3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 1504167803BAB 3u Arahan Strategis Nas ok EDIT

ARAHAN STRATEGIS

  BAB NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

  III UNTUK KAB. KENDAL Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

  (RTRWN) Arahan Rencana Tata Ruang Pulau Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

  Provinsi Jawa Tengah Arahan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah

  Kabupaten Kendal

3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, c.

  Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e.

  Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  Sesuai dengan definisi dalam RTRWN, Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Dengan pengertian ini, suatu PKN harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang jangkauan pelayanannya minimal meliputi lebih dari satu provinsi, seperti misalnya pelabuhan laut berskala internasional atau nasional, baik kelas utama ataupun pengumpan, atau juga bandar udara internasional ataupun nasional, atau juga kegiatan industri manufaktur yang proses input- outputnya melampaui skala Provinsi Jawa Tengah.

  Laporan Akhir

  Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, selanjutnya dapat ditetapkan struktur ruang wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

  Merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/2009 yang menyebutkan bahwa rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan menjadi pusat-pusat permukiman dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1)

  Pusat kegiatan pada angka 1) harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

  Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan 3)

  Selain itu juga dapat ditetapkan adanya: 1) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan notasi PKLp); 2)

  3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

  2) Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan

  Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi;

  Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009

  Laporan Akhir

  

Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga dan Purwodadi). RTRWP

  Penetapan perkotaan Kendal sebagai PKN tercakup dalam kawasan metropolitan

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau 3)

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor- impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, 2)

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN), harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1)

  • – 2029 juga menetapkan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) di Kabupaten Kendal, yaitu: Kendal, Weleri, Boja, Kaliwungu, dan Sukorejo.

  1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan di perkotaan Kendal, sesuai dengan penetapan di RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009

  • – 2029 dalam ruang lingkup Kedungsepur yang berfungsi sebagai pelayanan pusat kawasan ekonomi strategis dan industri.

  2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) ditetapkan di perkotaan Kendal, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo dan Boja. Fungsi dari masing-masing perkotaan tersebut adalah:  Perkotaan Kendal dengan fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan tingkat kabupaten, pusat perdagangan regional, pendidikan;  Perkotaan Kaliwungu dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat industri, kawasan ekonomi strategis, perdagangan dan jasa;  Perkotaan Weleri dengan fungsi dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat perdagangan dan jasa;  Perkotaan Sukorejo dengan fungsi pusat agropolitan, pertanian, peternakan dan konservasi;  Perkotaan Boja dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat kegiatan pertanian penyangga agropolitan, perdagangan dan jasa.

  3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) ditetapkan di perkotaan Pegandon dengan fungsi sebagai penyangga perkotaan Kendal dan difokuskan sebagai pusat pelayanan kawasan yang ada di sekitarnya. Ditetapkan sebagai PPK, dengan alasan Kecamatan Pegandon merupakan wilayah dengan prasarana dan sarana lebih lengkap daripada wilayah lain yang berada di daerah tengah Kabupaten Kendal. PPK Pegandon ini memiliki wilayah pelayanan, melliputi: Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Ngampel.

  4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan), yaitu wilayah

  • – wilayah yang belum tercakup di dalam poin 1 sampai 4 diatas. PPL merupakan pengembangan fasilitas perkotaan berupa perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, olah raga, dan peribadatan. PPL ini meliputi wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Gemuh, Rowosari, Kangkung, Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Plantungan, Ringinarum, dan Ngampel.

  Pembagian penyebaran Pusat Kegiatan dan Pusat Pelayanan di wilayah Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Peta 3.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kendal berikut ini

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 4 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2015 – 2019 KAB. KENDAL

3.2 Arahan Rencana Tata Ruang Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten Kendal adalah: 1)

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. 2)

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  Sesuai dengan arahan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali, Kabupaten Kendal termasuk ke dalam Kawasan Andalan Kedungsepur (Kendal

  • – Demak – Ungaran – Semarang - Purwodadi) dan diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Adapun tujuan Penataan Ruang Pulau Jawa – Bali antara lain adalah sebagai berikut :

  1) Lumbung pangan utama nasional; 2) Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; 3) Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan; 4) Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan; 5) Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secara berkelanjutan; 6) Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional; 7) Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);

  8) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan; 9) Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan 10) Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

  Berikut adalah Strategi Operasionalisasi Perwujudan Struktur Ruang dan Pola Ruang, Pulau Jawa Bali terhadap Kabupaten Kendal sebagai bagian dari Kawasan Andalan Kedungsepur (Kendal

  • – Demak – Ungaran – Semarang - Purwodadi) meliputi :

  Laporan Akhir

  1) mengendalikan perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan; 2) mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan; 3) mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan; 4) mengendalikan perkembangan PKN dan PKW melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

  5) mengendalikan perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan bencana; 6) mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan; 7) mengembangkan PKN sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; 8) mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran;

  9) mengembangkan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah. 10) memantapkan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa dan jaringan jalan pengumpan Pulau

  Jawa yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  11) memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan Pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara Udara Ahmad Yani;

  • – 12) memantapkan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Utara Pulau Jawa pada lintas Jakarta Cikampek – Jatibarang – Cirebon – Tegal – Pekalongan – Semarang – Kudus – Rembang –

  Bojonegoro - Surabaya yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ; 13) mengembangkan dan memantapkan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan

  Perkotaan Kedungsepur untuk mendukung pergerakan orang dan barang secara massal, cepat, aman, dan efisien 14) mengembangkan jaringan jalur kereta api cepat antarkota yang menghubungkan Jakarta-

  Semarang- Surabaya untuk meningkatkanketerkaitan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan PKN Kawasan Perkotaan Jabodetabek dan PKN Kawasan Perkotaan

  Laporan Akhir

  Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila) serta meningkatkan daya saing perekonomian Pulau Jawa 15) memantapkan pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Kendal dan Kota Semarang yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa, jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur

  16) memantapkan lintas penyeberangan Kendal-Kumai (Pulau Kalimantan), Semarang- Banjarmasin (Pulau Kalimantan),

  Semarang-Sampit (Pulau Kalimantan), serta Semarang- Pontianak (Pulau Kalimantan) yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  17) memantapkan Pelabuhan Tanjung Emas untuk meningkatkan kegiatan ekspor-impor yang mendukung perkembangan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  18) memantapkan Pelabuhan Tanjung Emas yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;

  19) memantapkan Bandar Udara Ahmad Yani yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa, jaringan jalan pengumpan Pulau Jawa yang menghubungkan Semarang- Ungaran, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  20) memantapkan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Semarang-Cirebon untuk meningkatkan pelayanan wilayah jaringan distribusi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  21) mengembangkan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Semarang-Gresik dan Kalimantan Timur-Semarang untuk meningkatkan pelayanan wilayah jaringan distribusi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  22) merehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali pada Jaringan Transmisi Pantai Utara Jawa dan Jaringan Transmisi Pengumpan Selatan-Utara Jawa yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;

  23) mengendalikan perkembangan jaringan transmisi tenaga listrik bertegangan tinggi dengan memperhatikan kawasan perkotaandan kawasan permukiman tingkat kepadatan tinggi di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur

  24) merehabilitasi dan meningkatkan fungsi jaringan terestrial pada Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pantai Utara Jawa untuk menghubungkan antarpusat perkotaan nasional yang meliputi PKN Cilegon-PKN Serang-PKN Kawasan Perkotaan Jabodetabek-PKW Cikampek-Cikopo-PKW Indramayu-PKN Cirebon-PKW Tegal-PKW Pekalongan-PKN

  Laporan Akhir

  Kawasan Perkotaan Kedungsepur-PKW Kudus-PKW Tuban-PKN Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila-PKW Probolinggo-PKW Banyuwangi

  25) mengembangkan jaringan terestrial pada jaringan pelayanan pengumpan (feeder) di Pulau Jawa yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur-PKN Yogyakarta

  26) mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ; 27) mendayagunakan sumber air berbasis pada WS strategis nasional pada WS Jratunseluna

  (Provinsi Jawa Tengah) yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ; 28) mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Butak, Waduk

  Kaliombo, Waduk Kenteng, Waduk Nglangon, Waduk Rawa Pening, Waduk Sanggeh, dan Waduk (simo) untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air Baku bagi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;

  29) meningkatkan keterkaitan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan Kawasan Andalan Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur) dengan sektor unggulan pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan serta Kawasan Andalan Karimun Jawa dan Sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata ;

  30) mengembangkan fungsi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah vertikal ;

  31) merevitalisasi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional ;

  32) merevitalisasi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai simpul utama transportasi skala internasional, nasional, dan/atau regional ;

  33) membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;

  34) menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;

  35) menetapkan RDTR kota dan peraturan zonasi kota

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 9

3.3 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah a.

  Rencana Struktur Ruang Wilayah Sebagaimana RTRWN dan RTR Pulau Jawa-Bali, maka arahan yang terkandung dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah, ditetapkan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kedungsepur, yang meliputi wilayah perkotaan Kendal, Ungaran, Demak, Semarang, Purwodadi.

  Di Kawasan Kedungsepur, kota-kota yang ada berdasarkan skala pelayanannya dikelompokkan ke dalam skala pelayanan nasional, skala pelayanan wilayah, dan skala pelayanan lokal. Sistem perkotaan tersebut adalah: 1)

  Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Nasional (PKN): Kota Semarang; 2)

  Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW): Koridor Kota Ungaran-Bawen- Ambarawa, Kota Salatiga;

  3) Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Lokal (PKL): Kota Kendal, Kota Demak, Kota Purwodadi, Kota Ambarawa, Kota Bawen.

  Kawasan Strategis Kedungsepur merupakan salah satu kawasan strategis di Provinsi Jawa Tengah, yang terdiri dari 6 (enam) kabupaten/kota. Kawasan ini memiliki posisi yang strategis dalam pengembangan perwilayahan Provinsi Jawa Tengah maupun dalam konteks perwilayahan yang lebih luas. Posisi strategis ini antara lain meliputi:  Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Sebagai ibu kota

  Provinsi, Kota Semarang merupakan pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, sosial dan budaya bagi wilayah lainnya di Provinsi Jawa Tengah.  Berada di Jalur Utara Pulau Jawa yang merupakan penghubung Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Jawa Barat. Letak ini akan memberikan peluang di bidang perdagangan, jasa, pariwisata, atau kegiatan lain.

   Dilalui oleh jalur utama Provinsi Jawa Tengah, yaitu jalur Semarang – Bawen, Bawen – Surakarta, dan Bawen – Magelang – Yogyakarta. Jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Jawa Tengah bagian utara (Semarang, Kudus, Pekalongan, Tegal, dan sekitarnya) dan bagian selatan sampai barat (Surakarta, Magelang, Purwokerto dan sekitarnya).

   Dilalui oleh jalur-jalur nasional. Di Kota Semarang terdapat pelabuhan laut skala nasional sehingga mempermudah pula hubungan dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Selain pelabuhan di Kota Semarang, di Kabupaten Kendal nantinya juga akan

  Laporan Akhir dikembangkan Pelabuhan Samudra yang merupakan pelabuhan dengan skala internasional. Di bidang transportasi udara, telah tersedia Bandara Ahmad Yani di Kota Semarang sebagai bandar udara nasional yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia.  Memiliki akses pada pergerakan internasional. Pada Kota Semarang terdapat Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas. Kedua fasilitas ini merupakan akses penghubung Kawasan Kedungsepur menuju arus pergerakan internasional. Karenanya Kawasan Kedungsepur memiliki potensi pengembangan yang besar.

   Merupakan salah satu kawasan pusat pengembangan di Provinsi Jawa Tengah selain Kawasan Joglosemar. Kawasan Strategis Kedungsepur juga berimpit dengan kawasan- kawasan andalan yang ditetapkan dalam RTRW Nasional (Subosuka). Hal ini akan memberikan peluang bagi perkembangan sektor-sektor perekonomian, seperti pertanian, perdagangan, jasa, industri, dan pariwisata.

   Melingkupi kawasan-kawasan strategis yang mempunyai peran penting dalam skala regional, yaitu diantaranya kawasan industri sepanjang jalur Semarang – Demak; Semarang

  • – Kendal; dan Ungaran – Bawen; kawasan pariwisata berkembang seperti Bandungan, Rawa Pening, Ungaran, Kopeng dan sekitarnya; dan kawasan potensial

  produksi buah-buahan dan sayur-sayuran seperti Bandungan, Ungaran, Ambarawa dan sekitarnya.

   Memliki cukup banyak obyek wisata yang tersebar pada daerah Kabupaten/Kota di Kedungsepur, diantaranya Kota Lama Semarang, Rawa Pening, Museum Kereta Api Ambarawa, Jalan KA Tuntang-Ambarawa-Bedono, Masjid Agung Demak, dan Bledug Kuwu. Hal ini dapat menjadi potensi pengembangan wilayah bila disediakan sarana dan prasarana pendukung. Selain itu, dapat juga ditawarkan paket wisata terpadu antar lokasi wisata yang ada, sehingga hasil yang didapat tidak hanya dinikmati oleh satu daerah saja, tapi dinikmati bersama.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peluang-peluang yang dimiliki berkaitan dengan kedudukan Kawasan Strategis Kedungsepur adalah cukup besar, terutama peluang perekonomian yang bersifat sekunder dan tersier (industri, perdagangan, dan jasa).

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 12

  Laporan Akhir

  III - 13 KAB . KE NDAL KO TA S EM AR ANG

KAB . SE MARANG

KO TA S ALATIG A KAB . DE MAK KAB . G RO BO G AN KAB . JE PARA KAB . KUDU S KAB . BLO RA KAB . SR AG E N KAB . BO YO LALI KAB . MAG ELANG KAB . TEM ANG G UN G KAB . BATANG LAUT JAWA Hirarki #

  # # # S

  # # #

  # S # Gabus Geyer Bringin Toroh Wedung Wir osari Ngaringan Singorojo Patean Kradenan Dempet Pulokulon

  Suruh Sayung Brati Boja

Ber gas

Klambu Gubug Bonang Guntur Susukan Gajah Kedungjati Ungar an Limbangan

Bawen

Grobogan Kar angayung Jambu Mranggen Plantungan Kaliwungu Mijen_Smg Purwodadi Pr ingapus Getasan Kota Salatiga Sukorejo Tawangharjo Gunungpati Patebon Sumowono Wonosalam Banyubiru Tanggunghar jo Penawangan Karangawen Tengaran Karangtengah Genuk Br angsong Weleri Tegowanu Mijen_Dmk Kar anganyar Pagerr uyung Ngaliyan Rowosari Ambarawa Tugu

Tembalang

Cepiring Kota Demak Ngampel Tuntang Godong Kangkung Banyumanik Gemuh Ringinarum Kota Kendal

Pedurungan

Semarang Barat Pegandon Semarang Timur Gajahmungkur

Gayamsari

KAB . KE NDAL KO TA S EM AR ANG

KAB . SE MARANG

KO TA S ALATIG A KAB . DE MAK KAB . G RO BO G AN KAB . JE PARA KAB . KUDU S KAB . BLO RA KAB . SR AG E N KAB . BO YO LALI KAB . MAG ELANG KAB . TEM ANG G UN G KAB . BATANG LAUT JAWA Leg end a PETA RENCANA HIRARKI PE RKOTAAN KAWAS AN KEDUNGS EP UR BANTEK PENYUSUNAN RTR KAWASAN KEDUNGSEPUR

  # PKN #

  # PKL PKW Re l Kere ta A pi R en can a Re l Kere ta A pi Re l ker et a :

Sun gai

H AS IL A N AL ISI S SU M B ER Leg end a Bata s ka bup at en Bata s Ke cam at an Jalan Arte ri P rim er Jalan Ko le ktor P rim er Jalan Ko le ktor P rim er PET A VI -1 H AL : VI-7 2 SKA LA 4 6 8 10 Km N E W S D EPAR T EM EN PEK ER JAA N U M UM DIR EK T ORA T JEN DE RA L PEN AT AAN R UA NG RPI2-JM 2015 – 2019 KAB KENDAL PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Soekarno-Hatta No 96 Kendal Telp. (0294) 381395

3.4 Arahan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Kendal

3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kendal

  Skenario utama pengembangan struktur ruang di Kabupaten Kendal adalah:

  Daerah utara difokuskan pada pengembangan pertanian dan daerah selatan difokuskan pada perlindungan alam/ pelestarian kawasan lindung, dengan demikian pengembangan permukiman difokuskan pada daerah tengah Kabupaten Kendal.

  Untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal diperlukan kebijakan yang mendukungnya. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Kendal antara lain:

  1. Pengembangan dan pemantapan kawasan industri pesisir timur;

  2. Pengembangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri;

  3. Pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian utara;

  4. Pengembangan agropolitan di bagian selatan;

  5. Pengembangan minapolitan di bagian utara;

  6. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu;

  7. Pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan;

  8. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki;

  9. Pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah;

  10. Pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di bagian tengah;

  11. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan; dan

  12. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

3.4.2 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kendal

  Kebijakan yang sudah ditetapkan diatas sebagai salah satu langkah untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Kendal harus ditunjang dengan strategi, sehingga kebijakan yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan. Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal sebagai berikut:

  

a. Strategi Pemantapan Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Industri di Pesisir

Timur Kabupaten Kendal

  Strategi pemantapan pengembangan dan pemantapan kawasan industri di pesisir timur Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengarahkan seluruh kegiatan industri baru di kawasan peruntukan industri Kaliwungu; 2) Mengembangkan kegiatan industri yang berbahan baku lokal dengan mempertimbangkan keterkaitan proses produksi mulai dari industri hulu dan industri hilir serta industri antara,

  Laporan Akhir yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktivitas sosial; 3)

  Membangun sarana dan prasarana dasar kawasan; dan 4)

  Membangun fasilitas penunjang berupa pusat perdagangan sebagai sarana promosi produk insdustri dan perumahan khusus untuk pekerja industri.

  

b. Strategi Pemantapan Pengembangan Sarana Prasarana Wilayah untuk Mendukung

Kegiatan Industri

  Strategi pemantapan pengmebangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri, meliputi: 1)

  Meningkatkan akses dari kawasan industri ke pelabuhan dan pasar; 2)

  Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kawasan industri; dan 3) Mengembangkan trayek angkutan penumpang ke kawasan industri.

  

c. Strategi Pemantapan Pengembangan Kegiatan Pertanian Produktif dan Prospektif di

Bagian Utara Kabupaten Kendal

  Strategi pemantapan pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian utara Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mempertahankan secara ketat dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian produktif; 2)

  Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis bagian utara; 3)

  Meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan pertanian terpadu dengan sistem pengolahan dan pemasaran; 4) Menetapkan kawasan lahan pertanian perkelanjutan; dan 5) Meningkatkan fungsi prasarana irigasi yang sudah ada.

  d. Strategi Pemantapan Pengembangan Agropolitan di Bagian Selatan

  Strategi pemantapan pengembangan agropolitan di bagian selatan Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengembangan kawasan agrapolitan, meliputi: (i) Kecamatan sukorejo; (ii)

  Kecamatan boja; dan (iii) Kecamatan limbangan. 2) Mengembangkan komoditi unggulan pertanian sesuai dengan potensi kawasan.

  e. Strategi Pemantapan Pengembangan Minapolitan di Bagian Utara

  Strategi pemantapan pengembangan minapolitan di bagian utara Kabupaten Kendal, meliputi: 1) Mengembangan kawasan minapolitan dan dilengkapi dengan sistem minabisnis; dan 2)

  Mengembangkan komoditi unggulan perikanan sesuai dengan potensi kawasan

  Laporan Akhir

  

f. Strategi Pemantapan Pengembangan Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Hasil Non

Kayu

  Strategi pemantapan pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu untuk mendukung sistem agropolitan di kawasan penyangga Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengganti tanaman semusim dengan tanaman tahunan; 2)

  Mengembangkan tanaman tahunan dengan hasil non kayu yang memiliki nilai ekonimi tinggi; dan 3)

  Mengembangkan sistem tumpang sari untuk meningkatkan fungsi ekonomi dan konservasi lahan;

  

g. Strategi Pemantapan Pengembangan Kegiatan Peternakan di Bagian Selatan

Kabupaten Kendal

  Strategi pemantapan pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengembangkan hijauan pakan ternak; 2)

  Mengembangan fasilitas pemasaran hasil ternak; dan

3) Pengembangan peternakan modern.

h. Strategi Pemantapan Pengembangan Pusat-Pusat Pelayanan Secara Berhirarki

  Strategi pemantapan pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki di Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Menetapkan hirarki pelayanan kota sesuai peran dan fungsi; 2) Memantapkan pusat pelayanan lingkungan; dan

3) Memacu pertumbuhan permukiman baru di sekitar PPK.

i. Strategi Pengembangan dan Pemantapan Sistem Prasarana Wilayah Kabupaten Kendal

  Strategi pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengintegrasikan perencanaan pembangunan prasarana antar perkotaan dan antar sektor dalam wilayah Kabupaten yang efektif, efisien dan terpadu; 2)

  Mengembangkan keterpaduan jaringan drainase dan air minum antar wilayah Kabupaten; dan 3) Meningkatkan kerjasama dan integrasi dalam pengelolaan dan penanganan limbah baik domestik maupun non domestik, lintas wilayah dan lintas sektoral.

  Laporan Akhir

  

j. Strategi Pemantapan Pengembangan Kelengkapan Sarana Prasarana Permukiman di

Bagian Tengah Wilayah Kabupaten Kendal

  Strategi pemantapan pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di wilayah bagian tengah Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mengarahkan pertumbuhan baru permukiman ke bagian tengah, meliputi: i.

  Kecamatan Ringinarum; ii.

  Kecamatan Pegandon; iii.

  Kecamatan Ngampel; Dan iv.

  Kecamatan Gemuh. 2)

  Meningkatkan dan memberbaiki prasarana jalan yang menuju bagian tengah Kabupaten Kendal;

  3) Menyediakan prasarana dan sarana pendukung permukiman;

  

k. Strategi Pemantapan Pengendalian Secara Ketat Terhadap Kawasan Lindung di Bagian

Selatan Wilayah Kabupaten Kendal

  Strategi pemantapan pengembangan secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan Kabupaten Kendal, meliputi: 1)

  Mempertahankan dan memulihkan fungsi hutan lindung; 2)

  Memulihkan kawasan lindung resapan air; 3)

  Meningkatkan memulihkan kawasan lindung setempat; 4)

  Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung cagar budaya dan cagar alam; 5) Mempertahankan luasan kawasan lindung ; 6)

  Mengembangkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat; 7)

  Meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan hutan lindung; 8) Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung; dan 9) Meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

  

l. Strategi Peningkatan Fungsi Kawasan Pertahanan untuk Kepentingan Pertahanan dan

Keamanan Negara

  Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara di Kabupaten Kendal, meliputi: 1) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau budidaya di luar kawasan pertahanan dan keamanan; 2)

  Mengembangkan peruntukan budidaya di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan secara selektif; dan 3) Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

  Laporan Akhir

3.4.3 Kawasan Strategis Kabupaten Kendal a.

  Kawasan Strategis Ekonomi Kawasan Strategis Ekonomi adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan Strategis Ekonomi dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Kawasan Strategis EKonomi dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di Kawasan Strategis Ekonomi diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain insentif pajak daerah dan retribusi daerah, pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan lain. Di Kawasan Strategis Ekonomi diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Kawasan Strategis Ekonomi terdiri atas satu atau beberapa Zona: 1)

  Zona pengolahan ekspor” adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan industry yang produksinya ditujukan untuk ekspor. 2) Zona Logistik; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalam negeri dan dari luar negeri. 3) Zona Industri; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi, serta agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau untuk dalam negeri. 4)

  Zona Pengembangan teknologi; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi. 5)

  Zona Pariwisata; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, perjalanan insentif dan pameran, serta kegiatan yang terkait.

  Laporan Akhir

  6) Zona Energi; adalah area yang diperuntukkan antara lain untuk kegiatan pengembangan energi alternatif, energi terbarukan, teknologi hemat energi, dan pengolahan energi primer.

7) Zona ekonomi lain : antara lain dapat berupa Zona industri kreatif dan Zona olahraga.

  Penetapan batas wilayah kawasan strategis ekonomi Kabupaten Kendal didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Industri Kaliwungu Kendal yang merupakan bagian dari pengembangan area yang terdapat di kawasan industri Kaliwungu Kendal. Kawasan ini dialokasikan berada di selatan kawasan Pelabuhan Kendal. Selain itu kawasan strategis ekonomi Kabupaten Kendal juga ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kawasan Strategis Ekonomi adalah kawasan dengan karakteristik yang khas yaitu kawasan dimana diberikan kemudahan-kemudahan baik berupa insentif maupun pembebasan pajak untuk komoditas perdagangan tertentu. Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi ini nantinya diharapkan mampu meingkatkan daya saing kawasan industri Kaliwungu sehingga dapat mempercepat pertumbuhan kawasan ini. Kawasan Strategis Ekonomi direncanakan berada di Kecamatan Kaliwungu, tepatnya di 4 (empat) desa, yaitu: Desa Mororejo, Desa Wonorejo, sebagian Desa Krajan Kulon, dan sebagian Desa Kutoharjo dengan luas kurang lebih 1064 Ha. Kawasan Strategis Ekonomi ini rencananya berada di dalam Kawasan Industri Kaliwungu. Rencana penempatan Kawasan Strategi Ekonomi ini dilakukan atas dasar pertimbangan kemudahan akses dari pelabuhan Kendal yang nantinya akan menjadi pintu gerbang bagi distribusi barang yang akan masuk ke Kawasan Industri maupun ke Kabupaten Kendal.

  Penetapan kawasan ini sebagai kawasan strategis ekonomi tentu akan membawa implikasi yang sangat luas terhadap perekonomian dan perubahan lingkungan. Hal ini menuntun adanya ketersediaan acuan perencanaan pemanfaatan ruang yang lebih detai untuk mengarahkan perkembangan kawasan sesuai dengan peran, fungsi tetapi tidak melampaui daya dukung dan daya tampungnya.

b. Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

  Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup diantaranya adalah kawasan strategis topografis yang merupakan daerah dengan kelerengan lebih dari 40% dan kawasan Cekungan Air Tanah (CAT). Kawasan topografi lebih dari 40% meliputi Kecamatan Plantungan, Sukorejo, dan Limbangan. Sedangkan kawasan CAT Ungaran-Kendal meliputi

  Laporan Akhir sebagian wilayah Kecamatan Limbangan dan Boja dengan luas kurang lebih 17.876,85 Ha. Pada kawasan tersebut perlu dilakukan pembatasan dan pelarangan pengembangan kegiatan untuk menjaga kelestarian kawasan, penetapan fungsi lindung dan tidak boleh dialihfungsikan sebagai kawasan budidaya. Termasuk dalam kategori kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah daerah kritis di pegunungan selatan yang rentan terhadap bencana longsor dan mengakibatkan bahaya banjir di bagian hulu atau bagian bawah. Kondisi ini menuntut perlakuan yang lebih arif terhadap upaya pemanfaatan lahan di kawasan ini melalui penyusunan rencana yang lebih rinci.

c. Kawasan Strategis Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan/atau Teknologi Tinggi

  Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Pasal 102 yang menyebutkan bahwa kawasan panas bumi Gunung Ungaran termasuk dalam satuan wilayah Kabupaten Kendal merupakan kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi. Kawasan panas bumi Gunung Ungaran ditetapkan sebagai kawasan strategis Kabupaten Kendal perlu didukung dengan penyusunan rencana rinci untuk menangani dan mengelola kawasan secara lebih baik dan berkelanjutan karena terkait dengan kawasan yang ada di sekitarnya yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung.

  Berikut ditampilkan peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kendal, untuk melihat sebaran yang ada di Kabupaten Kendal

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 21 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KAB. KENDAL (RPI2-JM) 2015 – 2019

  Laporan Akhir