Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi NO.93 PUU-X 2012 Terhadap Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Di Indonesia.

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NO. 93/PUU-X/2012 TERHADAP PENYELESAIAN
SENGKETA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

TESIS

Oleh

GALA PERDANA PUTRA LUBIS
127011097/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NO. 93/PUU-X/2012 TERHADAP PENYELESAIAN
SENGKETA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA


TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

GALA PERDANA PUTRA LUBIS
127011097/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara

Judul Tesis


Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

: ANALISIS
PUTUSAN
MAHKAMAH
KONSTITUSI
NO. 93/PUU-X/2012 TERHADAP
PENYELESAIAN
SENGKETA
PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA
: GALA PERDANA PUTRA LUBIS
: 127011097
: MAGISTER KENOTARIATAN

Menyetujui
Komisi Pembimbing


(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)

Pembimbing

(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN)

Pembimbing

(Dr.Utary Maharani Barus,SH,MHum)

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Dekan,

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Tanggal lulus : 18 Desember 2014


Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada
Tanggal : 18 Desember 2014

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD

Anggota

: 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
2. Dr. Utary Maharani Barus, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
4. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum

Universitas Sumatera Utara


SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: GALA PERDANA PUTRA LUBIS

Nim

: 127011097

Program Studi

: Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis

: ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NO. 93/PUU-X/2012 TERHADAP PENYELESAIAN
SENGKETA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA


Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.

Medan,
Yang membuat Pernyataan

Nama : GALA PERDANA PUTRA LUBIS
Nim : 127011097

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai penyelesaian sengketa perbankan syariah di
Indonesia yang mana sebelumnya banyak terjadi tumpang tinding kewenangan antara

forum penyelesaian sengketa seperti Basyarnas, Pengadilan Agama dan juga
Pengadilan Negeri. Mahkamah Konstitusi melalui putusan No.93/PUU-X/2012
menegaskan bahwa penjelasan pasal 52 Ayat (2) Undang-undang No. 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syari’ah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Penjelasan pasal tersebut lah
yang selama ini menjadi penyebab munculnya ketidakpastian hukum dalam
penyelesaian sengketa perbankan syariah. Konsekuensi konstitusionalnya sejak
putusan Mahkamah Konstitusi menunjuk pengadilan agama menjadi satu-satunya
pengadilan yang berwenang mengadili perkara perbankan syari’ah. Penelitian ini
mengajukan beberapa permasalahan yaitu, bagaimanakah dasar pertimbangan
Majelis Hakim Konstitusi terhadap penyelesaian sengketa perbankan syariah pada
putusan No.93/PUU-X/2012? Bagaimanakah akibat hukum pasca putusan Mahkamah
Konstitusi No.93/PUU-X/2012 terhadap penyelesaian sengketa Perbankan Syariah?
Bagaimanakah kesiapan Peradilan Agama dalam menyelesaikan sengketa Perbankan
Syariah pasca putusan Mahkamah Konstitusi No.93/PUU-X/2012?
Untuk meneliti hal-hal tersebut diatas digunakan metode yuridis normatif
dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
melalui studi kepustakaan dan wawancara guna memperoleh data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, Mahkamah Konstitusi melalui
putusan No.93/PUU-X/2012 hanya mengabulkan sebagian dengan menyatakan

penjelasan pasal 55 ayat (2) Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat. Kedua, akibat hukum yang lahir setelah
keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi No.93/PUU-X/2012 adalah pilihan forum
penyelesaian sengketa secara non-litigasi tidak lagi terbatas hanya pada yang terdapat
dalam penjelasan pasal 55 ayat (2) Undang-undang No.21 tentang Perbankan Syariah,
masih ada forum penyelesaian non-litigasi lainnya yang juga dapat dipergunakan
sepanjang disepakati oleh para pihak seperti konsultasi, negosiasi (perundingan),
konsiliasi, mediasi non perbankan, pendapat atau penilaian ahli, dan sebagainya.
Secara khusus kewenangan pengadilan negeri dalam mengadili sengketa perbankan
syariah tidak dapat dipergunakan lagi. Namun untuk basyarnas masih dapat
dipergunakan sepanjang disepakati oleh para pihak. Ketiga, Peradilan Agama
sebenarnya sudah sangat siap dalam menyelesaikan sengketa perbankan syariah, hal
ini dibuktikan dengan kesiapan hukum dan peraturan yang telah mendukung
peradilan agama. Konsistennya Badan Peradilan Agama, Bank Indonesia, Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial dalam melakukan pelatihan secara rutin dan berkala baik
itu di dalam negeri hingga keluar negeri kepada hakim-hakim pengadilan agama di
seluruh Indonesia untuk meningkatkan kualitas hakim-hakim pengadilan agama
dalam pemahaman ilmu hukum dan ekonomi syariah dan mengenai eksekusi putusan
i


Universitas Sumatera Utara

di pengadilan agama, para pihak tidak perlu khawatir karena pengadilan agama juga
memiliki kekuatan/kewenangan yang sama layaknya pengadilan negeri dalam
menjalankan eksekusi putusan, baik itu lewat juru sita pengadilan agama sendiri
maupun menggunakan bantuan dari pihak lain seperti kepolisian. Penelitian ini
menyarankan agar pasal 55 Undang-undang No.21 tentang Perbankan Syariah segera
direvisi sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih kewenangan yang mengakibatkan
kekacauan hukum dan kepada para pihak yang terlibat dalam ruang lingkup
perbankan syariah mulai dari bank syariah, nasabah, dan juga notaris yang membuat
akta pembiayaan syariah agar memilih dan menempatkan pengadilan agama sebagai
pilihan forum penyelesaian apabila terjadi sengketa setelah tidak tercapainya kata
sepakat melalui musyawarah terlebih dahulu.
Kata Kunci : Perbankan Syariah, Pilihan Forum, Putusan Mahkamah Konstitusi,
Pengadilan Agama

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
This thesis analyzed the settlement of sharia banking disputes in Indonesia in which
it used to be various overlapping authorities among the dispute settling forums such as
basyarnas, Religious Court, and District Court. The Consatitutional Court, in its Ruling No.
93/PUU-X/2012 confirms that the explanation of Article 52, paragraph 2 of Law No. 21/2008
on Sharia Banking is contrary to the 1945 Cinstitution and nonbinding. The explanation of
this article has caused legal uncertainty in settling the dispute in Sharia banking. Its legal
consequence is that the Ruling of the Constitutional Court No. 93/PUU-X/2012 appoints
Religious Court as the only authority to settle the dispute in sharia banking. The problems of
the research were as follows: how about the basic consideration of the penal of judges of the
Constitutional Court on the settlement of the dispute in sharia banking in its Ruling No.
93/PUU-X/2012, how about legal consequence of the post-Ruling of the Constitutional Court
No. 93/PUU-X/2012 on the settlement of the dispute in sharia banking, and how about the
preparedness of Religious Court in settling the dispute in sharia banking after the Ruling of
the Constitutional Court No. 93/PUU-X/2012.
The research used judicial normative method with qualitative approach. The data
were gathered by conducting library research and interviews for obtaining secondary data.
The result of the research showed that first, The Constitutional Court, in its Ruling
No. 93/PUU-X/2012 only consents to a part of it by stating that the explanation of Article 55,

paragraph 2 of Law No. 21/2008 on Sharia Banking is contrary to the 1945 Constitution and
nonbinding; secondly, legal consequence after the Ruling of the Constitutional Court No.
93/PUU-X/2012 is the selection of the dispute settlement forum in a non-litigation which is
not only found in the explanation of Article 55, paragraph 2 of Law No, 21/2008 on Sharia
Banking, but which is also used in settling the dispute such as consultation, negotiation,
reconciliation, non-banking mediation, experts’ opinion, and so on, as long as it is agreed by
the conflicting parties. Specifically, the authority of District Court in hearing sharia banking
dispute is declared void; and thirdly, Religious Court is actually prepared in settling sharia
banking dispute since has had preparedness in legal provisions and regulations in supporting
its Ruling. The Religious Administrative of Justice, Bank Indonesia, the Supreme Court, and
Judicial Commission consistently perform regular training, either domestically or abroad for
the judges of Religious Court throughout Indonesia in order to improve the quality of
Religious Court judges in understanding sharia jurisprudence and economy and the
execution of Religious Court’s Ruling. People do not need to worry about the
enforcement/authority of Religious Court since it has the same as the District Court in
carrying out the execution of the Ruling, either through its bailiffs or through the police. It is
recommended that Article 55 of Law No. 21/2008 on Sharia Banking should be revised so
that there will be no overlapping authority which causes legal uncertainty. Those who are
involved in sharia banking, sharia banks, clients, and notaries who make sharia financial
deeds should select and use Religious Court as the settlement forum when there is a dispute
after there is no agreement after negotiation has been held between the conflicting parties.

Keywords: Sharia Banking, Forum Selection, Ruling of the Constitutional Court,
Religious Court
iii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih serta Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
telah memberikan kesehatan, kekuatan, ketekunan dan keterbukaan pikiran pada
penulis sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis dengan judul
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI NO.93/PUU-X/2012

TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA.
Tesis ini dikerjakan untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat syarat
guna memperoleh gelar Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara. Dalam
menyelesaikan tesis ini, penulis banyak dibantu, didukung dan dibimbing oleh
banyak pihak. Dengan segala rasa hormat, penulis ucapkan banyak terimakasih
kepada:
1.

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA (K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.

2.

Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.

3.

Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., M.S., C.N., selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan USU dan sekaligus Dosen Pembimbing II. Terimakasih
banyak atas masukan dan sarannya terhadap tesis penulis.

4.

Prof. H. M. Hasballah Thaib MA, PhD., selaku Dosen Pembimbing I, yang
senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.

5.

Dr. Utary Maharani Barus, SH, M.Hum., selaku Komisi Pembimbing III,
terimakasih banyak atas koreksi, data-data dan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan.
iv

Universitas Sumatera Utara

6.

Dr. T. Keizerina Devi Azwar SH., CN., M.Hum, selaku Sekretaris Program
Magister Kenotariatan USU sekaligus Dosen Penguji, terimakasih banyak atas
masukannya.

7.

Dr. Dedi Harianto SH., M.Hum., selaku Dosen Penguji, terimakasih banyak atas
masukannya.

8.

Para Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Kenotariatan USU, yang telah
mendidik

dan

membimbing

penulis

sampai

kepada

tingkat

Magister

Kenotariatan.
9.

Seluruh staf/pegawai biro di Program Magister Kenotariatan USU, yang telah
banyak memberikan bantuan dalam kelancaran penulisan tesis ini.

10. Drs. H. Abd Halim Ibrahim MH., selaku Hakim Pengadilan Agama Medan Kelas
I-A., terimakasih banyak atas masukan dan informasi yang diberikan.
11. Notaris/PPAT Hj. Khairunnisa SH., Notaris/PPAT Irdhanila Hasibuan SH.,
terimakasih banyak atas masukan dan informasi yang diberikan.
12. Kedua orang tua penulis, Zulkifli Lubis dan Evida Anwar atas kesabaran,
semangat, dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi ini, serta adik-adik penulis Denny Dwi Daviki Lubis, Tri
Rizky Lubis, Dinda Zoelanda Lubis, dan Maulana Al-Fattah Lubis.
13. Penulis juga berterimakasih kepada seluruh teman-teman di Magister
Kenotariatan USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan kepada semua
pihak yang telah mendukung, membantu dan mempermudah penulis dalam
penyusunan tesis ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Medan, Desember 2014
Penulis

GALA PERDANA PUTRA LUBIS
v

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Gala Perdana Putra Lubis

Tempat / Tanggal Lahir

: Binjai / 06 April 1990

Alamat

: Jl. Anggrek No. 35 A, Binjai

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Usia

: 24 Tahun

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Islam

Orang Tua, ( Ayah )

: Zulkifli Lubis

( Ibu )

: Evida Anwar

II. PENDIDIKAN
Sekolah Dasar

: SD N. 024763 Binjai ( 1995 - 2001 )

Sekolah Menengah Pertama

: SMP N. 3 Binjai ( 2001 - 2004 )

Sekolah Menengah Umum

: SMU N. 2 Binjai ( 2004 - 2007 )

Strata 1

: Fakultas Hukum Universitas Islam
Sumatera Utara ( 2008 - 2012 )

Strata 2

: Magister Kenotariatan Universitas
Sumatera Utara ( 2012 – 2014 )

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................

i

ABSTRACT ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH ASING ............................................................................ ix
BAB 1

PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 13
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 13
F. Kerangka Teori Dan Landasan Konsepsional .......................... 15
1.

Kerangka Teori ................................................................. 15

2.

Konsepsi............................................................................. 19

G. Metode PenelItian ..................................................................... 22
BAB II

DASAR
PERTIMBANGAN
MAJELIS
HAKIM
KONSTITUSI
TERHADAP
PENYELESAIAN
SENGKETA PERBANKAN SYARIAH PADA PUTUSAN
NO.93/ PUU-X/ 2012 ..................................................................... 27
A. Posisi Kasus .............................................................................. 27
B. Analisis Kedudukan Hukum (Legal Standing) ........................ 30
C. Pertimbangan Hukum ............................................................... 33
D. Analisis Pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi
Pada Putusan No.93/ PUU-X/ 2012 ......................................... 45

vii

Universitas Sumatera Utara

BAB III

AKIBAT HUKUM PASCA PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI NO.93/ PUU-X/ 2012
TERHADAP
PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH .. 63
A. Akibat Hukum Terhadap Penjelasan Pasal 55 Ayat 2
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah ...................................................................................... 63
B. Akibat Hukum Terhadap Para Pihak yang bersengketa............ 76

BAB IV

KESIAPAN
PERADILAN
AGAMA
DALAM
MENYELESAIKAN
SENGKETA
PERBANKAN
SYARIAH
PASCA
PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI NO.93/ PUU-X/ 2012 .......................................... 80
A. Kompetensi Peradilan Agama Dalam Menyelesaikan
Sengketa Perbankan Syariah ..................................................... 80
B. Prosedur Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Dalam
Lingkungan Peradilan Agama .................................................. 94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 108
A. Kesimpulan .............................................................................. 108
B. Saran ......................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH ASING

Agreement

: Persetujuan

Alternative Dispute Resolution

: Forum penyelesaian sengketa alternatif

Arbitration clause

: Klausula arbitrase

Bugerlijke Wetbook Voor Indonesia

: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Causal verband

: Hubungan sebab-akibat

Choice of forum

: Pilihan forum / lembaga
penyelesaian sengketa

untuk

Concurring opinion

: Pendapat
berbeda
yang
memengaruhi amar putusan

tidak

Conflict of dispute settlement

: Pertentangan
mengenai
penyelesaian sengketa

Dispute settlement option

: Pilihan penyelesaian sengketa

Dissenting opinion

: Pendapat berbeda dari sisi substansi yang
memengaruhi perbedaan amar putusan

Dual banking system

: Penggunaan dua sistem perbankan, yaitu
perbankan konvensional dan perbankan
syariah

Failissements Verordering

: Aturan Kepailitan

Freedom of making contract

: Kebebasan berkontrak

Guardian of constitution

: Penjaga konstitusi

Ius constitutum

: Hukum yang berlaku sekarang

Ius curia novit

: Dianggap tahu hukum

Judicial review

: Pengujian produk hukum oleh lembaga
peradilan

lembaga

ix

Universitas Sumatera Utara

Legaldisorder

: Kekacauan hukum

Legal Standing

: Kedudukan hukum

Longaet inveterate consuetindo

: Perbuatan itu dilakukan oleh masyarakat
tertentu secara berulang-ulang dalam
waktu yang lama

Opinion necessitates

: Kebiasaan
itu
sudah
merupakan
keyakinan hukum masyarakat

Overmach

: Dilakukan bukan karena terpaksa

Pacta sunt servanda

: Kewajiban adalah suatu beban yang
ditanggung oleh seseorang bersifat
kontraktual

Personae standi in judicio

: Hak atau kedudukan
mengajukan Gugatan

Qadhi

: Hakim

Rechtswerkelijheid

: Kenyataan hukum

Sole of interpreter of constitution

: Penafsir tertinggi konstitusi

Standing to sue

: Permohonan di depan pengadilan

Ta’arudh al-adillah

: Pertentangan dua aturan

Van rechtswege nietig

: Putusan batal demi hukum

Wanprestasi

: Ingkar janji

hukum untuk

x

Universitas Sumatera Utara