Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air
juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632
jiwa. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten, 440 kecamatan. Deli
Serdang adalah salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara (Sumut), dimana
tempat peneliti berdomisili dan melakukan penelitian, dengan jumlah penduduk
tahun 2013 sebesar 1.886.388 jiwa, hasil tersebut menempati jumlah penduduk
terbesar ke dua setelah kota Medan (BPS, 2015).
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kec. Galang tahun 2012-2013 sebesar
63,476 jiwa menjadi 64,912 jiwa maka jumlah konsumsi air minum juga
meningkat. Perubahan perilaku masyarakat pada umumnya mengkonsumsi air
yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).
Tahun 2013 menunjukan bahwa lebih dari 50% rumah tangga di Kabupaten Deli
Serdang yang menggunakan AMIU sebagai sumber air minum (BPS Deli
Serdang, 2014).
Penggunaan air bersih yang disalurkan PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) Tirta Deli tahun 2013 sebesar 1.332.125 m3 dengan jumlah langganan
sebanyak 5.131 pelanggan, dimana pelanggan terbanyak adalah rumah tangga
sebesar 4.904 pelanggan. Tahun 2013 akses terhadap air minum yang memenuhi

syarat kesehatan (fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif) sekitar 56,41 % masih
menjadi masalah yang serius bagi penduduk Deli Serdang. Meskipun persentase

1
Universitas Sumatera Utara

2

rumah tangga dengan sumber air minum meningkat selama periode 2011-2013
(Statistik Daerah Kabupaten Deli Serdang, 2014).
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi
(zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan
sisanya 30% berupa daratan. Udara mengandung zat cair sebanyak 15% (Gabriel,
2001).
“Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah
udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorang pun yang dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. Selain
itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan
kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badan dan volume
tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi
antara bagian-bagian tubuh manusia, beberapa organ tubuh manusia yang
mengandung banyak air, antara lain: otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot
75,6% dan darah 83%. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut tergantung
pada keadaan iklim, standart kehidupan, dan kebiasaan masyarakat” (Chandra,
2006).
Adapun manfaat lain air bagi tubuh manusia, membantu proses
pencernaan, mengatur proses metabolisme, mengangkut zat-zat makanan, dan
menjaga keseimbangan tubuh. Menurut dokter dan para ahli kesehatan, tubuh

Universitas Sumatera Utara

3

membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan
gelas setiap harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah
ideal, tubuh akan mengalami kekuragan cairan (dehidrasi) yang menyebabkan
lemas, capek, dan menglami gangguan kesehatan. Ditinjau dari sudut ilmu

kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat (Suriawira, 2005).
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas
air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat
tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang
penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air kotor merupakan tempat yang
nyaman untuk berkembang biak bagi bakteri dan virus penyebab penyakit. Bibit
penyakit menular yang berkembang biak melalui perantara air antara lain kolera,
disentri typhus. Bahaya atau penyakit yang dapat ditimbulkan oleh air yang
tercemar antara lain keracunan, kanker, dan beberapa penyakit lainnya
(Alamsyah, 2007).
“Kualitas dan kuantitas air diperlukan untuk mengetahui kondisi air dan
kecenderungan berubah pada sumber air dalam rangka pengolahan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk
hidup, zat, atau energi, atau komponen lain dalam air. Indikator biologis, misalnya
bakteri dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan kuantitas air adalah
jumlah atau debit aliran air pada sumber air” (Soemarto, 2006).

Universitas Sumatera Utara


4

“Bioindikator atau indikator biologis adalah spesies atau populasi makhluk
hidup, hewan, tumbuhan atau mikroorganisme yang kehadiran dan vitalitasnya
dapat memberikan respon terhadap perubahan kondisi lingkungan Tingey (1989)
dalam Kovacs (1992) menyebutkan bahwa ”Three is no better indicator of status

ofa species or a system than the species of system it self”. Artinya tidak ada

indikator yang lebih baik dari suatu spesies atau suatu sistem dari pada spesies
atau sistem itu sendiri” (Linsley, 1989).
Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan, adapun parameter wajib yang diikuti dan ditaati oleh seluruh
penyelenggara air minum. Parameter mikrobiologi yang diukur yaitu Escherichia
coli dan total bakteri koliform dengan kadar maksimum yang diperbolehkan 0 di

air minum (Permenkes, 2010).
Air minum adalah air yang berasal dari pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
AMIU adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen.
Masih banyak ditemukan air minum isi ulang yang beroperasi di Pekan
Baru sebanyak 526 tahun 2014, ternyata hanya 152 yang mendapatkan izin dari
Dinas Kesehatan (Dinkes), ini membuat masyarakat cemas karena masyarakat
tidak tahu bagaimana membedakan air minum isi ulang yang mereka konsumsi
memenuhi syarat kesehatan atau tidak. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh
Budi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia melakukan sejumlah

Universitas Sumatera Utara

5

kajian terhadap kualitas air minum di beberapa daerah. "Hasil menunjukkan
beberapa memang tercemar bakteri Escherichia coli (Tribunews, 2014).
Adapun jumlah air minum isi ulang (AMIU) di Kec. Galang sebesar 39.
Sumber air baku yang berasal dari pegunungan persentase sebesar 51,2% dengan
harga Rp 4.000-5000, sumber air baku yang berasal dari air tanah sekitar 43,6%
dari jumlah yang ada di Kec. Galang, dengan kisaran harga yang bervariasi dari

harga Rp 3.000-3.500, sumber air PDAM 5,1 % dengan kisaran harga sama
dengan air tanah, dengan kisaran harga yang relatif murah kita bisa melihat
kualitas air yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan syarat-syarat kesehatan yang
telah ditetapkan terutama masalah Escherichia coli yang dapat berdampak
langsung terhadap kesehatan.
Perlunya pengawasan yang dilakukan agar kita dapat mengetahui kualitas
air yang kita gunakan sudah memenuhi syarat atau tidak. Apabila AMIU yang kita
gunakan tidak pernah dilakukan pengawasan bagaimana kita bisa melihat kualitas
AMIU aman atau tidak untuk dikonsumsi. Penyelenggara air minum untuk tujuan
komersial wajib melakukan pengawasan internal dan eksternal yang dilakukan di
unit pengisian galon/wadah air minum. Untuk pemeriksaan mikrobiologi dan fisik
pengujian sample air minum isi ulang wajib dilakukan 1 bulan sekali. Kimia wajib
dan tambahan dilakukan 6 bulan sekali. Jarang sekali kita lihat AMIU yang sesuai
dengan aturan tersebut, jika sudah melakukan pemeriksaan sesuai yang dianjurkan
maka aman (terhindar dari parameter fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif)
untuk dikonsumsi sebagai air minum sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

6


Survei awal yang dilakukan peneliti, dari 39 AMIU di Kec. Galang
Kabupaten Deli Serdang, hanya 1 AMIU yang memeriksakan kualitas air minum
terhadap parameter fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif yang dilakukan setiap
6 bulan sekali, sebagian besar AMIU melakukan pemeriksaan kualitas air hanya 1
kali saja pada saat membuka usaha, sedangkan lainnya malah tidak pernah
melakukan pemeriksaan kualitas air (fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif)
dari awal usahanya dibuka sampai sekarang pemeriksaan wajib dilakukan 1 bulan
sekali untuk pemeriksaan mikrobiologi dan fisik, untuk pemeriksaan kimia dan
radioaktif dilakukan 6 bulan sekali (Permenkes, 2010). Peneliti juga melihat
mereka tidak melakukan pemeliharaan peralatan terhadap tandon sumber air baku,
filter, mikrofilter, desinfeksi, pencucian, pembilasan. Pemeliharaan peralatan itu
penting untuk menjamin kualitas air minum, pemeliharaan peralatan dilakukan
setiap 1 minggu sekali untuk peralatan pembilasan, 1 bulan sekali untuk tandon
air baku, filter mikroflter, bulu sikat pada alat pencucian sebagian besar tidak
diganti setiap 3 bulan, dan 6 bulan untuk mengganti lampu ultraviolet jika tidak
bisa lagi digunakan sebagai alat desinfektan. Kita dapat melihat bagaimana
kualitas AMIU jika tidak ada pemeliharaan peralatan dan pengawasan yang
dilakukan terhadap kualitas air minum yang dihasilkan.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis ingin mengetahui analisis

pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan AMIU terhadap kualitas
bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

7

1.2 Perumusan Masalah
Pertumbuhan penduduk setiap tahun mengalami peningkatan dan
perubahan perilaku masyarakat pada umumnya mengkonsumsi air yang telah di
masak kini masyarakat mengkonsumsi AMIU, mendorong bertambahnya
pengusaha AMIU. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai kualitas
bakteriologis (Escherichia coli) terhadap AMIU di Kec. Galang Kab. Deli
Serdang Tahun 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Analisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan AMIU
terhadap kualitas bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli
Serdang Tahun 2015.
1.3.2

1.

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran pemeliharaan peralatan AMIU di Kec.
Galang Kab. Deli Serdang Tahun 2015.

2.

Untuk mengetahui gambaran pengawasan pengolahan pada AMIU di Kec.
Galang Kab. Deli Serdang Tahun 2015.

3.

Untuk mengetahui jumlah Escherichia coli pada AMIU di Kec. Galang
Kab. Deli Serdang Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

8


1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Agar bisa membedakan air minum yang layak dikonsumsi dengan yang
tidak layak dikonsumsi, dengan cara melihat peralatan yang digunakan dan
surat pemeriksaan kualitas air setiap 1 bulan sekali pada air minum isi
ulang.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai pemeliharaan peralatan dan
pengawasan pengolahan air minum isi ulang.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan masukan dan tambahan untuk peneliti lain.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Escherichia Coli Dan Koliform Pada Air Minum

2 48 24

Kualitas Bakteriologis Air Pada Perlindungan Mata Air Dikaitkan Dengan Sanitasi Lingkungan Di Desa Besamat Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000

0 29 89

Analisis Bakteri Escherichia coli Pada Air Sumur Yang Akan Digunakan Sebagai Air Minum

1 62 45

GAMBARAN SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun 2007)

0 5 13

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015

1 6 139

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015

0 0 16

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015

0 0 2

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015

0 0 45

Analisis Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Terhadap Kualitas Bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli serdang Tahun 2015 Appendix

0 0 37