Program Kerja HKTI Tahun 2018

BAB.I
PENDAHULUAN
1. Umum
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global,
krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga
negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan
produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,
sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan
stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya adalah mengenai laju
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya
infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.
Pada tahun 2018 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan
berat antara lain; (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang
berdampak pada menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen,
(2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat
kemiskinan, (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan
internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga
komoditas tersebut meningkat, (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang
tentunya akan mengurangi devisa negara, (5) terbatasnya pembiayaan pertanian
yang mudah diakses petani/peternak, (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air, (7)
sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran

dan dukungan pemerintah daerah.
Dari sisi pembangunan ekonomi nasional, bukti empiris menunjukkan bahwa
sektor pertanian memiliki peran penting terhadap ekonomi nasional, yang dapat
dilihat dari kontribusi terhadap produk domestik bruto, penyerap tenaga kerja,
neraca perdagangan, penyedia bahan pangan, bahan energi, pakan dan bahan
baku industri, serta sumber pendapatan masyarakat di perdesaan. Besarnya peran
dalam perekonomian nasional tersebut ternyata belum dapat dinikmati secara
proporsional oleh para pelaku usaha pertanian secara memadai. Terkait dengan
manajemen pembangunan nasional, dalam era reformasi dan otonomi daerah,
pemerintah terus melakukan perubahan sesuai perkembangan jaman, antara lain
berupa reformasi manajemen keuangan negara, reformasi birokrasi maupun
reformasi dalam sistem perencanaan dan penganggaran.

2

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai bridging institution
Pemerintah turut serta merespon perkembangan tersebut dengan menindaklanjuti
berbagai

program


kerja

yang

telah

dilaksanakan

pada

tahun

lalu

serta

mengakomodasi perubahan yang terjadi, mengimplementasi program dan kegiatan
di lapangan, guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam mewujudkan hasil
pembangunan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) HKTI 2018-2020.

Dengan berpedoman pada Renstra tersebut, HKTI menyusun Program Kerja
(Progja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan
pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program.
Dokumen Progja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun
rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi
pagu anggaran.
2.
a.

Dasar Hukum.
UUD’45 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat .

b.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Pertanian

c.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.


d.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2020.

e.

Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006

tentang

Dewan ketahanan

pangan,
f.
g.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan


Lahan

Pertanian Berkelanjutan.
h.

Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumberdaya Lokal.

i.

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Ahli Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

j.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

k.


Undang-Undang

Nomor

19

tahun

2013

tentang

Perlindungan

dan

Pemberdayaan Petani
l.

Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian kewenangan


3
Pusat dan Daerah di bidang pertanian.
m.

Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.

n.

Peraturan

Presiden

Nomor

30

Tahun


2012

tentang

Pembiayaan

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
o.

Permentan Nomor 72 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian

p.

Peraturan

Menteri Pertanian

Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang


Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran
Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 13 Juni
2012.
q.

Undang-Undang

Nomor

19

Tahun

2013

tentang

Perlindungan

dan


Pemberdayaan Petani.
r.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Pertanian
Komersial.

s.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

t.

Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan.

u.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang

Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar.

v.

Peraturan
Pelayanan

Menteri
Minimal

Pertanian

No.

(SPM)

Bidang

65

Tahun

Ketahanan

2010

tentang

Pangan

Standar

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota;
w.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang
Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

x.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A).

y.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk

Pemasukan Buah

Segar dan Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
z.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 43/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran
Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia .

aa. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/8/2013 tentang

4
Pedoman Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan.
bb. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Kriteria dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
cc. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Pedoman

Teknis

Tata

Cara

Alih

Fungsi

Lahan

Pertanian

Pangan

Berkelanjutan.
dd. Peraturan Menteri LHK Nomor P.81/2016 tentang Kerjasama Penggunaan dan
Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan.
ee. Keputusan Menkumham Nomor AHU-14.AH.01.06 Tahun 2011 tanggal 18
Januari 2011 tentang disahkannya HKTI sebagai badan hukum.
ff.

Keputusan

Rapimnas

HKTI

Nomor

04/Rapimnas-HKTI/IV/2017

tentang

penetapan Bapak Jenderal TNI (Purn) DR. H. Moeldoko. Sip sebagai Ketua
Umum DPN HKTI masa bakti 2015-2020.
gg. Keputusan

Rapimnas

HKTI

Nomor

05/Rapimnas-HKTI/IV/2017

tentang

Percapatan pelaksanaan Konsolidasi Organisasi dan Program Kerja HKTI Masa
Bakti 2015-2020.
3.
a.

Maksud dan Tujuan.
Maksud.

Program Kerja HKTI disusun dengan maksud memberi gambaran

tentang peran dan kinerja strategis HKTI dalam mengemban visi dan misi pada
periode pelaksanaan tahun 2018.
b.

Tujuan. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan guna menjawab isuisu strategis dan rencana kerja tahunan.

4.
a.

Ruang lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup.
dalam
besar

Ruang lingkup Progja ini dibatasi pada sector pertanian

arti sempit (di luar perikanan dan kehutanan), membahas garis
konsepsi

pencapaian

tujuan

dan

sasaran

organisasi

serta

penjabarannya meliputi uraian tentang sasaran tugas, program dan kegiatan
selama tahun 2018.

5
b.

Tata urut. Disusun dengan tata urut sbb :

1)

Pendahuluan.

2)

Gambaran Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

3)

Pokok-Pokok Kebijakan HKTI dalam Pembangunan Pertanian.

4)

Rencana

Program/Kegiatan,

Sasaran

Program/Kegiatan

dan

Kerangka

Pendanaan.
5)

Penutup.
BAB.II
GAMBARAN UMUM
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)

5.

Umum.

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah sebuah

organisasi sosial di Indonesia yang berskala Nasional, berdiri sendiri dan mandiri
yang dikembangkan berdasarkan kesamaan aktivitas, profesi, dan fungsi dalam
bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan, sehingga memiliki karakter
profesional dan persaudaraan. HKTI didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui
penyatuan 14 (empat belas) organisasi penghasil pertanian utama. Sejak berdirinya
hingga saat ini, HKTI mengalami pergantian kepengurusan dari periode ke periode
yang dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional (Munas) sebagai konsekuensi
logis dari pembinaan organisasi. Namun demikian, tugas dan fungsi HKTI tidak akan
pernah berubah.
6.

Kepengurusan. Kepengurusan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI

dari waktu ke waktu sebagai berikut :
a.

MUNAS Ke- 1 Periode Tahun 1979 s.d. 1984 dengan Ketua Umum Martono.

b.

MUNAS Ke- 2 Periode Tahun 1984 s.d. 1989 dengan Ketua Umum Martono.

c.

MUNAS Ke- 3 Periode Tahun 1989 s.d. 1993 dengan Ketua Umum Martono.

d.

MUNAS Ke- 4 Periode Tahun 1993 s.d. 1999 dengan Ketua Umum H. M.
Ismail.

e.

MUNAS Ke- 5 Periode Tahun 1999 s.d. 2004 dengan Ketua Umum Dr. Ir.
Siswono Yudohusodo.

f.

MUNAS Ke- 6 Periode Tahun 2004 s.d. 2009 dengan Ketua Umum Letjen TNI
(Purn) Prabowo Subianto.

g.

MUNAS Ke- 7 Periode Tahun 2010 s.d. 2015 dengan Ketua Umum Dr.
Oesman Sapta.

Kepengurusan HKTI hasil MUNAS Ke- 7 di bawah

Kepemimpinan Ketua Umum Dr. Oesman Sapta tersebut telah mendapat

6
Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan
Nomor: AHU-14 . AH.01.06. Tahun 2011 tertanggal 18 Januari 2011.
h.

MUNAS Ke- 8 Periode Tahun 2015 s.d. 2020 dengan Ketua Umum Jenderal
TNI (Purn) DR. H. Moeldoko, SiP

7.
a.

Tugas, Peran, Fungsi dan Pengorganisasian.
Tugas. HKTI bertugas meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan

martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui
pemberdayaan rukun tani, komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan
pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
b.
1)

Peran .

Dalam melaksanakan tugasnya, HKTI berperan sebagai :

Wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau “Rukun
Tani” jenis komoditas usaha tani.

2)

Alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia.

3)

Sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani
penduduk pedesaan.

4)

Wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional, Indonesia raya.

5)

Arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan
pedesaan.

6)

Bridging Institution Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.

c.

Fungsi.

Fungsi HKTI sesuai Surat Keputusan DPN HKTI Nomor 24/DPN-

HKTI/XI/2010 sebagai berikut :
1)

Konsolidasi dan Kemitraan.

2)

Advokasi.

3)

Penguatan Kapasitas Petani.

d.

Pengorganisasian.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan

Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN-HKTI) masa bakti
2017-2020 diorganisir dalam susunan kepengurusan sesuai Surat Keputusan
Dewan Pimpinan Nasional HKTI Nomor 37/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :

7
a)

Dewan Penasehat;

b)

Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO);

c)

Dewan Pakar;

d)

Pengurus Harian (PH), dilengkapi dengan Badan, Komite, Lembaga dan Unsur
Pelaksana lainnya sesuai Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional
HKTI Nomor 38/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :

e)

HKTI Daerah.

Dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya, DPN HKTI

menggelar unsur-unsur pelaksana di seluruh pelosok wilayah Indonesia dari
tanah Papua sampai ujung Banda Aceh, baik di tingkat Provinsi maupun tingkat
kabupaten/Kota.

8
e.

Struktur Organisasi.

DEWAN PIMPINAN
NASIONAL
BADAN
PERTIMBANGAN
ORGANISASI

KETUA UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.

WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL

KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA

UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM

BID
BID
BID
BID
BID
BID

ORGANISASI
PEMBERDAYAAN
ADVOKASI
HUB KELEMBAGAAN
INOVASI
ASET & MANAJEMEN

BIDANG-BIDANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

DEWAN
PENASEHAT

PENGURUS HARIAN

SEKRETARIS JENDERAL

Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi.
Pengawasan Organisasi.
Teknologi, Argo Input & Sarpras.
Bio Energi & Energi Terbarukan.
Perkebunan & Rempah-Rempah.
Peternakan & Perikanan.
Kehutanan & Lingkungan Hidup.
Tanaman Pangan & Holtikultura.
Hukum & Perundang-Undangan.
Agraria, Tata Ruang & Perumahan.
Kerjasama Lembaga Luar Negeri.
Kerjasama Lembaga Dalam Negeri.
Proses Inovasi
Sistem Inovasi.
Perdagangan & Industri.
Permodalan & Asuransi.
Koperasi & Usaha kecil Menengah.
Informasi, Komunikasi & Media

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Wasekjen Bid. OKK
Wasekjen Bid. Pemberdayaan
Wasekjen Bid. Advokasi
Wasekjen Bid. Hub antar lembaga
Wasekjen Bid. Inovasi
Wasekjen Bid.Aset & Manajemen
Wasekjen Bid. Kegiatan & Kepemudaannya

BENDAHARA UMUM

BADAN LITBANG

LEMBAGA BANTUAN
HUKUM
KOMITE-KOMITE

BRIGADE
ANTI HAMA

MEDIA
CENTER

BADAN PELATIHAN &
SERTIFIKASI

KOPERASI
TANI

EVENT
ORGANIZER

PEMUDA TANI
INDONESIA

PEREMPUAN
TANI
INDONESIA

SATGAS IND.BARAT

IT & DATA
CENTER

SATGAS IND.TENGAH

SATGAS IND.TIMUR

9
8. Sumberdaya HKTI.
a.

Sumberdaya Personil. Personil HKTI yang bertugas di bidang pelayanan dan

pengurusan administrasi perkantoran direkrut dari personil yang memiliki standard
kompetensi sesuai bidang tugasnya, didasari dedikasi, motivasi, keahlian dan
pengalaman dibidangnya. Dalam hal pemecahan masalah yang memerlukan
keahlian khusus, personil HKTI direkrut dari kelompok ahli, aktivis, pengusaha
agribisnis, dan para pengemban misi pertanian lainnya yang memiliki keahlian dan
pengalaman dibidangnya.
b.

Sarana dan Prasarana. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, tidak

hanya didukung oleh personil

yang terampil, tetapi juga didukung dengan

ketersediaan sarana dan prasarana yang siap pakai walaupun belum memadai.
Kondisi yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai daya dukung sarana penunjang
operasional termasuk pelaksanaan koordinasi dan evaluasi ke berbagai daerah
untuk

mengefisienkan

penyelenggaraan

tugas

dan

fungsi

mencakup

terakomondirnya administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian. Faktor
pendukung lainnya dalam rangka

penyelenggaraan berbagai

pelayanan

untuk

monitoring pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan secara maksimal.
c.

Pendanaan.

Dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya,

pendanaan dilaksanakan secara mandiri sesuai karakter dan kedudukannya sebagai
organisasi social kemasyarakatan.
9.

Kinerja HKTI.

Sampai saat ini HKTI telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam merespon
dinamika perkembangan pertanian melalui

pemberdayaan kelembagaan dan

kemitraan dengan segenap komunitas social. Berbagai capaian kinerja HKTI
menunjukkan bahwa keberhasilan

pencapaian

tugas dan fungsi dalam

mendorong laju pertanian selain ditentukan oleh komitmen yang kuat, keterlibatan
dan dukungan aktif dari segenap komponen aparatur Negara, juga didukung oleh
segenap masyarakat dan dunia usaha.
Meski demikian masih terdapat beberapa masalah pokok yang harus terus
ditangani yaitu:

10
a.

Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran
seluruh masyarakat untuk ikut ambil bagian berkontribusi nyata dalam proses
menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.

b.

Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan kualitas kinerja HKTI dengan
memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang tersedia.

c.

Bagaimana menjembatani kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan
pemerintah dan kepentingan berbagai lapisan masyarakat aktivis pertanian
agar pembangunan pertanian menjadi tepat sasaran.

BAB. III
POKOK-POKOK KEBIJAKAN HKTI
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
10.

Umum.

Pokok pokok kebijakan HKTI mencakup visi dan misi

merupakan rumusan fundamental yang menjadi landasan dalam menentukan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai, strategi dan kebijakan operasional. HKTI sebagai
organisasi social berskala Nasional adalah bagian yang tidak terpisah dalam system
pembangunan Nasional khususnya pembangunan sektor pertanian.
11.

Visi HKTI.

Mengacu pada kondisi pertanian Indonesia saat ini , potensi,

masalah dan tantangannya, maka visi HKTI 2018-2020 adalah:
“Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani, berbasis Inovasi dan
Teknologi”.

Adapun makna dari visi tersebut adalah sbb :
VISI

MAKNA
 HKTI sebagai organisasi sosial mandiri menyadari bahwa tengah
terjadi transformasi sektor pertanian ke sektor industry. HKTI harus
mampu mengawal reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran

Mewuju
dkan

strategis pertanian dalam mendukung pembangunan nasional.
 HKTI sebagai bridging institution bagi Pemerintah, memiliki komitmen

11
yang kuat dalam mendukung ambisi mulia Pemerintah, untuk selalu
hadir bahu membahu ditengah masyarakat tani dalam mencari solusi
terhadap kendala yang dihadapi dan mengeksploitasi peluang yang
tersedia

dalam

rangka

mewujudkan

kedaulatan

pangan

dan

kesejahteraan petani.
 Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI sebagai perwujudan cita-cita
mulia bagi kedaulatan Negara dan kedaulatan bangsa yang secara
mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin dan memberi
Kedaul

hak atas pangan bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan

atan

yang sesuai dengan potensi sumberdaya local yang dijamin Undang

Pangan

undang Dasar 1945 dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
 Kedaulatan Negara dan kedaulatan Bangsa tidak bisa melepaskan
diri dari kedaulatan pangan dan tentunya tidak dapat dipisahkan dari
kedaulatan petani.

Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI, yaitu kondisi hidup layak bagi
Keseja

petani dan keluarganya sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian

hteraan

yang diperoleh dari kegiatan di lahan

Petani

dengan cucuran keringat.

dan usaha yang digelutinya

 HKTI tak pernah berhenti mendorong generasi muda cerdas terdidik
Berbasi

untuk ikut ambil bagian, menyumbangkan karya nyata melalui

s

pengembangan inovasi dan teknologi, menyongsong perwujudan petani

Inovasi

modern yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi

dan

yang dibutuhkan pasar.

Teknol
ogi

 Tanpa keikutsertaan Pemuda, HKTI akan kesulitan melaksanakan
mandat mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Visi tersebut merupakan gambaran terhadap apa yang ingin diwujudkan
HKTI pada akhir pelaksanaan Renstra yaitu bagaimana HKTI mampu mengawal
berlangsungnya reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran strategis
pertanian dalam pembangunan nasional. HKTI harus mampu mengakomodir,
membangun dan mensinergikan sumberdaya yg tersedia guna memberi dukungan
kepada masyarakat tani dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditas pertanian, menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Langkah konkrit yang akan dilakukan HKTI ke depan adalah upaya mewujudkan
pertanian Indonesia yang makmur, gemah ripah loh jinawi yakni melalui langkah

12
pendekatan terhadap petani dan memberikan pendampingan, sosialisasi, dukungan
alat pertanian dan pemberian bibit guna mewujudkan serta dukungan terhadap
keselarasan program Pemerintah. HKTI akan bekerjasama dengan berbagai pihak,
menggerakan dan menggunakan berbagai lahan produktif untuk petani dan
memajukan pertanian Indonesia.
12.

Misi HKTI. Dalam rangka pencapaian visi maka misi HKTI adalah :

a.

Mencari solusi ditengah keterbatasan.

b.

Menciptakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya.

c.

Membangun karakter profesional dan persaudaraan antar sesama aktivis
pertanian.

d.

Mendorong pengembangan inovasi dan teknologi.
Adapun makna dari misi sebagai berikut :
MISI

MAKNA
 HKTI tidak hanya sekedar hadir ditengah masyarakat tani
untuk menawarkan jasa, tetapi selalu berada dalam satu
semangat dan komitmen untuk bersama-sama mencari jawaban
dari persoalan yang dihadapi ditengah keterbatasan yang ada.

1. Mencari

Tujuan solusi

bukan sekedar memperoleh manfa’at yang

solusi

dihasilkan hari ini akan tetapi juga bisa memberikan jaminan

ditengah

bagi anak keturunan manusia dimasa datang.

keterbatasa
n.

 HKTI sebagai bridging institution Pemerintah, menjembatani
kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan dan langkah
operasional Pemerintah agar tepat sasaran sesuai kearifan
lokal. Untuk itu, HKTI selalu memberi saran masukan kepada
Pemerintah

baik

diminta

maupun

tidak

diminta,

dalam

mewujudkan keserasian sesuai keterbatasan yang ada.

2. Menciptakan

Masyarakat tani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha local,

kondisi

maka ia-lah yang memiliki pengetahuan, kearifan lokal dan

hidup layak

keahlian, maka ia pula-lah yang berhak menikmati hasil jerih

bagi petani

payahnya.

dan
keluarganya.

13

3. Membangun

HKTI menempatkan para aktivis pertanian sebagai mitra utama

karakter

dalam

mendorong

tercapainya

kedaulatan

pangan

dan

profesional

kesejahteraan petani. Didasari atas kesamaan visi dan misi,

dan

para

persaudaraa

merumuskan

n antar

akademik dalam memecahkan persoalan yang ada.

aktivis sebagai kelompok intelektual dibutuhkan dalam
konsep-konsep

cerdas

melalui

kajian-kajian

sesama
aktivis
pertanian.

4. Mendorong

Mendorong terbangunnya kesadaran petani muda sebagai

pengemban

generasi penerus dalam mengembangkan rekayasa alamiah

gan inovasi

sesuai keanekaragaman hayati dengan pendekatan teknologi

dan

agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi

teknologi

tanaman tanpa mengganggu keseimbangan lestari.

13.

Tujuan dan Sasaran. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan Misi

yaitu pencapaian suatu upaya atau yang dihasilkan dalam tahun 2018-2020.
Sedangkan sasaran merupakan implementasi dari tujuan yaitu hasil yang akan
dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dan terperinci dapat
diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan
dan

sasaran

yang

akan

dicapai

oleh

HKTI pada tahun 2018-2020

digambarkan sebagai berikut :

MISI

TUJUAN

SASARAN

Mencari solusi

Meningkatnya

Tumbuhnya

ditengah

pemahaman

pemahaman

keterbatasan.

masyarakat tani dalam

masyarakat tani dalam

mengatasi

memanfaatkan

permasalahan yang

sumberdaya pertanian

dihadapi

yang tersedia

Menciptakan

Meningkatnya

Pemberdayaan petani

kondisi hidup

penghasilan

layak bagi

dan keluarganya

petani

agar semakin mampu
mewujudkan

petani dan

kehidupan yang lebih

keluarganya

baik.

Membangun

Terjalinnya kerjasama

Mewujudkan

segenap pengemban

komitmen yang kuat

14
karakter

misi pertanian yang

seluruh pengemban

profesional dan

didasari kesamaan

misi pertanian di

persaudaraan

aktivitas, profesi,

dalam dan di luar

antar sesama

fungsi dan kesamaan

negeri

aktivis

tanggungjawab.

pertanian.
Meningkatnya kualitas

Meningkatkan kualitas

sumberdaya HKTI

sumberdaya manusia,

sesuai tuntutan tugas

sarana dan prasana

dan fungsi didasari

HKTI

profesionalisme dan
disiplin yang kuat

14.

Mendorong

Terbangunnya

Meningkatnya

pengembangan

kesadaran petani

motivasi petani muda

inovasi dan

muda dalam

dalam

teknologi

mengembangkan

mengembangkan

inovasi dan teknologi

inovasi dan teknologi

Arah Kebijakan dan Strategi.

Arah kebijakan strategis sebagai rumusan perencanaan komperhensif merupakan
rambu-rambu diperlukan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
penerapan strategi guna tercapainya tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.
Arah kebijakan strategis HKTI mencakup arah kebijakan umum dan arah kebijakan
khusus. Arah Kebijakan Umum adalah arah kebijakan HKTI jangka panjang yaitu :

a.

Mendukung pemerintah untuk terus melanjutkan upaya reforma agrarian
dengan prioritas pada pertumbuhan industry pengolahan hasil pertanian
(Agroindustri) di pedesaan.

b.

Mendukung pemerintah untuk menegakkan kedaulatan pangan dengan
meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Arah Kebijakan Khusus adalah arah kebijakan HKTI jangka pendek yaitu arah
kebijakan strategis dalam mendukung Renstra HKTI 2018-2020 sesuai misi yang
telah ditetapkan serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

15
Strategi yang diterapkan pada dasarnya bersifat grend design (agenda) yaitu suatu
pola atau cara, guna merespon tantangan yang dihadapi sesuai arah kebijakan
jangka pendek yang telah digariskan. Strategis yang diterapkan merupakan acuan
dalam menentukan kebijakan operasional.
Kebijakan operasional merupakan rambu-rambu yang ditetapkan untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam menentukan langkah-langkah operasional
sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sedangkan
langkah operasional adalah rencana tindakan nyata sebagai petunjuk dalam
menentukan rencana program dan kegiatan.

Kebijakan strategis, strategi dan kebijakan operasional serta langkah-langkah
operasional digambarkan sebagai berikut :
KEBIJAKAN

STRATEGI

STRATEGIS

KEBIJAKAN

LANGKAH

OPERASIONAL

OPERASIONAL

Tujuan : Meningkatnya pemahaman masyarakat tani dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
Sasaran : Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia
Menumbuhkan

Peningkatan

Meningkatkan

Menguatkan

pemahaman masyarakat

kerjasama

kemampuan petani

perlindungan

tani tentang kondisi

kelembagaan dalam

dan mendorong

terhadap tanaman

pertanian Indonesia saat

mengatasi

peran serta lembaga

pangan

ini

permasalahan

pemerintah maupun

Merangsang

petani dan pertanian

swasta dalam

pertumbuhan

Indonesia.

mengatasi masalah

tenaga kerja

petani dan pertanian

Mendorong

Indonesia

intensifikasi,
ekstensifikasi,
diversifikasi dan
rehabilitasi
pertanian

Tujuan : Meningkatnya penghasilan petani dan keluarganya
Sasaran : Pemberdayaan petani agar semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Memenuhi

Pewujudan

Mengembangkan

Meningkatkan

kebutuhan dasar

kemandirian petani.

produksi pangan

produksi bernilai

kelompok petani

berbasis

tambah dan

miskin melalui

sumberdaya local.

berdaya saing.

pemberian

Meningkatkan

bantuan

penyediaan bahan

langsung sesuai

baku bioindustri

kemampuan

dan bioenergi

HKTI.

Meningkatkan
akses pasar.

Tujuan : Terjalinnya kerjasama yang didasari kesamaan aktivitas, profesi, fungsi dan kesamaan tanggungjawab.
Sasaran : Mewujudkan komitmen yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri

16
Menguatkan

Penguatan

Memperkuat kerja

Mengarahkan

jejaring

sinergitas seluruh

sama seluruh

penguatan jejaring

kemitraan

pengemban misi

pengemban misi

kemitraan

strategis seluruh

pertanian sebagai

pertanian dalam

strategis dengan

pengemban misi

penentu dalam

mencapai tujuan

lembaga pertanian,

pertanian di

mengembangkan

bersama.

perkebunan,

dalam dan di luar

aspirasi dan

peternakan,

negeri.

menciptakan rasa

perikanan,

memiliki.

kehutanan dan
lembaga legislative
dalam negeri
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga pertanian
internasional
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga
pendidikan,
organisasi
kepemudaan dan
kelompok pemuda
lainnya melalui
komunikasi
konstruktif dan
kerjasama
operasional di
dalam dan di luar
negeri

Tujuan : Meningkatnya kualitas sumberdaya HKTI sesuai tuntutan tugas dan fungsi didasari profesionalisme dan disiplin yang kuat.
Sasaran : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI.
Mendorong

Pendayagunaan

Mengarahkan

Peningkatan

semangat

seluruh perangkat

seluruh sumber

kapasitas SDM

kerjasama yang

HKTI yang tersedia

daya HKTI agar

Peningkatan

didasari

mampu menunjang

kapasitas

kesamaan

berbagai program

kelembagaan

aktvitas, fungsi

kegiatan yang telah

Peningkatan

dan profesi

dirancang dalam

kapasitas

serta

Renstra dan

pelayanan

berlanjutnya

program kerja

Peningkatan

proses

tahunan secara

sarana dan

kaderisasi guna

efektif dan efisien.

prasarana

memelihara dan

Peningkatan

meningkatkan

Perencanaan,

kinerja HKTI.

Pengendalian dan
Evaluasi Kegiatan

Tujuan : Terbangunnya kesadaran petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Sasaran : Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Pengembangan
Memprioritaskan

Penguatan

Pengembangan dan

teknologi

pengembangan

kebijakan

diseminasi produk

budidaya, pasca

17
inovasi dan

pengembangan

teknologi budidaya,

panen (teknologi

teknologi kepada

teknologi dan

pasca panen

pangan) dan

petani muda di

mekanisme

(teknologi pangan)

teknologi industry

pedesaan guna

pengelolaan

dan teknologi

pertanian (agro

mendorong

kegiatan Diseminasi

industry pertanian

industry).

tersedianya

Produk Teknologi

(agro industry)

Mendorong

lapangan kerja

(DPTM) ke Petani

Diseminasi

dan

muda

Produk Teknologi

meningkatkan

(DPTM) budidaya,

pendapatan

pasca panen

petani

(teknologi pangan)
dan teknologi
industry pertanian
(agro industry).

Penguatan

implementasi ide

Pengembangan

dalam bentuk karya

proses inovasi

kapasitas proses

dalam mendukung

dan system inovasi.

ide petani muda
menjadi karya
nyata.
Pengembangan
sistem inovasi
dalam mendukung
ide petani muda
menjadi karya
nyata.

BAB V
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN,
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
15.

Umum.

Program

adalah

penjabaran langkah-langkah operasional

sebagai instrumen kebijakan operasional yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh 1 (satu) bidang/lembaga/badan-badan HKTI dalam 1
(satu) organisasi, untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan serta memperoleh
alokasi anggaran.

Sedangkan kegiatan adalah bagian dari program yang

dilaksanakan oleh satu atau lebih unit/komite kerja HKTI sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program.

16.

Program dan Kegiatan.

Program pada pelaksanannya diarahkan dan memberikan kontribusi terhadap
upaya pencapaian tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, disertai jenis capaiannya pada saat program dilaksanakan pada tiap
tahun anggaran.

Program terdiri dari beberapa kegiatan (sekumpulan tindakan)

sebagai wujud pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber

18
daya

manusia), barang, modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya, sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk pendampingan, penyuluhan,
pelatihan, informasi, komunikasi visual maupun elektronis atau bantuan dalam bentuk
barang.
Mengalir dari visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan strategis, strategi,
kebijakan operasional dan langkah

operasional, maka program yang

akan

dilaksanakan sbb :

a.

Perlindungan, budidaya dan pengolahan hutan non kayu serta Pelestarian
Lingkungan hidup.

b.

Penguatan kerjasama lembaga dalam negeri dan lembaga luar negeri.

c.

Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura.

d.

Pengelolaan Perkebunan dan rempah-rempah.

e.

Pengelolaan Peternakan dan perikanan.

f.

Program Pengembangan Teknologi, Agro Input, Sarana dan Prasarana
pertanian.

g. Pengembangan System Inovasi dan Proses Inovasi.
h. Program Penelitian dan Pengembangan.
i.

Agraria, Tata Ruang dan Perumahan.

j. Pengembangan System Informasi, Komunikasi dan Media.
k. Peningkatan peran serta dan aktivitas Pemuda Tani.
l. Peningkatan peran serta dan aktivitas Perempuan Tani.
m. Pengembangan Perdagangan dan Industri.
n. Pendayagunaan Brigade Anti Hama.
o. Penyelenggaraan Ivent Organizer.
p. Program Pelatihan dan Sertifikasi.
q. Penegakkan Hukum dan Perundang-undangan.
r.

Permodalan dan Asuransi.

s. Pengembangan Bio Energi dan Energi terbarukan.
t. Pembinaan Koperasi dan UKM.
u. Pembinaan Organisasi , Keanggotaan dan Kaderisasi.
v. Pembinaan Kesekretariatan.
w. Pengelolaan Perbendaharaan.
x. Pengawasan Organisasi.
y. Perberdayaan Koperasi HKTI.

19

Dalam program tersebut ditentukan pula sasaran program yang hendak
dicapai. Mengingat kompleksnya sasaran program maka perlu dijabarkan kedalam
kegiatan-kegiatan turunannya, sasaran kegiatan, indicator keberhasilan dan target
yang hendak dicapai setiap tahun.
Titik

berat

kegiatan

adalah

pada

kegiatan

pelatihan,

penyuluhan,

pendampingan dan sosialisasi kepada kelompok/lembaga petani di desa yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh satuan-satuan tugas yang dibentuk oleh HKTI yaitu
Satuan Tugas Indonesia Barat, Satuan Tugas Indonesia Tengah dan Satuan Tugas
Indonesia Timur.
Kelompok/lembaga petani yang telah mengakar serta disegani di kalangan
petani seperti KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional), Lembaga Masyarakat
yang Mandiri dan Mengakar (LM3), Asosiasi

Petani

Cengkeh,

Asosiasi Petani

Padi, Kedelai, APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), BK-APTRI (Badan
Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) yang selama ini telah tumbuh dan ditumbuhkan untuk
memperjuangkan petani dan masyarakat pedesaan, adalah mitra HKTI dalam
membangun petani dan pertanian Indonesia.
(Rincian program dan kegiatan sesuai lampiran ……)
17.

Kerangka Kelembagaan.

Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa dengan didasari semangat untuk mendorong terwujudnya struktur
HKTI yang ramping dan mampu mengemban amanah. Pembenahan aspek
kelembagaan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Hal tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian ke
depan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, baik domestik maupun
internasional yang dinamis. Tujuan penataan aspek kelembagaan diantaranya ;

20

a.

Mewujudkan organisasi yang proporsional, profesional, ramping dan mampu
mengemban amanah;

b.

Mewujudkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai prinsip-prinsip organisasi yang sehat;

c.

Mewujudkan perencanaan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif;

d.

Mewujudkan sumber daya manusia yang berintegritas, netral, kompeten,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera;

e.
18.

Mewujudkan pengayoman petani sesuai kebutuhan dan harapan mereka.
Kerangka Pendanaan.
Dalam menjalankan program dan kegiatan dibutuhkan pendanaan yang

memadai. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari :
a.

Uang Pangkal dan Iuran Anggota.

b.

Sumbangan pihak lain.

c.

Usaha yang sah.

Dukungan dana dari berbagai sumber tersebut, diperlukan guna memperluas
cakupan kegiatan-kegiatan dalam program yang sudah dirumuskan. Oleh sebab
itu HKTI baik di pusat maupun di daerah harus mampu menggali dan memanfaakan
sumber dana yang diperoleh untuk mendukung pelaksanaan program seoptimal
mungkin. Disamping itu, sumber pendanaan lainnya yang cukup potensial adalah
yang berasal dari swasta dalam bentuk kerjasama kemitraan atau sistem avalis.
Perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan untuk mencapai target sesuai rencana
program dan kegiatan Tahun 2018–2020 mencapai Rp 14.067.000.000,-

21

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
19. Kesimpulan
Program kerja

pada dasarnya merupakan turunan dari rencana strategi

program. Agar peningkatan kinerja dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan
dan tantangan pembangunan pertanian Indonesia yang akan dihadapi pada jangka
waktu 3 (tiga) tahun ke depan. Permasalahan dan tantangan tersebut pada
dasarnya adalah bagaimana HKTI mampu mengawal berlangsungnya reforma
agrarian

dengan

mempertahankan

tetap

memperhatikan

kontribusi

multifungsi

peran

pertanian

strategis

pertanian

yaitu

terhadap

berbagai

aspek

kehidupan.
Sebagai implementasinya, Program Kerja HKTI merumuskan 5 (lima) sasaran
dari rencana strategis yaitu; 1) Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam
memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia; 2) Pemberdayaan petani agar
semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik; 3) Mewujudkan komitmen
yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri; 4)
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI ; dan 5)
Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.

20. Saran
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Oleh karena itu, program kerja ini juga menjadi pedoman umum atau acuan bagi
HKTI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan seluruh jajaran HKTI dalam mewujudkan
pembangunan pertanian di tingkat nasional dan wilayah yang disesuaikan dengan
potensi sumber daya manusia, serta karakteristik permasalahan dan kearifan lokal
yang dihadapi di lapangan.

22

BAB VII
PENUTUP
1. Demikian program kerja HKTI tahun 2018 ini disusun sebagai bahan kerja dan
acuan atau masukan kebijakan selanjutnya bagi setiap pengurus di daerah di
seluruh Indonesia.
2. Apabila terdapat hal – hal atau materi yang belum seluruhnya tercantum dalam
program kerja HKTI 2018 ini, maka akan disampaikan kemudian.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81