
milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang
rendah tinggal di udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera
jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini kadangkadang akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan
tersebut (Pelczar, 1988).
Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang potensial dalam kerusakan
makanan dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan
berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah
berkembang menjadi 2.000.000 (2 juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1 milyar
sel. Kemungkinan menjadi penyebab penyakit menjadi sangat besar sekali.
Makanan yang masih dijamin aman dikonsumsi paling lama dalam waktu 6 jam,
karena setelah itu makanan sudah tercemar berat (Pelczar, 1988).

4

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :
a.


Untuk mengetahui Total Count bakteri yang terdapat pada udara didalam
ruang produksiline 3 dan 4 PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

b.

Untuk mengetahui angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast) yang terdapat
pada udara didalam ruang produksiline 3 dan 4 PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Unit Medan

c.

Untuk mengetahui angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast)sertaTotal
Countbakteri yang terdapat pada udara didalam ruang produksi line 3 dan 4
memenuhi persyaratan mutu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan.

1.2.2 Manfaat
Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah untuk dapat mempertahankan serta
meningkatkan kualitas udara ruang produksi oleh PT Coca-Cola Bottling
Indonesia Unit Medan yang ditujukan untuk mempertahankan mutu produk.


5