Pengertian Bentuk Unsur Fungsi Perubahan (1)

SOSIOLOGI PERTANIAN
MODAL SOSIAL

Makalah

DI SUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Yudani Alamsyah Harahap (20150220148)
Nana Dwiyani (20150220154)
Dilma Ifsyalqhoilia Volyana (20150220163)
Rio Fambudi (20150220171)
Rahmatullah (20150220179)
Widyasakti Arumningtyas Drajat P. (20150220185)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

A. Pengertian Modal social
Menurut Shahra (2003) pertama kali pengertian modal sosial digulirkan oleh Lyda
Judson Hanifan (1916) yang diartikan sebagai kiasan bukan dalam arti material, yaitu aset
atau modal nyata yang penting dalam hidup masyarakat, termasuk kemauan baik, rasa
bersahabat, saling simpati, serta hubungan sosial dan kerjasama yang serta antara individu
dan keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial.
Putnam (1995) mengartikan modal sosial sebagai features of social organization such
as networks, norms, and social trust that facilitate coordination and cooperation for mutual
benefit. Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu, dalam bentuk norma, kepercayaan
dan jaringkerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan, untuk mencapai
tujuan bersama. Modal sosial juga dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang
dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok
individu melakukan satu kegiatan yang produktif.
Suharto dalam Anam, (2013) mengartikan modal sosial dapat dijelaskan sebagai
produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal
sosial merujuk pada jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas
masyarakat. Modal sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya.

Permadi dalam Annam, (2013) mengartikan Modal Sosial dalam sebuah komunitas,
organisasi, atau kelompok adalah sebuah akumulasi dari modal perorangan yang kemudian
tergabung menjadi modal kolektif yang dapat dimanfaatkan seluruh anggota komunitas.
Jaringan hubungan (relational/network) adalah titik sentral dalam teori modal sosial, yang
dengan jaringan itu akan mampu menyediakan kepemilikan modal kolektif bagi para anggota
organisasi

Leana dalam Anam, (2013) mengidentifikasi modal sosial organisasi sebagai

atribut kolektif dari jumlah koneksi yang dimiliki individu dalam organisasi. Komponen
utama modal sosial organisasi adalah Asosiabilitas dan Trust. Keduanya dipandang Permadi
sebagai komponen penting bagi suatu organisasi untuk memperoleh keuntungan dari adanya
modal sosial di dalamnya.
Portes (2000) menyebutkan bahwa modal sosial ini sebenarnya memiliki dua arti
berbeda, yakni modal sosial dalam arti individual dan modal sosial dalam arti kolektif.
Menurutnya seorang individu bisa juga memiliki suatu modal sosial yang berguna bagi
aktualisasi dirinya, begitu juga dengan kelompok masyarakat juga memiliki modal sosial
yang dapat dipakai dalam mengoptimalkan potensi terbaiknya.

Woolclock (1998) mendefinisikan modal sosial sebagai “the information, trust, and

norms of reciprocity inhering in one’s social networks”. Sedangkan modal sosial menurut
Coen and Prusak (2001), modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara
manusia : rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat
anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerjasama.
Fukuyama dalam Inayah (1999) menyatakan bahwa modal sosial memegang peranan
yang sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat kehidupan masyarakat modern.
Modal sosial merupakan syarat yang harus dipenuhi bagi pembangunan manusia,
pembangunan ekonomi, sosial, politik dan stabilitas demokrasi, Berbagai permasalahan dan
penyimpangan yang terjadi di berbagai negara determinan utamanya adalah kerdil-nya modal
sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Modal sosial yang lemah akan meredupkan
semangat

gotong

royong, memperparah

kemiskinan,

meningkatkan


pengangguran,

kriminalitas, dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Eva Cox (1995) menyatakan modal sosial adalah suatu rangkaian proses hubungan
antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yang
memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan
kebajikan bersama.
Schiff mengartikan modal social sebagai seperangkat elemen dari struktur social yang
mempengaruhi relasi antar manusia dan sekaligus sebagai input atau argument bagi fungsi
produksi dana atau manfaat (utility)
B. Bentuk-bentuk Modal Sosial
Bentuk-bentuk modal sosial menurut Coleman (2013) adalah
1. Kewajiban (Obligations), Ekspektasi (Expectations), dan Kepercayaan
(Trustworthiness)
2. Jaringan Informasi karena Informasi itu sangatlah penting bagi basis tindakan
3. Norma dan Sanksi yang efektif (Norms and effective sanctions)

McKenzie dan Harpham (2006) dengan mengabstrasikan pengertian modal sosial dari
Putnam dengan menjabarkan modal sosial sebagai: :
a. Jejaring sosial (sosial networks), jejaring pribadi yang bersifat sukarela

Merupakan suatu proses yang saling berhubungan satu sama lain, dimana
jaringan tersebut sudah terorganisasi sebagaimana mestinya
b. Keterlibatan dan partisipasi kewargaan dan penggunaan jejaring sipil,
c. Identitas kewargaan lokal – rasa memiliki, solidaritas dan kesetaraan dengan
anggota kelompok masyarakat,
d. Prinsip timbal balik (resiprositas) dan nilai kooperasi, rasa berkewajiban untuk
menolong orang lain dan percaya diri kala mendampingi,
e. Kepercayaan (trust) dalam komunitas.
Merupakan suatu sikap percaya atau saling percaya antara pihak yang
bersangkutan dalam memulai suatu kesepakatan

C. Unsur-unsur Modal Sosial
1. Trust
Putnam mendefinisikan trust sebagai bentuk keinginan untukmengambil risiko
dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan ’yakin’, bahwa yang
lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa
bertindak dalam suatu pola tindakansaling mendukung. Adapun Brehm dan Rahn
mendefinisikan, trust sebagai penghargaan yang muncul dalam sebuah komunitas
yangberperilaku normal, jujur, dan kooperatif, berdasarkan norma-normayang
dimiliki bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu.

2. Partisipasi dalam Jaringan Sosial Participation and Social Net Work

Kemampuan anggota masyarakat untuk menyatukan diri dalamsuatu pola
hubungan yang sinergis, akan sangat mempengaruhi, lemahatau kuatnya modal
sosial dalam suatu masyarakat. Kemampuan tersebutterwujud dalam bentuk
partisipasi dalam membangun jaringan dalamsebuah hubungan yang saling
berdampingan. Partisipasi anggotamasyarakat harus berlandaskan prinsip
kesukarelaan (voluntary),kesaamaan (equality), kebebasan (freedom), dan
keadaban (civility ).
3. Saling Tukar Kebaikan (Resiprocity )
Modal sosial selalu bercirikan saling tukar kebaikan (resiprocity )antar individu
dalam suatu kelompok ataupun antar kelompok dalamsuatu masyarakat.
Resiprocity ini bukanlah suatu bentuk pertukaranseketika seperti halnya proses
jual-beli, akan tetapi lebih bernuansa altruism (semangat untuk membantu dan
mementingkan kepentinganorang lain
4. Norma-Norma Sosial (Social Norms)
Norma-norma sosial berperan penting dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku
yang tumbuh dalam masyarakat. Norma adalahsekumpulan aturan yang diharapkan
dipatuhi dan diikuti oleh anggotamasyarakat pada suatu kelompok tertentu. Normanorma tersebutmengandung sangsi sosial yang dapat mencegah individu berbuat
sesuatuyang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Aturanaturan tersebut biasanya tidak tertulis, akan tetapi dipahami oleh setiap anggota

masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks
hubungan sosial. Aturan-aturan kolektif itumisalnya menghormati pendapat orang
lain, tidak mencurangi orang lain,kebersamaan dan lainnya
5. Nilai-Nilai Sosial (Social Value)Nilai sosial adalah suatu ide yang telah turuntemurun dalammasyarakat serta dianggap benar dan penting oleh anggota
kelompokmasyarakat. Misalnya nilai ’harmoni’, ’prestasi’, ’kerja keras’,
’kompetisi’ dan lainnya adalah merupakan contoh-contoh nilai yang sangat
umumdikenal di dalam kehidupan masyarakat. Nilai sosial senantiasa jugamemiliki
kandungan konsekuensi yang ambivalen. Nilai harmoni misalnya,dianggap dapat
kerukunan hubungan sosial yang tercipta, akan tetapi disisi lain dapat menghalangi
kompetisi dan produktivitas

D. Fungsi Modal Sosial
Mollering menyebutkan bahwa modal sosial mempunyai enam fungsi penting yaitu :
a. Percaya diri dalam arti confidence yang merupakan ranah psikologis
individual sebagai sikap yang akan mendorong seseorang dalam mengambil
keputusan setelah menimbang resiko yang akan diterima.;
b. Kerjasama yang menempatkan trust sebagai dasar hubungan antar individu
tanpa rasa saling curiga;
c. Penyederhanaan pekerjaan yang memfungsikan trust sebagai sumber untuk
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja kelembagaankelembagaan sosial;

d. Ketertiban dimana trust sebagai inducing behaviour setiap individu untuk
menciptakan kedamaian dan meredam kekacauan sosial;
e. Pemelihara kohesivitas sosial yang membantu merekatkan setiap komponen
sosial yang hidup dalam komunitas menjadi kesatuan
E. Perubahan Modal Sosial
Perubahan yang terjadi di dalam modal sosial dalam masyarakat seperti terjadinya
perubahan kepercayaan, nilai atau norma, dan perubahan partisipasi atau peran
masyarakat. Perubahan ini bisa bersifat positif atau mendukung dan juga bisa bersifat
negatif atau buruk.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Usaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi penumbuhan dan pertumbuhan modal sosial yang
termasuk dalam kategori ini adalah mobilitas penduduk,keberagaman

penduduk, kehidupan ekonomi, tingkat partisipasi pendidikan, tingkat rasa saling
percaya, dan bentuk spesifik saling percaya. Masing-masing diuraikan sebagai berikut
1.
Mobilitas penduduk
Mobilitas penduduk yang tinggi tidak mendukung tumbuhnya modal sosial. Hal ini
terjadi karena setiap kali seseorang pindah ke tempat baru, dia selalu harus memulai

lagi proses sosialisasi dengan para tetangga di tempat yang baru itu. Tingginya
mobilitas penduduk sudah merupakan ciri utama dari suatu masyarakat industrial
moderen sebagaimana telah dijelaskan tentang masyarakat gesellschaft. Sebaliknya,
bermukim relatif menetap di suatu tempat dalam waktu yang relatif lama (bertahuntahun) mendorong tumbuhnya modal sosial.
2. Keberagaman penduduk
Tingkat keberagaman penduduk yang tinggi (dalam aspek etnik, bahasa, dan
sebagainya) tidak kondusif untuk tumbuhnya modal sosial. Ini mudah dipahami
karena masing-masing orang dalam situasi seperti itu relatif memerlukan waktu yang
cukup lama untuk beradaptasi satu sama lain hingga pada akhirnya mampu
membangun norma kehidupan bersama yang kokoh. Sementara itu, penduduk yang
relatif homogen lebih kondusif untuk tumbuhnya modal sosial
3. Kehidupan Ekonomi
Sistem kehidupan ekonomi yang menuntut seseorang harus tinggal jauh dari
kediamannya dalam jangka waktu relatif lama, tidak memfasilitasi tumbuhnya dan
terpeliharanya modal sosial. Hal ini disebabkan karena penumbuhan modal sosial
memerlukan intensitas dan frekuensi interaksi yang cukup tinggi di antara para
anggota suatu komunitas. Tanpa itu, nampaknya sangat sedikit peluang bagi
penumbuhan dan pengembangan modal sosial. Kehidupan yang sangat labil karena
tuntutan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar, menyebabkan para anggota
komunitas kurang memiliki waktu, pikiran dan kondisi psikologis yang memadai

untuk mengembangkan modal sosial.
4. Tingkat partisipasi pendidikan
Tingkat partisipasi anak didik di dalam proses-proses pendidikan (di sekolah),
memfasilitasi tumbuhnya modal sosial di antara anak didik dan anak didik dengan
para orangtua, bahkan sangat mungkin di antara para orangtua anak didik. Sekolah
adalah titik tumbuh pembentukan modal sosial sejak masa anak-anak dan ini akan
cenderung tertanam dan terbawa terus sampai anak-anak tersebut menjadi dewasa.
5. Tingkat saling percaya
Semakin tinggi rasa saling percaya di antara anggota suatu komunitas semakin
memfasilitasi proses penumbuhan dan pertumbuhan dan bahkan terpeliharanya modal
sosial. Suatu komunitas yang tidak memiliki rasa saling percaya di antara sesamanya,

tidak mungkin menumbuhkan dan memiliki modal sosial. Hal ini sudah dijelaskan
oleh tulisan Prof. Satjipto Rahardjo yang dikutip di muka.

DAFTAR PUSTAKA
Shahra, R. 2003. Modal Sosial : Konsep dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya .Vo:V
No. 1/ 2003. PMB.LIPI Jakarta
Anam, K. 2013. Identifikasi Modal Sosial salam Kelompok Tani dan Implikaisnya terhadap
Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya.
Portes, Alejandro.2000. The Two Meanings of Sosial Capital, Sociological Forum, Vol. 15,
No. 1.
Woolclock, M. 1998. Sosial Capital and Economics Development : Toward a Theoritical
Synthesis and Policy Frmaework. Theory and Society, Vol 27, 151-208.
Cohen, D. dan Prusak, L.2001. In Good Company. Harvard Business Press, Boston.
Inayah. 2012.Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. Jurnal Pengembangan Humaniora
Vol. 12 No. 1, April 2012
Cox Eva. 1995. A Truly Civil Society . ABC Books. Sedney.

Putnam, R.D. 1992. The Prosperous Community: Social Capital and Public Life. American
Prospect, 13, Spring, 35- 42. Dalam Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation
of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.
Refrensi bentuk2 modal sosial:
McKenzie, Kwame, and Trudy Harpham. Social capital and mental health. Jessica Kingsley
Publishers, 2006.

Coleman, James S. "Social capital in the creation of human capital." American journal of
sociology (1988): S95-S120.

REFRENSI UNSUR2 MODAL SOSIAL:
Dance J. F., Sasli R., Agus S. 2009. Modal Sosial: Unsur-Unsur Pembentuk. http://p2dtk.
bappenas.go.id
Subejo. 2004. Peranan Social Capital dalam Pembangunan Ekonomi: Suatu Pengantar
untuk Studi Social Capital di Perdesaan Indonesia. Agro Ekonomi Vol. 11 No.1 Juni 2004.
REFRENSI FUNGSI MODAL SOSIAL:

Dharmawan AH. 2002. Kemiskinan Kepercayaan (Trust), Stok Modal Sosial dan
Disintegrasi Sosial. Perluasan dari makalah atas topic yang sama yang
diajukan dalam Seminar dan Kongres Nasional IV Ikatan Sosiologi Indonesia.
Bogor. 27-29 Agustus 2002.
http://mushafsalis.blogspot.co.id/2012/12/modal-sosial.html