PROSIDING MKTI 2013 lengkap final

PROSIDING SEMINAR NASIONAL VII
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH INDONESIA
Palembang, 6-8 November 2013

ISBN: 978-602-70116-0-1

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL VII
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH INDONESIA

Palembang, 6-8 November 2013

Meningkatkan Ketahanan Pangan
serta Mencegah Kekeringan dan Kelangkaan Air

Penyunting:
Satria Jaya Priatna
Midranisiah
Hilda Agustina
Jaya Darmawan


MASYARAKAT KONSERVASI TANAH INDONESIA
CABANG SUMATERA SELATAN
2013

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL VII
Meningkatkan Ketahanan Pangan
serta Mencegah Kekeringan dan Kelangkaan Air
Copyright © MKTI Cabang SUMSEL, 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Penyunting:
Satria Jaya Priatna
Midranisiah
Hilda Agustina
Jaya Darmawan
Desain sampul & tata letak: A. A. Bama
Diterbitkan oleh: MKTI Cabang Sumatera Selatan
BPDAS Musi
Jl. Kol. H. Burlian Km 6,5 Punti Kayu Palembang,

Kotak Pos 1202 Telp. 0711-411378 Fax 0711-413329
e-mail: mkti_sumsel@yahoo.com
xx + 388 hlm.; A4
ISBN: 978-602-70116-0-1
Dicetak oleh Percetakan & Penerbitan SIMETRI Palembang
Isi di luar tanggung jawab percetakan

KATA PENGANTAR

P

uji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Prosiding
Seminar Nasional VII Masyarakat Konservasi Tanah Indonesia yang bertemakan “Meningkatkan
Ketahanan Pangan serta Mencegah Kekeringan dan Kelangkaan Air” dapat kami selesaikan.
Prosiding ini merupakan kumpulan makalah seminar yang diaadakan oleh MKTI Cabang Sumatera
Selatan pada tanggal 6-8 November 2013 di Palembang.
Penyusunan Prosiding ini dimaksudkan agar masyarakat luas dapat mengetahui berbagai informasi
terkait isi makalah yang telah dipresentasikan dan mendokumentasikan hasil seminar nasional yang
terangkum dalam makalah-makalah yang disajikan dalam seminar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada para

penyaji dan penulis makalah, penyunting serta redaksi pelaksana yang telah berkerja keras sehingga
Prosiding ini dapat diterbitkan. Kami sampaikan terima kasih juga kepada Tim Penyelia yang telah
mereview semua makalah sehingga kualitas isi makalah dapat terjaga dan dipertanggungjawabkan.
Tak lupa kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi terselenggaranya seminar
nasional ini dan atas tersusunnya prosiding ini kami ucapan terima kasih.
Akhir kata, semoga prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Palembang, November 2013

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

v

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................

v

Daftar Isi .........................................................................................................................................

vii


Kata Sambutan Ketua Panitia .........................................................................................................

xi

Sambutan Gubernur Sumatera Selatan ...........................................................................................

xiii

Rumusan Seminar Nasional VII Masyarakat Konservasi Tanah Indonesia ...................................

xv

Susunan Panitia Seminar Nasional VII dan Kongres VIII MKTI ...................................................

xix

MAKALAH UTAMA
Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah dan Air untuk Menjamin
Kehidupan Lestari. Naik Sinukaban .........................................................................................


3

Ekologika Pembangunan dan Rekayasa Sosio Antropologis AGRO-EKOSISTEM Lahan
Pangan. Fachrurrozie Sjarkowi ................................................................................................

11

MAKALAH PENUNJANG
Bagian 1: Hubungan Konservasi Tanah dan Air (KTA) dengan
Peningkatan Produktivitas dan Biomassa
Analisis Tingkat Bahaya Erosi dan Kondisi Beberapa Sifat di Lokasi Penimbunan
Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim Yang Telah Direvegetasi. Alamsyah
Pohan dan Satria Jaya Priatna ................................................................................................

29

Pengaruh Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak (Polimer) dan Mulsa Alang-alang
(Imperata cylindrica L.) terhadap Kebutuhan Air Tanaman pada Pertumbuhan Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) dengan Sistem Irigasi Tetes. Alex Chandra Sipahutar,

Hilda Agustina, Arjuna Neni Triana .......................................................................................

36

Produksi N-NH3, VFA Total dan Populasi Mikroba Rumen yang Disuplementasi Zn
Lysinat dengan Berbagai Macam Hijauan. Fariani, A., Abrar, Muslim G. dan E.
Satriawan ..................................................................................................................................

46

Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap Kandungan Nutrisi Beberapa Rumput
Rawa. Fariani, A., A.I.M. Ali dan Tasmawati .........................................................................

58

Artropoda sebagai Bioindikator Kesehatan Lahan Pertanian. Dewi Meidalima dan
Meihana ....................................................................................................................................

69


Pengaruh Waktu dan Bahan Pengomposan terhadap Lju Resapan Air pada Lubang
Biopori. Dwi Probowati Sulistiyani, Dwi Setyawan, dan Arvin Rahmatullah ........................

74

Pemanfatan Biomassa Akasia (Acacia mangium) sebagai Bahan Bakar Alat Pengering
Gabah Tipe Flat Be menggunakan Panas Uap Jenuh melalui Heat Exhanger. Endo Argo
Kuncoro, Rahmad Hari Purnomo,Wahyu Adi Putra ..............................................................

82

Studi Pertumbuhan dan Produksi Jagung Semi (Zea mays.L) pada Beberapa Sistem
Bertanam (Cropping System) dan Dosis Pupuk NPK Majemuk di Lahan Kering.
Hermanto, Dwi Putro Priadi, Yakup Parto ..............................................................................

89

Dinamika dan Konservasi Karbon di Lahan Sub Optimal Sumatera Selatan. Muh.
Bambang Prayitno dan Bakri ................................................................................................... 100
Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013


vii

Daftar Isi

Prediksi Erosi dari Lahan Kebun Teh di Gunung Dempo Kota Pagaralam, Napoleon A.,
S. M. Bernas, A. Pratama ......................................................................................................... 106
Pemberian Pupuk Hayati dengan Jarak Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan, Produksi
dan Serapan Hara Jagung (Zea mays L) pada Lahan Pasang Surut. R. Iin Siti Aminah,
Erni Hawayani, Idwar .............................................................................................................. 112
Problematika Kerusakan Lahan (Penyebab, Masalah, Kendala Dan Dampak), Serta
Upaya Penangulanganya. Satria Jaya Priatna ......................................................................... 119
Pertumbuhan dan Hasil Jagung pada Berbagai Sistem Olah Tanah dan Jarak Tanam.
Rismiyanto, Soni Isnaini, Rakhmiati, Yatmin, dan Maryati ................................................... 129
Konservasi dan Pengelolaan Lahan Kering untuk Meningkatkan Produktivitasnya NP. Sri
Ratmini ...................................................................................................................................... 134
Kajian Estimasi Karbon di Kawasan Konservasi Hutan Lindung Telang sebagai Upaya
Pengurangan Dampak Emisi Gas Rumah Kaca di Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan. Yuli Rosianty, K.A. Hanafiah, I. Yustian ................................................... 142


Bagian 2:

Perencanaan Penggunaan Lahan dalam Kaitannya dengan
Konservasi Tanah dan Air
Peranan Konservasi Tanah dan Air Tanah untuk
Meningkatkan Fungsi Hidrologis DAS

Manajemen Lahan Dalam Membangun Usahatani Konservasi Integrasi Untuk Ketahanan
Pangan di Pedesaan di Daerah Tangkapan Air Singkarak. Aprisal, Bujang Rusman dan
Refdinal ..................................................................................................................................... 155
Irigasi Genangan untuk Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.).
Arjuna Neni Triana, Hilda Agustina, Sri Anita Agustina ....................................................... 165
Keragaan Pertumbuhan Tanaman Karet Umur Dua Tahun ( Hevea brasiliensis) Pada
Bagian Atas, Tengah dan Bawah Lereng di Perkebunan Karet Rakyat Desa Gunung
Meraksa. Bakri, Alamsyah Pohan, dan Ade Hafitriyan .......................................................... 174
Interaksi Wortel dan Ubi Ungu sebagai Pakan Tambahan terhadap Pertumbuhan Lobster
Red Claw (Cherax quadricarinatus) yang Dipelihara dari Peraiaran Umum. Boby
Muslimin, Khusnul Khotimah .................................................................................................. 183
Permasalahan Utama Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Pasaman,
Sumatera Barat. Bujang Rusman .............................................................................................. 187

Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lahan Datar dan Landai di Perkebunan
Kelapa Sawit Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin. Djak Rahman .................................. 195
Evaluasi Perbaikan Tapak pada Rehabilitasi Lahan Bekas Penambangan Batubara di PT.
Berau Coal Kalimantan Timur. Endang Sosilawati .................................................................. 201
Mengurangi Genangan Air dengan Menggunakan BIOSWALES. Faradiah Hildy Putri ........ 208
Peningkatan Ketahanan Rendaman Padi Lokal dengan Menginsert Gen SUB. Gusmiatun,
Rujito A. Suwignyo, Andi Wijaya dan Mery Hasmeda ........................................................... 214
Respon Pertumbuhan Lrva Ikan Betok (Anabas testudineus) terhadap Variasi Pakan
dalam Akuarium. Helmizuryani dan Boby Muslimin ............................................................. 222
Potensi Penggunaan Lahan Pekarangan Masyarakat Transmigrasi Daerah Pasang Surut
Untuk Budidaya Perikanan, Penggunaan Lahan Pekarangan Masyarakat Transmigrasi
Daerah Pasang Surut untuk Budidaya Perikanan, (The Potential Use of Transmigration
Community’s Yard in Tidal Area for Aquacultere). Mirna ....................................................... 229
viii

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Daftar Isi

Analisis Berbagai Perangkat Pengendalian Muka Air Tanah dan Kajian Inovasi

Teknologi Pipa Berlubang dalam Upaya Pengurangan Banjir di Kota Palembang. Momon
Sodik Imanudin, Masreah Bernas dan NP. Sri Ratmini ....................................................... 235
Stabilisasi Tanah Lempung dengan Menggunakan Abu Sabut Kelapa sebagai Lapis
Tanah Dasar Jalan (Subgrade) (Studi Kasus: Kota Palembang). R. S. Ilmiaty, S. I.
Pertiwi, Y. Hamdani, I. Yunus ................................................................................................. 240
Analisis Faktor-Faktor Keuntungan Usaha Tani Padi Sawah Irigasi di Kabupaten OKU
Timur Sumatera Selatan. Hanapi .............................................................................................. 250
Optimalisasi Konsep Green Building dalam Perencanaan Penggunaan Lahan di Kota
Palembang. Sitti Sarifah ............................................................................................................ 257
Pagar Hidup Berlapis: Filosofi dan Best dan Best Practice Konservasi Vegetatif. Sri
Tejowulan .................................................................................................................................. 267
Transformasi Hutan Menjadi Tanaman Perkebunan dan Dampaknya terhadap Hidrologi
DAS (Impact of forest transformation and oil palm expansion on catchment hydrology).
Suria Darma Tarigan dan Sunarti ........................................................................................... 279

Bagian 3: Peranan KTA dalam Mendukung Pembangunan
Berkelanjutan
Penguatan Kelembagaan untuk Mendukung KTA
Membangun Industri Kayu Pertukangan Melalui Pola Kemitraan Kelembagaan Klaster
Agribisnis Perkayuan. Agoes Thony AK. .................................................................................. 289
Penghematan Sumberdaya Melalui Penerapan Budidaya Padi Secara Ratoon Di Lahan
Pasang Surut. Andi Wijaya ....................................................................................................... 295
Peningkatan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Mengenai Konservasi Tanah dan Air
Melalui Pendidikan Lingkungan. Azizah Husin ....................................................................... 301
Kinerja Pengelolaan Kawasan Konservasi Repong Damar Ditinjau dari Aspek Ekologi
dan Sosek. Delfy Lensari ........................................................................................................... 307
Kajian Kualitas Perairan Lebak Deling dalam Upaya Menjaga Kelestarian Sumberdaya
Perairan. Khusnul Khotimah .................................................................................................... 315
Perbaikan Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Lebak
dengan Pemberian Komposisi Pupuk Organik Hayati dan Anorganik. Neni Marlina,
Nuni Gofar, Nurbaiti Amir, dan Bermi Arya Putra ................................................................ 320
Tanah dan perkembangan Patogent Ular Tanah. Nurhayati .................................................... 326
Analisis Neraca Air Untuk Mengetahui Perubahan Tata Guna Lahan Pada Sub Das Ogan
Das Musi Sumatera Selatan. Puspitahati dan Edward Saleh .................................................. 331
Rekayasa Pupuk Organik Plus dari Sumber Daya Lokal Pedesaan untuk Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Padi. Syafrullah .......................................................................................... 341
Pengelolaan Tanah Andisol untuk Praktik Budidaya Tanaman yang Berkelanjutan.
Yakup ......................................................................................................................................... 352
Efisiensi Pemasaran Kelapa Dalam Di Desa Pendowo Harjo Kecamatan Sungsang
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Yudhi Zuriah WP ...................................... 361
Respon Tanaman Sawi (Brasssica juncea L ) terhadap Berbagai Konsentrasi dan Interval
Pemberian Nano Bio. Yursida, Karlin Agustina dan Edy Romza ........................................... 369
Respon Mikroalga dan Bakteri dalam Mengabsorbsi Polutan Limbah Pabrik Pupuk Urea.
Marhaini, Faizal, Hatta Dahlan, Arinafril, dan Marsi ........................................................... 376
Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

ix

Daftar Isi

Purifikasi Biogas untuk Meningkatkan Persentase Metana sebagai Bahan Bakar Alternatif
dengan Menggunakan Zeolit dan Karbon Aktif. Abdullah Saleh ........................................... 384

x

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

KATA SAMBUTAN
KETUA PANITIA ACARA SEMINAR NASIONAL VII DAN
KONGRES VIII MASYARAKAT KONSERVASI TANAH
DAN AIR INDONESIA
(Palembang, 6 November 2013)
Kepada Yth.:
1. Menteri Kehutanan Republik Indonesia atau yang mewakili
2. Gubernur Provinsi Sumatera Selatan atau yang mewakili
3. Pengurus Pusat dan Cabang MKTI seluruh Indonesia
4. Narasumber (Prof. Dr. Naik Sinukaban dan Prof H. Fachrurrozi Syarkowie. PhD)
5. Kepala Dinas dan Institusi Terkait dalam lingkup Provinsi dan Kabupaten Kota Se Sumatera
Selatan
6. Pimpinan Perguruan Tinggi di wilayah Palembang dan sekitarnya
7. Para hadirin, peserta Seminar dan peserta Kongres MKTI yang berbahagia
Assalamu Alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh,

P

ertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayahNya kita masih diberi kesempatan untuk hadir dan menyelenggarakan Seminar
Nasional VII dan Kongres Masyarakat konservasi Tanah dan Air (MKTI) VIII yang dilaksanakan di
Bumi Sriwijaya yang kita cintai ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk :1) menggalang tali silaturahmi antar sesama anggota MKTI dan para
pemerhati Konservasi Tanah dan Air dari seluruh Indonesia, 2) menggali berbagai informasi baik
dari hasil penelitian, pengembangan kebijakan dan pelaksanaan program -kegiatan yang berkaitan
dengan Konservasi Tanah dan Air, serta 3) memilih dan menetapkan ke[engurusan pusat MKTI
periode berikutnya.
Hadirin yang Berbahagia
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah saya mewakili Panitia Pelaksana kegiatan yang telah
diberikan mandat oleh Pengurus Pusat MKTI, untuk menyampaikan beberapa hal, terkait dengan
Pelaksanaan Kegiatan Seminar VII dan Kongres VIII MKTI, yang dimulai mulai dari tanggal
5 hingga 7 November 2013 yad.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini meliputi:
1. Seminar Nasional, dengan tema kegiatan "Meningkatkan Ketahanan Pangan Serta Mencegah
Kekeringan dan Kelangkaan Air"
Seminar diikuti oleh sekitar 300 orang peserta dengan jumlah pemakalah sebanyak 55 orang
yang berasal antara lain dari Provinsi Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Jambi, Palembang, Lampung, Jawa Barat, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

xi

Sambutan Ketua Panitia Seminar Nasional VII & Kongres VIII MKTI

Peserta seminar dan kongres merupakan anggota MKTI, Pemerhati, Akademisi, Peneliti,
Praktisi dan Mahasiswa.
2. Kongres Nasional VIII MKTI, yang diikuti oleh Pengurus Pusat dan 14 pengurus cabang
MKTI dari seluruh Indonesia.
3. Konsultasi Publik Rancangan Undang-Undang Konservasi Tanah dan Air, diikuti oleh
unsur Dinas terkait, serta para pemerhati dan akademisi dalam lingkup Provinsi Sumatera
Selatan.
4. Fieldtrip, menyelusuri kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Musi sekitar kota
Palembang, dengan menggunakan Kapal wisata Putri Kembang Dadar.
Hadirin yang Kami Hormati
Pelaksanaan Seminar Nasional Tahunan dan Konggres ini merupakan kontribusi dari
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH DAN AIR INDONESIA sebagai satu organisasi profesi
yang mempunyai bidang kekaryaan konservasi tanah dan air. Karena itu MKTI harus berperan dalam
berbagai kegiatan yang bersifat langsung ataupun tidak langsung kepada pemerintah dalam hal
membantu menetapkan kebijakan untuk pelestarian tanah dan air. Sementara Kongres Nasional MKTI
merupakan agenda 3 tahunan sebagai salah satu amanat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
MKTI untuk melaksanakan penyegaran dalam kepengurusan MKTI dengan memilih kepengurusan
MKTI Periode 2013-2015.
Sebagai panitia seminar kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua anggota panitia
serta semua pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang sudah bekerja dengan
baik untuk menjadikan seminar ini dapat terlaksana. Ucapan yang sama disampaikan juga Kepada
Masyarakat Konservasi Tanah dan Air (MKTI) Pusat dan BPDAS Sumatera Selatan yang telah
memberi dukungan dan menjadi sponsor sehingga seminar dan kongres ini dapat dilaksanakan di
Kota Palembang.
Para Undangan dan Seluruh Peserta yang Kami Muliakan
Pada even Seminar dan Kongres VIII kali ini, Insya Allah, panitia pelaksana akan mempersembahkan
sebuah karya cipta dalam bentuk lagu MARS MKTI yang akan di kumandangkan oleh Group Paduan
Suara Universitas Sriwijaya. Lagu ini diciptakan oleh Ketua MKTI cabang Sumatera Selatan
(Dr.Ir.Satria Jaya Priatna, MS) dan di arransemen oleh Ir. Bambang Gunawan, M.Si. Semoga karya
cipta ini akan menjadi lagu wajib dan dikumdangkan setiap pelaksanaan kongres dan Seminar
Nasional MKTI.
Demikianlah semoga Allah akan selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga kita mencapai
tujuan dan manfaat yang diinginkan dari pelaksanaan Seminar dan Kongres VIII MKTI ini. Aamiin
YRA
SALAM MKTI
Wabillah hi taufik wal hidayah
Wassallamualaikum wr.wb.
Dr.Ir. Siti Masreah Bernas, M.Sc.
Ketua Panitia Semnas

xii Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN
PADA ACARA KONGRESS VIII, SEMINAR NASIONAL VII
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH DAN AIR INDONESIA (MKTI)
DAN KONSULTASI PUBLIK RUU KONSERVASI TANAH DAN AIR
(Palembang, 6 November 2013)
Yang saya hormati:











Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Direktur Jenderal BPDAS PS Kementerian Kehutanan, DR. Ir. Hilman Nugroho, MP
Direktur PEPDAS Kementerian Kehutanan , DR. Ir. Eko Widodo Soegiri, MM.
Kepala Bappeda se Provinsi Sumatera Selatan
Kepala Dinas yang menangani bidang kehutanan se Provinsi Sumatera Selatan
Para Kepala BPDAS di seluruh Indonesia
Kepala UPT Kementerian Kehutanan
Ketua Dewan Pembina MKTI Pusat, Prof. Dr. Naik Sinukaban, M.Sc
Para pengurus MKTI Cabang di seluruh Indonesia
Hadirin dan undangan yang berbahagia,

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

M

engawali sambutan ini, perkenankanlah saya mengajak hadirin semua untuk bersama-sama
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga pada hari ini kita dalam keadaan sehal wal’afiat untuk bersama-sama menghadiri Kongres
VIII, Seminar Nasional VII Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) dan Konsultasi
Publik Rancangan Undang-Undang Konservasi Tanah dan Air.
Hadirin yang berbahagia,
Sebagaimana kita ketahui bahwa tanah merupakan sumber penghidupan manusia, sumber air, sumber
energi, dan benteng terakhir perubahan iklim. Tanah dan air adalah penyangga keberlangsungan
manusia. Dua hal itu mesti dikelola dan dijaga agar fungsi-fungsi yang dimilikinya tidak terganggu.
Namun demikian, sampai saat ini masih terjadi degradasi lahan setiap tahun seluas 12 juta hektar di
seluruh dunia yang menyebabkan lahan tidak produktif dan menimbulkan kerugian bagi 1,5 miliar
manusia di dunia. Oleh karena itu masyarakat internasional perlu mengambil langkah-langkah penting
dalam rangka menghindari hilangnya lahan produktif tersebut.
Di tingkat dunia, laju degradasi lahan menunjukkan angka yang cukup tinggi, namun
alhamdulillah di wilayah Indonesia, trend degradasi lahan semakin lama-semakin menurun. Hal itu
ditandai dengan semakin menurunnya angka deforestasi di Indonesia, dari angka tertinggi 3,5 juta
hektar pada kurun 1996- 2000, terus menurun hingga periode 2009-2011 angka deforestasi sekitar
0,45 juta hektar.
Hadirin yang saya muliakan,
Provinsi Sumatera Selatan saat ini tidak luput oleh masalah degradasi hutan dan lahan yang berakibat
kepada menurunnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS). Tercatat luas lahan kritis di Sumatera
Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

xiii

Sambutan Gubernur Sumatera Selatan

Selatan adalah 1.150.468,378 Ha, meliputi kategori kritis seluas 910.295,730 Ha dan Kategori Sangat
Kritis seluas 240.172,648 Ha (Review Data Lahan Kritis BPDAS Musi, Tahun 2011). Hal ini
berakibat semakin sering terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor maupun kekeringan.
Peristiwa bencana alam tersebut merupakan indikator kerusakan DAS yang nyata yang telah
menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat.
Para Undangan yang terhormat,
Upaya perbaikan lingkungan melalui berbagai teknik konservasi tanah dan air sangat perlu dilakukan.
Upaya yang melibatkan seluruh masyarakat serta pihak terkait pada prinsipnya bertujuan untuk
meningkatkan daya dukung DAS secara menyeluruh.
Pengertian konservasi tanah dan air adalah upaya penempatan setiap bidang lahan pada
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai syarat
untuk menghindari kerusakan sekaligus mendukung kelestarian.
Mengingat makin luas dan cepatnya laju degradasi lahan dan masih lemahnya implementasi
konservasi tanah di Indonesia, maka perlu segera dilakukan upaya terobosan yang efektif . Peran dan
kebijakan pemerintah sangat penting dan menentukan keberhasilan upaya konservasi tanah. Saat ini
RUU Konservasi Tanah masih dalam proses ke arah pengesahan menjadi undang-undang. Namun
sebenarnya berbagai peraturan/perundangan yang berkaitan dengan masalah kerusakan lahan
pertanian, terutama konversi lahan ke nonpertanian, sudah banyak diberlakukan dalam bentuk
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, dan Peraturan Daerah. Masalah yang mengemuka adalah
lemahnya penegakan hukum terutama karena penerapan law-enforcement yang kurang tegas. Melalui
kesempatan hari ini marilah kita ikuti bersama konsultasi publik RUU Konservasi Tanah dan Air,
sehingga nantinya RUU yang akan disahkan dapat mengakomodir semua kepentingan terkait
pelestraian konservasi tanah dan air.
Hadirin yang berbahagia,
Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) merupakan organisasi profesi yang
mempunyai bidang kekaryaan konservasi tanah dan air (KTA). Dalam hal ini MKTI harus dapat
berperan dalam berbagai kegiatan dan program yang berkaitan dengan KTA. Peran MKTI dapat
bersifat langsung (rencana aksi) maupun memberikan masukan kepada pemerintah dalam menetapkan
kebijakan yang terkait dengan upaya pelestarian tanah dan air.
Kongres Nasional MKTI merupakan salah satu amanat AD/ART MKTI untuk melaksanakan
penyegaran dalam kepengurusan MKTI. Selain itu Seminar Nasional juga merupakan salah satu
program pengurus MKTI yang bertujuan untuk menggali berbagai informasi baik dari hasil penelitian,
perkembangan kebijakan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan Konservasi
Tanah dan Air (KTA).
Para hadirin berbahagia,
Demikianlah beberapa arahan yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga apa yang
telah saya sampaikan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan.
Terimakasih atas perhatian saudara-saudara.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Palembang, 6 Nopember 2013
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Ttd,
H. ALEX NOERDIN

xiv Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

RUMUSAN
SEMINAR NASIONAL VII DAN KONGRES VIII
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH DAN AIR INDONESIA
(MKTI)
Palembang, 6 – 8 November 2013

M

emperhatikan Sambutan Menteri Kehutanan RI, Gubernur Sumatera Selatan dan paparan
narasumber, serta diskusi Seminar Nasional VII dan Kongres VIII Masyarakat Konservasi
Tanah Dan Air Indonesia (MKTI) telah disepakati beberapa hasil rumusan sebagai berikut:

A Rumusan dari Pembicara Kunci (Key Note speaker):
1. Upaya pencapaian pembangunan yang berkelanjutan khususnya dibidang pembangunan
pengembangan sumberdaya lahan salah satunya memerlukan pengolahan dan pengelolaan
tanah secara konservasi yang melibatkan teknologi: vegetatif, mekanik, kimia dan
manajemen.
2. Kebijakan merubahan penggunaan lahan (tata guna lahan) harus mengacu pada 4 (empat)
pilar konservasi tanah air, meliputi: KTA secara agronomis,KTA secara vegetatif, KTA
secara struktur, KTA secara manajemen.
3. Untuk mendukung pengembangan dan pembangunan sumberdaya lahan perlu dikembangkan
pola-pola riset dan teknologi KTA yang terintegrasi dan interdisipliner. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa pemilihan teknik konservasi tanah,
harus bersifat: spesifik, mudah dan murah, serta langsung dapat diterapkan.
4. Hal utama yang perlu diperhatiakn adalah jangan memaksa petani dan masyarakat dengan
pola/model dan teknik yang kita berikan. Tetapi dengan memberikan alternatif pilihan
“planing” yg coba kita tawarkan.
5. Perlunya pola kemitraan yang harus dibangun oleh 4 komponen sosial, yaitu:
a. sosial psikologis
b. sosial ekologis
c. sosial struktur
d. sosial manajemen
6. Untuk memperkuat pola kemitraan adalah dengan membangun Koordinasi antara
stakeholkder pada tataran konsep dan planning. Koordinasi yang terbangun hendaknya
bersifat: komprehensif, terpadu, holistik dan sistemik (bergulir).
7. Persoalan kekritisan lahan semakin kompleks, untuk itu diperlukan Undang Undang
yang mengatur tentang Konservasi Tanah dan Air. Saat ini kondisi ekosistem
menunjukkan kecenderungan akan adanya hubungan yang signifikan antara laju degradasi
lahan dengan laju alih fungsi lahan.
8. Upaya Perancangan dan Penyusunan Naskah Akademik RUU tentang Konservasi Tanah
dan Air terus dilakukan dan digiatkan, sampai saat ini kegiatan Konsultasi Publik intens
dilakukan, baik dari aspek legal maupun content/subtsansi UU tentang Konservasi Tanah Air.
9. Hasil kajian dan diskusi ahli mengungkapkan bahwa RUU tentang Konservasi Tanah dan Air
tidak overlap dengan Undang-undangan sebelumnya.

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

xv

Rumusan Seminar Nasional VII & Kongres VIII MKTI

10. MKTI diperlukan sebagai organisasi Independent yang akan memperkuat dan memantapkan
penyusunan UU tentang Konservasi tanah dan air, baik dari dimensi substansi maupun dari
kapasitasnya sebagai “presure”.

B Rumusan dari Hasil Diskusi Panel Keynote Speaker dan Diskusi Paralel:
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi memiliki luas 7.787.479,29 Ha yang merupakan

DAS lintas provinsi yang mencakup 4 (empat) provinsi) yaitu Provinsi Sumatera
Selatan seluas 7.285.301,70 ha (93,55%), Provinsi Jambi seluas 258.268,52 ha (3,32
%), Provinsi Bengkulu seluas 216.652,64 ha (2,78%) dan Provinsi Lampung seluas
27.256,43 ha (0,35%).

2. DAS merupakan sistem hidrologi, sistem ekologi, sistem sumberdaya, sistem sosial

ekonomi, dan sistem tata ruang pembangunan atau DAS sebagai suatu ekosistem.
DAS juga merupakan suatu bioregion yang memiliki keterkaitan antara wilayah
hulu, tengah dan hilir, atau wilayah DAS terdapat interdependensi antar wilayah
tersebut. Di dalam wilayah DAS terdapat interaksi antara berbagai pemangku
kepentingan (stakeholders).

3. Kerusakan lahan dan hutan menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang perlu

penanganan serius dan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat,
akademisi, peneliti, praktisis, swasta, dan lainnya. Perubahan alih fungsi lahan
(konversi lahan) dari kawasan resapan air menjadi kawasan pertambangan,
industri, perkebunan, dan permukiman, juga memberi dampak langsung
terhadap perubahan keseimbangan ekosistem, antaranya degradasi komponen
tanah dan air pada kawasan DAS, yang pada akhirnya menimbulkan bencana
bagi masyarakat setempat. Beberapa hal yang menjadi pemicu penyebab rusaknya
hutan dan meluasnya lahan kritis diantaranya disebabkan oleh adanya aktivitas
pembalakan liar, kebakaran hutan, ataupun alih fungsi lahan sebagai akibat dari
desakan ekonomi masyarakat terutama di sekitar hutan.

4. Konservasi Tanah dan Air adalah upaya penempatan setiap bidang Lahan pada

penggunaan yang sesuai dengan kemampuan Lahan tersebut dan memperlakukannya
sesuai dengan syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga
dapat mendukung kehidupan secara lestari.

5.

Ada 3 teknik Konservasi Tanah dan Air (KTA) menurut Wocat (WASWC, 1998)
antara lain KTA secara agronomis, secara vegetatif, secara struktur, dan secara
manajemen. Namun teknik KTA ini dapat dikombinasikan (agronomis, vegetatif,
struktur dan manajemen) pada kondisi dimana satu tindakan tidak berfungsi tanpa
tindakan lainnya.

6. Pendayagunaan suatu bentang ekosistem menjadi area agrosistem, secara teknis harus

memperhatikan arti penting keserasian antar mata rantai ekosistem hulu-hilir, dan
juga keseimbangan antara agroekosistem dan ekosistem sisa pasca konvensi
sebagian bentang ekosistem

7. Pengembangan usahatani atau satuan agribisnis tanaman pangan dan perkebunan

seyogyanya didahului rekayasa teknis berdasarkan iptek bio-geofisik dan
rekayasa sosial berdasarkan iptek sosio antropologis agar terbina pola kemitraan
usaha yang andal secara teknis maupun non teknis.

8. Persoalan pangan nasional harus dijawab dengan suatu strategi pembangunan

kedaulatan pangan yang secara simultan harus dicapai melalui 5 siasat yaitu 1.

xvi

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Rumusan Seminar Nasional VII & Kongres VIII MKTI

Kewaspadaan pangan 2. Keamamanan pangan, keanekaragaman pangan 4.
Kesiagaan pangan dan 5. Keandalan lahan pangan.
9. UU Konservasi Tanah dan Air bertujuan untuk mewujudkan sebesar-besar

kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan menjamin lahan
yang mampu mendukung kehidupan masyarakat, mengoptimalkan aneka fungsi lahan
untuk mencapai manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan secara seimbang dan lestari,
meningkatkan daya dukung DAS, dan menjamin distribusi manfaat secara merata.

10. Materi muatan RUU Konservasi Tanah dan Air telah menggambarkan tingkat

sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang ada serta posisinya
untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pengaturan, mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum.

TIM PERUMUS:
Palembang, 6 November 2013
1. Dr. Yetty Hastiana, M.Si.
2. Ir. Arifin, MP.
3. Dr. Nur Ahmadi, M.Si.

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

xvii

Lampiran Surat Keputusan Kepala BPDAS Musi
Nomor : SK.
/BPDAS.M-3/2013
Tanggal : 30 September 2013

SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES VIII
MASYARAKAT KONSERVASI TANAH DAN AIR
(Palembang, 6-8 Novemmber 2013)
Pengarah

: Ketua MKTI Pusat
Kepala Dinas Kehutanan Prov. Sumsel
Kepala BPDAS Musi

Penanggung Jawab

: Ketua MKTI Cabang Sumatera Selatan
(Dr.Ir.Satria Jaya Priatna, M.S)
Ketua Forum DAS Sumsel
(Dr.Ir. Edward Saleh, M.S)

Pelaksana
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Kesekretariatan

:
:
:
:
:

Dr. Ir. Siti Masreah Bernas, M.Sc.
Ir. Ruli Joko Purwanto, M.P.
Puspitahati, STP, M.P
Yunita Dwi Hastuti, S.Hut
Merynda Indriyani Syafitri, STP, M.Si
Leoza
Felicia
Ismi Nuryanti
Ayu Wulandari
Fajar P.A
Rida Apriana
Winda Putriana
Hendra Saputra

Seksi Acara/Persidangan Seminar Nasional/Kongres:
Dr. Karlin Agustina
Mirna Fitrani, SPi, M.Si
Ir. Yursida, M.Si
Dr. Sumi Amariena Hamim
Dr. Yetty Hastiana, M.Si
Shabiliani Mareti, SHut., M.Si
Ririn, SP
Seksi Makalah/Prosiding:

Ir. MidranIsiah Hamid, M.Si
Dr. Yuanita Windusari, S.Si.
Citra Kori Utami
Tiara Dwi Sulistyani
Jaya Darmawan
Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

xix

Susunan Panitia Seminar Nasional VII & Kongres VIII MKTI

Dwi Santri
Seksi Konsumsi dan Akomodasi:
Dra. Nurhidayati, M.M
Subakir
Nurdillah, SP
Seksi Kunjungan Lapangan/Transportasi:
Dr.Ir. Nur Ahmadi, M.S.
Budi Raharjo, STP, M.Si.
Drs. Taufik Anwar
Ir. Arifin, M.P
Eko Suroso, S.Hut., M.Si
Ir. Bakri, M.S
Seksi Penerima Tamu:

Ir. H. Djak Rahman,M.Sc
Ir. Alamsyah Pohan, M.S.
Dr. Ir. Marwan Sufri, M.S.
Hariyadi Ananto, BSc.F
Diana Lestari
Netri Meriyanti
Noveansyah
Ilham Nurzaman
Sastro

Seksi Publikasi/Dokumentasi:
Ir. Muh Bambang Prayitno, M.Agr Sc
Yeni Putriana, S.Si
M.Ardi Sodik, SP
Samat, S,Si
Fransinarta

xx

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

MAKALAH UTAMA
1. Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi
Tanah dan Air untuk Menjamin Kehidupan
Lestari
2. Ekologika Pembangunan dan Rekayasa Sosio
Antropologis AGRO-EKOSISTEM Lahan Pangan

Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah dan Air
untuk Menjamin Kehidupan Lestari
Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban M.Sc.

Definisi:
Konservasi tanah dan air adalah upaya penempatan setiap bidang Lahan pada penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan Lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga dapat mendukung kehidupan secara lestari.
Konservasi air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup secara lestari.
Metoda Konservasi Tanah dan Air Sampai 1998


Metoda Vegetatif



Metoda Mekanik



Metoda Kimia

Metoda Vegetatif
A. Penggunaan tanaman/ tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan dan aliran
permukaan terhadap tanah dan memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah.
1.
2.
3.
4.
5.

Penanaman Vegetasi permanen.
Pen. Padang rumput permanen.
Pen. Serealia berbiji kecil.
Pen. Leguminosa kecil atau besar.
Pen. Tanaman semusim secara berbaris.

B. Penanaman dalam strip
C. Pemanfaatan sisa tanaman/tumbuhan dalam bentuk mulsa atau pupuk hijau.
Metoda Mekanik
Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dan pemberantasan gulma
1.

Pengolahan tanah konservasi (pengolahan tanah seperlunya/minimum, dan/atau penanaman
tanpa olah tanah)
2. Pengolahan tanah mengikuti kontur
3. Pemb Guludan
4. Guludan bersaluran
5. Parit pengelak
6. Rorak
7. Sengkedan
8. Teras berlereng, berdasar lebar, bangku/datar
9. Embung, Kolam retensi, balong
10. Tanggul
11. Dam
12. Saluran drainase dan irigasi.

Metode Kimia

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

3

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...

Metoda kimia digunakan untuk pembentukan agregat tanah dan pemantapan struktur tanah. Bahan
kimia pembenah struktur tanah sering disebut sebagai soil conditioner (pembenah tanah):
1. Polyvinyl alkohol (PVA)
2. Polyvinyl acetat (PVa)
3. Polyacrylic acid (PAA)
4. Vinylacetat malcic acid copolymer (VAMA)
5. Polyacrylamide (PAM)
6. Emulsi bitumen.
Metoda Konservasi Tanah dan AIR Sejak 1998
World Association of Soil and Water Conservation (WASWC) dalam International Soil and Water
Conservation Organisation (ISCO) conference in 1996 , Bonn Germany secara resmi menerima
WOCAT (World Overview of Soil and Water Conservation Approaches and Technologies) sebagai
program Global. Pada 1998, WOCAT mengeluarkan publikasi sistim DATA BASE tentang
Konservasi Tanah dan Air seluruh dunia.
Tehnik Konservasi Tanah dan Air WASWC (1998)
• Agronomis
• Vegetatif
• Struktur
• Manajemen
• Kombinasi
Teknik KTA menurut WOCAT (WASWC, 1998)
1.

KTA secara Agronomis
Penggunaan mulsa, sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk buatan, biochar,
pengolahan tanah konservasi, penanaman dan pengolahan tanah menurut kontur, pengaturan
jarak tanam, pengaturan pola tanam
 Biasanya berasosiasi dengan tanaman setahun
 Teknologi diulang secara rutin di setiap musim tanam
 Periodenya singkat, tidak permanen
 Cenderung tidak berubah dalam profil lereng
 Normalnya tidak di zonasi dan tidak dipengaruhi lereng

2.

KTA secara Vegetatif
 Penanaman tanaman penutup tanah/lahan, penanaman dalam strip, penanaman tanaman pagar,
penanaman pohon, penghijauan dan reboisasi.
 Melibatkan rumput tahunan, semak atau pohon
 Periode penggunaan lama
 Cenderung berubah dalam profil lereng
 Normalnya di zonasikan dengan kontur; sering tegak lurus dengan arah angin atau kemiringan
lereng

3.

4

KTA secara struktur

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...

 Pembuatan guludan, rorak, sengkedan, teras guludan, teras berlereng, teras bangku, saluran
berumput, saluran diversi, saluran drainase, saluran, irigasi, check dam / embung, kolam
retensi, sumur resapan, tanggul, dan sipil tehnis lainnya
 Cenderung berubah dalam profil lereng
 Periode penggunaan lama, atau permanen
 Tujuan utama mencegah erosi dan aliran permukaan
 Pada pembangunan awal, butuh uang dan tenaga yang banyak
 Di zonasikan mengikuti kontur
 Jaraknya mengikuti kemiringan lereng
4.

KTA secara Manajemen

Perubahan penggunaan dan/atau pengelolaan lahan, seperti, rotasi, Penataan daerah rekreasi,
perumahan , pertambangan, dst.


Melibatkan perubahan mendasar dalam penggunaan lahan



Menghasilkan penutupan vegetasi yang disempurnakan



Tidak melibatkan tindakan agronomis dan struktur/mekanis



Sering mengurangi intensitas penggunaan

Kombinasi
Kombinasi teknik KTA (agronomis, vegetatif, struktur dan/atau manajemen) pada kondisi dimana
satu tindakan tidak berfungsi tanpa tindakan lainnya. Kombinasi Struktur, Vegetatif, Agronomis:
penanaman rumput dan pohon pada guludan atau teras
Perkembangan Riset dan Tehnologi Konservasi Tanah dan Air
• Penekanan aspek Fisik di petak kecil
• Berkembang melibatkan aspek ekonomi
• Berkembang melibatkan aspek Fisik, ekonomi, dan Sosial dalam sekala DAS
• Berkembang melibatkan aspek Biologi/ biodiversity dalam sekala DAS
• Berkembang milibatkan global concern, carbon sequestration dengan soil conditioner Biochar
Tabel 1. Pengaruh sistem pengelolaan sisa tanaman terhadap aliran permukaan dan erosi pada musim tanam
kacang tanah dan jagung (Sinukaban dan Adnyana, 1992)
Aliran Permukaan

Perlakuan

m3/ha

% hujan

Erosi
Ton/ha

Efektivitas (%)

Musim Tanam Kacang Tanah
Tanpa Mulsa

763.6 a*)

7.1

46.6 a

Mulsa Jerami

191.4 b

1,8

1,8 b

96,1

Musim Tanam Jagung
Jerami disertai dgn pengolahan tanah
dicangkul satu kali

760,8 a

9,2

30,2 a

Jerami sebagai mulsa dgn pengolahan
tanah dlm baris tanaman

464, 6 b

5,6

1,1 b

96,3

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

5

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...
Table 2. Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap aliran sungai (Sihite dan Sinukaban, 2004)
Periode

Run Off Coeficient (%)

1975 – 1981
1983 – 1989
1990 – 1995
1996 – 1998

9,5 – 9.5
12.31a
15.65b
24.51c

Aliran sungai m3/det
Musim hujan

Musim kemarau

Rasio
Qmax/Qmin

25.4a
29.2b
31.5c
35.9d

11.2a
12.4a
8.9b
7.7b

7 – 12a
7 – 17a
17 – 37b
25 – 41b

Gambar 1. Pengaruh Teknik Konservasi terhadap Hidrograf Aliran Sungai

6

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...

Gambar 2. Debit Puncak di Sungai Ciliwung

Gambar 3. Koefisien Aliran Permukaan
Tabel 3. Hasil Simulasi Karakteristik Hidrologi DAS Ciliwung

1. Simulasi perubahan penggunaan lahan
Penggunaan
lahan

Stasiun Katulampa
Qp
Tp
(m3/dt) (jam)

Stasiun Ratujaya

Stasiun Manggarai

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

Qp
(m3/dt)

Tp
(jam)

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

Qp
(m3/dt)

Tp
(jam)

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

1990

100,33

6

3058264

23

167,67

7

6504960

30

191,29

9

10321344

36

1996

205,37

5

5052784

38

320,81

6,5

10407936

48

383,11

8,5

15482016

54

280,1

5,5

6382464

48

487,00

6

13009920

60

576,50

8,5

18635760

65

Proyeksi
2012

Sumber: Hasil Perhitungan

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

7

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...

2. Simulasi dengan berbagai skenario curah hujan
Stasiun Katulampa
Hujan

Qp
Tp
(m3/dt) (jam)

Stasiun Ratujaya

Stasiun Manggarai

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

Qp
(m3/dt)

Tp
(jam)

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

Qp
(m3/dt)

Tp
(jam)

Vo
(m3)

Pe/P
(%)

88 mm

205,37

5

5052784

38

320,8

6,5

10407936

48

383,11

8,5

15482016

54

133 mm
(5 thn)

584,91

5

8239483

41

864,96

6

16385600

50

994,04

8,5

24698898

57

171 mm
(25 thn)

993,82

5

13177431

51

1389,86

6

24437952

58

1565,18

8,5

33984198

61

Sumber: Hasil Perhitungan

Role of ASP in Increasing Income and Food Security
Tabel 4. Income from food crop production/year

Crop component of
ASP

Yield
(ton/ha/yr)

Net Income
(US $)

Rp

Corn

3.0

167*

1 500 000

Upland rice

2.5

189

1 700 000

String bean

1.1

100

900 000

Chili

0.4

167

1 500 000

Tomatoes

1.3

111

1 000 000

-

178

1 600 000

-

912

8 200 000

Others
Total

* 1 US $ = Rp. 9000,Table 5. Income from livestock after 1 – 2 years
Livestock

Existing
No. Livestock

Income (US $)

Potential for development
Rp

No. Livestock

Income (US $)

Rp

…………..Livestock Reproduction………..
Goats

7

267

2450000

15

583

5 250 000

Sheep

7

267

2450000

15

583

5 250 000

Cow

2

111

1000000

3

389

3 500 000

……………..Livestock fattening………….
Goats

4

89

800 000

25

556

5 000 000

Sheep

4

89

800 000

25

556

5 000 000

Cow
Total

2

444

4000 000

5

1111
3778

10 000 000

8

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...
Table 4. Pendapatan tambahan tahunan dari tanaman pangan setelah 2 tahun

Pendapatan

Produksi
kg/ha/thn

US $

Rp

Jagung

400

31

280 000

Kacang Panjang

180

20

180 000

Cabai

80

27

240 000

Kacang tanah

50

16

140 000

Kedele

40

11

100 000

105

940 000

Jenis Tanaman

Total
Pendapatan dari Pohon Turi Setelah 2.5 Tahun


Jarak tanam Turi adalah 2 x 0.8 m sehingga populasi Turi adalah 6 000 pohon per ha.



Diperkirakan pohoh yang hidup berkisar dari 5 000- 6 000 pohon/ha tergantung
kesungguhan/kerajinan petani



Setelah berumur 2.5 tahun, diameter pohon sudah mencapai 10-15 cm dapat dijual dengan
harga Rp 10 000 per pohon



Pendapatan petani dari pohon Turi setelah 2.5 tahun berkisar dari Rp 50 000 000 – 60 000
000 per 2.5 tahun atau Rp 20 000 000 – 24 000 000 pertahun

Pengaruh Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Secara Sistematis dan Holistik


Meningkatkan debit aliran sungai dimusim kemarau dan mencegah banjir dimusim hujan
(Citere)



Sistim agrosilvopasture (Leuser dan NTB) tingkatkan pendapatan petani jadi Rp 12 jt/tahun,
tambatan karbon 37-85 ton /ha



Reklamasi lahan tambang (Sulsel) tingkatkan indeks kekayaan hayati jadi 2.3 dekati hutan
alam 2.4 serta indeks keragaman hayati jadi 1.99 > hutan alam 1.7 setelah umur 8 th

PEMBUATAN SOIL CONDITIONER
 Kompos disaring lolos ayakan 2 mm dan 4 mm
 Biochar 5 dan 10%
 Cairan ekstraksi kotoran kambing
 Pupuk Mikro Cu (CuSO4) 5 ppm
 Dibentuk curah dan briket

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

9

Naik Sinukaban/Perkembangan Ilmu dan Teknologi Konservasi Tanah ...

BIOCHAR

BRIKET

CURAH

10

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

Ekologika Pembangunan dan Rekayasa Sosio-Antropologis
Agro-Ekosistem Lahan Pangan
(Titah Inovasi Kedaulatan Pangan & Kesejahteraan Masyarakat Agraris)
Fachrurrozie Sjarkowi, Ph.D.
A.

SIASAT UMUM1

A.1. Siasat Kewaspadaan
Tuntutan kehidupan dan kemajuan penduduk berupa kebutuhan ruang dan uang maupun prasarana
dan sarana, bahan pangan (food), pakaian (fashion) serta papan (fiber) tentu terus tumbuh sejalan
waktu. Hitungan kasarnya, dengan tingkat pertumbuhan 2.5% tiap tahun maka jumlah penduduk
berubah jadi lipat dua (naik 100%) dalam rentang waktu kurang dari 40 tahunan ke depan.
Jawaban atas aneka tantangan kebutuhan penduduk nusantara tentu harus memuaskan, sehingga
tidak dapat dielakkan upaya untuk memenuhinya kian mengarah pada kawasan lahan basah, apalagi
banyak lahan beririgasi yang dewasa ini sudah beralih fungsi untuk non-pertanian. Sasaran
pembangunan adalah membuka kawasan lahan bergambut (untuk pertanian pangan) dan lahan gambut
agak dalam (untuk usaha perkebunan).
Sementara lahan pasang surut, lahan rawa lebak dangkal dan lebak tengahan sudah sejak lama
banyak diusahakan, potensi pesawahan tadah hujan kian banyak sekedar diusahakan secara tradisional
sebelum datang prasarana pengairan. Akan tetapi kemanfaatan lahan kering harus juga diarahkan
untuk peduli pertanaman pangan. Untuk semua itu maka diperlukan pola dan metode pembangunan
pertanian ‘holistik-terpadu-sistemik’ dikelola di setiap daerah.
A.2. Siasat Kepiawaian
Upaya konversi suatu kawasan ekosistem lahan basah ataupun lahan kering menjadi agro-ekosistem
perlu strategi kelola di tingkat wilayah, tingkat proyek dan tingkat satuan usaha harus bersifat
‘holistik-terpadu-sistemik’. Disini holistik (=menyeluruh pada tataran suatu wilayah ekosistem)
artinya bertolak dari dasar pemahaman terhadap informasi yang lengkap di tingkat kesatuan wilayah
ekosistem, baik tentang potensi, tantangan teknis bio-geofisik juga gesekan sosio-antropologis, yang
kesemuanya harus dimengerti dan dimaknai dengan seksama.
Terpadu (= saling dukung pada tataran proyek pembangunan di suatu wilayah), disini
dimaksudkan sebagai tindak lanjut upaya rekayasa teknis dan rekayasa sosial (bertolak dari informasi
apapun yang tercermin dari tantangan bio-geofisik dan tuntutan sosio-antropologis lapangan). Sudah
seyogianya semua proyek dipadukan ke dalam suatu cetak-biru yang dirancang saling topang dengan
sebaik-baiknya supaya bisa dibahas untuk didukung oleh semua pihak secara terbuka transparan.
Isyarat sistemik (=menggugah gerakan bersistem) haruskan terbina jejaring upaya mata-pencarian
yang mendatangkan manfaat Rp terus menerus, baik langsung dan tak-langsung pada tataran satuan
usaha. Ini tentunya menuntut agar ada strategi tepat-usaha yang sengaja dibuat berantai saling
membutuhkan---karena jelas ada agroindustri dan aneka industri hilir & hulu serta agen
penguhubung---sehingga memancik gerakan semua pihak berjalan sukacita tanpa paksa dan tidak juga
sekedar ikut-ikutan.

Keseluruhan isi makalah ini adalah cuplikan ringkas dari buku penulis “Ekologika Pembangunan dan
Rekayasa Sosio-antropologis Agro-ekosistem Lahan Basah: Titah inovasi kedaulatan pangan & kesejahteraan
masyarakat agraris”. 2013. Baldad Grafiti Press; 425 halaman. Palembang.
1

Prosiding Seminar Nasional 2013 MKTI, Palembang 6-8 November 2013

11

Fachrurrozie Sjarkowi/Ekologika Pembangunan dan Rekayasa Sosio Antropologis ...

Agar isyarat ideal itu benar-benar jadi kenyataan operasional maka dimensi bio-geofisik dan sosioentropologis dari suatu wilayah sasaran harus dimengerti benar. Di dalam makalah ini pendekatan
dimensional itu dibahas secara sistematik dan skematik.
B.

EKOLOGIKA PEMBANGUNAN

B.1. Mendinamiskan Tiga Fungsi Lahan Basah
Secara biogeofisik ekosistem-LB (lahan basah) amat kaya akan BENDA alami, ATRIBUT, serta
LAYANAN perlindungan alami (Gambar Skematik-1; Safford, L & Maltby, E; 1998; Maltby, E.
1999). Tidak aneh jika ilmuan seperti Barbier, E.B; Acreman, M; Knowler, D. (1997) menyebutnya
ekosistem yang punya 2-fungsi dimensional, yakni: (1) Sebagai ginjalnya bentang alam (kidneys of
the landscape), dan; (2) Sebagai satuan super-market biologis atau Toserba Alami (biological supermarkets).
Fungsi dimensional #1 memotret betapa pentingnya aneka-proses fisik-kimia air dan tanah dalam
mengatur keseimbangan internal2 yang berlangsung alami di ekosistem-LB. Sedangkan fungsi
dimensional #2 menekankan betapa ramai dan penting lintasan proses biologi lingkungan dan kait
berkait rantai makanan (food chain) menjadi jejaring makanan (food web) pada ekosistem-LB. Namun
dalam kont