tantangan sekdaprov di era globalisasi1
TANTANGAN SEKDAPROV DI ERA GLOBALISASI
Oleh : NOPIAN ANDUSTI
(Sahli Bupati Bengkulu Selatan Bidang Ekonomi dan Keuangan)
Memasuki Era Masyarakat Ekonomi Asean sejak tanggal 31 Desember
2015 yang lalu, kawasan Asean menjadi pasar tunggal dan
berbasis
produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi
yang merata, serta kawasan yang terintegrasi ke perekonomian global.
Dampak pelaksanaan MEA adalah terciptanya pasar bebas barang dan
jasa, tenaga kerja dan di bidang permodalan.
Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tersebut, tidak hanya
berdampak pada aspek perekonomian saja yang selama ini menjadi perhatian
berbagai pihak,
namun akan berdampak pula pada berbagai aspek
pembangunan di daerah, misalnya sosial, budaya dan keamanan. Oleh
karena itu, pemerintah daerah dituntut berwawasan global dan
memilik
daya saing tinggi agar tidak tergilas dalam persaingan itu sendiri.
Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
dibutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) pemerintah yang kompeten,
profesional, penuh kreativitas dan berpikir serba sistem (system thingking)
agar mesin birokrasi dapat bergerak mengikuti dinamika perubahan yang
kadang mencengangkan (turbulence).
Birokrasi Pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
adalah aktor utama dalam memimpin perubahan. Dalam proses
perubahan di daerah diperlukan kemampuan pemerintah daerah
dalam
mengelola proses perubahan yang terus menerus sehingga berhasil mencapai
tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Dalam
hubungan
itu,
pemerintah daerah
disemua tingkatan,
harus mampu
menjalankan fungsi pemerintah sebagai aktor dalam perubahan, mampu
membangun sistem manajemen dalam menerapkan prinsip
pemerintahan
daerah yang bersih dan efektif (Good and Efective Governance) dan
memobilisasi semua pihak yang terkait dengan pembangunan daerah. Peran
birokrasi sebagai eksekutor, pembuat kebijakan dan fasilitator dengan
pembaharuan
cara
pandang
pada
sistem
yang
berubah
saat
ini,
menjadikannya leader of change dalam melanjutkan proses pelaksanaan
desentralisasi.
Sekretaris Daerah Provinsi sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, mempunyai tugas membantu kepala daerah
(gubernur) dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif
terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif
dan karena jabatannya bertindak pula sebagai sekretaris gubernur, sehingga
peran Sekretaris Daerah sangat strategis dalam menggerakan mesin
birokrasi untuk membantu gubernur dalam mewujudkan visi-misi daerah
Provinsi di tengah tantangan arus globalisasi.
Disamping itu dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, peran Sekretaris Daerah semakin penting dalam
mengawal proses perubahan dengan cara melakukan gerakan reformasi
birokrasi, oleh karena itu Sekretaris Daerah perlu menata birokrasi untuk
mewujudkan pelayanan prima, supaya harapan masyarakat untuk hidup lebih
baik tercapai dan masyarakat selalu merasakan kehadiran pemerintah.
Demikian, sekilas info.
Oleh : NOPIAN ANDUSTI
(Sahli Bupati Bengkulu Selatan Bidang Ekonomi dan Keuangan)
Memasuki Era Masyarakat Ekonomi Asean sejak tanggal 31 Desember
2015 yang lalu, kawasan Asean menjadi pasar tunggal dan
berbasis
produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi
yang merata, serta kawasan yang terintegrasi ke perekonomian global.
Dampak pelaksanaan MEA adalah terciptanya pasar bebas barang dan
jasa, tenaga kerja dan di bidang permodalan.
Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tersebut, tidak hanya
berdampak pada aspek perekonomian saja yang selama ini menjadi perhatian
berbagai pihak,
namun akan berdampak pula pada berbagai aspek
pembangunan di daerah, misalnya sosial, budaya dan keamanan. Oleh
karena itu, pemerintah daerah dituntut berwawasan global dan
memilik
daya saing tinggi agar tidak tergilas dalam persaingan itu sendiri.
Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
dibutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) pemerintah yang kompeten,
profesional, penuh kreativitas dan berpikir serba sistem (system thingking)
agar mesin birokrasi dapat bergerak mengikuti dinamika perubahan yang
kadang mencengangkan (turbulence).
Birokrasi Pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah
adalah aktor utama dalam memimpin perubahan. Dalam proses
perubahan di daerah diperlukan kemampuan pemerintah daerah
dalam
mengelola proses perubahan yang terus menerus sehingga berhasil mencapai
tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Dalam
hubungan
itu,
pemerintah daerah
disemua tingkatan,
harus mampu
menjalankan fungsi pemerintah sebagai aktor dalam perubahan, mampu
membangun sistem manajemen dalam menerapkan prinsip
pemerintahan
daerah yang bersih dan efektif (Good and Efective Governance) dan
memobilisasi semua pihak yang terkait dengan pembangunan daerah. Peran
birokrasi sebagai eksekutor, pembuat kebijakan dan fasilitator dengan
pembaharuan
cara
pandang
pada
sistem
yang
berubah
saat
ini,
menjadikannya leader of change dalam melanjutkan proses pelaksanaan
desentralisasi.
Sekretaris Daerah Provinsi sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, mempunyai tugas membantu kepala daerah
(gubernur) dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif
terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif
dan karena jabatannya bertindak pula sebagai sekretaris gubernur, sehingga
peran Sekretaris Daerah sangat strategis dalam menggerakan mesin
birokrasi untuk membantu gubernur dalam mewujudkan visi-misi daerah
Provinsi di tengah tantangan arus globalisasi.
Disamping itu dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, peran Sekretaris Daerah semakin penting dalam
mengawal proses perubahan dengan cara melakukan gerakan reformasi
birokrasi, oleh karena itu Sekretaris Daerah perlu menata birokrasi untuk
mewujudkan pelayanan prima, supaya harapan masyarakat untuk hidup lebih
baik tercapai dan masyarakat selalu merasakan kehadiran pemerintah.
Demikian, sekilas info.