Faktor-faktor yang berhubungan dengan fatigue pada pasien hemodialisis di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hemodialisis adalah suatu bentuk terapi pengganti pada pasien dengan
kegagalan fungsi ginjal, baik yang bersifat akut maupun kronik. Pasien yang
menderita gagal ginjal juga dapat dibantu dengan bantuan mesin hemodialisis
yang mengambil ahli fungsi fungsi ginjal. Pasien gagal ginjal yang menjalani
terapi hemodialisis, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap
minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan
berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Smeltzer & Bare, 2002).
Walaupun fungsi ginjal untuk membersihkan darah dapat diambil ahli oleh mesin
hemodilisis, tingginya biaya yng harus dikeluarkan untuk proses cuci darah kerap
dirasakan membebani penderita. Dialisis memerlukan darah pasien agar dapat
terekspos dengan dialisat melewati membran semipermeabel. Hal ini dicapai
dengan mensirkulasi darah keluar dari tubuh ke dializer. Hemodialisis
membutuhkan aliran darah yang tinggi antara 250-450 ml/menit (Cahyaningsih,
2011).
Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013, secara
global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar
1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung pada cuci darah (Hemodialisis).

Jumlah pasien gagal ginjal terminal di Indonesia yang membutuhkan cuci darah
atau dialisis mencapai 150.000 orang. Namun pasien yang sudah mendapatkan
terapi dialisis baru sekitar 100.000 orang. Perhimpunan Nefrolog (ahli ginjal dan

1
Universitas Sumatera Utara

2

hipertensi) Indonesia atau Pernefri melaporkan, setiap tahunnya terdapat 200.000
kasus baru gagal ginjal stadium akhir. Tetapi tidak semua pasien terlayani
kebutuhan cuci darahnya karena keterbatasan unit mesin dialisis. Berdasarkan
hasil survei yang peneliti lakukan di RSUD Pirngadi Medan tahun 2015 bulan
Mei ditemukan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis adalah berjumlah 156
orang.
Dampak yang dapat diamati pada pasien yang menjalani hemodialisis
dapat berupa komplikasi intradialisis maupun efek dari hemodialisis dalam waktu
lama. Dapat berhubungan dengan uremia, adanya neuropathy perifer, perikarditis,
munculnya penyakit tulang, latergi, anemia yang memburuk, anoreksia, harus
dilihat sebagai indikasi kemungkinan dari dialisis yang tidak adekuat

(Cahyaningsih, 2011).
Faktor faktor yang berhubungan fatigue yang dialami pasien yang
menjalani hemodialisis adalah faktor fisiologis, faktor sosial ekonomi dan faktor
situasional. Faktor fisiologis pada pasien hemodialisis adalah anemia pada pasien
gagal ginjal kronis (GGK) disebabkan seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
Anemia menyebabkan pasien merasakan dingin sepanjang waktu, tidak
konsentrasi, sakit kepala dan kulit pucat. (Supriyadi, 2011).
Menurut (Nerscomite, 2010) pada saat dilakukan hemodilisis ternyata
banyak protein dan vitamin yang terbuang bersama dialisat. Selama hemodialisis
penderita dapat kehilangan 10-12 gr asam amino, karena masuk kedalam cairan
dialisat dan toksin lainya, sepertiga asam amino yang terbuang tadi adalah asam

 

 
Universitas Sumatera Utara

3


amino esensial. Pengukuran fatigue dapat dilakukan menggunakan Piper Fatigue
Scale (PFS) scale fatigue (http://www.ncbi.nlm.nih.gov).
Fatigue yang dialami pasien hemodialisis tersebut merupakan salah satu
masalah keperawatan yang memerlukan penanganan yang baik. Perawat unit
hemodialisis tentunya tidak hanya bekerja dalam rutinitas kegiatan hemodialisis
pre, intra dan post hemodialisis saja tetapi juga tetap memantau setiap dampak
yang muncul akibat rutinitas hemodialisis yang dialami pasien terutama simptom
fatigue. Perawat perlu mengenal dan memahami faktor yang berhubungan dengan
terjadinya fatigue dari masing – masing pasien yang menjalani hemodialisis dan
berperan sebagai care giver dalam mengelola fatigue melalui asuhan keperawatan
mulai dari mengkaji sampai dengan melakukan evaluasi. Pemahaman perawat
terhadap kelemahan dan fatigue merupakan bagian penting dalam pemberian
asuhan keperawatan yang efektif sehinggah perawat diharapkan dapat
menentukan intervensi yang tepat dan pasien tidak mengalami dampak yang lebih
lanjut akibat fatigue (Sulistini, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya fatigue pada pasien
hemodialisis di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2015.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan

fakta

tersebut

maka

peneliti

ingin

lebih

jauh

mengindentifikasi faktor yang berhubungan dengan fatigue pada pasien yang
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

 


 
Universitas Sumatera Utara

4

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengindentifikasi faktor yang
berhubungan dengan fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD
Dr. Pirngadi Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengindentifikasi faktor fisiologi (status nutrisi dan insomnia) yang
berhubungan dengan fatigue pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD
Dr. Pirngadi Medan.
1.3.2.2 Mengindentifikasi faktor sosial ekonomi
dan latihan fisik ) yang

(merokok, konsumsi alkohol


berhubungan dengan

fatigue pasien yang

menjalani hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.3.2.3 Mengindentifikasi faktor situasional (komplikasi

hemodialisis)

yang

berhubungan dengan fatigue pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD
Dr. Pirngadi Medan.
1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Untuk Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada keperawatan tentang
faktor yang berhubungan dengan fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis

dan dapat dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
dalam pemberian pelayanan hemodialisis.

 

 
Universitas Sumatera Utara

5

1.4.2 Manfaat Untuk Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu
keperawatan dalam mengatasi masalah fatigue pada pasien yang menjalani
hemodialisis.
1.4.3 Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya
tentang intervensi untuk mengurangi fatigue pada pasien hemodialisis disesuaikan
dengan faktor yang berhubungan dengan fatigue tersebut.

 


 
Universitas Sumatera Utara