TAP.COM - JURNAL ARTIKULASI VOL.7 NO.1 FEBRUARI | 415 PENERAPAN METODE ... 1279 2860 2 PB

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SEBUAH TEKS
PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 BATU
TAHUN AJARAN 2008/2009

Sandy Farboy
SMPN Sumbawa

Abstrak
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3 Batu dengan subjek penelitian
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batu sebanyak 31 siswa. Data penelitian ini
berupa aktivitas siswa saat proses pembelajaran membaca intensif serta hasil
nilai peningkatan kemampuan membaca intensif siswa. Data tersebut
diperoleh dengan teknik wawancara, pengamatan, diskusi, tes dan
dokumentasi. Penelitian ini menempatkan guru sebagai pengamat saat
tindakan dan peneliti sebagai pelaksana tindakan (pengajar). Data yang
terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Adapun teknik analisis
data yang digunakan adalah mereduksi, menyajikan kemudian menarik
kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan belajar membaca
intensif siswa pada siklus 1 66%, dan siklus 2 sebesar 96.77%. Siswa juga
lebih antusias dan aktif saat pelaksanaan metode CIRC. Dengan demikian,
pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode CIRC dapat
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa pada pembelajaran
menemukan gagasan utama pada sebuah teks siswa kelas VII SMP Negeri 3
Batu tahun pelajaran 2008/2009.
Kata kunci: Cooperatif, Kemapuan menemukan gagasan

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan berbahasa yang terdapat
dalam kurikulum Bahasa dan Sastra
Indonesia ada empat komponen.
Keterampilan itu adalah keterampilan
menyimak (listening skills), berbicara
(speaking skills), membaca (reading skills),

dan menulis (writing skills). Keempat
keterampilan berbahasa tersebut itu erat

sekali berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang
beraneka ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita
melalui suatu hubungan urutan yang teratur:
mula-mula pada masa kecil kita belajar
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 415

menyimak bahasa, kemudian berbicara,
sesudah itu kita belajar membaca, dan
menulis. Menyimak dan berbicara kita
pelajari sebelum memasuki sekolah.
Keempat keterampilan tersebut pada
dasarnya merupakan suatu kesatuan,
merupakan catur tunggal. Tarigan (1985: 1)
Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses berpikir
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin

cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa
berarti pula melatih keterampilan berpikir
(Tarigan, 1987: 1).
Sehubungan dengan keterampilan membaca,
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar
(2008: 245) mengatakan keterampilan
membaca pada umumnya diperoleh dengan
cara mempelajarinya di sekolah.
Keterampilan berbahasa ini merupakan
suatu keterampilan yang sangat unik serta
berperan penting bagi pengembangan
pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi
bagi kehidupan manusia. Dikatakan unik
karena tidak semua manusia, walaupun telah
memiliki keterampilan membaca, mampu
mengembangkannya menjadi alat untuk
memberdayakan dirinya atau bahkan

menjadikannya budaya bagi dirinya sendiri.
Dikatakan penting bagi pengembangan
pengetahuan karena presentase transfer ilmu
pengetahuan terbanyak dilakukan melalui
membaca.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
masyarakat Negara maju ditandai oleh telah
berkembangnya budaya baca. Negara-negara

yang masyarakatnya sangat maju dan kuat,
misalnya, Negara Amerika, Jepang,
Australia, Prancis, dan sebagainya, dalam
diri masyarakatnya sudah tertanam
kebiasaan membaca yang tinggi.
Berdasarkan kurikulum 2006, salah satu
tujuan umum pembelajaran Bahasa
Indonesia terkait dengan pembelajaran
membaca adalah menggunakan berbagai
jenis membaca untuk memahami berbagai
bentuk wacana tulis, dan berbagai karya

sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama,
novel remaja, antologi puisi, novel dari
berbagai angkatan (Depdiknas, 2006: 22).
Membaca merupakan kegiatan untuk
mendapatkan makna dari apa yang tertulis
dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain
perlu menguasai bahasa yang dipergunakan,
seorang pembaca perlu juga menguasai
bahasa yang dipergunakan, seorang
pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai
proses mental dalam sistem kognisinya.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar
(2008: 245).
Pengertian membaca sebagai suatu istilah
sangat beraneka ragam. Di dalam konteks
belajar-mengajar, membaca dipandang
sebagai proses menuju pemahaman sebagi
produk yang dapat diukur (Hafni, 1981). Di
sepanjang proses itu terjadi peraihan
informasi yang dikandung oleh lambang

grafis yang mewakili kata-kata bahasa
Indonesia. Pembaca sebagai pemakai bahasa
berinteraksi dengan masukan grafis,
mengarahkan segenap pengetahuan,
kompetensi bahasa, dan khasanah
pengalaman konseptualnya untuk
memproses tiga jenis informasi: a. informasi
grafonik. b. informasi sintaksis. c. informasi
semantis. Kesemuannya dapat menjadi
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 416

tujuan membaca (Muksin Ahmadi, 1990:
22).
Mengenai kesukaran siswa, Muksin Ahmadi
(1990: 23) mengatakan kesukaran siswa
dalam memahami isi bacaan berakar pada
kebiasaan yang salah, yang menurut Hafni
berdasarkan pandangan Michael Swana
(1979), meliputi: a. terlalu banyak
memperhatikan butir demi butir informasi,

tetapi gagal memberi makna teks. b. terlalu
cepat membaca untuk memahami maksud
umum teks, tetapi gagal memahami butirbutir tertentu sehingga mungkin
memperoleh arti yang salah dari sebagian isi
teks. c. terlalu imajinatif sehingga menafsir
isi teks menjadi sangat subjektif. d. adanya
keruwetan sintaksis terutama pada kalimat
teks yang panjang-panjang. e. adanya gaya
penulisan yang berulang-ulang penggunaan
ungkapan-ungkapan atau kata-kata yang
berlebihan. f. adanya penggunaan kosakata
yang terlalu asing bagi pembaca.
Selanjutnya, Oka (1983: 74)
menerangkan dalam pengajaran
keterampilan membaca secara umum ada
dua kemampuan yang harus dikuasai siswa,
yaitu: kemampuan mekanis dan kemampuan
komprehensif. Namun dalam kenyataannya,
tidak semua siswa mampu menguasai kedua
kemampuan tersebut. Begitupun yang

terjadi pada siswa di jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Siswa di jenjang ini
secara umum lebih banyak mengalami
kesulitan dalam memahami bacaan secara
komprehensif. Padahal aspek keterampilan
membaca pada jenjang SMP dan SMA
menuntut tingkat pemahaman yang lebih
tinggi.
Adapun masalah membaca secara

komprehensif yang dihadapi siswa secara
umum adalah rendahnya kemampuan
memahami bacaan. Hal tersebut dikarenakan
kesulitan-kesulitan siswa dalam: menguasai
kosakata, menafsirkan buah pikiran,
menangkap ide pokok, menangkap perincian
isi bacaan, menangkap urutan peristiwa,
menangkap maksud pengarang, menilai dan
mengomentari bacaan secara kritis,

mengikuti yang digariskan dalam bacaan,
mengingat masalah pokok bacaan, dan
mengatur pemahaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
beserta guru mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMP Negeri 3 Batu bekerja
sama atau berkolaborasi mencoba untuk
melaksanakan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
pada pengajaran menemukan gagasan utama
dalam teks yang dibaca di kelas VII dengan
judul “Penerapan Metode Cooperative
Integrated Reading And Composition
(CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menemukan Gagasan Utama Pada
Sebuah Teks Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009”.
1.2 JANGKAUAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan, maka masalah pada penelitian ini
adalah kesulitan siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Batu dalam menemukan gagasan
utama dalam teks yang dibaca. Oleh karena
itu, untuk mengatasi masalah tersebut
peneliti bersama guru mencoba bersamasama untuk memperbaiki Proses Belajar
Mengajar (PBM) dengan menerapkan
metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada kegiatan
pembelajaran, khususnya pada materi
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 417

menemukan gagasan utama dalam teks yang
dibaca.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada jangkauan
masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah penerapan metode
Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) untuk
meningkatkan kemampuan menemukan
gagasan utama pada sebuah teks siswa
kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun
Ajaran 2008/2009 ?
b. Bagaimanakah peningkatan kemampuan
menemukan gagasan utama pada sebuah
teks siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batu
tahun pelajaran 2008/2009 dengan
menggunakan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition
(CIRC) ?

b. Mengetahui peningkatan kemampuan
menemukan gagasan utama pada sebuah
teks siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batu
tahun pelajaran 2008/2009 dengan
menggunakan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition
(CIRC).
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan menemukan
gagasan utama pada sebuah teks siswa kelas
VII SMP Negeri 3 Batu.

c. Memberikan alternatif penyelesaian
masalah menemukan gagasan utama
pada sebuah teks kepada guru melalui
metode Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC).
1.6 PENEGASAN ISTILAH

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menemukan
gagasan utama pada sebuah teks siswa kelas
VII SMP Negeri 3 Batu tahun pelajaran
2008/2009 dengan menggunakan metode
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC). Adapun Secara
khusus penelitian ini bertujuan:
a. Mendeskripsikan penerapan metode
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) untuk
meningkatkan kemampuan menemukan
gagasan utama pada sebuah teks siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Batu tahun
pelajaran 2008/2009.

Penegasan istilah dalam penelitian ini
bertujuan untuk mempermudah pemahaman
istilah-istilah yang digunakan. Adapun
istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Langkah-langkah pada metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
yaitu a : Membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
b. Guru memberi wacana/kliping sesuai
dengan topik pembelajaran. c. siswa
bekerjasama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas. d.
mempresentasikan/membacakan hasil
kelompok. e. guru membuat kesimpulan
bersama. f. penutup (Agus Suprijono, 2008:
130-131).

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 418

b. Pengertian membaca sebagai suatu istilah
sangat beraneka ragam. Di dalam konteks
belajar-mengajar, membaca dipandang
sebagai proses menuju pemahaman sebagai
produk yang dapat diukur (Hafni, 1981). Di
sepanjang proses itu terjadi peraihan
informasi yang dikandung oleh lambang
grafis yang mewakili kata-kata bahasa
Indonesia. Pembaca sebagai pemakai bahasa
berinteraksi dengan masukan grafis,
mengarahkan segenap pengetahuan,
kompetensi bahasa, dan khasanah
pengalaman konseptualnya untuk
memproses tiga jenis informasi: a. informasi
grafonik. b. informasi sintaksis. c. informasi
semantis. Kesemuannya dapat menjadi
tujuan membaca (Muksin Ahmadi, 1990:
22).

2. KAJIAN TEORI
2.1 TEORI MEMBACA
Menurut Ahmad S. Harjasujana (1986: 02)
membaca adalah kegiatan merespon
lambang-lambang cetakan atau tulisan
dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Oka (1983: 17) memberikan pengertian
membaca sebagai proses pengolahan bacaan
secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan
tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan dan
penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi,
dan dampak bacaan itu. Selain itu,
pengertian membaca juga diberikan Hafni,
1981 dalam Mukhsin Ahmadi (1990: 22)
yaitu membaca sebagai suatu istilah sangat
beraneka ragam. Di dalam konteks belajar
mengajar, membaca dipandang sebagai
proses menuju pemahaman sebagai produk
yang dapat di ukur.
Tujuan utama dalam membaca
dituturkan oleh Tarigan (1987: 09) yaitu

untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan
yang erat sekali berhubungan dengan
maksud tujuan atau intensif kita dalam
membaca. Oleh sebab itu, Tarigan dan H. G
Tarigan (1987: 135) mengatakan membaca
adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang
tersimpan dalam teks harus digali dan dicari
melalui kegiatan membaca. Selain itu, M. E.
Fowler (1985) dalam Mukhsin Ahmadi
(1990: 24) juga mengatakan bahwa tujuan
membaca dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1.
Suatu program pengajaran membaca yang
bertujuan untuk (a). menambah kecepatan
dan memperbaiki pemahaman, (b). mengajar
siswa bagaimana mengadaptasi pendekatan
membaca dengan berbagai variasi bahan
bacaan, (c). memperbaiki pembacaan bagi
semua keterampilan berbahasa. 2. Suatu
latihan membaca untuk dapat mengapresiasi
dan memperoleh kesenangan estetis dari
prosa atau puisi (karya sastra). 3. Program
individual yang ditujukan untuk mendorong
siswa agar membaca sebanyak-banyaknya
dan memungkinkan siswa itu untuk dapat
mengembangkan diri menjadi pembaca yang
teliti sepanjang hayatnya.
2.2 MEMBACA INTENSIF
Membaca intensif menurut Tarigan (1987:
35-36) adalah studi seksama, telaah teliti,
dan pengamanan terperinci yang
dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu
tugas yang pendek kira-kira dua sampai
empat halaman setiap hari. Bagian dari
teknik membaca intensif meliputi kuesioner,
latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata,
telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum.
Bukan keterampilan-keterampilan yang
terlihat yang paling diutamakan dalam
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 419

membaca intensif, melainkan hasil atau
pemahaman yang mendalam serta terperinci
atas teks yang dibaca.
Membaca intensif mempunyai tujuan
utama yaitu untuk memperoleh sukses
dalam pemahaman penuh terhadap argumenargumen yang logis, urutan-urutan retoris
atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya,
nada-nada yang bersifat emosional dan
sosial, pola-pola sikap dan tujuan
pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Pemahaman ini berhubungan erat dengan
kecepatan membaca. Kecepatan membaca
akan menurun kalau kedalaman atau
keterperincian pemahaman semakin
bertambah dan semakin meningkat (Tarigan,
1987:35-36).
2.3 STRATEGI PEMBELAJARAN
MEMBACA
Trianto (2007: 144) menjelaskan, secara
umum strategi mempunyai pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Berkaitan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan guru dan siswa
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Adapun tujuan utama pengajaran
startegi belajar adalah mengajarkan siswa
untuk belajar atas kemauan sendiri. Dengan
kata lain, tujuan pengajaran strategi belajar
adalah untuk membentuk siswa sebagai
pembelajar mandiri. Kemp (1995)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien (Wina Sanjaya, 2008: 126).
Strategi pembelajaran adalah strategi yang
meliputi kegiatan atau pemakaian teknik
yang dilakukan oleh pengajar mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai
ke tahap evaluasi, serta program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,
yaitu pengajaran. Strategi pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pola
keterampilan pembelajaran yang dipilih
pengajar untuk melaksanakan program
pembelajaran dalam rangka untuk mencapai
tujuan keterampilan berbahasa Indonesia
yang terdiri atas keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis
(Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,
2008: 09).
2.4 STRATEGI BELAJAR
COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION
(CIRC) DAN RUANG LINGKUPNYA
Pendekatan pembelajaran kooperatif
menekankan tujuan-tujuan kelompok dan
tanggung jawab individual. Sebagai
tambahan, pengembangan CIRC dihasilkan
dari sebuah analisis masalah-masalah
tradisional dalam pengajaran pelajaran
membaca, menulis, seni berbahasa (Slavin,
2008: 200).
Hiebert, 1983 dalam (Slavin, 2008: 201)
menjelaskan Sebuah fitur yang bersifat
hampir selalu universal dari pengajaran
membaca adalah penggunaan kelompok
membaca yang terdiri atas para siswa
dengan tingkat kinerja yang sama. Dasar
pemikiran utama untuk pelajaran membaca
adalah bahwa para siswa perlu memiliki
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 420

materi-materi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka.
Selanjutnya Slavin menjelaskan satu fokus
utama dari kegiatan CIRC sebagai cerita
dasar adalah membuat penggunaan waktu
tindak lanjut menjadi lebih efektif: Para
siswa yang bekerja yang bekerja di dalam
tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan
ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran
kelompok membaca, supaya dapat
memenuhi tujuan-tujuan dalam bidangbidang lain seperti pemahaman membaca,
kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para
siswa termotivasi untuk saling bekerja satu
sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau
rekognisi lainnya yang didasarkan pada
pembelajaran seluruh anggota tim.
Tujuan utama dari para pengembang
program CIRC terhadap pelajaran menulis
dan seni berbahasa adalah untuk merancang,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pendekatan proses menulis pada pelajaran
menulis dan seni berbahasa yang akan
banyak memanfaatkan kehadiran teman satu
kelas. Respon dari kelompok teman adalah
unsur khas dari model-model proses
penulisan, tetapi keterlibatan teman jarang
sekali menjadikan kegiatan sentralnya. Akan
tetapi, dalam program CIRC, para siswa
merencanakan, merevisi, dan menyunting
karangan mereka dengan kolaborasi yang
erat dengan teman satu tim mereka.
Pengajaran mekanika bahasa benar-benar
terintegrasi sekaligus menjadi bagian dari
pelajaran menulis, dan pelajaran menulis
sendiri terintegrasi dengan pengajaran
pelajaran memahami bacaan baik dengan
keterpaduan kegiatan-kegiatan proses
menulis dalam program membaca maupun
dengan penggunaan kemampuan memahami

bacaan yang baru dipelajari dalam
pengajaran pelajaran menulis.
CIRC terdiri dari tiga unsur penting:
kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan, dan
seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam
semua kegiatan ini, para siswa bekerja
dalam tim-tim yang heterogen. Semua
kegiatan mengikuti siklus regular yang
melibatkan presentasi dari guru, latihan tim,
tes serta mempunyai materi dan petunjuk
manualnya.
Langkah-langkah pada metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
menurut Agus Suprijono, 2008: 130-131
yaitu:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya
4 orang yang secara heterogen.
2. Guru memberi wacana/kliping sesuai
dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerjasama saling membacakan
dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil
kelompok.
5. Guru membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup
2.5 MENGUKUR KEMAMPUAN DAN
PEMAHAMAN MEMBACA
Salah satu kegiatan yang ikut
menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar (PBM) ialah penilaian, baik yang
menyangkut penilaian program, kegiatan
maupun hasil proses belajar mengajar.
Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu
pada penilitian ini perhatian dipusatkan pada
penilaian terhadap kemajuan siswa dalam
PBM.
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 421

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar
(2008: 247) mengatakan pengajaran
membaca harus memperhatikan kebiasaan
cara berpikir teratur yang baik. Hal ini
disebabkan membaca sebagai proses yang
sangat kompleks, dengan melibatkan semua
proses mental yang lebih tinggi, seperti
ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan,
penerapan, dan pemecahan masalah. Oleh
karena itu, kemampuan membaca
merupakan salah satu dari keempat
keterampilan berbahasa yang diajarkan dan
karenanya juga berkonsekuensi untuk
diteskan kepada siswa.
Selanjutnya, Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar menjelaskan ada banyak cara yang
distandarkan untuk mengukur kemampuan
membaca. Sejumlah teknik pengukuran
kemampuan membaca yang sering
dipergunakan antara lain adalah dengan
mempergunakan bentuk betul-salah,
melengkapi kalimat, pilihan ganda,
pembuatan ringkasan atau rangkuman,
test,test-C, dan lain-lain.
Teknik yang paling umum dipakai adalah
format bentuk tes pilihan ganda. Namun
demikian, format tersebut sering dikritik
karena jawaban benar dapat diperoleh lewat
lebih dari satu cara, misalnya dengan cara
menebak. Di samping itu, juga diragukan
kemampuan membaca siswa memahami
sungguh-sungguh wacana yang diteskan
karena tanpa adanya penilaian dalam
pemilihan jawaban yang benar. Dengan
demikian, proses pemilihan jawaban yang
benar belum tentu mencerminkan proses
yang terlibat sebagaimana dalam konteks
membaca yang sebenarnya. Untuk
mengatasi kritik tersebut, usaha pengukuran
kemampuan membaca dapat ditempuh

dengan mempergunakan lebih dari satu
teknik.
Pada penelitian ini, teknik atau bentuk tes
yang digunakan adalah tes soal uraian. Hal
ini di dasarkan pada aspek penilaian yang
terdiri dari beberapa tingkatan dalam
pemahaman membaca dan pertimbangan
peneliti beserta guru bahwa tes soal uraian
diharapkan atau akan lebih memungkinkan
siswa untuk kreatif dalam berpikir dan
menalar.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 PENGANTAR
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari dua pertemuan dengan waktu
5x40 menit. Pelaksanaan siklus 1 pertemuan
pertama pada hari Sabtu 6 Februari 2008
dan pertemuan kedua dilaksanakan hari
Selasa 16 Februari 2008. Siklus 2 pertemuan
pertama hari Selasa 23 Februari 2008 dan
pertemuan kedua hari Sabtu 27 Februari
2008.
4.2 HASIL PENELITIAN
4.2.1 PENERAPAN METODE
COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION
(CIRC) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SISWA MENEMUKAN GAGASAN
Utama Pada Sebuah Teks Siswa
KELAS VII DI SMP NEGERI 3 BATU
SIKLUS 1
4.2.1.1 Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1
yang dilakukan peneliti bersama guru antara
lain yaitu:
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 422

a. Menyusun silabus
b. Menyusun RPP
c. Menyusun LKS
4.2.1.2 PELAKSANAAN TINDAKAN
PEMBELAJARAN
a. PERTEMUAN PERTAMA
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Sabtu 6
Februari selama 3x40 menit, dimulai pada
pukul 07.00-09.00 WIB. Pada pertemuan
pertama, satu siswa tidak masuk. Adapun
uraian pelaksanaan pembelajaran
menemukan gagasan utama dengan metode
CIRC siklus 1 pertemuan pertama sebagai
berikut:
1) Apersepsi
2) Membentuk kelompok heterogen
3) Memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran.
4) Siswa bekerjasama menemukan ide
pokok
5) Mempresentasikan hasil kelompok
6) Membuat kesimpulan
7) Penghargaan.
b. PERTEMUAN KEDUA
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa 16 Februari 2008 selama 2x40 menit,
dimulai pada pukul 07.00-08.20 WIB.
Seperti pertemuan pertama, satu siswa juga
tidak mengikuti proses pembelajaran. Uraian
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Apersepsi
2) Membentuk kelompok heterogen
3) Memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran.
4) Siswa bekerjasama menemukan ide
pokok
5) Mempresentasikan hasil kelompok
6) Membuat kesimpulan
7) Penghargaan.
4.2.1.3 Evaluasi
Evaluasi pembelajaran pada siklus
1, baik pada pertemuan pertama dan kedua
dilakukan dalam bentuk evaluasi proses
maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan evaluasi hasil dilaksanakan
setelah pembelajaran berlangsung.
4.2.2 PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENEMUKAN GAGASAN
UTAMA KELAS VII SMP
NEGERI 3 BATU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE
CIRC SIKLUS 1.
Kemampuan siswa untuk menemukan
gagasan utama, gagasan penjelas, kalimat
utama, dan mampu menyimpulkan topik
atau masalah utama pada teks. Sebelum
pelaksanaan metode CIRC sangat kurang.
Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai siswa
sebagai berikut:

Abdul Hamid Mahmud
Achmad Alfan Zainullah

Nilai
Pra
Ti
66 d k
66

Ket
TT
TT

Siklus 1
75
69

Ket
T
TT

13,6
4,54

3.
4.

Adi Mashudi
Adriananta Yuswa

75
67

T
TT

75
74

T
T

0
10,4

5.

Anggita Yunitian

65

TT

79

T

21,5

NO

NAMA

1.
2.

Peningkatan (%)

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 423

6.
7.

Anggraini Diah Kuswan
Aini kusuma

68
73

TT
T

68
73

TT
T

0
0

8.
9.
10.

Bayu Setiawan
Bella Mariska
Canda Macica

69
60
68

TT
TT
TT

75
60
73

T
TT
T

8,69
0
7,35

11.

Eka Oktaviana

71

T

71

T

0

12.
13.
14.

Eka Retno Asih
Eko Bagus Pramudya
Erika Nur Aini

69
68
76

TT
TT
T

70
74
81

T
T
T

1,44
8,82
6,57

15.
16.

Irfan Andi Prasetya
Istiqomah

69
66

TT
TT

69
66

TT
TT

0
0

17.
18.

Khilmiatun Nisa
Klarine Nur Agtiansyah

75
65

T
TT

75
65

T
TT

0
0

19.
20.

Mochamad Affandi
Mohammad Nur Sholeh

69
70

TT
T

75
76

T
T

8,69
8,57

21.
22.

Moh. Muklas Wicaksono
Mohammad Ryan Isroni

69
68

TT
TT

69
68

TT
TT

0
0

23.
24.

Nur Latifatuz Zahro
Nur Mufidah.

69
69

TT
TT

74
75

T
T

7,24
8,69

25.
26.
27.

Nurinda Rachmadanti
Nurul Kholifah
Rubiyatul Adawiyah

66
66
67

TT
TT
TT

73
75
72

T
T
T

10,6
13,6
7,46

28.
29.

Ryan Harris Abdullah
Ryan Harris Abdillah

68
69

TT
TT

68
71

TT
T

0
2,89

30.
31.

Saka Aryo Abdillah
Yanaita Febitri

67
69

TT
TT

67
69

TT
TT

0
0

JUMLAH

2122

2177

124,61

Rata-rata

68,4

70,22

4,02

Keterangan:
Peningkatan : Nilai post test-nilai pre test x 100%=
Nilai pre test
Post test
: nilai setelah tindakan
Pre test
: nilai pra tindakan
Ketuntasan:
Pra Tindakan : 6 siswa (19% dari jumlah siswa)
Siklus 1
: 20 siswa (66% dari jumlah siswa)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
rata-rata siswa mengalami peningkatkan
4,04% setelah pelaksanaan metode CIRC
dalam pengajaran menemukan gagasan
utama pada sebuah teks. Namun demikian,
pada siklus 1 juga terdapat 14 siswa yang
tidak mengalami peningkatan dari sebelum

Grafik 4.1

tindakan. Hal ini disebabkan karena siswa
kurang memperhatikan pada saat
pembelajaran berlangsung.

Aktivitas Siswa Saat PBM Siklus
1
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 424

70
60
50
40
30
20
10
0

1
2
3
4

PA
ARTISIPASIMEMBA
ACAMENCATATEVA
ALUASI

4.2.3 Reffleksi
Berdasarrkan tindakan
n yang dilakkukan pada
siklus 1, baik pada peertemuan sattu maupun
dua, makka diadakan refleksi
r
padda proses
maupun hasil
h
oleh peeneliti, guru dan
beberapaa siswa. Adap
pun berdasarrkan hasil
evaluasi, maka telah diperoleh keetuntasan
belajar seebesar 64,51%. Walaupuun hasil ini
sudah meelebihi dari indikator
i
penncapaian,
namun peencapaian siiklus 1 belum
m maksimal
karena beelum mencap
pai ketuntasan belajar
yaitu sebbesar 70%.
Berdasarrkan hasil ev
valuasi hasil, kesulitan
siswa yanng paling baanyak adalahh pada
proses menemukan
m
gagasan
g
utam
ma, kalimat
utama, daan topik sedangkan untuuk gagasan
penjelas sudah mulaii dipahami oleh
o siswa.
Berdasarrkan hasil cattatan lapanggan,
pengamaatan maupun hasil pembeelajaran,
terdapat masalah-ma
m
asalah yang menghambat
m
t
pembelajjaran. Masallah pertama, yaitu pada
penggunaaan waktu yang belum efektif
e
dan
efesien. Untuk
U
mengatasi itu, maaka pada
siklus 2, RPP dipersiiapkan dengaan sebaikbaiknya serta
s
alokasii waktu padaa langkahlangkah pembelajara
p
an diatur lebiih rinci lagi.
Masalah kedua, sisw
wa masih kuraang
maksimaal dalam men
nemukan gaggasan
utama, gaagasan penjeelas, kalimatt utama, dan
topik. Walaupun sebaagian besar siswa setujuu
dan senanng dengan belajar
b
berkelompok
karena tiddak membossankan. Nam
mun
demikiann, hasil yang dicapai kurang

makksimal karena saat pembeelajaran
berlangsung, sisswa sering diipanggil olehh
pihaak sekolah daan hal itu meembuat
pem
mbelajaran tiddak maksimaal. Oleh kareena
itu, untuk
u
memeecahkan massalah tersebuut,
padaa siklus 2 sebbelum kegiaatan
pem
mbelajaran diimulai guru atau
a penelitii
mem
minta izin terrlebih dahuluu agar saat
kegiiatan pembellajaran dimuulai siswa tiddak
disibbukkan duluu dengan aktiivitas atau
kegiiatan lainnyaa karena hal tersebut akaan
menngganggu prooses pembellajaran.
Masalahh ketiga, kareena siswa kuurang
makksimal khusuusnya dalam menemukann
gagaasan utama, dengan alasan paragraf
dalaam LKS atauu Tes terlalu banyak sehiingga
guruu (peneliti) dengan
d
guru pamong
menngurangi jum
mlah parangraf, dari 10
paraagraf tiap LK
KS dan Tes menjadi
m
8
paraagraf.
4.2.44 PENERAPAN PENE
ERAPAN
METODE COO
OPERATIV
VE
INT
TEGRATED
D READING
G AND
COMPOS
SITION (CIIRC) UNTU
UK
MENINGKATKAN KEM
MAMPUAN
SISW
WA
MENEMU
UKAN GAG
GASAN
UTA
AMA PADA
A SEBUAH
H TEKS SISW
WA
KEL
LAS VII DII SMP
NEGERI 3 BATU SIIKLUS 2
4.2.44.1 Perencaanaan Pemb
belajaran
Sepeerti pada sikklus 1, perenccanaan
pem
mbelajaran sikklus 2 juga dilakukan
d
olleh
peneeliti bersamaa guru mata pelajaran.
p
Adaapun kegiatann perencanaan pembelajjaran
sikluus 1 antara laain yaitu:
a. Menyusun
M
silabus
b. Menyusun RPP
R
Jurrnal Artikulaasi Vol.7 Noo.1 Februari | 425

c. Menyusun LKS
4.2.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran
a. Pertemuan pertama
Pelaksanaan pembelajaran
pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan
pada hari selasa 23 Februari 2008 selama
2x40 menit dengan 30 siswa dan dimulai
pada pukul 07.00-08.20 WIB. Adapun
uraian pelaksanaan pembelajaran
menemukan gagasan utama pada teks yang
dibaca dengan menggunakan metode CIRC
siklus 2 pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
1) Apersepsi
2) Membentuk kelompok heterogen
3) Memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran.
4) Siswa bekerjasama menemukan ide
pokok
5) Mempresentasikan hasil kelompok
6) Membuat kesimpulan
7) Penghargaan.
b. Pertemuan kedua
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu 27 Februari 2010 selama 2x40 menit,
dimulai pada pukul 07.00-08.20 WIB.
Seperti pertemuan pertama, satu siswa juga

tidak mengikuti proses pembelajaran. Uraian
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Apersepsi
2) Membentuk kelompok heterogen
3) Memberikan wacana sesuai dengan
topik pembelajaran.
4) Siswa bekerjasama menemukan ide
pokok
5) Mempresentasikan hasil kelompok
6) Membuat kesimpulan
7) Penghargaan.
4.2.5 Peningkatan Kemampuan Membaca
Intensif Kelas VIII MTs
Muhammadiyah 1 Malang dengan
Menggunakan Strategi PQ4R
Siklus 2
Berdasarkan hasil evaluasi baik
proses maupun hasil, diperoleh kemampuan
menemukan informasi sebagai bahan diskusi
melalui membaca intensif siswa kelas VIII
MTs Muhammadiyah 1 Malang lebih baik
dibandingkan sebelum tindakan dan siklus
1. Hal ini bisa dilihat pada hasil nilai siswa
yang mangalami peningkatan sangat baik.
Selain itu, hasil pengamatan juga
menunjukkan dengan strategi PQ4R siswa
lebih antusias dalam pembelajaran. Berikut
hasil penilaian pada siklus 2:

Tabel 4.2
Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama
Sebelum dengan Sesudah Tindakan Siklus 2
NO

NAMA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Abdul Hamid Mahmud
Achmad Alfan Zainullah
Adi Mashudi
Adriananta Yuswa
Anggita Yunitian
Anggraini Diah Kuswan
Aini kusuma

Nilai
Pra
66
66
75
67
65
68
73

Ket
TT
TT
T
TT
TT
TT
T

Siklus 2
82
81
83
83
81
82
82

Ket
T
T
T
T
T
T
T

Peningkatan (%)
24,24
22,72
10,66
23,88
24,61
20,58
13,33

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 426

8.
B
Bayu
Setiawan
9.
B
Bella
Mariska
10.
C
Canda
Macica
11.
E Oktaviana
Eka
12.
E Retno Asih
Eka
13.
E Bagus Pram
Eko
mudya
14.
E
Erika
Nur Aini
15.
I
Irfan
Andi Prasettya
16.
I
Istiqomah
17.
K
Khilmiatun
Nisa
18.
K
Klarine
Nur Agtiiansyah
19.
M
Mochamad
Affan
ndi
20.
M
Mohammad
Nur Sholeh
21.
M
Moh.
Muklas Wiicaksono
22.
M
Mohammad
Ryaan Isroni
23.
N Latifatuz Zaahro
Nur
24.
N Mufidah.
Nur
25.
N
Nurinda
Rachmaadanti
26.
N
Nurul
Kholifah
27.
R
Rubiyatul
Adawiiyah
28.
R
Ryan
Harris Abd
dullah
29.
R
Ryan
Harris Abd
dillah
30.
S
Saka
Aryo Abdilllah
31.
Y
Yanaita
Febitri
JUMLAH
H
Rata-rataa

69
60
68
71
69
68
76
69
66
75
65
69
70
69
68
69
69
66
66
67
68
69
67
69
2122
68,4

TT
TT
TT
T
TT
TT
T
TT
TT
T
TT
TT
T
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT

82
82
80
80
81
69
83
84
80
81
84
86
83
82
82
81
91
82
80
82
81
83
82
82
2537
81,84

T
T

T
T
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T

18,84
36,666
17,665
12,668
14,50
1,47
92,10
21,74
21,21
0,08
29,23
24,664
18,57
18,84
20,59
17,34
31,88
24,24
21,21
22,39
19,12
20,29
22,39
18,84
686,,25
21,14

Keterangan:
Peningkatan : Nilai post test-nillai pre test x 100%=
Nilai pre test
t
: nilai setelah tinddakan
Post test
: nilai pra tindakann
Pre test
Ketuntasan:
Pra Tindaakan : 6 sisswa (19% daari jumlah siiswa)
Siklus 2
: 30 siswa (96, 77% daari jumlah siiawa)
Berdasarrkan hasil peengamatan yaang dilakukaan pada prosses pembelajjaran menem
mukan gagasaan
utama deengan mengg
gunakan mettode CIRC siklus 2, dipeeroleh gambaaran aktivitaas siswa beriikut
ini:
Grafik 4.2
4
Aktivitas Siswa Saa
at PBM Sikllus 2
70
60
50

1

40

2

30
3

20
4

10
0
PARTISIPASI

MEMBACA
M

MEENCATAT

EVALLUASI

Jurrnal Artikulaasi Vol.7 Noo.1 Februari | 427

Tabel 4.3
Perbandingan Peningkatan
Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
NO

NAMA

Abdul Hamid Mahmud
1.
Achmad Alfan Zainullah
2.
Adi Mashudi
3.
Adriananta Yuswa
4.
Anggita Yunitian
5.
Anggraini Diah Kuswan
6.
Aini kusuma
7.
Bayu Setiawan
8.
Bella Mariska
9.
Canda Macica
10.
Eka Oktaviana
11.
Eka Retno Asih
12.
Eko Bagus Pramudya
13.
Erika Nur Aini
14.
Irfan Andi Prasetya
15.
Istiqomah
16.
Khilmiatun Nisa
17.
Klarine Nur Agtiansyah
18.
Mochamad Affandi
19.
Mohammad Nur Sholeh
20.
Moh. Muklas Wicaksono
21.
Mohammad Ryan Isroni
22.
Nur Latifatuz Zahro
23.
Nur Mufidah.
24.
Nurinda Rachmadanti
25.
Nurul Kholifah
26.
Rubiyatul Adawiyah
27.
Ryan Harris Abdullah
28.
Ryan Harris Abdillah
29.
Saka Aryo Abdillah
30.
Yanaita Febitri
31.
JUMLAH
Rata-rata

Peningkatan (%)
Siklus 1

Siklus 2

13,6
4,54
0
10,4
21,5
0
0
8,69
0
7,35
0
1,44
8,82
6,57
0
0
0
0
8,69
8,57
0
0
7,24
8,69
10,6
13,6
7,46
0
2,89
0
0
124,61
4,02

24,24
22,72
10,66
23,88
24,61
20,58
13,33
18,84
36,66
17,65
12,68
14,50
1,47
92,10
21,74
21,21
0,08
29,23
24,64
18,57
18,84
20,59
17,34
31,88
24,24
21,21
22,39
19,12
20,29
22,39
18,84
686,25
21,14

Keterangan:
Peningkatan : Nilai post test-nilai pre test x 100%=
Nilai pre test
Post test
: nilai setelah tindakan
Pre test
: nilai pra tindakan
Ketuntasan:
Pra Tindakan : 6 siswa (19% dari jumlah siswa)
Siklus 1
: 20 siswa (66% dari jumlah siswa)
Siklus 2
: 30 siswa (96,77% dari jumlah siswa)
4.2.6 Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi pada proses
maupun hasil nilai pembelajaran siklus 2,
menunjukkan siswa lebih antusias dan
semangat dalam melaksanakan tugas, lebih

kritis dalam mengemukakan pendapat.
Siswa yang sebelumnya kurang motivasi
menjadi lebih semangat saat pelaksanaan
metode CIRC di siklus 2. Bahkan siswa
yang mengalami penurunan di siklus 1, pada
Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 428

siklus 2 berhasil meningkatkan kemampuan
belajarnya dalam menemukan gagasan
utama.
4. 3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, metode CIRC
berhasil meningkatkan kemampuan
menemukan gagasan utama pada teks siswa
kelas VII SMP N 3 Batu. Peneliti
menggunakan dua hasil peningkatan, yaitu
peningkatan kemampuan menemukan
gagasan utama dan peningkatan aktivitas
siswa. Adapun peningkatan kemampuan
menemukan gagasan utama diambil dari dua
tagihan, yaitu: tugas dari LKS dan hasil tes,
sedangkan peningkatan aktivitas siswa
dilihat dari hasil pengamatan saat proses
pembelajaran.
Pada siklus 1, siswa yang tuntas belajar
sebesar 66% dengan kualifikasi C “cukup”
dan masih dalam kategori belum berhasil.
Pada siklus 2, siswa yang dinyatakan tuntas
belajar 96,77 atau 30 dari 31. Peningkatan
ini mencapai kualifikasi A “sangat baik” dan
sudah masuk dalam kategori berhasil.
Fokus utama dari kegiatan CIRC pada
pembelajaran menemukan gagasan utama
adalah membuat penggunaan waktu tindak
lanjut menjadi lebih efektif: Para siswa yang
bekerja yang bekerja di dalam tim-tim
kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran
kelompok membaca, supaya dapat
memenuhi tujuan-tujuan dalam bidangbidang lain seperti pemahaman membaca,
kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para
siswa termotivasi untuk saling bekerja satu
sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau
rekognisi lainnya yang didasarkan pada
pembelajaran seluruh anggota tim.

Adapun dari hasil wawancara, baik terhadap
guru maupun siswa menunjukkan bahwa
pelaksanaan metode CIRC ini lebih
memudahkan dalam pembelajaran
menemukan gagasan utama. Baik secara
berkelompok maupun individu, siswa
merasa senang, selain di dukung dengan
langkah-langkah yang mudah, siswa juga
merasa didukung dengan materi yang
menarik. Guru juga menuturkan bahwa
metode CIRC sesuai jika digunakan dalam
pembelajaran membaca, karena siswa dapat
bekerjasama dalam kelompok dan siswa
akan lebih cepat memahami karena bisa
berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
Berdasarkan hasil data-data yang telah
diuraikan di atas membuktikan kemampuan
menemukan gagasan utama pada teks yang
dibaca siswa dapat dikatakan berhasil
dengan baik. Data yang diperoleh dari
evaluasi, observasi maupun wawancara
menunjukkan penerapan metode CIRC telah
berhasil meningkatkan kemampuan
menemukan gagasan utama siswa baik dari
segi kemampuan maupun aktivitas siswa
saat pembelajaran.
Grafik 4.3
Peningkatan Kemampuan Menemukan
gagasan utama
Sebelum Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2
60
40

Pra
Tindak
an

20
0
1

2

3

4

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 429

Keterangan:
Asfek/Tingkatan
1.Gagasan Utama
3.Kalimat Utama

2. Gagasan Penjelas
4. Menentukan Topik

Bisa dilihat pada grafik di atas, nilai ratarata kemampuan menemukan gagasan utama
siswa pada setiap siklus mengalami
peningkatan di setiap tingkatannya.
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan
di atas membuktikan kemampuan membaca
intensif untuk menemukan gagasan utama
dalam teks dapat dikatakan berhasil dengan
baik. Data yang diperoleh dari evaluasi,
observasi maupun wawancara menunjukkan
penerapan metode CIRC telah berhasil
meningkatkan kemampuan membaca
intensif siswa baik dari segi kemampuan
maupun aktivitas siswa saat membaca
intensif.
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pembelajaran ini, dilaksanakan melalui
beberapa tahapan, yaitu: tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, pengamatan dan tahap
refleksi hasil pembelajaran membaca
intensif siswa. Adapun uraian tahapantahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
c. Tahap Refleksi

kepada berbagai pihak yang terkait dengan
pemanfaatan hasil penelitian ini, yakni:
a. Saran kepada guru bidang studi
Hasil penelitian menunjukkan, pembelajaran
menemukan gagasan utama pada teks yang
dibaca menggunakan metode CIRC dapat
meningkatkan kemampuan membaca
intensif siswa. Oleh sebab itu, disarankan
kepada guru untuk melaksanakan metode
CIRC pada pembelajaran membaca
berikutnya. Guru juga disarankan, dalam
menghadapai masalah atau kesulitan dalam
kelas berikutnya, guru menyelesaikan
dengan berpedoman pada pengalaman yang
telah diperoleh saat melakukan PTK.
b. Saran kepada siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman tentang
pembelajaran membaca, khusunya pada
pembelajaran menemukan gagasan utama.
Dengan demikian, kemampuan membaca
siswa berdasarkan tingkatannya, baik
menemukan gagasan utama, gagasan
penjelas, kalimat utama, dan menentkan
topik akan lebih efektif dan kreatif.
c. Saran kepada peneliti berikutnya
Penelitian ini hanya dilaksanakan pada
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batu dengan
jumlah siswa yang terbatas. Oleh sebab itu,
disarankan kepada peneliti berikutnya untuk
mengadakan penelitian sejenis dengan
subjek yang lain dan materi membaca yang
lain.

5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dikemukakan beberapa saran

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 430

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP: Pembelajaan Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Oka, Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.
(http://www.penapendidikan.com/wabah-narkoba-mengintai-pelajar/ (diakses 20 Januari 2010).
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: NusaMedia

Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2008. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi. Jogyakarta: Pustaka Belajar.
Tarigan, Djago dan H. G Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca: Sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan
Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto, Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia: Untuk SMP dan MTs
Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari | 431