T POR 1103139 CHAPTER 1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong agar pihak lawan sulit mengembalikan.

Cabang olahraga permainan tenis lapangan dewasa ini sangat digemari baik oleh anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua yang telah lanjut usia sangat menggemari olahraga ini, hal ini disebabkan karena mempunyai daya tarik tersendiri dari olahraga permainan tersebut. Daya tarik yang dimiliki pada olahraga permainan tersebut antara lain bahwa permainan penuh dengan taktis, dinamis, menonjolkan kegembiraan, keceriaan dan peraturannya sangat ketat untuk menjaga sportivitas. Tujuan orang bermain tenis lapangan antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi.

Dalam olahraga tenis lapangan dituntut memiliki keterampilan dasar dalam bermain. Keterampilan dasar tersebut dapat dilakukan dengan baik jika memiliki tingkat kemahiran atau penguasaan keterampilan dasar dengan baik. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, harus diterapkan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat.

Untuk dapat melakukan suatu permainan tenis yang enak dilihat, terlebih dahulu seorang pemain harus menguasai teknik dasar pukulan tenis yang baik. Dalam permainan tenis lapangan, penguasaan teknik dasar yang benar merupakan modal utama untuk belajar teknik permainan. Teknik dasar tersebut harus dimiliki


(2)

oleh setiap pemain baik pemula maupun lanjutan melalui latihan-latihan yang intensif.

Dalam olahraga kita harus berjuang dengan diri sendiri, maksudnya apabila kita menginginkan suatu prestasi yang tinggi, maka harus berlatih. Latihan itu harus muncul dari dalam diri sendiri atau dengan kata lain keinginan dari hati nurani pribadi, memiliki motivasi untuk berprestasi, karena untuk melaksanakan proses latihan banyak rintangan yang harus dilalui oleh seorang atlet. Di samping itu juga harus bersaing dengan orang lain / teman satu tim, karena olahraga bersifat kompetitif. Artinya berinteraksi dan bersaing dengan orang lain, juga harus berkonfrontasi dengan alam, harus beradaptasi dengan cuaca dingin ataupun panas pada saat latihan ataupun bertanding. Akan tetapi olahraga juga menimbulkan sifat permainan yaitu mengekspresikan kebebasan kita dengan sukarela tanpa paksaan dari orang lain.

Penguasaan teknik dasar permainan tenis lapangan cukup sulit, sehingga untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar perlu mencari pendekatan pembelajaran yang tepat, agar tercapai prestasi maksimal. Atlet harus dipersiapkan dengan teratur, terarah dan terprogram. Untuk pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan tenis lapangan, faktor yang mendasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain adalah penguasaan keterampilan teknik dasar.

Seorang pelatih harus memberikan materi ajar secara keseluruhan, sehingga siswa mampu menguasai berbagai hal dan dapat memperoleh pengalaman baru. Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan gerak. Biasanya yang diberikan adalah materi dasar atau teknik-teknik dasar dalam tenis lapangan, diantaranya cara memegang raket, posisi sikap siap, servis, pukulan forehand dan pukulan backhand. Keberhasilan seorang pemain dalam mempersiapkan diri untuk melakukan pukulan dengan baik dan tepat tergantung dari ketepatan kaki yang benar dengan keseimbangan yang sempurna.


(3)

Teknik dasar permainan tenis lapangan menurut Schraff (dalam Almatsier, 1985, hlm. 207), bahwa : „ada empat jenis pukulan dasar dalam tenis lapangan yaitu : forehand, backhand, volley, dan service‟. Latihan teknik dasar adalah latihan yang sangat penting karena teknik dasar tersebut menentukan gerakan atau latihan pada teknik lanjutan. Forehand, backhand, volley dan servis adalah gerakan yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum dia berlatih teknik lanjutan.

Forehand adalah gerakan yang memukul bola dengan posisi telapak tangan pada grip menghadap ke depan. Backhand adalah gerakan memukul bola dengan posisi telapak tangan pada grip menghadap belakang. Servis adalah sebuah cara untuk memulai permainan. Volley adalah suatu cara memukul sebelum bola mental di lapangan, pada umumnya terjadi di wilayah dekat net. Keempat komponen dasar itu harus dikuasai agar seseorang lebih mudah untuk berlatih pada teknik lanjutan. Namun, diperlukan adanya cara latihan yang tepat untuk dapat melatih seseorang biasa menguasai keempat teknik tersebut.

Perlu dipahami bahwa sekali terbiasa bermain dengan cara yang kurang tepat atau kurang disiplin dalam permainan, sukarlah untuk mengubah dan memperbaikinya dan tidak mungkin untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Selain itu, untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya setidaknya seorang atlet harus memiliki motivasi berprestasi. “Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut faktor intrinsik atau faktor ekstrinsik” (Wahjosumidjo, 1987, hlm. 174). Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan, sedang faktor di luar diri, dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi


(4)

baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Seorang atlet yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam tenis lapangan, tentunya akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam bermain terutama penguasaannya dalam keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang dimilikinya. Untuk mengetahui besarnya tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki seorang atlet, maka perlu diberikan quesioner dan observasi di lapangan saat seorang atlet berlatih.

Pada prinsipnya latihan dapat dibagi dalam empat aspek yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. Latihan fisik dilakukan untuk melatih kekuatan, kecepatan, koordinasi dan fleksibilitas kerja otot tubuh dan sistem energi seorang atlet dalam jangka waktu tertentu. Latihan teknik merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan teknik-teknik keterampilan tertentu. Ada kecenderungan pendekatan pembelajaran tersebut lebih menekankan pada olahraga prestasi dalam pengajaran. Latihan taktik menekankan agar atlet dapat memahami konsep permainan tenis lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu permainan tenis lapangan. Hal ini dimaksudkan mendorong atlet dalam memecahkan masalah-masalah taktik dalam permainan tenis lapangan dan menerapkan beberapa keterampilan teknik dalam situasi permainan yang sebenarnya. Latihan mental dimaksudkan untuk mempersiapkan ketahanan mental seorang atlet saat bermain melawan musuh dalam situasi pertandingan yang sebenarnya di lapangan. Keempat aspek latihan tersebut harus diberikan kepada atlet secara optimal agar tercapai prestasi yang maksimal.

Setelah melakukan wawancara terhadap pelatih tenis lapangan di SMP Negeri 1 kasokandel ternyata pelatih tersebut kurang memahami dan mengerti tentang pendekatan pembelajaran sehingga pelatih tersebut menerapkan teknik dasar tenis lapangan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga


(5)

pencapaian prestasi tenis lapangan di SMP Negeri 1 Kasokandel tidak ada peningkatan karena untuk pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan tenis lapangan dapat dicapai melalui peranan yang sangat penting dari seorang pelatih. Maka pelatih harus mampu menyusun program, memilih, dan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan tujuan latihan itu sendiri. Selain pelatih, orang tua dan atlet itu sendiri mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sama dalam pencapaian prestasi. Usaha pembinaan, dan pengembangan untuk mencapai prestasi tersebut perlu diadakan pendekatan ilmiah, adanya sarana yang menunjang dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah untuk mencapai keterampilan bermain yang tinggi membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan program latihan-latihan yang terencana dengan baik. Suatu program latihan akan berhasil baik apabila teknik dasar diberikan sedini mungkin dari tingkat dasar sampai tingkat lanjutan.

Pemilihan dan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses pelatihan bertujuan agar hasil latihan dapat dikuasai dengan baik dan maksimal, merupakan upaya yang harus dilakukan oleh setiap pelatih. Untuk itu, perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, sesuai dengan tuntutan dan karakteristik atlet yang berlatih. Pemilihan pendekatan pembelajaran sangatlah efektif untuk menciptakan hasil latihan yang diharapkan. Selama ini mungkin sudah disadari bahwa pendekatan pembelajaran yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan bermain tenis lapangan kurang efektif, sehingga terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh para pelatih di dalam penyediaan maupun dalam cara melatih yang akan menimbulkan kesukaran dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

Pendekatan pembelajaran teknis dalam pembelajaran permainan didasarkan pada pemahaman bahwa siswa akan dapat melakukan permainan jika mereka sudah menguasai teknik dasarnya. Oleh karena itu, dalam pendekatan ini, pelatih akan memulai pembelajaran permainan dengan memberikan pelajaran


(6)

teknik dasar. Tahapan-tahapan dalam pendekatan pembelajaran teknis menurut Ucup (2012, hlm. 72) yaitu:

(1) Pelatih berkepentingan dengan kemampuan siswa untuk mengontrol benda (obyek) atau tubuh. Siswa pemula dihadapkan dengan masalah ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi ketika mereka memukul, melempar, menangkap atau mengumpulkan benda tertentu. Tingkat kemampuan mengontrol benda yang sangat mendasar akan dikuasai pada tahapan pembelajaran permainan ini. (2) Pada tahap ini fokus pembelajaran masih pada peningkatan penguasaan dan pengontrolan terhadap objek, tetapi latihannya sudah lebih kompleks. Dalam tahap ini, dua keterampilan digabungkan; peraturan ditekankan sehingga membatasi aksi yang dilakukan dan keterampilan tersebut dilatih secara kooperatif dengan anak lain. Melatih keterampilan dengan penggabungan merupakan hal yang kritis dan sering diabaikan dalam pembelajaran permainan. Fokus kegiatan dari pembelajaran tahap ini adalah pada gerak transisi di antara keterampilan. (3) Fokus pembelajaran adalah pelaksanaan taktik penyerangan dan pertahanan secara sederhana dengan menggunakan keterampilan yang sudah dikuasai. Ketika tahap ini dilaksanakan, siswa diasumsikan sudah mampu menguasai dan mengontrol bola tanpa kesulitan lagi, sehingga dapat berkonsentrasi pada penggunaan keterampilan itu dalam proses penyerangan atau bertahan. Tahap tiga mempertimbangkan strategi yang sangat mendasar yang ada dalam permainan tertentu dan mulai membangun strategi tersebut secara bertahap dalam wawasan siswa. Hal ini dilakukan, pertama-tama dalam kondisi yang sangat sederhana dan kemudian bergeser ke kondisi yang lebih kompleks. (4) Tahap ini meliputi tidak saja permainan penuh, tetapi juga termasuk kegiatan-kegiatan yang dimodifikasi untuk membantu siswa mencapai targetnya.

Meskipun pendekatan pembelajaran teknik ini diduga dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dasar, namun ternyata mendapatkan kritikan, salah satunya dikemukakan oleh Griffin dkk. (1997, hlm. 8) yang menyatakan bahwa “ though this format might improve technique, it has been criticized for teaching skill before students can grasp their significance within the game ”. Artinya, keterampilan yang diajarkan sebelum subjek ajar dapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain yang sesungguhnya, hasilnya dapat


(7)

menghilangkan esensi dari permainan itu sendiri. Ucup (2012, hlm. 102) menyatakan tentang kelemahan dari pembelajaran teknik:

Kelemahan dalam pendekatan pembelajaran teknik pelatih sering menghabiskan waktu pembelajarannya hanya untuk mempelajari teknik dasar saja, sehingga model pembelajaran semacam ini terasa membosankan dan kurang menarik karena situasi belajar terkesan monoton. Selain itu, siswa cenderung kurang mampu untuk mengimplementasikan keterkaitan antara beberapa teknik dasar yang telah dikuasai dengan sistem pola bermain tenis lapangan secara utuh.

Sesuai dengan kritikannya, Griffin dkk. (dalam Suparlan, 2009, hlm. 4) „mengembangkan sebuah pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menerapkan sistem pola permainan yang sesungguhnya. Pola pendekatan pembelajaran dilakukan melalui aktivitas bermain, dan pembelajaran penguasaan teknik dasar dilakukan bersamaan dengan pola bermain. pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran taktis‟. Pendekatan pembelajaran taktis menurut Nur (2013, hlm. 41) terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

(1) Pengantar permainan, termasuk klasifikasinya dan gambaran utuh bagaimana permainan itu dimainkan. (2) melayani dan meyakinkan minat siswa untuk bermain melalui pengajaran sejarah permainannya dan kebiasaan-kebiasaan yang sering terjadi. (3) mengembangkan kesadaran taktikal siswa dengan cara menyuguhkan masalah-masalah utama taktis dalam permainan. (4) menggunakan aktivitas belajar menyerupai permainan untuk membelajarkan siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan. (5) memulai kombinasi pengetahuan taktikal dengan pelaksanaan keterampilan dalam aktivitas menyerupai permainan itu. (6) siswa mengembangkan kemampuan penampilan secara benar dan tepat, berdasarkan kombinasi pengetahuan taktikal dan keterampilan.

Pendekatan pembelajaran taktis dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam memecahkan masalah-masalah taktis dalam permainan tenis lapangan,


(8)

sehingga dapat menerapkan beberapa keterampilan teknik dalam situasi permainan yang sebenarnya. pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis menekankan pada cara membelajarkan siswa agar dapat memahami konsep bermain tenis lapangan. Pendekatan pembelajaran taktis ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pembelajaran permainan tenis lapangan.

Menurut Ucup (2012, hlm. 93) Pendekatan pembelajaran taktis memiliki beberapa kelebihan antara lain : (1) Kebanyakan siswa berpartisipasi lebih termotivasi dan terlibat dalam permainan daripada mengembangkan keterampilan secara drill, yang cenderung menghambat penerapan keterampilan dalam permainan. (2) Para siswa dapat mengembangkan kesadaran taktikal dan kemampuan pembuatan keputusan manakala hal ini menjadi orientasi utama dalam pengajaran. (3) Kesadaran taktikal adalah prasyarat untuk kemampuan penampilan, tetapi pada saat yang bersamaan para siswa harus menampilkan baik pengetahuan maupun keterampilan untuk melakukan permainan dengan sebaik-baiknya. (4) Kesadaran taktikal dan pembuatan keputusan perlu dikembangkan dalam suatu pendekatan konstruktivisme, menggunakan suatu kemajuan aktivitas belajar yang terencana berbasis pada masalah-masalah taktikal. (5) Kesadaran taktikal dan tipe lain belajar siswa akan ditransfer sepanjang berhadapan dengan kategori permainan yang sama. (6) Siswa belajar mengkombinasikan kesadaran taktikal-nya dengan perkembangan gerak untuk menghasilkan hasil belajar yang otentik, mengembangkan apresiasi terhadap permainan dan self-esteem para siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti bermaksud berasumsi bahwa dengan menggunakan pendekatan taktis siswa akan memiliki keterampilan tenis lapangan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pendekatan teknis. Karena menurut asumsi peneliti bahwa dengan menggunakan pendekatan taktis siswa lebih tertarik untuk belajar karena seperti dalam situasi permainan yang sebenarnya, apalagi bila siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan menunjang secara maksimal terhadap keterampilan tenis lapangan. Artinya siswa yang memiliki keterampilan tenis lapangan yang baik belum tentu memiliki


(9)

motivasi berprestasi yang tinggi. Sehingga peneliti berfikiran bahwa siswa yang memiliki kemampuan Sesuai dengan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan dikaitkan dengan motivasi berprestasi atlet. Selanjutnya peneliti merumuskan sebuah judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Tenis Lapangan (Studi Eksperimen

Pada Siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dan teknis. Pendekatan taktis lebih menekan pembelajaran kepada taktik bermain sedangkan pendekatan teknis lebih menekankan kepada pembelajaran teknik bermain.

2. Kurangnya penguasaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Karena kurangnya pemahaman pelatih akan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan 3. Keraguan akan pelaksanaan kegiatan karena kurang pahamnya pelatih

terhadap pendekatan pembelajaran.

4. Keraguan akan adanya peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Dikarena kepada pemaparan yang telah disebutkan di atas.


(10)

Beranjak dari paparan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum yaitu bagaimana perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran, dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan. Secara spesifik diuraikan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis?

2. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi?

4. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian yang kami lakukan pada dasarnya merupakan jawaban dari berbagai permasalahan yang muncul dalam rumusan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.


(11)

a. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

b. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

c. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

d. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkap dan mengkaji tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh di lapangan mengenai pengaruh perbedaan model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan. b. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan sehingga dapat mengembangkan prestasi olahraga para atlet daerah.


(12)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain bagi pelatih olahraga, pemerintah dan pihak lain yang terkait : a. Bagi pelatih dan Guru Pendidikan Jasmani

Dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memperoleh umpan balik tentang upaya meningkatkan prestasi olahraga siswa tenis lapangan dan meningkatkan kinerjanya sehingga keterampilan para siswa meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan wawasan, pemahaman, serta dapat melatih dan menajamkan daya pikir dalam upaya memberikan sumbangan pikir khususnya bagi penulis sendiri serta bagi kalangan pelatih pada umumnya.

b. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah dapat memperoleh manfaat berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan motivasi berprestasi para siswa, bahan evaluasi terhadap keterampilan para siswa sehingga dapat dukungan dengan melakukan upaya memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga, memberikan penghargaan, kelancaran karir, bimbingan yang dapat menimbulkan motivasi bagi para siswa.

c. Bagi para atlet

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan keterampilan teknik dasar yang dapat dirasakan secara langsung oleh para siswa berupa meningkatnya prestasi olahraga para siswa berdampak pada kemajuan di bidang olahraga tenis lapangan. Prestasi olahraga yang baik akan mendorong motivasi berprestasi para siswa untuk berlatih sehingga hasil pencapaiannya akan tetap baik dan akan dipertahankan agar tetap baik bahkan selalu mengalami peningkatan. Pencapaian prestasi yang baik dan selalu meningkat akan memuaskan sebagian keinginan masyarakat khususnya orang


(13)

tua para siswa. Orang tua akan merasa bangga jika anak–anaknya mencapai prestasi yang terbaik.

F. Struktur Organisasi Tesis

Bab I membahas pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.

Bab II membahas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Bab III membahas metodologi penelitian. Pada bab ini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.


(14)

Bab IV membahas penelitian dan pembahasan. Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian.

Bab V membahas kesimpulan dan saran. Pada bab ini dijelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(1)

motivasi berprestasi yang tinggi. Sehingga peneliti berfikiran bahwa siswa yang memiliki kemampuan Sesuai dengan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan dikaitkan dengan motivasi berprestasi atlet. Selanjutnya peneliti merumuskan sebuah judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Tenis Lapangan (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dan teknis. Pendekatan taktis lebih menekan pembelajaran kepada taktik bermain sedangkan pendekatan teknis lebih menekankan kepada pembelajaran teknik bermain.

2. Kurangnya penguasaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Karena kurangnya pemahaman pelatih akan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan 3. Keraguan akan pelaksanaan kegiatan karena kurang pahamnya pelatih

terhadap pendekatan pembelajaran.

4. Keraguan akan adanya peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Dikarena kepada pemaparan yang telah disebutkan di atas.


(2)

Beranjak dari paparan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum yaitu bagaimana perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran, dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan. Secara spesifik diuraikan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis?

2. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi?

4. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian yang kami lakukan pada dasarnya merupakan jawaban dari berbagai permasalahan yang muncul dalam rumusan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.


(3)

a. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

b. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

c. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

d. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkap dan mengkaji tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh di lapangan mengenai pengaruh perbedaan model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan. b. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan sehingga dapat mengembangkan prestasi olahraga para atlet daerah.


(4)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain bagi pelatih olahraga, pemerintah dan pihak lain yang terkait : a. Bagi pelatih dan Guru Pendidikan Jasmani

Dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memperoleh umpan balik tentang upaya meningkatkan prestasi olahraga siswa tenis lapangan dan meningkatkan kinerjanya sehingga keterampilan para siswa meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan wawasan, pemahaman, serta dapat melatih dan menajamkan daya pikir dalam upaya memberikan sumbangan pikir khususnya bagi penulis sendiri serta bagi kalangan pelatih pada umumnya.

b. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah dapat memperoleh manfaat berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan motivasi berprestasi para siswa, bahan evaluasi terhadap keterampilan para siswa sehingga dapat dukungan dengan melakukan upaya memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga, memberikan penghargaan, kelancaran karir, bimbingan yang dapat menimbulkan motivasi bagi para siswa.

c. Bagi para atlet

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan keterampilan teknik dasar yang dapat dirasakan secara langsung oleh para siswa berupa meningkatnya prestasi olahraga para siswa berdampak pada kemajuan di bidang olahraga tenis lapangan. Prestasi olahraga yang baik akan mendorong motivasi berprestasi para siswa untuk berlatih sehingga hasil pencapaiannya akan tetap baik dan akan dipertahankan agar tetap baik bahkan selalu mengalami peningkatan. Pencapaian prestasi yang baik dan selalu


(5)

tua para siswa. Orang tua akan merasa bangga jika anak–anaknya mencapai prestasi yang terbaik.

F. Struktur Organisasi Tesis

Bab I membahas pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.

Bab II membahas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Bab III membahas metodologi penelitian. Pada bab ini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.


(6)

Bab IV membahas penelitian dan pembahasan. Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian.

Bab V membahas kesimpulan dan saran. Pada bab ini dijelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.