BAB VII SPEKTEK KEJARI

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS

1.

URAIAN UMUM

1.1.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Type 36 dan
Pembangunan Pagar Rumah Dinas Kejaksaan Negeri
Pangkalpinang

1.2.

1.3.

Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
a.


Rencana kerja dan syarat-syarat

b.

Bestek, detail dan gambar kerja

c.

Risalah Aanwizjing

d.

Keputusan Direksi lapangan

Apabila

terjadi

perbedaan


teknis/

persepsi

tentang

pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan persetujuan
pihak Direksi
1.4.

Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/ bahan/
barang sebelum digunakan/ dipasang di lapangan

2.

LINGKUP PEKERJAAN

2.1.

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material,

tenaga

kerja

dan

peralatan

yang

dibutuhkan

untuk

menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam
kontrak
2.2.

Lingkup pekerjaan adalah :
a.Pekerjaan Persiapan / Bongkaran

b.Pekerjaan galian dan urugan
c. Pekerjaan Pondasi dan Beton
d. Pekerjaan dinding
e. Pekerjaan Kusen Alumunium dan Accessories
f. Pekerjaan Atap

g. Pekerjaan Plafond
h. Pekerjaan Lantai
i. Pekerjaan Sanitary
j. Pekerjaan Finnishing dan Pengecatan
k. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

3.

SITUASI

3.1

Lokasi Pekerjaan Jl. Pahlawan 12 Rumah Dinas Kejaksaan
Negeri Pangkalpinang


3.2.

Pekerjaan / Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri :
Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Type 36 dan
Pembangunan Pagar Rumah Dinas Kejaksaan Negeri
Pangkalpinang

3.3.

Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan
pekerjaan yang akan dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan
diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan
rencana

3.4.

Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong dengan
kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah

menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak rekanan.

4.

UKURAN TINGGI DAN

4.1.

PATOK

Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm
(centi meter) untuk ukuran baja dalam mm atau inch.

4.2.

Permukaan atas lantai ubin (P + 0,00) adalah 20 cm dari tanah
setelah ukuran tanah hasil timbunan, kecuali ditetapkan lain
pada saat rapat penjelasan pekerjaan (sesuai gambar
rencana)


4.3.

Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm dari muka
tanah asli, yang dilakukan dengan cor beton untuk pondasinya.
Ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang
harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.

4.4.

Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan
pengawasan pihak Direksi, pengukuran dilaksanakan dengan
menggunakan alat ukur THEODOLITE dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran

5.

PEKERJAAN


5.1.

PERSIAPAN

Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/ dibereskan
dari segala hal yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan
dan atau mempengaruhi kualitas pekerjaan, sesuai arahan/
petunjuk pihak Direksi.

5.2.

Sebelum

pekerjaan

galian

tanah

dilaksanakan


maka

permukaan tanah harus diratakan terlebih dahulu menurut
ketinggian/

kedalaman

galian/timbunan

tanah

yang

direncanakan.
5.3.

Pada tanah yang berhumus atau masih terdapat tumbuhan,
maka permukaan tanah (top soil) harus dikupas dan dibuang
setebal 10 cm.


5.4.

Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan yang akan
dibangun adalah
mengakibatkan

milik pemberi tugas. Segala yang

kerugian

yang

terjadi

sebagai

akibat

pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh

pihak pelaksana.
6.

DIREKSI KEET/ LOS
KERJA

6.1.

Pada awal pelaksanaan pekerjaan berlangsung, pemborong
harus menyiapkan bangunan sementara yang berfungsi
sebagai kantor proyek dan atau los kerja yang dipergunakan
sebagai operasional kantor dan tempat menyimpan barang/
material, peralatan maupun dapat digunakan sebagai los kerja
bagi tempat tinggal sementara tenaga kerja

6.2.

Seluruh kelengkapan/ hal lain yang diperlukan dalam
membangun dan opersional direksi keet/ los kerja/ gudang
adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak pemborong

6.3.

Bangunan sementara ini menjadi milik dan tanggung jawab
sepenuhnya pemborong.

7.

PEMASANGAN

7.1.

BOWPLANK

Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan asas/sumbu-sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai
kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.

7.2.

Semua

papan

bouwplank

menggunakan

kayu

kelas

II/terentang, papan-papan harus lurus diserut rata, permukaan
papan harus “WATERPASS” DENGAN PIEL LANTAI + 0,00.
Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat dengan patok
kayu berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank
ini harus di cat sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat
yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
7.3.

Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis bangunan
terluar, untuk mencegah kelongsoran terhadap galian-galian
tanah pondasi.

7.4.

Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib
meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi.

7.5.

Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,30 m dari
muka tanah yang ada sekarang.

8.

PEKERJAAN TANAH

8.1.

DAN URUGAN PASIR

Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah
serta urugan pasir dengan penyelesaian dan pembentukan
galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/elevasi dan
ukuran-ukuran sesuai gambar rencana,

8.2.

Pekerjaan galian tanah meliputi :
a.

Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang
pondasi, lubang-lubang-lubang saluran dan pekerjaanpekerjaan lain yang menurut kondisinya memerlukan
adanya galian tanah.

b.

Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor bersamasama pengawas lapangan menetapkan as-as + elevasi
yang akan dilakukan galian pada papan bouwplank.

c.

Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya
dukung

lebih

baik,

maka

dasar

galian

harus

dipadatkan/ditumbuk.
d.

Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu,
kontraktor harus melaksanakan penimbunan kembali
serta dipadatkan sesuai dengan persyaratan, akibat hal
ini tidak dilakukan biaya tambahan.

e.

Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu
diperiksa dahulu oleh direksi/pengawas lapangan.

8.3.

Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
a.

Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa
pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai dan pada
bagian-bagian pekerjaan yang kondisinya mengharuskan
adanya pekerjaan urugan tanah.

b.

Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah
atau

kotoran

lainnya,

bila

terlalu

basah

harus

dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila terlalu kering
harus dengan air sesuai persyaratan.
c.

Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis serta
diikuti pemadatan, ketebalan perlapis urugan maximal 20
cm. Pemadatan disyaratkan harus memakai alat
pemadatan STAMPER, dengan mencapai kepadatan
maximal. Dan hasil akhir dari pekerjaan ini harus
diperiksa/dilaporkan kepada direksi lapangan.

8.4.

Urugan pasir
a.

Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian
dasar/bawah pasangan pondasi batu kali atau pondasi
lainnya sesuai gambar

b.

Ketebalan urugan pasir sesuai dengan gambar bestek
untuk dibawah pondasi

c.

Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat
dengan cara ditimbris sambil disiram air.

d.

Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotorankotoran/humus-humus.

9.

PEKERJAAN

9.1.

Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :

PASANGAN PONDASI

a.

Pasangan pondasi batu kali.

DAN TEMBOK

b.

Pasangan Tembok

PENAHAN TANAH
9.2.

Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan
yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3), diantaranya :
a.

PC/semen : digunakan sejenis semen sekualitas TIGA
RODA atau yang memenuhi persyaratan dalam
peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM
C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

b.

Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan
keras dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal
pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan
organic/kotoran yang merusak kondisi campuran.

c.

Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan
keras,

bersih,

tidak

keropos

dan

mempunyai

permukaan yang kasar.
d.

Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak
mengandung bahan yang merugikan pasangan, seperti
asam alkali, atau bahan organik lainnya.

9.3.

Pemakaian jenis adukan :
Didalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna,
kontraktor

harus

menggunakan

dolak-dolak

pengatur

campuran bahan, terbuat dari papan berukuran 40x40x20 cm.
Campuran adukan yang digunakan antara lain :

Tabel jenis adukan
JENIS
ADUKAN
(SPESI)

PERBANDINGAN

DIGUNAKAN

BAHAN

UNTUK
1.

1.

Pondasi batu kali setebal 60 cm dibawah
permukaan sloof.

M2

2.

1 pc : 3 pc

Lapisan plester beton pada kolom, sloof, ring balk
dan pembalokan yang permukaannya akan
tampak.

3.

Pasangan batu kedap air.

1.

Semua pasangan pondasi batu kali yang bukan
kedap air.

2.

3.

M2

2.

1 pc : 4 pc

Semua pasangan dinding dan plesteran bata
bukan kedap air.

3.

Pasangan ubin/tegel semua ruangan.

4.

Lantai kerja dibawah pasangan keramik

Pasangan batu kosong, tanpa

Sebagian dasar dari bagian pondasi batu kali

adukan

setebal 15 cm.

9.4

Cara pelaksanaan :
a.

Pasangan batu kosong/Aanstamping
1).

Dilaksanakan pada dasar pondasi batu kali setelah
lapisan urugan pasir dibawahnya rata dan padat.

2).

Pemasangan batu kosong harus disusun tegak
bersilang saling menggigit,dan pada ronggarongga pertemuan batu harus diisi dengan pasir
hingga padat. Dalam hal ini bisa dibantu disiram air
hingga merata.

b.

Pasangan batu kali :
1).

Dilaksanakan pada pasangan pondasi atau
pekerjaan

lain

pasangan batu kali.

yang

dinyatakan

memakai

2).

Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari
segala kotoran.

3)

Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian
adukan harus penuh berisi/tidak boleh ada yang
berongga.

4).

Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari
0,50 m’ pada setiap harinya.

5).

Bagian pasangan batu kali harus diplester kaprot
sesuai dengan jenis adukan yang dipakai
pasangan.

6).

Proses pengeringan pasangan harus dibantu
dengan siraman air.

7).

Selama pasangan batu kali belum secara utuh
selesai (persekian meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.

10

PEKERJAAN BETON

10.1

10.2

Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a.

Pekerjaan Kolom Praktis

b.

Pekerjaan Sloof

c.

Pekerjaan Balok

Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan
yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan diantaranya :

a.

 PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA
RODA atau yang memenuhi persyaratan dalam peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I
Atau Standard Inggris BS-12.
 Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak
diperkenankan untuk digunakan.
 Tempat

penyimpenan

semen

harus

diusahakan

sedemikian rupa sehingga semen bebas dari kelembapan

 Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang
disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum
dipergunakan.Kontraktor

harus

bersedia

untuk

memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
pengawas Pekerjaan untuk pengambilan contohcontoh tersebut,semen yang tidak dapat diterima
sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus
tidak dipergunakan/diafkir
 Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban
kontraktor.
b.

Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir
yang bersih dan bebas dari bahan – bahan organis,
Lumpur dan lain sebagainya, serta memenuhi komposisi
butir dan kekerasan seperti yang tercantum dalam NI – 2
PBI 1971.

c.

Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971, koral
yang digunakan ukuran 2/3 cm

d.

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, garam alkalis serta bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Apabila dipandang pertlu Pengawas dapat meminta
kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa
dilaboratorium pemerisaan bahan yang resmi atas biaya
pemborong.

e.

Semua Baja tulangan beton harus baru,mutu dan ukuran
sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI
– 1971 atau ASTM Deignation A-15, dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

Konsultan Pengawas berhak meminta kepada kontraktor,
surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari
semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
persetujuan

konsultan

pengawas

sesuai

dengan

persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti
tercantum dalam gambar rencana
f.

Baja

tulangan

Beton harus bersih

dari lapisan

minyak/lemak dan bebas dari cacat-cacat seperti serpihserpih, karat dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara baja tulangan
dengan beton.
g.

Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana dan tidak diperkenankan adanya
toleransi bentuk ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.

10.3

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Kelas dan Mutu Beton
a.

Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard
Beton Indonesia NI-2, PBI-1971

b.

Kriteria

untuk

menentukan

mutu

beton

adalah

persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda uji harus
memberikan ‘BK’ (kekuatan tekan beton kareteristik) yang
lebih besar dari yang ditentukan.
Komposisi Campuran Beton
a.

Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil,
dan air seperti yang ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang
tepat/baik.

b.

Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan
yang disyaratkan/ditentukan dalam spesipikasi ini,harus
dipakai ‘campuran yang direncanakan’ (MIX DESIGNED)

c.

Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton untuk
bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui
ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton,

d.

Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton
yang dipakai untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari
waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian
juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.

e.

Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat
akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang
mempunyai kepadatan yang tepat, keawetan dan
kekuatan yang dikehendaki.

f.

Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagianbagian konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis
konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan
adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan
adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air
semen.

g.

Agar dihasilkan suatu

konstruksi beton yang sesuai

dengan yang direncanakan,maka factor air semen
ditentukan sebagai berikut:


Faktor

air

semen

Untuk

pondasi

sloof,Poer,maksimum 0,65


Faktor air semen untuk kolom balok,plat lantai,
tangga,

dinding

beton,

dan

listplank/parapet

maksimum 0,60


Faktor air semen untuk konstruksi plat atap, dan
tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.

h.

Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton,dan
dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang
direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan factor
air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer
sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan
additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/direksi.

i.

Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas
pekerjaan atas biaya kontraktor pelaksana. Perbandingan
campuran beton jika dipandang perlu harus diubah untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, atau kekuatan dan kontraktor
tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang
demikian.

Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-benda Uji Beton
a.

Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur
menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk (Mixer).

Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu yang terlalu lama atau
yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan.
Keseragaman Konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut slump),tidak
boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm, untuk
segala beton yang dipergunakan.

b.

Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2, PBI–
1971.Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai
Slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.

c.

Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh konsultan
pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus ukuran
15x15cm, dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971
Kontraktor pelaksana harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan

untuk

mengerjakan

contoh-contoh

pemeriksaan yang representative.
Baja Tulangan
a.

Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar–gambar konstruksi
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan
dingin,pemanasan

dari

besi

beton

hanya

dapat

diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
konsultan pengawas
b.

Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton dengan bantalan beton decking atau kursikursi besi/cakar ayam perenggang dalam segala hal untuk
besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat,sehingga tidak ada batang yang turun.

c.

Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabila
tidak ditentukan dalam gambar rencana,minimal harus 1,2
kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus
memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.

d.

Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana dan perhitungan,apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang
menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan pengawas.

Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh
menyinggung

dinding

atau

dasar

cetakan,serta

harus

mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian–bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana,maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi
adalah sebgai berikut :
a.

Balok Sloof

= 4,00 cm

b.

Kolom

= 3,00 cm

c.

Balok

= 2,50 cm

Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempattempat lain dari yang ditunjukan pada gambar–gambar, bentuk
dari sambungan harus disetujui oleh konsultan pengawas.
Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal
40 kali diameter batang yang

dipakai/digunakan, kecuali jika

ditetapkan dalam secara pasti di dalam gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan konsultan pengawas.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan pengerjaannya selalu
harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Mengaduk

a.

Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘ Batch Mixer’.
Konsultan pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyerpurnaan.

b.

Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebih-lebihan

(lamanya)

yang

membutuhkan

penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki.
Messin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak
memuaskan harus diganti.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari
kapasitas yang telah ditentukan
Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o C dan
tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada antara 270 C dan 320
C,beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa,sehingga
suhu dari beton melebihi 320 C,sebagai yang ditetapkan oleh
konsultan pengawas,kontraktor harus mengambil langkah –
langkah

yang

efektif,upamanya

mendinginkan

agregat,mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu,untuk mempertahankan suhu beton,waktu
dicor pada suhu dibawah 320 C.

Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk,dan ukuran yang
ditentukan dalam gambar rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun
dan kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a.

Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan
atau gerakan selama /sesudah pengecoran beton.

b.

Sebelum beton dicor,permukaan dari cetakan-cetakan
harus

diminyaki

dengan

minyak

yang

biasa

diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara
efektif lekatnya beton pada cetakan dan memudahkan
dalam pembongkaran cetakan beton.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk
mencegah kontak dengan besi beton yang mengakibatkan
kurangnya daya lekat.
c.

Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada
pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan
beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi
dan kekentalan yang diingikan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan,tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.
Pengecoran

a.

Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan,
ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai gambar
rencana/pelaksanaan,pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong, pengikat dan lain-lainnya selesai
dikerjakan sebelum pengecoran dimulai permukaan –
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

b.

Segera sebelum pengecoran beton dimulai ,semua
permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan)
harus bersih dari air yang tergenang,reruntuhan atau
bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap
pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi
dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang
baru dicor tidak akan diserap.

c.

Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2
meter,semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.Konsultan
pengawas berhak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal 50 cm,tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.

d.

Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan
deras berlangsung sehingga spesikasi mortar terpisah dari
agregat kasar.
Selama hujan,air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air semen atau
spesi yang terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.

e.

Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil,dan
menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
matrial yang diletakan
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton,kepala alat
penggetar( Vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali

beton pada bagian atas dari

lapisan yang terletak dibawah.Lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan
airnya, semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson beroprasi dengan kecepatan
paling sedikit 3000 putaran per menit ketika dibenamkan
dalam beton
f.

Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan pengawas
pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta staf kontraktor
yang setaraf ada di tempat kerja,dan persiapan betul-betul
telah memadai.

Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a.

Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan
harus mengikuti petunjuk konsultan pengawas, pekerjaan
ini harus dikerjakan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak di izinkan untuk
dibebani,

segera

setelah

cetakan–cetakan

dibuka,

permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui konsultan pengawas.

b.

Umumnya diperlukan waktu minimum dua (2) hari sebelum
cetakan-cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak
bermuatan dan cetakan – cetakan samping lainnya,tujuh
(7) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran,
21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan
kolom.
Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan
cuaca normal adalah sebagai berikut:
Struktur

Pengerasan Normal

Kolom dan Dinding

4 hari

Plat Lantai / Atap

28 hari

Balok

28 hari

Perawatan ( Curing )
a.

Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan
di bawah ini atau disemprot dengan curing Agent
ANTISOLS merk SIKA. Konsultan pengawas berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian–bagian pekerjaan.

b.

Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar matahari yang langsung minimal selama 3 hari
sesudah pengecoran.perlindungan semacam itu dilakukan
dengan menutupi permukaan beton dengan deklit/karung
bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera
setelah pengecoran dilaksanakan.

c.

Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan
melakukan penggenangan dengan air terus menerus pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

Perlindungan

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakankerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan
Pengawas.
Perbaikan Permukaan Beton
a.

Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton
yang tidak sesuai dengan yang direncanakan,atau tidak
tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan,atau
ternyata ada permukaan yang rusak,hal itu dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas memberikan izinnya
untuk menambal tempat yang rusak,dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum
dalm pasal-pasal berikut.

b.

Kerusakan

yang

memerlukan

pembongkaran

dan

perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakankerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidak rataan / pembengkakan harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan
beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat ditempatnya. Semua lobang harus
terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.
c.

Jika menurut Konsultan pengawas, hal-hal tidak sempurna
pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding
yang tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor wajib
untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi Plesteran
1pc:3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1cm,
demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari konsultan
pengawas.

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas
tolleransi kelurusan (Pencekungan/pencembungan) bidang
tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.
11

PEKERJAAN DINDING

11.1

DAN PLESTERAN

Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran
Meliputi :

11.2

a.

Pasangan dinding bata

b.

Plesteran dan Acian dinding bata

c.

Keramik dinding 25/40 cm setara “ MULIA ”

Persyaratan Bahan :
a.

Bata merah bermutu baik,dengan pembakaran sempurna
dan merata,bebas dari cacat dan retak minimum telah
menjadi dua (2) bagian,produk local dan memenuhi
standar “Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970”

b.

Pasir

dari

kualitas

baik,bersih

dan

bebas

dari

Lumpur,bahan organis,batu-batuan harus diayak.Khusus
untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih
dahulu.
c.

Semen yang dipakai standard dan memenuhi persyaratan
NI-8 type I menurut ASTM-150

d.

Keramik dinding yang digunakan harus bermutu baik
standard SNI setaraf “ Roman”Dn Bercorak,sebelum
dipasang di dinding keramik harus direndam dulu dalam air
supaya keramiklebih rekat dengan campuran adukan
dinding

e.
11.3

Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh Direksi.

Adukan dan Campuran
a.

Adukan Trasraam perbandingan 1pc:3ps, dilaksanakan
untuk :


Semua pasangan bata yang masuk dalam tanah



20 cm di atas lantai pada semua dinding



Pasangan batu/bata sisi saluran,bak control,serta
tempat lain yang diperlukan sesuai gambar rencana



Plesteran dinding bata yang masuk kedalam tanah
seluruhnya pasangan trasraam,plint plesteran,aferking
permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan
bata perbandingan 1pc : 3ps

b.



Plesteran topi turap ( Dinding Penahan Tanah).



Kolom

Adukan perbandingan 1pc : 4ps dilaksanakan untuk :


Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan
trasraam seperti tercantum di di atas


11.4

Adukan semen,digunakan untuk siar benam batu kali.

Pelaksanaan Pekerjaan
a.

Pekerjaan pasangan dinding batu/bata harus terkontrol
waterpast baik arah vertical maupun horizontal.
Pada setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi dan
kolom.
Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh
melibihi ketinggian 1m setiap hari sebelum dipasangkan
batu/bata terlebih dahulu dibasahi air dengan cara
direndam.

b.

Sebelum dinding bata dipleter siar harus dikorek sedalam
1cm

untuk

baik.kelembaban

mendapatkan
plesteran

ikatan
harus

yang

dijaga

lebih

sehingga

pengeringan bidang plestran stabil dan kemudian
diperhalus dengan acian semen.
c.

Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi
selama 14 hari, untuk dinding septictank harus dihindarkan
adanya rembesan air tanah dari sisi luar,untuk itu plesteran
trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.

d.

Untuk finishing beton expose,sebelum diperhalus/aferking
permukaan beton perlu dikasarkan/pahat dulu kemudian
disiram Portland cement untuk mendapatkan ikatan yang
baik

e.

Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan
baik sehingga bentuk dan warna masing-masing keramik
sama tidak ada bagian yang retak,pecah-pecah,sudut atau
tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis
dari Konsultan Pengawas.

f.

Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak
lurus, berombak dan retak-retak harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong.

g.

Pada pasangan dinding trasraam diatas lantai,sampai
ketinggian 30 cm plesteran dilaksanakan dengan adukan
1pc: ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk
kemudian

dihaluskan/diaci

dengan

adukan

semen

kemudian di finishing dengan cat minyak
h.

Pada pasangan dinding Keramik dipasang dengan
campuran 1pc:2ps terisi penuh dengan jarak yang rapat
dan neut diisi dengan semen warna sesuai dengan warna
keramik yang ditentukan.
Keramik yang akan dipasang terlebih dahulu diseleksi
kondisi permukaan,sudut dan pinggiran yang lurus dan
halus.

i.

Pasangan dinding bata dipasang dengan campuran
1pc:2ps terisi penuh dengan jarak yang rapat dan neut diisi
dengan semen warna gelap,pasangan harus mempunyai
jarak yang sama dan tekstur,bentuk yang rapih.

12

PEKERJAAN KUSEN
PINTU, JENDELA
DAN KACA

12.1

Persyaratan Bahan
a.

Bahan Kusen terbuat dari kayu yg memenuhi standar, kayu
yang digunakan tidak boleh lapuk harus kering terhindar
dari rayap.

b.

Rangka Pintu Panel, Bahan kayu harus memenuhi
persyaratan baik tebal dan lebar yang disyaratkan sesuai
dengan gambar bestek.

c.

Rangka Daun Jendela Panel Kaca, Bahan kayu harus
memenuhi persyaratan baik tebal dan lebar yang
disyaratkan sesuai dengan gambar bestek.

d

Seluruh sambungan kayu pada kusen dan daun Pintu,
jendela, harus menyudut, rapih, sesuai gambar rencana.

e.

Semua

bahan kusen mengacu

pada persyaratan

Pekerjaan kayu SNI.
12.2

Persyaratan Pelaksanaan
a.

Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
meneliti gambar dan kondisi lapangan serta membuat
gambar Shop Drawing.

b.

Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi yang terpasang
harus sesuai daftar tipe yang tertera dalam Gambar
dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil,
Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan
petunjuk sebagai berikut

c.

Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu,
jendela, bovenlicht yang tercantum dalam gambar kerja
adalah ukuran jadi

d.

Disyaratkan dipasang angker/fisher pada kusen pintu,
jendela dan bovenlicht.
Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen
jendela dan bovenlicht, minimal 3 (tiga) buah untuk kusen
pintu dan masing-masing kusen terluar. Ukuran dan jarak
penempatan sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi.

e.

Disayaratkan pula dibuat alur air pada sisi sebelah luar
kusen pada dua batang kusen vertical dan sebuah batang
kusen bagian bawah; untuk kusen pintu, jendela, maupun
bovenlicht.

f.

Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus
benar-benar tegak lurus, kokoh dan tidak dapat digerakgerakkan, serta pengerjaannya harus rapi sesuai gambar
kerja atau petunjuk konsultan pengawas/Direksi.
Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak
memenuhi persyaratan seperti yang tertulis dalam Buku ini
maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat
kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar
Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
Perbaikan,

Perubahan,

dan

Penggantian

harus

dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di
klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan
waktu.
13

PEKERJAAN

13.1

Persyaratan Bahan

KUNCI,ALAT-ALAT

Pekerjaan Kunci

PENGGANTUNG DAN

a.

KACA

Seluruh Kunci menggunakan kunci tanam dengan sistim
penguncian ganda (double slaag) setaraf ‘ROYAL’ dengan
kualitas baik (SII)

Penggantung daun pintu Menggunakan engsel kupu-kupu
ukuran ±10 cm dengan tebal 1,2 mm, Penggantung daun
Jendela menggunakan Engsel Kupu-kupu ukuran 5 Cm dengan
ketebalan 1,2 mm produksi dalam negeri dengan kualitas
baik,sebanyak 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pekerjaan Kaca
Jenis yang digunakan adalah Kaca Polos/ribren dengan
ketebalan sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana
yaitu:
a.

Kaca untuk daun pintu dan daun jendela tebal 5 mm

b.

Kaca untuk jendela mati /bouvenlight tebal 5 mm

14

PEKERJAAN ATAP

14.1

Lingkup Pekerjaan
Pembangunan Rumah Dinas type 36 Kejaksaan Negeri
Pangkalpinang

14.2

Persyaratan Bahan dan Teknis
a.

Semua bahan Rangka atap menggunakan kayu kls II

b.

Semua bahan baja harus memenihu standard mutu kayu

c.

Setiap sambungan kayu harus kuat bila diperlukan
menggunakan baut sebagai pengunci sesuai Gambar
Kerja.

d.

Penutup atap menggunakan asbes gelombang sejenis
harplex

e.

Bubungan atap menggunakan bubungan genteng beton

f.

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
diperoleh dari leveransir yang dikenal dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi. Semua bahan tersebut
harus lurus, rata permukaan tidak cacat.

g.

Kontraktor

wajib

meneliti

kebenaran

dan

bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran
pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
h.

Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan
yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan
kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidak cocokan
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak
teliti dan cermat dalam koordinasi dengan Gambar
pelengkap.. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan
tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah

i..

Perubahan bahan/detail karena alas an tertentu harus
diajukan ke Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan
tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.

j.

Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan
detail, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan
semua bagian Konstruksi baja.

14.3

Persyaratn Pelaksanaan
a.

Sebelum pelaksanaan rangka Kusen dilaksanakan,
pelaksana wajib memberikan soft drawing yang sesuai
dengan gambar rencana untuk disetujui pihak direksi dan
konsultan perencana

b.

Pembuatan dan pemasangan rangka kusen dan bahan lain
terkait harus dilaksanakan sesuai gambar design yang
telah dihitung

c.

Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai
dengan gambar kerja

d.

Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang
diperlukan demi kesempurnaan pemasangan (walaupun
tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar ataupun
dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan / disediakan /
dikerjakan

e.

Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan
semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda
berdasarkan spesifikasi desain dan pembebanan yang
telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak
Konsultan Perencana struktur berhak meminta informasi
mengenai reaksi perletakan kuda-kuda

15

PEKERJAAN

15.1

PLAFOND

15.2

Lingkup Pekerjaan
a.

Rangka Plafond

b.

Penutup Plafond

Persyaratan Bahan dan Teknis
a.

Semua bahan rangka plafond menggunakan kayu kls III
sesuai gambar rencana

c.

Penutup Plafond Ruang bersih menggunakan bahan
eternit sekualitas / setara Penutup plafond yang dipasang
harus dalam keadaan baik dan tanpa cacat atau noda
lainnya( air,minyak,dan kotoran lainnya).

15.3

Persyaratan Pelaksanaan
a.

Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan
seksama Gambar Kerja dan memeriksa keadaan di tempat
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta mengadakan
koordinasi dengan disiplin lain yaitu: Elektrikal, Mekanikal
dan Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
 Perpipaan Instalasi air
 Dan instalasi listirik
 Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam
Gambar Rencana langit-langit, maka Kontraktor harus
meneliti gambar kerja disiplin yang bersangkutan.
 Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi,
untuk

mendapatkan

keputusan

yang

harus

dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada di bawah
petunjuk

dan

pengarahan

dari

Konsultan

Pengawas/Direksi.


Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standar
spesifikasi dari bahan dan material, prosedur dan cara
pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar kerja dan Buku Spesifikasi ini.

b.

Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit
sebelum rangka langit-langit disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi

c.

Bahan untuk semua kayu list plafon yang dipakai adalah
kayu Kamper Samarinda yang memenuhi persyaratan

d.

Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan jarak pemakuan maksimum 20 cm, berseling
diantara pemakuan langit-langit. Lubang bekas paku harus
ditutup dengan dempul, kemudian diratakan dengan
permukaan memakai ampelas halus.

e.

Setiap pertemuan sudut harus diadu manis. Setiap
perselingan dan pertemuan harus tegak lurus dan rapi.

f.

Disyaratkan tidak ada sambungan sepanjang kayu utuh
yaitu minimal 300 cm.

16

PEKERJAAN LANTAI

16.1

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a.

Pekerjaan lantai keramik, 30/30,40/40 atau 60/60 setara
ESSENZA, Kamar mandi 20/20

16.2

b.

Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang

c.

Pekerjaan rabat

d.

Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Persyaratan Bahan
a.

Semen

Portland/PC,

pasir,

air

harus

memenuhi

persyaratan bahan seperti terurai dalam pasal pekerjaan
beton di buku RKS ini
b.

Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk lantai dan pelapis
KM/WC, meja dapur sesuai gambar kerja.
Keramik 30x30 / 40x40 atau 60 x 60 corak/warna
digunakan untuk lantai semua ruangan. Persyaratan bahan
ubin keramik harus memenuhi ketentuan ubin keramik
pada pasal pekerjaan pelapis dinding.

16.3

Persyaratn Pelaksanaan
a.

Tanah urug sebagai lapisan dasar harus mencapai
kepadatan yang disyaratkan dan rata waterpass, kemudian
dipasang urugan pasir padat tebal 10 cm.

b.

Landasan konstruksi lantai bawah adalah plat beton 1:3:5
tebal 7 cm dengan cara pemasangan harus memenuhi
persyaratan pekerjaan beton dalam pasal lain Buku RKS
ini.
Untuk pemasangan penutup lantai atas, sebelum
pemasangan keramik harus terlebih dahulu diberi pasir
urug setebal 5 cm.
Aduk pemasangan untuk ubin keramik adalah 1PC:3PS,
dengan tebal adukan pemasangan minimal adalah 3 cm
diatas pasir (lantai atas) dan pada plat beton (lantai
bawah).
Jarak antara ubin keramik atau siar lebar adalah 2 mm.

c.

Pola pemasangan dan awal pemasang harus sesuai
dengan Gambar Kerja dengan mengikuti pola corak
masing-masing

ubin

keramik

yang

dipakai

awal

pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
d.

Ujung lantai teratas yang berhubungan dengan trap tangga
dan setiap ujung tangga harus dipasang keramik alur anti
slip ukuran 8/30 cm sebagai penutup.

17

PEKERJAAN
PENGECATAN

17.1

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a.

Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond

b.

Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC

c.

Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam
Gambar

17.2

Persyaratan Bahan
a.

Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan
garam. Produk cat-cat kayu/besi setaraf SEIV. Dempul
yang digunakan harus satu produk dengan cat yang
digunakan.

b.

Bahan cat dinding jenis Emulsion setaraf MOWILEX,
dempul yang digunakan harus satu produk

c.

Bahan didatangkan langsung dari toko. Tiba di Tapak/Site
konstruksi masih harus tersegel baik dalam kemasannya
dan

tidak

cacat,

serta

disetujui

Konsultan

Pengawas/Direksi.
17.3

Persyarat Teknis
a.

Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape, dan
sebagainya; l harus tersedia dari kualitas baik dan
jumlahnya cukup.

b.

Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum
komponen tersebut terpasang.

17.4

Persyaratan Pelaksanaan
a.

Pekerjaan Pengecatan Metal
Semua metal seperti tersebut diatas seperti tercantum
dalam gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut:


Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat
sampai dengan cat finish.



Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan
/unexposed menempel ke bahan/material lain, tertutup
oleh bahan/material lain dicat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.

b.

Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu
bata, beton dan plafond.
Semua dinding/permukaan pasangan batu/beton & plafond
yang tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

c.

Pekerjaan Pengecatan Kayu
Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk
pekerjaan kayu halus maupun kayu kasar seperti
tercantum dalam gambar kerja sesuai ketentuan sebagai
berikut :


Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat
sampai dengan cat finish yang diperinci lebih lanjut
sebagai berikut :



Cat finish warna untuk permukaan yang tidak
ditonjolkan serat kayunya



Cat finish jenis clear untuk permukaan yang ditonjolkan
serat kayunya sesuai dengan ketentuan di Gambar
Kerja.



Semua permukaan yang tidak ditampakkan/unexposed
dicat hanya sampai dengan cat dasar.



Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak
ditampakkan dilakukan dengan residu (ketentuan ini
tidak berlaku).

d.

Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC
Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam
gambar Kerja ditampakkan.

e.

Hasil

pekerjaan

yang

tidak

disetujui

Konsultan

Pengawas/Direksi harus diulang dan diganti. Kontraktor
harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas,
sebagaimana ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.

f.

Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan dahulu
bebas dari minyak, kotoran, kapur dan kontaminasikontaminasi lainnya yang tidak diinginkan. Apabila
permukaan memakai dempul maka hasil dempulan harus
sudah dalam keadaan halus dan bersih dari debu dan
kotoran.
Tingginya kelembaban serta keberadaan kandungan
garam di dalam zat pada umumnya menyebabkan
kegagalan pengecatan :


Tebal lapisan kering 25-30 micron



Tebal lapisan basah 71,5 – 85,8 micron



Daya sebar teoritis pada tebal lapisan yang
dianjurkan 11,7-14,0 m2/ltr



Daya sebar praktek (dengan factor kerugian
sebesar 20 %) 9,4-11,2 m2/ltr



Kering sentuh 15 – 20 menit



Pengecatan dilakukan dengan 3 (tiga) kali (3
lapis).



Kering untuk dilapisi ulang min 1 – 3 jam setelah
lapisan pertama


g.

Kering sempurna min 3 – 6 jam

Pekerjaan Pengecatan Metal


Seluruh metal harus dicat dasar dengan zinchromate,
baik yang ekspos (tampak) ataupun yang tidak
tampak.



Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/Millscale),
karat, minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti,
seksama dan menyeluruh; sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan
mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan Sikat
Kawat mekanik/Mechanical Wire Brush. Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.



Pekerjaan Cat Primer/dasar dilaksanakan sebelum
komponen bahan/material Metal terpasang.

h.

Pekerjaan Cat baja/Besi
 Lapisan pertama
Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead. Pelaksanaan
pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 50 mikron atau daya
sebar per liter 8 – 10 m2. Tunggu selama minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
 Lapisan kedua
Cat dasar jenis undercoat, pelaksanaan pekerjaan dengan
kuas. Ketebalan 35 mikron atau daya sebar per liter 10 –
13 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
 Lapisan ketiga
Cat akhir/finish/jenis synthetic super gloss. Pelaksanaan
pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 mikron atau daya
sebar perliter 15 – 17 m2. Tenggang waktu antara
pelapisan minimum 16 jam.
 Laburan solignem konstruksi atap
Konstruksi atap yang dilabur dengan solignem adalah
konstruksi kuda-kuda, gording ikatan angin, balok tembok
(Muurplaat), Pengaku Horizontal, balok jurai, Usuk dan
reng.
Laburan solignem harus dikerjakan dengan seksama,
sehingga seluruh permukaan kayu terlabur dengan rata.

18

PEKERJAAN
SANITARY
INSTALASI AIR

18.1
DAN

Lingkup Pekerjan
Lingkup Pekerjaan Ini meliputi pengadaan dan pemasangan
antara lain:
a.

Pemasangan Sanitary

b.

Pemasangan Instalasi Pipa Air Bersih

c.

Pemasangan Instalasi Pipa Air kotor

18.2

Persyaratan Umum
Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan
Normalisasi di Indonesia diantaranya :


Pedoman Pelambing Indonesia 1979



Standard Industri Indonesia



Peraturan PDAM tentang Instalasi Air minum



British Standard (BA) untuk bahan-bahan



Peraturan-peraturan lainnya yang

berkaitan

Bahan, material, peralatan yang tidak disertai dengan data
lengkap (Brosur), tidak di Izinkan untuk dipasang dan harus
diganti yang baru.
Sistem Instalasi Air Bersih
a.

Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta
kelengkapannya dari Tanki Air ke Instalasi dalam

b.

Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting,
valve dan lain-lain) serta pemasangan dan pengujian
instalasinya.

c.

Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran
air yang bertekanan dengan pompa yang disediakan oleh
Kontraktor.

d.

Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran
pada seluruh system jaringan pipa dari setiap lantai
dengan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara
bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.

e.

Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan
dan mengadakan pengamatan sampai system itu bekerja
dengan baik dan aman (sesuai perencanaan)

f.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani plambing beserta kelengkapannya

Sistem Instalasi Air Buangan dan Air Kotor

a.

Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap
dengan peralatnnya yang berada dalam gedung mulai dari
WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain,
ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).

b.

Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai
dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan
lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam
gedung.

c.

Pengujian

system instalasi air

buangan

terhadap

kebocoran pada seluruh system jaringan pipa secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya
d.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan instalasi air buangan beserta
kelengkapannya

e.

 Bila Pembuangan air kotor dialirkan ke saluran air kotor
PDAM (Riol Kota) yang pelaksanaannya dilakukan oleh
petugas bagian air kotor. Segala biaya yang muncul
menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk Biaya
Penyambungan (BP).
 Air Kotor dialirkan ke septiktank Existing.


f.

Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali
bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh
Kontraktor.

Kemampuan Operasi
System Air Bersih
a

Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari
tangki air atas ke dalam gedung dengan sitem grafitasi.

System Instalasi Air Buangan dan Air Kotor
a.

Pipa

air

buangan

lengkap

dengan

peralatannya

menyalurkan buangan dari WC, urinoir, wastafel, Floor
Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke
saluran pipa pembuang