THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TOWARDS STUDENT 19S CREATIVE THINKING SKILL IN BIOLOGY GRADE X AT SMA NEGERI 2 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012.

BIOEDUKASI
BIOEDUKASI
Vol.
Volume5, Nomor
2 5, No.2, hal. 61-72
Halaman 61-72

ISSN:1693-2654
62
Februari 2012

THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL
TOWARDS STUDENT’S CREATIVE THINKING SKILL
IN BIOLOGY GRADE X AT SMA NEGERI 2 SURAKARTA
IN ACADEMIC YEAR 2011/2012
Laksmi Puspitasari, Slamet Santosa, Harlita
Biology FKIP Sebelas Maret University
Diterima 19 Juni 2012, disetujui 20 September 2012

ABSTRACT- This research aimed to ascertain the application of Problem Based Learning model towards student’s creative thinking skill in Biology at student of X grade of
SMA Negeri 2 Surakarta in academic year 2011/2012.

This research was a quasi experiment research. The research was designed using posttest
only control group design using Problem Based Learning as model towards the experimental group, as compared to the conventional model. The conventional model was complemented with discussion, classical course and question-answer method. The population
of this research was all of X degree students at SMA Negeri 2 Surakarta in academic year
2011/2012. The sample of this research was taken using cluster random sampling. The
data was collected by using essays test, document and through observation. The stated
hypotheses was tested using t-test.
The conclusion of this research showed that the application of Problem Based Learning
model has given significant effect towards student’s creative thinking skill in Biology at
student of X grade of SMA Negeri 2 Surakarta in academic year 2011/2012.
Keywords: Problem Based Learning Model, Creative Thinking Skill

Pembelajaran sains sebagai ba-

Pendahuluan
Perkembangan

ilmu

penge-


tahuan dan teknologi yang pesat di era
global sekarang ini menuntut individu
untuk berkembang menjadi manusia
berkualitas yang memiliki pemikiran kreatif dalam menjawab segala tantangan
dan permasalahan yang ada. Pendidikan
sebagai salah satu sistem yang menjawab
tuntutan ini juga mengalami perubahan
seiring dengan perkembangan zaman, perubahan ini terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Proses pembelajaran yang mampu
mengembangkan potensi dan kreativitas
peserta didik diperlukan dalam era yang
terus berkembang saat ini.

gian dari proses pendidikan memiliki
peran besar dalam upaya pengembangan
individu di era global. Tuntutan pembelajaran sains pada abad ke-21 menurut National

Science

Teachers


Association

(2006) yaitu dapat menyiapkan peserta
didik dengan berbagai keterampilan seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis,
pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, ICT Literacy, dan kepemimpinan.Kemampuan berpikir kreatif peserta
didik dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk menghadapi era globalisasi. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dapat menjadi bekal peserta
didik untuk menghadapi tantangan dan

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

62

rintangan di masa mendatang. Kemam-

erampilan memerinci (elaboration) (Ha-

puan berpikir kreatif membentuk peserta

wadi,dkk, 2001).
Kemampuan


didik yang mampu mengungkapkan dan

berpikir

kreatif

mengelaborasi gagasan orisinal untuk

sangat penting dikembangkan dalam

pemecahan masalah.

pembelajaran biologi karena kemampuan

Biologi sebagai bagian dari

berpikir kreatif mengakomodasi siswa

sesuai


untuk menghasilkan berbagai macam ga-

dengan hakikat pembelajaran sains meli-

gasan yang baru atau unik untuk menga-

puti minds on (kognitif), hearts on

tasi masalah-masalah yang terjadi pada

(afektif) dan hands on (psikomotor)

era globalisasi sekarang ini. Sumbangan

(Rustaman, 2011). Namun, penerapan

gagasan baru dan orisinal inilah yang

pembelajaran biologi di Indonesia seba-


saat ini penting untuk dikembangkan se-

gian besar siswa menganggap pelajaran

hingga dengan melatihkan kemampuan

biologi sebagai pelajaran hafalan, se-

berpikir kreatif dalam pembelajaran bi-

hingga dalam pembelajaran di kelas

ologi siswa menjadi tertantang untuk

siswa

dan

menemukan hal-hal baru di lingkungan


mendengarkan penjelasan dari guru. Ak-

sekitar dan mampu menciptakan produk-

tivitas siswa yang hanya mendengarkan

produk

dan mencatat penjelasan dari guru kurang

mengatasi masalah yang ada dalam ke-

mengembangkan kemampuan berpikir

hidupan sehari-hari.

sains

hendaknya


cenderung

diterapkan

mencatat

kreatif

yang

orisinal

untuk

siswa seperti kemampuan berpikir kre-

Kemampuan berpikir kreatif da-

atif. Kemampuan berpikir sangat penting


lam pembelajaran dapat dikembangkan

untuk dikembangkan dalam pembelaja-

dengan memberikan ruang kepada siswa

ran biologi karena untuk membekalisiswa

untuk dapat menemukan dan membangun

dalam mengatasi masalah di tengah per-

konsep sendiri serta mengembangkan

saingan era globalisasi seperti sekarang

kemampuan berpikir siswa. Salah satu

ini.


model pembelajaran yang dapat diterapKemampuan

berpikir

kreatif

yang dapat dikembangkan dalam pem-

kan adalah

Problem Based Learning

(PBL).

belajaran biologi meliputi keterampilan

Model Problem Based Learning

berpikir lancar (fluency), keterampilan


merupakan kolaborasi antara problem

berpikir luwes (flexibility), keterampilan

solving dan penemuan konsep secara

berpikir orisinal (originality), dan ket-

mandiri. Model pembelajaran ini sesuai
untuk meningkatkan kemampuan ber-

Laksmi, dkk– PBL Model Towards Student’s Creative Thinking Skill

63

pikir kreatif karena menghadapkan siswa

ran 2011/2012. Teknik pengambilan

pada permasalahan-permasalahan praktis

sampel dengan cluster random sampling.

sebagai pijakan dalam belajar atau

Hasil pemilihan kelas secara acak di-

dengan kata lain siswa belajar melalui

peroleh kelas X.2 sebagai kelas kontrol

permasalahan.

bebas

dan kelas X.4 sebagai kelas eksperimen.

mengemukakan gagasan-gagasan yang

Kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa

timbul dari dalam dirinya serta ling-

menggunakan pembelajaran konvension-

kungan belajar yang mendukung peran

al dengan metode ceramah, diskusi, dan

aktif siswa pada pembelajaran. Tahap-

tanya jawab sedangkan kelas eksperimen

tahap dalam sintak PBL mengakomodasi

yang

siswa untuk mengembangkan kemampu-

menggunakanProblem Based Learning.

an berpikir kreatif, terutama dalam pem-

Variabel bebas berupa model Problem

belajaran biologi. Hal ini sesuai dengan

Based Learning dan variabel terikat

pendapat Tan (2009) yang menyatakan

berupa

bahwa tahap-tahap PBL sangat men-

siswa.

Siswa

33

kemampuan

berpikir

siswa

kreatif

Teknik pengumpulan data yang

dukung untuk pencapaian kemampuan
berpikir kreatif siswa.

berjumlah

digunakan dalam penelitian ini meliputi

Penelitian ini bertujuan untuk

dokumentasi, tes dan observasi. Teknik

mengetahui pengaruh model Problem

dokumentasi dalam penelitian ini berupa

Based Learning terhadap kemampuan

data nilai Ujian Semester Ganjil kelas X

berpikir kreatif siswa mata pelajaran bi-

tahun pelajaran 2011/2012 mata pelaja-

ologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta

ran biologi sebagai data awal yang

tahun pelajaran 2011/2012.

digunakan

untuk

uji

keseimbangan.

Teknik tes digunakan untuk mengukur

Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA

kemampuan berpikir kreatif siswa. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes

Negeri 2 Surakarta pada semester genap

uraian.

Teknik

tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini

penelitian ini digunakan untuk melihat

merupakan kuasi eksperimen dengan de-

keterlaksanaan sintak model PBL yang

sign penelitian Posttest Only Control

diterapkan di kelas.

Group Design. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas X semester
II SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelaja-

Pembahasan

observasi

dalam

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

64

Hasil analisis pengaruh model

Pengungkapan gagasan-gagasan

Problem Based Learning terhadap ke-

siswa pada pembelajaran PBL dilatihkan

mampuan berpikir kreatif siswa (Tabel

dengan mengorientasikan permasalahan

1).

pencemaran lingkungan yang ditampil-

Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh Model

kan dalam bentuk sampel air tercemar

PBL

terhadap

Kemampuan

Media-media yang digunakan guru dalam

Berpikir Kreatif
Variabel

Df

thit

Sig.

ttab

Ketera-

mengorientasikan masalah pada siswa

(0,05: 63)

ngan

sangat membantu siswa untuk melihat

Kemampuan
berpikir

thit > ttab
63

2,245

0,028

dan tidak tercemar, gambar dan video.

1,998

Sig.<

0,050

kreatif

secara nyata masalah yang terjadi di ke-

nilai

hidupan sehari-hari sehingga dari informasi-informasi yang diperoleh siswa
mampu mencari ide-ide untuk memeca-

Tabel 1 menunjukkan bahwa

hkan masalah tersebut. Siswa terlihat an-

harga thitung kemampuan berpikir kreatif

tusias dalam mengungkapkan gagasan-

lebih besar dibandingkan dengan harga

gagasan yang dimiliki mengenai masalah

ttabel(0,05:63) yaitu 2,245 > 1,998 dan nilai

pencemaran lingkungan baik yang dio-

Sig. < 0,050. Berdasarkan hasil tersebut

rientasikan melalui media sampel air

maka dapat diambil keputusan bahwa H0

maupun yang ditayangkan melalui gam-

ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

bar dan video.

model PBL berpengaruh nyataterhadap

Video pencemaran lingkungan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal

yang ditampilkan menjadi sarana siswa

ini dikarenakan fase-fase pada pembela-

untuk membangun pengetahuannya yaitu

jaran PBL yang meliputi mengorientasi-

dengan mengkaitkan pengetahuan yang

kan siswa kepada masalah, mengorgan-

sudah dimiliki dengan pengetahuan baru

isasikan siswa untuk belajar, membantu

yang diperoleh sehingga akan memben-

penyelidikan mandiri dan kelompok,

tuk makna baru dalam pengetahuannya.

mengembangkan dan menyajikan hasil

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumalee,

karya

memamerkannya,

et al. (2012) yang menyatakan bahwa

menganalisis dan mengevaluasi proses

media-media pembelajaran seperti gam-

pemecahan masalah mampu merangsang

bar visual maupun video mendukung

siswa untuk mengembangkan kemampu-

siswa dalam proses membangun penge-

an berpikir kreatif sehingga kemampuan

tahuan karena informasi-informasi yang

berpikir kreatif siswa meningkat.

ada dalam media membantu siswa untuk

serta

Laksmi, dkk– PBL Model Towards Student’s Creative Thinking Skill

65
mengkonstruksi

atau

mengelaborasi

pengetahuan yang mereka miliki sebe-

semua siswa untuk berpikir serta membuat pemikiran siswa menjadi terlihat.
Fase pengorientasian masalah

lumnya. Hmelo-Silver, et al. (2009)
menye-

mengakomodasi siswa menyampaikan

diakan konteks yang kaya untuk berlang-

gagasan atau ide dan kegiatan ini

sungnya kegiatan diskusi siswa melalui

mengembangkan aspek kelancaran (flu-

masalah-masalah yang digambarkan da-

ency)dari kemampuan berpikir kreatif.

lam video.

Aspek fluency merupakan kemampuan

menambahkan

bahwa

video

Guru yang berperan sebagai

siswa untuk mengemukakan beberapa

fasilitator juga tetap memantau dan

gagasan atau ide dengan lancar. Siswa

membimbing

aktivitas

terlihat aktif dalam menyampaikan ide-

mengemukakan pendapat di kelas. Guru

ide yang dimiliki dan menyampaikan

menjaga agar pendapat-pendapat yang

pendapat mengenai masalah yang ada da-

dikeluarkan siswa tidak melenceng dari

lam gambar maupun video. Hmelo-Silver

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

(2004) dalam penelitiannya menyatakan

pada pertemuan ini.

bahwa penggunaan permasalahan yang

siswa

dalam

Guru memancing siswa dengan

tepat pada PBL dapat melatihkan ket-

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

erampilan berkomunikasi siswa untuk

menuntut siswa untuk berpikir. Pertan-

mengungkapkan ide atau gagasan dengan

yaan-pertanyaan yang diajukan guru pada

baik.

saat pembelajaran berlangsung adalah

menambahkan

pertanyaan yang bersifat open-ended atau

meningkatkan kemampuan berpikir ting-

terbuka, dimana pertanyaan tersebut

kat tinggi melalui skenario masalah yang

memiliki beberapa jawaban. Pertanyaan

masih mengambang (ill-structured prob-

yang diajukan guru membuat siswa

lem) dimana dalam pendefinisian masa-

mengemukakan beberapa alternatif jawa-

lah tersebut dapat memunculkan kemam-

ban atau gagasan, sehingga pemikiran

puan berpikir kreatif.

siswa mengenai masalah pencemaran

Lebih lanjut

Fase

Yuzhi (2003)

bahwa

PBL

pembelajaran

dapat

PBL

lingkungan menjadi jelas terlihat. Hmelo-

dilanjutkan dengan mengorganisasikan

Silver dan Barrows (2006) menyatakan

siswa untuk belajar. Pengorganisasian

bahwa guru mengggunakan pertanyaan

siswa untuk belajar dalam PBL mem-

untuk membimbing siswa berpikir dan

berikan ruang bagi siswa untuk berko-

penggunaan pertanyaan open-ended pada

laborasi dalam menyelidiki permasalahan

pembelajaran PBL dapat melibatkan

pencemaran

lingkungan.

Pengorgan-

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

66

isasian belajar ini diwujudkan dengan

pertanyaan yang

pembentukan kelompok-kelompok bela-

lompok untuk

jar, satu kelompok beranggotakan 4-6

gagasan yang berbeda dari yang sudah

orang. Kelompok-kelompok yang ter-

diungkapkan. Fasilitator dalam hal ini

bentuk membahas permasalahan pence-

guru tidak memberikan informasi yang

maran lingkungan meliputi pencemaran

berhubungan langsung dengan permasa-

udara, air dan tanah.

lahan siswa, masalah yang dihadapi ada-

Aktivitas yang dilakukan oleh

memacu anggota kemengeluarkan gagasan-

lah tanggung jawab siswa. Siswa mencari

anggota dalam kelompok diskusi melati-

informasi

yang

relevan

hkan keterampilan berpikir lancar (fluen-

banyaknya

untuk

penyelidikan

cy) dan keterampilan berpikir luwes

siswa lakukan. Pertanyaan-pertanyaan

(flexibility) dimana keduanya merupakan

yang diajukan guru melatih siswa untuk

aspek dari berpikir kreatif. Fluency dan

mengeluarkan

flexibility dilatihkan kepada siswa dalam

dengan lancar dan merangsang siswa un-

kerja kelompok untuk menyelesaikan

tuk mengemukakan gagasan dari sudut

permasalahan pencemaran lingkungan

pandang yang berbeda sehingga aspek

yang meliputi pencemaran air, udara dan

kelancaran (fluency) dan keluwesan (flex-

tanah dimana dalam kelompok tersebut

ibility)

terjadi interaksi antar anggota kelompok

dengan pendapat Munandar (2009) yang

seperti saling bertukar pendapat, saling

menyatakan bahwa dalam sumbang saran

berbagi

me-

atau brainstorming yang terjadi di dalam

nyumbangkan gagasan atau ide-ide untuk

sebuah kelompok, pencetusan banyak

menyelesaikan

pencemaran

gagasan oleh anggota kelompok dan per-

lingkungan yang ditampilkan pada LKS.

tanyaan-pertanyaan yang diberikan fasili-

Gagasan-gagasan

dikemukakan

tator yang dalam hal ini adalah guru,

anggota satu dapat berbeda dengan ang-

dapat meningkatkan aspek kelancaran

gota yang lainnya karena setiap individu

dan kelenturan siswa dan sebagaimana

memiliki sudut pandang yang berbeda

diketahui dua aspek tersebut merupakan

terhadap penyelesaian masalah pencema-

aspek dari berpikir kreatif. Lebih lanjut

ran lingkungan.

Shively

pengetahuan

Guru

masalah

yang

sebagai

membimbing

siswa

brainstorming

atau

dengan

dan

dalam

yang

pendapat-pendapatnya

berkembang. Hal ini sesuai

(2011)

menyatakan

bahwa

fasilitator

kegiatan brainstorming yang dilakukan

kegiatan

baik dalam lingkup kelas maupun ke-

saran

lompok dapat membangun kelancaran

pertanyaan-

mengungkapkan banyak gagasan (fluen-

sumbang

memberikan

sebanyak-

Laksmi, dkk– PBL Model Towards Student’s Creative Thinking Skill

67

Pembelajaran

cy) dan kemampuan melihat topik dari

sudut pandang yang berbeda(flexibility).

yang

mengarahkan pada pengaturan diri (self-

Fase ketiga pembelajaran PBL

directed learning) dapat meningkatkan

adalah penyelidikan mandiri dan ke-

kemampuan siswa dalam mengemukakan

lompok. Penyelidikan yang dilakukan

gagasan atau ide-ide yang dimiliki,

masing-masing kelompok untuk memec-

dengan kata lain aspek kelancaran (fluen-

ahkan masalah pencemaran lingkungan

cy) dari berpikir kreatif meningkat. Self-

merupakan kegiatan siswa dalam mem-

directed learning adalah pembelajaran

bangun

sendiri

yang memberikan ruang pada siswa un-

(konstruktivisme). Konsep pengetahuan

tuk mandiri dan bertanggung jawab ter-

siswa dibangun dari masalah-masalah

hadap tugas-tugas belajar yang didapat-

pencemaran

dekat

kannya. Pada pembelajaran yang ber-

dengan kehidupan sehari-hari. Penyelidi-

langsung di dalam kelas, selfdirected

kan yang dilakukan siswa bertujuan agar

learning terwujud dalam pembagian tu-

siswa sepenuhnya memahami dimensi-

gas yang dilakukan oleh kelompok dalam

dimensi dari situasi permasalahan yang

rangka mencari solusi pemecahan masa-

dihadapi. Whitcombe (2011) menyatakan

lah pencemaran lingkungan yang melipu-

bahwa PBL merupakan pendekatan pem-

ti pencemaran air, udara dan tanah. Se-

belajaran

yang

tiap anggota kelompok menyampaikan

menekankan pada konteks pengetahuan

ide-ide atau gagasan mengenai bagian-

dan pemahaman individu yang dibangun

bagian tugasnya masing-masing.

konsep

pengetahuan

lingkungan

yang

konstruktivisme

Self directed learning dalam

dari pengalaman belajar.
Penyelidikan siswa mengenai

pembelajaran PBL

juga nampak pada

masalah pencemaran lingkungan guna

kegiatan melakukan percobaan simulasi

mengetahui dampak-dampak yang terjadi

dampak pencemaran air, udara dan tanah

akibat pencemaran lingkungan sehingga

terhadap kelangsungan hidup organisme

siswa dapat menemukan solusi atau cara

di lingkungan sekitar yang dilakukan di

penanganan terhadap masalah pencema-

laboratorium. Setiap kelompok prak-

ran lingkungan. Kegiatan penyelidikan

tikum mengatur tugas masing-masing

berupa pengumpulan informasi yang di-

anggota

perlukan untuk menguji hipotesis melalui

persiapan

kegiatan praktikum dampak pencemaran

selesai. Bekerja secara mandiri yang dil-

lingkungan menumbuhkan kemandirian

akukan

belajar pada diri siswa (self-directed).

lompok mengakomodasi siswa untuk

kelompoknya dalam kegiatan
sampai

dengan

masing-masing

praktikum

anggota

ke-

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

68

ga-

dari aspek berpikir kreatif meningkat.

gasannya kepada anggota kelompok lain

Kegiatan merinci langkah percobaan ini

berkaitan

di-

mendorong siswa untuk lebih memahami

perolehnya, sehingga aspek kelancaran

masalah pencemaran lingkungan yang

(fluency) dari berpikir kreatif meningkat.

akan dipecahkan, seperti yang dinyatakan

Hal ini sesuai dengan pernyataan Yeo

oleh Bybee, et al. (2006) bahwa fase

(2008) bahwa bekerja secara mandiri

elaborasi menekankan aplikasi dan trans-

mendorong siswa untuk mengungkapkan

fer ide-ide untuk mengembangkan pema-

gagasan atau ide-ide dan menganalisis

haman siswa.

mengungkapkan

pemikiran

dengan

tugas

dan

yang

masalah, serta berpikir bersama akan

Rancangan percobaan mengenai

meningkatkan kemampuan mengemuka-

simulasi dampak pencemaran air, udara

kan pendapat dan berpikir analitis.

dan tanah terhadap kelangsungan hidup

Kegiatan merancang percobaan

organisme di lingkungan sekitar yang

sendiri dalam rangka menguji hipotesis

dikembangkan siswa merupakan hasil

yang telah dipilih siswa melatihkan ket-

karya milik kelompok yang berbeda

erampilan mengelaborasi (elaboration),

dengan kelompok lain. Hal ini menc-

dimana aspek elaboration merupakan sa-

erminkan keterampilan berpikir orisinal

lah satu aspek dari kemampuan berpikir

(originality) siswa berkembang melalui

kreatif. Keterampilan merinci (elabora-

merancang

tion) merupakan kemampuan memeca-

erampilan

hkan

erminkan sikap siswa setelah mendengar

masalah

dengan

melakukan

percobaan
originality

sendiri

menc-

gagasan

menjelaskan lebih rinci gagasan-gagasan

menemukan penyelesaian yang baru. Ke-

yang

Kegiatan

baruan tidak mutlak pada sesuatu yang

merancang percobaan berupa simulasi

harus benar-benar baru yang sebelumnya

dampak pencemaran lingkungan yang

belum pernah ada melainkan dapat ber-

meliputi pencemaran air, udara dan tanah

beda dari yang lain ataupun kombinasi

terhadap kelangsungan hidup organisme

dari hal-hal yang sudah ada. Originality

di lingkungan sekitar mendorong siswa

siswa

untuk berpikir mengenai alat dan bahan

merancang percobaan sendiri dimana da-

yang diperlukan, langkah-langkah kerja

lam kegiatan tersebut siswa diberikan ru-

yang harus dilakukan, dan cara men-

ang untuk mengemukakan ide yang ku-

tabulasikan data yang diperoleh, sehing-

rang lazim atau berbeda dengan ke-

ga kemampuan merinci sebagai bagian

lompok lain. Munandar (2009) menya-

disampaikan.

dilatihkan

bekerja

Ket-

langkah-langkah terperinci atau mampu

sudah

kemudian

sendiri.

melalui

untuk

kegiatan

Laksmi, dkk– PBL Model Towards Student’s Creative Thinking Skill

69

takan bahwa siswa yang berpikir orisinal

praktikum di laboratorim ini melatihkan

ialah siswa yang dapat memberikan ja-

siswa untuk berpikir luwes (flexibility).

waban yang tidak lazim, yang lain da-

Hal ini sesuai dengan pendapat Feisel

ripada yang lain, yang jarang diberikan

dan Rosa (2005) bahwa saat diskusi da-

kebanyakan orang pada tingkat penge-

lam kerja laboratorium tumbuh, maka

tahuan yang sama.

pandangan-pandangan dari sudut pan-

Fase ketiga PBL pada pembela-

dang yang berbeda akan muncul (flexibil-

jaran biologi berlanjut pada kegiatan

ity). Praktikum di laboratorium juga

praktikum di laboratorium. Setiap ke-

mengembangkan kemampuan berpikir

lompok melakukan praktikum untuk

dan menumbuhkan kreativitas. Hal ini

mengimplementasikan rancangan perco-

sesuai dengan pendapat Reid dan Shah

baan yang sudah dibuat sesuai dengan

(2007) bahwa kegiatan laboratorium baik

permasalahan pencemaran lingkungan

kegiatan persiapan sebelum melakukan

masing-masing.

belajar

praktikum maupun pelaksanaan prak-

secara langsung yang diperoleh dari

tikum dapat menstimulasi atau merang-

melakukan percobaan membuat siswa

sang

lebih memahami masalah pencemaran

Kegiatan sebelum praktikum dapat me-

lingkungan dan dampak yang ditim-

rangsang siswa untuk berpikir mengenai

bulkan terhadap lingkungan. Kegiatan

kerja laboratorium yang akan dilakukan

praktikum melatihkan siswa untuk ber-

dan

pikir dan fleksibel serta lebih kreatif da-

dapat terjadi. Pelaksanaan praktikum

lam menemukan solusi-solusi permasala-

memberikan kesempatan bagi siswa un-

han.

dalam

tuk menerapkan ide-ide yang siswa

kegiatan praktikum melalui kegiatan

ungkapkan dan juga menambahkan wa-

diskusi

wasan baru ke dalam pengetahuan siswa.

Pengalaman

diakomodasi

Flexibility

yang

berlangsung

selama

kemampuan

berpikir

siswa.

kemungkinan-kemungkinan

Fase

pelaksanaan praktikum. Setiap anggota

keempat

PBL

yang

adalah

kelompok berperan aktif dalam menyam-

menyajikan hasil karya dan memamer-

paikan pendapatnya mengenai hal-hal

kannya.

atau kejadian yang terjadi saat praktikum

pencemaran lingkungan yang meliputi

baik menambahkan pendapat dari ang-

pencemaran air, udara dan tanah yang di-

gota

peroleh

kelompok

lain

maupun

Hasil

melalui

penyelidikan

kegiatan

masalah

praktikum

mengungkapkan gagasan yang berbeda

simulasi dampak ketiga pencemaran ter-

sesuai dengan sudut pandangnya sendiri.

sebut terhadap kelangsungan hidup or-

Kegiatan diskusi yang terjadi selama

ganisme di sekitarnya kemudian dipres-

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

70

entasikan dengan media power point.

kontrol, dimana pada kelas kontrol siswa

Pembuatan media power point memfa-

cenderung lebih sering mencatat dan

silitasi siswa untuk mengembangkan kre-

mendengarkan penjelasan guru. Diskusi

ativitas yang dimiliki. Hasil karya siswa

yang berlangsung di kelas sedikit mem-

berupa pemecahan masalah pencemaran

berikan suasana lebih hidup dan mengu-

lingkungan yang berupa media presentasi

rangi rasa bosan saat pembelajaran ber-

dipamerkan di depan kelas. Penyampaian

langsung, hanya saja masih memiliki

hasil penyelidikan dan solusi permasala-

kekurangan yaitu siswa yang berani ber-

han pencemaran lingkungan yang men-

pendapat hanya sebagian kecil saja, se-

cakup pencemaran air, udara dan tanah

dangkan sebagian besar siswa yang lain

mampu meningkatkan keterampilan ber-

masih terlihat pasif dan kurang berse-

pikir lancar (fluency) dan keterampilan

mangat. Siswa yang berani mengungkap-

mengelaborasi

Siswa

kan pendapatnya di kelas hanya siswa-

dengan lancar menjelaskan langkah-

siswa tertentu, guru lebih sering menun-

langkah percobaan dan menyampaikan

juk siswa untuk mengeluarkan pendapat-

serta membahas hasil yang diperoleh pa-

nya. Pada saat kegiatan praktikum simu-

da saat kegiatan praktikum di laboratori-

lasi dampak pencemaran lingkungan ter-

um.

hadap kelangsungan hidup organisme di

(elaboration).

Penyampaian hasil karya diikuti

lingkungan sekitar yang dilaksanakan di

dengan tahap analisis dan evaluasi proses

laboratorium koordinasi dan kemandiri-

pemecahan masalah. Guru sebagai fasili-

an siswa dalam kelompok kurang. Hal ini

tator

untuk

terlihat pada pembagian tugas antara

melakukan refleksi atas proses penyelidi-

anggota kelompok yang kurang berjalan

kan yang dilakukan. Pada tahap ini siswa

dengan baik, ada sebagian kecil anggota

mengungkapkan gagasan-gagasan dan

kelompok yang kurang terlibat aktif da-

pola berpikir yang digunakan untuk

lam kegiatan praktikum tersebut. Siswa

menemukan solusi permasalahan pence-

terlihat kurang antusias pada kegiatan

maran lingkungan. Pengungkapan gaga-

tanya jawab saat presentasi hasil prak-

san-gagasan oleh siswa meningkatkan

tikum di depan kelas, sangat sedikit

kemampuan dalam kelancaran (fluency)

siswa yang mengajukan pertanyaan. Ke-

mengungkapkan gagasan dan keluwesan

lompok yang sedang presentasi kurang

(flexibility) dalam berpikir.

mampu mengeluarkan pendapatnya dan

membimbing

siswa

Keadaan kelas eksperimen yang

kurang berani menjawab pertanyaan dari

dijelaskan di atas tidak terjadi pada kelas

siswa lainnya, sehingga guru cenderung

Laksmi, dkk– PBL Model Towards Student’s Creative Thinking Skill

71

sering mengambil alih untuk menjelaskan

(2006). The BSCS 5E Intruc-

dan menjawab pertanyaan.

tional Model : Origins and Ef-

Hal-hal yang perlu diperhatikan

fectiveness. Colorado Springs :

dalam penerapan model Problem Based

Office of Science Education Na-

Learningdi dalam pembelajaran biologi

tional Institutes of Health.

adalah guru harus mampu mengaplikasi-

Feisel, L.D. dan Rosa, A.J. (2005). The

kan dengan baik kelima fase yang ada

Role of the Laboratory in Un-

dalam sintak PBL dan merangsang siswa

dergraduate Engineering Educa-

untuk berpikir serta menghasilkan ide-ide

tion. Journal of Engineering

orisinal untuk memecahkan masalah

Education, 94(1): 121-130.

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

Hawadi, R.A, Wihardjo, R.S.D., dan

yang akan dicapai. Guru juga harus

Wiyono, M. (2001). Kreativitas.

mampu memadukan kelima fase pada

Jakarta: Grasindo.

sintak model PBL dengan kegiatan-

Hmelo-Silver, C.E. (2004). Problem-

kegiatan pembelajaran yang dilakukan

Based Learning: What and How

siswa sehingga terbentuk kesatuan yang

Do Students Learn?. Education-

padu agar membawa pengaruh dalam

al

meningkatkan kemampuan berpikir kre-

16(3):235-266.

atif siswa khususnya dalam pembelajaran

Review,

Psychology

Hmelo-Silver,C.E., dan Barrows, H.S.

biologi.

(2006). Goals and Strategies of a

Kesimpulan

Problem-based Learning Facili-

Berdasarkan

hasil

penelitian

tator. Interdisciplinary Journal

dapat disimpulkan bahwa model Problem

of

Problem-based

Based Learning berpengaruh nyata ter-

1(1) : 21-39.

Learning,

hadap kemampuan berpikir kreatif siswa

Hmelo-Silver, C.E., Derry, S.J., Bitter-

mata pelajaran biologi kelas X SMA

man, A., dan Hatrak, N. (2009).

Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran

Targeting Transfer in a STEL-

2011/2012.

LAR PBL Course for PreService Teachers. Interdiscipli-

Daftar Pustaka
Bybee, R.W., Taylor, J.A., Gardner, A.,
Van Scotter, P., Powell, J.C.,
Westbrook, A., dan Landes, N.

nary Journal of Problem-based
Learning, 3(2): 24-42.

Munandar, U. (2009). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Ja-

karta: PT Rineka Cipta.

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 61-72

72

National Science Teachers Association.
(2006). Frameworkfor 21st Century Learning. Diperoleh 24

Juni

2012,

dari

http://science.nsta.org/ps/Final2

Thinking Learning with Learn-

1stCSkillsMapScince.pdf.

ing Innovation to Encourage

Reid, N. dan Shah, I. (2007). The Role of

Human

Thinking.

European

Laboratory Work in University

Journal

of

Sciences,

Chemistry. Chemistry Education

28(2):213-218.

Research

and

Practice,

Tan, O.S. (2009). Problem Based Learning and Creativity. Singapore :

8(2):172-185.
Rustaman, N. (2011). Pendidikan dan
Penelitian

Social

Sains

dalam

Cengage Learning
Whitcombe, S. (2011). The Influence of

Mengembangkan Keterampilan

Pedagogy

on

Berpikir Tingkat Tinggi untuk

Learning Students’ Perception

Pembangunan Karakter. Prosid-

of

ing Seminar Nasional VIII 2011

Journal for Cross-Disciplinary

Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Subjects in Education (IJDSE),

Solo,16 Juli 2011.

2(4):519-527.

Knowledge.

Problem-based

International

Shively, C.H. (2011). Grow Creativity.

Yeo, J.W. (2008). Incorporating Think-

Learning & Leading with Tech-

ing Tools to Enhance Facilita-

nology, 38 (7),10-15. Diperoleh

tion of Problem-Based Learning.

30

Creative Studies Graduate Stu-

Mei

2012,

dari

http://www.iste.org/learn/ publi-

dent

cations/learning-and-

127

lead-

Master’sProjects.

Paper

Yuzhi, W. (2003). Using Problem-based

ing/issues/Feature_Article_Gro

Learning in Teaching Analytical

w_Creativi ty.aspx

Chemistry. The China Papers,

Sumalee, C., Charuni, S.,dan Issara,K.
(2012). The Learner’s Creative

28-33.