Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

35

BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI KOPERASI SIMPAN
PINJAM

Koperasi pada dasarnya bagi bangsa Indonesia merupakan suatu bentuk
badan kemasyarakatan dan juga bentuk perusahaan yang berasal dari luar yang
dasar-dasar usahanya sesuai dengan beberapa kegiatan tradisional masyarakat
Indonesia. Koperasi bukan saja sebagai organisasi masyarakat tetapi juga
perusahaan yang dapat berjalan sekaligus dan saling mengisi yang hidup dalam
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Dewasa ini banyak koperasi yang
mengesampingkan prinsip-prinsip koperasi dalam praktek sehari-hari karena ingin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat lingkungannya yaitu di tempat koperasi
yang bersangkutan beroperasi.
Koperasi yang dicita-citakan ialah perpaduan antara kedua bentuk seperti
yang tersebut di atas walaupun masih ada yang berpandangan bahwa koperasi
adalah sebuah organisasi masyarakat seperti yang di kemukakan oleh Ivan
Emilianoft bahwa “Koperasi adalah organisasi masyarakat sebab hubungan antara
anggota dengan anggota dalam koperasi merupakan usaha bersama (joint venture)
berbeda dengan hubungan antara suatu badan usaha dengan pasar”. 13


13

Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial, (Ujung Pandang :
Penerbit Bharata Karya Aksara, 1986), hal. 3.

Universitas Sumatera Utara

36

A. Sejarah Koperasi dan Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
1. Sejarah Koperasi
Di Indonesia koperasi telah dikenal lebih dari setengah abad yang lalu, dan
pastinya koperasi yang berdiri pada saat itu telah mengalami pasang surut dalam
kehidupannya. Cita-cita untuk mendirikan koperasi telah lama terkandung dalam
pikiran bangsa Indonesia. Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria
Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan
koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya terjerat hutang dengan
rentenir. Hal ini menyebabkan koperasi yang pada saat itu berjatuhan karena tidak
mendapatkan izin koperasi dari Belanda. Namun, setelah para tokoh Indonesia

mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan Undang-Undang Nomor 91
Tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU No. 431 seperti : 8
-

Hanya membayar 3 gulden untuk materai

-

Bisa menggunakan bahasa daerah

-

Hukum dagang sesuai daerah masing-masing

-

Perizinan bisa di daerah setempat
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang

selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan

koperasi di Indonesia mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup
8

Andika
Prasetya,
Sejarah
Perkembangan
Koperasi
Di
Indonesia,
http://andikaprasetya11.blogspot.com/2013/10/sejarah-perkembangan-koperasi-di.html di unduh
pada tanggal 11 Desember 2013.

Universitas Sumatera Utara

37

kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai
dengan iklim lingkungannya. Pada awalnya pertumbuhan koperasi yang pertama
di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan pinjam selanjutnya berkembang

dan menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan
kemudian koperasi menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang untuk
keperluan produksi.
R. Aria Wiriatmadja Patih di Purwokerto mendirikan koperasi yang
bergerak dibidang simpan pinjam. Untuk memodali koperasi simpan pinjam
tersebut di samping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga
menggunakan kas mesjid yang dipegangnya. Setelah baliau mengetahui bahwa hal
tersebut tidak boleh, maka uang kas mesjid telah dikembalikan secara utuh pada
posisi yang sebenarnya. Kagiatan patih ini kemudian dikembangkan oleh De Wolf
Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti
ke Eropa dipelajarinya cara kerja Wolksbank secara Raiffeisen (Koperasi Simpan
Pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan pinjam untuk
kaum buruh di kota) di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti mulailah ia
mengembangkan koperasi simpan-pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria
Wiratmadja. Dalam hubungan ini kegiatan simpan-pinjam yang dapat
berkembang ialah model simpan-pinjam lumbung dan modal untuk itu diambil

Universitas Sumatera Utara

38


dari zakat. 9 Beliau menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan
yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. 10
Selanjutnya, Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan
berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Serikat Islam
yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di
bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko koperasi. Perkembangan
yang pesat dibidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan
sosial dan politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh
karenanya pemerintah Hindia Belanda ingin mengaturnya tetapi dalam kenyataan
lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau penghambat perkembangan
koperasi. Dalam hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja No.
431 yang berisi antara lain: 11
a. Akte pendirian koperasi dibuat secara notariil;
b. Akte pendirian harus dibuat dalam bahasa Belanda;
c. Harus mendapat ijin dari Gubernur Jenderal;
d. Biaya materai sebesar 50 gulden.

9


Ibid.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Koperasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi diunduh
tanggal 11 Desember 2013.
11
Op. Cit.
10

Universitas Sumatera Utara

39

Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi, yang dipimpin oleh
J.H. Boeke, dengan tugas: 12
a. Memberikan

penerangan

kepada

pengusaha-pengusaha


Indonesia

mengenai seluk beluk perdagangan;
b. Dalam rangka peraturan Koperasi No. 91, melakukan pengawasan dan
pemeriksaan

terhadap

koperasi-koperasi,

serta

memberikan

penerangannya;
c. Memberikan keterangan-keterangan tentang perdagangan pengangkutan,
cara-cara perkreditan dan hal ihwal lainnya yang menyangkut perusahaanperusahaan;
d. Penerangan tentang organisasi perusahaan;
e. Menyiapkan tindakan-tindakan hukum bagi pengusaha Indonesia.

Adapun kesulitan dalam hal pembentukan koperasi pada zaman Belanda
dikarenakan: 13
1. Belum adanya instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.

12
13

Ibid.
Wikipedia, Op. Cit.

Universitas Sumatera Utara

40

3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum
politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Perkembangan koperasi semenjak berdirinya Jawatan Koperasi tahun 1930

menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat. Jikalau pada
tahun 1930 jumlah koperasi 39 buah, maka pada tahun 1939 jumlahnya menjadi
574 buah dengan jumlah anggota pada tahun 1930 sebanyak 7.848 orang
kemudian berkembang menjadi 52.555 orang. Sedangkan kegiatannya dari 574
koperasi tersebut diantaranya 423 koperasi adalah koperasi yang bergerak
dibidang simpan-pinjam, sedangkan selebihnya adalah koperasi jenis konsumsi
ataupun produksi. Dari 423 koperasi simpan-pinjam tersebut diantaranya 19 buah
adalah koperasi lumbung. 14
Kemudian tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan mendirikan
Koperasi Kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya
berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan
menyengsarakan rakyat Indonesia. 15
Pemerintahan bala tentara Jepang di Indonesia menetapkan bahwa semua
badan-badan Pemerintahan dan kekuasaan hukum serta undang-undang dari
Pemerintah yang terdahulu tetap diakui sementara waktu, asal saja tidak
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Militer. Berdasarkan atas ketentuan

14

Margono R. M. Djojohadikoesoemo, Sepoeloeh Tahoen Koperasi, (Jakarta : Balai

Poestaka, 1940), hal. 9.
15
Op.Cit.

Universitas Sumatera Utara

41

tersebut, maka Peraturan Perkoperasian tahun 1927 masih tetap berlaku. Akan
tetapi berdasarkan Undang-Undang No. 23 dari Pemerintahan bala tentara Jepang
di Indonesia mengatur tentang pendirian perkumpulan dan penyelenggaraan
persidangan. Sebagai akibat daripada peraturan tersebut, maka jikalau masyarakat
ingin mendirikan suatu perkumpulan koperasi harus mendapat izin Residen
(Shuchokan). 16
2. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha
bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang
umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar
persamaan hak, kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (UU Koperasi), Koperasi adalah
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Secara etimoligis pengertin koperasi terdiri dari 2 (dua) suku kata yaitu, co
dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, koperasi adalah “suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

16

Ibnu Rayyan, Skripsi Peran Badan Pengawas Dalam Pengawasan Koperasi
berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, (Jakarta : 2011), hal
22.

Universitas Sumatera Utara

42

atau badan usaha yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggota.
Koperasi adalah juga gerakan yang terorganisasi yang didorong oleh citacita rakyat mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur seperti yang
diamanatkan oleh UUD 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) yang menyatakan
bahwa :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan”. Dan “Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi”.

Beberapa definisi koperasi yang didapatkan dari berbagai sumber, sebagai
berikut: 17
a. Definisi Koperasi Menurut ILO (International Labour Organization)
Definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional diberikan
oleh ILO sebagai berikut:
“Cooperative defined as an association of persons usually of limited
means, who have voluntary joined together to achieve a common
economic

end thorough the formation of a democratically controlled business

17

Candra Nopita Sari, Pengertian, Tujuan, dan Prinsip-Prinsip Koperasi
http://candranopitasari.blogspot.com/2013/01/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip_12.html
diunduh tanggal 12 Desember 2013.

Universitas Sumatera Utara

43

organization, making equitable contribution to the capital required an
accepting a fair share of risk and benefits of undertaking”.

Dalam definisi ILO tersebut terdapat 6 (enam) elemen yang dikandung
operasi sebagai berikut:
-

Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (Association of persons)

-

Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan
(Voluntarily joined together)

-

Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common
economic end)

-

Koperasi yang dibentuk adalah satu organisasi bisnis (badan usaha)
yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a
democratically controlled business organization)

-

Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
(Accepting a fair contribution to the capital required)

-

Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang
(Accepting a fair share of risk and benefits of the undertaking)

b. Definisi Koperasi Menurut Chaniago
Drs. Arifinal Chaniago (1984) dalam bukunya Peroperasian Indonesia
memberikan definisi, “Koperasi adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberikan

Universitas Sumatera Utara

44

kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya”.

c. Definisi Koperasi Menurut Hatta
Menurut Hatta, untuk disebut koperasi, sesuatu itu setidak-tidaknya harus
melaksanakan 4 asas, yaitu:
1. Tidak boleh dijual dan dikedaikan barang-barang palsu.
2. Harga barang harus sama dengan harga pasar setempat.
3. Ukuran harus benar dan dijamin.
4. Jual beli dengan tunai. Kredit dilarang karena menggerakkan hati
orang untuk membeli diluar kemampuannya.
d. Definisi Koperasi Menurut Munkner
Mukner mendefiniskan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang
menjalankan “urus niaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep
tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan
ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong-royong.
e. Definisi Koperasi Menurut ICA (International Coorperative Allience)

Universitas Sumatera Utara

45

ICA dalam bukunya “The Cooperative Principles” karangan P.E.
Weraman memberikan definisi sebagai berikut. “Koperasi adalah
kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan
sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan anggotanya
dengan jalan saling membantu antara satu dengan yang lainnya dengan
cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsipprinsip koperasi”.
Koperasi Simpan Pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan
bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman
dan tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. 18 Sedangkan menurut UU
Perkoperasian Pasal 1 angka 15 yang dimaksud dengan koperasi simpan
pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai
satu-satunya usaha. Simpan pinjam itu sendiri menurut Melayu SP
Hasibuan yaitu suatu transaksi yang memungut dana dalam bentuk
pinjaman dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada
anggota yang membutuhkan. 19
Menurut Umar Burhan, simpan pinjam adalah suatu usaha yang
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali
dalam bentuk pinjaman kepada anggota dalam jumlah dan waktu tertentu

18

David Jananto, Pengertian Koperasi Simpan Pinjam, http://satriyadavid1.blogspot.com/
diunduh pada tanggal 14 Desember 2013.
19
Lisa, Bab II Landasan Teori, http://lisafitri2008.blogspot.com/2008/11/bab-ii-landasanteori.html di unduh pada tanggal 14 Desember 2013.

Universitas Sumatera Utara

46

sesuai dengan bunga yang telah disepakati. 20 Koperasi simpan-pinjam
melindungi

anggotanya

dari

rentenir

dan

pemerintah

berusaha

memperbesar usaha koperasi dengan memberikan pinjaman modal kepada
koperasi, sehingga koperasi terhindar dari tangan rentenir melalui
pinjaman dari koperasi dengan bunga-bunga yang ringan. Anggotaanggota koperasi harus diberi penyuluhan dan bimbingan agar meminjam
uang hanya untuk keperluan yang betul-betul mendesak sifatnya.
Meminjam uang hanya untuk keperluan yang betul-betul mendesak
sifatnya.
Kegiatan usaha Koperasi Simpan-Pinjam dijalankan oleh sekumpulan
orang yang disebut unit simpan pinjam. Yang dimaksud dengan unit
simpan pinjam adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan
pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
Adapun peranan dari koperasi simpan ini yaitu ikut mengembangkan
perekonomian masyarakat terutama bagi para anggotanya antara lain:
a. Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat-syarat
yang ringan.
b. Mendidik para anggotanya supaya giat menabung secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri.
c. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

20

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

47

d. Menjauhkan anggotanya dari cengkeraman rentenir.
Sedangkan manfaat koperasi simpan pinjam bagi para anggotanya yaitu:
a. Anggotanya dapat memperoleh pinjaman dengan mudah dan
tidak berbelit-belit.
b. Proses bunganya adil karena disepakati dalam rapat anggota.
c. Tidak ada syarat meminjam memakai jaminan.
Beberapa istilah yang terdapat dalam koperasi simpan pinjam diantaranya
adalah:
a. Simpanan, yang berarti dana yang dipercayakan oleh anggota,
calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggota kepada
koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi
berjangka.
b. Simpanan berjangka, yang berarti simpanan di koperasi yang
penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.
c. Tabungan koperasi, yang berarti simpanan koperasi yang
penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati

Universitas Sumatera Utara

48

antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan
menggunakan Buku Tabungan Koperasi.
d. Pinjaman, yang berarti penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamarkan

dengan

itu,

berdasarkan

persetujuan

atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain
yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah
imbalan.
B. Jenis-Jenis Koperasi
Dalam rangka mewujudkan misinya, Koperasi tak henti-hentinya berusaha
mengembangkan dan memberdayakan diri agar tumbuh menjadi kuat dan mandiri
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada khususnya.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang no. 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian Pasal 83 menyatakan bahwa jenis koperasi dapat dibagi atas 4
jenis, yaitu: koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa, dan koperasi
simpan-pinjam.
a. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen berusaha untuk menyediakan barang-barang yang
dibutuhkan para anggotanya, baik barang-barang keperluan sehari-hari maupun

Universitas Sumatera Utara

49

barang kebutuhan sekunder yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para
anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya. 21
b. Koperasi Produsen
Koperasi yang berusaha untuk menggiatkan para anggotanya dalam
menghasilkan produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus
mengkoordinir pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh
kesamaan harga yang wajar/layak dan mudah memasarkannya. 22
c. Koperasi Jasa
Koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa nonsimpanan pinjaman yang diperlukan oleh Anggota dan non-Anggota
d. Koperasi Simpan-Pinjam
Koperasi yang berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam
jeratan kaum lintah dari pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang atau
barang keperluan hidupnya, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur
pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang serendah-rendahnya.
Kemudian koperasi juga dapat dibagi berdasarkan anggotanya, yaitu: 23
a. Koperasi Pegawai Negeri

21

G. Kartasapoetra, Op. Cit., hal. 133
Ibid.
23
Tania, Jenis-Jenis Koperasi, http://taniaanjani.blogspot.com/2012/10/jenis-jeniskoperasi.html di unduh pada tanggal 14 Desember 2013.
22

Universitas Sumatera Utara

50

Koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat
maupun daerah. Koperasi pegawai negeri didirikan untuk meningkatkan
kesejahteraan para pegawai negeri.
b. Koperasi Pasar (Koppas)
Koperasi yang beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya
pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang
berkaitan dengan kegiatan para pedagang.

c. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD melakukan
kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau
perikanan (nelayan). Beberapa usaha KUD, anatara lain:
-

Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman, obat
pemberantas hama, dan alat-alat pertanian;

-

Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluh
lapangan kepada para petani.

d. Koperasi Sekolah
Koperasi yang beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan, dan
siswa. Koperasi sekolah biasanya menyediakan kebutuhan warga sekolah.

Universitas Sumatera Utara

51

Lalu koperasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkatannya, yaitu: 24
a. Koperasi Primer
Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan beberapa
koperasi. Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi
sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau
tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan koperasi sekunder dalam berbagai
tingkatan, seperti yang selama ini dikenal sebagi pusat, gabungan, dan induk,
maka jumlah tingkatan maupun penamaannya diatur sendiri oleh koperasi yang
bersangkutan.
C. Asas-Asas dan Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam
Berdasarkan UU Perkoperasian Pasal 3 menyatakan bahwa koperasi di
Indonesia berasaskan pada asas kekeluargaan. Asas kekeluargaan ini adalah asas
yang memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan telah
berurat-berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. 25
Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa Indonesia, koperasi Indonesia
harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan
kehidupan yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat tinggal, lingkungan waktu,

24
25

Ibid.
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op. Cit., hal. 37.

Universitas Sumatera Utara

52

dengan suatu ciri khas adanya unsur Ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
kegotongroyongan dalam arti bekerja sama, saling bantu-membantu, kekeluargaan
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan menganut asas kekeluargaan telah mencerminkan adanya
kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam
koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta pemilikan
dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban
bagi kepentingan bersama. 26 Asas kekeluargaan tersebut memiliki suatu
karakteristik khas bangsa Indonesia, yaitu kerjasama atau kegotongroyongan. Di
dalam kerjasama atau kegotongroyongan tersebut tercermin bahwa di dalam
koperasi telah terdapat kesadaran dan keinsyafan semangat kerjasama dan
tanggung jawab bersama terhadap akibat dari karya, yang dalam hal bertitik berat
pada kepentingan kebahagiaan bersama, ringan sama dijinjing berat sama dipikul.
Dengan demikian maka kedudukan koperasi akan semakin kuat dan pelaksanaan
kerjanya akan semakin lancar karena para anggotanya dukung-mendukung dan
dengan penuh kegairahan kerja serta tanggung jawab berjuang mencapai tujuan
koperasi. 27
Asas kekeluargaan ini merupakan faham yang dinamis, artinya timbul dari
semangat yang tinggi untuk secara bekerjasama dan tanggung jawab bersama
berjuang mensukseskan tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan
tujuan bersama dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi risiko yang
26

G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra , Bambang S., dan A. Setiady, Koperasi
Indoesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.
27
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

53

diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk kepentingan bersama. Dengan
kata lain, koperasi dalam menjalankan kegiatan usahanya melibatkan seluruh
anggota yang ada secara gotong-royong seperti lazimnya dalam kegiatan suatu
keluarga, sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Semangat
kebersamaan itu tidak hanya dalam bentuk gotong royong sama-sama ikut
bertanggung jawab atas kegiatan usaha koperasi, tetapi juga dalam bentuk ikut
memiliki modal bersama. 28
Landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat dikarenakan koperasi
ini telah mendapat tempat yang pasti. Dasar hukum koperasi di Indonesia terbaru
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Koperasi. Di
samping itu khusus pada koperasi simpan pinjam terdapat landasan hukum yang
diatur dalan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

28

R.T. Sutantya, Op. Cit. hal 39.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

4 86 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 20 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

5 35 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 13

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 5

Cover Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 8

Abstract Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 1

Reference Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 1 5