Paparan Kabid Ekonomi KISS 2010 (Gabung setor PRK)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
3 – 4 Pebruari, 2010
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2010
EVALUASI KINERJA BIDANG EKONOMI TAHUN 2009
DAN ISU – ISU STRATEGIS TERKAIT PERENCANAAN
PEMBANGUNAN JAWA TIMUR TAHUN 2011
1
(2)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN
EKONOMI DUNIA
DAN NASIONAL
(3)
Optimisme pemulihan ekonomi dunia terus
terjadi…
2009
2010
Apr '09
-1.3
1.9
Jul '09
-1.4
2.5
Oct '09
-1.1
3.1
Pada Oktober 2009, IMF kembali menaikkan perkiraan
laju pertumbuhan ekonomi dan perdagangan Dunia
2009 dan 2010, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya
2009
2010
Apr '09
-11
0.6
Jul '09
-12.2
1.0
Oct '09
-11.9
2.5
(4)
Sinyal petumbuhan ekonomi Asia semakin
menguat…
Pertumbuhan Ekonomi
(5)
Perekonomian nasional masih tumbuh
menggembirakan di tengah krisis
Sumber: Estimasi World Bank (2010)
Di tahun 2009,
ekonomi Indonesia
diprediksi tumbuh
4,30%
Tergolong tinggi di
kawasan Asia
Tenggara
(6)
EVALUASI KINERJA
BIDANG EKONOMI
TAHUN 2009
EVALUASI KINERJA
BIDANG EKONOMI
TAHUN 2009
(7)
Ekonomi Jawa Timur juga terus membaik di tahun 2009 ……..
Perekonomian terus membaik
setelah sempat mencapai titik
terendah di triwulan I-2009
Secara keseluruhan, kinerja
ekonomi Jatim 2009 (4,88%) lebih
tinggi daripada nasional (4,30%)
Perekonomian masih didominasi
oleh kegiatan konsumsi (72%)
Sisi Pengeluaran:
1.
Konsumsi masih tumbuh tinggi
2.
Investasi relatif stabil
3.
Pengeluaran pemerintah lambat
4.
Ekspor-Impor membaik,
khususnya di Tw III-2009
Sumber: BPS Jatim
1. KINERJA MAKRO ENONOMI :
1. KINERJA MAKRO ENONOMI :
(8)
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA
TIMUR
Per Triwulan (2008 dan 2009)
No. S e k t o r
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Komulatif TW IV
2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009
1 Pertanian 3,68 2,83 3,77 3,06 2,45 4,30 2,34 3,86 3,12 3,46 2 Pertambangan dan
Penggalian 7,70 7,85 8,81 6,20 10,00 7,89 10,62 8,32 9,36 7,57 3 Industri Pengolahan 5,46 2,24 4,63 2,59 5,09 2,58 2,40 3,01 4,36 2,61 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,87 -0,15 5,11 3,68 4,31 3,72 -0,58 2,77 3,11 2,52 5 Konstruksi 2,54 4,02 2,96 4,09 2,82 4,15 2,50 4,54 2,71 4,21 6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran
7,87 5,53 8,40 5,07 8,52 5,75 7,97 5,79 8,19 5,53
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 8,34 12,19 8,15 11,91 8,99 12,94 8,04 11,70 8,38 12,20 8 Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 8,26 7,64 8,70 5,08 8,07 5,71 7,20 6,08 8,05 6,07 9 Jasa-jasa 5,15 5,75 6,17 6,75 6,20 6,43 7,64 6,68 6,32 6,42 P D R B 5,99 4,54 6,27 4,63 6,17 5,13 5,35 5,22 5,94 4,88
Sumber data : BPS Propinsi Jawa Timur
(9)
PDRB Jawa Timur Trw I s/d IV Menurut Sektor
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2009
(Rp. Juta)
No Sektor/Sub Sektor Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Kumulatif Triwulan IV 1 Pertanian 15.515.640,03 12.286.576,23 13.132.142,62 10.215.493,22 51.149.852,10 2 Pertambangan dan
Penggalian 1.513.698,90 1.783.789,52 1.872.893,57 1.917.000,88 7.087.382,88 3 Industri Pengolahan 19.737.785,29 19.913.712,97 20.840.510,51 21.068.509,51 81.560.518,28 4 Listrik, Gas dan Air
Bersih 1.308.339,00 1.327.449,80 1.426.855,88 1.385.866,69 5.448.511,37 5 Konstruksi 2.183.221,91 2.478.894,96 2.556.766,72 2.563.619,45 9.782.503,04 6 Perdagangan, Hotel
dan Restoran 23.226.069,93 25.897.061,32 24.984.651,78 27.020.818,44 101.128.601,47 7 Pengangkutan dan
Komunikasi 4.866.477,27 4.974.188,32 5.272.240,39 5.207.419,84 20.320,325,82 8 Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.813.462,97 4.322.835,06 4.486.185,92 4.298.111,54 16.920.595,49
9 Jasa-jasa 6.055.597,24 6.499.034,74 6.877.662,27 6.979.831,61 26.412.125,85 P D R B 78.220.292,55 79.483.542,93 81.449.909,66 80.656.671,17 319.810.416,3
1
Sumber data : BPS Propinsi Jawa Timur
(10)
PDRB Jawa Timur Trw I s/d IV Menurut Sektor
Atas Dasar Harga Konstan (ADHB) Tahun 2009
(Rp. Juta)
No Sektor/Sub Sektor Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Kumulatif Triwulan IV 1 Pertanian 33.968.404,73 26.357.325,39 29.140.128,71 23.905.878,72 113.371.737,55 2 Pertambangan dan
Penggalian 2.513.080,96 3.419.239,73 4.883.067,37 4.147.646,41 14.963.034,46 3 Industri Pengolahan 45.782.181,72 46.722.337,49 49.612.667,27 50.862.861,60 192.980.048,08 4 Listrik, Gas dan Air
Bersih
2.934.380,19 3.098.524,93 3.496.242,67 2.935.734,15 12.464.881,93
5 Konstruksi 5.057.800,52 6.018.522,96 6.388.875,69 6.053.093,93 23.518.293,09 6 Perdagangan, Hotel
dan Restoran 46.761.669,59 52.397.254,02 50.664.597,81 54.899.715,66 204.723.237,08 7 Pengangkutan dan
Komunikasi
9.333.315,43 9.470.366,74 10.324.671,55 10.403.758,22 39.532.111,93
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
7.470.386,98 8.452.468,67 8.829.481,45 8.418.709,85 33.171.046,95
9 Jasa-jasa 13.512.046,30 14.229.322,26 14.837.538,57 15.018.011,55 57.596.918,67 P D R B 167.333.266,40 170.165.362,1
8 178.177.271,08 176.645.410,09 692.321.309,75
Sumber data : BPS Propinsi Jawa Timur
(11)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
N0
Sektor
TRIWULAN IV
KUMULATIF S/D TW IV
2008
Kontribusi
(%)
2009
Kontribusi
(%)
2008
Kontribusi
(%)
2009
Kontribusi
(%)
I
Pertanian
13.65
13.53
16.58
16.38
II
Pertambangan dan Penggalian
2.35
2.35
2.17
2.16
III
Industri Pengolahan
29.19
28.79
28.48
27.87
IV
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.69
1.66
1.89
1.80
V
Konstruksi
3.35
3.43
3.32
3.40
VI
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
31.10
31.08
29.26
29.57
VII
Pengangkutan dan Komunikasi
5.65
5.89
4.45
5.71
VIII
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
4.66
4.77
4.70
4.79
IX
Jasa-jasa
8.34
8.50
8.14
8.32
PDRB
100
100
100
100
KONTRIBUSI SEKTORAL PDRB JAWA TIMUR (ADHB)
TW IV & KUMULATIF S/D TW IV TAHUN 2008-2009
(12)
EKSPOR IMPOR NON MIGAS JAWA TIMUR
URAIAN
JANUARI - NOPEMBER 2009
%
PERUBAHA
N
2008
2009
( Nilai Juta US $) ( Nilai Juta US $)
EKSPOR
9,294.69
8,768.05
- 5,67
IMPOR
10,889.23
8,152.01
-25,14
SURPLUS/DEFISIT (1,594.54)
616.04
KINERJA PERDAGANGAN JAWA TIMUR
TAHUN 2009
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
(13)
INFLASI JAWA TIMUR
INFLASI JAWA TIMUR
2003 – 2009
2003 – 2009
Bulan/Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Januari
0.76
0.34
1.10
1.65
1.06
1.59
-0.05
Februari
-0.03
0.06
-0.24
0.59
0.26
0.56
0.78
maret
-0.11
0.36
1.81
-0.05
-0.02
1.26
0.35
April
0.01
0.59
0.43
0.50
0.35
0.87
-0.47
Mei
-0.27
0.72
-0.09
0.26
0.39
1.19
0.02
Juni
0.08
0.55
0.66
0.37
-0.14
2.24
0.32
Juli
-0.37
0.19
1.05
0.24
0.43
1.37
0.28
Agustus
1.50
0.16
0.48
0.19
0.62
0.72
0.48
September
0.49
-0.19
0.62
0.33
0.99
0.86
1.20
Oktober
0.57
0.82
8.36
0.79
0.89
0.44
0.13
November
0.91
1.00
0.63
0.55
0.48
-0.09
0.04
Desember
0.65
1.15
-0.31
1.14
0.98
-0.29
0.49
TOTAL
2,06
5,75
14,50
6,56
6,29
10,72
3,62
13
Selama Januari-Desember tahun 2009, inflasi tertinggi terjadi di bulan September sebesar 1,20
persen, bahkan dibanding inflasi bulan September selama tujuh tahun terakhir, inflasi
September 2009 merupakan inflasi tertinggi. Inflasi ini sebagian besar disebabkan oleh naiknya
harga-harga barang kebutuhan pokok untuk lebaran. Pada bulan Desember 2009, inflasi
sebesar 0,49 persen, dan secara kumulatif Januari-November 2009 inflasi mencapai 3,62
(14)
Di 2009, kinerja perbankan Jawa Timur menurun akibat keketatan
likuiditas dan tingginya persepsi risiko, LDR stagnan ...
Permasalahan di perbankan:
Keketatan likuiditas,
perebutan DPK
Persepsi risiko tinggi,
NPL cenderung
meningkat
Dunia usaha menahan
(15)
PERKEMBANGAM SIMPANAN DPK DAN
PENYALURAN KREDIT
Sumber : www.bi.go.id
Dana pihak ketiga (simpanan) tahun 2009 Rp 185,58 triliun dan
posisi kredit Rp 137,97 triliun
dana yang idle mencapai Rp.
47,61 trilyun
(16)
Sektor / SubSektor
2005
2006
2007
2008*
)2009**
)1. Tanaman Bahan Makanan
0.88
2.04
1,64
2,70
2,68
2. Tanaman Perkebunan
9.43
4.90
3,19
0,57
4,97
3. Peternakan
4.13
6.28
6,07
3,78
4,27
4. Kehutanan
-14.69
11.72
2,62
31,39
- 1,41
5. Perikanan
7.17
9.74
6,91
5,92
4,45
Pertanian
3,16
3,99
3,13
3,12
3,46
Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian, Peternakan dan
Perikanan Tahun 2005 - 2009
2. KINERJA PERTANIAN :
2. KINERJA PERTANIAN :
(17)
Sektor / SubSektor
2005
2006
2007
2008*
)2009*
*
)1.
Tanaman Bahan Makanan
9.62
9.31
8.91
8.72
9,66
2.
Tanaman Perkebunan
2.74
2.80
2.74
2.67
2,73
3.
Peternakan
2.95
2.96
2.97
2.97
2,84
4.
Kehutanan
0.20
0.23
0.23
0.30
0,34
5.
Perikanan
1.73
1.85
1.88
1.91
1,78
Pertanian
17.24
17.16
16.72
16.57
16,38
Kontribusi
Sub Sektor Pertanian, Peternakan dan
Perikanan Tahun 2005 - 2009
**) angka sangat sementara
(18)
PRODUKSI & KONSUMSI BAHAN PANGAN STRATEGIS
JAWA TIMUR
TAHUN 2008 - 2009
N
oKomoditas
2008 2009
Produksi Konsumsi Surplus/Minus Produksi Konsumsi Surplus/Minus
1.
Padi 10.474.773 11.096.1
54
Beras 6.808.602 3.629.758 3.178.8
44 7.212.500
3.901 .265 3.311.235 2.
Jagung 5.053.052 247.755 4.805.2 97 5.193.64 8 250.4 95 4.943.153 3.
Kedelai 277.281 405.102 (127.82 1) 333.853 409.5 82 (75.729) 4.
Ubi Kayu 3.533.772 460.116 3.073.6 56 3.218.43 4 465.2 04 2.753.230 5.
Ubi jalar 136.556 82.328 54.228 159.327
83.33 9 75.988 6. Kacang
tanah 202.345 26.930
175.41 5 219.671 25.69 6 193.975 7. Kacang
Hijau 72.200 851 71.349 89.226
19.05 9 70.167 8.
Daging 305.124 187.355 117.76 9 268.144 190.6 04 77.540 9. Telr 345.414
208.514 136.90 0 375.623 211.6 13 164.010 1 0 .Susu 361.175
58.476 302.69 9 428.597 56.78 9 371.808 1 1
.Ikan 634.895 463.425
171.47 0 625.492 553.1 11 72.381 1 2
.Gula 1.245.208 409.141
836.06
7 1.393.251
388.9 88 1.004.263
18
(19)
Kontribusi Jawa Timur Terhadap
Ketersediaan Pangan Nasional tahun
2009 :
Buah-buahan
30,81 %
Sayuran
15,44 %
Gula
48,04 %
Daging
12,29 %
Telur
26,10 %
Susu
55,82 %
Ikan
5,87 %
Padi
17,74 %
Jagung
30,48 %
Kedele
36,11 %
Ubi Kayu
14,64 %
Ubi Jalar
8,18 %
Kacang Tanah
28,77 %
Kacang Hijau
31,17 %
(20)
Nilai Tukar Petani (NTP) & Nilai tukar Nelayan (NTN)
Nopember 2009
Indeks yang diterima petani
: 122,55
Indeks yang dibayar
: 123,21
Nilai Tukar Petani
: 99,46 atau mengalami kenaikan
sebesar : 0,09 dibanding Nopember tahun 2008 sebesar : 99,37
Nilai Tukar Nelayan (NTN) bulan Nopember 2009 sebesar 141,67
mengalami penurunan sebesar 0,06 dibanding bulan Oktober 2009
yaitu sebesar 141,61.
Sektor Pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 8.287.920 orang
(21)
6. KINERJA KOPERASI & UMKM
:
6. KINERJA KOPERASI & UMKM
:
Perkembangan Kinerja Koperasi.
No
Uraian
Satuan
2008
Tahun
Tahun
2009
%
Perke
mbang
an
1
2
3
4
5
6
1.
Total
Koperasi
Unit
18.656
19.396
3.97
a. Kop.Aktif
Unit
14.669
15.674
6.85
b.
Kop
Tdk.Aktif
Unit
3.987
3.722
( 6.65 )
2.
Anggota
Org/Kop
5.057.750
5.107.844
1.00
3.
RAT
Kop
6.522
9.091
39.39
4.
Manager
Orang
3.956
4.046
1.38
5.
Karyawan
Orang
55.000
56.914
3.48
6.
Modal Sendiri
Rp.000
5.131.558.352 6.369.654.525
24.13
7.
Modal Luar
Rp.000
5.719.319.518 6.774.368.064
18.45
8.
Total Asset
Rp.000
10.927.294.48
6
13.144.022.58
9
20.29
9.
Vol.Usaha
Rp.000
18.297.965.35
4
21.497.790.07
5
17.49
10.
SHU
Rp.000
424.458.788 1.038.011.449
144.55
Sumber : Laporan Triwulan IV Dinas Koperasi dan UMKM Prov
(22)
PEMBENTUKAN KOPERASI WANITA
No.
Uraian
Satuan
Tahun 2009
Tahun 2010
Ket
I.
Pembentukan Koperasi
Wanita
Koperasi
3,750
4,250
1
Bantuan Keuangan
Rp.
101,610,000,000 112,200,000,000
a. Bantuan Modal
Rp
93,750,000,000 106,250,000,000
b. Biaya Opera
(Notaris, Bintek,
koordinasi, Sinkronisasi)
Rp
7,860,000,000
5,950,000,000
2
Belanja Langsung
Rp
1,800,000,000 13,146,500,000
a. Biaya Pembinaan &
Monitoring,
Rp
1,800,000,000 13,146,500,000
Total
Rp.
103,410,000,000 125,346,500,000
(23)
PROGRAM KREDIT DANA BERGULIR UKMK
Hingga bulan Desember 2009 realisasi plafond kredit yang
disalurkan menjadi Rp 299.173.921.700 (termasuk
perguliran) dan telah disalurkan ke 1.126 UMKM.
No
Sumber
Tahun
Jumlah Dana
1 Bank Jatim
2003 -
2007
110 M
2 BPR Jatim
2003 -
2007
85 M
JUMLAH
195 M
(24)
PREDIKSI MAKRO
EKONOMI
NASIONAL
(25)
PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL &
PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL &
SUMBERNYA
SUMBERNYA
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terus meningkat hingga menjadi diatas 7% pada tahun 2013
(26)
PROYEKSI ASUMSI MAKRO EKONOMI NASIONAL
JANGKA MENENGAH
•
Nilai tukar rupiah diperkirakan stabil di bawah Rp10.000
•
Inflasi terkendali pada level 5% + 1%
•
SBI 3 bulan berada pada tingkat sekitar 7%
•
Harga minyak diasumsikan terus meningkat hingga ke
US$85/barel
•
Produksi minyak dapat mencapai 1.000 MBCD mulai tahun
2013
Harga dan Produksi Minyak, 2009 - 2014
(27)
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2010 - 2014
27
(28)
Ekonomi Jawa Timur 2010 diproyeksikan tumbuh lebih
tinggi, namun inflasi juga akan lebih tinggi
Ekonomi Jatim 2010:
– Lebih tinggi seiring pulihnya permintaan ekspor
– Diprediksi 5,0 – 5,5%
– Dapat lebih tinggi bila situasi kondusif
Inflasi Jatim 2010:
– Juga akan meningkat
– Konsekuensi pertumbuhan yang makin tinggi
– Harga komoditas internasional yang kembali meninggi
– Diprediksi 5
±
1%
(29)
Sektor hulu
PENUNJANG (market, permodalan (Bank/non bank) R&D, infrastruktur agrobisnis, Diklat, BUMD,kelembagaan
petani,jasa pariwisata)
Sektor Budidaya
(on Farm)
Sektor Hilir (off Farm)
VISI PEMBANGUNAN JAWA TIMUR 2005-2025
“PUSAT AGROISNIS TERKEMUKA , YANG BERDAYA SAING GLOBAL DAN BERKELANJUTAN
MENUJU JAWA TIMUR MAKMUR DAN BERAKHLAK
”
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2005-2025
“MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”
Industri kimia dasar (pupuk, pest ramah lingkungan)
Industri pupuk organik rakyat
Industri perbenihan (skala nasional, skala
rakyat/kelompk tani)
Produksi&produktivitas pertanian, peternakan,
perikanan&laut, perkebunan, kehutanan)
skala bisnis, skala usaha tani (poktan/gaoktan)
Industri ( skala besar, menengah, kecil,
mikro/industri rakyat)
Basic need/
syarat utama
Makna RPJPD
Dgn visi agrobis (totalitas
semua sub sistem +
penunjang + basic need)
Basic need (prasyarat moralitas,kepemerintahan yang baik, kepastian hukum&HAM, Tramtib, Pelestarian SDA,&LH,
Pelayanan Soial Dasar( pendidikan, kesehatan, air bersih, infrastruktur sosial dasar)
Kerangka Anggaran
Kerangka Regulasi
(30)
(31)
PERATURAN GUBERNUR NOMOR 38 TAHUN 2009
TENTANG RPJMD 2009-2014
INDIKATO
R
SEKTOR/
SKPD
(MEMORAND A PROGRAM)Peningkatan
Aksesibilitas
dan kualitas
Pendidikan
Peningkatan
aksesibilitas
dan kualitas
Kesehatan
Perluasan
lapangan kerja
Memelihara
kualitas dan
fungsi
lingkungan
hidup
1
2
9
3
4
5
6
7
8
9
AGENDA
1
18 PRIORITAS PEMB.2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
RPJMD 2009-2014
4 PRIORITAS
PROGRAM
4 STRATEGI 4 STRATEGI PEMBANGUNAN PEMBANGUNANTARGET
KINERJA
UTAMA
2011
31
(32)
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(33)
ISU-ISU STRATEGIS
BIDANG EKONOMI
TAHUN 2011
ISU-ISU STRATEGIS
BIDANG EKONOMI
TAHUN 2011
(34)
1.
BIDANG PERTANIAN & KETAHANAN PANGAN :
1.
BIDANG PERTANIAN & KETAHANAN PANGAN :
1) Kenaikan Harga bahan pangan strategis (Beras, gula, minyak goreng)
Stabilisasi harga bahan pangan
2) Dengan berlakunya Cina - AFTA , produk pangan segar /olahan impor akan
membanjiri pasar
Tuntutan untuk meningkatkan daya saing produk,
efisiensi dan peningkatan mutu.
GAP, teknologi pengelolaan pasca panen,
standarisasi mutu produk.
3) Luas lahan pertanian cenderung menurun akibat alih fungsi lahan untuk
kepentingan diluar pertanian
Tuntutan Peningkatan Produktivitas.
4) Kondisi Struktur Tanah yang menurun (BO < 2 %)
Peningkatan BO tanah
dengan peningkatan pemakaian pupuk Organik
APPO
5) Peningkatan kemampuan SDM Petani
Optimalisasi Penyuluhan, SLPPT,
Demo Plot.
6) Kemandirian & Ketahanan Pangan Masyarakat
Desa Mandiri Pangan & Bio
Energi, Lumbung Pangan Desa, Pemanfaatan lahan Pekarangan.
7) Penganekaragaman Pangan
saat ini skor PPH masyarakat Jawa Timur
sebesar 81,9 namun tingkat ketergantungan pada beras masih cukup tinggi,
yitu 94 kg/kapita/th.
8) Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
PENGEMBANGAN
(35)
2.
BIDANG PERKEBUNAN :
2.
BIDANG PERKEBUNAN :
1) Menurunnya produksi gula dinegara lain (India & Thailand) berdampak
pada kenaikan harga gula dalam negeri.
2) Keharusan untuk meningkatkan produksi gula
Peningkatan produktifitas
lahan dan Rendemen gula (saat ini 6,8 -7,8 % yang mestinya masih bisa
ditingkatkan sampai 10 %) dan pembenahan /modernisasi industri gula
yang ada (31 PG di Jatim).
3) Penataan Varietas Tebu
sertifikasi bibit tebu
4) Jawa Timur merupakan provinsi penghasil tembakau / penghasil cukai asal
(rokok)
Kesejahteraan petani tembakau masih rendah
pemberdayaan, pendampingan dan fasilitasi kemitraan petani tembakau
dengan perusahaan rokok untuk meningkatkan bargaining petani.
5) Kopi dan kakao merupakan komoditas perkebunan bernilai ekonomi tinggi
peluang pasar masih terbuka luas (ekspor)
Peningkatan produksi,
produktivitas dan kualitas.
6) Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
PENGEMBANGAN
KAWASAN AGROPOLITAN
(36)
3. BIDANG
PETERNAKAN :
3. BIDANG
PETERNAKAN :
1) Lalu lintas Ternak dan produk peternakan akan semakin meningkat,
baik dari luar negeri maupun dalam negeri
ancaman penyakit
hewan global (Exotic)
Pengawasan dan pengendalian penyakit
ternak/hewan harus semakin diperketat.
2) Mempertahankan Jawa Timur sebagai penghasil ternak sapi potong
dlm rangka mendukung program Percepatan Swasembada Daging
Nasional 2014
Sapi Berlian
.
3) Tingginya harga pakan ternak pabrikan, akibat bahan baku masih
impor (jagung, dedak, tepung ikan)
Pengembangan pakan
alternatif (mini feed mill).
4) Masih tingginya angka pemotongan ternak betina produktif &
pengiriman keluar provinsi
dapat menurunkan populasi ternak di
Jawa Timur.
5) Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
(37)
4. BIDANG PERIKANAN & KELAUTAN
:
4. BIDANG PERIKANAN & KELAUTAN
:
1) Masih ada Produk Perikanan Jatim yang belum memenuhi standar
HACCP yang dipersyaratkan oleh pasar Uni Eropa dan Jepang
Penerapan standard HACCP mulai budidaya sampai siap dipasarkan.
2) Masih mahalnya harga pakan ikan budidaya
Perlu ada inovasi
pakan alternatif dengan harga yang lebih murah.
3) Perairan di wilayah Pantai Utara Jawa Timur telah cenderung Over
Fishing
Perlu optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap dalam
rangka meningkatkan kualitas hasil perikanan tangkap
memperbanyak rumpon di perairan yang berpotensi.
4) Dampak Pencemaran & Perubahan suhu ekstrim
Petambak udang
gagal panen (wilayah Pantura).
5) Dampak Cina-AFTA
Udang asal China membanjiri pasar lokal.
6) Pemberdayaan
masyarakat
pedesaan
berbasis
agribisnis
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
(38)
4. BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN &
INVESTASI :
4. BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN &
INVESTASI :
1) Pasar Global
China-AFTA
BANJIR Produk Impor,
Kinerja Industri menurun;
2) Daya Saing Produk
Efisiensi Industri;
3) Pasar Dalam Nenegri;
4) Perlindungan Konsumen;
5) Peningkatan Produk Dalam Negeri;
6) Hight Cost Economy
Optimalisasi Pelayanan Satu
Pintu
Dukungan penuh dari Pemerintah, Swasta,
(39)
5.
BIDANG KEHUTANAN :
5.
BIDANG KEHUTANAN :
1) Dampak pemanasan global dan terjadinya kerusakan hutan, baik di dalam
kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan
Percepatan Rehabilitasi
dan Reboisasi Hutan dan Lahan Kritis dalam Kawasan
(Tahura R. Soerjo
27.868,30 hektar) dengan seluas lahan kritis sampai akhir tahun 2008
sebesar 5.792 hektar, pada tahun 2010 reboisasi dilaksanakan kurang lebih
1.000 ha dimana pada akhir tahun 2014 di harapkan sudah tidak ada lahan
kritis lagi.
2) Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan
Optimalisasi pamanfaatan lahan di bawah tegakan hutan dengan
tanaman yang strategis dan ekonomis (porang, empon-empon dll)
melalui kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
meliputi pelatihan, pembinaan dan bantuan baik secara berkelompok
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau perseorangan
3) Menurunnya suplay kayu Jatim untuk industri perkayuan
Fasilitasi
sertifikasi ecolabelling hutan Hak/Hutan rakyat.
Di wilayah Jawa Timur terdapat areal hutan rakyat yang memiliki potensil
produksi sekitar 2,4 – 3,2 jt m3/th, dan diharapkan mulai tahun 2011 dapat
memberikan kontribusi bagi upaya pemenuhan kebutuhan bahan baku
industri perkayuan di Jawa Timur, yang
diprediksikan setiap tahunnya membutuhkan bahan baku kayu sebesar 4,7
Jt m3/th.
4) Rendahnya PAD sektor kehutanan
Optimalisasi peran UPT Dinas
Kehutanan yaitu UPT Peredaran Hasil Hutan dan Tahura R. Soerjo
dalam peningkatan publik hususnya di dalam penatusahaan hasil hutan dan
pengendalian peredaran hasil hutan, pelestarian kawasan dan peningkatan
sarana-prasara dalam menunjang peningkatan potensi Penerimaan Asli
Daerah (PAD).
(40)
6. BIDANG KOPERASI & UMKM
:
6. BIDANG KOPERASI & UMKM
:
1)
KRISIS EKONOMI
sektor RIIL terimbas, khususnya
UMKM
KEMISKINAN, PENGANGGURAN DI PEDESAAN.
2)
TERBATASNYA kapasitas UKM untuk mengakses
permodalan dan pasar;
3)
Terbatasnya dukungan regulasi di Kab/Kota untuk
pemberdayaan UMKM dalam rangka penanggulangan
kemiskinan;
4)
Minimnya peran Kab/Kota dalam mendorong upaya
pembentukan LKM sebagai penyedia sumber permodalan
MURAH bagi Usaha Mikro di pedesaan;
5)
Minimnya peran Kab/Kota dalam mendorong upaya
membentuk lembaga penjaminan kredit untuk UMKM
terutama di perdesaan dan sektor pertanian.
6)
RENDAHNYA daya saing dan LEMAHNYA kompetensi
kewirausahaan.
7)
Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
Bantuan Permodalan di Kawasan Agropolitan
(41)
41
TERIMA
KASIH
TERIMA
(1)
3. BIDANG
PETERNAKAN :
3. BIDANG
PETERNAKAN :
1) Lalu lintas Ternak dan produk peternakan akan semakin meningkat, baik dari luar negeri maupun dalam negeri ancaman penyakit
hewan global (Exotic) Pengawasan dan pengendalian penyakit
ternak/hewan harus semakin diperketat.
2) Mempertahankan Jawa Timur sebagai penghasil ternak sapi potong dlm rangka mendukung program Percepatan Swasembada Daging Nasional 2014 Sapi Berlian.
3) Tingginya harga pakan ternak pabrikan, akibat bahan baku masih impor (jagung, dedak, tepung ikan) Pengembangan pakan
alternatif (mini feed mill).
4) Masih tingginya angka pemotongan ternak betina produktif &
pengiriman keluar provinsi dapat menurunkan populasi ternak di
Jawa Timur.
5) Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
(2)
4. BIDANG PERIKANAN & KELAUTAN
:
4. BIDANG PERIKANAN & KELAUTAN
:
1) Masih ada Produk Perikanan Jatim yang belum memenuhi standarHACCP yang dipersyaratkan oleh pasar Uni Eropa dan Jepang
Penerapan standard HACCP mulai budidaya sampai siap dipasarkan. 2) Masih mahalnya harga pakan ikan budidaya Perlu ada inovasi
pakan alternatif dengan harga yang lebih murah.
3) Perairan di wilayah Pantai Utara Jawa Timur telah cenderung Over Fishing Perlu optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap dalam
rangka meningkatkan kualitas hasil perikanan tangkap
memperbanyak rumpon di perairan yang berpotensi.
4) Dampak Pencemaran & Perubahan suhu ekstrim Petambak udang
gagal panen (wilayah Pantura).
5) Dampak Cina-AFTA Udang asal China membanjiri pasar lokal.
6) Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
(3)
4. BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN &
INVESTASI :
4. BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN &
INVESTASI :
1) Pasar Global
China-AFTA
BANJIR Produk Impor,
Kinerja Industri menurun;
2) Daya Saing Produk
Efisiensi Industri;
3) Pasar Dalam Nenegri;
4) Perlindungan Konsumen;
5) Peningkatan Produk Dalam Negeri;
6) Hight Cost Economy
Optimalisasi Pelayanan Satu
Pintu
Dukungan penuh dari Pemerintah, Swasta,
(4)
5.
BIDANG KEHUTANAN :
5.
BIDANG KEHUTANAN :
1) Dampak pemanasan global dan terjadinya kerusakan hutan, baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan Percepatan Rehabilitasi dan Reboisasi Hutan dan Lahan Kritis dalam Kawasan (Tahura R. Soerjo 27.868,30 hektar) dengan seluas lahan kritis sampai akhir tahun 2008 sebesar 5.792 hektar, pada tahun 2010 reboisasi dilaksanakan kurang lebih 1.000 ha dimana pada akhir tahun 2014 di harapkan sudah tidak ada lahan kritis lagi.
2) Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan
Optimalisasi pamanfaatan lahan di bawah tegakan hutan dengan tanaman yang strategis dan ekonomis (porang, empon-empon dll) melalui kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
meliputi pelatihan, pembinaan dan bantuan baik secara berkelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau perseorangan
3) Menurunnya suplay kayu Jatim untuk industri perkayuan Fasilitasi sertifikasi ecolabelling hutan Hak/Hutan rakyat.
Di wilayah Jawa Timur terdapat areal hutan rakyat yang memiliki potensil produksi sekitar 2,4 – 3,2 jt m3/th, dan diharapkan mulai tahun 2011 dapat memberikan kontribusi bagi upaya pemenuhan kebutuhan bahan baku industri perkayuan di Jawa Timur, yang
diprediksikan setiap tahunnya membutuhkan bahan baku kayu sebesar 4,7 Jt m3/th.
4) Rendahnya PAD sektor kehutanan Optimalisasi peran UPT Dinas Kehutanan yaitu UPT Peredaran Hasil Hutan dan Tahura R. Soerjo
dalam peningkatan publik hususnya di dalam penatusahaan hasil hutan dan pengendalian peredaran hasil hutan, pelestarian kawasan dan peningkatan
(5)
6. BIDANG KOPERASI & UMKM
:
6. BIDANG KOPERASI & UMKM
:
1)
KRISIS EKONOMI
sektor RIIL terimbas, khususnya
UMKM
KEMISKINAN, PENGANGGURAN DI PEDESAAN.
2)
TERBATASNYA kapasitas UKM untuk mengakses
permodalan dan pasar;
3)
Terbatasnya dukungan regulasi di Kab/Kota untuk
pemberdayaan UMKM dalam rangka penanggulangan
kemiskinan;
4)
Minimnya peran Kab/Kota dalam mendorong upaya
pembentukan LKM sebagai penyedia sumber permodalan
MURAH bagi Usaha Mikro di pedesaan;
5)
Minimnya peran Kab/Kota dalam mendorong upaya
membentuk lembaga penjaminan kredit untuk UMKM
terutama di perdesaan dan sektor pertanian.
6)
RENDAHNYA daya saing dan LEMAHNYA kompetensi
kewirausahaan.
7)
Pemberdayaan masyarakat pedesaan berbasis agribisnis
Bantuan Permodalan di Kawasan Agropolitan
(6)
41