CONTOH SPEKTEK
BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM DAN TEKNISPasal 1
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborongmeliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini. Sedangkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong adalah pembuatan drainase meliputi antara lain :
1.1 Pekerjaan Persiapan
1.2 Pekerjaan Drainase
1.3 Pekerjaan Lain-lain
Pasal 2
MEMULAI KERJA Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukandan perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia I Owner.
Pasal 3
MOBILISASI Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :3.1 Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2 Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instatasinya.
3.3 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyeksesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN5.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjukkan seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong.
5.2 Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
5.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6 RENCANA KERJA
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
6.4 Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
6.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan
Pasal 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA7.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.
7.2 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
7.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban meyediakan kotak PPK di tempat pekerjaan.
7.4 Dan permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan- kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
7.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli,bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekrejaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan- bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
8.1 TENAGA KERJA / TENAGA AHLI Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
8.2 PERALATAN BEKERJA Menyediakan alat-alat bantu yang bener-bener diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
8.3 BAHAN – BAHAN MATERIAL Menyediakan bahan-bahan Material dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
8.4 PENYEDIAAN AIR
8.4.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor
8.4.2 Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dan Konsultan Pengawas / Direksi.
8.4.3 Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh.
Pasal 9 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
9.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN Untuk menghindari klaim dan ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Buku tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dan pekerjaan.
5. Menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan selama pekerjaan berlangsung.
Pasal 10 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
10.1Pelaksanaan lapangan setiap hari membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.
10.2Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus , memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
10.3Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas.
10.4Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.
Pasal 11 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
11.1 Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
11.2 Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan di dalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dan kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dan ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap devisiasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
11.3 Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
11.4 PERBEDAAN GAMBAR
11.4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
11.4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskan setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencanaan.
11.4.3 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak- telitian di dalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
11.4.4 Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksana.
11.5 SHOP DRAWING
11.5.1 Shoping drawing merupakan gambar detail pelaksana di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
11.5.2 Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop
drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
11.5.3 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dan semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
11.5.4 Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop
drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tertulis dan Konsultan Pengawas / Direksi.
11.5.5 Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dan proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
11.6 PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING”.
11.6.1 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
11.6.2 Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (as Built
Drawing). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor
/ Pemborong.
Pasal 12 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
12.1Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
12.2Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
12.3Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
12.4Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberi saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
12.5Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga Kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
12.6Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
12.7Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
12.8Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa yang barang-barang maupun keselamatan jiwa.
12.9Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
Pasal 13 KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN “QUALITY CONTROL”
13.1Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982). Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
13.2MEREK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI
13.2.1 Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/ setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh
Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
13.2.2 Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
13.2.3 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.
13.2.4 Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
13.2.5 Penggunaan bahan produk lain yang setarap dengan apa yang disyaratkan harus disertai tes dari laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk tes laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
13.3Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan – bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of
appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat
waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
13.4Keputusan bahan, jenis, warna, tekU-Ditchr dan produk yang dipilih, akan dinformasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dan 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
13.5PENYIMPANAN MATERIAL Penyimpanan dan pemeliharaan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
13.5.1 Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stok material.
13.5.2 Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untu pekerjaan.
Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemerikasaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
13.5.3 Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
13.5.4 Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dan kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menajaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dan 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dan 5 (lima) meter.
Pasal 14 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN (QUALITY CONTROL)
14.1Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
14.2Bahan-bahan tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dan lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
14.3Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan
Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/ oo (satu per-mil) dan harga borongan.
14.4Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dan bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
14.5Sebelum ada kepastian dan Laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dan bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan – pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
14.6Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 15 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
15.1Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan / penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
15.2Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
15.3Segala obyek yang ada dimuka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tanggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tanggul dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang gajian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T99.
Pasal 16 PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN
18.1PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK
16.1.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
16.1.2 Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
16.1.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass & theodolit.
16.1.4 Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
16.1.5 Sebagai keharusan dari kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrument, personil dan tenaga survey dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerja-perkejaan lain yang terkait.
Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksnaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan dan bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 17 PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
17.1PATOK UKUR
17.1.1 Kontraktor / Pemborong harus membuat patok- gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu. Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu. Kontraktor / pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan (level) dan bagian pekerjaan tertentu tidak kurang dan 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.
17.1.2 Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil +0,00.
17.1.3 Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
17.1.4 Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
17.1.5 Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor 2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
17.1.6 Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
17.2PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
17.2.1 Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm. lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
17.2.2 Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50 m tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerakkan atau di ubah.
17.2.3 Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari as pondasi tertular atau sesuai dengan keadaan setempat.
17.2.4 Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
17.2.5 Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborongan harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
17.2.6 Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 18 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
18.1IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA
18.1.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
18.1.2 Tidak ada kerjaan yang tidak boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada petugas / ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
18.1.3 Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
18.1.4 Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dan waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
18.1.5 Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
18.1.6 Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor / pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
18.2KEMAJUAN PEKERJAAN
18.2.1 Seluruh bahan peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong, demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
18.2.2 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
18.3PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
18.4 TOLERANSI
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH Pasal 1 UMUM1.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum pelaksanaan Pekerjaan perlindungan instalasi “existing” Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah Pekerjaan perbaikan / urugan kembali
1.2 PERSIAPAN PELAKSANAAN Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan
existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. Kontraktor /
Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN2.1 Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya:
Pembongkaran dan pembersihan dari bangunan existing. Pembersihan material yang ada di lokasi.
2.2 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dan tapak / site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yany ditujukan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian ditanah dan termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk: Pondasi Bored Pile, Poer dan Sloof Perataan (cut/fill) Galian lain seperti yang ditujukan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan Pengawas.
3.1 MACAM GALIAN
3.1.1 Galian tanah biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
3.1.2 Galian batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
3.1.3 Galian konstruksi / obstacle
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian kontruksi terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan
existing, galian perkerasan jalan / halaman, galian pipa
/ galian listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dangan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan- ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawasan.
3.3 Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
3.4 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawasa sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
3.5 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.6 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d 3.3.
3.7 Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.8 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / ratasesuai dengan Gambar Kerja dan harus dibersihkan dan segala macam kotoran.
3.9 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan o dimiringkan 10 kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
3.10Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
3.11Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang konstruksi penahari (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau papan- papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjalin kestabilan lereng galian.
3.12Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan : Pondasi Batu Kali Pasangan Bata Pengurugan dan Pemadatan 3.13Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 4 URUGAN DAN PEMADATAN
4.1 PEKERJAAN URUGAN Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk : Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan
Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
4.2 BAHAN URUGAN Bahan urugan yang dipakai adalah bekas galian yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dan Konsultan Pengawas. Sumber bahan urugan harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaanpenyediaan bahan urugan yang bisa mencakupi seluruh proyek. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dan Konsultan Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri.
4.3 PENGURUGAN
4.3.1Sebelum pelaksanaan pekerjaan, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dan humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa – sisa bongkar dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
4.3.2Urugan harus bebas dan segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa bongkar, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil dan bekas gahari atau tanah yang didatangkan clad luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
4.3.3Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan I peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang
4.3.4Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidak perlu dipadatkan dengan inin pemadatan, cukup ditimbris dengan tangan.
4.4 PEMADATAN
4.4.1Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
4.4.2Kontraktor / pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan danjuga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
4.4.3Kontraktor / pemborong harus menentukan jenis ukuran dan berat dan alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
4.4.4Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm. dan didapatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan diam AASHTO T 99.
4.4.5Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik.
Apabila hari hujan, pemdatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dan 2 % kadar air optimum.
4.4.6Kontraktor / pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.
4.5 PEKERJAAN PERATAAN TANAH Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
BAB III SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON1.1 PERSYARATAN MUTU