Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan Millennium Development Goal’s (MDG’s) adalah
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Target Nasional MDG’s adalah menurunkan
angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari angka kematian ibu pada tahun 1990
sebesar 405 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 (MDG’s, 2012).
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 mengisyaratkan bahwa
seluruh pembangunan kesehatan bangsa ditujukan kepada upaya menyehatkan
bangsa. Indikator kesehatan suatu bangsa antara lain adalah angka mortalitas dan
morbiditas (Manuaba, 2009). Menurut laporan World Health Organisation (WHO),
diperkirakan diseluruh dunia terdapat sekitar 536.000 wanita meninggal dunia akibat
masalah persalinan, dari jumlah tersebut 99% diantaranya terjadi dinegara-negara
berkembang (WHO, 2008).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi bila dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya, pada tahun 2003 angka kematian ibu di Indonesia
sebanyak 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2004 sebanyak 240 per
100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup,
pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2015

diharapkan dapat mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Menurut

Universitas Sumatera Utara

SKRT, 2001 penyebab langsung kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan segera
setelah persalinan yaitu perdarahan 27%, eklamsia 23%, infeksi 11%, komplikasi
purperium 8%, partus lama/macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 5%
dan lain-lain 11%.
Gambaran mengenai angka kematian ibu di Propinsi Sumatera Utara dalam
tiga tahun terakhir menunjukan kecendrungan adanya penurunan, dari 313/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2011, menjadi 274/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2012, dan 126/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Salah satu faktor penting
dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) adalah penyediaan dan
peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas baik terhadap ibu bersalin dengan
pertolongan persalinan yang tepat dan dapat menghindari persalinan berlangsung
dengan tindakan seperti seksio cesaria, vakum ekstraksi, yang mempunyai resiko
terhadap kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan (Dinkes Provsu, 2013).
Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, pada tahun 2000 pemerintah
merancangkan MPS (Making Pregnancy Safer) yang merupakan strategi sektor
kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan

terpadu. Salah satu strategi MPS adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan
keluarga. Output yang diharapkan dari strategi ini adalah menetapkan keterlibatan
suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif suami
maupun keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2001, dalam
Handonowati).

Universitas Sumatera Utara

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan
menjadi 3 yaitu persalinan spontan (bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir), persalinan buatan (bila persalinan dibantu dengan
tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps/vacum, atau dilakukan operasi sectio
caesaria), persalinan anjuran (persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin).
Faktor–faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya persalinan adalah power,
passage, passanger, psikologi ibu dan penolong persalinan (Yanti, 2009).
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, kala I disebut kala pembukaan, dimana
terjadinya pematangan serviks sampai lengkap 10 cm, kala II disebut juga kala

pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan ibu mengedan janin didorong
keluar sampai lahir, kala III atau kala uri dimana plasenta lepas dari dinding uterus
dan dilahirkan.
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta (Saifuddin, 2009). Menurut
Prawirohardjo (2010) kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap,
pada primigravida berlangsung selama kurang lebih 13 jam sedangkan pada
multigravida kurang lebih 7 jam. Dari hasil penelitian Sari (2009) di RSUD kota
Surakarta, ditemukan sebanyak 73% ibu mengalami persalinan dengan kala I yang
normal dan 37% mengalami persalinan dengan kala I yang tidak normal.

Universitas Sumatera Utara

Kecemasan merupakan gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi
kelancaran proses persalinan. Determinan terjadinya kecemasan pada ibu bersalin
adalah cemas sebagai akibat dari nyeri persalinan, keadaan fisik ibu, riwayat
pemeriksaan kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan, dukungan
dari lingkungan sosial (suami, keluarga atau teman) serta latar belakang psikososial
lain yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang
tidak diinginkan serta sosial ekonomi keluarga (Aryasatiani, 2005). Menurut Kartono
(1992) Penyebab timbulnya kegelisahan dan ketakutan pada akhir kehamilan adalah

adanya perasaan takut mati, takut tidak dapat menjadi ibu yang baik serta takut
terhadap bayi yang dilahirkannya cacat. Pitt (1994) juga menyatakan bahwa
kecemasan lain biasanya muncul disebabkan oleh faktor ekonomi, ganguan hubungan
suami istri, rasa cemas bila tidak mendapat dukungan moral dari suami ataupun
keluarga.
Di Indonesia pada tahun 2008 terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, dan yang
mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000
orang atau sebanyak 28,7%. (Depkes RI, 2008, dalam Anggraini). Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tursilowati, dkk (2007) di Desa Jepat Lor Kecamatan
Tayu Kabupaten Pati ditemukankan bahwa dari jumlah sampel 26 ibu hamil,
sebanyak 14 ibu (53,85%) mengalami kecemasan ringan, 4 ibu (15,53%) mengalami
kecemasan sedang, 1 ibu (3,84%) mengalami kecemasan berat dan 7 ibu (26,78%)
yang tidak mengalami kecemasan.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penelitian Hamranani, dkk (2002) menunjukan adanya hubungan
yang signifikan antara tingkat kecemasan dan lama persalinan kala I, dimana
ditemukan bahwa perpanjangan kala I mayoritas terjadi pada tingkat kecemasan
sedang sebanyak 81,25% dan tingkat kecemasan berat sebanyak 18,75% serta tidak

ditemukan perpanjangan kala 1 pada ibu dengan tingkat kecemasan ringan.
Sedangkan menurut Primus (1990) dalam penelitiannya tentang hubungan faktor
psikis terhadap lama persalinan, menyatakan bahwa faktor kecemasan pada ibu dapat
menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama dan melaporkan bahwa proporsi
kejadian persalinan lama sebesar 28,2%.
Salah satu kebutuhan dasar pada ibu bersalin adalah dukungan fisik dan
psikologis (emosional). Dukungan fisik dan psikologis (emosional) tersebut dapat
diberikan oleh orang terdekat ibu misalnya suami atau keluarga. Dukungan suami
merupakan suatu bentuk perwujutan dari sikap perhatian dan kasih sayang (Yanti,
2009). Adapun dukungan fisik yang dapat diberikan suami pada ibu saat proses
persalinan antara lain adalah membantu mengatur posisi ibu, membantu ibu kekamar
mandi, memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi, menciptakan suasana lingkungan
yang aman dan nyaman. Sedangkan yang termasuk dukungan psikologis adalah
membimbing ibu mengatur nafas saat kontraksi, memberi asuhan tubuh (menghapus
keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut/pinggang ibu
dengan lembut), memberi informasi tentang kemajuan persalinan, memberi dorongan
spiritual, dan memberi semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian
atas kemampuan ibu saat mengedan (Musbikin, 2012 ; Rukiyah dkk, 2011).

Universitas Sumatera Utara


Untuk membantu kelancaran proses persalinan kala I, peran suami yang bisa
dilakukan yaitu mengurangi kecemasan dengan melontarkan cerita-cerita lucu,
memberi makan dan minum pada ibu, mengelus perut dan pinggang ibu pada saat
datangnya rasa sakit. Hasil penelitian Nisa (2013) tentang hubungan peran suami
terhadap proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di Rumah Sakit
Umum Daerah Pidie Jaya mendapatkan hasil bahwa dari 66 responden yang
mendapat dukungan fisik dari suaminya mayoritas dengan dukungan baik sebanyak
50%, dukungan cukup sebanyak 30% dan dukungan kurang sebanyak 19,7%. Dalam
penelitiannya Nisa juga menunjukkan bahwa dukungan suami saat istri melahirkan
sangat berpengaruh terhadap persalinan.
Suami memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status kesehatan
ibu, secara psikologis istri membutuhkan dampingan suami selama masa kehamilan
sampai pada proses persalinan (Suryani, 2008). Hasil penelitian Primasnia, 2013
menyatakan bahwa dari 23 ibu primigravida yang didampingi suami selama proses
persalinan kala I sebagian besar tidak mengalami kecemasan sebanyak 65,2%,
sedangkan dari 23 ibu primigravida yang tidak didampingi suami selama kala I
persalinan sebagian besar mengalami kecemasan sebanyak 78,3%. Penelitian
terhadap 26 pasangan suami istri yang sedang menghadapi kehamilan di California
yang dikemukakan oleh Gladieux (Dagun, 1990) menyimpulkan, dukungan

emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan
perasaan senang dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam
situasi kehamilannya itu.

Universitas Sumatera Utara

Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 08 sampai dengan 10 Maret 2014
melalui wawancara pada 10 orang ibu primigravida trimester III yang datang ke
klinik bersalin Lena Barus, Wulan Sari dan Suarti. Ditemukan 6 dari 10 ibu hamil
merasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan, tetapi 4 ibu hamil
merasa tenang dan aman karena adanya perhatian serta dukungan dari suami maupun
keluarganya. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari klinik bersalin Lena
Barus, Wulan Sari dan Suarti pada bulan Januari-Februari 2014 terdapat 45 ibu
primipara yang bersalin spontan dan ditemukan 14 ibu (31,12%) ibu primipara yang
mengalami perpanjangan kala 1 persalinan. Tanpa disadari perhatian dari suami
terhadap ibu dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membuat ibu hamil tenang
dalam menghadapi proses persalinan dan adanya kecemasan yang berhubungan
dengan nyeri persalinan, adanya rasa takut mati, takut tidak dapat menjadi ibu yang
baik dan takut anak lahir cacat.
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan ditemukannya perpanjangan kala 1

persalinan sebanyak 31,12%, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
“Hubungan Dukungan Suami dengan Lama Kala 1 Persalinan Spontan pada Ibu
Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota
Binjai Pada Tahun 2014”.

1.2 Permasalahan
Permasalahan pada penelitian ini adalah ditemukannya perpanjangan kala 1
persalinan 31,12% pada primigravida yang di perkirakan berkaitan dengan tingkat

Universitas Sumatera Utara

kecemasan yang dialami dan dukungan suami pada ibu primigravida dalam
menghadapi proses persalinan. Apakah ada hubungan dukungan suami dengan lama
kala I persalinan spontan pada ibu primigravida?

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis hubungan dukungan suami dengan lama kala 1 persalinan
spontan pada ibu primigravida di klinik bersalin swasta wilayah kerja Puskesmas
Tanah Tinggi Kota Binjai pada tahun 2014.
1.4 Hipotesis

Ada hubungan dukungan suami dengan lama kala 1 persalinan spontan pada
ibu primigravida di klinik bersalin swasta wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi
Kota Binjai pada tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai dalam membuat
kebijakan guna menurunkan perpanjangan kala I persalinan spontan pada ibu
primigravida.
2. Memberikan masukan bagi Puskesmas Tanah Tinggi agar mempersiapkan suami
sebagai pendamping persalinan bagi ibu untuk memberikan dukungan dalam
menghadapi proses persalinan sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu.
3. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan
dukungan suami dengan lama kala I persalinan spontan pada ibu primigravida.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2013

15 113 169

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

0 1 19

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

0 0 30

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

0 5 4

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kala I Persalinan Spontan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2014

0 0 12

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I DI RUMAH BERSALIN WILAYAH KOTA UNGARAN

0 0 5

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS

0 0 9

Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2013

0 0 57

Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2013

0 0 19