S IND 1005743 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Kehidupan manusia begitu kompleks. Kompleksitas tersebut membuat
berbagai ekspresi yang manusia munculkan beragam. Manusia bisa berekspresi
puas, kagum, keluh, atau yang lainnya. Dalam pragmatik, berbagai ekspresi
manusia yang sifatnya evaluasi itu disebut dengan tindak tutur ekspresif
(Gunarwan, 2007).
Salah satu tindak tutur ekspresif adalah mengeluh (Gunarwan, 2007).
Tindak tutur mengeluh adalah tindak tutur ekspresif yang mengungkapkan
ketidakpuasan terhadap apa yang didapat atau dialami. Tindak tutur ini tidak
hanya bisa diekspresikan melalui lisan, tetapi bisa juga melalui tulisan. Salah satu
media yang kerap digunakan sebagai media keluhan tulisan adalah surat pembaca.
Umumnya, surat pembaca ini adalah kolom di media-media masa, baik cetak
(luring) maupun daring.
Surat-surat pembaca di media massa ini pun berhasil menjadi sarana yang
maksimal dalam mengungkapkan keluhan. Hal itu bisa dilihat dari beberapa kasus
surat pembaca yang pada akhirnya menjadi perhatian publik. Misalnya, Khoe
Seng Seng yang dalam surat pembacanya mengungkapkan keluhan kepada PT
Duta Pertiwi di Kompas dan Suara Pembaruan. Selanjutnya, Prita Mulya Sari

yang dalam surat pembacanya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pelayanan
rumah sakit Omni Internasional di Detik.com.
Pada perkembangannya, ternyata tidak hanya media-media massa saja yang
mempunyai kolom surat pembaca. Salah satu media jejaring sosial yang
terkemuka di Indonesia, yaitu kaskus, mempunyai juga kolom surat pembaca.
Dalam surat pembaca kaskus ini, para pengguna kaskus dapat mengungkapkan
berbagai keluhan atau ketidakpuasan terhadap keadaan atau layanan yang mereka
terima dari produk atau lembaga tertentu. Teknis pembuatan surat pembaca di
kaskus pada dasarnya sama dengan kolom-kolom surat pembaca di media massa.
1
Muhamad Pantoni, 2014
Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Dalam kaskus, calon pembuat surat pembaca harus terdaftar dahulu sebagai
pengguna kaskus. Setelah itu, calon pembuat surat baru bisa menulis surat
pembaca.
Yang menarik dari kolom pembaca kaskus ini adalah medianya. Media surat

pembaca kaskus ini bersifat semiformal. Meskipun bernama surat pembaca, sifat
surat pembaca di kaskus tidak seformal surat pembaca di media massa. Para
kontributor surat pembaca di kaskus lebih bebas dan apa adanya dalam menulis
surat pembaca karena tidak terikat “keformalan” seperti di media massa. Hal
tersebut bisa terlihat dari adanya penggunaan berbagai teknik grafis tersentu
seperti penggunaan huruf besar, tanda baca yang berlebihan, dan warna huruf.
Sebagai contoh, di bawah ini adalah salah satu strategi grafis yang digunakan
kontributor dalam mengeluh.
sekeda info, kode buking ku yg hangus itu M7CDYC, dan kode paymentnya
6216777538353....
bERHARAp org2 merpati tdk membuat bingung pelanggannya hingga
akhirnya kami mengalami kerugian krn ketidakjelasan solusi dari merpati.
(Surat Pembaca 9)

Contoh di atas memperlihatkan bahwa kontributor melakukan strategi grafis
pada harapan yang ia munculkan dalam surat pembaca. Ia melakukan variasi
huruf besar dan kecil pada kata “berharap”. Bila ditelusuri dari keseluruhan isi
surat, kontributor hanya melakukan teknik tersebut pada kata “berharap”. Tentu
saja kekhususan yang diberikan kontributor pada kata berharap dilakukan dalam
upaya memberikan efek wacana tertentu.

Berbagai permainan grafis tersebut bisa terjadi karena dalam surat pembaca
kaskus tidak ada editor bahasa. Ketiadaan editor bahasa tersebut membuat
kontributor surat pembaca di kaskus bisa lebih ekspresif dalam mengungkapkan
keluhan. Hal tersebut berbeda dengan media massa yang mempunyai editor
bahasa sehingga berbagai ekspresi mengeluh tidak terlalu ekspresif, tidak leluasa,
dan kurang apa adanya karena akan melewati dulu corong editor bahasa sebelum
dimuat.

Muhamad Pantoni, 2014
Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Dari penjelasan di atas, penelitian ini sangat penting karena akan
menghasilkan hasil penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian tindak tutur mengeluh sendiri pernah dilakukan peneliti-peneliti lain.
Dalam konteks tindak tutur mengeluh lisan, Nuraeni (2008) melakukan penelitian
tentang tindak tutur mengeluh di film Bad Boys II. Dalam penelitiannya, ia
membandingkan bagaimana tindak tutur mengeluh pada subtitle film Bad Boys II

di Trans Tv dan VCD yang dijual di masyarakat. Dalam konteks tindak tutur
mengeluh tulisan, Pujirahayu (2006) melakukan penelitian tindak tutur mengeluh
di kolom “Piye Ya?!” di koran Suara Merdeka. Dari hasil penelitiannya,
disimpulkan bahwa para penutur dalam kolom tersebut lebih banyak mengeluh
dengan mengungkapkan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan mereka akan tindakan
mitra tutur.
Selanjutnya, Adila (2012) melakukan penelitian di kolom rubrik “Aspirasi”,
“Kriiing Solopos”, dan “Rakyat Bicara” di koran Radar Solo, Solopos dan
Joglosemar. Dari hasil penelitiannya, ditemukan bahwa penutur di kolom-kolom
tersebut

menggunakan

delapan

strategi

tindak

tutur


mengeluh

ketika

mengungkapkan keluhannya. Sementara itu, dalam konteks surat pembaca sendiri,
Muniroh (2011) melakukan penelitian di surat pembaca Kompas.com. Ia
menganalisis surat-surat pembaca tersebut dengan teori genre dan tindak tutur.
Dari hasil analisisnya, sekuen yang wajib muncul dalam tuturan mengeluh adalah
tahap pembuka dan isi keluhan. Sementara itu, dilihat dari strateginya, strategi
tindak tutur mengeluh direalisasikan dalam lima tahap.
Dari beberapa penelitian tersebut, penelitian pada surat pembaca di media
jejaring sosial belum ada. Dengan demikian, penelitian tindak tutur mengeluh
pada surat pembaca di kaskus ini sangat perlu dilakukan untuk mengungkap
berbagai aspek tindak tutur mengeluh dalam tipe surat pembaca yang berbeda.

B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

Muhamad Pantoni, 2014

Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

1) Dalam surat pembaca, tidak ada unsur suprasegmental dan paralinguistik
sehingga kemungkinan tindak tutur mengeluh menyerang wajah lawan tutur
sangat besar.
2) Surat pembaca di kaskus bersifat semiformal sehingga penulis surat pembaca
bisa lebih bebas dan apa adanya dalam menulis surat pembaca.
3) Dalam surat pembaca di kakus, terdapat penggunaan strategi-strategi grafis
tertentu yang berdampak pada pemahaman akan wacana.

C. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
1) Bagaimana sekuen tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus?
2) Apa ciri linguistik tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus?
3) Strategi tindak tutur mengeluh apa yang digunakan dalam surat pembaca di
kaskus?
4) Faktor apa saja yang memengaruhi tindak tutur mengeluh dalam surat

pembaca di kaskus?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan:
1) sekuen tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus;
2) ciri linguistik tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus;
3) strategi tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus;
4) faktor yang memengaruhi tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di
kaskus.

E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, akan ada beberapa manfaat yang dihasilkan, baik
secara teoretis maupun praktis.
1) Secara teoretis, hasil penelitian ini menambah pustaka tentang kajian
pragmatik, khususnya tindak tutur mengeluh yang berdata bahasa tulis. Telaah
pragmatik atau tindak tutur mengeluh yang berbahasa tulis jarang dikaji. Hal
Muhamad Pantoni, 2014
Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

itu disebabkan para peneliti pragmatik lebih sering menggunakan data lisan
sebagai data penelitian.
2) Secara praktis, hasil penelitian ini membuat kita lebih cermat dalam
mengungkapkan keluhan dalam bahasa tulis. Hal itu terjadi karena bahasa
tulis tidak mempunyai unsur suprasegmental dan paralinguistik sehingga
kemungkinan keluhan kita menyerang wajah lawan tutur dan terjadinya
komunikasi yang tidak berjalan lancar semakin besar.

F. Sistematika Skripsi
Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1) Kover Skripsi
2) Lembar Pengesahan
3) Lembar Persembahan
4) Lembar Pernyataan
5) Ucapan Terima Kasih
6) Abstrak
7) Kata Pengantar
8) Daftar Isi

9) Daftar Tabel
10) Daftar Diagram
11) Daftar Gambar
12) Daftar Lampiran
13) Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang Penelitian
b) Identifikasi Masalah Penelitian
c) Rumusan Masalah Penelitian
d) Tujuan Penelitian
e) Manfaat Penelitian
f) Sistematika Skripsi
9) Bab II Tindak Tutur Mengeluh, Analisis Genre, Komunikasi Lintas Mode,
Hubungan Bahasa & Konteks, dan Penelitian yang Relevan
Muhamad Pantoni, 2014
Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

a) Tindak Tutur Mengeluh

b) Analisis Genre
c) Komunikasi Lintas Mode
d) Hubungan Bahasa & Konteks
e) Penelitian yang Relevan
10) Bab III Metode Penelitian
a) Metode dan Desain Penelitian
b) Sumber dan Korpus Penelitian
c) Definisi Operasional
d) Teknik Pengumpulan Data
e) Instrumen Penelitian
f) Teknik Pengolahan Data
11) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Sekuen Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca
b) Ciri Linguistik Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca
c) Strategi Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca
d) Faktor yang Memengaruhi Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca
12) Bab V Simpulan dan Saran
a) Simpulan
b) Saran
13) Daftar Pustaka

14) Lampiran
15) Riwayat Hidup Penulis

Muhamad Pantoni, 2014
Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu