Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan
A. Latar Belakang
Undang-undang membagi perjanjian untuk melakukan pekerjaan dalam tiga macam, yaitu :1
1. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu; 2. Perjanjian kerja/perburuhan; dan
3. Perjanjian pemborongan pekerjaan.
Dalam peraturan perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan di Indonesia tidak diatur pengertian atau definisi dari pemborongan pekerjaan. Pemborongan pekerjaan diatur di dalam Pasal 64 dan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Selanjutnya disebut UU No.13/2003). Dalam Pasal 64 Undang-undang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. Syarat pekerjaan yang boleh diserahkan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan, antara lain (Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan):2
1. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
1
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet. Kesebelas, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995). hal. 50
2 “Definisi
Pemborongan Pekerjaan dan Pekerja Borongan”, http:/www.hukumonline.co m/, diakses pada tanggal 14 Mei 2014.
(2)
2. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan;
3. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan 4 Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara seorang (pihak yang memborongkan pekerjaan) dengan seorang lain (pihak pemborong), dimana pihak pertama menghendaki sesuatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran sejumlah uang sebagai harga pemborongan.3
Perjanjian pemborongan pekerjaan dibagi dua macam, yaitu :4
1. Dimana pihak pemborong diwajibkan memberikan bahannya untuk pekerjaan tersebut, dan
2. Dimana si pemborong hanya akan melakukan pekerjaannya saja. Dalam halnya si pemborong diwajibkan memberikan bahannya, dan pekerjaannya dengan cara bagaimanapun musnah sebelumnya diserahkan kepada pihak yang memborongkan, maka segala kerugian adalah atas tanggungan si pemborong, kecuali apabila pihak yang memborongkan telah lalai untuk menerima hasil pekerjaan itu. Jika si pemborong hanya wajib melakukan pekerjaan saja, dan pekerjaannya musnah, maka ia hanya bertanggung jawab untuk kesalahannya (Pasal 1605 dan Pasal 1606 KUHPerdata). Ketentuan ini mengandung bahwa akibat suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak,
3
(3)
yang menimbulkan bahan-bahan yang telah disediakan oleh para pihak yang memborongkan, dipikulkan pada pundaknya pihak yang memborongkan ini.5
Negara Indonesia adalah negara yang berkembang dengan adanya banyak pembangunan dalam segala bidang di seluruh kota di Indonesia. Pembangunan itu sendiri dilakukan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta masyarakat sekitar dimana terjadi pembangunan tersebut. Proyek pemborongan yang dilaksanakan oleh negara atau pemerintah, dilaksanakan dengan cara memborongkan pekerjaan tersebut kepada pihak swasta, karena tidak dapat dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri. Namun, pembangunan yang telah dicanangkan selama ini oleh pemerintah hanya akan dapat berjalan apabila mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Adapun peran pemerintah dalam proses pembangunan adalah sebagai perencana, pelaksana ataupun sebagai pengawas. Sedangkan peran masyarakat adalah turut aktif dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan. Pembangunan dapat dilakukan dalam dua aspek yaitu pembangunan secara fisik maupun non fisik. Pembangunan fisik dapat diartikan sebagai alat atau fasilitas yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana fisik seperti dimaksud, berupa:6
1. Prasarana perhubungan yaitu: jalan, jembatan, 2. Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pasar, mall
3. Prasarana sosial yaitu: gedung sekolah, rumah-rumah ibadah, puskesmas
5
Loc.Cit. 6
Sri Winda Pasaribu (Skripsi): Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pekerjaan Umum KIMPRASWIL Kab Toba Samosir dengan CV.Bagas Belantara, (Medan; Fakultas Hukum USU, 2010), hal. 5.
(4)
4. Prasarana produksi saluran air.
Sedangkan pembangunan non fisik adalah pembangunan yang tidak terwujud, namun dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembangunan ini sering disebut juga dengan pembangunan masyarakat, yang dapat berupa:
1. Pembangunan bidang keagamaan
2. Pembangunan bidang kesehatan dan keluarga berencana 3. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban
4. Pelayanan terhadap urusan masyarakat seperti pembuatan KTP, Pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat kelahiran
5. Pembuatan surat keterangan berdomisili
Berkenaan dengan pemberian pekerjaan ini, diperlukan hubungan kerja yang menyangkut tentang hukum yaitu perjanjian. Perjanjian kerja erat hubungannya dengan tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam akta perjanjian pelaksanaan pekerjaan borongan bangunan, biasanya telah ditentukan segala sesuatu yang menyangkut dengan objek perjanjian tersebut seperti: harga, tim pengawas, jangka waktu pekerjaan, penyerahan pekerjaan, keadaan memaksa, penyelesaian perselisihan, dan lain-lain. Kebebasan berkontrak bukan berarti para pihak bebas dengan sebebas-bebasnya dalam membuat kontrak (perjanjian) melainkan dimaksudkan disini adalah para pihak bebas untuk mengadakan perjanjian apa saja dengan bentuk yang bagaimana, dengan
(5)
ketentuan kontrak yang dibuat pihak-pihak tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.7
Dari segi hukum perjanjian, pemborongan pekerjaan harus tunduk kepada aturan-aturan hukum perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III dan peraturan-peraturan lainnya seperti Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 (Selanjutnya disebut Keppres No. 80/2003) jo Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005 (Selanjutnya disebut Perpres No. 32/2005) jo Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 (Selanjutnya disebut Perpres No. 8/2006) jo Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 (Selanjutnya disebut Perpres No. 54/2010) jo Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2011 (Selanjutnya disebut Perpres No. 35/2011) untuk mencegah terjadinya sengketa dikemudian hari, karena adanya kesalahpahaman antara pihak pemberi pekerjaan dengan pihak yang melakukan pekerjaan. Aturan mengenai hak dan kewajiban serta hubungan pihak-pihak lain tersebut juga diatur dalam kontrak kerja atau surat perjanjian tersebut. Adanya surat perjanjian atau kontrak kerja tersebut masing-masing pihak harus menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya.
Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu Dinas Provinsi Sumatera Utara dimana berperan untuk melakukan pembangunan dalam bidang pekerjaan umum seperti pembangunan saluran drainase atau yang sering dikenal oleh masyarakat pembuatan gorong-gorong di Desa Patumbak, Kec. Patumbak, Kab. Deli Serdang. Pembangunan saluran drainase yang terdapat di Desa Patumbak ini merupakan salah satu wujud
7
Margareth B E Sirait (Skripsi): Aspek Hukum Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Borongan Proyek Bangunan Yang Dilakukan Oleh PT.Riau Adi Sakti dengan PT.Citraciti Pasifik, (Medan; Fakultas Hukum USU, 2003), Hal. 1.
(6)
pembangunan di bidang fisik yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara ini tidak dapat secara langsung melakukan pembangunan saluran drainase tersebut, sehingga perlu untuk mengadakan kontrak dengan kontraktor yang persyaratannya sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu perusahaan kontraktor yang mengadakan kontrak dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara adalah CV.Rymandho Hubungan kerjasama antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho disebut dengan perjanjian atau sering dikenal dengan kontrak. CV.Rymandho dipercaya untuk menangani pembangunan saluran drainase dari hasil pemenangan suatu lelang yang dilakukan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan proyek pemborongan ini, para pihak yang terlibat tidak boleh mengabaikan akta perjanjian. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya harus selalu berpatokan pada isi perjanjian yang telah disepakati bersama antara pemborong dengan yang memborongkan, karena apabila terjadi penyimpangan dapat dijadikan alasan untuk menyatakan telah terjadi wanprestasi, dan isi perjanjian harus memperhatikan asas keadilan dan keseimbangan.
Pada masa sekarang ini banyak kontrak yang bermasalah, banyak isi kontrak yang sifatnya hanya menguntungkan salah satu pihak tanpa memperhatikan pihak lain, sehingga asas keadilan dan keseimbangan tidak terlihat lagi sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan kedua belah pihak. Selain
(7)
itu, dalam proses pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dalam perjanjian, sehingga banyak proyek itu yang berhenti sebelum selesai proses pekerjaannya.
Melihat kejadian seperti di atas, maka diadakanlah penulisan skripsi ini, karena melalui skripsi ini dapat diketahui apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pembangunan saluran drainase di Desa Patumbak telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku atau tidak. Oleh sebab itulah penulis tertarik mebuat skripsi tentang perjanjian pemborongan dengan judul “Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho Medan”.
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pekerjaan (Kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho ?
2. Bagaimana pengaturan hak dan kewajibannya dalam perjanjian antara Dinas Penataan dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho tersebut?
(8)
3. Apa kendala dan upaya yang dilakukan para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan (pemborongan pekerjaan) tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho.
2. Untuk mengetahui pengaturan hak dan kewajiban dalam perjanjian antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho.
3. Untuk mengetahui upaya dan kendala yang akan dilakukan para pihak dalam menyelesaikan sengketa yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan (pemborongan pekerjaan) tersebut.
D. Manfaat Penulisan
Selain dari tujuan penelitian, adapun manfaat yang terdapat dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoretis:
Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
(9)
perjanjian pemborongan pada khususnya. Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum yang pernah penulis dapatkan selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Secara Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi masyarakat yang masih awam mengenai perjanjian pemborongan serta dapat memberikan tambahan bagi instansi pemerintah tentang cara membuat perjanjian pemborongan yang baik dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan-kekurangan yang diakibatkan keterbatasan kemampuan. Namun kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan serta tujuan tertentu.8 Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Dengan maksud agar tulisan ini dapat dipertanggung jawabkan nilai ilmiahnya, maka diusahakan memperoleh dan mengumpulkan data-data dengan mempergunakan metode sebagai berikut :
8“Definisi Metode P
enelitian”, http://koffieenco.blogspot.com/, diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
(10)
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mengelola dan mempergunakan data-data sekunder. Penelitian hukum yang bersifat deskriptif yaitu, penelitian yang menggambarkan serta menjelaskan suatu keadaan yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan ke lapangan yang dapat mendukung teori yang sudah ada.9
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh disusun secara sistematis dan kemudian dianalisis secara yuridis untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan. Adapun data sekunder adalah data yang terdiri dari :
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang membuat orang taat pada hukum (bersifat mengikat) dan disahkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan perundang–undangan, dan putusan hakim. Bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini yakni: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
(11)
b. Bahan hukum sekunder, diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk kemana peneliti akan mengarah. Bahan sekunder disini yang dimaksud oleh penulis adalah doktrin-doktrin yang ada didalam buku, jurnal hukum dan internet.10
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan informasi hukum yang baik dan terdokumentasi maupun tersaji melalui media, yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Selanjutnya data primer yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu perjanjian (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data serta mempelajari data dengan melakukan penelitian atas sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis berupa buku-buku karangan para sarjana dan ahli hukum yang bersifat teoritis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
10“Metode
Penelitian Hukum Normatif”, http://lawmetha.wordpress.com/2011/05/19/met ode- penelitian-hukum-normatif/, diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
(12)
Penelitian yang dilakukan dalam bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, sebagai melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.
F. Keaslian Penulisan
Penulisan Skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho”.
Judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun melalui media referensi buku-buku, media elektronik (internet) sebagai sarana penunjang informasi jaringan perpustakaan terluas, dan studi kasus pada data sekunder yaitu menelaah pada dokumen Surat Perjanjian (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV. Rymandho. Dalam proses pengajuan skripsi ini harus didaftarkan terlebih dahulu ke perpustakaan dan disahkan oleh Ketua Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang serupa namun materi pembahasan yang dilakukan berbeda dari permasalahan yang diangkat juga berbeda. Penulisan skripsi ini merupakan penulisan yang pertama dan asli adanya.
(13)
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, pembahasan secara sistematis sangat diperlukan untuk memudahkan dalam membaca, memahami maupun memperoleh manfaat dari skripsi tersebut. Untuk memudahkan hal tersebut, maka penulisan skripsi ini disusun secara menyeluruh mengikat kerangka dasar yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Bab I ini akan membahas mengenai latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan diakhiri dengan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan tinjauan umum mengenai perjanjian. Pada bab ini penulis menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengertian perjanjian, syarat sahnya perjanjian, jenis-jenis perjanjian, prinsip hukum perjanjian, berakhirnya perjanjian dan wanprestasi dan akibat hukumnya.
BAB III : Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan mengenai pengertian perjanjian pemborongan, jenis-jenis perjanjian pemborongan, para pihak dalam perjanjian pemborongan, prosedur perjanjian pemborongan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan.
(14)
BAB IV : Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang profil umum CV.Rymandho, proses pelaksanaan pemborongan pekerjaan antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho dalam pekerjaan pembangunan saluran drainase desa patumbak kec.patumbak Kab.Deli Serdang, pengaturan hak dan kewajibannya dalam perjanjian pelaksanaan pekerjaan antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho serta kendala dan upaya hukum yang dilakukan para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan (pemborongan pekerjaan).
BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Di mana Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisa dari bab-bab sebelumnya.
(1)
perjanjian pemborongan pada khususnya. Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum yang pernah penulis dapatkan selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Secara Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi masyarakat yang masih awam mengenai perjanjian pemborongan serta dapat memberikan tambahan bagi instansi pemerintah tentang cara membuat perjanjian pemborongan yang baik dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan-kekurangan yang diakibatkan keterbatasan kemampuan. Namun kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan serta tujuan tertentu.8 Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Dengan maksud agar tulisan ini dapat dipertanggung jawabkan nilai ilmiahnya, maka diusahakan memperoleh dan mengumpulkan data-data dengan mempergunakan metode sebagai berikut :
8 “Definisi Metode Penelitian”, http://koffieenco.blogspot.com/, diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
(2)
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mengelola dan mempergunakan data-data sekunder. Penelitian hukum yang bersifat deskriptif yaitu, penelitian yang menggambarkan serta menjelaskan suatu keadaan yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan ke lapangan yang dapat mendukung teori yang sudah ada.9
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh disusun secara sistematis dan kemudian dianalisis secara yuridis untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan. Adapun data sekunder adalah data yang terdiri dari :
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang membuat orang taat pada hukum (bersifat mengikat) dan disahkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan perundang–undangan, dan putusan hakim. Bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini yakni: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
9
(3)
b. Bahan hukum sekunder, diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk kemana peneliti akan mengarah. Bahan sekunder disini yang dimaksud oleh penulis adalah doktrin-doktrin yang ada didalam buku, jurnal hukum dan internet.10
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan informasi hukum yang baik dan terdokumentasi maupun tersaji melalui media, yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Selanjutnya data primer yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu perjanjian (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data serta mempelajari data dengan melakukan penelitian atas sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis berupa buku-buku karangan para sarjana dan ahli hukum yang bersifat teoritis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
10 “Metode Penelitian Hukum Normatif”, http://lawmetha.wordpress.com/2011/05/19/met ode- penelitian-hukum-normatif/, diakses pada tanggal 15 Mei 2014.
(4)
Penelitian yang dilakukan dalam bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, sebagai melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.
F. Keaslian Penulisan
Penulisan Skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho”.
Judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun melalui media referensi buku-buku, media elektronik (internet) sebagai sarana penunjang informasi jaringan perpustakaan terluas, dan studi kasus pada data sekunder yaitu menelaah pada dokumen Surat Perjanjian (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV. Rymandho. Dalam proses pengajuan skripsi ini harus didaftarkan terlebih dahulu ke perpustakaan dan disahkan oleh Ketua Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang serupa namun materi pembahasan yang dilakukan berbeda dari permasalahan yang diangkat juga berbeda. Penulisan skripsi ini merupakan penulisan yang pertama dan asli adanya.
(5)
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, pembahasan secara sistematis sangat diperlukan untuk memudahkan dalam membaca, memahami maupun memperoleh manfaat dari skripsi tersebut. Untuk memudahkan hal tersebut, maka penulisan skripsi ini disusun secara menyeluruh mengikat kerangka dasar yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Bab I ini akan membahas mengenai latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan diakhiri dengan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan tinjauan umum mengenai perjanjian. Pada bab ini penulis menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengertian perjanjian, syarat sahnya perjanjian, jenis-jenis perjanjian, prinsip hukum perjanjian, berakhirnya perjanjian dan wanprestasi dan akibat hukumnya.
BAB III : Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan mengenai pengertian perjanjian pemborongan, jenis-jenis perjanjian pemborongan, para pihak dalam perjanjian pemborongan, prosedur perjanjian pemborongan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan.
(6)
BAB IV : Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang profil umum CV.Rymandho, proses pelaksanaan pemborongan pekerjaan antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho dalam pekerjaan pembangunan saluran drainase desa patumbak kec.patumbak Kab.Deli Serdang, pengaturan hak dan kewajibannya dalam perjanjian pelaksanaan pekerjaan antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho serta kendala dan upaya hukum yang dilakukan para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan (pemborongan pekerjaan).
BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Di mana Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisa dari bab-bab sebelumnya.