T POR 1201666 Chapter (1)

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadhinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkunganya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran berupa buku, modul, selebaran, rekaman video dan alat bantu lainya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangya dapat menggunakan alat yang murah, praktis dan efisen meskipun sangat sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yag diharapkan. Di samping dapat menggunakan alat bantu yang tersedia, guru juga dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakanya apabila media tersebut belum tersedia. Maka dari itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran yang menurut Hamalik (1995, hlm. 6) meliputi :

a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih menggefektifkan proses belajar

mengajar


(2)

c. Seluk beluk proses belajar mengajar

d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan

e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran

f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan

h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran

i. Usaha inovasi dalam media pendidikan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya yang akan tercapai dengan baik apabila disertai dengan kesiapan guru yang kompeten dalam kegiatan pembelajaran serta memahami fungsi media.

Kesiapan guru pendidikan jasmani dalam penguasaan bidang keilmuan yang

menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya

pembelajaran yang efektif. Guru yang kompeten dituntut untuk memiliki persiapan dan penguasaan yang cukup memadai, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam merancang program pembelajaran yang disajikan. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang dibuat dinamis oleh guru. Untuk itu, guru semestinya memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan pendekatan pembelajaran secara tepat. Kompetensi profesional dari guru perlu dikombinasikan dengan kemampuan dalam memahami dinamika perilaku dan perkembangan yang dijalani oleh para siswa dalam proses belajar mengajar untuk memahami sikap, gerak dasar salah satu keterampilan olahraga.

Hasil belajar keterampilan gerak dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya adalah keterampilan gerak dasar renang. Alasan mengapa cabang renang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani karena renang memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, menambah kepercayaan pada diri sendiri dan dapat digunakan sebagai kegiatan rekreatif karena pengaruh dingin dapat menyegarkan tubuh dan perasaan. Model pengembangan gerak dasar renang di sekolah dasar harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, agar hasil yang dicapai


(3)

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Banyak berita-berita di media cetak maupun elektronik mengulas tentang kerugian ketika anak tidak bisa berenang, selain berdampak pada kesehatan berdampak pula pada keselamatan jiwa, data yang dikeluarkan oleh Burns (2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa : Half of 7 to 11-year-olds in England, some 1.1 million children, cannot swim

the length of a standard pool, research suggests. Only 2% of schools surveyed delivered the government's recommended 22 hours a year of swimming lessons. The report says Ofsted should focus PE inspections on swimming as "it is the only sport that can save lives". Some 407 people died from drowning in 2011, according to the most recent figures from the National Water Safety Forum. Of these, 47 were aged under 19. "These numbers could increase in future if the current issues with school swimming programmes are not addressed," warns the report.

Dalam paparan data tersebut pada tahun 2011, 407 orang meninggal tenggelam di air akibat tidak bisa berenang, ironisnya usia mereka yang meninggal antara tujuh sampai sebelas tahun, ini karena kurangya kelas berenang pada usia sekolah dasar. Dikhawitirkan juga di indonesia hal ini bisa saja terjadi apabila aktivitas renang memang kurang dalam pelajaran pendidikan jasmani karena faktor alokasi waktu yang disediakan sekolah kurang. Maka masalah ini harus segera ditangani dengan cara menambah aktifitas akuatik anak pada perkumpulan renang untuk menjadi anggota.

Dalam cabang renang terdapat beberapa gaya yang digunakan, salah satunya adalah gaya dada. Ditinjau dari gerakannya renang gaya dada mempunyai banyak keunggulan dari gaya renang yang lain, diantaranya dari gerakan yang alami sehingga dengan mudah orang mempelajarinya, bernapasnya tidak sulit sehingga tidak merepotkan untuk jarak renang yang jauh. Dalam jurnal olahraga Supriyanto (2011, hlm. 2):

Menjelaskan tentang manfaat yang ada pada aktivitas olahraga renang tersebut antara lain adalah untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran, menjaga kesehatan tubuh, untuk keselamatan diri, untuk membentuk kemampuan fisik seperti daya tahan, kekuatan otot serta bermanfaat pula bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik anak, untuk sarana pendidikan, rekreasi, rehabilitasi serta prestasi.


(4)

Renang gaya dada merupakan gaya berenang yang mudah dipelajari, ini berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar anak-anak usia sekolah dasar pada klub Mandala Ganesha Bandung, memang betul ketika seorang anak ditanya gaya renang apa yang paling disenangi dan mudah mereka menjawab gaya dada

atau gaya katak. Sesuai dengan pendapat Thomas (2006, hlm 141): bahwa: “Gaya

dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap dan didefinisikan lebih rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan, namun gaya dada

adalah gaya yang mudah dan nyaman untuk dilakukan”. Pendapat Thomas ini

sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan pada saat ini bahwa gaya dada atau katak dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus terperinci dengan baik dari mulai sikap meluncur sampai pada gerakan koordinasi keseluruhan.

Sedangkan Wynman pada tahun 1538 (dalam Murni 2000, hlm 9): “Bedanya

antara perenang dengan seekor katak bahwa sikap meluncur perenang dilakukan dengan dua kaki dan kedua lengan lurus, sedangkan pada katak sikap seperti itu

tidak dijumpai”. Pendapat tersebut menunjukan bahwa berenang gaya katak

dikatakan mudah dan nyaman karena gerakanya menyerupai seekor katak yang sedang berenang.

Akan tetapi banyak ditemukan anak yang kesulitan pada saat melakukan proses pembelajaran renang gaya dada. Pertama, anak sulit mengapung untuk mendapatkan posisi yang lurus sejajar dengan permukaan air apabila tidak ditopang dengan alat bantu. kedua, tanpa alat bantu yang baik anak kesulitan untuk melakukan teknik dasar gaya dada dari mulai meluncur, gerakan kaki, lengan dan koordinasi, empat tahapan gerakan ini bisa dilakukan dengan baik jika ada penopang badan yang stabil pada anak. Ketiga, hasil belajar renang gaya dada tanpa alat bantu akan rendah karena tidak adanya rasa ingin tahu siswa terhadap fungsi media belajar untuk renang. Keempat, tanpa alat bantu tidak mungkin ada variasi-varias mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran renang gaya dada, tanpa alat bantu siswa akan dibantu oleh guru dengan cara dipegang untuk mengapung artinya proses ini akan memakan waktu yang lama dan berdampak pada hasil belajar keterampilan renang gaya dada, sejalan dengan Suherman (2001, hlm.10) :


(5)

Beberapa macam alat bantu renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh. Artinya, dengan dukungan alat bantu, anak tidak banyak menunggu giliran atau harus satu-satu dilayani oleh guru. Alat bantu akan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang banyak. Selain itu alat juga bermannfaat untuk menjaga keselamatan siswa.

Maka rendahnya hasil belajar keterampilan renang gaya dada atau katak karena memang perlu adanya suatu alat bantu yang nyaman dan efektif dalam belajar keterampilan renang yang terpenting bahwa alat bantu tersebut tidak menjadikan hambatan pada perenang pemula, namun justru akan memberikan bantuan yang memudahkan perenang tersebut dalam belajar berenang.

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007, hlm 3) “Mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat keterampilan atau sikap”. Berbagai cara dapat dilakukan didalam pemberian materi pembelajaran renang gaya dada, termasuk

salah satunya alat bantu Swimmig board atau papan pelampung.

Gambar 1.1

Media Renang Swimming Board (Papan Pelampung) (Sumber: www.goswim.com)

Fungsi dari swimming board ialah untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh. Berbentuk persegi dan terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan kaki agar pelampung tidak terlepas. Adapun keuntungan dan kerugian dari penggunaan swimming board yang dikemukakan Triaplianto (2010, hlm. 2) ialah sebagai berikut :


(6)

Keuntungan mengajar renang gaya dada dengan menggunakan alat pelampung antara lain :

1. Frekwensi latihan lebih banyak karena tiap perenang satu pelampung.

2. Perenang lebih senang, karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapatkan dengan gerakan yang berpindah tempat.

3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamline.

4. Akan cepat menguasai bagian-bagian dari renang.

Sedangkan Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan alat pelampung antara lain :

1. Perenang akan merasa kurang berani, karena harus melakukan sendiri

dalam tahap permulaan.

2. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung .

3. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung,

4. Harus menyediakan alat bantu pelampung.

Sedangkan menurut teori Corleet (dalam Boyke 2013, hlm 11) :“Swimming

board ialah pembelajaran renang dengan menggunakan papan pelampung sangat efisien dan efektif, karena pada saat bergerak papan pelampung dapat mengurangi

berat tubuh, sehingga gerakan tungkai atau lengan lebih ringan”.

Dari pendapat diatas jelas bahwa papan pelampung memberikan kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan, tetapi dalam hal untuk meningkatkan keterampilan renang gaya dada belum diuji serta masih ada keraguan dikarenakan berdasarkan pengamatan ketika mengajar renang penggunaan papan pelampung khususnya ketika belajar gerakan kaki dada perenang sering sekali terguling kekanan dan kekiri, ini yang mendasari penulis untuk memakai papan pelampung dalam meningkatkan keterampilan renang gaya dada.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut :

Kickboard tidak biasa dipergunakan untuk melatih gerakan lengan. Persoalanya adalah karena gerakan lengan harus dibarengi gerakan napas.


(7)

Penggunaan swimming board dikhususkan untuk belajar gerakan kaki pada saat belajar renang gaya dada, hal ini menunjukan bahwa alat bantu swimming board hanya memfokuskan pada aspek keterampilan gerak saja sedangkan aspek kognitif dan afektif seringkali dianggap tidak memberikan pengaruh dengan pemakaian alat bantu. Sedangkan fenomena yang terjadi dilapangan seringkali penggunaan swimming board sebagai alat bantu renang memberikan perubahan secara sikap dimana anak lebih berpartisipasi secara aktif dalam belajar renang apabila ada alat bantu yang memudahkan dalam belajar renang khususnya gaya dada.

Dikarenakan pada proses evaluasi pendidikan jasmani tidak hanya semata-mata mengukur keterampilan kecabangan atau kebugaran jasmani siswa saja, tetapi secara keseluruhan harus mengukur dampak program pendidikan jasmani yang menyentuh tiga domain meliptui kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga domain ini secara serempak dikembangkan melalui aktivitas pendidikan jasmani. Bertambahnya pengetahuan tentang kebugaran jasmani, penegetahuan tentang berbagai jenis olahraga, sikap positif terhadap pelaksanaan pendidikan jasmani serat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingya menjaga kesehatan dan berkembangya keterampilan kecabangan merupakan tujuan utama pendidikan jasmani. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti penggunaan media pembelajaran swimming board dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media

pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media swimming

board dalam pengembangan kognitif ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan swimming

board dalam pengembangan afektif ?


(8)

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitianya. Adapun tujuan peneletian dalam tesis ini ialah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

swimming board dalam pengembangan kognitif?

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board dalam

pengembangan afektif ?

3. Manfaat Penelitian 1. Secara teori

a. Bagi Sekolah dan Klub renang dapat dijadikan acuan referensi dalam

menggunakan alat bantu yang efektif pada pembelajaran renang gaya dada.

b. Bagi guru dan pelatih. Diharapkan dapat menjadi referensi dan

masukan atas hasil dari penelitian ini bagi perkembangan pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan alat bantu yang efektif.

c. Bagi mahasiswa. Sebagai referensi dan bahan kajian kelimuwan

pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan swimming board untuk diteliti ulang dengan sampel yang memadai.

d. Bagi lembaga SPS UPI. Sebagai sumbangan keilmuwan dan bahan

bacaan di perpustakaan.

2. Secara praktis

a. Bagi Sekolah dan klub dapat menerapkan pembelajaran renang gaya

dada menggunakan swimming board dalam pengajaran maupun program latihan siswa sekolah dasar.


(9)

b. Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga di sekolah maupun di klub dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menggunakan alat bantu swimming board dalam pembelajaran renang gaya dada.

c. Bagi mahasiswa S1 olahraga yang mengambil mata kuliah renang

dapat mempraktekan penggunaan alat bantu dalam perkuliahan.

d. Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk mengajar renang gaya

dada di klub maupun disekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis BAB I

a. Latar Belakang Penelitian

b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian

f. Struktur Organisasi Tesis

BAB II

a. Kajian Pustaka

b. Kerangka Pikir

c. Hipotesis Penelitian

BAB III

a. Lokasi dan subjek penelitian

b. Desain penelitian

c. Metode penelitian

d. Definisi operasional

e. Instrumen penelitian

f. Proses pengembangan instrumen

g. Teknik pengumpulan data

h. Analisis data

BAB IV

a. Hasil penelitian


(10)

BAB V

a. Kesimpulan


(1)

Beberapa macam alat bantu renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh. Artinya, dengan dukungan alat bantu, anak tidak banyak menunggu giliran atau harus satu-satu dilayani oleh guru. Alat bantu akan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang banyak. Selain itu alat juga bermannfaat untuk menjaga keselamatan siswa.

Maka rendahnya hasil belajar keterampilan renang gaya dada atau katak karena memang perlu adanya suatu alat bantu yang nyaman dan efektif dalam belajar keterampilan renang yang terpenting bahwa alat bantu tersebut tidak menjadikan hambatan pada perenang pemula, namun justru akan memberikan bantuan yang memudahkan perenang tersebut dalam belajar berenang.

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007, hlm 3) “Mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat keterampilan atau sikap”. Berbagai cara dapat

dilakukan didalam pemberian materi pembelajaran renang gaya dada, termasuk salah satunya alat bantu Swimmig board atau papan pelampung.

Gambar 1.1

Media Renang Swimming Board (Papan Pelampung) (Sumber: www.goswim.com)

Fungsi dari swimming board ialah untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh. Berbentuk persegi dan terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan kaki agar pelampung tidak terlepas. Adapun keuntungan dan kerugian dari penggunaan swimming board yang dikemukakan Triaplianto (2010, hlm. 2) ialah sebagai


(2)

Keuntungan mengajar renang gaya dada dengan menggunakan alat pelampung antara lain :

1. Frekwensi latihan lebih banyak karena tiap perenang satu pelampung. 2. Perenang lebih senang, karena lebih cepat mengetahui hasil yang

didapatkan dengan gerakan yang berpindah tempat.

3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamline.

4. Akan cepat menguasai bagian-bagian dari renang.

Sedangkan Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan alat pelampung antara lain :

1. Perenang akan merasa kurang berani, karena harus melakukan sendiri dalam tahap permulaan.

2. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung .

3. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung,

4. Harus menyediakan alat bantu pelampung.

Sedangkan menurut teori Corleet (dalam Boyke 2013, hlm 11) :“Swimming board ialah pembelajaran renang dengan menggunakan papan pelampung sangat efisien dan efektif, karena pada saat bergerak papan pelampung dapat mengurangi

berat tubuh, sehingga gerakan tungkai atau lengan lebih ringan”.

Dari pendapat diatas jelas bahwa papan pelampung memberikan kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan, tetapi dalam hal untuk meningkatkan keterampilan renang gaya dada belum diuji serta masih ada keraguan dikarenakan berdasarkan pengamatan ketika mengajar renang penggunaan papan pelampung khususnya ketika belajar gerakan kaki dada perenang sering sekali terguling kekanan dan kekiri, ini yang mendasari penulis untuk memakai papan pelampung dalam meningkatkan keterampilan renang gaya dada.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut :

Kickboard tidak biasa dipergunakan untuk melatih gerakan lengan. Persoalanya adalah karena gerakan lengan harus dibarengi gerakan napas.


(3)

Penggunaan swimming board dikhususkan untuk belajar gerakan kaki pada saat belajar renang gaya dada, hal ini menunjukan bahwa alat bantu swimming board hanya memfokuskan pada aspek keterampilan gerak saja sedangkan aspek kognitif dan afektif seringkali dianggap tidak memberikan pengaruh dengan pemakaian alat bantu. Sedangkan fenomena yang terjadi dilapangan seringkali penggunaan swimming board sebagai alat bantu renang memberikan perubahan secara sikap dimana anak lebih berpartisipasi secara aktif dalam belajar renang apabila ada alat bantu yang memudahkan dalam belajar renang khususnya gaya dada.

Dikarenakan pada proses evaluasi pendidikan jasmani tidak hanya semata-mata mengukur keterampilan kecabangan atau kebugaran jasmani siswa saja, tetapi secara keseluruhan harus mengukur dampak program pendidikan jasmani yang menyentuh tiga domain meliptui kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga domain ini secara serempak dikembangkan melalui aktivitas pendidikan jasmani. Bertambahnya pengetahuan tentang kebugaran jasmani, penegetahuan tentang berbagai jenis olahraga, sikap positif terhadap pelaksanaan pendidikan jasmani serat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingya menjaga kesehatan dan berkembangya keterampilan kecabangan merupakan tujuan utama pendidikan jasmani. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti penggunaan media pembelajaran swimming board dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media

pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media swimming board dalam pengembangan kognitif ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan swimming board dalam pengembangan afektif ?


(4)

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitianya. Adapun tujuan peneletian dalam tesis ini ialah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan swimming board dalam pengembangan kognitif?

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board dalam

pengembangan afektif ?

3. Manfaat Penelitian

1. Secara teori

a. Bagi Sekolah dan Klub renang dapat dijadikan acuan referensi dalam menggunakan alat bantu yang efektif pada pembelajaran renang gaya dada.

b. Bagi guru dan pelatih. Diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan atas hasil dari penelitian ini bagi perkembangan pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan alat bantu yang efektif.

c. Bagi mahasiswa. Sebagai referensi dan bahan kajian kelimuwan pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan swimming board untuk diteliti ulang dengan sampel yang memadai.

d. Bagi lembaga SPS UPI. Sebagai sumbangan keilmuwan dan bahan bacaan di perpustakaan.

2. Secara praktis

a. Bagi Sekolah dan klub dapat menerapkan pembelajaran renang gaya dada menggunakan swimming board dalam pengajaran maupun program latihan siswa sekolah dasar.


(5)

b. Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga di sekolah maupun di klub dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menggunakan alat bantu swimming board dalam pembelajaran renang gaya dada.

c. Bagi mahasiswa S1 olahraga yang mengambil mata kuliah renang dapat mempraktekan penggunaan alat bantu dalam perkuliahan. d. Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk mengajar renang gaya

dada di klub maupun disekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis BAB I

a. Latar Belakang Penelitian b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Struktur Organisasi Tesis

BAB II

a. Kajian Pustaka

b. Kerangka Pikir

c. Hipotesis Penelitian

BAB III

a. Lokasi dan subjek penelitian b. Desain penelitian

c. Metode penelitian d. Definisi operasional e. Instrumen penelitian

f. Proses pengembangan instrumen

g. Teknik pengumpulan data

h. Analisis data

BAB IV


(6)

BAB V

a. Kesimpulan