TAP.COM - JURNAL ONLINE AGROEKOTEKNOLOGI . ISSN NO. 2337- 6597 VOL.2, NO.2 ...

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
PERBAIKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR B
KECAMATAN PANCUR BATU DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPERNASA
DAN ROCKPHOSPHIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG (Zea mays L.)
Evan Sanjaya Sipayung 1*, Gantar Sitanggang2, M. M. B Damanik2
1

Alumnus Program Studi Agoekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155
2
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Peranian USU, Medan 20155
*Corresponding author : E-mail : sendalevan@yahoo.com
ABSTRACT

Evan Sanjaya Sipayung. Repair Soil Physical and Chemical Properties Ultisol Simalingkar B
District of Pancur Batu With Organic Fertilizer Provision SUPERNASA and Rockphospit And
Its Effect on Production of Corn(Zea mays L.) Guided By Gantar Sitanggang and M. M. B.
Damanik.This study implemented in native land Ultisol Simalingkar Pancur Batu Subdistrict B
Deli Serdang regency. This study aims to improve the physical and chemical properties of soil
ultisol Simalingkar B Deli Serdang regency and its influence on the production of maize (Zea

mays L.) with the application SUPERNASA and rockphospit. These data were analyzed by using
a randomized block design (RBD) Factorial.The results showed that the organic fertilizer
SUPERNASA can increase the corn production. The rock phosphate significantly increase BD,
C-Organic, P-available of soil and corn production.
Keywords: Ultisol, SUPERNASA solid organic fertilizer, rockphosphate, corn
ABSTRAK
Evan Sanjaya Sipayung. Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisol Simalingkar B
Kecamatan Pancur Batu Dengan Pemberian Pupuk Organik SUPERNASA dan Rockphospit
Serta Pengaruhnya Terhadap Produksi Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Dibimbing oleh Gantar
Sitanggang dan M. M. B, Damanik. Penelitian ini dilaksanakan di tanah Ultisol asal
Simalingkar B Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah ultisol serta pengaruhnya terhadap produksi tanaman
jagung (Zea mays L.) dengan aplikasi pupuk organik SUPERNASA dan rockphospit. Data ini
dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2
faktor perlakuan yaitu (S) SUPERNASA dan (P) adalah Fosfat Alam, masing-masing dengan 4
taraf dosis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik SUPERNASA
dapat meningkatkan produksi pipilan kering tanaman jagung. Pemberian rockphospit (fosfat
alam) berpengaruh nyata meningkatkan BD tanah, C-Organik tanah, P-Tersedia tanah dan
Produksi piplan kering tanaman jagung.

Kunci: Ultisol, pupuk organik padat SUPERNASA, fosfat alam, jagung

393

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
rendah, nutrisi rendah dan pH rendah

PENDAHULUAN

(kurang dari 5,5) tetapi sesungguhnya bisa
Tanah

Ultisol

termasuk

bagian

dimanfaatkan


untuk

lahan

pertanian

terluas dari lahan kering yang ada di

potensial jika dilakukan pengelolaan yang

Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar

memperhatikan kendala yang ada (Munir,

25 % dari total luas daratan Indonesia.

1996). Oleh karena itu untuk meningkatkan

Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki


produktivitas tanah Ultisol maka perlu

kandungan bahan organik yang sangat

dilakukan

rendah sehingga memperlihatkan warna

Pemberian bahan organik dapat menurunkan

tanahnya

bulk density tanah karena membentuk

berwarna merah kekuningan,

penambahan

bahan


organik.

reaksi tanah yang masam, kejenuhan basa

agregat

yang rendah, kadar Al yang tinggi, dan

memantapkan agregat yang telah terbentuk

tingkat produktivitas yang rendah. Tekstur

sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi

tanah ini adalah liat hingga liat berpasir,

menjadi lebih baik. Akibatnya adalah daya

bulk density yang tinggi antara 1.3-1.5


tahan tanah terhadap erosi akan meningkat.

g/cm3. Tanah ini memiliki unsur hara makro

tanah

Tanah

yang

lebih

Ultisol

baik

umumnya

dan


peka

seperti fosfor dan kalium yang sering kahat

terhadap erosi serta mempunyai pori aerasi

dan merupakan sifat-sifat tanah Ultisol yang

dan indeks stabilitas rendah sehingga tanah

sering menghambat pertumbuhan tanaman

mudah

(Hardjowigeno, 1993)

pertumbuhan

Walaupun


tanah

ultisol

menjadi
akar

padat.

Akibatnya

tanaman

terhambat

sering

karena daya tembus akar ke dalam tanah


diidentikkan dengan tanah yang tidak subur,

menjadi berkurang. Bahan organik selain

dimana mengandung bahan organik yang

dapat meningkatkan kesuburan tanah juga

393

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
mempunyai

peran

memperbaiki

sifat


penting
fisik

tanah.

dalam

sangat rendah atau lambat melarut (slow

Bahan

release),

tetapi

akan

meningkat

organik dapat meningkatkan agregasi tanah,


diaplikasikan pada tanah masam

memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta

Ultisol (Chien et al. 1995).

membuat struktur tanah menjadi lebih remah
dan mudah diolah (Subowo et al. 1990).

bila

seperti

Pemupukan fosfat merupakan salah
satu cara mengelola tanah Ultisol, karena di

Dikarenakan tanah Ultisol memiliki

samping kadar P rendah, juga terdapat

hara yang sangat rendah dan pH yang

unsur-unsur yang dapat meretensi fosfat

rendah maka digunakanlah rockphospit yang

yang ditambahkan. Kekurangan P pada

memiliki kandungan P2O5 28%

tanah

dan

Ultisol

dapat

disebabkan

oleh

harganya relatif lebih murah dibandingkan

kandungan P dari bahan induk tanah yang

dengan harga pupuk buatan (anorganik) SP18

memang sudah rendah, atau kandungan P

yang relatif mahal. Disamping rockphospit

sebetulnya tinggi tetapi tidak tersedia untuk

yang memiliki kandungan P2O5 yang tinggi

tanaman karena diikat oleh unsur lain seperti

juga bermanfaat untuk meningkatkan proses

Al

granulasi sehingga tanahnya lebih mudah

memberikan respons yang baik terhadap

diolah dan tidak lengket, kelarutan dan

pemupukan fosfat (Chien et al. 1995).

ketersediaan

hara

P

untuk

dan

Fe.

Ultisol

pada

umumnya

tanaman

Penelitian Hartatik dan Adiningsih

tanah

(1989) menunjukkan bahwa rockphospit

lingkungan

memiliki efek residu yang lebih baik

perakaran tanaman, dan yang terpenting

dibanding TSP pada tanah kering masam

memiliki efek pengapuran (Moersidi, 1999).

untuk tanaman kedelai dan jagung.

meningkat,

meningkatkan

sehingga

memperbaiki

pH

Kelarutan fosfat alam pada tanah netral

394

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
diperlukan. Penelitian dilakukan dengan

BAHAN METODE

menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Penelitian ini dilakukan di lahan

faktorial (RAK faktorial) yang terdiri dari 2

Ultisol asal Simalingkar B Kecamatan

faktor perlakuan yaitu (S) pupuk organik

Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang

padat Supernasa dengan 4 taraf dosis dan (P)

dengan ketinggian ± 50 mdpl. Pelaksanaan

adalah Fosfat Alam dengan 4 taraf dosis.

penelitian dimulai pada bulan Februari 2012

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 16

sampai

kombinasi dengan 2 ulangan sehingga

dengan

selesai.

Bahan

yang

digunakan antara lain pupuk organik padat

diperoleh 32 unit percobaan.

SUPERNASA

perlakuan,

kombinasi kedua faktor tersebut adalah.

rockphospit, benih tanaman jagung pioneer

Faktor I : Pupuk organik Padat Supernasa,

sebagai tanaman indikator, pupuk Urea, KCl

S0 : 0 kg/ha , S1 : 10 kg/ha (4,5 gr/4,5 m2),

(sebagai pupuk dasar), air, bahan kimia

S2 : 20 kg/ha (9 gr/4,5 m2), S3 : 30 kg/ha

untuk

tanah

(13,5 gr/4,5 m2) dan Faktor Perlakuan

dilaboratorium, serta lahan Ultisol asal

Rockphospit, P0 : 0 kg/ha, P1 : 100 kg/ha

Simalingkar B Kecamatan Pancur Batu,

(45 g/4,5 m2), P2 : 200 kg/ha (90 g/4,5 m2),

Kabupaten Deli Serdang sebagai media

P3 : 300 kg/ha (135 g/4,5 m2)

tumbuh

analisis

tanaman

sebagai

sifat

jagung.

kimia

Alat

Adapun

yang

Persiapan lahan penanaman jagung

digunakan meliputi cangkul, meteran untuk

yaitu lahan dibersihkan dari rumput-rumput.

mengukur lahan, gembor untuk menyiram

Setelah itu lahan dibagi menjadi 2 blok,

tanaman, timbangan analitik, ring sample,

setiap blok berisi 16 unit plot percobaan

plastik putih, erlenmeyer, oven, pH meter,

sehingga diperoleh 32 unit plot percobaan

karet, penggaris dan alat-alat tulis yang

kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran

395

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
1,5 m x 3 m, jarak antar plot yaitu 30 cm

Pemeliharaan lakukan dengan cara

sedangkan jarak antar blok yaitu 40 cm .

pemberian air sesuai dengan kebutuhan

Analisis awal pada tanah Ultisol yaitu % KL

tanaman serta dilakukan penyiangan gulma

dan

untuk

agar tidak terjadi persaingan hara. Jagung

mendapatkan kebutuhan air. Setelah itu

dapat dipanen pada umur ± 90 hari.

analisis Bulk Density, permeabilitas, TRP,

Pemanenan dilakukan setelah biji pada

pH, C-Org, N, dan P tersedia dilaboratorium

tongkol telah masak kemudian ditimbang

Fisika dan Kimia Tanah. Pupuk Organik

bobot kering biji pipilan. Diambil tanah

rockphospit

dekat perakaran dari setiap plot secukupnya

diaplikasikan sesuai dengan dosis menurut

untuk dilakukan analisis dan dibawa ke

perlakuan kemudian dicampur secara merata

Laboratorium

dengan tanah, lalu diinkubasi selama 2

Fakultas Pertanian USU. Adapun parameter

minggu. Setelah tanah diinkubasi selama 2

yang diamati adalah parameter sifat fisik

minggu kemudian dilakukan pemupukan

tanah, porositas dengan menggunakan ring

dasar menggunakan Urea dengan dosis 300

sample

kg/ha (60 gr/2 m2), KCl dengan dosis 75

menggunakan ring sample. Parameter sifat

%

KA

tanah

SUPERNASA

kg/ha

(15

menaburnya.

tersebut

dan

m2),

gr/2

Setelah

dengan
itu

cara

dilakukan

kimia

Kimia/Kesuburan

dan

permeabilitas

tanah

menggunakan

adalah
metode

pH

Tanah

dengan

dengan

Elektrometri,

C-

penanaman benih jagung sebanyak 3 buah

organik

per lubang dengan jarak tanam 30 x 40 cm.

Walkey and Black., N-Total tanah dengan

Setelah 1 minggu setelah tanam dilakukan

menggunakan metode Kjedhal, P-Tersedia

penjarangan

yaitu

cara

dengan menggunakan metode Bray II dan

meninggalkan

1

baik.

Rasio C/N. Parameter tanaman adalah

dengan

tanaman

yang

dengan

menggunakan

metode

396

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
Tingggi tanaman, produksi biji / plot dan

nyata

terhadap

Bulk

Density.

Untuk

produksi biji /ha.

mengetahui perbedaan Bulk Density dari
setiap taraf perlakuan dapat dilihat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel1.
Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa pemberian rockphospit berpengaruh

Tabel 1. Rataan BD
Rockphospit.

Pemberian Pupuk Padat SUPERNASA dan
Rockphospit

Perlakuan
0 kg/Ha
SUPER
NASA

(g/cm3) Ultisol pada

10 kg/Ha
20 kg/Ha
30 kg/Ha

0 kg/ha

100 kg/Ha

200 kg/Ha

1,19
1,15
1,16
1,13
1,16a

1,21
1,22
1,29
1,24
1,24b

1,24
1,24
1,22
1,23
1,23b

300 kg/Ha

Rataan

1,24
1,21
1,24
1,27
1,24b

1,22
1,21
1,23
1,22

Rataan
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji
Duncan pada taraf 5 % dan 1%.

Pemberian rockphospit memberikan

pemadatan tanah maka air dan udara akan

Bulk Density terendah pada perlakuan 0

sulit disimpan dan ketersediaanya akan

ton/Ha (sebagai kontrol) yaitu 1,16 g/cm3 ,

terbatas dalam tanah dan menyebabkan

yang kemudian diikuti 200 kg/Ha yaitu 1,23

terhambatnya

g/cm3 dan kemudian perlakuan 100 kg/Ha

penyerapan air rendah, selain itu memiliki

dan 300 kg/Ha sebesar 1,24 g/cm3 . Bulk

unsur hara yang rendah dan aktivitas

density merupakan kerapatan tanah yang

mikroorganisme nya juga rendah. Dari hasil

dikeringkan persatuan volume. Kepadatan

penelitian diperoleh bahwa BD tertinggi

tanah erat hubungannya dengan penetrasi

terdapat pada 100 kg/ha dan terendah pada

akar dan produksi tanaman. Jika terjadi

taraf 0 kg/ha. Hal ini sesuai dengan literatur

pernafasan

akar

dan

397

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
Mangoensoekarjo (2007) yang menyatakan

dapat mengurangi kepadatan tanah.

bahwa manfaat bahan organik secara umum
adalah

untuk

mikroba

meningkatkan

didalam

tanah

dan

aktivitas
untuk

Dari hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa Perlakuan Rockphospit
nyata

meningkatakan

C-organik

tanah.

menambah populasi mikroba dalam tanah,

Untuk mengetahui perbedaan C-organik dari

karena setiap bahan organik yang standar

setiap taraf perlakuan dapat dilihat pada

biasanya juga mengandung berbagai jenis

tabel2.

mikroba. Aktifitas mikroorganisme ini akan
Tabel 2. Rataan C-Organik (%) Tanah Ultisol dengan Pemberian Pupuk Padat SUPERNASA
dan Rockphospit.
Rockphospit

Perlakuan

0 kg/Ha
0 kg/Ha

SUPER
NASA

10 kg/Ha
20 kg/Ha
30 kg/Ha

2.52
2.61
2.84
4.27
1.53a

100 kg/Ha

4.40
4.76
3.80
3.64
2.08b

200 kg/Ha

Rataan

300 kg/Ha

3.22
4.25
4.42
4.30
2.02b

4.30
4.32
4.24
5.01
2.23b

1.81
1.99
1.91
2.15

Rataan
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji
Duncan pada taraf 5 % dan 1%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa

penyediaan

unsur

hara

P

sehingga

perlakuan rockphospit menghasilkan nilai C-

pemanfaatannya dalam meningkatkan C-

organik tertinggi pada taraf 300 kg/ha yaitu

Organik tanah menjadi nyata.

2,23% kemudian diikuti oleh taraf 100 kg/ha

Dari hasil analisis daftar sidik ragam

yaitu 2.08%, tafar 200 kg/ha yaitu 2,02%

menunjukkan bahwa pemberian rockphospit

dan terendah pada taraf 0 kg/ha yaitu 1,53%.

berpengaruh nyata terhadap kandungan P-

Pemberian rockphospit dalam meningkatkan

tersedia tanah Ultisol. Untuk mengetahui

C-Organik tanah berpengaruh nyata karena

perbedaan P-Tersedia dari setiap taraf

rockphospit memberikan peranan dalam

perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.

394

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014

Tabel 3.

Rataan P-Tersedia
Rockphospit.

(ppm) dengan Pemberian Pupuk Padat SUPERNASA dan
Rockphospit

Perlakuan
0 kg/ha
10 kg/ha

SUPER
NASA

20 kg/ha
30 kg/ha

0 kg/ha

100 kg/ha

200 kg/ha

300 kg/ha

10,24
11,44
11,23
11,65
11,14a

11,90
11,97
11,70
12,00
11,89ab

11,55
12,05
11,78
12,57
11,99ab

12,50
12,73
12,60
12,95
12,70b

Rataan

11,55
12,05
11,83
12,29

Rataan
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji
Duncan pada taraf 5 % dan 1%.

pemanfaatan rockphospit pada tanah masam
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa

nyata meningkatkan P-tersedia tanah. Selain

pemberian rockphospit menghasilkan P-

itu hal ini juga terjadi karena unsur hara P

tersedia tertinggi pada perlakuan 300 kg/Ha

yang tersedia dimanfaatkan tanaman untuk

yaitu 12,70 ppm, kemudiaan diikuti 200

pembentukan biji, serta berperan dalam

kg/Ha yaitu 11,99 ppm, 100 kg/Ha yaitu

memperkuat batang tanaman agar tidak

11,89 ppm dan tanpa pemberian rockphospit

mudah rebah dan tanaman tidak mudah

(kontrol) yaitu 11,14 ppm. Pemberian

diserang penyakit. Hal ini sesuai dengan

rockphospit

nyata

literatur yang dinyatakan Rosmarkam dan

meningkatkan P-tersedia tanah. Hal ini

Yuwono (2002) yaitu bahwa Fosfor sangat

sesuai dengan literatur yang dinyatakan

penting dalam pembentukan bunga, buah

Moersidi (1999) bahwa keuntungan yang

maupun biji, pembagian sel, pembentukan

dapat

pemanfaatan

lemak serta albumin, kematangan tanaman,

rockphospit pada tanah masam yaitu bahwa

perkembangan akar, memperkuat batang

terjadinya pelepasan hara P dari rockphospit

sehingga tidak mudah rebah, meningkatkan

secara

kualitas

diperoleh

bertahap

berpengaruh

dari

sehingga

mengurangi

jerapan Al dan Fe. Oleh karena itu

tanaman

serta

meningkatkan

ketahanan terhadap hama dan penyakit.
394

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
Dari hasil analisis daftar sidik ragam
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
menunjukkan bahwa pemberian pupuk padat
pemberian
SUPERNASA

dan

rockphospit

pupuk

padat

SUPERNASA

serta
menghasilkan biji tertinggi pada perlakuan

interaksi

keduanya

berpengaruh

nyata
30 kg/Ha yaitu 9,63 ton/ha, yang sangat

terhadap produksi tanaman (Zea mays L.).
berbeda dengan perlakuan 20 kg/Ha yaitu
Untuk

mengetahui

perbedaan

Produksi
8,90 ton/ha, 10 kg/Ha yaitu 8,03 ton/ha dan

Tanaman dari setiap taraf perlakuan dapat
tanpa pemberian pupuk padat SUPERNASA
dilihat pada tabel 4.
(kontrol) yaitu 6,26 ton/ha.
Tabel 4. Rataan Produksi Tanaman (Ton/Ha) dengan Pemberian Pupuk Padat SUPERNASA
dan Rockphospit.
Perlakuan

0 kg/ha
0 kg/Ha

SUPER
NASA

10 kg/Ha
20 kg/Ha
30 kg/Ha

Rockphospit
100 kg/Ha
200 kg/Ha

5,61
7,50
7,88
8,80
7,44aA

5,76
6,19
8,02
8,51
7,12aA

300 kg/Ha

6,23
8,97
9,47
10,31
8,74bB

7,45
9,46
10,25
10,90
9,51cB

Rataan

6,26aA
8,03bB
8,90cC
9,63dD

Rataan
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji
Duncan pada taraf 5 % dan 1%

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa

SUPERNASA

dan

rockphospit

serta

pemberian rockphospit menghasilkan biji

interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata

tertinggi pada perlakuan 300 kg/Ha yaitu

meningkatkan produksi Jagung. Pupuk padat

9,51 ton/ha, yang kemudian diikuti 200

SUPERNASA yang memiliki kandungan C-

kg/Ha

tanpa

organik 30,27%. Bahan organik dapat

pemberian rockphospit (kontrol) yaitu 7,44

memperbaiki struktur tanah menjadi lebih

ton/ha dan yang terendah pada perlakuan

gembur, menurunkan Bulk Density tanah

100 kg/Ha 7,12 ton/ha.

Ultisol, peranan dalam sifat kimia adalah

yaitu

8,74

Pemberian

ton/ha,

pupuk

dan

padat

nyata dalam meningkatkan P-tersedia. Dapat
394

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
dilihat bahwa adanya hubungan sifat fisik

menurunkan Bulk Density tanah

dan kimia tanah terhadap peningkatan

peranan dalam

produksi, dimana semakin tinggi dosis

dalam meningkatkan P-tersedia.

bahan organik maka semakin baik pula sifat

Dapat

Ultisol,

sifat kimia adalah nyata

dilihat

bahwa

adanya

fisik dan kimia tanahnya. Jika sifat fisik dan

hubungan sifat fisik dan kimia terhadap

kimia tanahnya baik maka perakaran tanah

peningkatan

akan semakin baik sehingga penyerapan

tinggi dosis bahan organik maka semakin

unsur

yang

baik pula sifat fisik dan kimia. Jika sifat

berdampak pada pertumbuhan dan produksi

fisik dan kimia baik maka perakaran tanah

Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan

akan semakin baik sehingga penyerapan

yang cukup penting bagi kehidupan manusia

unsur

dan hewan. Jagung mempunyai kandungan

berdampak pada pertumbuhan dan produksi.

gizi dan serat kasar yang cukup memadai

Pupuk organik padat SUPERNASA

sebagai bahan makanan pokok pengganti

banyak menghasilkan hara makro dan mikro

beras dan kebutuhan industri.

sehingga

hara

berlangsung

baik

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

hara

produksi,

dimana

berlangsung

baik

semakin

yang

mendukung pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung, dapat dilihat dari

pemberian pupuk padat SUPERNASA dan

6,26

rockphospit serta interaksi antara pemberian

meningkat di perlakuan 10 kg/ha, 20 kg/ha

pupuk pada SUPERNASA dan rockphospit

dan 30 kg/ha.

berpengaruh sangat nyata meningkatkan

ton/ha

pada

perlakuan

control

SIMPULAN

produksi Jagung (Zea mays L.). Pupuk padat
SUPERNASA yang memiliki kandungan

Perlakuan Rockpospit berpengaruh

C-organik 30,27%, Bahan organik dapat

terhadap nilai BD tanah, meningkatkan C-

394

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 393- 403, Maret 2014
Organik

tanah,

P-Tersedia

tanah

dan

produksi jagung, perlakuan SUPERNASA
berpengaruh nyata dapat

meningkatkan

produksi jagung dan nteraksi antara pupuk
padat

SUPERNASA

dan

Rockphospit

berpengaruh sangat nyata meningkatkan

Hardjowigeno. 1993. Klasifikasi Tanah dan
Pedogenesis.
Akamedika
Pressindo. Jakarta.
Hartatik, W. dan J. Sri Adiningsih, 1989.
Pembandingan efektivitas dan
pengaruh residu P-alam Tunisia
pada tanah Podsolik Merah
Kuning Rangkasbitung. Dalam
Prosiding
Pertemuan
Teknis
Penelitian Tanah. Bogor, 22-24
Agustus 1989

produksi tanaman jagung (Zea mays L.)
Moersidi, S. 1999. Fosfat Alam sebagai
Bahan Baku dan Pupuk Fosfat. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Bogor .82p.

SARAN

Perlu penelitian lebih lanjut dengan
menambah dosis pupuk organik padat
SUPERNASA

dan

rockphospit

guna

mendapatkan peningkatan perbaikan sifat
fisik

dan

kimia

tanah

Ultisol

Mangoensoekarjo, 2007. Manajemen Tanah
dan
Pemupukan
Budidaya
Perkebunan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama
Indonesia. Karakteristik, Klasifikasi,
dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya.
Jakarta.

asal

Simalingkar B Kecamatan Pancur Batu,

DAFTAR PUSTAKA

Rosmarkam, A dan N.W.Yowono., 2002.
Ilmu
Kesuburan
Tanah.
Kanisius: Yogyakarta
Subowo, J. Subaga, dan M. Sudjadi. 1990.
Pengaruh bahan organik terhadap
pencucian hara tanah Ultisol
Rangkasbitung,
Jawa
Barat.
Pemberitaan Penelitian Tanah dan
Pupuk.

Chien, S.H., 1995. Seminar on the use of
reactive phosphate rock for direct
application. Juli 20, 1995.
Pengedar Bahan Pertanian Sdn
Bhd. Selangor Malaysia

395