Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap
pelayanan prima dari pemerintah yang berorientasi pada kepuasan masyarakat
semakin besar sejak era reformasi belakangan ini. Untuk itu dituntut untuk
semakin dikembangkan manajemen pemerintah yang berbasis kinerja.
Penerapan otonomi daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut. Karena secara dimensi administratif, dengan adanya otonomi
daerah penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat relatif
lebih efektif. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan
bahwa dalam rangka mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan
agar

mampu

melahirkan


kepemimpinan

daerah

yang

efektif

dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, persamaan, keadilan, dan kepastian hukum
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan diberlakukannya
otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah.
Otonomi daerah memberikan kewenangan luas kepada daerah untuk
merencanakan, melaksanakan, mengawas, mengendalikan hingga mengevaluasi
semua urusan pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan

keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, dan kewenangan lain yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Dengan otonomi daerah maka dituntut kemandirian daerah di dalam
mengatur dan menetapkan kebijakan pemerintahan di daerah menurut prakasa dan
aspirasi

masyarakat.

Untuk

itu

daerah

harus

memperkuat

struktur

perekonomiannya sehingga pemerintah daerah harus memiliki sumber-sumber
keuangan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Dalam hal ini

pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola dan menggali sumbersumber keuangannya agar dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
Pelaksanaan otonomi daerah dipandang sebagai suatu strategi yang
memiliki tujuan ganda. Pertama, pemberian otonomi daerah untuk merespon
tuntutan masyarakat atas tiga isu utama yaitu sharing of power, distribution of
income, dan kemandirian sistem manajemen di daerah. Kedua, otonomi daerah
dimaksudkan untuk memperkuat perekonomian daerah dalam rangka menghadapi
era perdagangan bebas (Mardiasmo, 2002:25).
Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik ke
desentralistik yang diamanatkan dalam UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25
tahun 2000 yang telah direvisi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah maka dituntut kemandirian
daerah dalam mengatur perekonomian daerahnya masing-masing baik dari sisi
perencanaan,

pembangunan,

maupun


pembiayaannya.

Dalam

mengatur

perekonomian daerah dibutuhkan sumber daya manusia dan juga sumber daya
ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran pemerintah
daerah.

Kemandirian

daerah

dalam

mengatur

perekonomiannya


dapat

digambarkan melalui kinerja keuangan yang dilakukan secara ekonomis, efisien,
dan efektif atau memenuhi value for money serta partisipasi, transparansi,
akuntabilitas dan keadilan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang
selanjutnya mengurangi jumlah pengangguran serta menurunkan tingkat
kemiskinan.

dalam milyaran

Komposisi Belanja APBD Provinsi Sumatera Utara
Agregat Prov., Kab.,dan Kota
14,000.00
12,000.00
10,000.00
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00

0.00
B. Pegawai

2008
8,103.58

2009
9,369.62

2010
11,130.86

2011
12,897.50

B. Barang Jasa

2,931.21

3,194.80


3,538.80

4,650.89

B. Modal

4,195.82

4,348.26

3,974.11

5,724.67

B. Lain2

1,297.39

1,826.14


1,700.68

1,943.86

Gambar 1.1. Komposisi Belanja APBD Provinsi Sumatera Utara

Dari grafik pada Gambar 1.1 di atas terlihat komposisi Belanja APBD
Provinsi Sumatera Utara dari agregat Kabupaten/Kota. Porsi belanja pegawai jauh
lebih besar dibanding belanja barang/jasa, belanja modal dan belanja lainnya.
Sedangkan belanja yang dapat menyokong pertumbuhan ekonomi yang bertujuan

pemerataan kemakmuran adalah belanja pembangunan. Hal ini menjadi alasan
peneliti untuk melakukan analisis kinerja keuangan pemerintah daerah
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara terhadap pertumbuhan ekonomi
pengangguran dan kemiskinan.
Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam
mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan
terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan
dan dilaksanakannya (Halim, 2007:230). Penggunaan analisa rasio ini pada sektor

publik masing jarang dilakukan, padahal manfaatnya sangat besar untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah untuk kemudian dapat
ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Selain kinerja keuangan pemerintah daerah, peneliti juga tertarik untuk
meneliti investasi pemerintah sebagai variabel yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, pengangguran dan kemiskinan karena investasi diharapkan dapat
mendukung perekonomian dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
untuk pencapaian pemanfaatan tenaga kerja yang optimal dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tingkat pengangguran di Sumatera Utara secara keseluruhan cenderung
mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 8,45% menjadi 6,2% pada tahun
2012. Demikian juga dengan persentase jumlah penduduk miskin yang berada di
perkotaan dan pedesaan yaitu sebesar 11,51% pada tahun 2009 turun menjadi
10,67% pada tahun 2012. Data tingkat pengangguran terbuka dan persentase
penduduk miskin di provinsi Sumatera
bawah ini.

Utara dapat dilihat pada tabel 1.1 di

Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka dan Persentase Penduduk

Miskin di Sumatera Utara

Sumber:

Tahun

Tingkat Pengangguran
Terbuka
(TPT)

Persentase Jumlah
Penduduk Miskin
Kota+Desa

2009

8,45

11,51


2010

7,43

11,31

2011

6,37

11,33

2012

6,2

10,67

BPS-Survey

Sosial

Ekonomi

Nasional

2004



2012

dan

www.djpk.depkeu.go.id

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memandang perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Kinerja Keuangan dan Investasi
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Dan Kemiskinan di
Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara”.

1.2 Rumusah Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
a. Apakah kinerja keuangan (berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan
rasio keserasian belanja) dan investasi pemerintah pada pemerintah
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara berpengaruh secara langsung
terhadap pertumbuhan ekonomi?
b. Apakah pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara
berpengaruh secara langsung terhadap pengangguran?

c. Apakah pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara
berpengaruh secara langsung terhadap kemiskinan?
d. Apakah kinerja keuangan (berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan
rasio keserasian belanja) dan investasi pemerintah pada pemerintah
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara berpengaruh secara tidak
langsung terhadap pengangguran?
e. Apakah kinerja keuangan (berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan
rasio keserasian belanja) dan investasi pemerintah pada pemerintah
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kemiskinan?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Menguji secara langsung pengaruh kinerja keuangan (berupa rasio
kemandirian, rasio efektifitas dan rasio keserasian belanja) dan investasi
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di
Propinsi Sumatera Utara.
2. Menguji secara langsung pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
pengangguran pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
3. Menguji secara langsung pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
4. Menguji secara tidak langsung pengaruh kinerja keuangan (berupa rasio
kemandirian, rasio efektifitas dan rasio keserasian belanja) dan investasi

pemerintah terhadap pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi pada
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
5. Menguji secara tidak langsung pengaruh kinerja keuangan (berupa rasio
kemandirian, rasio efektifitas dan rasio keserasian belanja) dan investasi
pemerintah terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi pada
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan mengenai pengaruh kinerja keuangan
yaitu rasio kemandirian, rasio efektifitas dan rasio keserasian belanja serta
investasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya
bagaimana pengaruh kinerja keuangan dan investasi pemerintah terhadap
pengangguran dan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.
2. Bagi para pengguna laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara, menjadi masukan untuk menganalisis kinerja
keuangan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar
pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja sehingga dapat lebih
meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur dan
memperkaya pengembangan ilmu di bidang sektor publik, khususnya
dalam menilai kinerja keuangan pemerintah dan investasi pemerintah yang
memenuhi tujuan pertumbuhan ekonomi yaitu pemerataan kesejahteraan.

1.5. Originalitas
Penelitian tentang analisis kinerja keuangan dan investasi pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan (di Kabupaten dan
Kota Propinsi Sumatera Utara) ini merupakan replikasi dari peneliti Hamzah
(2007) yang melakukan penelitian ”Analisa Kinerja Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan: Pendekatan Analisis
Jalur (Studi Pada 29 Kabupaten Dan 9 Kota Di Propinsi Jawa Timur Periode
2001–2006)”.
Hasil penelitian Hamzah (2007) menunjukkan bahwa kinerja keuangan
berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2 dan rasio efisiensi berpengaruh
positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan rasio
efektifitas berpengaruh tidak secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengujian pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran menunjukkan
pengaruh secara positif, sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan terdapat pengaruh secara negatif. Pengaruh secara tidak langsung
antara kinerja keuangan dengan pengangguran dan kemiskinan menunjukkan
bahwa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2 dan rasio efisiensi secara tidak
langsung

berpengaruh

terhadap

pengangguran

dan

kemiskinan

melalui

pertumbuhan ekonomi.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hamzah (2007) adalah :
1.

Variabel independen dalam penelitian terdahulu adalah kinerja keuangan
berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, rasio efektifitas dan rasio
efisiensi. Sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah kinerja keuangan berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas dan rasio
keserasian belanja. Penulis tidak menyertakan rasio efisiensi dalam penelitian
ini. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan dalam memperoleh data biaya
yang dibutuhkan untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah.
2.

Penelitian terdahulu hanya menggunakan satu variabel independen yaitu
kinerja keuangan (dalam beberapa rasio) namun penelitian ini menambah
variabel lain di luar kinerja keuangan yaitu variabel investasi pemerintah.

3.

Penelitan terdahulu mengambil populasi di kota/kabupaten pada Propinsi
Jawa Timur mulai tahun 2001 sampai tahun 2006. Sedangkan penelitian ini
mengambil populasi di kota/kabupaten Propinsi Sumatera Utara dalam
periode tahun 2009-2011.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investasi,Angkatan Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara

1 71 106

analisa kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi pengangguran dan kemiskinan pendekatan analisis jalur

0 1 1

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 16

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 15

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 18

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 8

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

0 0 13