Program Kerja HKTI Tahun 2018
BAB.I
PENDAHULUAN
1. Umum
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global,
krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga
negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan
produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,
sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan
stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya adalah mengenai laju
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya
infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.
Pada tahun 2018 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan
berat antara lain; (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang
berdampak pada menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen,
(2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat
kemiskinan, (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan
internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga
komoditas tersebut meningkat, (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang
tentunya akan mengurangi devisa negara, (5) terbatasnya pembiayaan pertanian
yang mudah diakses petani/peternak, (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air, (7)
sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran
dan dukungan pemerintah daerah.
Dari sisi pembangunan ekonomi nasional, bukti empiris menunjukkan bahwa
sektor pertanian memiliki peran penting terhadap ekonomi nasional, yang dapat
dilihat dari kontribusi terhadap produk domestik bruto, penyerap tenaga kerja,
neraca perdagangan, penyedia bahan pangan, bahan energi, pakan dan bahan
baku industri, serta sumber pendapatan masyarakat di perdesaan. Besarnya peran
dalam perekonomian nasional tersebut ternyata belum dapat dinikmati secara
proporsional oleh para pelaku usaha pertanian secara memadai. Terkait dengan
manajemen pembangunan nasional, dalam era reformasi dan otonomi daerah,
pemerintah terus melakukan perubahan sesuai perkembangan jaman, antara lain
berupa reformasi manajemen keuangan negara, reformasi birokrasi maupun
reformasi dalam sistem perencanaan dan penganggaran.
2
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai bridging institution
Pemerintah turut serta merespon perkembangan tersebut dengan menindaklanjuti
berbagai
program
kerja
yang
telah
dilaksanakan
pada
tahun
lalu
serta
mengakomodasi perubahan yang terjadi, mengimplementasi program dan kegiatan
di lapangan, guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam mewujudkan hasil
pembangunan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) HKTI 2018-2020.
Dengan berpedoman pada Renstra tersebut, HKTI menyusun Program Kerja
(Progja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan
pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program.
Dokumen Progja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun
rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi
pagu anggaran.
2.
a.
Dasar Hukum.
UUD’45 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat .
b.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Pertanian
c.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.
d.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2020.
e.
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006
tentang
Dewan ketahanan
pangan,
f.
g.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan
Pertanian Berkelanjutan.
h.
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumberdaya Lokal.
i.
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Ahli Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
j.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
k.
Undang-Undang
Nomor
19
tahun
2013
tentang
Perlindungan
dan
Pemberdayaan Petani
l.
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian kewenangan
3
Pusat dan Daerah di bidang pertanian.
m.
Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
n.
Peraturan
Presiden
Nomor
30
Tahun
2012
tentang
Pembiayaan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
o.
Permentan Nomor 72 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
p.
Peraturan
Menteri Pertanian
Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang
Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran
Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 13 Juni
2012.
q.
Undang-Undang
Nomor
19
Tahun
2013
tentang
Perlindungan
dan
Pemberdayaan Petani.
r.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Pertanian
Komersial.
s.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
t.
Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan.
u.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang
Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar.
v.
Peraturan
Pelayanan
Menteri
Minimal
Pertanian
No.
(SPM)
Bidang
65
Tahun
Ketahanan
2010
tentang
Pangan
Standar
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota;
w.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang
Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
x.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A).
y.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk
Pemasukan Buah
Segar dan Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
z.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 43/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran
Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia .
aa. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
4
Pedoman Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan.
bb. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Kriteria dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
cc. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Pedoman
Teknis
Tata
Cara
Alih
Fungsi
Lahan
Pertanian
Pangan
Berkelanjutan.
dd. Peraturan Menteri LHK Nomor P.81/2016 tentang Kerjasama Penggunaan dan
Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan.
ee. Keputusan Menkumham Nomor AHU-14.AH.01.06 Tahun 2011 tanggal 18
Januari 2011 tentang disahkannya HKTI sebagai badan hukum.
ff.
Keputusan
Rapimnas
HKTI
Nomor
04/Rapimnas-HKTI/IV/2017
tentang
penetapan Bapak Jenderal TNI (Purn) DR. H. Moeldoko. Sip sebagai Ketua
Umum DPN HKTI masa bakti 2015-2020.
gg. Keputusan
Rapimnas
HKTI
Nomor
05/Rapimnas-HKTI/IV/2017
tentang
Percapatan pelaksanaan Konsolidasi Organisasi dan Program Kerja HKTI Masa
Bakti 2015-2020.
3.
a.
Maksud dan Tujuan.
Maksud.
Program Kerja HKTI disusun dengan maksud memberi gambaran
tentang peran dan kinerja strategis HKTI dalam mengemban visi dan misi pada
periode pelaksanaan tahun 2018.
b.
Tujuan. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan guna menjawab isuisu strategis dan rencana kerja tahunan.
4.
a.
Ruang lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup.
dalam
besar
Ruang lingkup Progja ini dibatasi pada sector pertanian
arti sempit (di luar perikanan dan kehutanan), membahas garis
konsepsi
pencapaian
tujuan
dan
sasaran
organisasi
serta
penjabarannya meliputi uraian tentang sasaran tugas, program dan kegiatan
selama tahun 2018.
5
b.
Tata urut. Disusun dengan tata urut sbb :
1)
Pendahuluan.
2)
Gambaran Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
3)
Pokok-Pokok Kebijakan HKTI dalam Pembangunan Pertanian.
4)
Rencana
Program/Kegiatan,
Sasaran
Program/Kegiatan
dan
Kerangka
Pendanaan.
5)
Penutup.
BAB.II
GAMBARAN UMUM
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)
5.
Umum.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah sebuah
organisasi sosial di Indonesia yang berskala Nasional, berdiri sendiri dan mandiri
yang dikembangkan berdasarkan kesamaan aktivitas, profesi, dan fungsi dalam
bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan, sehingga memiliki karakter
profesional dan persaudaraan. HKTI didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui
penyatuan 14 (empat belas) organisasi penghasil pertanian utama. Sejak berdirinya
hingga saat ini, HKTI mengalami pergantian kepengurusan dari periode ke periode
yang dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional (Munas) sebagai konsekuensi
logis dari pembinaan organisasi. Namun demikian, tugas dan fungsi HKTI tidak akan
pernah berubah.
6.
Kepengurusan. Kepengurusan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI
dari waktu ke waktu sebagai berikut :
a.
MUNAS Ke- 1 Periode Tahun 1979 s.d. 1984 dengan Ketua Umum Martono.
b.
MUNAS Ke- 2 Periode Tahun 1984 s.d. 1989 dengan Ketua Umum Martono.
c.
MUNAS Ke- 3 Periode Tahun 1989 s.d. 1993 dengan Ketua Umum Martono.
d.
MUNAS Ke- 4 Periode Tahun 1993 s.d. 1999 dengan Ketua Umum H. M.
Ismail.
e.
MUNAS Ke- 5 Periode Tahun 1999 s.d. 2004 dengan Ketua Umum Dr. Ir.
Siswono Yudohusodo.
f.
MUNAS Ke- 6 Periode Tahun 2004 s.d. 2009 dengan Ketua Umum Letjen TNI
(Purn) Prabowo Subianto.
g.
MUNAS Ke- 7 Periode Tahun 2010 s.d. 2015 dengan Ketua Umum Dr.
Oesman Sapta.
Kepengurusan HKTI hasil MUNAS Ke- 7 di bawah
Kepemimpinan Ketua Umum Dr. Oesman Sapta tersebut telah mendapat
6
Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan
Nomor: AHU-14 . AH.01.06. Tahun 2011 tertanggal 18 Januari 2011.
h.
MUNAS Ke- 8 Periode Tahun 2015 s.d. 2020 dengan Ketua Umum Jenderal
TNI (Purn) DR. H. Moeldoko, SiP
7.
a.
Tugas, Peran, Fungsi dan Pengorganisasian.
Tugas. HKTI bertugas meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan
martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui
pemberdayaan rukun tani, komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan
pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
b.
1)
Peran .
Dalam melaksanakan tugasnya, HKTI berperan sebagai :
Wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau “Rukun
Tani” jenis komoditas usaha tani.
2)
Alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia.
3)
Sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani
penduduk pedesaan.
4)
Wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional, Indonesia raya.
5)
Arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan
pedesaan.
6)
Bridging Institution Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.
c.
Fungsi.
Fungsi HKTI sesuai Surat Keputusan DPN HKTI Nomor 24/DPN-
HKTI/XI/2010 sebagai berikut :
1)
Konsolidasi dan Kemitraan.
2)
Advokasi.
3)
Penguatan Kapasitas Petani.
d.
Pengorganisasian.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan
Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN-HKTI) masa bakti
2017-2020 diorganisir dalam susunan kepengurusan sesuai Surat Keputusan
Dewan Pimpinan Nasional HKTI Nomor 37/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :
7
a)
Dewan Penasehat;
b)
Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO);
c)
Dewan Pakar;
d)
Pengurus Harian (PH), dilengkapi dengan Badan, Komite, Lembaga dan Unsur
Pelaksana lainnya sesuai Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional
HKTI Nomor 38/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :
e)
HKTI Daerah.
Dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya, DPN HKTI
menggelar unsur-unsur pelaksana di seluruh pelosok wilayah Indonesia dari
tanah Papua sampai ujung Banda Aceh, baik di tingkat Provinsi maupun tingkat
kabupaten/Kota.
8
e.
Struktur Organisasi.
DEWAN PIMPINAN
NASIONAL
BADAN
PERTIMBANGAN
ORGANISASI
KETUA UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
BID
BID
BID
BID
BID
BID
ORGANISASI
PEMBERDAYAAN
ADVOKASI
HUB KELEMBAGAAN
INOVASI
ASET & MANAJEMEN
BIDANG-BIDANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
DEWAN
PENASEHAT
PENGURUS HARIAN
SEKRETARIS JENDERAL
Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi.
Pengawasan Organisasi.
Teknologi, Argo Input & Sarpras.
Bio Energi & Energi Terbarukan.
Perkebunan & Rempah-Rempah.
Peternakan & Perikanan.
Kehutanan & Lingkungan Hidup.
Tanaman Pangan & Holtikultura.
Hukum & Perundang-Undangan.
Agraria, Tata Ruang & Perumahan.
Kerjasama Lembaga Luar Negeri.
Kerjasama Lembaga Dalam Negeri.
Proses Inovasi
Sistem Inovasi.
Perdagangan & Industri.
Permodalan & Asuransi.
Koperasi & Usaha kecil Menengah.
Informasi, Komunikasi & Media
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wasekjen Bid. OKK
Wasekjen Bid. Pemberdayaan
Wasekjen Bid. Advokasi
Wasekjen Bid. Hub antar lembaga
Wasekjen Bid. Inovasi
Wasekjen Bid.Aset & Manajemen
Wasekjen Bid. Kegiatan & Kepemudaannya
BENDAHARA UMUM
BADAN LITBANG
LEMBAGA BANTUAN
HUKUM
KOMITE-KOMITE
BRIGADE
ANTI HAMA
MEDIA
CENTER
BADAN PELATIHAN &
SERTIFIKASI
KOPERASI
TANI
EVENT
ORGANIZER
PEMUDA TANI
INDONESIA
PEREMPUAN
TANI
INDONESIA
SATGAS IND.BARAT
IT & DATA
CENTER
SATGAS IND.TENGAH
SATGAS IND.TIMUR
9
8. Sumberdaya HKTI.
a.
Sumberdaya Personil. Personil HKTI yang bertugas di bidang pelayanan dan
pengurusan administrasi perkantoran direkrut dari personil yang memiliki standard
kompetensi sesuai bidang tugasnya, didasari dedikasi, motivasi, keahlian dan
pengalaman dibidangnya. Dalam hal pemecahan masalah yang memerlukan
keahlian khusus, personil HKTI direkrut dari kelompok ahli, aktivis, pengusaha
agribisnis, dan para pengemban misi pertanian lainnya yang memiliki keahlian dan
pengalaman dibidangnya.
b.
Sarana dan Prasarana. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, tidak
hanya didukung oleh personil
yang terampil, tetapi juga didukung dengan
ketersediaan sarana dan prasarana yang siap pakai walaupun belum memadai.
Kondisi yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai daya dukung sarana penunjang
operasional termasuk pelaksanaan koordinasi dan evaluasi ke berbagai daerah
untuk
mengefisienkan
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
mencakup
terakomondirnya administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian. Faktor
pendukung lainnya dalam rangka
penyelenggaraan berbagai
pelayanan
untuk
monitoring pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan secara maksimal.
c.
Pendanaan.
Dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya,
pendanaan dilaksanakan secara mandiri sesuai karakter dan kedudukannya sebagai
organisasi social kemasyarakatan.
9.
Kinerja HKTI.
Sampai saat ini HKTI telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam merespon
dinamika perkembangan pertanian melalui
pemberdayaan kelembagaan dan
kemitraan dengan segenap komunitas social. Berbagai capaian kinerja HKTI
menunjukkan bahwa keberhasilan
pencapaian
tugas dan fungsi dalam
mendorong laju pertanian selain ditentukan oleh komitmen yang kuat, keterlibatan
dan dukungan aktif dari segenap komponen aparatur Negara, juga didukung oleh
segenap masyarakat dan dunia usaha.
Meski demikian masih terdapat beberapa masalah pokok yang harus terus
ditangani yaitu:
10
a.
Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran
seluruh masyarakat untuk ikut ambil bagian berkontribusi nyata dalam proses
menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.
b.
Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan kualitas kinerja HKTI dengan
memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang tersedia.
c.
Bagaimana menjembatani kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan
pemerintah dan kepentingan berbagai lapisan masyarakat aktivis pertanian
agar pembangunan pertanian menjadi tepat sasaran.
BAB. III
POKOK-POKOK KEBIJAKAN HKTI
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
10.
Umum.
Pokok pokok kebijakan HKTI mencakup visi dan misi
merupakan rumusan fundamental yang menjadi landasan dalam menentukan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai, strategi dan kebijakan operasional. HKTI sebagai
organisasi social berskala Nasional adalah bagian yang tidak terpisah dalam system
pembangunan Nasional khususnya pembangunan sektor pertanian.
11.
Visi HKTI.
Mengacu pada kondisi pertanian Indonesia saat ini , potensi,
masalah dan tantangannya, maka visi HKTI 2018-2020 adalah:
“Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani, berbasis Inovasi dan
Teknologi”.
Adapun makna dari visi tersebut adalah sbb :
VISI
MAKNA
HKTI sebagai organisasi sosial mandiri menyadari bahwa tengah
terjadi transformasi sektor pertanian ke sektor industry. HKTI harus
mampu mengawal reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran
Mewuju
dkan
strategis pertanian dalam mendukung pembangunan nasional.
HKTI sebagai bridging institution bagi Pemerintah, memiliki komitmen
11
yang kuat dalam mendukung ambisi mulia Pemerintah, untuk selalu
hadir bahu membahu ditengah masyarakat tani dalam mencari solusi
terhadap kendala yang dihadapi dan mengeksploitasi peluang yang
tersedia
dalam
rangka
mewujudkan
kedaulatan
pangan
dan
kesejahteraan petani.
Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI sebagai perwujudan cita-cita
mulia bagi kedaulatan Negara dan kedaulatan bangsa yang secara
mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin dan memberi
Kedaul
hak atas pangan bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan
atan
yang sesuai dengan potensi sumberdaya local yang dijamin Undang
Pangan
undang Dasar 1945 dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Kedaulatan Negara dan kedaulatan Bangsa tidak bisa melepaskan
diri dari kedaulatan pangan dan tentunya tidak dapat dipisahkan dari
kedaulatan petani.
Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI, yaitu kondisi hidup layak bagi
Keseja
petani dan keluarganya sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian
hteraan
yang diperoleh dari kegiatan di lahan
Petani
dengan cucuran keringat.
dan usaha yang digelutinya
HKTI tak pernah berhenti mendorong generasi muda cerdas terdidik
Berbasi
untuk ikut ambil bagian, menyumbangkan karya nyata melalui
s
pengembangan inovasi dan teknologi, menyongsong perwujudan petani
Inovasi
modern yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi
dan
yang dibutuhkan pasar.
Teknol
ogi
Tanpa keikutsertaan Pemuda, HKTI akan kesulitan melaksanakan
mandat mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Visi tersebut merupakan gambaran terhadap apa yang ingin diwujudkan
HKTI pada akhir pelaksanaan Renstra yaitu bagaimana HKTI mampu mengawal
berlangsungnya reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran strategis
pertanian dalam pembangunan nasional. HKTI harus mampu mengakomodir,
membangun dan mensinergikan sumberdaya yg tersedia guna memberi dukungan
kepada masyarakat tani dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditas pertanian, menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Langkah konkrit yang akan dilakukan HKTI ke depan adalah upaya mewujudkan
pertanian Indonesia yang makmur, gemah ripah loh jinawi yakni melalui langkah
12
pendekatan terhadap petani dan memberikan pendampingan, sosialisasi, dukungan
alat pertanian dan pemberian bibit guna mewujudkan serta dukungan terhadap
keselarasan program Pemerintah. HKTI akan bekerjasama dengan berbagai pihak,
menggerakan dan menggunakan berbagai lahan produktif untuk petani dan
memajukan pertanian Indonesia.
12.
Misi HKTI. Dalam rangka pencapaian visi maka misi HKTI adalah :
a.
Mencari solusi ditengah keterbatasan.
b.
Menciptakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya.
c.
Membangun karakter profesional dan persaudaraan antar sesama aktivis
pertanian.
d.
Mendorong pengembangan inovasi dan teknologi.
Adapun makna dari misi sebagai berikut :
MISI
MAKNA
HKTI tidak hanya sekedar hadir ditengah masyarakat tani
untuk menawarkan jasa, tetapi selalu berada dalam satu
semangat dan komitmen untuk bersama-sama mencari jawaban
dari persoalan yang dihadapi ditengah keterbatasan yang ada.
1. Mencari
Tujuan solusi
bukan sekedar memperoleh manfa’at yang
solusi
dihasilkan hari ini akan tetapi juga bisa memberikan jaminan
ditengah
bagi anak keturunan manusia dimasa datang.
keterbatasa
n.
HKTI sebagai bridging institution Pemerintah, menjembatani
kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan dan langkah
operasional Pemerintah agar tepat sasaran sesuai kearifan
lokal. Untuk itu, HKTI selalu memberi saran masukan kepada
Pemerintah
baik
diminta
maupun
tidak
diminta,
dalam
mewujudkan keserasian sesuai keterbatasan yang ada.
2. Menciptakan
Masyarakat tani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha local,
kondisi
maka ia-lah yang memiliki pengetahuan, kearifan lokal dan
hidup layak
keahlian, maka ia pula-lah yang berhak menikmati hasil jerih
bagi petani
payahnya.
dan
keluarganya.
13
3. Membangun
HKTI menempatkan para aktivis pertanian sebagai mitra utama
karakter
dalam
mendorong
tercapainya
kedaulatan
pangan
dan
profesional
kesejahteraan petani. Didasari atas kesamaan visi dan misi,
dan
para
persaudaraa
merumuskan
n antar
akademik dalam memecahkan persoalan yang ada.
aktivis sebagai kelompok intelektual dibutuhkan dalam
konsep-konsep
cerdas
melalui
kajian-kajian
sesama
aktivis
pertanian.
4. Mendorong
Mendorong terbangunnya kesadaran petani muda sebagai
pengemban
generasi penerus dalam mengembangkan rekayasa alamiah
gan inovasi
sesuai keanekaragaman hayati dengan pendekatan teknologi
dan
agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi
teknologi
tanaman tanpa mengganggu keseimbangan lestari.
13.
Tujuan dan Sasaran. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan Misi
yaitu pencapaian suatu upaya atau yang dihasilkan dalam tahun 2018-2020.
Sedangkan sasaran merupakan implementasi dari tujuan yaitu hasil yang akan
dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dan terperinci dapat
diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan
dan
sasaran
yang
akan
dicapai
oleh
HKTI pada tahun 2018-2020
digambarkan sebagai berikut :
MISI
TUJUAN
SASARAN
Mencari solusi
Meningkatnya
Tumbuhnya
ditengah
pemahaman
pemahaman
keterbatasan.
masyarakat tani dalam
masyarakat tani dalam
mengatasi
memanfaatkan
permasalahan yang
sumberdaya pertanian
dihadapi
yang tersedia
Menciptakan
Meningkatnya
Pemberdayaan petani
kondisi hidup
penghasilan
layak bagi
dan keluarganya
petani
agar semakin mampu
mewujudkan
petani dan
kehidupan yang lebih
keluarganya
baik.
Membangun
Terjalinnya kerjasama
Mewujudkan
segenap pengemban
komitmen yang kuat
14
karakter
misi pertanian yang
seluruh pengemban
profesional dan
didasari kesamaan
misi pertanian di
persaudaraan
aktivitas, profesi,
dalam dan di luar
antar sesama
fungsi dan kesamaan
negeri
aktivis
tanggungjawab.
pertanian.
Meningkatnya kualitas
Meningkatkan kualitas
sumberdaya HKTI
sumberdaya manusia,
sesuai tuntutan tugas
sarana dan prasana
dan fungsi didasari
HKTI
profesionalisme dan
disiplin yang kuat
14.
Mendorong
Terbangunnya
Meningkatnya
pengembangan
kesadaran petani
motivasi petani muda
inovasi dan
muda dalam
dalam
teknologi
mengembangkan
mengembangkan
inovasi dan teknologi
inovasi dan teknologi
Arah Kebijakan dan Strategi.
Arah kebijakan strategis sebagai rumusan perencanaan komperhensif merupakan
rambu-rambu diperlukan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
penerapan strategi guna tercapainya tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.
Arah kebijakan strategis HKTI mencakup arah kebijakan umum dan arah kebijakan
khusus. Arah Kebijakan Umum adalah arah kebijakan HKTI jangka panjang yaitu :
a.
Mendukung pemerintah untuk terus melanjutkan upaya reforma agrarian
dengan prioritas pada pertumbuhan industry pengolahan hasil pertanian
(Agroindustri) di pedesaan.
b.
Mendukung pemerintah untuk menegakkan kedaulatan pangan dengan
meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
Arah Kebijakan Khusus adalah arah kebijakan HKTI jangka pendek yaitu arah
kebijakan strategis dalam mendukung Renstra HKTI 2018-2020 sesuai misi yang
telah ditetapkan serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
15
Strategi yang diterapkan pada dasarnya bersifat grend design (agenda) yaitu suatu
pola atau cara, guna merespon tantangan yang dihadapi sesuai arah kebijakan
jangka pendek yang telah digariskan. Strategis yang diterapkan merupakan acuan
dalam menentukan kebijakan operasional.
Kebijakan operasional merupakan rambu-rambu yang ditetapkan untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam menentukan langkah-langkah operasional
sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sedangkan
langkah operasional adalah rencana tindakan nyata sebagai petunjuk dalam
menentukan rencana program dan kegiatan.
Kebijakan strategis, strategi dan kebijakan operasional serta langkah-langkah
operasional digambarkan sebagai berikut :
KEBIJAKAN
STRATEGI
STRATEGIS
KEBIJAKAN
LANGKAH
OPERASIONAL
OPERASIONAL
Tujuan : Meningkatnya pemahaman masyarakat tani dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
Sasaran : Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia
Menumbuhkan
Peningkatan
Meningkatkan
Menguatkan
pemahaman masyarakat
kerjasama
kemampuan petani
perlindungan
tani tentang kondisi
kelembagaan dalam
dan mendorong
terhadap tanaman
pertanian Indonesia saat
mengatasi
peran serta lembaga
pangan
ini
permasalahan
pemerintah maupun
Merangsang
petani dan pertanian
swasta dalam
pertumbuhan
Indonesia.
mengatasi masalah
tenaga kerja
petani dan pertanian
Mendorong
Indonesia
intensifikasi,
ekstensifikasi,
diversifikasi dan
rehabilitasi
pertanian
Tujuan : Meningkatnya penghasilan petani dan keluarganya
Sasaran : Pemberdayaan petani agar semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Memenuhi
Pewujudan
Mengembangkan
Meningkatkan
kebutuhan dasar
kemandirian petani.
produksi pangan
produksi bernilai
kelompok petani
berbasis
tambah dan
miskin melalui
sumberdaya local.
berdaya saing.
pemberian
Meningkatkan
bantuan
penyediaan bahan
langsung sesuai
baku bioindustri
kemampuan
dan bioenergi
HKTI.
Meningkatkan
akses pasar.
Tujuan : Terjalinnya kerjasama yang didasari kesamaan aktivitas, profesi, fungsi dan kesamaan tanggungjawab.
Sasaran : Mewujudkan komitmen yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri
16
Menguatkan
Penguatan
Memperkuat kerja
Mengarahkan
jejaring
sinergitas seluruh
sama seluruh
penguatan jejaring
kemitraan
pengemban misi
pengemban misi
kemitraan
strategis seluruh
pertanian sebagai
pertanian dalam
strategis dengan
pengemban misi
penentu dalam
mencapai tujuan
lembaga pertanian,
pertanian di
mengembangkan
bersama.
perkebunan,
dalam dan di luar
aspirasi dan
peternakan,
negeri.
menciptakan rasa
perikanan,
memiliki.
kehutanan dan
lembaga legislative
dalam negeri
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga pertanian
internasional
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga
pendidikan,
organisasi
kepemudaan dan
kelompok pemuda
lainnya melalui
komunikasi
konstruktif dan
kerjasama
operasional di
dalam dan di luar
negeri
Tujuan : Meningkatnya kualitas sumberdaya HKTI sesuai tuntutan tugas dan fungsi didasari profesionalisme dan disiplin yang kuat.
Sasaran : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI.
Mendorong
Pendayagunaan
Mengarahkan
Peningkatan
semangat
seluruh perangkat
seluruh sumber
kapasitas SDM
kerjasama yang
HKTI yang tersedia
daya HKTI agar
Peningkatan
didasari
mampu menunjang
kapasitas
kesamaan
berbagai program
kelembagaan
aktvitas, fungsi
kegiatan yang telah
Peningkatan
dan profesi
dirancang dalam
kapasitas
serta
Renstra dan
pelayanan
berlanjutnya
program kerja
Peningkatan
proses
tahunan secara
sarana dan
kaderisasi guna
efektif dan efisien.
prasarana
memelihara dan
Peningkatan
meningkatkan
Perencanaan,
kinerja HKTI.
Pengendalian dan
Evaluasi Kegiatan
Tujuan : Terbangunnya kesadaran petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Sasaran : Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Pengembangan
Memprioritaskan
Penguatan
Pengembangan dan
teknologi
pengembangan
kebijakan
diseminasi produk
budidaya, pasca
17
inovasi dan
pengembangan
teknologi budidaya,
panen (teknologi
teknologi kepada
teknologi dan
pasca panen
pangan) dan
petani muda di
mekanisme
(teknologi pangan)
teknologi industry
pedesaan guna
pengelolaan
dan teknologi
pertanian (agro
mendorong
kegiatan Diseminasi
industry pertanian
industry).
tersedianya
Produk Teknologi
(agro industry)
Mendorong
lapangan kerja
(DPTM) ke Petani
Diseminasi
dan
muda
Produk Teknologi
meningkatkan
(DPTM) budidaya,
pendapatan
pasca panen
petani
(teknologi pangan)
dan teknologi
industry pertanian
(agro industry).
Penguatan
implementasi ide
Pengembangan
dalam bentuk karya
proses inovasi
kapasitas proses
dalam mendukung
dan system inovasi.
ide petani muda
menjadi karya
nyata.
Pengembangan
sistem inovasi
dalam mendukung
ide petani muda
menjadi karya
nyata.
BAB V
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN,
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
15.
Umum.
Program
adalah
penjabaran langkah-langkah operasional
sebagai instrumen kebijakan operasional yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh 1 (satu) bidang/lembaga/badan-badan HKTI dalam 1
(satu) organisasi, untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan serta memperoleh
alokasi anggaran.
Sedangkan kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau lebih unit/komite kerja HKTI sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program.
16.
Program dan Kegiatan.
Program pada pelaksanannya diarahkan dan memberikan kontribusi terhadap
upaya pencapaian tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, disertai jenis capaiannya pada saat program dilaksanakan pada tiap
tahun anggaran.
Program terdiri dari beberapa kegiatan (sekumpulan tindakan)
sebagai wujud pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber
18
daya
manusia), barang, modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya, sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk pendampingan, penyuluhan,
pelatihan, informasi, komunikasi visual maupun elektronis atau bantuan dalam bentuk
barang.
Mengalir dari visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan strategis, strategi,
kebijakan operasional dan langkah
operasional, maka program yang
akan
dilaksanakan sbb :
a.
Perlindungan, budidaya dan pengolahan hutan non kayu serta Pelestarian
Lingkungan hidup.
b.
Penguatan kerjasama lembaga dalam negeri dan lembaga luar negeri.
c.
Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura.
d.
Pengelolaan Perkebunan dan rempah-rempah.
e.
Pengelolaan Peternakan dan perikanan.
f.
Program Pengembangan Teknologi, Agro Input, Sarana dan Prasarana
pertanian.
g. Pengembangan System Inovasi dan Proses Inovasi.
h. Program Penelitian dan Pengembangan.
i.
Agraria, Tata Ruang dan Perumahan.
j. Pengembangan System Informasi, Komunikasi dan Media.
k. Peningkatan peran serta dan aktivitas Pemuda Tani.
l. Peningkatan peran serta dan aktivitas Perempuan Tani.
m. Pengembangan Perdagangan dan Industri.
n. Pendayagunaan Brigade Anti Hama.
o. Penyelenggaraan Ivent Organizer.
p. Program Pelatihan dan Sertifikasi.
q. Penegakkan Hukum dan Perundang-undangan.
r.
Permodalan dan Asuransi.
s. Pengembangan Bio Energi dan Energi terbarukan.
t. Pembinaan Koperasi dan UKM.
u. Pembinaan Organisasi , Keanggotaan dan Kaderisasi.
v. Pembinaan Kesekretariatan.
w. Pengelolaan Perbendaharaan.
x. Pengawasan Organisasi.
y. Perberdayaan Koperasi HKTI.
19
Dalam program tersebut ditentukan pula sasaran program yang hendak
dicapai. Mengingat kompleksnya sasaran program maka perlu dijabarkan kedalam
kegiatan-kegiatan turunannya, sasaran kegiatan, indicator keberhasilan dan target
yang hendak dicapai setiap tahun.
Titik
berat
kegiatan
adalah
pada
kegiatan
pelatihan,
penyuluhan,
pendampingan dan sosialisasi kepada kelompok/lembaga petani di desa yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh satuan-satuan tugas yang dibentuk oleh HKTI yaitu
Satuan Tugas Indonesia Barat, Satuan Tugas Indonesia Tengah dan Satuan Tugas
Indonesia Timur.
Kelompok/lembaga petani yang telah mengakar serta disegani di kalangan
petani seperti KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional), Lembaga Masyarakat
yang Mandiri dan Mengakar (LM3), Asosiasi
Petani
Cengkeh,
Asosiasi Petani
Padi, Kedelai, APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), BK-APTRI (Badan
Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) yang selama ini telah tumbuh dan ditumbuhkan untuk
memperjuangkan petani dan masyarakat pedesaan, adalah mitra HKTI dalam
membangun petani dan pertanian Indonesia.
(Rincian program dan kegiatan sesuai lampiran ……)
17.
Kerangka Kelembagaan.
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa dengan didasari semangat untuk mendorong terwujudnya struktur
HKTI yang ramping dan mampu mengemban amanah. Pembenahan aspek
kelembagaan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Hal tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian ke
depan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, baik domestik maupun
internasional yang dinamis. Tujuan penataan aspek kelembagaan diantaranya ;
20
a.
Mewujudkan organisasi yang proporsional, profesional, ramping dan mampu
mengemban amanah;
b.
Mewujudkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai prinsip-prinsip organisasi yang sehat;
c.
Mewujudkan perencanaan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif;
d.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berintegritas, netral, kompeten,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera;
e.
18.
Mewujudkan pengayoman petani sesuai kebutuhan dan harapan mereka.
Kerangka Pendanaan.
Dalam menjalankan program dan kegiatan dibutuhkan pendanaan yang
memadai. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari :
a.
Uang Pangkal dan Iuran Anggota.
b.
Sumbangan pihak lain.
c.
Usaha yang sah.
Dukungan dana dari berbagai sumber tersebut, diperlukan guna memperluas
cakupan kegiatan-kegiatan dalam program yang sudah dirumuskan. Oleh sebab
itu HKTI baik di pusat maupun di daerah harus mampu menggali dan memanfaakan
sumber dana yang diperoleh untuk mendukung pelaksanaan program seoptimal
mungkin. Disamping itu, sumber pendanaan lainnya yang cukup potensial adalah
yang berasal dari swasta dalam bentuk kerjasama kemitraan atau sistem avalis.
Perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan untuk mencapai target sesuai rencana
program dan kegiatan Tahun 2018–2020 mencapai Rp 14.067.000.000,-
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
19. Kesimpulan
Program kerja
pada dasarnya merupakan turunan dari rencana strategi
program. Agar peningkatan kinerja dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan
dan tantangan pembangunan pertanian Indonesia yang akan dihadapi pada jangka
waktu 3 (tiga) tahun ke depan. Permasalahan dan tantangan tersebut pada
dasarnya adalah bagaimana HKTI mampu mengawal berlangsungnya reforma
agrarian
dengan
mempertahankan
tetap
memperhatikan
kontribusi
multifungsi
peran
pertanian
strategis
pertanian
yaitu
terhadap
berbagai
aspek
kehidupan.
Sebagai implementasinya, Program Kerja HKTI merumuskan 5 (lima) sasaran
dari rencana strategis yaitu; 1) Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam
memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia; 2) Pemberdayaan petani agar
semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik; 3) Mewujudkan komitmen
yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri; 4)
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI ; dan 5)
Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
20. Saran
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Oleh karena itu, program kerja ini juga menjadi pedoman umum atau acuan bagi
HKTI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan seluruh jajaran HKTI dalam mewujudkan
pembangunan pertanian di tingkat nasional dan wilayah yang disesuaikan dengan
potensi sumber daya manusia, serta karakteristik permasalahan dan kearifan lokal
yang dihadapi di lapangan.
22
BAB VII
PENUTUP
1. Demikian program kerja HKTI tahun 2018 ini disusun sebagai bahan kerja dan
acuan atau masukan kebijakan selanjutnya bagi setiap pengurus di daerah di
seluruh Indonesia.
2. Apabila terdapat hal – hal atau materi yang belum seluruhnya tercantum dalam
program kerja HKTI 2018 ini, maka akan disampaikan kemudian.
PENDAHULUAN
1. Umum
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global,
krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga
negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan
produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,
sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan
stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya adalah mengenai laju
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya
infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.
Pada tahun 2018 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan
berat antara lain; (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang
berdampak pada menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen,
(2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat
kemiskinan, (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan
internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga
komoditas tersebut meningkat, (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang
tentunya akan mengurangi devisa negara, (5) terbatasnya pembiayaan pertanian
yang mudah diakses petani/peternak, (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air, (7)
sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran
dan dukungan pemerintah daerah.
Dari sisi pembangunan ekonomi nasional, bukti empiris menunjukkan bahwa
sektor pertanian memiliki peran penting terhadap ekonomi nasional, yang dapat
dilihat dari kontribusi terhadap produk domestik bruto, penyerap tenaga kerja,
neraca perdagangan, penyedia bahan pangan, bahan energi, pakan dan bahan
baku industri, serta sumber pendapatan masyarakat di perdesaan. Besarnya peran
dalam perekonomian nasional tersebut ternyata belum dapat dinikmati secara
proporsional oleh para pelaku usaha pertanian secara memadai. Terkait dengan
manajemen pembangunan nasional, dalam era reformasi dan otonomi daerah,
pemerintah terus melakukan perubahan sesuai perkembangan jaman, antara lain
berupa reformasi manajemen keuangan negara, reformasi birokrasi maupun
reformasi dalam sistem perencanaan dan penganggaran.
2
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai bridging institution
Pemerintah turut serta merespon perkembangan tersebut dengan menindaklanjuti
berbagai
program
kerja
yang
telah
dilaksanakan
pada
tahun
lalu
serta
mengakomodasi perubahan yang terjadi, mengimplementasi program dan kegiatan
di lapangan, guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam mewujudkan hasil
pembangunan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) HKTI 2018-2020.
Dengan berpedoman pada Renstra tersebut, HKTI menyusun Program Kerja
(Progja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan
pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program.
Dokumen Progja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun
rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi
pagu anggaran.
2.
a.
Dasar Hukum.
UUD’45 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat .
b.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Pertanian
c.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.
d.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2020.
e.
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006
tentang
Dewan ketahanan
pangan,
f.
g.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan
Pertanian Berkelanjutan.
h.
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumberdaya Lokal.
i.
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Ahli Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
j.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
k.
Undang-Undang
Nomor
19
tahun
2013
tentang
Perlindungan
dan
Pemberdayaan Petani
l.
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian kewenangan
3
Pusat dan Daerah di bidang pertanian.
m.
Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
n.
Peraturan
Presiden
Nomor
30
Tahun
2012
tentang
Pembiayaan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
o.
Permentan Nomor 72 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
p.
Peraturan
Menteri Pertanian
Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang
Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran
Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 13 Juni
2012.
q.
Undang-Undang
Nomor
19
Tahun
2013
tentang
Perlindungan
dan
Pemberdayaan Petani.
r.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Pertanian
Komersial.
s.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
t.
Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian
Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan.
u.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang
Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar.
v.
Peraturan
Pelayanan
Menteri
Minimal
Pertanian
No.
(SPM)
Bidang
65
Tahun
Ketahanan
2010
tentang
Pangan
Standar
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota;
w.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang
Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
x.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A).
y.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk
Pemasukan Buah
Segar dan Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
z.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 43/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13
Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran
Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia .
aa. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
4
Pedoman Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan.
bb. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Kriteria dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
cc. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Pedoman
Teknis
Tata
Cara
Alih
Fungsi
Lahan
Pertanian
Pangan
Berkelanjutan.
dd. Peraturan Menteri LHK Nomor P.81/2016 tentang Kerjasama Penggunaan dan
Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan.
ee. Keputusan Menkumham Nomor AHU-14.AH.01.06 Tahun 2011 tanggal 18
Januari 2011 tentang disahkannya HKTI sebagai badan hukum.
ff.
Keputusan
Rapimnas
HKTI
Nomor
04/Rapimnas-HKTI/IV/2017
tentang
penetapan Bapak Jenderal TNI (Purn) DR. H. Moeldoko. Sip sebagai Ketua
Umum DPN HKTI masa bakti 2015-2020.
gg. Keputusan
Rapimnas
HKTI
Nomor
05/Rapimnas-HKTI/IV/2017
tentang
Percapatan pelaksanaan Konsolidasi Organisasi dan Program Kerja HKTI Masa
Bakti 2015-2020.
3.
a.
Maksud dan Tujuan.
Maksud.
Program Kerja HKTI disusun dengan maksud memberi gambaran
tentang peran dan kinerja strategis HKTI dalam mengemban visi dan misi pada
periode pelaksanaan tahun 2018.
b.
Tujuan. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan guna menjawab isuisu strategis dan rencana kerja tahunan.
4.
a.
Ruang lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup.
dalam
besar
Ruang lingkup Progja ini dibatasi pada sector pertanian
arti sempit (di luar perikanan dan kehutanan), membahas garis
konsepsi
pencapaian
tujuan
dan
sasaran
organisasi
serta
penjabarannya meliputi uraian tentang sasaran tugas, program dan kegiatan
selama tahun 2018.
5
b.
Tata urut. Disusun dengan tata urut sbb :
1)
Pendahuluan.
2)
Gambaran Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
3)
Pokok-Pokok Kebijakan HKTI dalam Pembangunan Pertanian.
4)
Rencana
Program/Kegiatan,
Sasaran
Program/Kegiatan
dan
Kerangka
Pendanaan.
5)
Penutup.
BAB.II
GAMBARAN UMUM
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)
5.
Umum.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah sebuah
organisasi sosial di Indonesia yang berskala Nasional, berdiri sendiri dan mandiri
yang dikembangkan berdasarkan kesamaan aktivitas, profesi, dan fungsi dalam
bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan, sehingga memiliki karakter
profesional dan persaudaraan. HKTI didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui
penyatuan 14 (empat belas) organisasi penghasil pertanian utama. Sejak berdirinya
hingga saat ini, HKTI mengalami pergantian kepengurusan dari periode ke periode
yang dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional (Munas) sebagai konsekuensi
logis dari pembinaan organisasi. Namun demikian, tugas dan fungsi HKTI tidak akan
pernah berubah.
6.
Kepengurusan. Kepengurusan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI
dari waktu ke waktu sebagai berikut :
a.
MUNAS Ke- 1 Periode Tahun 1979 s.d. 1984 dengan Ketua Umum Martono.
b.
MUNAS Ke- 2 Periode Tahun 1984 s.d. 1989 dengan Ketua Umum Martono.
c.
MUNAS Ke- 3 Periode Tahun 1989 s.d. 1993 dengan Ketua Umum Martono.
d.
MUNAS Ke- 4 Periode Tahun 1993 s.d. 1999 dengan Ketua Umum H. M.
Ismail.
e.
MUNAS Ke- 5 Periode Tahun 1999 s.d. 2004 dengan Ketua Umum Dr. Ir.
Siswono Yudohusodo.
f.
MUNAS Ke- 6 Periode Tahun 2004 s.d. 2009 dengan Ketua Umum Letjen TNI
(Purn) Prabowo Subianto.
g.
MUNAS Ke- 7 Periode Tahun 2010 s.d. 2015 dengan Ketua Umum Dr.
Oesman Sapta.
Kepengurusan HKTI hasil MUNAS Ke- 7 di bawah
Kepemimpinan Ketua Umum Dr. Oesman Sapta tersebut telah mendapat
6
Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan
Nomor: AHU-14 . AH.01.06. Tahun 2011 tertanggal 18 Januari 2011.
h.
MUNAS Ke- 8 Periode Tahun 2015 s.d. 2020 dengan Ketua Umum Jenderal
TNI (Purn) DR. H. Moeldoko, SiP
7.
a.
Tugas, Peran, Fungsi dan Pengorganisasian.
Tugas. HKTI bertugas meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan
martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui
pemberdayaan rukun tani, komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan
pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
b.
1)
Peran .
Dalam melaksanakan tugasnya, HKTI berperan sebagai :
Wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau “Rukun
Tani” jenis komoditas usaha tani.
2)
Alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia.
3)
Sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani
penduduk pedesaan.
4)
Wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional, Indonesia raya.
5)
Arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan
pedesaan.
6)
Bridging Institution Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.
c.
Fungsi.
Fungsi HKTI sesuai Surat Keputusan DPN HKTI Nomor 24/DPN-
HKTI/XI/2010 sebagai berikut :
1)
Konsolidasi dan Kemitraan.
2)
Advokasi.
3)
Penguatan Kapasitas Petani.
d.
Pengorganisasian.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan
Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN-HKTI) masa bakti
2017-2020 diorganisir dalam susunan kepengurusan sesuai Surat Keputusan
Dewan Pimpinan Nasional HKTI Nomor 37/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :
7
a)
Dewan Penasehat;
b)
Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO);
c)
Dewan Pakar;
d)
Pengurus Harian (PH), dilengkapi dengan Badan, Komite, Lembaga dan Unsur
Pelaksana lainnya sesuai Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional
HKTI Nomor 38/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :
e)
HKTI Daerah.
Dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya, DPN HKTI
menggelar unsur-unsur pelaksana di seluruh pelosok wilayah Indonesia dari
tanah Papua sampai ujung Banda Aceh, baik di tingkat Provinsi maupun tingkat
kabupaten/Kota.
8
e.
Struktur Organisasi.
DEWAN PIMPINAN
NASIONAL
BADAN
PERTIMBANGAN
ORGANISASI
KETUA UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
WAKIL
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
KETUA
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
UMUM
BID
BID
BID
BID
BID
BID
ORGANISASI
PEMBERDAYAAN
ADVOKASI
HUB KELEMBAGAAN
INOVASI
ASET & MANAJEMEN
BIDANG-BIDANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
DEWAN
PENASEHAT
PENGURUS HARIAN
SEKRETARIS JENDERAL
Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi.
Pengawasan Organisasi.
Teknologi, Argo Input & Sarpras.
Bio Energi & Energi Terbarukan.
Perkebunan & Rempah-Rempah.
Peternakan & Perikanan.
Kehutanan & Lingkungan Hidup.
Tanaman Pangan & Holtikultura.
Hukum & Perundang-Undangan.
Agraria, Tata Ruang & Perumahan.
Kerjasama Lembaga Luar Negeri.
Kerjasama Lembaga Dalam Negeri.
Proses Inovasi
Sistem Inovasi.
Perdagangan & Industri.
Permodalan & Asuransi.
Koperasi & Usaha kecil Menengah.
Informasi, Komunikasi & Media
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wasekjen Bid. OKK
Wasekjen Bid. Pemberdayaan
Wasekjen Bid. Advokasi
Wasekjen Bid. Hub antar lembaga
Wasekjen Bid. Inovasi
Wasekjen Bid.Aset & Manajemen
Wasekjen Bid. Kegiatan & Kepemudaannya
BENDAHARA UMUM
BADAN LITBANG
LEMBAGA BANTUAN
HUKUM
KOMITE-KOMITE
BRIGADE
ANTI HAMA
MEDIA
CENTER
BADAN PELATIHAN &
SERTIFIKASI
KOPERASI
TANI
EVENT
ORGANIZER
PEMUDA TANI
INDONESIA
PEREMPUAN
TANI
INDONESIA
SATGAS IND.BARAT
IT & DATA
CENTER
SATGAS IND.TENGAH
SATGAS IND.TIMUR
9
8. Sumberdaya HKTI.
a.
Sumberdaya Personil. Personil HKTI yang bertugas di bidang pelayanan dan
pengurusan administrasi perkantoran direkrut dari personil yang memiliki standard
kompetensi sesuai bidang tugasnya, didasari dedikasi, motivasi, keahlian dan
pengalaman dibidangnya. Dalam hal pemecahan masalah yang memerlukan
keahlian khusus, personil HKTI direkrut dari kelompok ahli, aktivis, pengusaha
agribisnis, dan para pengemban misi pertanian lainnya yang memiliki keahlian dan
pengalaman dibidangnya.
b.
Sarana dan Prasarana. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, tidak
hanya didukung oleh personil
yang terampil, tetapi juga didukung dengan
ketersediaan sarana dan prasarana yang siap pakai walaupun belum memadai.
Kondisi yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai daya dukung sarana penunjang
operasional termasuk pelaksanaan koordinasi dan evaluasi ke berbagai daerah
untuk
mengefisienkan
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
mencakup
terakomondirnya administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian. Faktor
pendukung lainnya dalam rangka
penyelenggaraan berbagai
pelayanan
untuk
monitoring pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan secara maksimal.
c.
Pendanaan.
Dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya,
pendanaan dilaksanakan secara mandiri sesuai karakter dan kedudukannya sebagai
organisasi social kemasyarakatan.
9.
Kinerja HKTI.
Sampai saat ini HKTI telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam merespon
dinamika perkembangan pertanian melalui
pemberdayaan kelembagaan dan
kemitraan dengan segenap komunitas social. Berbagai capaian kinerja HKTI
menunjukkan bahwa keberhasilan
pencapaian
tugas dan fungsi dalam
mendorong laju pertanian selain ditentukan oleh komitmen yang kuat, keterlibatan
dan dukungan aktif dari segenap komponen aparatur Negara, juga didukung oleh
segenap masyarakat dan dunia usaha.
Meski demikian masih terdapat beberapa masalah pokok yang harus terus
ditangani yaitu:
10
a.
Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran
seluruh masyarakat untuk ikut ambil bagian berkontribusi nyata dalam proses
menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.
b.
Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan kualitas kinerja HKTI dengan
memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang tersedia.
c.
Bagaimana menjembatani kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan
pemerintah dan kepentingan berbagai lapisan masyarakat aktivis pertanian
agar pembangunan pertanian menjadi tepat sasaran.
BAB. III
POKOK-POKOK KEBIJAKAN HKTI
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
10.
Umum.
Pokok pokok kebijakan HKTI mencakup visi dan misi
merupakan rumusan fundamental yang menjadi landasan dalam menentukan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai, strategi dan kebijakan operasional. HKTI sebagai
organisasi social berskala Nasional adalah bagian yang tidak terpisah dalam system
pembangunan Nasional khususnya pembangunan sektor pertanian.
11.
Visi HKTI.
Mengacu pada kondisi pertanian Indonesia saat ini , potensi,
masalah dan tantangannya, maka visi HKTI 2018-2020 adalah:
“Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani, berbasis Inovasi dan
Teknologi”.
Adapun makna dari visi tersebut adalah sbb :
VISI
MAKNA
HKTI sebagai organisasi sosial mandiri menyadari bahwa tengah
terjadi transformasi sektor pertanian ke sektor industry. HKTI harus
mampu mengawal reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran
Mewuju
dkan
strategis pertanian dalam mendukung pembangunan nasional.
HKTI sebagai bridging institution bagi Pemerintah, memiliki komitmen
11
yang kuat dalam mendukung ambisi mulia Pemerintah, untuk selalu
hadir bahu membahu ditengah masyarakat tani dalam mencari solusi
terhadap kendala yang dihadapi dan mengeksploitasi peluang yang
tersedia
dalam
rangka
mewujudkan
kedaulatan
pangan
dan
kesejahteraan petani.
Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI sebagai perwujudan cita-cita
mulia bagi kedaulatan Negara dan kedaulatan bangsa yang secara
mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin dan memberi
Kedaul
hak atas pangan bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan
atan
yang sesuai dengan potensi sumberdaya local yang dijamin Undang
Pangan
undang Dasar 1945 dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Kedaulatan Negara dan kedaulatan Bangsa tidak bisa melepaskan
diri dari kedaulatan pangan dan tentunya tidak dapat dipisahkan dari
kedaulatan petani.
Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI, yaitu kondisi hidup layak bagi
Keseja
petani dan keluarganya sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian
hteraan
yang diperoleh dari kegiatan di lahan
Petani
dengan cucuran keringat.
dan usaha yang digelutinya
HKTI tak pernah berhenti mendorong generasi muda cerdas terdidik
Berbasi
untuk ikut ambil bagian, menyumbangkan karya nyata melalui
s
pengembangan inovasi dan teknologi, menyongsong perwujudan petani
Inovasi
modern yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi
dan
yang dibutuhkan pasar.
Teknol
ogi
Tanpa keikutsertaan Pemuda, HKTI akan kesulitan melaksanakan
mandat mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Visi tersebut merupakan gambaran terhadap apa yang ingin diwujudkan
HKTI pada akhir pelaksanaan Renstra yaitu bagaimana HKTI mampu mengawal
berlangsungnya reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran strategis
pertanian dalam pembangunan nasional. HKTI harus mampu mengakomodir,
membangun dan mensinergikan sumberdaya yg tersedia guna memberi dukungan
kepada masyarakat tani dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditas pertanian, menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Langkah konkrit yang akan dilakukan HKTI ke depan adalah upaya mewujudkan
pertanian Indonesia yang makmur, gemah ripah loh jinawi yakni melalui langkah
12
pendekatan terhadap petani dan memberikan pendampingan, sosialisasi, dukungan
alat pertanian dan pemberian bibit guna mewujudkan serta dukungan terhadap
keselarasan program Pemerintah. HKTI akan bekerjasama dengan berbagai pihak,
menggerakan dan menggunakan berbagai lahan produktif untuk petani dan
memajukan pertanian Indonesia.
12.
Misi HKTI. Dalam rangka pencapaian visi maka misi HKTI adalah :
a.
Mencari solusi ditengah keterbatasan.
b.
Menciptakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya.
c.
Membangun karakter profesional dan persaudaraan antar sesama aktivis
pertanian.
d.
Mendorong pengembangan inovasi dan teknologi.
Adapun makna dari misi sebagai berikut :
MISI
MAKNA
HKTI tidak hanya sekedar hadir ditengah masyarakat tani
untuk menawarkan jasa, tetapi selalu berada dalam satu
semangat dan komitmen untuk bersama-sama mencari jawaban
dari persoalan yang dihadapi ditengah keterbatasan yang ada.
1. Mencari
Tujuan solusi
bukan sekedar memperoleh manfa’at yang
solusi
dihasilkan hari ini akan tetapi juga bisa memberikan jaminan
ditengah
bagi anak keturunan manusia dimasa datang.
keterbatasa
n.
HKTI sebagai bridging institution Pemerintah, menjembatani
kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan dan langkah
operasional Pemerintah agar tepat sasaran sesuai kearifan
lokal. Untuk itu, HKTI selalu memberi saran masukan kepada
Pemerintah
baik
diminta
maupun
tidak
diminta,
dalam
mewujudkan keserasian sesuai keterbatasan yang ada.
2. Menciptakan
Masyarakat tani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha local,
kondisi
maka ia-lah yang memiliki pengetahuan, kearifan lokal dan
hidup layak
keahlian, maka ia pula-lah yang berhak menikmati hasil jerih
bagi petani
payahnya.
dan
keluarganya.
13
3. Membangun
HKTI menempatkan para aktivis pertanian sebagai mitra utama
karakter
dalam
mendorong
tercapainya
kedaulatan
pangan
dan
profesional
kesejahteraan petani. Didasari atas kesamaan visi dan misi,
dan
para
persaudaraa
merumuskan
n antar
akademik dalam memecahkan persoalan yang ada.
aktivis sebagai kelompok intelektual dibutuhkan dalam
konsep-konsep
cerdas
melalui
kajian-kajian
sesama
aktivis
pertanian.
4. Mendorong
Mendorong terbangunnya kesadaran petani muda sebagai
pengemban
generasi penerus dalam mengembangkan rekayasa alamiah
gan inovasi
sesuai keanekaragaman hayati dengan pendekatan teknologi
dan
agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi
teknologi
tanaman tanpa mengganggu keseimbangan lestari.
13.
Tujuan dan Sasaran. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan Misi
yaitu pencapaian suatu upaya atau yang dihasilkan dalam tahun 2018-2020.
Sedangkan sasaran merupakan implementasi dari tujuan yaitu hasil yang akan
dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dan terperinci dapat
diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan
dan
sasaran
yang
akan
dicapai
oleh
HKTI pada tahun 2018-2020
digambarkan sebagai berikut :
MISI
TUJUAN
SASARAN
Mencari solusi
Meningkatnya
Tumbuhnya
ditengah
pemahaman
pemahaman
keterbatasan.
masyarakat tani dalam
masyarakat tani dalam
mengatasi
memanfaatkan
permasalahan yang
sumberdaya pertanian
dihadapi
yang tersedia
Menciptakan
Meningkatnya
Pemberdayaan petani
kondisi hidup
penghasilan
layak bagi
dan keluarganya
petani
agar semakin mampu
mewujudkan
petani dan
kehidupan yang lebih
keluarganya
baik.
Membangun
Terjalinnya kerjasama
Mewujudkan
segenap pengemban
komitmen yang kuat
14
karakter
misi pertanian yang
seluruh pengemban
profesional dan
didasari kesamaan
misi pertanian di
persaudaraan
aktivitas, profesi,
dalam dan di luar
antar sesama
fungsi dan kesamaan
negeri
aktivis
tanggungjawab.
pertanian.
Meningkatnya kualitas
Meningkatkan kualitas
sumberdaya HKTI
sumberdaya manusia,
sesuai tuntutan tugas
sarana dan prasana
dan fungsi didasari
HKTI
profesionalisme dan
disiplin yang kuat
14.
Mendorong
Terbangunnya
Meningkatnya
pengembangan
kesadaran petani
motivasi petani muda
inovasi dan
muda dalam
dalam
teknologi
mengembangkan
mengembangkan
inovasi dan teknologi
inovasi dan teknologi
Arah Kebijakan dan Strategi.
Arah kebijakan strategis sebagai rumusan perencanaan komperhensif merupakan
rambu-rambu diperlukan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
penerapan strategi guna tercapainya tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.
Arah kebijakan strategis HKTI mencakup arah kebijakan umum dan arah kebijakan
khusus. Arah Kebijakan Umum adalah arah kebijakan HKTI jangka panjang yaitu :
a.
Mendukung pemerintah untuk terus melanjutkan upaya reforma agrarian
dengan prioritas pada pertumbuhan industry pengolahan hasil pertanian
(Agroindustri) di pedesaan.
b.
Mendukung pemerintah untuk menegakkan kedaulatan pangan dengan
meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
Arah Kebijakan Khusus adalah arah kebijakan HKTI jangka pendek yaitu arah
kebijakan strategis dalam mendukung Renstra HKTI 2018-2020 sesuai misi yang
telah ditetapkan serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
15
Strategi yang diterapkan pada dasarnya bersifat grend design (agenda) yaitu suatu
pola atau cara, guna merespon tantangan yang dihadapi sesuai arah kebijakan
jangka pendek yang telah digariskan. Strategis yang diterapkan merupakan acuan
dalam menentukan kebijakan operasional.
Kebijakan operasional merupakan rambu-rambu yang ditetapkan untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam menentukan langkah-langkah operasional
sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sedangkan
langkah operasional adalah rencana tindakan nyata sebagai petunjuk dalam
menentukan rencana program dan kegiatan.
Kebijakan strategis, strategi dan kebijakan operasional serta langkah-langkah
operasional digambarkan sebagai berikut :
KEBIJAKAN
STRATEGI
STRATEGIS
KEBIJAKAN
LANGKAH
OPERASIONAL
OPERASIONAL
Tujuan : Meningkatnya pemahaman masyarakat tani dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
Sasaran : Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia
Menumbuhkan
Peningkatan
Meningkatkan
Menguatkan
pemahaman masyarakat
kerjasama
kemampuan petani
perlindungan
tani tentang kondisi
kelembagaan dalam
dan mendorong
terhadap tanaman
pertanian Indonesia saat
mengatasi
peran serta lembaga
pangan
ini
permasalahan
pemerintah maupun
Merangsang
petani dan pertanian
swasta dalam
pertumbuhan
Indonesia.
mengatasi masalah
tenaga kerja
petani dan pertanian
Mendorong
Indonesia
intensifikasi,
ekstensifikasi,
diversifikasi dan
rehabilitasi
pertanian
Tujuan : Meningkatnya penghasilan petani dan keluarganya
Sasaran : Pemberdayaan petani agar semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Memenuhi
Pewujudan
Mengembangkan
Meningkatkan
kebutuhan dasar
kemandirian petani.
produksi pangan
produksi bernilai
kelompok petani
berbasis
tambah dan
miskin melalui
sumberdaya local.
berdaya saing.
pemberian
Meningkatkan
bantuan
penyediaan bahan
langsung sesuai
baku bioindustri
kemampuan
dan bioenergi
HKTI.
Meningkatkan
akses pasar.
Tujuan : Terjalinnya kerjasama yang didasari kesamaan aktivitas, profesi, fungsi dan kesamaan tanggungjawab.
Sasaran : Mewujudkan komitmen yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri
16
Menguatkan
Penguatan
Memperkuat kerja
Mengarahkan
jejaring
sinergitas seluruh
sama seluruh
penguatan jejaring
kemitraan
pengemban misi
pengemban misi
kemitraan
strategis seluruh
pertanian sebagai
pertanian dalam
strategis dengan
pengemban misi
penentu dalam
mencapai tujuan
lembaga pertanian,
pertanian di
mengembangkan
bersama.
perkebunan,
dalam dan di luar
aspirasi dan
peternakan,
negeri.
menciptakan rasa
perikanan,
memiliki.
kehutanan dan
lembaga legislative
dalam negeri
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga pertanian
internasional
Mengarahkan
penguatan jejaring
kemitraan
strategis dengan
lembaga
pendidikan,
organisasi
kepemudaan dan
kelompok pemuda
lainnya melalui
komunikasi
konstruktif dan
kerjasama
operasional di
dalam dan di luar
negeri
Tujuan : Meningkatnya kualitas sumberdaya HKTI sesuai tuntutan tugas dan fungsi didasari profesionalisme dan disiplin yang kuat.
Sasaran : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI.
Mendorong
Pendayagunaan
Mengarahkan
Peningkatan
semangat
seluruh perangkat
seluruh sumber
kapasitas SDM
kerjasama yang
HKTI yang tersedia
daya HKTI agar
Peningkatan
didasari
mampu menunjang
kapasitas
kesamaan
berbagai program
kelembagaan
aktvitas, fungsi
kegiatan yang telah
Peningkatan
dan profesi
dirancang dalam
kapasitas
serta
Renstra dan
pelayanan
berlanjutnya
program kerja
Peningkatan
proses
tahunan secara
sarana dan
kaderisasi guna
efektif dan efisien.
prasarana
memelihara dan
Peningkatan
meningkatkan
Perencanaan,
kinerja HKTI.
Pengendalian dan
Evaluasi Kegiatan
Tujuan : Terbangunnya kesadaran petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Sasaran : Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
Pengembangan
Memprioritaskan
Penguatan
Pengembangan dan
teknologi
pengembangan
kebijakan
diseminasi produk
budidaya, pasca
17
inovasi dan
pengembangan
teknologi budidaya,
panen (teknologi
teknologi kepada
teknologi dan
pasca panen
pangan) dan
petani muda di
mekanisme
(teknologi pangan)
teknologi industry
pedesaan guna
pengelolaan
dan teknologi
pertanian (agro
mendorong
kegiatan Diseminasi
industry pertanian
industry).
tersedianya
Produk Teknologi
(agro industry)
Mendorong
lapangan kerja
(DPTM) ke Petani
Diseminasi
dan
muda
Produk Teknologi
meningkatkan
(DPTM) budidaya,
pendapatan
pasca panen
petani
(teknologi pangan)
dan teknologi
industry pertanian
(agro industry).
Penguatan
implementasi ide
Pengembangan
dalam bentuk karya
proses inovasi
kapasitas proses
dalam mendukung
dan system inovasi.
ide petani muda
menjadi karya
nyata.
Pengembangan
sistem inovasi
dalam mendukung
ide petani muda
menjadi karya
nyata.
BAB V
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN,
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
15.
Umum.
Program
adalah
penjabaran langkah-langkah operasional
sebagai instrumen kebijakan operasional yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh 1 (satu) bidang/lembaga/badan-badan HKTI dalam 1
(satu) organisasi, untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan serta memperoleh
alokasi anggaran.
Sedangkan kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau lebih unit/komite kerja HKTI sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program.
16.
Program dan Kegiatan.
Program pada pelaksanannya diarahkan dan memberikan kontribusi terhadap
upaya pencapaian tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, disertai jenis capaiannya pada saat program dilaksanakan pada tiap
tahun anggaran.
Program terdiri dari beberapa kegiatan (sekumpulan tindakan)
sebagai wujud pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber
18
daya
manusia), barang, modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya, sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk pendampingan, penyuluhan,
pelatihan, informasi, komunikasi visual maupun elektronis atau bantuan dalam bentuk
barang.
Mengalir dari visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan strategis, strategi,
kebijakan operasional dan langkah
operasional, maka program yang
akan
dilaksanakan sbb :
a.
Perlindungan, budidaya dan pengolahan hutan non kayu serta Pelestarian
Lingkungan hidup.
b.
Penguatan kerjasama lembaga dalam negeri dan lembaga luar negeri.
c.
Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura.
d.
Pengelolaan Perkebunan dan rempah-rempah.
e.
Pengelolaan Peternakan dan perikanan.
f.
Program Pengembangan Teknologi, Agro Input, Sarana dan Prasarana
pertanian.
g. Pengembangan System Inovasi dan Proses Inovasi.
h. Program Penelitian dan Pengembangan.
i.
Agraria, Tata Ruang dan Perumahan.
j. Pengembangan System Informasi, Komunikasi dan Media.
k. Peningkatan peran serta dan aktivitas Pemuda Tani.
l. Peningkatan peran serta dan aktivitas Perempuan Tani.
m. Pengembangan Perdagangan dan Industri.
n. Pendayagunaan Brigade Anti Hama.
o. Penyelenggaraan Ivent Organizer.
p. Program Pelatihan dan Sertifikasi.
q. Penegakkan Hukum dan Perundang-undangan.
r.
Permodalan dan Asuransi.
s. Pengembangan Bio Energi dan Energi terbarukan.
t. Pembinaan Koperasi dan UKM.
u. Pembinaan Organisasi , Keanggotaan dan Kaderisasi.
v. Pembinaan Kesekretariatan.
w. Pengelolaan Perbendaharaan.
x. Pengawasan Organisasi.
y. Perberdayaan Koperasi HKTI.
19
Dalam program tersebut ditentukan pula sasaran program yang hendak
dicapai. Mengingat kompleksnya sasaran program maka perlu dijabarkan kedalam
kegiatan-kegiatan turunannya, sasaran kegiatan, indicator keberhasilan dan target
yang hendak dicapai setiap tahun.
Titik
berat
kegiatan
adalah
pada
kegiatan
pelatihan,
penyuluhan,
pendampingan dan sosialisasi kepada kelompok/lembaga petani di desa yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh satuan-satuan tugas yang dibentuk oleh HKTI yaitu
Satuan Tugas Indonesia Barat, Satuan Tugas Indonesia Tengah dan Satuan Tugas
Indonesia Timur.
Kelompok/lembaga petani yang telah mengakar serta disegani di kalangan
petani seperti KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional), Lembaga Masyarakat
yang Mandiri dan Mengakar (LM3), Asosiasi
Petani
Cengkeh,
Asosiasi Petani
Padi, Kedelai, APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), BK-APTRI (Badan
Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) yang selama ini telah tumbuh dan ditumbuhkan untuk
memperjuangkan petani dan masyarakat pedesaan, adalah mitra HKTI dalam
membangun petani dan pertanian Indonesia.
(Rincian program dan kegiatan sesuai lampiran ……)
17.
Kerangka Kelembagaan.
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa dengan didasari semangat untuk mendorong terwujudnya struktur
HKTI yang ramping dan mampu mengemban amanah. Pembenahan aspek
kelembagaan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Hal tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian ke
depan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, baik domestik maupun
internasional yang dinamis. Tujuan penataan aspek kelembagaan diantaranya ;
20
a.
Mewujudkan organisasi yang proporsional, profesional, ramping dan mampu
mengemban amanah;
b.
Mewujudkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai prinsip-prinsip organisasi yang sehat;
c.
Mewujudkan perencanaan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif;
d.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berintegritas, netral, kompeten,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera;
e.
18.
Mewujudkan pengayoman petani sesuai kebutuhan dan harapan mereka.
Kerangka Pendanaan.
Dalam menjalankan program dan kegiatan dibutuhkan pendanaan yang
memadai. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari :
a.
Uang Pangkal dan Iuran Anggota.
b.
Sumbangan pihak lain.
c.
Usaha yang sah.
Dukungan dana dari berbagai sumber tersebut, diperlukan guna memperluas
cakupan kegiatan-kegiatan dalam program yang sudah dirumuskan. Oleh sebab
itu HKTI baik di pusat maupun di daerah harus mampu menggali dan memanfaakan
sumber dana yang diperoleh untuk mendukung pelaksanaan program seoptimal
mungkin. Disamping itu, sumber pendanaan lainnya yang cukup potensial adalah
yang berasal dari swasta dalam bentuk kerjasama kemitraan atau sistem avalis.
Perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan untuk mencapai target sesuai rencana
program dan kegiatan Tahun 2018–2020 mencapai Rp 14.067.000.000,-
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
19. Kesimpulan
Program kerja
pada dasarnya merupakan turunan dari rencana strategi
program. Agar peningkatan kinerja dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan
dan tantangan pembangunan pertanian Indonesia yang akan dihadapi pada jangka
waktu 3 (tiga) tahun ke depan. Permasalahan dan tantangan tersebut pada
dasarnya adalah bagaimana HKTI mampu mengawal berlangsungnya reforma
agrarian
dengan
mempertahankan
tetap
memperhatikan
kontribusi
multifungsi
peran
pertanian
strategis
pertanian
yaitu
terhadap
berbagai
aspek
kehidupan.
Sebagai implementasinya, Program Kerja HKTI merumuskan 5 (lima) sasaran
dari rencana strategis yaitu; 1) Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam
memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia; 2) Pemberdayaan petani agar
semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik; 3) Mewujudkan komitmen
yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri; 4)
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI ; dan 5)
Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.
20. Saran
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan
melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata
kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat
kelurahan/desa yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).
Oleh karena itu, program kerja ini juga menjadi pedoman umum atau acuan bagi
HKTI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan seluruh jajaran HKTI dalam mewujudkan
pembangunan pertanian di tingkat nasional dan wilayah yang disesuaikan dengan
potensi sumber daya manusia, serta karakteristik permasalahan dan kearifan lokal
yang dihadapi di lapangan.
22
BAB VII
PENUTUP
1. Demikian program kerja HKTI tahun 2018 ini disusun sebagai bahan kerja dan
acuan atau masukan kebijakan selanjutnya bagi setiap pengurus di daerah di
seluruh Indonesia.
2. Apabila terdapat hal – hal atau materi yang belum seluruhnya tercantum dalam
program kerja HKTI 2018 ini, maka akan disampaikan kemudian.