THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL WITH KEY RELATION CHART MEDIA TOWARD CRITICAL THINKING AND STUDENT’S GROUP COOPERATION IN CLASS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2012 2013 | Suciati Sudarisman | Pendidikan Biologi 7356 15462 1 SM
Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 7 Nomor 1
Halaman 1-13
Februari 2015
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI MEDIA KEY
RELATION CHART TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
KERJASAMA SISWA DALAM KELOMPOK PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL WITH KEY
RELATION CHART MEDIA TOWARD CRITICAL THINKING AND STUDENT’S
GROUP COOPERATION IN CLASS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA ACADEMIC
YEAR 2012/2013
Ari Tyas Susantia, Baskoro Adi Prayitno b, Suciati Sudarisman c
a)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: sueza_475@yahoo.co.id
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id
c)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:suciati.sudarisman@yahoo.com
b)
ABSTRACT- The purposes of this research are to know the influence of problem based learning
model with key relation chart media toward the student’s critical thinking and group cooperation in VIII
class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013. This research was quasi experimental
research with post-test non equivalent control croup design and cluster sampling technique. The population
of this research was all students in VIII class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013, the
sample was two classes, they are experiment class used problem based learning model with key relation
chart media and control class with convensional model, that is variative speech learning model with simple
chart. Data collection technique was with essay test, cooperation observation sheet, questionnaire of
cooperation, and student’s early value documentation. Based on hypothesis test result with t test, it has
obtained t count value, that are 2,169 and sig. are 0,037 for student’s group cooperation value. Sig’s value
from two t test for critical thinking variable and student’s group cooperation were bigger than 0,05, so Ho
was denied. It has showed that critical thinking and student’s group cooperation in experiment and control
class was really different. The result of data analysis above proof that there was an influence of problem
based learning model with key relation chart media toward critical thinking and student’s group
cooperation in VIII class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013.
Keywords: problem based learning model, key relation chart media,critical thinking, group cooperation.
A.
PENDAHULUAN
Era globalisasi merupakan periode
berkembangnya zaman. Perubahan ini akan
berpengaruh terhadap cara dan penyampaian
persaingan bebas antarbangsa yang menuntut
pembelajaran.
Tuntutan
tersebut
relevan
pola berpikir kritis dan adaptif terhadap
dengan tujuan pembelajaran biologi yang
perubahan yang terjadi. Pendidikan sebagai
menggambarkan proses dan hasil belajar
salah satu usaha untuk menjawab tuntutan ini
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar
juga mengalami perubahan seiring dengan
(Permendiknas No 41 Tahun 2007), yaitu
1
pembelajaran
yang
inkuiri ilmiah
dilaksanakan
(scientific
inquiry)
secara
kesabaran, kejujuran, ketelitian, kecermatan,
untuk
dan rasa tanggung jawab.
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan
bersikap
ilmiah,
mengkomunikasikannya
serta
sebagai
aspek
Proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil manakala ada interaksi positif antara
siswa dengan guru
sebagai fasilitator.
penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA
Sriyono
di SMP/MTs hendaknya menekankan pada
mengemukakan
pemberian
pengalaman
secara
menciptakan suasana kerjasama antarmurid,
langsung
melalui
dan
sehingga pembelajaran lebih efektif dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap
efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran
ilmiah (Badan Standar Nasional Pendidikan,
yang diharapkan. Tujuan dari bekerjasama
2006). Hal tersebut sesuai pula dengan
ialah mengembangkan tingkat pemikiran yang
Standar Isi Pendidikan Nasional Indonesia
tinggi,
yang tercantum pada Peraturan Menteri
meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006,
bersosial, dan toleransi terhadap perbedaan
yaitu pendidikan IPA menekankan pada
individu.
pemberian
belajar
penggunaan
bahwa
guru
keterampilan
2008)
hendaknya
komunikasi,
Menurut Hamalik (2003), sekolah
mengembangkan kompetensi agar peserta
saat ini hanya sebatas menjadi sekolah dengar
didik menjelajahi dan memahami alam sekitar
yang tidak menggunakan asas aktivitas dalam
secara ilmiah. Pembelajaran biologi termasuk
proses pembelajaran. Siswa menerima materi
pembelajaran sains yang idealnya berorientasi
apa saja yang diberikan oleh guru tanpa diberi
pada
kesempatan
produk,
langsung
Roestiyah,
untuk
aspek
pengalaman
(dalam
proses,
dan
sikap
untuk
membangun
sendiri
(Rustaman, 2005). Pembelajaran biologi tidak
pengetahuan
hanya belajar fakta, konsep, prinsip, hukum,
diminatinya. Arnyana (2007) mengemukakan
tetapi
adanya
juga
belajar
tentang
bagaimana
yang
keluhan
dibutuhkan
tentang
dan
rendahnya
memperoleh informasi, menerapkan teknologi
kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh
dalam sains, bekerja secara ilmiah, dan
lulusan pendidikan dasar sampai perguruan
kemampuan
berpikir.
kegiatan
tinggi. Rendahnya berpikir kritis ini terlihat
keterampilan
proses,
dapat
dalam perilaku siswa, yaitu rasa ingin tahu
seperti:
dalam mencari informasi masih rendah,
mengembangkan
sikap
Melalui
diharapkan
ilmiah,
2
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
sehingga pemahamannya terhadap informasi
diharapkan dengan fakta saat ini. Jika
masih kurang.
kesenjangan tersebut tidak segera diatasi,
Proses penyampaian informasi pada
maka siswa tidak dapat memenuhi tuntutan
kegiatan pembelajaran seringkali berlangsung
pembelajaran sains abad ke-21 seperti yang
satu
diungkapkan
arah,
yaitu
dari
guru
ke
siswa.
National
(2006),
Science
yaitu
Teachers
pembelajaran
Pembelajaran bersifat teacher-centered yang
Association
menyebabkan
berinteraksi
ditujukan untuk menyiapkan siswa dengan
dengan rekan belajarnya dalam diskusi. Cara
berbagai keterampilan dan kecakapan, seperti
belajar klasikal tersebut berdampak pada
berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan
rendahnya kemampuan kerjasama siswa yang
masalah,
ditunjukkan
kerjasama, ICT Literacy, dan kepemimpinan.
siswa
dengan
kurang
sedikitnya
interaksi
dalam kelompok belajar (Mustaji, 2011).
komunikasi,
Pembelajaran
kolaborasi
diharapkan
dapat
dan
memberi
Sebagian besar siswa menganggap
ruang kepada siswa untuk menemukan dan
pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan,
membangun konsep sendiri. Hal ini sejalan
sehingga siswa cenderung mencatat secara
dengan
naratif dan mendengarkan penjelasan dari
pemahaman diperoleh karena interaksi antara
guru. Aktivitas siswa tersebut kurang dapat
permasalahan dengan lingkungan belajar,
mengembangkan kemampuan berpikir siswa
siswa menemukan sendiri pemecahan masalah
terutama dalam memecahkan masalah yang
yang
ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa
terstimulasi untuk belajar (Rusman, 2011).
menjawab soal berbentuk
uraian, sehingga
pembelajaran
dihadapi,
Model
konstruktivisme,
sehingga
problem
akan
based
lebih
learning
hasil belajar rendah. Jika kemampuan tersebut
bertujuan menguatkan konsep dalam situasi
tidak
nyata, mengembangkan keterampilan berpikir
dikembangkan,
maka
akan
menyebabkan rendahnya daya saing di era
tingkat
globalisasi ini. Hasil belajar siswa yang tidak
membuat keputusan, meningkatkan keaktifan
maksimal
kegiatan
belajar, menggali informasi, meningkatkan
pembelajaran kurang dapat mengoptimalkan
percaya diri, tanggung jawab, kerjasama, dan
potensi berpikir siswa.
komunikasi (Arends, 2008). Menurut Hmelo-
menunjukkan
bahwa
Fakta tersebut menunjukkan adanya
kesenjangan
antara
kondisi
ideal
yang
Silver
tinggi,
(2004),
menunjang
memecahkan
problem
pembangunan
based
masalah,
learning
keterampilan
3
mengatur
diri
sendiri
directed),
menyelesaikan masalah. Penggunaan key
kolaboratif, keterampilan berpikir tingkat
relation chart dilengkapi dengan gambar agar
tinggi, termasuk berpikir kritis dan cakap
lebih menarik dan memancing keingintahuan
menggali informasi.
siswa (Nurhayati, 2009). Hal ini sesuai
Model
(self
learning
dengan pendapat Buckingham (2008) yang
mempunyai sintaks, yaitu: 1) orientasi siswa
menyatakan media pembelajaran digunakan
pada masalah; 2) mengorganisasi siswa untuk
untuk mengembangkan pemahaman kritis dan
belajar;
pengalaman
partisipasi aktif siswa. Media diperlukan
individual/kelompok; 4) menganalisis dan
dalam pembelajaran agar kemampuan berpikir
evaluasi proses pemecahan masalah; 5)
kritis serta partisipasi dan kerjasama siswa
mempersiapkan
karya
semakin meningkat. Kegiatan pemecahan
(Rusman, 2011). Keunggulan problem based
masalah lebih efektif jika dilakukan dalam
learning adalah: 1) menghadapkan siswa pada
kelompok kecil karena akan mendukung
permasalahan praktis dan konseptual; 2)
adanya pengumpulan informasi lebih banyak
pembelajaran berpusat pada siswa (student-
dalam waktu singkat. Roestiyah
centered); 3) fase-fasenya mengakomodasi
menyatakan kerja kelompok akan memberi
siswa untuk berpikir kritis dan aktif.
pengalaman siswa untuk membuat rencana
3)
problem
based
mendampingi
penyajian
hasil
Model problem based learning dapat
efektif pemakaiannya jika
kerja,
membagi
pekerjaan,
(2008)
memecahkan
didukung oleh
masalah, dan menyelesaikan tugas dengan
media yang membantu memecahkan masalah
kerjasama. Penggunaan model problem based
dan menciptakan pembelajaran inovatif serta
learning disertai media key relation chart
menyenangkan. Salah satu cara inovatif untuk
diharapkan dapat mengasah keterampilan
menghadirkan pembelajaran menyenangkan
berpikir kritis dan kerjasama siswa dalam
adalah penggunaan media key relation chart,
kelompok.
yaitu bagan kunci hubungan mengenai konsep
atau
prinsip
yang
akan
mempermudah
B.
pengorganisasian informasi (Prasetyo, 2011).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
Media key relation chart dapat memudahkan,
eksperimen
mengingat,
dan
research) dengan rancangan penelitian post-
hubungan
yang
memunculkan
kembali
diperlukan
dalam
test
only
semu
(quasi
non-equivalent
experimental
control
group
4
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
design.Populasi penelitian adalah seluruh
Analisis data menggunakan analisis
peserta didik Kelas VIII Semester Genap di
statistik deskriptif dan inferensial. Statistik
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
2012/2013 dengan sampel penelitian adalah
atau
siswa Kelas VIII. Teknik pengambilan sampel
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama
penelitian secara cluster sampling karena
siswa. Statistik inferensial digunakan untuk
satuan sampel tidak terdiri dari individu
menguji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan
melainkan cluster (kelas) dan pemilihannya
uji t dua sampel independen pada tingkat
secara
dua
signifikasi 0,05, dibantu SPSS 18. Sebelum
kelompok, yaitu kelas kontrol dan eksperimen
dilakukan uji t, perlu dilakukan uji prasyarat,
yang
Uji
yaitu uji normalitas dengan uji Kolmogorov-
kesetaraan dilakukan pada beberapa kelompok
Smirnov dan uji homogenitas dengan uji
sekaligus
Levene’s.
acak.
sudah
Sampel
diuji
terdiri
dari
kesetaraannya.
menggunakan
analisis
Anava
menggambarkan
data,
yaitu
profil
dibantu program SPSS 18.
Metode pengumpulan data dalam
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah metode tes untuk
mengukur
kemampuan
kritis,
ada pengaruh model problem based learning
dokumentasi untuk mengumpulkan data nilai
disertai media key relation chart terhadap
awal
sebagai
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama
kerjasama
siswa dalam kelompok pada kelas VIII SMP
siswa,
pendukung
angket
berpikir
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kerjasama
pengumpulan
data
siswa, dan observasi keterlaksanaan sintaks
Negeri
serta aspek kerjasama siswa.
2012/2013.
Pengujian
kelayakan
instrumen
14
Surakarta
Tahun
Pelajaran
1. Kemampuan Berpikir Kritis
penelitian dilakukan dengan uji validitas dan
Pengaruh model problem based
reliabilitas. Uji validitas terdiri dari validitas
learning disertai media key relation chart
isi dan konstruk melalui expert judgement dan
terhadap
rumus koefisien product momment Karl
mencakup beberapa aspek menurut Facione
Pearson.Uji reliabilitas dengan uji Alpha
(2013), yaitu interpretasi (interpretation),
dengan taraf signifikansi 5%.
analisis (analysis), penjelasan (explanation),
kemampuan
berpikir
kritis
5
Berdasarkan
kesimpulan (inference), evaluasi (evaluation),
nilai
berpikir
kritis
siswa, dapat dilakukan uji t untuk menguji
dan pengaturan diri (self-regulation).
Nilai rata-rata aspek berpikir kritis
hipotesis penelitian yang disajikan pada Tabel
pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan
2 berikut.
pada Tabel 1 dan Gambar 1berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh Model Problem Based
Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Tabel 1. Nilai Rata-rata Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis
Aspek Berpikir
Kritis
Interpretasi
Analisis
Penjelasan
Kesimpulan
Evaluasi
Pengaturan diri
Nilai rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
75,31
62,83
78,35
54,57
69,78
72,83
76,68
69,73
78,03
81,63
57,78
55,21
Variabel
t
Df
Sig
Kemampuan
Berpikir Kritis
2,169
81
0,033
Tabel
2
Keputusan
Uji
Sig < 0,050
Ho ditolak
menunjukkan
hasil
keputusan uji (sig) < 0,050, sehingga Ho
ditolak. Artinya, perolehan nilai rata-rata
kemampuan
berpikir
kritis
antara
kelas
kontrol dan kelas eksperimen berbeda nyata.
Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada siswa kelompok kontrol.
Berpikir kritis timbul ketika siswa
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek
Berpikir Kritis Siswa
menganalisis permasalahan dengan mencari
Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan
pendapatnya dan mengaitkan informasi yang
bahwa nilai rata-rata aspek kemampuan
telah diperoleh ketika seseorang belajar
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
dengan struktur pemahaman (kognitif) yang
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rata-
telah dimiliki sebelumnya, sehingga proses
rata
dan
belajar tersebut menjadi lebih bermakna
evaluasi
sesuai dengan teori belajar Ausubel (Rusman,
tertinggi
eksperimen
pada
adalah
kelas
nilai
kontrol
aspek
bukti
untuk
mendukung
Penyelidikan
gagasan
sedangkan nilai rata-rata terendah pada kelas
2011).
kontrol dan eksperimen terdapat pada aspek
menemukan
pengaturan diri.
didukung dengan pertukaran ide-ide secara
solusi
dalam
dan
permasalahan
rangka
juga
bebas antaranggota kelompok. Tahap ini
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
6
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
melalui aspek analisis (analysis). Aspek
dipecahkan
analisis siswa diperoleh dengan identifikasi
eksperimentasi sistematis.
permasalahan
hingga
dapat
memperoleh
melalui
Tahap
penggunaan
selanjutnya
adalah
konsep dan deskripsi serta pengajuan opini
mengorganisasi siswa untuk belajar dalam
melalui pengalaman belajar (Facione, 2013).
kelompok
heterogen
untuk
melakukan
Pembelajaran dengan model problem
penyelidikan, merancang ekperimen, dan
based learning disertai media key kelation
melaporkan tugas siswa. Pengorganisasian ini
chart diawali dengan orientasi siswa pada
dapat
masalah. Siswa mengenali masalah dari
kerjasama
pemberian gambar disertai wacana mengenai
mereka dalam menyelesaikan permasalahan.
sebuah realita fotosintesis, diikuti dengan
Vygotsky mengungkapkan pentingnya proses
beberapa pertanyaan untuk dijawab. Siswa
interaksi dengan guru maupun rekan belajar
dapat mengidentifikasi masalah dan mencari
dalam kegiatan belajar untuk membantu siswa
solusi dari permasalahan tersebut. Tahap ini
memecahkan masalah
dapat
diselesaikan sendiri (Rusman, 2011).
melatih
kemampuan
siswa
berpikir
mengembangkan
kritis,
yaitu
mengembangkan
antarsiswa
dan
keterampilan
memfasilitasi
yang tidak dapat
aspek
Tahap ketiga adalah pembimbingan
interpretasi (interpretation). Siswa mampu
yang dilakukan guru pada penyelidikan
mengelompokkan
kelompok
permasalahan,
sehingga
maupun
individual.
Kegiatan
mempunyai arti dan bermakna jelas. Hal ini
penyelidikan dalam tahap ini meliputi proses
sejalan dengan teori belajar konstruktivis
pengumpulan data, perumusan hipotesis, dan
Piaget yang menyatakan bahwa proses aktif
pengujian serta memberikan solusi.
dalam
belajar
akan
membuat
siswa
Siswa
merencanakan
dan
membangun sistem makna dan pemahaman
menyiapkan hasil karya setelah mereka
mengenai fakta melalui pengalaman belajar
melakukan penyelidikan terhadap masalah.
(Trianto, 2010). Siswa berusia di atas 11
Hasil karya disajikan oleh setiap kelompok,
tahun, artinya, siswa berada pada tahap
sehingga siswa dapat berbagi tugas dengan
operasional formal (Mynard, 2006). Siswa
anggota
mempunyai kemampuan berpikir sistematis
mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
dan abstrak, mampu mengkonstruksi rencana
meliputi
aksi ketika dihadapkan dengan masalah untuk
pengaturan
kelompok
penjelasan
diri
lain.
Tahap
(explanation)
(self-regulation).
ini
dan
Siswa
7
mampu
menjelaskan
pernyataan
maupun
suatu kesimpulan dalam pemecahan masalah,
pendapat yang telah diungkapkan untuk
dan menilai pernyataan atau pendapat yang
menjadi sebuah pendapat yang kuat dan dapat
diterima baik dari diri sendiri maupun orang
mengatur keberadaan dirinya dalam kelompok
lain (Prasetyo, 2011). Hal ini sesuai dengan
untuk
Pernyataan
pernyataan Facione (2013), yaitu siswa dapat
tersebut didukung oleh Arnyana (2007) yang
mengembangkan aspek berpikir kritis melalui
menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan
mengenali dan memperoleh unsur yang
masalah dapat memotivasi
diperlukan untuk menarik kesimpulan yang
memecahkan
melakukan
masalah.
investigasi
siswa untuk
dan
pemecahan
masuk
akal,
memecahkan
dugaan
dan
masalah pada situasi kehidupan nyata serta
hipotesis, mempertimbangkan informasi yang
merangsang
relevan dan mengurangi konsekuensi yang
siswa
untuk
menghasilkan
sebuah produk atau karya.
ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip,
Tahap terakhir adalah menganalisis
bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep,
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
deskripsi, pernyataan, atau bentuk-bentuk
dilanjutkan dengan pembuatan key relation
representasi lainnya.
chart.
Kegiatan
siswa
Secara teori, pembelajaran berbasis
proses
masalah disertai media dapat mendorong
berpikir mereka dari penyelidikan sampai
siswa menilai pernyataan yang terpercaya dari
dengan penemuan solusi dan mewujudkannya
suatu laporan percobaan. Siswa juga dapat
dalam hasil karya. Kemampuan berpikir siswa
menilai pendapat yang dibuat, baik secara
akan berkembang ketika siswa berusaha
induktif ataupun deduktif setelah melakukan
menyusun komponen, mencari relasi kunci,
percobaan yang dirancang secara mandiri
dan
(Facione, 2013), sehingga idealnya model
menganalisis
ini
dan
memberi
membantu
mengevaluasi
keterangan
komponen-
komponen pada key relation chart. Proses
pembelajaran
berbasis
mengevaluasi segala sesuatu yang diperbuat
mempengaruhi
kemampuan
merupakan proses berpikir kritis. Tahap ini
mengevaluasi solusi pemecahan masalah.
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Realita
meliputi
dan
pembelajaran di kelas eksperimen, siswa
evaluation. Siswa mampu menguji ide-ide dan
cenderung lebih fokus untuk melakukan dan
mengenali alasan serta pernyataan, membuat
mengamati hasil percobaan, sehingga kurang
aspek
analysis,
inference,
yang
terjadi
masalah
siswa
selama
dapat
dalam
proses
8
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
maksimal mengerjakan dan mengkritisi soal
Nilai rata-rata aspek kerjasama siswa
evaluasi pada LKS sedangkan pada kelas
dalam kelompok pada kelas eksperimen dan
kontrol siswa mempunyai alokasi waktu yang
kontrol disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 2
lebih banyak untuk melakukan evaluasi
berikut.
pemecahan masalah dalam kelompok belajar.
Analisis
tersebut
menunjukkan
bahwa model problem based learning disertai
media
key
relation
chart
berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan
terdapat
oleh Pratiwi (2012), bahwa
perbedaan
signifikan
antara
kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar
Tabel 3. Nilai Rata-rata Aspek Kerjasama Siswa dalam
Kelompok
Aspek Kerjasama
Siswa
1.Karakteristik
pribadi
2.Keterampilan
komunikasi
3.Adaptasi
terhadap
lingkungan
4.Bekerja dalam
kelompok
5.Bekerja mandiri
Nilai rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
71,76
69,20
77,14
72,85
75,98
74,77
71,25
68,40
72,44
70,00
dengan model pembelajaran konvensional
dibandingkan dengan model problem based
learning disertai media key relation chart.
Kemampuan berpikir kritis siswa dengan
model problem based learning disertai media
key relation chart lebih tinggi daripada kelas
kontrol
dengan
model
pembelajaran
konvensional.
Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek
Kerjasama Siswa dalam Kelompok
2. Kerjasama Siswa dalam Kelompok
Pengaruh
model
based
bahwa nilai rata-rata untuk masing-masing
learning disertai media key relation chart
aspek kerjasama siswa dalam kelompok pada
terhadap kerjasama siswa dalam kelompok
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
mencakup beberapa aspek, yaitu karakteristik
kontrol. Nilai rata-rata tertinggi dari kelas
pribadi, keterampilan komunikasi, adaptasi
kontrol dan eksperimen adalah nilai aspek
terhadap
adaptasi dengan lingkungan sosial, sedangkan
lingkungan,
problem
Tabel 3 dan Gambar 2 menunjukkan
bekerja
dalam
kelompok, dan bekerja mandiri.
9
nilai rata-rata terendah dari kelas kontrol dan
disertai wacana mengenai sebuah realita
eksperimen terdapat pada aspek bekerja
fenomena alam di kehidupan nyata, diikuti
secara berkelompok.
dengan beberapa pertanyaan untuk dijawab
Berdasarkan nilai rata-rata aspek
oleh siswa. Siswa dapat mengidentifikasi
kerjasama siswa dalam kelompok, dapat
masalah
berdasarkan
dilakukan uji t untuk menguji hipotesis
kemudian
penelitian yang disajikan pada Tabel 4
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berikut.
dari
mencari
Mustaji
mendapatkan
Tabel 4. Hasil Uji Pengaruh Model Problem Based
Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kerjasama Siswa
Variabel
Kerjasama
siswa dalam
kelompok
secara
(2011)
permasalahan
bahwa
mereka
mencari
bersama
untuk
diharapkan
informasi
yang
dibutuhkan dari berbagai sumber, misalnya
t
df
Sig
Keputusan Uji
bahan bacaan, narasumber, dan internet.
2,120
81
0,037
Sig < 0,050
Ho ditolak
Siswa menginvestigasi permasalahan yang
penting
Tabel
solusi
solusi,
aktif
pemikiran
4
menunjukkan
hasil
keputusan uji (sig) < 0,050, sehingga Ho
melalui
sehingga
komunikasi
perolehan
kelompok,
informasi
dan
pengetahuan bermakna bagi dirinya.
Komunikasi
ditolak. Artinya, perolehan nilai rata-rata
kelompok
sebagai
kerjasama siswa dalam kelompok antara
interaksi tatap muka dari anggota-anggota
kelompok
kelompok
kelompok untuk memperoleh maksud atau
eksperimen berbeda nyata. Nilai rata-rata
tujuan yang dikehendaki seperti berbagi
kerjasama siswa dalam kelompok pada kelas
informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan
eksperimen
masalah yang dapat melatih siswa agar
kontrol
lebih
dengan
tinggi
daripada
kelas
memiliki kemampuan kerjasama, khususnya
kontrol.
Pembelajaran dengan model problem
pada
aspek
menumbuhkan
karakteristik
based learning disertai media key relation
pribadi serta anggota lainnya dengan akurat
chart diawali dengan tahapan orientasi siswa
(Sendjaja dalam Apriono, 2011). Karakteristik
pada masalah. Permasalahan merupakan titik
pribadi
awal dari kegiatan pembelajaran (Rusman,
kepedulian
2011) yang akan ditemukan siswa dalam
informasi yang dimiliki dengan anggota
siswa
juga
siswa
dapat
terlihat
dari
untuk
membagikan
diskusi kelompok setelah pengamatan gambar
10
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
kelompok
lainnya,
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembentukan
beradaptasi dengan lingkungan kelompoknya.
Pembimbingan yang dilakukan oleh guru
kelompok
secara
dapat
mendorong
siswa
untuk
heterogen merupakan pengorganisasian siswa
mengembangkan potensi diri dalam kerja
dalam kelompok-kelompok belajar untuk
kelompok
melakukan
merancang
tanggungjawab yang dimiliki siswa sebagai
tugas-tugas
bagian dari kelompok belajar. Nilai rata-rata
ekperimen,
siswa.
penyelidikan,
dan
melaporkan
Pengorganisasian
dengan
tugas
atau
dalam
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
mengembangkan
kontrol sebab pada kelas eksperimen siswa
antarsiswa
dan
mengalami proses pembelajaran berdasarkan
memfasilitasi mereka dalam menyelesaikan
masalah, sehingga terdapat usaha individu
permasalahan.
untuk
kelompok
dapat
keterampilan
kolaborasi
Hal
ini
siswa
sesuai
didukung
oleh
mengembangkan
pengetahuan,
pernyataan Apriono (2011) bahwa belajar
keterampilan, dan kemampuan-kemampuan
secara berkelompok dapat membangkitkan
melalui usaha pribadi setiap siswa (Maasawet,
semangat dalam memecahkan masalah dan
2011).
memacu terjadinya disusi kelompok serta
Tahap
keempat
adalah
mengembangkan belajar mandiri. Diskusi
mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
kelompok
keterampilan
Siswa merencanakan dan menyiapkan hasil
berkomunikasi antar anggota-anggotanya agar
karya setelah mereka melakukan penyelidikan
dapat mencari solusi pemecahan masalah
terhadap masalah secara berkelompok. Tahap
terbaik.
ini
memerlukan
Tahap ketiga adalah pembimbingan
guru pada pengalaman kelompok maupun
individual.
Penyelidikan
yang
mengembangkan
kerjasama
siswa,
khususnya aspek bekerja secara kelompok
untuk mencapai tujuan.
dilakukan
Tahap terakhir pembelajaran adalah
secara mandiri dalam kelompok-kelompok
menganalisis
kecil bertujuan untuk menemukan solusi
pemecahan
pemecahan masalah. Siswa yang biasanya
presentasi menggunakan key relation chart
belajar secara klasikal diajar untuk mampu
yang disusun berkelompok. Pembuatan key
belajar
relation chart memberi kesempatan siswa
secara
diperlukan
suatu
berkelompok,
kemampuan
sehingga
untuk
berbagi
dan
masalah
tugas
mengevaluasi
proses
dilanjutkan
dengan
dalam
menggunting,
11
menghubungkan, menyusun komponen, dan
2. Ada
pengaruh
signifikan
penggunaan
memberi keterangan mengenai kunci relasi
model problem based learning disertai
dari komponen yang disusun. Tahap ini
media
mengembangkan kerjasama siswa, baik pada
kemampuan
aspek
kelompok pada pembelajaran biologi.
karakteristik
pribadi,
komunikasi, adaptasi
keterampilan
key
relation
kerjasama
chart
siswa
terhadap
dalam
dengan lingkungan,
bekerja dalam kelompok, maupun secara
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model problem based learning disertai media
key relation chart berpengaruh terhadap
kerjasama siswa dalam kelompok. Hal ini
sejalan dengan penelitian Setianingsih (2012),
yaitu bimbingan terhadap diskusi kelompok
efektif untuk mengembangkan kerjasama
siswa
dalam
menyelesaikan
tugas.
Pembimbingan terhadap diskusi merupakan
salah satu kegiatan guru yang dilakukan pada
model problem based learning disertai media
key relation chart.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada
pengaruh
signifikan
penggunaan
model problem based learning disertai
media
key
relation
chart
Arends, R.I. (2008). Learning To Teach,
Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arnyana, I.B.P. (2007). Penerapan Model
PBL pada Pelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Kompetensi dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja
Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran
UNDIKSHA, Nomor 2: 231-251.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar
dan
Menengah:
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMP/MTs. Jakarta: BSNP.
Buckingham,
David.
(2008).
Media
Education: Literacy, Learning and
Contemporary
Culture.
United
Kingdom: Polity Press.
terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran biologi.
Apriono, Djoko. (2011). Meningkatkan
Keterampilan Kerjasama Siswa dalam
Belajar Melalui Pembelajaran
Kolaboratif. Jurnal Prospektus. IX (2):
159-171.
Facione, P.A. (2013). Critical Thinking: What
It Is and Why It Counts. California:
Measured Reason and The California
Academic Press.
12
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Maasawet, E.T. (2011).
Meningkatkan
Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi
Melalui Penerapan Strategi Inkuiri
Terbimbing Pada Siswa Kelas VII Smp
Negeri VI Kota Samarinda Tahun
Pelajaran 2010/ 2011. BIOEDUKASI. I
(2): 16-29.
Mustaji. (2011). Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan TP
FIP Universitas Negeri Surabaya.
Diperoleh
24
Juli
2012,
dari
http://blog.tp.ac.id/media-teknologidan-pembelajaran#ixzz21WNk0Jgh.
Mynard, Steve. (2006, Oktober). Piaget and
The Development of Intelligence.
Educational Thinkers Who Have
Influenced Our Approaches To Early
Education. Diperoleh 3 Juni 2013, dari
www.teachingexpertise.com
/articles/piaget-and-the-devellopmentof-intelligence-1402.
National Science Teachers Association.
(2006). Induction Programs for the
Support and Development of Beginning
Teachers of Science. NSTA Board of
Directors.
Nurhayati, Sudarmin, Mahatmanti, dan
Khodijah.
(2009).
Keefektifan
Pembelajaran Berbasis Question Student
Have
dengan
Bantuan
ChemoEdutainment Media Key Relation Chart
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan. 3 (1): 379-384.
Siswa . Tesis Tidak Dipublikasikan.
Program
Pascasarjana
Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pratiwi, Y.P. (2012). Pengaruh Model
Problem Based Learning terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir
Kreatif
Siswa
pada
Pembelajaran Biologi. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006. (2006).
Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kemdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007. (2007). Standar Proses untuk
Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah. Jakarta: Kemdiknas.
Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta : Rineka Cipta.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan
Professionalisme
Guru. Bandung: Rajawali Pers.
Rustaman, Nuryani. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Trianto.
(2010).
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana.
Prasetyo, A.E. (2011). Pengaruh Metode
Pembelajaran Problem Solving disertai
Key Relation Chart dan Modul Ditinjau
dari Motivasi Belajar dan Kreativitas
13
Volume 7 Nomor 1
Halaman 1-13
Februari 2015
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI MEDIA KEY
RELATION CHART TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
KERJASAMA SISWA DALAM KELOMPOK PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL WITH KEY
RELATION CHART MEDIA TOWARD CRITICAL THINKING AND STUDENT’S
GROUP COOPERATION IN CLASS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA ACADEMIC
YEAR 2012/2013
Ari Tyas Susantia, Baskoro Adi Prayitno b, Suciati Sudarisman c
a)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: sueza_475@yahoo.co.id
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id
c)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:suciati.sudarisman@yahoo.com
b)
ABSTRACT- The purposes of this research are to know the influence of problem based learning
model with key relation chart media toward the student’s critical thinking and group cooperation in VIII
class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013. This research was quasi experimental
research with post-test non equivalent control croup design and cluster sampling technique. The population
of this research was all students in VIII class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013, the
sample was two classes, they are experiment class used problem based learning model with key relation
chart media and control class with convensional model, that is variative speech learning model with simple
chart. Data collection technique was with essay test, cooperation observation sheet, questionnaire of
cooperation, and student’s early value documentation. Based on hypothesis test result with t test, it has
obtained t count value, that are 2,169 and sig. are 0,037 for student’s group cooperation value. Sig’s value
from two t test for critical thinking variable and student’s group cooperation were bigger than 0,05, so Ho
was denied. It has showed that critical thinking and student’s group cooperation in experiment and control
class was really different. The result of data analysis above proof that there was an influence of problem
based learning model with key relation chart media toward critical thinking and student’s group
cooperation in VIII class of SMP Negeri 14 Surakarta Academic Year 2012/2013.
Keywords: problem based learning model, key relation chart media,critical thinking, group cooperation.
A.
PENDAHULUAN
Era globalisasi merupakan periode
berkembangnya zaman. Perubahan ini akan
berpengaruh terhadap cara dan penyampaian
persaingan bebas antarbangsa yang menuntut
pembelajaran.
Tuntutan
tersebut
relevan
pola berpikir kritis dan adaptif terhadap
dengan tujuan pembelajaran biologi yang
perubahan yang terjadi. Pendidikan sebagai
menggambarkan proses dan hasil belajar
salah satu usaha untuk menjawab tuntutan ini
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar
juga mengalami perubahan seiring dengan
(Permendiknas No 41 Tahun 2007), yaitu
1
pembelajaran
yang
inkuiri ilmiah
dilaksanakan
(scientific
inquiry)
secara
kesabaran, kejujuran, ketelitian, kecermatan,
untuk
dan rasa tanggung jawab.
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan
bersikap
ilmiah,
mengkomunikasikannya
serta
sebagai
aspek
Proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil manakala ada interaksi positif antara
siswa dengan guru
sebagai fasilitator.
penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA
Sriyono
di SMP/MTs hendaknya menekankan pada
mengemukakan
pemberian
pengalaman
secara
menciptakan suasana kerjasama antarmurid,
langsung
melalui
dan
sehingga pembelajaran lebih efektif dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap
efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran
ilmiah (Badan Standar Nasional Pendidikan,
yang diharapkan. Tujuan dari bekerjasama
2006). Hal tersebut sesuai pula dengan
ialah mengembangkan tingkat pemikiran yang
Standar Isi Pendidikan Nasional Indonesia
tinggi,
yang tercantum pada Peraturan Menteri
meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006,
bersosial, dan toleransi terhadap perbedaan
yaitu pendidikan IPA menekankan pada
individu.
pemberian
belajar
penggunaan
bahwa
guru
keterampilan
2008)
hendaknya
komunikasi,
Menurut Hamalik (2003), sekolah
mengembangkan kompetensi agar peserta
saat ini hanya sebatas menjadi sekolah dengar
didik menjelajahi dan memahami alam sekitar
yang tidak menggunakan asas aktivitas dalam
secara ilmiah. Pembelajaran biologi termasuk
proses pembelajaran. Siswa menerima materi
pembelajaran sains yang idealnya berorientasi
apa saja yang diberikan oleh guru tanpa diberi
pada
kesempatan
produk,
langsung
Roestiyah,
untuk
aspek
pengalaman
(dalam
proses,
dan
sikap
untuk
membangun
sendiri
(Rustaman, 2005). Pembelajaran biologi tidak
pengetahuan
hanya belajar fakta, konsep, prinsip, hukum,
diminatinya. Arnyana (2007) mengemukakan
tetapi
adanya
juga
belajar
tentang
bagaimana
yang
keluhan
dibutuhkan
tentang
dan
rendahnya
memperoleh informasi, menerapkan teknologi
kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh
dalam sains, bekerja secara ilmiah, dan
lulusan pendidikan dasar sampai perguruan
kemampuan
berpikir.
kegiatan
tinggi. Rendahnya berpikir kritis ini terlihat
keterampilan
proses,
dapat
dalam perilaku siswa, yaitu rasa ingin tahu
seperti:
dalam mencari informasi masih rendah,
mengembangkan
sikap
Melalui
diharapkan
ilmiah,
2
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
sehingga pemahamannya terhadap informasi
diharapkan dengan fakta saat ini. Jika
masih kurang.
kesenjangan tersebut tidak segera diatasi,
Proses penyampaian informasi pada
maka siswa tidak dapat memenuhi tuntutan
kegiatan pembelajaran seringkali berlangsung
pembelajaran sains abad ke-21 seperti yang
satu
diungkapkan
arah,
yaitu
dari
guru
ke
siswa.
National
(2006),
Science
yaitu
Teachers
pembelajaran
Pembelajaran bersifat teacher-centered yang
Association
menyebabkan
berinteraksi
ditujukan untuk menyiapkan siswa dengan
dengan rekan belajarnya dalam diskusi. Cara
berbagai keterampilan dan kecakapan, seperti
belajar klasikal tersebut berdampak pada
berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan
rendahnya kemampuan kerjasama siswa yang
masalah,
ditunjukkan
kerjasama, ICT Literacy, dan kepemimpinan.
siswa
dengan
kurang
sedikitnya
interaksi
dalam kelompok belajar (Mustaji, 2011).
komunikasi,
Pembelajaran
kolaborasi
diharapkan
dapat
dan
memberi
Sebagian besar siswa menganggap
ruang kepada siswa untuk menemukan dan
pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan,
membangun konsep sendiri. Hal ini sejalan
sehingga siswa cenderung mencatat secara
dengan
naratif dan mendengarkan penjelasan dari
pemahaman diperoleh karena interaksi antara
guru. Aktivitas siswa tersebut kurang dapat
permasalahan dengan lingkungan belajar,
mengembangkan kemampuan berpikir siswa
siswa menemukan sendiri pemecahan masalah
terutama dalam memecahkan masalah yang
yang
ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa
terstimulasi untuk belajar (Rusman, 2011).
menjawab soal berbentuk
uraian, sehingga
pembelajaran
dihadapi,
Model
konstruktivisme,
sehingga
problem
akan
based
lebih
learning
hasil belajar rendah. Jika kemampuan tersebut
bertujuan menguatkan konsep dalam situasi
tidak
nyata, mengembangkan keterampilan berpikir
dikembangkan,
maka
akan
menyebabkan rendahnya daya saing di era
tingkat
globalisasi ini. Hasil belajar siswa yang tidak
membuat keputusan, meningkatkan keaktifan
maksimal
kegiatan
belajar, menggali informasi, meningkatkan
pembelajaran kurang dapat mengoptimalkan
percaya diri, tanggung jawab, kerjasama, dan
potensi berpikir siswa.
komunikasi (Arends, 2008). Menurut Hmelo-
menunjukkan
bahwa
Fakta tersebut menunjukkan adanya
kesenjangan
antara
kondisi
ideal
yang
Silver
tinggi,
(2004),
menunjang
memecahkan
problem
pembangunan
based
masalah,
learning
keterampilan
3
mengatur
diri
sendiri
directed),
menyelesaikan masalah. Penggunaan key
kolaboratif, keterampilan berpikir tingkat
relation chart dilengkapi dengan gambar agar
tinggi, termasuk berpikir kritis dan cakap
lebih menarik dan memancing keingintahuan
menggali informasi.
siswa (Nurhayati, 2009). Hal ini sesuai
Model
(self
learning
dengan pendapat Buckingham (2008) yang
mempunyai sintaks, yaitu: 1) orientasi siswa
menyatakan media pembelajaran digunakan
pada masalah; 2) mengorganisasi siswa untuk
untuk mengembangkan pemahaman kritis dan
belajar;
pengalaman
partisipasi aktif siswa. Media diperlukan
individual/kelompok; 4) menganalisis dan
dalam pembelajaran agar kemampuan berpikir
evaluasi proses pemecahan masalah; 5)
kritis serta partisipasi dan kerjasama siswa
mempersiapkan
karya
semakin meningkat. Kegiatan pemecahan
(Rusman, 2011). Keunggulan problem based
masalah lebih efektif jika dilakukan dalam
learning adalah: 1) menghadapkan siswa pada
kelompok kecil karena akan mendukung
permasalahan praktis dan konseptual; 2)
adanya pengumpulan informasi lebih banyak
pembelajaran berpusat pada siswa (student-
dalam waktu singkat. Roestiyah
centered); 3) fase-fasenya mengakomodasi
menyatakan kerja kelompok akan memberi
siswa untuk berpikir kritis dan aktif.
pengalaman siswa untuk membuat rencana
3)
problem
based
mendampingi
penyajian
hasil
Model problem based learning dapat
efektif pemakaiannya jika
kerja,
membagi
pekerjaan,
(2008)
memecahkan
didukung oleh
masalah, dan menyelesaikan tugas dengan
media yang membantu memecahkan masalah
kerjasama. Penggunaan model problem based
dan menciptakan pembelajaran inovatif serta
learning disertai media key relation chart
menyenangkan. Salah satu cara inovatif untuk
diharapkan dapat mengasah keterampilan
menghadirkan pembelajaran menyenangkan
berpikir kritis dan kerjasama siswa dalam
adalah penggunaan media key relation chart,
kelompok.
yaitu bagan kunci hubungan mengenai konsep
atau
prinsip
yang
akan
mempermudah
B.
pengorganisasian informasi (Prasetyo, 2011).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
Media key relation chart dapat memudahkan,
eksperimen
mengingat,
dan
research) dengan rancangan penelitian post-
hubungan
yang
memunculkan
kembali
diperlukan
dalam
test
only
semu
(quasi
non-equivalent
experimental
control
group
4
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
design.Populasi penelitian adalah seluruh
Analisis data menggunakan analisis
peserta didik Kelas VIII Semester Genap di
statistik deskriptif dan inferensial. Statistik
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
2012/2013 dengan sampel penelitian adalah
atau
siswa Kelas VIII. Teknik pengambilan sampel
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama
penelitian secara cluster sampling karena
siswa. Statistik inferensial digunakan untuk
satuan sampel tidak terdiri dari individu
menguji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan
melainkan cluster (kelas) dan pemilihannya
uji t dua sampel independen pada tingkat
secara
dua
signifikasi 0,05, dibantu SPSS 18. Sebelum
kelompok, yaitu kelas kontrol dan eksperimen
dilakukan uji t, perlu dilakukan uji prasyarat,
yang
Uji
yaitu uji normalitas dengan uji Kolmogorov-
kesetaraan dilakukan pada beberapa kelompok
Smirnov dan uji homogenitas dengan uji
sekaligus
Levene’s.
acak.
sudah
Sampel
diuji
terdiri
dari
kesetaraannya.
menggunakan
analisis
Anava
menggambarkan
data,
yaitu
profil
dibantu program SPSS 18.
Metode pengumpulan data dalam
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah metode tes untuk
mengukur
kemampuan
kritis,
ada pengaruh model problem based learning
dokumentasi untuk mengumpulkan data nilai
disertai media key relation chart terhadap
awal
sebagai
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama
kerjasama
siswa dalam kelompok pada kelas VIII SMP
siswa,
pendukung
angket
berpikir
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kerjasama
pengumpulan
data
siswa, dan observasi keterlaksanaan sintaks
Negeri
serta aspek kerjasama siswa.
2012/2013.
Pengujian
kelayakan
instrumen
14
Surakarta
Tahun
Pelajaran
1. Kemampuan Berpikir Kritis
penelitian dilakukan dengan uji validitas dan
Pengaruh model problem based
reliabilitas. Uji validitas terdiri dari validitas
learning disertai media key relation chart
isi dan konstruk melalui expert judgement dan
terhadap
rumus koefisien product momment Karl
mencakup beberapa aspek menurut Facione
Pearson.Uji reliabilitas dengan uji Alpha
(2013), yaitu interpretasi (interpretation),
dengan taraf signifikansi 5%.
analisis (analysis), penjelasan (explanation),
kemampuan
berpikir
kritis
5
Berdasarkan
kesimpulan (inference), evaluasi (evaluation),
nilai
berpikir
kritis
siswa, dapat dilakukan uji t untuk menguji
dan pengaturan diri (self-regulation).
Nilai rata-rata aspek berpikir kritis
hipotesis penelitian yang disajikan pada Tabel
pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan
2 berikut.
pada Tabel 1 dan Gambar 1berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh Model Problem Based
Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Tabel 1. Nilai Rata-rata Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis
Aspek Berpikir
Kritis
Interpretasi
Analisis
Penjelasan
Kesimpulan
Evaluasi
Pengaturan diri
Nilai rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
75,31
62,83
78,35
54,57
69,78
72,83
76,68
69,73
78,03
81,63
57,78
55,21
Variabel
t
Df
Sig
Kemampuan
Berpikir Kritis
2,169
81
0,033
Tabel
2
Keputusan
Uji
Sig < 0,050
Ho ditolak
menunjukkan
hasil
keputusan uji (sig) < 0,050, sehingga Ho
ditolak. Artinya, perolehan nilai rata-rata
kemampuan
berpikir
kritis
antara
kelas
kontrol dan kelas eksperimen berbeda nyata.
Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada siswa kelompok kontrol.
Berpikir kritis timbul ketika siswa
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek
Berpikir Kritis Siswa
menganalisis permasalahan dengan mencari
Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan
pendapatnya dan mengaitkan informasi yang
bahwa nilai rata-rata aspek kemampuan
telah diperoleh ketika seseorang belajar
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
dengan struktur pemahaman (kognitif) yang
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rata-
telah dimiliki sebelumnya, sehingga proses
rata
dan
belajar tersebut menjadi lebih bermakna
evaluasi
sesuai dengan teori belajar Ausubel (Rusman,
tertinggi
eksperimen
pada
adalah
kelas
nilai
kontrol
aspek
bukti
untuk
mendukung
Penyelidikan
gagasan
sedangkan nilai rata-rata terendah pada kelas
2011).
kontrol dan eksperimen terdapat pada aspek
menemukan
pengaturan diri.
didukung dengan pertukaran ide-ide secara
solusi
dalam
dan
permasalahan
rangka
juga
bebas antaranggota kelompok. Tahap ini
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
6
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
melalui aspek analisis (analysis). Aspek
dipecahkan
analisis siswa diperoleh dengan identifikasi
eksperimentasi sistematis.
permasalahan
hingga
dapat
memperoleh
melalui
Tahap
penggunaan
selanjutnya
adalah
konsep dan deskripsi serta pengajuan opini
mengorganisasi siswa untuk belajar dalam
melalui pengalaman belajar (Facione, 2013).
kelompok
heterogen
untuk
melakukan
Pembelajaran dengan model problem
penyelidikan, merancang ekperimen, dan
based learning disertai media key kelation
melaporkan tugas siswa. Pengorganisasian ini
chart diawali dengan orientasi siswa pada
dapat
masalah. Siswa mengenali masalah dari
kerjasama
pemberian gambar disertai wacana mengenai
mereka dalam menyelesaikan permasalahan.
sebuah realita fotosintesis, diikuti dengan
Vygotsky mengungkapkan pentingnya proses
beberapa pertanyaan untuk dijawab. Siswa
interaksi dengan guru maupun rekan belajar
dapat mengidentifikasi masalah dan mencari
dalam kegiatan belajar untuk membantu siswa
solusi dari permasalahan tersebut. Tahap ini
memecahkan masalah
dapat
diselesaikan sendiri (Rusman, 2011).
melatih
kemampuan
siswa
berpikir
mengembangkan
kritis,
yaitu
mengembangkan
antarsiswa
dan
keterampilan
memfasilitasi
yang tidak dapat
aspek
Tahap ketiga adalah pembimbingan
interpretasi (interpretation). Siswa mampu
yang dilakukan guru pada penyelidikan
mengelompokkan
kelompok
permasalahan,
sehingga
maupun
individual.
Kegiatan
mempunyai arti dan bermakna jelas. Hal ini
penyelidikan dalam tahap ini meliputi proses
sejalan dengan teori belajar konstruktivis
pengumpulan data, perumusan hipotesis, dan
Piaget yang menyatakan bahwa proses aktif
pengujian serta memberikan solusi.
dalam
belajar
akan
membuat
siswa
Siswa
merencanakan
dan
membangun sistem makna dan pemahaman
menyiapkan hasil karya setelah mereka
mengenai fakta melalui pengalaman belajar
melakukan penyelidikan terhadap masalah.
(Trianto, 2010). Siswa berusia di atas 11
Hasil karya disajikan oleh setiap kelompok,
tahun, artinya, siswa berada pada tahap
sehingga siswa dapat berbagi tugas dengan
operasional formal (Mynard, 2006). Siswa
anggota
mempunyai kemampuan berpikir sistematis
mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
dan abstrak, mampu mengkonstruksi rencana
meliputi
aksi ketika dihadapkan dengan masalah untuk
pengaturan
kelompok
penjelasan
diri
lain.
Tahap
(explanation)
(self-regulation).
ini
dan
Siswa
7
mampu
menjelaskan
pernyataan
maupun
suatu kesimpulan dalam pemecahan masalah,
pendapat yang telah diungkapkan untuk
dan menilai pernyataan atau pendapat yang
menjadi sebuah pendapat yang kuat dan dapat
diterima baik dari diri sendiri maupun orang
mengatur keberadaan dirinya dalam kelompok
lain (Prasetyo, 2011). Hal ini sesuai dengan
untuk
Pernyataan
pernyataan Facione (2013), yaitu siswa dapat
tersebut didukung oleh Arnyana (2007) yang
mengembangkan aspek berpikir kritis melalui
menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan
mengenali dan memperoleh unsur yang
masalah dapat memotivasi
diperlukan untuk menarik kesimpulan yang
memecahkan
melakukan
masalah.
investigasi
siswa untuk
dan
pemecahan
masuk
akal,
memecahkan
dugaan
dan
masalah pada situasi kehidupan nyata serta
hipotesis, mempertimbangkan informasi yang
merangsang
relevan dan mengurangi konsekuensi yang
siswa
untuk
menghasilkan
sebuah produk atau karya.
ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip,
Tahap terakhir adalah menganalisis
bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep,
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
deskripsi, pernyataan, atau bentuk-bentuk
dilanjutkan dengan pembuatan key relation
representasi lainnya.
chart.
Kegiatan
siswa
Secara teori, pembelajaran berbasis
proses
masalah disertai media dapat mendorong
berpikir mereka dari penyelidikan sampai
siswa menilai pernyataan yang terpercaya dari
dengan penemuan solusi dan mewujudkannya
suatu laporan percobaan. Siswa juga dapat
dalam hasil karya. Kemampuan berpikir siswa
menilai pendapat yang dibuat, baik secara
akan berkembang ketika siswa berusaha
induktif ataupun deduktif setelah melakukan
menyusun komponen, mencari relasi kunci,
percobaan yang dirancang secara mandiri
dan
(Facione, 2013), sehingga idealnya model
menganalisis
ini
dan
memberi
membantu
mengevaluasi
keterangan
komponen-
komponen pada key relation chart. Proses
pembelajaran
berbasis
mengevaluasi segala sesuatu yang diperbuat
mempengaruhi
kemampuan
merupakan proses berpikir kritis. Tahap ini
mengevaluasi solusi pemecahan masalah.
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Realita
meliputi
dan
pembelajaran di kelas eksperimen, siswa
evaluation. Siswa mampu menguji ide-ide dan
cenderung lebih fokus untuk melakukan dan
mengenali alasan serta pernyataan, membuat
mengamati hasil percobaan, sehingga kurang
aspek
analysis,
inference,
yang
terjadi
masalah
siswa
selama
dapat
dalam
proses
8
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
maksimal mengerjakan dan mengkritisi soal
Nilai rata-rata aspek kerjasama siswa
evaluasi pada LKS sedangkan pada kelas
dalam kelompok pada kelas eksperimen dan
kontrol siswa mempunyai alokasi waktu yang
kontrol disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 2
lebih banyak untuk melakukan evaluasi
berikut.
pemecahan masalah dalam kelompok belajar.
Analisis
tersebut
menunjukkan
bahwa model problem based learning disertai
media
key
relation
chart
berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan
terdapat
oleh Pratiwi (2012), bahwa
perbedaan
signifikan
antara
kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar
Tabel 3. Nilai Rata-rata Aspek Kerjasama Siswa dalam
Kelompok
Aspek Kerjasama
Siswa
1.Karakteristik
pribadi
2.Keterampilan
komunikasi
3.Adaptasi
terhadap
lingkungan
4.Bekerja dalam
kelompok
5.Bekerja mandiri
Nilai rata-rata
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
71,76
69,20
77,14
72,85
75,98
74,77
71,25
68,40
72,44
70,00
dengan model pembelajaran konvensional
dibandingkan dengan model problem based
learning disertai media key relation chart.
Kemampuan berpikir kritis siswa dengan
model problem based learning disertai media
key relation chart lebih tinggi daripada kelas
kontrol
dengan
model
pembelajaran
konvensional.
Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek
Kerjasama Siswa dalam Kelompok
2. Kerjasama Siswa dalam Kelompok
Pengaruh
model
based
bahwa nilai rata-rata untuk masing-masing
learning disertai media key relation chart
aspek kerjasama siswa dalam kelompok pada
terhadap kerjasama siswa dalam kelompok
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
mencakup beberapa aspek, yaitu karakteristik
kontrol. Nilai rata-rata tertinggi dari kelas
pribadi, keterampilan komunikasi, adaptasi
kontrol dan eksperimen adalah nilai aspek
terhadap
adaptasi dengan lingkungan sosial, sedangkan
lingkungan,
problem
Tabel 3 dan Gambar 2 menunjukkan
bekerja
dalam
kelompok, dan bekerja mandiri.
9
nilai rata-rata terendah dari kelas kontrol dan
disertai wacana mengenai sebuah realita
eksperimen terdapat pada aspek bekerja
fenomena alam di kehidupan nyata, diikuti
secara berkelompok.
dengan beberapa pertanyaan untuk dijawab
Berdasarkan nilai rata-rata aspek
oleh siswa. Siswa dapat mengidentifikasi
kerjasama siswa dalam kelompok, dapat
masalah
berdasarkan
dilakukan uji t untuk menguji hipotesis
kemudian
penelitian yang disajikan pada Tabel 4
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berikut.
dari
mencari
Mustaji
mendapatkan
Tabel 4. Hasil Uji Pengaruh Model Problem Based
Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kerjasama Siswa
Variabel
Kerjasama
siswa dalam
kelompok
secara
(2011)
permasalahan
bahwa
mereka
mencari
bersama
untuk
diharapkan
informasi
yang
dibutuhkan dari berbagai sumber, misalnya
t
df
Sig
Keputusan Uji
bahan bacaan, narasumber, dan internet.
2,120
81
0,037
Sig < 0,050
Ho ditolak
Siswa menginvestigasi permasalahan yang
penting
Tabel
solusi
solusi,
aktif
pemikiran
4
menunjukkan
hasil
keputusan uji (sig) < 0,050, sehingga Ho
melalui
sehingga
komunikasi
perolehan
kelompok,
informasi
dan
pengetahuan bermakna bagi dirinya.
Komunikasi
ditolak. Artinya, perolehan nilai rata-rata
kelompok
sebagai
kerjasama siswa dalam kelompok antara
interaksi tatap muka dari anggota-anggota
kelompok
kelompok
kelompok untuk memperoleh maksud atau
eksperimen berbeda nyata. Nilai rata-rata
tujuan yang dikehendaki seperti berbagi
kerjasama siswa dalam kelompok pada kelas
informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan
eksperimen
masalah yang dapat melatih siswa agar
kontrol
lebih
dengan
tinggi
daripada
kelas
memiliki kemampuan kerjasama, khususnya
kontrol.
Pembelajaran dengan model problem
pada
aspek
menumbuhkan
karakteristik
based learning disertai media key relation
pribadi serta anggota lainnya dengan akurat
chart diawali dengan tahapan orientasi siswa
(Sendjaja dalam Apriono, 2011). Karakteristik
pada masalah. Permasalahan merupakan titik
pribadi
awal dari kegiatan pembelajaran (Rusman,
kepedulian
2011) yang akan ditemukan siswa dalam
informasi yang dimiliki dengan anggota
siswa
juga
siswa
dapat
terlihat
dari
untuk
membagikan
diskusi kelompok setelah pengamatan gambar
10
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
kelompok
lainnya,
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembentukan
beradaptasi dengan lingkungan kelompoknya.
Pembimbingan yang dilakukan oleh guru
kelompok
secara
dapat
mendorong
siswa
untuk
heterogen merupakan pengorganisasian siswa
mengembangkan potensi diri dalam kerja
dalam kelompok-kelompok belajar untuk
kelompok
melakukan
merancang
tanggungjawab yang dimiliki siswa sebagai
tugas-tugas
bagian dari kelompok belajar. Nilai rata-rata
ekperimen,
siswa.
penyelidikan,
dan
melaporkan
Pengorganisasian
dengan
tugas
atau
dalam
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
mengembangkan
kontrol sebab pada kelas eksperimen siswa
antarsiswa
dan
mengalami proses pembelajaran berdasarkan
memfasilitasi mereka dalam menyelesaikan
masalah, sehingga terdapat usaha individu
permasalahan.
untuk
kelompok
dapat
keterampilan
kolaborasi
Hal
ini
siswa
sesuai
didukung
oleh
mengembangkan
pengetahuan,
pernyataan Apriono (2011) bahwa belajar
keterampilan, dan kemampuan-kemampuan
secara berkelompok dapat membangkitkan
melalui usaha pribadi setiap siswa (Maasawet,
semangat dalam memecahkan masalah dan
2011).
memacu terjadinya disusi kelompok serta
Tahap
keempat
adalah
mengembangkan belajar mandiri. Diskusi
mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
kelompok
keterampilan
Siswa merencanakan dan menyiapkan hasil
berkomunikasi antar anggota-anggotanya agar
karya setelah mereka melakukan penyelidikan
dapat mencari solusi pemecahan masalah
terhadap masalah secara berkelompok. Tahap
terbaik.
ini
memerlukan
Tahap ketiga adalah pembimbingan
guru pada pengalaman kelompok maupun
individual.
Penyelidikan
yang
mengembangkan
kerjasama
siswa,
khususnya aspek bekerja secara kelompok
untuk mencapai tujuan.
dilakukan
Tahap terakhir pembelajaran adalah
secara mandiri dalam kelompok-kelompok
menganalisis
kecil bertujuan untuk menemukan solusi
pemecahan
pemecahan masalah. Siswa yang biasanya
presentasi menggunakan key relation chart
belajar secara klasikal diajar untuk mampu
yang disusun berkelompok. Pembuatan key
belajar
relation chart memberi kesempatan siswa
secara
diperlukan
suatu
berkelompok,
kemampuan
sehingga
untuk
berbagi
dan
masalah
tugas
mengevaluasi
proses
dilanjutkan
dengan
dalam
menggunting,
11
menghubungkan, menyusun komponen, dan
2. Ada
pengaruh
signifikan
penggunaan
memberi keterangan mengenai kunci relasi
model problem based learning disertai
dari komponen yang disusun. Tahap ini
media
mengembangkan kerjasama siswa, baik pada
kemampuan
aspek
kelompok pada pembelajaran biologi.
karakteristik
pribadi,
komunikasi, adaptasi
keterampilan
key
relation
kerjasama
chart
siswa
terhadap
dalam
dengan lingkungan,
bekerja dalam kelompok, maupun secara
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model problem based learning disertai media
key relation chart berpengaruh terhadap
kerjasama siswa dalam kelompok. Hal ini
sejalan dengan penelitian Setianingsih (2012),
yaitu bimbingan terhadap diskusi kelompok
efektif untuk mengembangkan kerjasama
siswa
dalam
menyelesaikan
tugas.
Pembimbingan terhadap diskusi merupakan
salah satu kegiatan guru yang dilakukan pada
model problem based learning disertai media
key relation chart.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada
pengaruh
signifikan
penggunaan
model problem based learning disertai
media
key
relation
chart
Arends, R.I. (2008). Learning To Teach,
Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arnyana, I.B.P. (2007). Penerapan Model
PBL pada Pelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Kompetensi dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja
Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran
UNDIKSHA, Nomor 2: 231-251.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar
dan
Menengah:
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMP/MTs. Jakarta: BSNP.
Buckingham,
David.
(2008).
Media
Education: Literacy, Learning and
Contemporary
Culture.
United
Kingdom: Polity Press.
terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran biologi.
Apriono, Djoko. (2011). Meningkatkan
Keterampilan Kerjasama Siswa dalam
Belajar Melalui Pembelajaran
Kolaboratif. Jurnal Prospektus. IX (2):
159-171.
Facione, P.A. (2013). Critical Thinking: What
It Is and Why It Counts. California:
Measured Reason and The California
Academic Press.
12
Ari Tyas Susanti – Pengaruh Model Problem Based Learning Disertai Media Key Relation Chart
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Maasawet, E.T. (2011).
Meningkatkan
Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi
Melalui Penerapan Strategi Inkuiri
Terbimbing Pada Siswa Kelas VII Smp
Negeri VI Kota Samarinda Tahun
Pelajaran 2010/ 2011. BIOEDUKASI. I
(2): 16-29.
Mustaji. (2011). Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan TP
FIP Universitas Negeri Surabaya.
Diperoleh
24
Juli
2012,
dari
http://blog.tp.ac.id/media-teknologidan-pembelajaran#ixzz21WNk0Jgh.
Mynard, Steve. (2006, Oktober). Piaget and
The Development of Intelligence.
Educational Thinkers Who Have
Influenced Our Approaches To Early
Education. Diperoleh 3 Juni 2013, dari
www.teachingexpertise.com
/articles/piaget-and-the-devellopmentof-intelligence-1402.
National Science Teachers Association.
(2006). Induction Programs for the
Support and Development of Beginning
Teachers of Science. NSTA Board of
Directors.
Nurhayati, Sudarmin, Mahatmanti, dan
Khodijah.
(2009).
Keefektifan
Pembelajaran Berbasis Question Student
Have
dengan
Bantuan
ChemoEdutainment Media Key Relation Chart
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan. 3 (1): 379-384.
Siswa . Tesis Tidak Dipublikasikan.
Program
Pascasarjana
Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pratiwi, Y.P. (2012). Pengaruh Model
Problem Based Learning terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir
Kreatif
Siswa
pada
Pembelajaran Biologi. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006. (2006).
Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kemdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007. (2007). Standar Proses untuk
Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah. Jakarta: Kemdiknas.
Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta : Rineka Cipta.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan
Professionalisme
Guru. Bandung: Rajawali Pers.
Rustaman, Nuryani. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Trianto.
(2010).
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana.
Prasetyo, A.E. (2011). Pengaruh Metode
Pembelajaran Problem Solving disertai
Key Relation Chart dan Modul Ditinjau
dari Motivasi Belajar dan Kreativitas
13