PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TONRA KABUPATEN BONE

  PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA

  TIPE KELAS VIII SMP NEGERI 1 TONRA KABUPATEN BONE Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Matematika

  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

  Oleh

BUNGA MAWAR NIM. 20402107032 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Pembimbing penulisan skripsi saudari Bunga Mawar,

  NIM: 20402107032, Mahasiswa Jurusan Tadris Program Studi Pendidikan

  Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul

  “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Dengan Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas

  VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone memandang bahwa skripsi tersebut

  telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui dan diajukan ke sidang Munaqasyah.

  Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

  Makassar, Februari 2011 Pembimbing I Pembimbing II Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd. Drs. Thamrin Tayeb, M.Si.

  Nip. 19580504 198703 1 004 Nip. 19610529 199403 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 01 Juni 2011 Penyusun

  Bunga Mawar NIM. 20402107032

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi yang berjudul

  “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara

Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Tipe Teams Games Tournament

(TGT) pada Siswa

  Kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone” yang

  disusun oleh Saudari Bunga mawar, NIM: 20402107032, mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 22 Juni 2011 M, bertepatan dengan 20 Rajab 1432 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, dengan beberapa perbaikan.

  Makassar, 22 Juni 2011 M

  20 Rajab 1432 H

  

DEWAN PENGUJI:

(SK. Dekan No. 028 Tahun 2011)

  Ketua : Dra. Hj. Djuwairiah Ahmad, M.Tesol (…………………)

  Sekretaris : Dra. Kamsinah, M.Pd.I (………………...) Munaqisy I : Drs. Muh. Yusuf Seknun, M.Si.

  (………………...) Munaqisy II : St. Hasmiah Mustamin,M.Pd. (………………...) Pembimbing I : Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd. (………….……..) Pembimbing II: Drs. Thamrin Tayeb, M.Si. (…………..…….)

  Disahkan Oleh: Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Rab

  yang Maha pengasih tapi tidak pilih kasih, Maha penyayang yang tidak pilih sayang penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW ,Sang Murabbi segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’ tabiin serta orang-orang yang senantiasa ikhlas berjuang di jalanNya.

  Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah SWT yang senantiasa mengirimkan bantuanNya dan dukungan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga terutama orang tuaku tercinta H. Mansur dan Hj. Were tersayang yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak mampu penulis gantikan, serta saudara-saudariku tersayang atas segala dukungan, semangat, pengorbanan, kepercayaan, pengertian dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga

  Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. MS. selaku rektor UIN Alauddin Makassar

  2. Bapak Drs. H. Salahuddin Yasin,MA. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.

  3. Bapak Drs. Thamrin Tayeb. M. Si selaku ketua program studi pendidikan matematika dan St. Hasmiah Mustamin S.Ag. M.Pd selaku sekretaris Program Studi Pendidikan matematika serta stafnya atas izin, pelayanan, kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Bapak Dr. Syahruddin Usman, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Thamrin Tayeb. M. Si. selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini.

  5. Dosen-dosen yang telah mendidik dan mengajar hingga penulis dapat menambah ilmu dan wawasan.

  6. Bapak Drs. Abd. Azis.M. selaku kepala sekolah dan Anggur, S.Pd. selaku guru mata pelajaran beserta seluruh staf, guru- guru, siswa kelas VIII dan VIII tahun

  A B

  2010/2011 SMP Negeri 1 Tonra atas segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

  7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2007 khususnya matematika kelas 1,2 yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

  8. Semua mahasiswa jurusan pendidikan matematika UIN Alauddin Makassar yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

  9. Buat seseorang yang selalu memberi kasih sayangnya, menjadi tempat curahan hati dikala gundah dan penyemangat hidupku.

  Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan andil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Makassar, Februari 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ……………. ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………………….. iii PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………………………….... iv KATA PEN

  GANTAR …………………………………………… ……………. v DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL ……………………………………………….……………… x DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xi ABSTRAK ………………………………………………………………………. xii

  BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1 A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 8 C. Hipotesis ………………………………………………………............... 8 D. Definisi Operasional Variabel …………………………………………... 9 E. Tujuan Penelitian …………………………………………….………….. 10 F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 11 G. Garis Besar Isi …………………………………………………………… 12 BAB II TINJA UAN PUSTAKA …………………………………. .….............. 13 A. Hasil Bel ajar Matematika …………………………………….…….…… 13

  1. Pengertian Hasil Belajar Matematika ................................................... 13

  2. Faktor-Faktor Yang Mempengaru hi Hasil Belajar …………….……. 27 B. Metode Pembelajaran Kooperatif

  …............………….………................. 28

  1. Pengertian pembelajaran kooperatif…............………….………......... 28

  2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT …............………….……............ 34

  3. P embelajaran kooperatif tipe TGT ..........…............………….……… 37

  BAB III METOD OLOGI PENELITIAN ………………………………… ….. 43 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….………... 43 B. Desain Penelitian …………………………………………………….. 43 C. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………………..

  43 D. Prosedur Penelitian …………………………………………................

  45 E. Instrumen Penelitian ………………………………………….............

  50 F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… ….. 52 G.

  Teknik Analisis Data …………………………………………………... 53

  2. Hasil Analisis Infrensial ......……………………………………….. 75

  B. Pembahasan …………….....................……….…………………… 78

  BAB V

  82 PENUTUP …………………………………………………………… A.

  82 Kesimpulan …………………………………………………………….

  B. Saran ........................

  …………………………………………………… 83 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

  1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

  21

  2. Populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra

  41 3. sebaran sampel penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra

  42 4. tingkat penguasaan materi

  52 5. hasil belajar siswa dengan tipe NHT

  58 6. distribusi frekuensi untuk nilai pre test kelas eksperimen I

  59 7. distribusi frekuensi untuk nilai post test kelas eksperimen I

  60 8. distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika kelompok eksperimen I pada pre test dan post test

  62 9. hasil belajar siswa dengan tipe TGT

  65 10. distribusi frekuensi untuk nilai pre test kelas eksperimen II

  66 11. distribusi frekuensi untuk nilai post test kelas eksperimen II

  67 12. distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika kelompok eksperimen II pada pre test dan post test

  69

  DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal

  1. Diagram batang perbandingan hasil pre test dan post test kelas eksperimen I

  63

  2. Diagram batang perbandingan hasil pre test dan post test kelas eksperimen II

  70

  

ABSTRAK

Nama : Bunga Mawar Nim : 20402107032

Judul : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang

Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

  Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

1 Tonra kabupaten Bone

  Skripsi ini membahas tentang perbandingan hail belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajarn kooperatif tipe NHT dengan siswa yang diajar dengan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Tonra kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. (2) Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. (3) Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikansi antara hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan tipe NHT dengan tipe TGT.

  Penelitian ini merupakan Quasi Ekperimen yaitu Pretest posttest-only Designs Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 139 siswa terdiri dari 4 kelas. Sampel diambil dengan teknik random sampling, yang terpilih menjadi kelas eksperimen I adalah kelas VIII B sebanyak 35 siswa dan yang terpilih menjadi kelas eksperimen II adalah kelas VIII sebanyak 34 siswa. Instrumen yang digunakan penulis dalam

  A

  penelitian ini adalah adalah tes hasil belajar siswa yang terkait dengan materi lingkaran dan lembar observasi. Pengolahan data yang dilakukan penulis dalam hal ini adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial.

  Berdasarkan hasil analisis data deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen I adalah 78,16 sedangkan kelas eksperimen II 78,74. Sedangkan hasil analisis statistik inferensial diperoleh t = -0,22, harga ini

  hitung

  selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan dk = n

  1 + n

  2

  • – 2 = 67 pada taraf signifikansi = 2,000. Dengan demikian dapat disimpulkan

  tabel

  diperoleh t bahwa H diterima, karena memenuhi kriteria pengujian bahwa jika t hitung < t tabel maka H diterima dan H

  1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

  perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan tipe TGT pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Tonra Kab. Bone.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebudayaan masyarakat semakin mengalami percepatan

  diberbagai aspek kehidupan manusia. Percepatan ini terutama karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Kemajuan IPTEK tersebut menuntut masyarakat agar mempersiapkan generasi baru yang mampu dan sanggup menghadapi tantangan baru yang tentunya hanya dapat dicapai melalui jalur pendidikan.

  Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, telah melakukan berbagai usaha agar dapat beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satu di antaranya adalah peningkatan mutu pendidikan. Usaha itu ditandai dengan adanya perubahan-perubahan di berbagai bidang yang erat kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru-guru bidang studi, perubahan dan penyempurnaan kurikulum serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

  Keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika tidak terlepas dari kesiapan peserta didik dan kesiapan pengajar (guru). Peserta didik dituntut mempunyai minat terhadap pelajaran matematika. Demikian juga pengajar dituntut menguasai materi yang akan diajarkan serta mampu memilih metode pembelajaran peningkatan hasil belajar matematika, karena hingga saat ini hasil belajar matematika masih rendah. Demikian halnya yang terjadi di SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone disebabkan oleh banyak faktor. Hal ini merupakan tantangan bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan matematika. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya perbaikan yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika disetiap jenjang pendidikan.

  Menurut Azis bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya nilai matematika pada siswa SMP negeri 1 Tonra khususnya pada kelas VIII adalah mereka tetap mengunakan metode-metode lama, guru yang aktif dalam mengajar sedangkan siswanya hanyalah menerima apa yang dikatakan gurunya (pasif), disamping itu minat belajar siswa masih rendah, baik dilihat dari penampilan siswa belajar di dalam kelas maupun dilihat dari kurangnya interaksi dan kerjasama antar

  1

  siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Namun perlu disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran matematika yang dijelaskan oleh guru, maka dapat dibentuk secara kelompok agar siswa saling mengisi, saling melengkapi, dan bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, Selain itu, proses belajar mengajar harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga bisa saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. sehingga tujuan belajar dan hasil belajar tercapai serta hasil belajar siswa lebih meningkat.

  Menurut Buchari Alma, Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang menggunakan kelompok kecil, bekerja sama. Keberhasilan dalam model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok. Cooperative learning ini sangat menyentuh hakekat manusia sebagai makhluk social, yang selalu berinteraksi, saling membantu kearah yang makin baik secara bersama. Dalam proses belajar

  2 disini betul-betul diutamakan saling membantu diantara anggota kelompok.

  Menurut Sanjaya bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil dalam model ini siswa tidak hanya belajar konsep-konsep matematika semata, tetapi juga harus belajar keterampilan kooperatif untuk bekerja secara tim, seperti mendengarkan, merespon, menyetujui, memperjelas, mendorong dan

  3

  mengevaluasi. Kenyataan di lapangan pada umumnya pembelajaran matematika cenderung konvensional dan terpusat pada guru sebagai sumber belajar sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Model pembelajaran yang demikian 2 Buchari Alma, dkk. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. (Cet II; Bandung: .

  Alfabeta, 2009), h.81 3 Nina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media,2007), h. 240 tidak mengkondisikan terjadinya interaksi antar siswa yang satu dengan yang lain secara kooperatif dalam upaya pencapaian keberhasilan belajar secara tim atau kelompok.

  Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe Numbered Heads

  

Together (NHT) dan teams games tournament (TGT) memungkinkan guru untuk

  mengontrol keaktifan atau peran serta siswa dalam proses pembelajaran, serta tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif ini juga memungkinkan guru dapat memberikan perhatian terhadap siswa serta dapat terjadi hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa lain. Adakalanya siswa lebih mudah belajar karena mengajari temannya, pengajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe NHT dan TGT dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan memungkinkan siswa belajar aktif. Karena pembelajaran ini menuntut adanya pembentukan kelompok, dimana siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah serta saling memotivasi untuk berprestasi di antara kelompoknya.

  Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas masalah yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Hasriani menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah mengunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih besar awal siswa adalah sekitar 20% dan setelah diterapkan tipe NHT banyaknya siswa

  4 yang tuntas belajar mengalami peningkatan yaitu sekitar 72%.

  Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Widhi Setyani menunjukkan bahwa1) peningkatan keaktifan siswa bertanya terhadap pembelajaran matematika mencapai 25 siswa (64,10%), dan keaktifan siswa mengerjakan latihan soal tercapai 34 siswa (87,18%), 2) banyaknya tim yang memperoleh rata-rata 40 mencapai 9 tim (90 %), 3) daya serap siswa setelah penelitian mencapai 33 siswa (84,61%). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa

  5 sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.

  Menurut Trianto, NHT atau penomoran berfikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisonal. NHT pertama kali dikembangkan oleh spenser kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

  6 mereka terhadap isi pelajaran tersebut. 4 Hasriani. 2007. Peningkatan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan structural tipe numbered heads together (NHT) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kahu kabupaten

Bone . (skripsi. Universitas muhammadiyah Makassar). 5 Wahyu Widhi Setyani, 2008. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan

Aritmatika Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournaments) (PTK Pembelajaran

  

Matematika Kelas VII Di SMP Negeri 26 Surakarta).( Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.)

september 2010)

  Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe pembelajaran ini siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda dan tiap anggota tahu bahwa hanya satu siswa yang dipanggil untuk mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok melakukan diskusi untuk berbagai informasi antar anggota sehingga tiap anggota

  7 mengetahui jawabannya.

  Kelebihan tipe NHT adalah melatih siswa meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui diskusi kelompok, memberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain, dan meningkatkan

  8 berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok.

  Menurut Komalasari, Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

  9 tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

  7 Pembelajaran kooperatif tipe NHT. (30 Agustus 2010) 8 Herdian. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). (10 oktober 2010)

  Menurut Slavin, pembelajaran TGT memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

  b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

  c. Meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

  d. Meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit) e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama

  10 Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil penelitian sebelumnya yang telah

  menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan membandingkan hasil belajar matematika antara yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

  head together (NHT) dengan tipe teams games tournament (TGT) pada siswa

  kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone ” untuk mengetahui yang mana hasil belajarnya lebih tinggi diantara kedua metode tersebut.

  9 Kokom komalasari.

  Pembelajran kontekstual konsep dan aplikasi . (Bandung: PT. refika Aditama; cet. I. 2010), h. 67

.(8 Oktober 2010)

B. Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu:

  1. Bagaimana hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) pada siswa kelas

  VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone?

  2. Bagaimana hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone?

  3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan tipe numbered head together (NHT) dengan tipe teams games tournament (TGT) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone? C.

   Hipotesis

  Penelitian yang dilakukan oleh Hasriani menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah mengunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih besar dari pada sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, dimana banyak siswa yang tuntas belajar sebelum diterapkan tipe NHT berdasarkan nilai awal siswa adalah sekitar 20% dan setelah diterapkan tipe NHT banyaknya siswa

  11 yang tuntas belajar mengalami peningkatan yaitu sekitar 72%. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Widhi Setyani menunjukkan bahwa mencapai 64,10%) dan keaktifan siswa mengerjakan latihan soal sebesar 87,18%, dan daya daya serap siswa setelah penelitian mencapai 84,61%. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga

  12 hasil belajar siswa juga meningkat.

  Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: ”Tidak terdapat perbedaan signifikansi antara hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe NHT dengan Tipe TGT pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Tonra Kabupaten Bone.

  ” D.

   Defenisi Operasional Variabel

  Pengertian operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Pengertian operasional variabel penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

  1. Hasil belajar matematika melalui Tipe NHT Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas VIII

  SMP Negeri 1 Tonra kabupaten Bone dalam pelajaran matematika yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan tipe NHT.

  2. Hasil belajar matematika melalui Tipe TGT Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas VIII

  SMP Negeri 1 Tonra kabupaten Bone dalam pelajaran matematika yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan tipe TGT

  Dengan demikian secara operasional yang dimaksudkan dari tulisan ini adalah suatu kajian tentang perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar melalui tipe NHT dengan tipe TGT. Hasil belajar matematika yang diukur pada penelitian ini adalah ranah kognitif pada hasil belajar matematika Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra kabupaten Bone.

  E.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

  1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone

  2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1

  3. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikansi antara hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan tipe numbered head together (NHT) dengan tipe teams games tournament (TGT) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone? F.

   Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti sebagai berikut:

  1. Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pengaruh dari pendekatan pembelajaran tipe NHT dan TGT terhadap hasil belajar dan perbandingannya.

  2. Bagi guru bidang studi khususnya matematika dapat menjadikan kedua tipe dari pembelajaraan kooperatif tersebut sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar.

  3. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan berfikir dan berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat

  4. Bagi Sekolah diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan mutu dan hasil pelajaran, sekaligus sebagai bahan pertimbangan agar model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT dapat

  G.

   Garis Besar Isi Skripsi

  Skripsi ini terdiri dari lima bab pembahasan secara garis besarnya penulis dapat mengemukakan sebagai berikut: Bab pertama sebagai bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,hipotesis sebagai jawaban sementara, defenisi operasional judul, kemudian tujuan dan manfaat penelitian serta garis-garis besar skripsi.

  Bab kedua memuat tinjauan kepustakaan yang terdiri dari pengertian pengertian hasil belajar matematika, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT.

  Bab ketiga, membahas tentang metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

  Bab keempat, membahas tentang gambaran hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT, serta perbedaan hasil belajar matematika melalui penerapan tipe NHT dan TGT pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tonra kabupaten Bone.

  Bab kelima, merupakan bab penutup dari pembahasan skripsi ini yang menyangkut kesimpulan dan saran serta implikasi dari penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sebelum memahami pengertian hasil belajar matematika, terlebih

  dahulu penulis bahas makna dari pembentuk kalimat hasil belajar matematika yaitu hasil, belajar, dan matematika.

  a) Definisi Belajar Usaha pemahaman mengenai pengertian belajar dapat dilakukan dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, meniru, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau melakukannya, sehingga tidak bersifat verbalistik. Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu- individu yang belajar.

  Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dengan perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

  13 lebih buruk. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuain diri. Yang jelas menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.

  Belajar memang tidak hanya proses untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, tapi juga untuk mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Bigg, misalnya mengartikan belajar sebagai tiga fungsi kegiatan, yaitu: 1) kegiatan pengisian kemampuan kognitif dengan realitas atau fakta, sebanyak-banyaknya (aspek kuantitatif); 2) proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atau materi yang dikuasai, berdasarkan hasil prestasi yang dicapai (aspek institusional); dan 3) belajar merupakan proses perolehan arti dan pemahaman serta cara-cara untuk menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Sehingga dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman tersebut, terjadi pengubahan tingkah

  14 laku dan gaya berpikir (aspek kualitatif).

  Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. Sosialisasi belajar terhadap masyarakat sangat diperlukan, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Belajar tidak mengenal umur. Dengan selesainya pendidikan seseorang pada bidang akademisnya bukan berarti berakhir pula waktu untuk belajar. Akan tetapi sesorang tetap harus belajar guna mengembangkan dirinya hingga akhir hayatnya.

  13

  Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).

  15 Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna

  atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain.

  Pemahaman yang didapatkan oleh siswa perlu mendorong siswa tersebut untuk mengembangkan empatinya sehingga dapat terjalin saling pengertian dengan menyelaraskan pengetahuan dan tindakannya.

  Belajar dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  16 Seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan atau dilalui oleh

  manusia yang dapat membawa perubahan ke arah kedewasaan pemahaman dapat dikatakan sebagai proses belajar. Mungkin seseorang bisa saja belajar dengan sebatang rambutan di depan rumahnya tatkala ia berproses menuju buah, dimulai dari bakal bunga, bunga, putik, buah, matang, dan dinikmati oleh manusia.

  Menurut Gagne : belajar didefinisikan sebagai suatu proses dalam suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. 15 Hanung Haryono, Media Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 2.

  Galloway dalam Toeti Soekamto mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman- pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.

  1) Belajar adalah perubahan tingkahlaku; 2) Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan; 3) Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada

  17 untuk waktu yang cukup lama.

  Proses belajar yang ini dilalui secara bertahap dan tidak saling melangkahi tahapannya sehingga memupuk tanggung jawab, meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, berpikir kreatif dan kritis, serta menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat.

  Menurut Morgan dalam Tanwey Gerson Ratumana, belajar dapat didefenisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan

  18

  terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Wittig dalam bukunya Psychology of Learning yang dikutip oleh Muhibbin Syah mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent

  change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience (belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi

17 Official Website of Whandi Net.

  Whandi.Net, “Pengertian Belajar,” (9 oktober 2010). dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).

19 Perubahan yang relatif menetap terkadang disebabkan oleh interaksi

  antara pembawaan dan lingkungan. Interaksi ini akan mencapai hasil belajar yang diharapkan apabila siswa memainkan peranan dan partisipasi aktif di dalam mencernakan segala pengalaman yang diperolehnya sebagai interaksi antara pembawaan yang dimilikinya dengan lingkungan tempat siswa tersebut belajar.

  Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh siswa melalui proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

  20 Belajar di kelas belum cukup untuk menciptakan siswa cerdas dan terampil tanpa dibarengi dengan belajar terstruktur dan belajar mandiri.

  Siswa perlu dikembangkan belajar mandiri, berkompetensi, bekerja sama dan mengembangkan solidaritasnya.

  Tidak semua perubahan tingkah laku dapat kita sebut belajar. Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan,dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Kalau dilihat dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.

  21

19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, edisi revisi (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 65- 66.

  Ilmu pengetahuan akan didapatkan melalui sumber-sumber, tempat, sarana, peristiwa yang berbeda-beda pula, manusia banyak yang belajar dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

  Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.

  Beberapa prinsip yang penting diketahui, antara lain: 1) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.

  2) Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.

  3) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/ dasar kebutuhan/ kesadaran atau intrinsic

  motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.

  4) Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.

  5) Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

  6) Belajar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

  a) Diajar secara langsung; c) Pengenalan atau peniruan. 7) Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja. 8) Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.

  9) Bahan pelajaran yang bermakna/ berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.

  10) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.

  11) Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya

  22 sendiri.

  Dari beberapa prinsip yang penulis bahas, dapat penulis katakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh individu dalam rangka untuk mengubah tingkah laku siswa. Hal ini dilakukan melalui berbagai hal, baik melihat, mendengar, membaca ataupun mengalaminya secara langsung yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 7 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS ASH-SHOHIBIYAH ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 0 5

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PALEMBANG

0 1 10