Prosiding Ekowisata dan Lengkap Isbn

PROSIDING

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK)

Universitas Negeri Jakarta, 5 Juni 2013

EDITOR : Prof. Dr. Zulfiati, M.Pd. Prof. Dr. Basuki Wibawa Dr. Priyono, M.Pd. Riza Wirawan, M.T., Ph.D. Dr. Catur Setyawan K., S.T., M.T.

Prosiding

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK)

Editor :

Prof. Dr. Zulfiati, M.Pd. Prof. Dr. Basuki Wibawa Dr. Priyono, M.Pd. Riza Wirawan, M.T., Ph.D. Dr. Catur Setyawan K., S.T, M.T.

Lay Out:

Ragil Sukarno, S.T., M.T.

I Wayan Sugita, S.T., M.T.

Diterbitkan Oleh : Jurusan Teknik Mesin Fakultas teknik – Universitas Negeri Jakarta

Seminar Nasional Teknik Dan Kejuruan (SNMTK) Editor : Prof. Dr. Zulfiati, M.Pd., Prof. Dr. Basuki Wibawa, Dr. Priyono, M.Pd., Riza Wirawan, M.T.,

Ph.D, Dr. Catur Setyawan K., S.T., M.T.

ISBN : 978-602-14000-0-5

Disclaimer

This e-book proceeding represents information obtained from authentic and highly regarded sources. Reprinted material is quoted with permission, and sources are indicated. A wide variety of references are listed. Every reasonable effort has been made to give reliable data and information, but the author(s) and the publisher can not assume responsibility for the validity of all materials or for the consequences of their use.

All rights reserved. No part of this publication may be translated, produced, stored in a retrieval system or transmitted in any form by other any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without written consent from the publisher. Direct all inquiries to Major of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering State University of Jakarta, B Building, Kampus A, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220, Indonesia

@2013 by Major of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering State University of Jakarta

ii

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN (SNMTK) 2013 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Penanggung Jawab :

Dekan Fakultas Teknik

: Prof. Dr. Basuki Wibawa

Ketua Jurusan

: Drs. Agus Dudung, M.Pd.

Ketua Program Studi

: Ahmad Kholil, S.T., M.T.

Drs. Sugeng Priyanto, Msi

Panitia Pelaksana

Ketua : Dr. Darwin Rio Budi Syaka, S.T., M.T. Sekretaris

: Ir. Yunita, M.T., M.Si.

Ferry Budhi Susetyo, S.T., M.T.

Reviewer :

Prof. Dr. Zulfiati, M.Pd. Prof. Dr. Basuki Wibawa Prof. Dr. Hartati, M.Pd. Prof. Dr. G. Margono, M.Ed. Dr. C. Rudy Prihantoro, M.Pd. Dr. Priyono, M.Pd. Agung Premono, M.T., Ph.D. Riza Wirawan, M.T., Ph.D. Dr. Catur Setyawan K., S.T, M.T.

Anggota :

Drs. H. Supria Wiganda, M.Pd. Lukman Arhami, S.Pd., M.T. Drs. Adi Tri Tyassmadi, M.Pd.

Siska Titik Dwiyati, S.Si., M.T. Dra. Ratu Amilia Avianti, M.Pd.

Nugroho Gama Yoga, S.T., M.T. Drs. Tri Bambang AK., M.Pd.

Pratomo Setyadi, S.T., M.T. Drs. H. Sirojuddin, M.T.

Dyah Arum Wulandari, S.T., M.T. Drs. Enday Hidayat, S.T., M.Pd.

H. Wardoyo, S.T., M.T. Drs. Ir. Riyadi Joyokusumo, M.T.

Aam Aminingsih Jumhur, S.T., M.T. Drs. H. Syamsuir, M.T.

Eko Arif Syaefudin, S.T., M.T. Drs. Akhmad Saufan, M.T.

Himawan Hadi Sutrisno, S.T., M.T. Drs. Sopiyan

Imam Basori, S.T., M.T. Drs. Syaripudin, M.Pd.

Imam Mahir, S.Pd., M.Pd. Ja'Far Amiruddin, S.T., M.T.

Triyono, S.T., M.Eng.

iii

Sekretariat

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Kampus A UNJ, Gedung B Teknik Mesin, Jl. Rawamangun Muka 1, Jakarta Timur Telp : (021) 4700918 Email : snmtk2013@gmail.com

iv

PT BISLYNN Sapta Adil

Jalan Kaji 20 B – Jakarta Pusat 10130 Phone : 021 – 63864128 – 31 ~ Fax. : 021 – 63864129 Email : bislynn@centrin.net.id ~ http://www.bislynn.co.id

Kata Pengantar

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK) bertempat di Jakarta, Indonesia pada tanggal 5 juni 2013 dengan Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah. Seminar ini diadakan sebagai ajang bertemunya para peneliti dan praktisi kejuruan dan teknik mesin diseluruh Indonesia untuk menyajikan, berdiskusi dan mempromosikan perkembangan teknik mesin di Indonesia. Seminar melingkupi para ilmuwan dan insinyur mesin dalam tema “Peningkatan Daya Saing Bangsa Terhadap Teknologi Rekayasa ” Buku elektronik prosiding ini adalah kompilasi dari semua paper yang dipresentasikan dalam SNMTK dengan topik :

4. Energi Terbarukan

5. Fire & Safety

6. Teknologi Tepat Guna

7. Manajemen Industri

11. Engineering Design

12. Bidang lain yang relevan Panitia SNMTK mengucapkan terima kasih kepada pembicara kunci, para pemakalah yang

berkontribusi dalam buku ini dan semua partisan yang menghadiri seminar ini.

Panitia

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK PROSIDING i DISCLAIMER

ii SUSUNAN PANITIA

iii SEKRETARIAT

iv KATA PENGANTAR

vi DAFTAR ISI

vii

KELOMPOK PENDIDIKAN (PEND) PEND-01 RELIABILITAS MULTIDIMENSI INSTRUMEN KEPUASAN

MAHASISWA FT UNJ SEBAGAI PELANGGAN INTERNAL Gaguk Margono

PEND-02 EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA DALAM

9 RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI LULUSAN SMK Firrean Suprapto, Wardani Rahayu

PEND-03 SERTIFIKASI KOMPETENSI BIDANG KEAHLIAN

16 MENINGKATKAN DAYA SAING TENAGA KERJA INDONESIA Syamsuir

PEND-04 DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANALISIS TUGAS

22 (TASK ANALYSIS) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Imam Mahir

PEND-05 MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

29 (JOYFUL LEARNING) PADA PENDIDIKAN KEJURUAN Ratu Amilia Avianti

PEND-06 HUBUNGAN IKLIM KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KEPALA

34 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA RUMPUN TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KECAMATAN CAKUNG JAKARTA TIMUR Syaripuddin

KELOMPOK MANUFAKTUR (MAN)

MAN-01 PENGARUH VARIASI KADAR MN WIRE ELEKTRODE PADA

42 PENGELASAN GMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR LOGAM PADA PLAT BAJA CARBON RENDAH Suwarti, Hariadi

MAN-02 PERANCANGAN DAN MANUFAKTUR MESIN MIXER

49 DENGAN PENGADUK FLEKSIBEL Yani Kurniawan, Eko Prasetyo, Hilman Sanjaya

MAN-03 ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA TERHADAP

55 NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DI DAERAH TEMBALANG DAN PANTAI MARON Wahyono, Agung Putra

vii

MAN-04 PEMANFAATAN ALAT PEMANAS INDUKSI UNTUK INDUSTRI

61 KECIL DAN MENENGAH R. Ismail, M. Tauviqirrahman, A.P. Bayuseno, Sugiyanto, Jamari

MAN-05

PROSES PERMESINAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN

MENGGUNAKAN UDARA SEBAGAI MEDIA PENDINGIN Rusnaldy, Paryanto, Norman Iskandar, Yusuf Umardani, Susilo Adi Widyanto

MAN-06

KARAKTERISTIK KEKUATAN CELLULAR BEAM DENGAN

73 VARIASI DIAMETER SEL Sunardi, Ipick Setiawan, Sofanudin

MAN-07 KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN MIG

79 PADA PIPA BAJA ST-37 Ferry Budhi Susetyo, Siska Titik Dwiyati, Kamal Hermawan

MAN-08 PERANCANGAN MESIN EMPING GARUT

87 BERKAPASITAS 20 KG/HARI Fadwah Maghfurah, Sulis yulianto, Munzir Qadri

MAN-09 PENGARUH PEMBERIAN VARIASI TEMPERATUR ANNEALING

92 TERHADAP KARAKTERISTIK I-V FOTODIODA BERBASIS LITAO3

R. Aam Hamdani, Mumu Komaro, Ayano ,Rahmat A S, Irzaman

MAN-10

PERENCANAAN PISAU PENCACAH MESIN DAUR ULANG

97 BOTOL PLASTIK MENJADI PELLET Ahmad Kholil, Catur Setyawan, Ahmad Topan

MAN-11

MESIN DAUR ULANG BOTOL PLASTIK MENJADI PELLET

101 Ahmad Kholil, Catur Setyawan, Wanda

MAN-12 RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUAT BRIKET 105 SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Zulfiati, Angga Ardhianto, Triyono

MAN-13

PENGARUH TEMPERATUR DALAM PELAPISAN LISTRIK

110 CHROMIUM TERHADAP KEKERASAN PADA PELAT BAJA Nasrul Zein, Maya Meilina

MAN-14 ANALISA PENGARUH DESAIN DAN MATERIAL TERHADAP 115 KEKUATAN PELEK MOBIL JENIS BAJA PRESS DAN CORAN PADUAN Ragil Sukarno, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto

MAN-15 PERANCANGAN ALAT PENGUPAS UDANG SEBAGAI ALAT 122 BANTU MASYARAKAT MELAYAN DI CILINCING JAKARTA UTARA Catur Setyawan K., Hamidah, Ari Istiany, Anan Sutisna, Samadi

MAN-16 ANALISA KETAHANAN THERMAL KABEL NYM BERSTANDART 129 SNI MENGGUNAKAN DIFFERENCIAL SCANNING CALLORIMETRY MACHINE Himawan Hadi Sutrisno, Riza Wirawan, Triyono

viii

MAN-17 KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS 133 PADA PELAT ALUMINIUM 5083 AKIBAT PENGATURAN ARUS LISTRIK DAN TEKANAN GAS ARGON Syaripuddin, Ferry Budhi Susetyo, Yunita Sari

MAN-18 PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN PERLAKUAN SERAT 137 DALAM ALKOHOL ABSOLUT TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT SERAT BAMBU AMPEL (BAMBUSA VULGARIS) Siska Titik Dwiyati, Agus Dudung, Heni Prasutio

MAN-19

PERATURAN BATAS KEBISINGAN SEBAGAI TANTANGAN

143 DALAM REKAYASA TEKNOLOGI MESIN Aprilia Sakti Kusumalestari

MAN-20 PERANCANGAN MESIN PELUBUR KERTAS BEKAS 148 Harry Sunardi

MAN-22 UJI KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN (Aplikasi Mata Kuliah 152 Praktek Pengelasan di Jurusan Teknik Mesin FT-UNJ) Agus Dudung,Tri Bambang AK

MAN-23 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU POTONG PIPA 159 BAJA DENGAN MENGGUNAKAN OXY-ASETILIN CUTTING Himawan Hadi Sutrisno, Ferry Budhi Susetyo, Wahyudi

MAN-24 PENGARUH PROSES PENDINGINAN BERTINGKAT TERHADAP 164 STRUKTUR MIKRO PADUAN Al-6% Si

Imam Basori

KELOMPOK OTOMOTIF (OTO)

OTO-01

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI VVT-i

169 TERHADAP PERFORMANSI MESIN – NON STATIONER PADA KENDARAAN RODA EMPAT Eddy Elfiano, N.Perangin-Angin, Tukirno

OTO-02

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK POLIETILEN SEBAGAI

BAHAN BAKAR ALTERNATIF MESIN BENSIN DAN DIESEL Zulfiati Syahrial, Fani Anggriawan, Inter Satria

OTO-03

SIMULASI DAN ANALISIS POLA MODUS GETAR PADA

180 BEBERAPA TIPE SWING ARM SEPEDA MOTOR JENIS SUSPENSI MONOSHOCK Ahmad Kholil, Himawan H.S., Choirul Anwar

OTO-04 PENGARUH BENTUK BOWL-IN-PISTON PADA UNJUK KERJA 188 MESIN DIESEL BERDAYA 6,34 kW Yunus Yakub, Kanon Prabandaru Sumarah

OTO-05 ANALISA REM GETAR PADA JARAK PEMAKAIAN RENDAH 195 DENGAN MENCEGAH FLOW OUT PADA RUNOUT KNUCKLE DISC ASSY UNTUK MOBIL MODEL IXV DI PT. M Edwar Rosyidi, Nurhasan Nurul Pradanasari

ix

KELOMPOK KONVERSI ENERGI (KE)

KE-01 KINERJA TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW KAPASITAS 202 2.700 WATT Muhammad Firdausi, M. Dwi Trisno, Dahmir Dahlan

KE-02 KARAKTERISTIK SUHU SEBUAH DINAMOMETER SASIS ARUS 207 EDDY Budhi Prasetiyo

KE-03 PENGUJIAN DINAMOMETER ARUS EDDY PENDINGIN UDARA 211 DENGAN PENGGERAK MOBIL PICANTO Supriyo

KE-04 PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA PADA BILANGAN REYNOLD 215 (Re) RENDAH Dhimas Satria

KE-05 KARAKTERISASI DAYA TURBIN TURGO DENGAN VARIASI 219 JUMLAH SUDU GASAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PICOHIDRO Bono

KE-06 PENGGANTIAN BAHAN BAKAR SOLAR DENGAN BAHAN BAKAR 225 CAMPURAN LIMBAH KILANG MFO 1000 cSt DAN SOLAR PADA PEMBAKARAN BOILER DI KILANG MINYAK Ilyas Rochani

KE-07 UNJUK KERJA KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN (WINDMILL) 232 SEBAGAI PENGGERAK MULA DOUBLE ACTING PISTON PUMP Yusuf Dewantoro Herlambang

KE-08

METODE PENINGKATAN KAPASITAS DAYA KELUARAN

GENERATOR SINKRON TIGA PHASA DENGAN MERUBAH JUMLAH SLOT Wiwik Purwati Widyaningsih

KE-09 PERBANDINGAN PERFORMA TURBIN ANGIN TIPE VAWT DAN 242 HAWT PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH Prasetyo Wibowo Yunanto

KE-10 KAJIAN POTENSI MAGNETIK BAHAN UNTUK PENOPANG SUDU 250 TURBIN MAGLEV Dwiana Hendrawati

KE-12 ANALISIS NILAI PLANT HATE RATE PEMBANGKIT LISTRIK 255 TENAGA UAP TANJUNG JATI UNIT 1 DAN 2 DENGAN METODE HEAT LOSS M Denny Surindra

KE-13 PROTEKSI GENERATOR AC TIGA FASA TEHADAP BEBAN PUTUS 262 SATU FASA Suwarti

KE-14 UJI KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN 268

BAKAR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH Imron Rosyadi , Agung Sudrajat, Diki M Nurdin

KE-15

RANCANG BANGUN KONDENSOR DAN BOILER SIKLUS

272 RANKINE ORGANIK Darwin Rio Budi Syaka, Andri Koto, Dyah Arum Wulandari

KE-16 ANALISA UNJUK KERJA POMPA HIDRAM MENGGUNAKAN 277 VARIASI UKURAN TABUNG UDARA DAN DIAMETER PIPA INLET Munzir Qadri, Fadwah Maghfurah, Sulis Yulianto

KE-17 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) : PELUANG 282 BAGI PARA PENGEMBANG BISNIS DAN TANTANGAN BAGI PARA PERANCANG TEKNOLOGI REKAYASA DI INDONESIA Sirojuddin

KE-18 PERBANDINGAN BERBAGAI MERK BAHAN BAKAR 289

KENDARAAN BEROKTAN 92 TERHADAP DAYA MESIN, TINGKAT EMISI GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR VEGA ZR Adi Tri Tyassmadi, Riyadi, Dicky Setioadi

KE-19 STUDI EKSPERIMENTAL FLUIDA KERJA R134A PADA SIKLUS 298 RANKINE ORGANIK UNTUK APLIKASI SKALA KECIL PEMBANGKIT LISTRIK TERMAL Darwin Rio Budi Syaka, Andri Wilis Prasetia, Pratomo Setyadi

KE-20 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BEBAN PANAS TERHADAP 302

KINERJA PIPA KALOR PADA POSISI HORISONTAL DAN VERTIKAL Nugroho Gama Yoga, Abdurrachim

KE-21 ANALISA PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR 306 DENGAN PIPA PEJAL PADA SUDUT KEMIRINGAN 90 o

I Wayan Sugita, Abdurrachim

KE-22 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KERJA PEMANAS AIR 312 TENAGA SURYA DENGAN PENGATURAN ΔT 20C OFF 60C ON DAN 40C OFF 80C ON Dyah Arum W, Rizky Ardi Nugroho, Supria Wiganda

KE-23 PEMBUATAN DAN UJI MUTU BRIKET MEMANFAATKAN BAHAN 317 CAMPURAN SAMPAH PLASTIK HDPE (High Density Polyethilene) TERKABORASI DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA (Coconut Charcoal Shell ) Ikhwan Nurrifai, Hartati, Eko Arif Syaefudin

KELOMPOK MANAJEMEN INDUSTRI (MI)

MI-01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PABRIK 324 Hery Setijasa

xi

MI-02 PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYEMENT 328 (QFD) PADA PERANCANGAN ATAP ALUMUNIUM BUKA TUTUP Aam Amaningsih Jumhur

MI-03 KOMPETENSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK DALAM 334 MENINGKATKAN DAYA SAING Ja’far Amiruddin, Nurcholis, Basuki Wibawa

MI-04 STRATEGI INOVASI INDUSTRI KECIL BATIK DALAM 338 MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING Aam Amaningsih Jumhur

MI-05 PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN 343 MENGANALISA KESEIMBANGAN LINTASAN PT. XYZ Lukman Arhami dan Sulis Prasetyo

xii

PEND-01 RELIABILITAS MULTIDIMENSI INSTRUMEN KEPUASAN MAHASISWA FT UNJ SEBAGAI PELANGGAN INTERNAL

Gaguk Margono

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

Email: g_margono@yahoo.com

ABSTRACT

Reliability is the consistency of each instrument in the research study. Multidimensional measurement of internal consistency reliability is rarely used in the realm of research. Measurement and computation is described in this article uses an instrument measuring student satisfaction as an internal customers. Student satisfaction is the feeling of student performance resulting from comparing a product's perceived (outcome) in relation to the expectations of students. Student satisfaction has five dimensions namely decree anything tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. Survey methods used in research and sampling used simple random sampling. This instrument has been tested in the Faculty of Engineering, State University of Jakarta. It can be concluded that the instrument gauges student satisfaction as internal customers using multidimensional reliability coefficient has a high accuracy when compared with a unidimensional reliability coefficient. Expected in advanced research used another formula multidimensional reliability.

Keywords: multidimensional reliability coefficient, instrument student satisfaction as an internal customers

ABSTRAK

Reliabilitas merupakan konsistensi setiap instrumen dalam penelitian pada suatu studi. Pengukuran reliabilitas konsistensi internal multidimensi jarang digunakan dalam khasanah penelitian. Pengukuran dan komputasi dideskripsikan dalam artikel ini menggunakan instrumen pengukur kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan internal. Kepuasan mahasiswa adalah perasaan mahasiswa yang dihasilkan dari membandingkan kinerja suatu produk yang dirasakan (hasil) dalam hubungan dengan harapan mahasiswa. Kepuasan mahasiswa memiliki lima dimensi yaitu sesutu yang terwujud, kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati. Metode survei dalam penelitian digunakan dan penarikan sampel digunakan simple random sampling. Instrumen ini telah diuji cobakan di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ). Dapat disimpulkan bahwa instrumen pengukur kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan internal menggunakan koefisien reliabilitas multidimensi memiliki ketepatan yang tinggi bila dibandingkan dengan koefisien reliabilitas unidimensi. Diharapkan dalam penelitian lanjutan digunakan formula reliabilitas multidimensi yang lainnya.

Kata kunci: koefisien reliabilitas multidimensi, instrumen kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan internal

teknik mesin sebagai pelanggan eksternal. Setelah Menurut Lewis dan Smith (1994), minat menjadi mahasiswa terpenuhi, maka pelanggan pelanggan pendidikan tinggi terdiri dari: (1)

1. PENDAHULUAN

internal punya harapan dan kebutuhan untuk belajar pelanggan internal akademik (mahasiswa, fakultas,

mengenai Teknik Mesin dengan baik, selanjutnya program studi/jurusan), (2) pelanggan internal

pelanggan eksternalpun akan mempunyai harapan administratif (mahasiswa, pegawai, unit/divisi yang sama. pelayanan), (3) pelanggan eksternal langsung

Kepuasan mahasiswa adalah suatu keadaan (sekolah, industri, universitas lain), dan (4) dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan eksternal tidak langsung (parlemen,

mahasiswa dipenuhi. Sedangkan suatu pelayanan

masyarakat luas, badan akreditasi, alumni, donor). [1]

dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat Dalam sistem pendidikan tinggi (PTN maupun PTS),

memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa. Jadi pelanggan adalah entitas atau pribadi paling penting

keterkaitan antara kepuasan mahasiswa dengan mutu dalam organisasi. Di sini dibahas tentang kepuasan

pelayanan adalah bila mutu pelayanan tinggi atau pelanggan internal yakni mahasiswa. Kepuasan

berkualitas maka kepuasan mahasiswa akan mahasiswa adalah pemenuhan kebutuhan dan

meningkat atau tinggi dengan kata lain mahasiswa harapan mahasiswa.

akan puas atau sangat puas bila kualitas atau mutu Kepuasan bersifat relatif, tergantung pelayanan dapat dipercaya, diandalkan, dan teruji. kebutuhan dan harapan mahasiswa. Semakin tinggi

Kepuasan mahasiswa dan kualitas pelayanan seolah- kebutuhan dan harapan mahasiswa maka semakin

olah merupakan sekeping mata uang yang tak sulit untuk mencapai kepuasan mahasiswa. Misalnya,

terpisahkan diantara keduanya. Kepuasan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin segmen pasarnya adalah orang

merupakan faktor esensial dalam Total Quality yang berminat menjadi mahasiswa teknik mesin,

Management (TQM), karena itu Perguruan Tinggi sedangkan pelanggan yang harus dilayani oleh

(PT) harus mengidentifikasi kebutuhan para Jurusan Teknik Mesin adalah mahasiswa teknik

pelanggan secara cermat dan berusaha memuaskan mesin sebagai pelanggan internal dan mahasiswa non

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 1

PEND-01

dengan memandang mahasiswa sebagai pelanggan kenyamanan dan kecanggihan kampus, fasilitas utama yang harus dilayani.

komputer dan internet, perpustakaan, ruang kuliah, Untuk mengukur kepuasan mahasiswa

ruang seminar, ruang dosen, media perkuliahan, digunakan suatu ukuran subyektif atau soft measures

laboratorium, unit produksi, kantin, pusat bimbingan sebagai indikator mutu atau kualitas. Ukuran ini

karir, layanan kesehatan, tempat ibadah, tempat disebut lunak (soft), sebab ukuran-ukuran ini

istirahat dan tempat parkir, serta sarana transportasi. berfokus pada persepsi dan sikap daripada hal-hal

Mahasiswa akan menggunakan indra penglihatan yang konkret yang disebut kriteria obyektif. Oleh

untuk menilai suatu kualitas pelayanan dari segala karena berfokus pada persepsi dan sikap maka alat

sarana dan fasilitas yang ada.

pengukur yang digunakan dapat berupa kuesioner Kedua, dimensi reliability yaitu dimensi kepuasan mahasiswa yang dapat diukur melalui mutu

yang mengukur kehandalan dari pendidikan tinggi atau kualitas pelayanan dari institusi pendidikan

dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa. tinggi tersebut.

Ada dua aspek dari dimensi ini yakni: (1) Mutu atau kualitas (quality) merupakan

kemampuan perguruan tinggi untuk memberikan suatu istilah yang dinamis yang terus bergerak; jika

pelayanan seperti yang dijanjikan, dan (2) seberapa bergerak maju dikatakan mutunya bertambah baik,

jauh perguruan tinggi memberikan pelayanan yang sebaliknya jika bergerak mundur dikatakan mutunya

akurat atau tidak error. Dengan kata lain reliability merosot. Mutu berarti dapat berarti superiority atau

merupakan kemampuan pejabat, karyawan/dosen excellence yaitu melebihi standar umum yang

dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang berlaku. Sesuatu dikatakan bermutu jika terdapat

dijanjikan (tepat waktu), dengan segera, relevan, dan kecocokan antara syarat-syarat yang dimiliki oleh

akurat sehingga memuaskan mahasiswa. Contoh: benda atau jasa yang dikehendaki dengan maksud

pengembangan administrasi, kurikulum dan dari orang yeng menghendakinya. Menurut Idrus et penawaran mata kuliah sesuai tuntutan keterampilan,

al . (2000) “…the fitness purpose as perceived by the profesi dan dunia kerja, perkuliahan berlangsung custome. ” [2] Misalnya, mutu proses belajar cocok

lancar sesuai jadwal, penilaian hasil studi obyektif, dengan apa yang diharapkan oleh mahasiswa; makin

fair, dan tepat waktu.

jauh melampaui apa yang diharapkan makin bermutu, Ketiga, responsiveness adalah dimensi jika terjadi sebaliknya, makin tidak bermutu.

kualitas pelayanan yang dinamis. Harapan Langkah pertama mengukur kualitas mahasiswa terhadap kecepatan pelayanan hampir pelayanan adalah mengidentifikasi karakteristik

dapat dipastikan akan berubah dengan kualitas pelayanan. Daftar karakteristik ini dapat

kecenderungan naik dari waktu ke waktu. digeneralisasi dalam berbagai cara dengan Responsiveness merupakan kesediaan para pejabat, menggunakan berbagai sumber informasi. Salah satu

dosen/karyawan untuk membantu dan memberikan cara adalah mencari literatur seperti jurnal yang

pelayanan sesuai kebutuhan mahasiswa. Contoh: mungkin memuat dimensi mutu jasa. Peneliti-peneliti

pejabat mudah ditemui untuk diminta bantuan, dosen seperti Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985)

mudah ditemui untuk keperluan konsultasi, proses telah menyimpulkan bahwa mutu jasa dapat

belajar mengajar berlangsung interaktif dan variatif diuraikan dengan dasar 10 dimensi. [3] Mereka serta memungkinkan para mahasiswa

mencoba untuk mengukur sepuluh dimensi, ternyata mengembangkan kapasitas dan kreativitas, pengelola pelanggan hanya dapat membedakan 5 dimensi yang

memberi fasilitas yang memadai sesuai dengan disebut ServQual (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry,

kebutuhan mahasiswa dan dunia kerja. 1988) memberi kesan bahwa dimensi 10 yang asli

Dimensi keempat dari 5 dimensi kualitas saling tumpang-tindih satu sama lain. [4] Lima dimensi

pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan mutu pelayanan adalah sesuatu yang terwujud

adalah assurance, yaitu dimensi jaminan kualitas (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap

yang berhubungan dengan kemampuan institusi dan (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati

perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa (empathy). Lebih lanjut tentang dimensi ini dapat

percaya dan keyakinan kepada para mahasiswa. dibaca dari publikasi pada kualitas pelayanan jasa

Assurance mencakup kompetensi, pengetahuan, oleh Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990). [5] keterampilan, kesopanan, hormat terhadap setiap

Dimensi pertama dari kualitas pelayanan orang, dan sifat percaya yang dimiliki para staf. menurut konsep ServQual ini adalah tangible karena

Contoh: para dosen menyampaikan kuliah sesuai suatu jasa tidak dapat dicium dan tidak dapat diraba,

dengan bidang keahlian/ pengalamannya, dosen maka tangible menjadi penting sebagai ukuran

selalu berusaha menambah wawasan dengan terhadap pelayanan. Tangible

membaca, menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, kemampuan untuk memberi fasilitas fisik kampus

merupakan

studi lanjut, melakukan penelitian, memiliki sikap dan perlengkapan perkuliahan yeng memadai

dan perilaku baik, serta seluruh jajaran, dan menyangkut penampilan karyawan/dosen dan pejabat

organisasi mencerminkan profesionalisme sesuai serta sarana umum. Misalnya: ketersediaan ruang

dengan yang diatur dalam standar. Berdasarkan menyangkut kelengkapan dan ketersediaan peralatan,

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 2

PEND-01

banyak riset, ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu adalah proporsi varians “yang sebenarnya” terhadap keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.

varians total yang diperoleh untuk data yang Kelima, empati adalah kemampuan pejabat,

didapatkan dengan suatu instrumen pengukur dan

karyawan/dosen sehingga memberi pelayanan dapat dituliskan dalam persamaan r tt = v ∞ v t sepenuh hati, antara lain kemudahan dalam berkomunikasi, perhatian secara pribadi dan dengan catatan v ∞ adalah varians murni dan v t pemahaman akan kebutuhan spesifik individual

adalah varians total, dan (2) adalah proporsi varians mahasiswa. Contoh: dosen berusaha mengenal nama

keliru yang dihasilkan dengan suatu instrumen mahasiswanya, dosen penasehat akademis sungguh-

pengukur yang dikurangkan pada 1.00, dengan sungguh berperan sebagai konselor, dan sebagai

indeks 1.00 menunjukkan koefisien reliabilitas supervisor bukan sekedar editor bahasa, dan pejabat

sempurna, dan dapat ditulis denganpersamaan mudah dihubungi baik di ruang kerja, via telepon,

e adalah varians keliru teori perkembangan kebutuhan manusia dari Maslow.

r tt =− 1 vv e t , di mana v

email dan sebagainya. Empati ini berkaitan dengan

dan v t adalah varians total. Oleh karena itu

Pada tingkat kebutuhan semakin tinggi, kebutuhan reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan manusia tidak lagi dengan hal-hal yang primer seperti

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau kebutuhan fisik, keamanan dan sosial terpenuhi,

dapat diandalkan. [8]

maka dua kebutuhan lagi akan dikejar oleh manusia Secara garis besar ada tiga kategori besar yaitu kebutuhan akan ego dan aktualisasi diri. Dua

dalam pengukuran reliabilitas: (1) tipe stabilitas kebutuhan terakhir inilah yang banyak berhubungan

(misalnya: tes ulang, bentuk paralel, dan bentuk dengan dimensi empati.

alternatif), (2) tipe homogenitas atau internal Di bidang pendidikan, ekonomi, bisnis

konsistensi (misalnya: belah dua, Kuder-Richardson, maupun manajemen, penilaian yang baik alpha Cronbach, theta dan omega), dan (3) tipe

memerlukan pengukuran yang dapat diandalkan atau ekuivalen (misalnya: butir-butir paralel pada bentuk dipercaya. Demikian juga pada bidang pendidikan

alternatif dan reliabilitas antar penilai (inter-rater dan psikologi. Menurut Naga (1992) untuk reliabiliy )). Instrumen diberikan kepada sekelompok

pengukuran pendidikan dan psikologi mencakup subjek satu kali lalu dengan cara tertentu dihitung beberapa hal. Pertama, mengukur ciri terpendam

estimasi reliabilitasnya. Pendekatan pengukuran satu yang tak terlihat yang ada pada responden. Kedua,

kali ini menghasilkan informasi mengenai konsitensi untuk mengukur ciri terpendam tersebut responden

internal instrumen. Konsistensi internal merupakan diberi stimulus berupa kuesioner atau alat ukur yang

pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek tepat. Ketiga, stimulus direspons oleh responden

yang sama atau merefleksikan homogenitas butir- dengan harapan respons mencerminkan dengan benar

butir pernyataan.

ciri terpendam yang ingin diukur. Keempat, respons

Makin tinggi koefisien reliabilitas, makin dekat nilai skor amatan dengan skor yang

diskor dan dapat ditafsirkan secara memadai. [6]

Kemudian, perlu dipertanyakan sejauh manakah skor sesungguhnya, sehingga nilai skor amatan dapat yang diperoleh dapat mencerminkan secara tepat ciri

digunakan sebagai pengganti komponen skor yang terpendam yang hendak diukur? Apakah instrumen

sesungguhnya. Ukuran tinggi atau rendahnya yang dipakai sebagai stimulus itu mampu koefisien reliabilitas tidak hanya ditentukan oleh nilai

mengungkap secara benar ciri terpendam yang tak koefisien. Tafsiran tinggi rendahnya nilai koefisien tampak itu? Kedua pertanyaan tersebut berkenaan

diperoleh melalui perhitungan, ditentukan juga oleh dengan validitas. Sedang yang berkaitan dengan

standar pada cabang ilmu yang terlibat di dalam reliabilitas, apakah tanggapan yang diberikan oleh

pengukuran itu. Makin tinggi koefisien reliabilitas para peserta sudah dapat dipercaya untuk digunakan

suatu instrumen, maka kemungkinan kesalahan yang sebagai bahan penskoran bagi atribut psikologis itu?

terjadi akan makin kecil kalau orang membuat Menurut Wiersma (1986), reliabilitas ialah

keputusan berdasarkan skor yang diperoleh dalam konsistensi suatu instrumen mengukur sesuatu yang

instrumen tersebut.

hendak diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh Pada umumnya pengukuran karakteristik mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat

afektif memberikan koefisien reliabilitas yang lebih dipercaya. Oleh karena itu reliabilitas merupakan

rendah daripada pengukuran ranah kognitif, karena indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

karakteristik kognitif cenderung lebih stabil daripada pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila

karakteristik afektif. Menurut Gable (1986) koefisien suatu instrumen dipakai berulang-ulang untuk

reliabilitas instrumen ranah kognitif biasanya kira- mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh

kira 0,90 atau lebih, sedangkan koefisien reliabilitas relatif stabil atau konsisten, maka instrumen tersebut

instrumen ranah afektif kurang dari 0,70. [9] Koefisien terpercaya. Dengan kata lain hasil pengukuran itu

reliabilitas pada taraf 0,70 atau lebih biasanya dapat diharapkan sama apabila pengukuran diulang.

diterima sebagai reliabilitas yang baik (Litwin, Dengan pendekatan varians, Kerlinger

1995). [10] Sedangkan menurut Naga (1992) koefisien (2000) menyusun dua definisi tentang reliabilitas: (1)

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 3

PEND-01

reliabilitas yang memadai sebaiknya terletak di atas bahwa asumsi yang tidak cukup realistis pada teori 0,75. [6] skor murni klasik adalah asumsi unidimensionalitas

Pada setiap penelitian yang menggunakan skor murni yang secara praktis sulit dibuktikan. Jadi pengukuran psikologis selalu menerapkan pengujian

kajian multidimensionalitas pengukuran muncul ke validitas dan reliabilitas. Namun dalam permukaan karena banyak kasus ditemui bahwa juga perjalanannya di bidang psikometri, para ahli belum

adanya korelasi antar butir di dalam dimensi tersebut ada kesepakatan tentang koefisien reliabilitas atau

kadang-kadang lebih tinggi dibanding dengan rumus yang mana untuk reliabilitas antar peneliti. [15] korelasi antar butir dalam tes.

Pertama, masih banyak peneliti yang dinilai cukup Pada pengembangan instrumen pengukuran kompeten masih banyak yang kurang tepat dalam

dalam bidang pendidikan banyak mengasumsikan melaporkan reliabilitas hasil pengukuran mereka

penggunaan pengukuran yang bersifat unidimensi (Thompson, 1994). [11] yang secara konseptual dirumuskan bahwa hanya ada

Kedua, masalah yang muncul adalah satu jenis faktor kemampuan, kepribadian, sifat, penggunaan koefisien reliabilitas oleh para peneliti

maupun sikap yang diukur oleh satu instrumen secara monoton tanpa mempertimbangan asumsi

pengukuran. Tetapi, banyak penelitian menunjukkan yang mendasari koefisien tersebut. Para peneliti

bahwa asumsi unidimensi tersebut sulit dipenuhi tanpa sadar menggunakan koefisien alpha yang juga

dengan ditemukannya beberapa faktor baru yang ikut dengan tanpa sadar bahwa untuk koefisien ini

diukur dalam satu instrumen. Dengan kata lain, memerlukan asumsi yang sulit dipenuhi. Jika asumsi

instrumen yang bersifat psikologis yang sering tidak dipenuhi maka koefisien alpha yang dihasilkan

dipakai peneliti cenderung bersifat multidimensi. adalah nilai di batas estimasi terendah. Banyak

Beberapa alasan pentingnya pengukuran peneliti hanya terpaku pada penggunaan koefisien

reliabilitas yang bersifat multidimensi seperti alpha dalam mengestimasi reliabilitas. Popularitas

dikemukan oleh Widhiarso dan Mardapi (2010) koefisien alpha Cronbach ini lahir karena faktor: 1)

dengan uraian sebagai berikut: pertama, karakteristik teknik komputasi relatif mudah, karena hanya

konstruk psikologis yang umumnya bersifat memerlukan informasi berupa varians skor total, dan

multidimensi. Kedua, adanya pelibatan aspek-aspek

2) distribusi sampling sudah diketahui sehingga dalam penyusunan instrumen psikologis biasanya penentuan interval kepercayaan pada populasi sangat

diawali dengan penurunan butir-butir dari beberapa dimungkinkan (Feld dan kawan-kawan, 1987). [12] aspek teoretis dan kecenderungannya bersifat

Ketiga, permasalahan yang berhubungan [16] multidimensi. Ketiga, jumlah butir di dalam dengan asumsi yang menjadi syarat dalam instrumen. Jumlah butir yang terlalu banyak dapat

mengestimasi reliabilitas. Pada ranah empiris selain menambah potensi penambahan varians error dalam persyaratan adanya sifat paralel, persyaratan tau-

butir sehingga memunculkan dimensi baru dari equivalent merupakan tantangan yang cukup berat

dimensi yang ditetapkan semula. Jumlah butir dan bagi peneliti dalam menyusun instrumen pengukuran.

juga bentuk skala mempengaruhi sikap responden Hal ini didukung oleh Kamata dan kawan-kawan

terhadap butir yang kemudian mempengaruhi (2003) yang menemukan bahwa asumsi kesetaraan,

tanggapan mereka terhadap instrumen. Keempat, daya diskriminasi antar komponen tes dan teknik penulisan butir. Spector dan kawan-kawan unidimensionalitas pengukuran merupakan hal relatif

(1997) menemukan bahwa teknik penulisan butir sulit dicapai. Jika asumsi essentially tau-equvalent

yang memiliki arah yang terbalik antara positif tidak dapat dipenuhi maka koefisien alpha (favorable) dan negatif (unfavorable) dapat menghasilkan nilai reliabilitas yang sangat kecil,

membentuk dimensi ukur baru padahal dalam sehingga koefisien tersebut di bawah estimasi. [13] pengambilan data banyak skala psikologi

Keempat, wacana pengukuran adalah menggunakan teknik penulisan butir yang berbeda masalah unidimensionalitas pengukuran. arah. [17] Kelima, satuan pengukuran yang berbeda. Unidimensionalitas adalah aspek penting dalam

Pengukuran bidang psikologis cenderung memiliki mengestimasi reliabilitas. Hasil pengukuran satuan ukur yang berbeda antara butir satu dengan psikologis yang bersifat unidimensi sangat sulit

butir lainnya memiliki kapabiltas yang berbeda dicapai, terutama dalam konteks domain kepribadian

sebagai indikator konstruk ukur. Kondisi ini akan yang kebanyakan memuat area varians-varians traits

menyebabkan hasil pengukuran cenderung bersifat yang luas. Socan (2000) menulis bahwa analisis

multidimensi.

faktor yang dilakukan dari beberapa penelitian Dengan demikian dapat disimpulkan banyak kasus multidimensi dibanding dengan

bahwa pengukuran psikologis, baik mengukur unidimensi. [14] konstruk kognitif maupun nonkognitif sangat rentan

Masalah asumsi bukan menjadi masalah terhadap kemajemukan atribut yang diukur utama dalam menyusun model konsistensi internal,

(multidimensi). Selanjutnya dengan memahami namun masalah ini menjadi bahan kajian banyak

kecenderungan pengukuran psikologis lebih pada peneliti dalam pengkajian reliabilitas. Seperti model pengukuran multidimensi dibandingkan penelitian Vehkahlati (2000) yang menyimpulkan

dengan model unidimensi, maka diharapkan proses

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 4

PEND-01

pengukuran psikometris juga melibatkan teknik

analisis yang menggu nakan model multidimensi.

Oleh karena itu dalam penelitian ini

penggunaan koefisien alpha terstratifikasi (stratified

2 i (3) alpha coefficient ) yang diperkenalkan oleh Cronbach,

 ∑ λ i  +  1 − Sconeman, dan McKie (1965) diperlukan untuk λ ∑ i 

mengestimasi reliabilitas instrumen yang terdiri dari

Keterangan:

beberapa dimensi (subtes).

Sama seperti koefisien

λ i = factor loading terstandarisasi indikator ke–i

alpha Cronbach (untuk unidimensi), koefisien alfa

terstratifikasi (untuk multidimesi) adalah pengukuran Untuk rumus koefisien reliabilitas internal konsistensi dengan melibatkan komponen-

unidimensi, Armor seperti disarikan oleh Yaffe komponen instrumen. Formula untuk mendapatkan [20] (2000) telah menurunkan rumus reliabilitas theta

besarnya reliabilitas alfa terstratifikasi ( α s ) adalah

sebagai analog dari rumus alpha sebagai berikut: sebagai berikut:

s =− 1 2 Keterangan: (1)

= koefisien reliabilitas theta

Keterangan:

= banyaknya butir dalam instrumen

= varians butir pada komponen ke –i λ 1 = nilai akar karakteristik (eigenvalue) terbesar

α Pada penelitian Widhiarso dan Mardapi

= reliabilitas komponen ke-i (2010), model multidimensi untuk koefisien

= varians butir skor total reliabilitas memiliki ketepatan pengukuran yang tinggi bila dibandingkan dengan reliabilitas

Adapun rumus reliabilitas konsistensi unidimensi. [16] Oleh karena itu dalam penelitian ini, internal alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

peneliti hanya difokuskan pada koefisien reliabilitas

2 unidimensi α dan Θ serta koefisien reliabilitas  k   ∑ s i  α =

multidimensi (2) α

s dan ω .

 k − 1  

Permasalahan yang telah diuraikan di atas menunjukkan adanya kebutuhan bagi penyusun tes Keterangan:

untuk mengetahui ketepatan estimasi antar formula

= koefisien reliabilitas alpha Cronbach reliabilitas sehingga peneliti dalam penelitiannya

= banyaknya butir dalam instrumen dapat memilih formula mana yang paling tepat dan

2 ∑ akurat. Seperti juga dalam penelitian ini akan

s i = jumlah varians skor butir, dan

menggunakan koefisien alpha Cronbach dan theta

2 s untuk koefisien reliabilitas unidimensi, serta untuk

= varians skor-skor pada semua butir dan koefisien reliabilitas koefisien reliabilitas soal/pertanyaan

multidimensi digunakan alpha terstratifikasi dan Untuk rumus koefisien reliabilitas omega; seperti yang telah diuraikan di atas.

multidimensi, McDonald (1981) merumuskan sebuah Berdasarkan uraian di atas maka untuk koefisien reliabilitas yang kemudian diberi nama

organisasi pendidikan seperti Fakultas Teknik, koefisien reliabilitas konstruk yang juga dinamakan

Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ) dimunculkan

koefisien omega ω [19] ( ). Koefisien reliabilitas ini

Bagaimanakah berbasis pada analisis faktor konfirmatori yang

berbagai pertanyaan seperti:

reliabilitas internal konsistensi multidimensi dari merupakan bagian dari menu pemodelan model

instrumen pengukur kepuasan mahasiswa sebagai persamaan struktural

(Structural Equation pelanggan internal? Bagaimanakah komparasi antara Modeling /SEM). Reliabilias konstruk ini reliabilitas multidimesi dan unidimesni? Manakah menjelaskan besarnya proporsi indikator dalam

yang lebih akurat sebagai pengukur reliabilitas? menjelaskan konstruk ukur. Adapun formula untuk

mendapatkan koefisien reliabilitas konstruk adalah

2. METODE

sebagai berikut: Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei digunakan di dalam pengumpulan data dan tidak dibuat perlakuan (treatment) atau pengkondisian terhadap variabel yang diteliti, namun hanya mengungkap fakta berdasarkan gejala yang ada pada mahasiswa ataupun responden yang lainnya. Survei sampel di dalam

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 5

PEND-01

penelitian ini merupakan survei sampel terhadap hal-

1  hal yang tidak nyata (intangible) yakni bila survei

30 1 −   11.081   = menyangkut pengukuran konstruk psikologis atau 0, 941 sosiologis dan membandingkan anggota-anggota

jadi Θ=

Bila diestimasi menggunakan rumus alpha populasi yang besar dimana variabelnya tidak dapat

terstratifikasi dapat disajikan sebagai berikut: langsung diamati. Oleh karena penelitian ini

2 mengukur konstruk psikologis secara tidak langsung 2 ∑ σ

i (1 − α i ) 19, 344 = dan σ x = 342, 510 ,

dari sampel populasi, maka jelas penelitian ini

disebut survei sampel terhadap hal-hal yang tidak

sehingga diperoleh: α=− s 1 = 0, 944

nyata (sample survey of intangibles).

Instrumen dalam penelitian skala dibuat dua

kolom dengan rincian, untuk kolom pertama ini Dengan model persaman struktur atau SEM merupakan kenyataan (realitas) atau fakta yang ada

menggunakan Lisrel 8.80 dan Excell didapat dan dipersepsi oleh mahasiswa terhadap kualitas

∑ λ i = 19, 000 dan ∑ 1 − λ i = 17, 733 ;

pelayanan yang memuaskannya dengan lima

alternatif jawaban mulai dari sangat tidak puas

(STPs) nilai 1, tidak puas (TPs) nilai 2, netral (N)

jadi ω=

nilai 3, puas (Ps) nilai 4, dan sangat puas (SPs) nilai 5.

Penskalaan ini untuk instrumen kinerja.

Untuk kolom kedua, harapan mahasiswa

terhadap institusi dengan skala lima alternatif

Reliabilitas Multidimensi Untuk Instrumen

berdasarkan tingkat kepentingan mahasiswa dengan

Harapan

jawaban mulai dari sangat tidak penting (STPt) nilai Instrumen harapan ini terdiri atas 30 butir

1, tidak penting (TPt) nilai 2, Biasa-biasa (Bb) nilai 3, pernyataan kuesioner tingkat kepuasan mahasiswa penting (Pt) nilai 4, dan sangat penting (SPt) nilai 5.

sebagai pelanggan internal. Untuk reliabilitas Sedangkan ini untuk penskalaan instrumen harapan.

konsistensi internal alpha Cronbah diperoleh Penelitian ini akan dilaksanakan di FT UNJ

langsung menggunakan program SPSS sebesar 0,941. pada tahun 2005 yang meliputi empat Jurusan yang

Dari analisis faktor didapat nilai akar ada yaitu Jurusan Teknik Mesin, Jurusan Teknik

karakteristik (eigenvalue) terbesar yaitu λ 1 = 11.468 Elektro, Jurusan Teknik Sipil dan IKK (Ilmu

Kesejakteraan Keluarga). Selanjutnya kuesioner diuji

30 1 −  11.468   sampai dengan Juli 2005. Dengan proporsi masing–

dan k = 30, Θ=

cobakan kepada 300 mahasiswa dari bulan Mei

masing jurusan 75 mahasiswa yaitu dari Jurusan Bila diestimasi menggunakan rumus alpha Teknik Mesin, Jurusan Teknik Elektro, Jurusan

terstratifikasi dapat disajikan sebagai berikut: Teknik Sipil, dan Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Keluarga. Jadi bisa dikatakan data penelitian ini data

i (1 − α i ) = 11, 605 dan σ x = 211, 740 ,

ex post facto .

3. KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

sehingga diperoleh: α=− s 1 = 0, 950

Reliabilitas Multidimensi Untuk Instrumen

Kinerja

Dengan model persaman struktur atau SEM Instrumen kinerja ini terdiri atas 30 butir

menggunakan Lisrel 8.80 dan Excell didapat pernyataan kuesioner kepuasan mahasiswa sebagai

pelanggan internal. Ketiga puluh butir instrumen ini 2 ∑ λ

19, 940 & ∑ 1 − λ i = 16, 559

merupakan hasil penelitian yang telah divalidasi oleh

peneliti sendiri yang semula 33 butir dan gugur 3

butir. Instrumen yang terdiri dari 30 butir ini dapat

jadi ω=

dirinci sebagai berikut: 6 butir untuk dimensi

tangible , 7 butir reliability, 5 butir responsiveness, 7 butir assurance, dan 5 butir empathy. Untuk

Dari uraian hasil penelitian di atas dapat disusun reliabilitas konsistensi internal alpha Cronbach

rangkuman sebagai berikut:

diperoleh langsung menggunakan program SPSS sebesar 0,938.

Tabel 1. Rangkuman Koefisien Reliabilitas Unidimensi

Dari analisis faktor didapat nilai akar

Instrumen Koefisien Reliabilitas Unidimensi

karakteristik (eigenvalue) terbesar pada yaitu λ 1 =

Kinerja

11.081 dan k = 30,

Harapan

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 6

PEND-01

Tabel 2. Rangkuman Koefisien Reliabilitas DAFTAR PUSTAKA Multidimensi

[1] R. G. Lewis and D. H. Smith, Total Quality

Instrumen Koefisien Reliabilitas Multidimensi

in Higher Education, St. Lucie Press, (1994).

Kinerja

α= s 0, 944 ω = 0, 953

Harapan

α= N. Idrus, et al., Quality Assurance,

0, 950 ω = 0, 960 Directorate General of Higher Education, (2000).

Perhitungan untuk dua buah instrumen di atas diperoleh koefisien reliabilitas multidimensi

A. Parasuraman, V. A. Zeinthaml, and L. L. lebih tinggi atau lebih tepat dibandingkan dengan

Berry, A Conceptual Model of Service koefisien reliabilitas multidimensi. Hal ini belum ada

Quality and Its Iimplications for Future

kesepakatan antar ahli psikometri. Namun di Research, Journal of Marketing, Vol. 49, pp. kalangan peneliti di Indonesia sebaiknya setelah

mengetahui alat yang paling tepat sebaiknya mulai memakai/menggunakan alat tersebut secara benar

A. Parasuraman, Servqual: A Multi-Item dan memadai.

Scale for Measuring Consumer Perceptions

Memang sebagian besar peneliti di kalangan of Service Quality, Journal of Retailing, Vol. dosen maupun mahasiswa S2 maupun S3 belum

64(1), pp. 12 – 37, (1988). mengetahui formula untuk menghitung koefisien alpha terstratifikasi ataupun omega tersebut, jadi kali

[5] V. A. Zeinthaml, A. Parasuraman, and L. L. ini saatnya untuk mengenalkan dan juga

Berry,

Delivering

Quality Service:

menggunakan formula tersebut. Dengan alasan sudah

Balancing Customer Perceptions and

tahu rumusnya dan kebanyakan konstruk psikologis, Expectations, The Free Press, (1990). kepribadian, pendidikan, dan sosial adalah multidimensi, sehingga seluruh peneliti baik [6]

D. S. Naga, Teori Sekor, Gunadarma Press, mahasiswa maupun dosen berkembang dan makin

berkembang untuk menggali lebih dalam lagi tentang koefisien reliabilitas yang lainnya.

W. Wiersma, Research Methods in

Berdasarkan hasil ujicoba di dalam Education: An Introduction, Allyn and penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

Bacon, Inc., (1986).

berikut: pertama, kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan internal memiliki 5 dimensi yaitu: (a)

[8] F. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian sesuatu yang terwujud (tangible), (b) kehandalan

Behavioral, terjemahan Landung Simatupang, (reliability), (c) daya tanggap (responsiveness), (d)

Gadjah Mada University Press, (2000). jaminan (assurance), dan (e) empati (empathy). Oleh karena memiliki 5 dimensi tersebut penelitin

[9] R. K. Gable, Instrument Development in the mencoba menghitung koefisien reliabilitas alpha

Kluwer Nijhoff terstratifikasi dan omega yang memang sudah

seharusnya bila koefisien reliabilitas multidimensi digunakan. Dengan kata lain pengukuran yang lebih

[10] M. S. Litwin, How to Measure Survey tepat menggunakan koefisien alpha terstratifikasi

Reliabity and Validity, Sage Publications, atau omega.

Saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: pertama, estimasi instrumen ini perlu diuji

[11] B. Thompson, Guidelines for Author, lebih lanjut dengan menggunakan rumus lainnya

Educational and Psychological Measurement , yang peneliti kira masih banyak dan belum

Vol. 54, pp. 837 – 847, (1994). diterapkan di institusi UNJ. Kedua, oleh karena penelitian ini menggunakan skala lima maka bila

[12] I. S. Feld, D. J. Woodruff, and F. A. Salih, perlu dilanjutkan menggunakan berbagai skala lain,

Statistical Inference for Coefficient Alpha, misalnya skala diferensial semantik, skala dikotomi,

Applied Psychological Measurement , Vol. II, skala Thurstone, dan sebagainya.

pp. 93 – 103, (1987).

Ketiga, instrumen ini perlu diuji dengan menggunakan sampel yang lebih besar dengan

[13] A. Kamata, A. Turhan, E. Darandari, populasi dan setting yang lebih luas serta melibatkan

Estimating Reliability for Multidimensional

beberapa propinsi sekaligus, juga dengan jenjang Composite Scales Scores, Paper presented in sekolah dan jenis universitas atau perguruan tinngi

Annual Meeting of American Educational yang berbeda.

Research Association at Chicago, (April 2003).

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 7

PEND-01

[14] G. Socan, Assessment of Reliability When Test Items Are Not Essentially t-Equivalent, in Development in Survey Methodology, Anuska Feligoj and Andrej Mrvar (Eds.), FDV, (2000).

[15] K. Vehkalahti, Reliability of Measurement

Scales Tarkkonnen’s General Method

Supersedes Cronbach’s Alpha, Academic Dissertation , University of Helsinki, (2000).

[16] W. Widhiarso and D. Mardapi, Komparasi

Ketepatan Estimasi Koefisien Reliabilitas

Teori Skor Murni Klasik, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan , Vol. 14 (1), pp. 1 –

[17] P. Spector, P. Brannick, and P. Chen, When

Two Factors Don’t Reflect Two Constructs: How Item Characteristics Can Produce

Artifictual Factors, Journal of Management, Vol. 23 (5), pp. 659 – 668, (1997).

[18] L. J. Cronbach, P. Schoneman, and D. McKie,

Alpha Coefficient For Stratified Parallel

Test, Educational and Psychological Measurement , Vol. 25, pp. 291 – 312, (1965).

[19] R. P. McDonald, The Dimensionality of Test and Items, British Journal of Mathematical and Statistical Psychology , Vol.

34, pp. 100 – 117, (1981).

[20] R. A. Yaffe, Common Correlation and

Reliability Analysis with SPSS for

Windows, http:/www.nyu.edu/its/socsci/Docs/correlate.h tml. (6 December 2000), (Accessed January,

Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 8

PEND-02 EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI LULUSAN SMK

Firrean Suprapto 2) dan Wardani Rahayu

1) Sekretariat KP3EI Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

2) Jurusan Matematika FMIPA UNJ Email: aansuprapto@gmail.com, wardani9164@yahoo.com

ABSTRACT