Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN OKU SELATAN

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 5.1. 1. Tujuan Penataan Ruang.

  Tujuan kebijakan dan strategi penataan ruang sebagaimana tercantum dalam peraturan daerah kabupaten oku selatan no 13 tahun 2012.Adapun Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten yang ingi n di capai pada masa yang akan datang (20 tahun).berdasarkan pada visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten ,karakteristik wilayah kabupaten,isu strategi dan kondisi obyektif yang diiinginkan,maka berikut ini adalah tujuan penataan ruang kabupaten OKU Selatan :

  “MEWUJUDKAN RUANG WILAYAH YANG SEIMBANG, SERASI, AMAN,

  

NYAMAN,PRODUKTIF,DAN BERKELANJUTAN BERBASIS P ERTANIAN,

PERKEBUNAN,PERIKANAN,PARIWISATA,DAN PERTAMBANGAN UNTUK

TERCAPAINYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN MENGOPTIMALKAN

DAN MENSINERGIKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA” 5.1. 2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang (Renstra)

  Untuk mencapai tujuan penataan ruang tersebut, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten OKU Selatan adalah :

  1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan;

  2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

  3. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maup un yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

  4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

  5. Untuk memastikan terintegrasinya prinsip -prinsip pembangunan berkelanjutan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Psl 15 ayat 1eUU 32/2009)

  Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang dari Kabupaten OKU Selatan adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan organisasi ruang wilayah kabupaten yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki dan mencakup seluruh ruang wilayah kabupaten;

  2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana perkotaan secara terpadu dan merata di seluruh Kabupaten OKU Selatan;

  3. Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten OKU Sela tan yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung dalam kewenangan Kabupaten;

  4. Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan; dan

  5. Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan).

6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

A. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten.

  Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Kabupaten terdiri dari kebijakan pengembangan pusat-pusat pelayanan kegiatan dalam Kabupaten serta kebijakan dan strategi pengembangan prasarana dan sarana Kabupaten.

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan

  Kebijakan pengembangan sistim pusat-pusat pelayanan, adalah:

  1. Pengembangan Pusat Pelayanan Kabupaten yang seimbang dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi dan peran Kabupaten serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam wilayah Kabupaten, provinsi maupun nasional.

  2. Pengembangan sub pusat pelayanan Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata, seimbang dan efisien yang saling terkait satu sama lain. Strategi pengembangan pusat pelayan Kabupaten yang seimbang dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi dan peran Kabupaten serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam wilayah Kabupaten, provinsi maupun nasional sebagaimana huruf (1), adalah: a.

  Membagi, menetapkan dan mengembangkan

  5 Pusat Pelayanan Kabupaten (PPK), yaitu PPK Buay Pemaca, PPK Pulau Beringin ,PPK Simpang ,PPK Buay Sandang Aji, dan PPK Muaradua Kisam . Strategi ini dilaksanakan dalam rangka pencapaian pengembangan wilayah yang seimbang. Strategi akan dilaksanakan melalui pelaksanaan program-program yang memacu pengembangan wilayah tersebut dan pengendalian perkembangan di Pusat Kabupaten OKU Selatan.

  b.

  Mengembangkan kegiatan yang berfungsi sebagai fungsi primer. Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kegiatan yang berfungsi primer di lokasi Pusat Pelayanan Kabupaten sehingga kegiatan tersebut a kan mampu meningkatkan pelayanan dalam skala Kabupaten dan regional,sesuai dengan fungsi Kabupaten OKU Selatan sebagai Kota Wisata. Strategi Pengembangan sub pusat pelayanan Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata, seimbang dan efisie n yang saling terkait satu sama lain sebagaimana disebutkan pada huruf (2) adalah:

  a. Membagi, menetapkan dan mengembangkan Kabupaten OKU Selatan menjadi 9 SWK (Sub Wilayah Kabupaten). Strategi ini ditujukan agar pengembangan wilayah dapat dilaksanakan secara seimbang dan merata, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kegiatan yang berfungsi sekunder.

  b. Mengembangkan kegiatan ekonomi pada masing-masing SWK yang mampu mendorong perkembangan wilayah dan menyerap tenaga kerja pada SWK tersebut. St rategi ini ditujukan agar terjadi pergeseran kegiatan ekonomi yang selama ini terpusat di pusat Kabupaten menjadi menyebar ke seluruh sub wilayah Kabupaten.

  c. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pada masing-masing sub wilayah Kabupaten sesuai dengan skala pelayanan dan daya dukung kawasan. Strategi ini diharapkan bisa mendorong perkembangan sub wilayah Kabupaten agar lebih mandiri dalam menyediakan ruang untuk kegiatan ekonomi.

  d. Mendorong pembangunan di Sub Wilayah Kabupaten yang letaknya di pinggiran dan meng endalikan pembangunan fisik di SWK Pusat Kabupaten. Strategi ini dilaksanakan agar beban pusat Kabupaten semakin berkurang dan disisi lain perkembangan wilayah pinggiran Kabupaten menjadi lebih cepat.

  b.

  

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Kabupaten.

  Kebijakan pengembangan sistem prasarana dan sarana Kabupaten adalah Peningkatan ketersediaan jaringan prasarana dan sarana Kabupaten yang berkualitas, merata, sesuai prioritas dan daya dukung, meliputi:

  1. Peningkatan kelancaran mobilitas antar w ilayah dalam rangka mendorong

  kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana dan sarana transportasi dan keterpaduan antar moda.

  2. Pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman, nyaman dan murah.

  3. Peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai saran a pengendalian banjir dengan sistem jaringan drainase yang terpadu, berhirarki dan efisien.

  4. Peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan berkelanjutan.

  5. Pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah sampah menjadi barang yang berguna, serta mengurangi dampak negatif akibat sampah.

  

6. Peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru Kabupaten sesuai

kebutuhan dengan seminimal mungkin mengurangi ketersediaan ruang terbuka.

  

7. Peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana pengembangan jaringan

jalan dan pusat kegiatan penduduk.

  8. Pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan kebutuhan penduduk disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan.

  

9. Peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas, merata dan

terjangkau.

  10. Peningkatan kegiatan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten dan penyerapan tenaga kerja.

  11. Peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi.

  12. Peningkatan ruang untuk fasilitas olah raga dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan prestasi olah raga.

  Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Kabupaten, strategi untuk peningkatan kelancaran mobilitas antar wilayah dalam rangka mendorong kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana dan sarana transportasi dan keterpaduan antar moda sebagaimana disebut angka 1 diatas adalah: a. Membangun jalan-jalan baru dan meningkatkan kualitas jalan yang sudah ada.

  Strategi ini dilaksanakan untuk memperlancar arus lalu lintas. Selain itu adanya ruas-ruas jalan yang kurang baik akan menyebabkan waktu tempuh menjadi lebih lama sehingga diperlukan program peningkatan kualitas jalan.

  b. Meningkatkan fasilitas jalan seperti rambu, lampu, marka, dan sebagainya. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan keteraturan, keamanan dan kenyaman an lalu lintas.

  c. Merenovasi fasilitas transportasi udara. Transportasi udara sangat penting bagi aksesibilitas Kabupaten OKU Selatan yang menghubungkan Kabupaten OKU Selatan dengan Kabupaten-Kabupaten lain di Indonesia, oleh karena itu perlu dihidupkan kembali peran transportasi udara di Kabupaten OKU Selatan d. Meningkatkan kualitas manajemen sistem transportasi. Strategi ini dilaksanakan agar sistem transportasi bisa lebih terpadu, efisien dan berkelelanjutan.

  Strategi untuk pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman, nyaman dan murah sebagaimana disebut dalam angka 2 diatas adalah: a. Mengembangkan angkutan masal yang sesuai dengan karakteristik Kabupaten. dikarenakan jenis moda ini yang saat ini paling mudah untuk dilaksanakan, membutuhkan ruan g yang relatif tidak terlalu besar dan mempunyai kapasitas angkut yang cukup besar.

  b. Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung angkutan masal (terminal, halte, dll). Angkutan umum/masal membutuhkan sarana- prasarana pendukung antara lain jalur, halte, marka, pos pelayanan dan terminal.

  Strategi untuk peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian banjir dengan sistem jaringan drainase yang terpadu, berhirarki dan efisien sebagaimana disebut dalam angka 3 diatas, adalah:

  a. Pembangunan dan peningkatan saluran primer, sekunder dan saluran lingkungan sesuai dengan kondisi kawasan, berhirarki dan saling terkait satu sama lain.

  Fungsi saluran drainase sangat vital sebagai pengendali aliran air dan banjir.

  b. Memanfaatkan dengan baik jaringan drainase alami baik sungai, anak sungai maupun rawa. Strategi ini ditujukan untuk memaksimalkan manfaat dari adanya drainase alami. Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten OKU Selatan dilalui sungai. Sungai-sungai yang besar antara lain Sungai Saka,Sungai Selabung d an Sungai Komering . Anak-anak sungai ini mengalami penurunan fungsi drainase akibat adanya sedimentasi, sampah dan tumbuhan liar. Upaya-upaya normalisasi sungai dan anak sungai perlu terus dilakukan agar sungai dapat berfungsi dengan baik.

  Strategi untuk peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan berkelanjutan sebagaimana disebut angka 4 diatas, adalah: a. Menambah kapasitas produksi air bersih. Strategi ini merupakan strategi paling utama dalam rangka peningkatan cakupan layanan air bersih. Kapasitas produksi dapat dilakukan dengan membangun Instalasi Pengelolaan Air bersih di lokasi- lokasi yang belum terjangkau layanan selama ini.

  b. Membangun jaringan distribusi baru dan perbaikan jaringan yang sudah tua.

  c. Mengurangi tingkat kebocoran air. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan tanpa menambah kapasitas, akan tetapi mengurangi tingkat kebocoran baik teknis maupun non teknis. Strategi untuk pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah sampah menjad i barang yang berguna, serta mengurangi dampak negatif akibat sampah sebagaimana disebut angka 5 diatas, adalah: a.

  Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan cakupan layanan persampa han. Prasarana dan sarana persampahan yang sudah ada saat ini meliputi alat pengumpul, alat pengangkut dan penampungan akhir. Seiring dengan pertambahan penduduk dan berkembangnya kegiatan penduduk, maka timbulan sampah dipastikan akan selalu meningkat, ma ka diperlukan program-program dalam rangka meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan yang berkualitas dan memadai.

  b.

  Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sebagaimana diketahui, bahwa sampah merupakan pr oduk masyarakat, maka agar pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilaksanakan upaya-upaya meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat agar dapat mengelola sampah yang dihasilkannya mulai dengan kesadaran untuk mengurangi produksi sampah, membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, memanfaatkan sampah dan mendaur ulang sampah.

  Strategi untuk peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru Kabupaten sesuai dengan kebutuhan tanpa mengurangi ketersediaan ruang terbuka sebaga imana disebut angka 6 diatas adalah:

  a. Mengembangkan jaringan telepon bawah tanah. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan layanan telekomunikasi dengan memanfaatkan sedikit ruang.

  b. Mengembangkan jaringan telepon seluler/nirkabel dengan membangun menara bersama. Saat ini pertumbuhan menara telepon seluler cukup pesat di Kabupaten OKU Selatan . Perkembangan ini akan membawa dampak pada berkurangnya ruang terbuka dan ada beberapa menara yang didirikan tidak sesuai dengan rencana tata ruang kawasan. Untuk mengurangi dampak tersebut, maka dilakukan dengan cara pendirian menara seluler yang bisa dipakai bersama.

  Strategi untuk peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana pengembangan jaringan jalan dan pusat kegiatan penduduk sebagaimana disebut angka 7 d iatas adalah:

  a. Mengembangkan jaringan energi sesuai dengan pengembangan jaringan jalan dan memperhatikan sistem permukiman Kabupaten. Strategi diterapkan agar pemenuhan kebutuhan energi kepada masyarakat bisa lebih optimal dan berkelanjutan, meminimalkan ke butuhan ruang dan memadukan dengan jaringan prasarana yang lain (jalan, telepon, air bersih, drainase).

  b. Mengembangkan jaringan gas rumah tangga. Strategi ini dilaksanakan untuk mendukung kebijakan pemerintah mengenai penggunaan gas sebagai sumber energi rumah tangga.

  Strategi untuk pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan kebutuhan penduduk disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan sebagaimana disebut angka 8 diatas adalah:

  Membangun sarana sekolah dan sarana pendukungnya di pus at-pusat a. permukiman. Strategi ini diterapkan agar sekolah dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk.

  Meningkatkan kualitas pendidikan.

  b.

  Strategi untuk peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau sebagaimana disebut angka 9 diatas adalah: Membangun sarana kesehatan sesuai dengan skala pelayanan dan kebutuhan a. penduduk. Strategi ini ditujukan untuk menyediakan sarana kesehatan secara merata, sesuai dengan daya dukung penduduk dan tingkat pelayanan yang akan diberikan. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Strategi dapat dilaksanakan melalui b. serangkaian program dan kegiatan antara lain peningkatan kualitas tenaga kesehatan, kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit.

  Strategi untuk peningkatan kegiatan perdagangan dala m mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten dan penyerapan tenaga kerja sebagaimana disebut angka 10 diatas adalah: Meningkatkan ketersediaan sarana perdagangan disertai fasilitas pendukungnya.

  a.

  Sarana perdagangan sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan s ektor perdagangan, sehingga perlu dikembangkan sarana perdagangan yang letaknya strategis dan didukung fasilitas yang memadai. Menyediakan ruang-ruang untuk pengembangan sektor informal. Strategi ini b. ditujukan untuk menata keberadaan sektor informal, terutama pedagang-pedagang kaki lima dan usaha-usaha informal lainnya.Sektor informal harus tetap dikembangkan karena dapat menyerap banyak tenaga kerja, hanya saja perkembangan tersebut perlu diikuti dengan upaya-upaya penataan.

  Strategi untuk peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi sebagaimana disebut angka 11 diatas adalah: Membangun sarana ibadah sesuai dengan kebutuhan penduduk di lokasi pusat-pusat permukiman dan kegiatan penduduk.

  Strategi untuk peningkatan ruang untuk fasilitas olah rag a dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan prestasi olah raga sebagaimana disebut angka 12 diatas adalah:

  Memanfaatkan ruang terbuka sebagai sarana olah raga dan rekreasi. Strategi ini a. dilakukan agar kegiatan olah raga dapat dilakukan dengan mema nfaatkan ruang terbuka khususnya ruang non hijau seperti halaman dan tanah-tanah kosong.

  Mempertahankan dan meningkatkan kualitas sarana olah raga yang sudah ada.

  b.

  Beberapa sarana olah raga resmi seperti stadion dan lapangan olah raga akan tetap dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

  Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang B.

  Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

  Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung.

  a. Kebijakan pengembangan kawasan lindung adalah:

  Pelestarian kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung 1. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan 2. dan kawasan lindung.

  Strategi pengembangan kawasan lindung b.

  Strategi untuk pelestarian kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung sebagaimana disebut angka 1 adalah: Identifikasi kawasan Kabupaten yang dapat difungsikan sebagai kawasan lindung. 1) Kawasan lindung di Kabupaten akan diidentifikasi mengenai lu asannya dan lokasinya agar lebih mudah dalam penetapannya. Menetapkan lokasi dan delineasi kawasan lindung Kabupaten. Kawasan lindung 2) perlu didelineasi secara pasti kemudian ditetapkan agar tetap terjaga keberadaannya. Mewujudkan RTH minimal 30 % dari luas wilayah Kabupaten. Strategi ini 3) dilaksanakan untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30% seperti yang diamanatkan Undang-undang penataan ruang, karena RTH merupakan salah satu unsur kawasan lindung. 4) Luas kawasan hutan lindung di kabupaten OKU Selatan ± 111.289 Ha,terletak di 13 (Tiga Belas)kecamatan meliputi :

  1. Mekakau Ilir

  2. Banding Agung

  3. Simpang

  4. Buana Pemaca

  5. Muaradua

  6. Buay Sandang Aji

  7. Tiga Dihaji

  8. Runjung Agung

  9. Kisam Tinggi

  10. Muaradua Kisam

  11. Pulau Beringin

  12. Sindang Danau

  13. Sungai Are Strategi untuk pen cegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan dan kawasan lindung sebagaimana disebut angka 2 adalah: 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan.

  Strategi ini akan berpengaruh nyata terhadap pelestarian kawasan lindung, karena apabila masyarakat menyadari pentingnya pelestarian kawasan lindung, maka mereka mempunyai rasa memiliki. 2) Menerapkan disinsentif pada kawasan-kawasan lindung. Strategi disinsentif ini dapat dilakukan melalui minimalisasi prasarana dan sarana di kawasan lindung, pengenaan aturan-aturan yang ketat, dan sebagainya.

  3) Membangun jalur hijau atau buffer di sekeliling kawasan yang tidak boleh dibangun (rawa konservasi, kolam retensi, areal TPA sampah).

c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya.

  Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya.

  Peningkatan dan pengembangan kawasan budidaya secara serasi, terpadu, efisien, produktif dan berkelanjutan, meliputi:

  1. Pengembangan permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal yang layak dan terjangkau.

  2. Pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu, efisien dan lengkap dalam rangka meningkatkan pelayanan publik

  3. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman dan berdaya saing

  4. Pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien, produktif dan berkelanjutan serta didukung dengan prasarana dan sarana yang lengkap

  5. Pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi, karakteristik dan jenis wisata unggulan

  6. Pengembangan kawasan pertanian yan g mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

  Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

  Strategi untuk pengembangan permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal yang layak dan terjangkau sebagaimana disebut angka 1 adalah: a. Mendorong pengembangan perumahan di wilayah baru dengan pola

  Kasiba/Lisiba. Pengembangan kawasan dengan pendekatan Kasiba-Lisiba diharapkan akan bida menyediakan permukiman dan perumahan kepada penduduk secara terpadu dan efisien.

  b. Mengembangkan perumahan secara vertikal untuk kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada.

  Sebagaimana diketahui bahwa lahan di pusat Kabupaten semakin mahal dan terbatas, sehingga diperlukan intensifikasi pemanfaatan lahan melalui pembangunan secara vertikal. Menata, merehabilitasi dan meremajakan kawasan perumahan/permukiman yang c. rendah kualitas lingkungannya. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter khu sus dari d. alih fungsi dan perubahan fisik bangunan. Strategi untuk pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu, efisien dan lengkap dalam rangka meningkatkan pelayanan publik sebagaimana disebut angka 2, adalah: Menempatkan kantor pemerinta han didalam satu lokasi yang terpadu dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana. Strategi ini dilaksanakan agar pelayanan publik dapat dilaksanakan secara lebih efisien. Masyarakat akan dapat langsung menuju pada satu lokasi pusat pemerintahan. Peletakan pusat pemerintahan dalam satu lokasi juga akan lebih memudahkan koordinasi dan komunikasi. Strategi untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman dan berdaya saing sebagaimana disebut angka 3, adalah:

  Merevitalisasi atau meremajakan kawasan pasar yang tidak tertata dan/atau a. menurun kuallitas pelayanannya dengan tanpa mengubah kelas dan/atau skala pelayanannya yang telah ditetapkan.

  Meletakan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman dan b. berdaya saing. Sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor yang sangat tergantung dari nilai strategis lokasi, terutama aksesibilitas.

  Mendorong perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa pada pusat-pusat c. primer dan sekunder. Strategi ini ditujukan untuk mendorong terb entuknya pusat- pusat pertumbuhan di masing-masing pusat sub wilayah Kabupaten.

  Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien, produktif dan berkelanjutan serta didukung dengan prasarana dan sarana yang lengkap sebagaimana disebut angka 4, adalah: a. Mengidentifikasi jenis industri yang sudah berkembang dan yang akan dikembangkan, kemudian membentuk kluster-kluster industri dan ditempatkan dalam lokasi-lokasi sesuai dengan klusternya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri.

  b. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan. Proses produksi industri selama ini cenderung menjadi faktor utama pencemaran baik udara, air maupun tanah. Semakin banyak kegiatan industri dikhawatirkan akan meningkatkan kadar pencemaran, oleh karena itu p erlu dikembangkan industri-industri yang ramah lingkungan.

  c. Menempatkan kawasan industri di lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku, sumber tenaga kerja, jalan arteri dan pemasaran. Stategi ini dilaksanakan agar kinerja sektor industri menjadi lebih efis ien, mengurangi tingkat mobilitas sumber daya industri dan meningkatkan daya saing industri.

  d. Merelokasi kawasan industri yang sudah tidak sesuai dengan peruntukannya. Di beberapa kawasan terdapat industri-industri yang sekarang ini sudah berlokasi dekat dengan lingkungan perumahan/permukiman dan di lokasi yang sudah tidak diperuntukan sebagai kawasan industri, oleh karena itu perlu dilakukan relokasi terhadap industri tersebut, minimal tidak lagi ada industri baru.

  Strategi untuk pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi, karakteristik dan jenis wisata unggulan, sebagaimana disebut angka 5, adalah:

  a.

  Mengidentifikasi, menetapkan dan delineasi kawasan-kawasan pariwisata. Strategi ini dilaksanakan agar kawasan pariwisata dapat dikembangkan secara khusus dan fokus tidak tercampur dengan pemanfaatan lain.

  b.

  Mengembangkan wisata MICE (Meeting, Insentive, Convention, Exibition). Saat ini telah sangat berkembang wisata jenis ini di Kabupaten OKU Selatan, dan untuk di masa mendatang wisata ini sangat poten sial sebagai salah satu jenis wisata yang bisa menarik banyak wisatawan. Pemerintah hanya harus mempersiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung wisata ini. c.

  Melestarikan kawasan wisata sejarah dan budaya Kabupaten OKU Selatan . Banyak sekali obyek wi sata sejarah di Kabupaten OKU Selatan yang sangat potensial untuk dikembangkan.

  d.

  Melengkapi kawasan pariwisata dengan fasilitas yang mendukung. Strategi ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata yang sudah ada. Banyak obyek wisata yang men jadi kurang menarik karena kurangnya fasilitas pendukung.

  e.

  Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan pariwisata. Strategi ini dilaksanakan agar obyak wisata lebih mudah dicapai oleh wisatawan.

  Strategi untuk pengembangan kawasan pertanian yang mampu meningkatk an produktivitas sektor pertanian sebagaimana disebut angka 6, adalah:

  a.

  Mempertahankan lahan produktif dari alih fungsi lahan menjadi lahan terbangun. Strategi ini sangat penting karena lahan pertanian subur semakin terbatas, sehingga apabila terjadi alih fungsi lahan tersebut, maka akan mengurangi lahan pertanian subur yang akan berdampak pada luas tanaman dan mengurangi hasil pertanian.

  b.

  Mengembangkan kegiatan pertanian selain padi antara lain palawija dan buah- buahan. Struktur tanah di Kabupaten OKU Selat an cocok untuk dikembangkan budidaya palawija dan buah-buahan. Palawija dan buah-buahan dapat dibudidayakan di lahan pertanian yang tidak perlu adanya irigasi teknis, bahkan bisa dilakukan di pekarangan.

  c.

  Memanfaatkan lahan pasang surut sebagai lahan pertan ian. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian lahan di Kabupaten OKU Selatan adalah rawa dan lahan pasang surut. Lahan ini bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

  d.

  Mengembangkan kegiatan sektor peternakan dan perikanan. Sebagian lahan di Kabupaten OKU Selatan juga berupa air, sehingga cocok sebagai area budidaya perikanan darat.

  Memanfaatkan teknologi budidaya pertanian. Strategi ini dilaksanakan untuk e. meningkatkan hasil pertanian tanpa menambah lahan pertanian. Pemanfaatan teknologi pertanian akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.

  Mengembangkan konsep agropolitan sebagai pengembangan kawasan pertanian f. terpadu.

  Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten. 

  Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis A. Peningkatan potensi kawa san strategis sebagai kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten, tempat pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan hidup.

  Strategi Pengembangan Kawasan strategis B.

  Mengidentifikasi dan menetapkan kawasan strategis Kabupaten berdas arkan 1. kriteria penetapan kawasan strategis Menyusun rencana tata ruang kawasan strategis sebagai tindak lanjut 2. Identifikasi potensi kawasan strategis dilanjutkan dengan perencanaan program 3. pengembangan kawasan strategis. Memprioritaskan pengembangan Kawasa n Strategis dengan konsep 4. keterpaduan Rencana Struktur Ruang. 5.1. 3.

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten adalah rencana susunan pusat-pusat pelayanan kegiatan Kabupaten yang berhirarki sampai 20 tahun mendatang yang satu sama lain dihubungkan sistem jaringa n prasarana wilayah Kabupaten. Memperhatikan definisi tersebut, maka rencana struktur ruang wilayah Kabupaten OKU Selatan terdiri dari rencana sistem pusat-pusat pelayanan wilayah Kabupaten dan rencana sistem jaringan prasarana Kabupaten.

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten berfungsi : Sebagai arahan pembentuk sistem pusat-pusat pelayanan wilayah Kabupaten.

  a.

  Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah Kabupaten sesuai dengan b. fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan Kabupaten.

  Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima c. tahunan untuk 20 tahun.

1. Sub Wilayah Kabupaten (SWK) Pusat Kabupaten sebagai Pusat Pelayanan

2. Sub Wilayah Kabupaten (SWK) Muaradua sebagai Pusat Pelayanan

  1 kelurahan dengan pusat S WK di sekitar Tugu Monpera dan sepanjang jalan Banding Agung

  Rencana Sistem Jaringan Prasarana. -

  Pusat pelayanan lingkungan adalah ka wasan yang mempunyai fungsi melayani pelayanan di skala lingkungan. Pusat lingkungan ini tersebar di seluruh Wilayah Kabupaten OKU Selatan , terutama di kawasan-kawasan permukiman atau pusat pemerintahan kelurahan.

  1 kelurahan dengan pusat SWK di sekitar Danau Ranau.

  Sub Wilayah Kabupaten (SWK) Banding Agung, sebagai Sub-PPK, terdiri dari 3.

  Sub Wilayah Kabupaten (SWK) Simpang Sender sebagai Sub-PPK, terdiri dari 2.

  Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Kabupaten - A. Pusat Pelayanan Kabupaten.

  5 1. kelurahan.

  

Sub Wilayah Kabupaten (SWK) Muaradua, sebagai Sub-PPK, terdiri dari

  B.Sub Pusat Pelayanan Kabupaten.

  Kabupaten (PPK). SWK ini terdiri dari 4 Kelurahan dengan pusat S WK di sepanjang Jl. Raya- Ranau . SWK ini ditetapkan sebagai pusat pelayanan Kabupaten, karena kondisi eksisting sudah mulai banyak terdapat pusat-pusat pelayanan yang mampu melayani skala Kabupaten dan regional. Apalagi dengan adanya rencana kawasan ini di jadikan pusat KOTA Kabupaten OKU Selatan.

  4 Kelurahan dengan pusat SWK di sekitar Kelurahan pasar Ilir. SWK ini ditetapkan sebagai pusat pelayanan Kabupaten karena hingga saat ini masih terdapat fungsi- fungsi primer pelayanan Kabupaten, yang melayani tidak saja dalam wilayah Kabupaten OKU Selatan akan tetapi juga wilayah regional.

  Kabupaten (PPK). Sub wilayah Kabupaten Pusat Kabupaten ini terdiri dari

C. Pusat Pelayanan Lingkungan.

A. Sistem Jaringan Prasarana Transportasi.

1. Transportasi Darat.

  a. Transportasi Jalan Raya. 1) Rencana Jaringan Jalan

  a) Kebutuhan Jalan

  Perkiraan kebutuhan prasarana jalan didasarkan pada ketentuan bahwa kebutuhan luas jalan dihitung dari 20 % luas lahan te rbangun. Panjang jalan merupakan hasil pembagian luas jalan dengan lebar jalan rata-rata. Lebar rata-rata jalan nasional sebesar 12 meter, jalan propinsi sebesar 12 meter dan jalan Kabupaten sebesar 6 meter. Jadi lebar rata-rata jalan di Kabupaten OKU Sela tan adalah 6 meter atau 0,0 600 km. Perkiraan kebutuhan panjang jalan dapat dirumuskan sebagai berikut :

  

  Pj ,

  2 xL Dimana : P j : Panjang jalan yang dibutuhkan L : Luas lahan terbangun 2 Luas lahan terbangun pada tahun 2007 adalah 702,51Ha atau 7,0251 km , dengan d emikian kebutuhan luas jalan adalah seluas 140,50 Ha atau 2

  1,4050 km . Berdasarkan perhitungan tersebut maka luas jalan yang ada di 2 Kabupaten OKU Selatan kekurangan sebesar 562,00 ha atau 5.6200 Km dimana panjang jalan yang ada saat ini telah mencapai 702,51 ha atau 2 sekitar 7,0251 km .Dari gambaran tersebut terlihat bahwa adanya kekurangan luas jalan yang cukup besar di Kabupaten OKU Selatan.

  Kekurangan ini mengakibatkan hubungan antar bagian wilayah Kabupaten tidak erat.

b) Rencana Sistem Jaringan Jalan.

Gambar 5.1. Sistem jaringan Jalan Primer

  Dilihat dari kriteria tersebut, maka jalan di Kabupaten OKU Selatan yang tergolong dalam sistem jaringan primer adalah:

  1. Jalan Arteri Primer di Kabupaten OKU Selatan, meliputi:

  • Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Muaradua -Kota Batu/Batas.(Lampung Barat)
  • Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Simpang Aji-, Simpang Campang)
  • Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Simpang Campang, Ujan Mas/batas.Bengkulu)

  • Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Simpang Martapura, Muaradua)
  • Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Muaradua -Simpang Aji)

Gambar 5.2. Sistem jaringan Jalan Sekunder

  Dilihat dari kriteria tersebut, maka jalan di Kabupaten OKU Selatan yang termasuk didalam sistem jaringan jalan sekunder adalah:

  1. Jalan Arteri Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pusat Kabupaten dengan sub wilayah Kabupaten lainnya atau jalan yang berada di Kawasan Kegiatan Skala Kabupaten, meliputi, Jalan Jagaraga – Tanjung Durian,Sumber Jaya – Batas Lampung,Jalan Karet Jaya – Simpang Empat, Jalan Simpang Serakat – Simpang Pemkab,Jalan Tanjung Jaya – Tanjung Durian,Jalan Tanjung Durian - Danau Kuning,Tanjung Jaya – Mekar Jaya,Pemkab Jagaraga,Simpang Pendagan - – Datar,Simpang Perkantoran -Perkantoran,Rantau Panjang – Simpang Gunung Pasir,Way Bulan -Kecipung,Simpang Pendagan – Mehanggin,Simpang Aji - Simpang

  • – - Lubuk Dalam,Simpang Lubuk Liku Bunga Mas,Peninggiran Sukabumi,Simpang Peninjauan - Talang Tiggi,Jalan Lingkar Sunur Raya –
  • – Desa Sunur,Penanggungan - Tanjung Kurung,Simpang Lubuk Serai - Muarapayang,Gedung Wani Hambangkar,Penantian – Danau – Rate,Lawang Agung – Gunung Gare,Simpang Lubuk Dalam Bayur,Simpang Jaya –Padang Bindu,Bandar Alam Lama - Bandar Alam Baru,Simpang Campang -Simpang Lubuk Dalam,Ra ntau Panjang – Tpu -
    • Rsud,Simpang Jambu Way Betung,Bendi – Pakuwolan,Jalan
    • Rsud,Simpang Sender Banding Agung,Simpang Sipatuhu - Sipatuhu,Banding Agiung – Pulau Beringin,Villa Pusri - Banding – Agung,Simpang Merbau Sipatuhu,Simpang Lengkusa - Way Relay,Simpang Gunung Raya – Gunung Raya,Tanjung Jati - Kota Batu,Simpang Pecah Pinggan – Guntung Jaya,Muara Sindang - Ulu Danau

  2. Jalan Kolektor sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan fungsi sekunder II atau kegiatan skala sub wilayah Kabupaten (SWK), antara lain,.

  Jalan Dalam Kota Simpang Martapura,Jalan Dalam Kota Muardua,jalan dalam kota belambanganJalan Dalam Kota Kisam Tinggi,Jalan Dalam Kota Simpang Sender,Jalan Dalam Kota Pulau Beringin,Jalan Dalam Kota Sungai Are.

  3. Rencana pembangunan dan pengembang an jalan di Kabupaten OKU Selatan antara lain: 1. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Primer.

  2. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Sekunder,

  3. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Kolektor 4. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Lokal.

c) Penanganan Simpang dan Pembangunan Jembatan.

  Kinerja suatu jaringan jalan sangat dipengaruhi oleh kinerja suatu persimpangan. Dengan meminimalkan tundaan dipersimpangan diharapkan waktu tempuh antar zona/kawasan dapat diminimalkan. Kinerja jaringan jalan dapat pula diting katkan dengan cara meratakan atau membagi beban suatu penggal ruas jalan (jembatan) dengan cara membangun jembatan yang menghubungkan 2 (dua) wilayah yang sama (Ulu dan Ilir) yang letaknya berdampingan (pada jarak tertentu), sehingga dapat menjadi alternat if lain yang dapat dipilih oleh pemakai jalan.

2) Manajemen Transportasi Jalan Raya Kabupaten OKU Selatan.

  a) Pengelolaan Parkir.

  Salah satu pengelolaan system transportasi jalan raya adalah dengan pengelolaan dan pengendalian parkir, baik on street maupun off street

  parking. Pengaturan parkir dilakukan dengan cara menetapkan

  pembatasan bagi daerah-daerah yang biasa digunakan untuk parkir on

  street, mendorong pengembangan fasilitas off street, serta

  membebaskan kawasan-kawasan rawan macet dari kegiatan park er, terutama di kawasan yang padat kendaraan.

  b) Pembatasan Lalu Lintas

  Selain pembatasan lahan parkir, alternatif lain yang dapat digunakan adalah pembatasan lalu lintas. Pembatasan lalu lintas ini dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan mengembali kan fungsi rekreasi pada kawasan-kawasan tertentu

  c) Pengaturan dan Pengendalian Penggunaan Lahan.

  Disadari bahwa antara transportasi dan tata guna lahan memiliki keterkaitan yang tinggi, termasuk keterkaitan 2 (dua) aspek tersebut di Kabupaten OKU Selat an. Transportasi dapat mendorong aksesibilitas lahan pada suatu tempat serta meningkatkan daya tarik investasi. Disisi lain penggunaan lahan memberikan dampak kepada bangkitan maupun tarikan perjalanan dari dan menuju tempat tersebut.

  Dengan adanya interak si timbal balik tersebut, maka perlu dikembangkan integrasi antara penggunaan lahan serta rencana transportasi yang ada. Bentuk dari integrasi tersebut adalah identifikasi secara benar daerah-daerah yang direncanakan akan difungsikan sebagai kawasan indust ri, kawasan perdagangan/jasa, kawasan wisata, kawasan permukiman/perumahan dan kawasan pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat lain. Oleh karena itu penyediaan trasportasi dilaksanakan dalam bentuk penyediaan jaringan trayek angkutan umum dan jar ingan jalan yang mampu mendorong rute angkutan yang efisien. Penyediaan transportasi dilakukan dalam mendukung pengembangan kawasan prioritas pengembangan wilayah yaitu Perkantoran Pemkab OKUS,Simpang Jambu Talang Peninjauan, Serakat,RSUD Muaradua.

d) Pengaturan Transportasi Barang

  Rencana penempatan lokasi terminal angkutan barang akan dibangun pada kawasan Terminal Terpadu Muaradua . Terminal Terpadu Muaradua pula direncanakan memiliki terminal sebagai daerah pergudangan. Disamping adanya Terminal Terpadu Muaradua, terdapat pula pasar tradisional di bumi agung . Dengan beroperasinya pasar tradisional di bumi agung , maka akan terjadi perubahan jalur angkutan barang (khususnya truk) yang semula bongkar muat dikawasan Pasar ilir akan berpindah ke pasar tradisional di bumi agung . Dengan adanya kondisi tersebut diharapkan beban arus lalu lintas angkutan barang tidak akan bertumpu dipusat Kabupaten OKU Selatan, melainkan menyebar kekawasan pinggiran Kabupaten, khususnya pada rencana jalan lingkar.

3) Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Angkutan Umum.

a) Kebutuhan Angkutan Umum yang Berkualitas.

  Konsep pengembangan angkutan massal Kabupaten OKU Selatan mempertimbangkan arah struktur ruang Kabupaten OKU Selatan. Pengembangan pilihan teknologi angkutan massal di Kabupaten OKU Selatan memerlukan kriteria untuk mengukur rute-rute angkutan massal yang akan dipilih.

  Pilihan teknologi angkutan massal yang dikembangkan di Kabupaten OKU Selatan adalah sebagai berikut :

  1. Bus Trans Saka Selabung

  b) Jenis-Jenis Angkutan Umum yang Layak Dikembangkan Di Kabupaten OKU Selatan.

  Beberapa jenis angkutan umum yang layak dikembangkan pada masa yang akan datang mengarah pada sistem angkutan umum massal. Pilihan teknologi angkutan massal yang dikembangkan di Kabupate n OKU Selatan adalah sebagai berikut : 1. Busway. 2. ............

  c) Rencana Jalur/Trayek Angkutan Umum Dalam Wilayah Kabupaten.

  Tabel 5.1. Rencana Koridor Jalur Bus Trans Saka Selabung

  Tahap Koridor Rute 1 . Koridor I Terminal Muaradua – Jl. Serasan Seandanan – Jaga Raga– (Bumi Agung–Simp Jl. Simp Martapura Martapura) Koridor II Terminal Muaradua – Jl.Raya Ranau-Simpang Sender– (Bumi Agung – Banding Banding Agung Agung)

  2. Koridor III Terminal Muaradua - Jl.Simpang Aji – Jl.Simpang Campang – (Bumi Agung – Pulau Pulau beringin Beringin) Koridor IV Terminal Simpang Aji – Jl.Simpang Lubuk Serai - Jl. Simpang (Simpang Aji– Kisam peninjauan – Kisam Tinggi Tinggi) d) Integrasi Antar Moda

  Intergrasi antar moda adalah perpaduan pelayanan angkutan um um massal dari dua atau beberapa jenis moda angkutan umum yang berbeda. Pada kondisi eksisting saat ini, di Kabupaten OKU Selatan terdapat 2 (dua) system transportasi umum dalam Kabupaten yang telah ada, antara lain Angkutan Kabupaten, Dan Angkutan Air(Danau).

e) Alokasi Ruang Untuk Pengembangan Angkutan Umum.

  Alokasi ruang yang dibutuhkan untuk pengembangan Angkutan umum antara lain terminal dan halte.

b. Rencana Pengembangan Transportasi Kereta Api.

  Transportasi kereta api merupakan salah satu moda tra nsportasi darat yang diharapkan bisa menjadi alternatif bagi penduduk dalam melaksanakan kegiatan dan mobilitasnya. Sarana angkutan kereta api bisa untuk angkutan penumpang dan barang. Rencana pengembangan transportasi kereta api di Kabupaten OKU Selatan m encakup pengembangan system angkutan kereta api regional (antar wilayah) dan sistem angkutan kereta api perkotaan wilayah kabupaten Meliputi melalui : Kecamatan Kisam Tinggi(Sindang Laga,Muara Payang Dan Bandar Alam Lama),Kecamatan Muaradua Kisam(Penyandingan,Dusun Tengah,Muaradua Kisam,Ulak Agung Ilir Dan Tanjung Beringin),Kecamatan Kisam Ilir(Simpang Campang,Pulau Kemiling,Keban Agung,Dan Muara Sindang)Kecamatan Pulau Beringin(Tanjung Bulan Ulu,Tanjung Bulan,Pulau Beringin,Pulau Beringin Utara,Pagar Agung,Pematang Obar Dan Anugerah Kemu)Kecamatan Sindang Danau(Muara Sindang Ilir,Muara Sindang Tengah,Pematang Danau,Dan Ulu Danau) dan Kecamatan Sungai Are (Pulau Kemuning,Tanah Pilih,Ujan Mas Dan Sebaja).

2. Transportasi Sungai Danau.

  Dalam rangka meningkatk an kualitas dan kuantitas pelayanan angkutan sungai danau di Kabupaten OKU Selatan, rencana pengembangan transportasi sungai danau meliputi :

  a. Rencana pengembangan jaringan angkutan sungai, danau meliputi rute yang ada di Kecamatan Banding Agung b. Penyatuan a ngkutan sungai , danau dan pariwisata akan mampu meningkatkan kualitas layanan angkutan umum, karena umumnya layanan pariwisata memiliki persyaratan pelayanan yang tinggi. c. Pengembangan angkutan sungai , danau dengan sistem buy the service, untuk mendukung t erintegrasinya moda transportasi di Kabupaten OKU Selatan.

  d. Peningkatan Pembangunan Dermaga Antara Lain Banding Agung ,.Kota Batu,Dermaga Villa Pusri,Dermaga Air Panas,Pulau Marissa

  e. Pengembangan moda angkutan sungai seperti bus air, speed boat, dan kapal.

  f. Pembangunan sarana pendukung angkutan sungai seperti rambu air, SPBU .

3. Transportasi Udara

  Rencana Pengembangan transportasi udara meliputi pengfembangan bandar udara danau ranau yang akan dikembangkan sebagai bandara perintis. Rencana pengembangan ke depan antara lain:

  • Peningkatan atau perpanjangan landasan pacu
  • Peningkatan kualitas pelayanan bandara akan tetap harus ditingkatkan. Peningkatan fasilitas bandara. Sebagai salah satu upaya peningkatan
  • pelayanan, maka fasilitas bandara harus tetap ditingkatkan.
  • Penataan ruang yang lebih ketat di sekitar bandara. Bandara merupakan kawasan khusus yang harus diperhatikan penataan ruangnya, terutama yang menyangkut keselamatan operasional bandara.

B. Rencana Sistem Jaringan Energi.

1. Rencana Pembangkit Tenaga Listrik meliputi :

  a. Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)terletak Dikecamatan Sindang Danau,Kecamatan Pulau Beringin ,Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah ,Kecamatan Warkuk Ranau Selatan,Kecamatan Muaradua Dan Kecamatan Buay Pemaca.

  b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terletak di Kecamatan Pulau Beringin,Kecamatan Muaradua Kisam,Kecamatan Banding Agung,Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Dan Kecamatan Mekakau Ilir

  c. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro(PLT M) terletak dikecamatan Banding Agung,kecamatan Mekakau Ilir ,kecamatan Runjung Agung,kecamatan Sungai Are kecamatan Tiga Dihaji,kecamatan Buay Rawan,kecamatan Pulau Beringin,kecamatan Sindang Danau ,kecamatan Muaradua Kisam dan kecamatan Buay Pemaca. d. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)terletak dikecamatan Muaradua ,Kecamatan Buay Pemaca,Kecamatan Simpang,Dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah.

  e. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)terletak di setiap kecamatan dalam kabupaten.

  C. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

  a. Pembangunan jaringan telepon kabel (terestrial) yang menjangkau seluruh pusat kota kecamatan; b. Pembangunan layanan internet gratis(free hotspot) di ibukota kecamatan;

  c. Penambahan telepon umum,wartel dan warnet di pusat pemukiman pedesaan;

  d. Pembangunan serat optik yang menghubungkan setiap kantor pemerintahan dengan kawasan strategis lainnya serta ibukota kabupaten dengan ibukota kabupaten lainnya;

  e. Pembangunan jaringan menara telekomunikasi (tower) disetiap kecamatn dalam kabupaten

  D. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air.

  Berpedoman pada Peraturan Menteri PU Nomor 17/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten, maka sistem jaringan sumber daya air meliputi:

  1. Pengembangan sungai Pengembangan yang dimaksud

  a. Sungai Saka

  b. Sungai Gilas

  c. Sungai Selulu

  d. Sungai Mangama

  e. Sungai Pilamasin

  f. Sungai Giham

  g. Sungai Tahmi

  h. Sungai Seliam i. Sungai Furu

  Air Permukaan meliputi :

  Sungai Imus j. Sungai Buyuk k. Sungai Telema l. Sungai Keruh m. Sungai Selabung n. Sungai Ruos o. Sungai Ngepah p. Sungai Mekakau q. Sungai Beangtai r. Sungai Kemu s. Sungai Singau t. Sungai Kisam u. Sungai Putih v. Sungai Luas Besar w. Sungai Are x. Sungai Asahan y. Sungai Meleki z. Sungai Singalaga aa. Sungai Limpung ab. Sungai Keni ac. Sumber Air Baku 2. Sumber air baku terdiri atas :

  • Sungai Way Saka a.

  Sungai Way Lumay b. Sungai Way Kemu c. Sungai Way Imus d. Danau Ranau e. Penyediaan air baku untuk :

  • Kegiatan pemukiman a.

  Kegiatan pertanian b. Kegiatan industri c. Pengembangan jaringan irigasi 3. D.I.Air Kemu