Asuhan Keperawatan pada An.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di RSUD dr. Pirngadi Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas tubuh (Hidayat,
2006). Nutrisi juga merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enamkatagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, danmineral.
Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein danlemak. Air
adalah komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zatmakanan. Vitamin
dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untukproses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, karena manfaat nutrisi
dalam tubuh dapat membantu proses tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh
kembang dan dapat meningkatkan hidup anak, serta mencegah terjadinya penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh dan juga mencagah terjadinya mordibitas dan
mortalitas (Hidayat, 2005).
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, secara umum kebutuhan nutrisi pada
anak dapat di kelompokkan berdasarkan usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9
bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau pra sekolah, usia sekolah dan usia remaja. Pada
umur 0-4 bulan kebutuhan bayi semuanya melalui air susu ibu yang terdapat komponen

yang paling seimbang, akan tetapi bila terjadi gangguan pada air susu ibu maka dapat
menggunakan susu formula (Hidayat, 2005).
Pemberian pengganti air susu ibu (PASI) dapat berupa berupa berbagai produk
formula, untuk adaptasi maupun formula komplit. Komposisi mendekati ASI, kecuali
dalam hal komposisi mineral dan immunoglobulin. PASI juga dapat diberikan kepada
bayi yang lahir dengan berat badan rendah (Muslihatun, 2008).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram. Menurut masa kehamilannya Kongres European Perinatal
Medicine II membagi menjadi tiga kategori, yaitu bayi kurang bulan yang merupakan
bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu, bayi cukup bulan dengan masa
kehamilan 37 sampai dengan 42 minggu dan bayi lebih bulan, yaitu masa kehamilan
mulai 42 minggu atau lebih. Dari defenisi tersebut, BBLR dibagi dua yaitu prematuritas
murni dan dismatur. Bayi prematuritas murni lahir dengan umur kehamilan kurang dari
1
Universitas Sumatera Utara

37 minggu

dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa


kehamilan atau neonmatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK). Bayi
dismatur lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa kehamilan. Dapat
terjadi dalam tiga kemungkinan, yaitu Preterm (Neonatus Kurang Bulan- Kecil Masa
Kehamilan), Term (Neonatus Cukup Bulan- Kecil Masa Kehamilan), dan Postterm
(Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan) (Muslihatun, 2008).
WHO pada tahun 2003 menyatakan bahwa setiap tahun diperkirakan neonatus
yang lahir sekitar 20 juta adalah BBLR. Di Indonesia menurut survey ekonomi nasional
(SUSENAS) pada tahun 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR sebesar
38,85%. Sekitar 27% angka kematian pada neonatus disebabkan oleh BBLR. Angka
kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9-20% bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain. Sebanyak 25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat baru lahir dan
50%nya meninggal saat bayi (Maryunani, 2009).
Penatalaksanaan nutrisi bayi BBLR diantaranya adalah memberikan bayi nutrisi
adekuat. Apabila daya hisap belum baik dan belum bias menyusu, berikan ASI atau
PASI dengan sendok atau pipet. Apabila belum ada refleks menghisap dan menelan
pasang sonde lambung/ NGT (Muslihatun, 2008).

Dengan uraian diatas sehingga penulis tertarik untuk membahas asuhan
keperawatan pada kasus yang ditemukan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan terdapat bayi yang memilikimasalah kesehatan sejak lahir

dengan diagnosa BBLSR.Berdasarkan hasil pengkajian pada anak R ditemukan prioritas
masalah utama yaitu kebutuhan dasar nutrisi pada anak R.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan Keperawatan
dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada An.R di RSUD Dr. Pirngadi
Medan.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. R.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. R.
c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada An. R.
2
Universitas Sumatera Utara

d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada An. R.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada An. R.

C. Manfaat Penelitian

1. Pendidikan
Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatanserta perawat yang
ada di rumah sakit untuk mengambil langkah-langkah asuhan keperawatan
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan
keperawatan BBLSR denganmasalah kebutuhan dasar nutrisi pada anak.

2. Perawat
Dapat menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan
padamasalah kebutuhan dasar manusia nutrisi dengan diagnosa BBLSR.

3. Pasien dan keluarga
Memperoleh

pengetahuan

tentang

penyakit

BBLSR


pada

anak

serta

meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawatanggota keluarga yang
mengalami penyakit BBLSR dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada anak
dan sebagai masukanbagi keluarga untuk mencegah penyakit BBLSR.

4. Penulis
Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakanasuhan
keperawatan anak pada diagnosa medis BBLSR dengan masalah prioritas
kebutuhan dasar nutrisi pada anak.

3
Universitas Sumatera Utara