PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

  Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh :

  Isabella Floriana 079114124

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

  Karya ini kupersembahkan untuk : Theodorus, S.T, Susanna, dan Aldo yang telah memberikan dukungan sosial secara maksimal

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Juni 2011 Penulis

  Isabella Floriana

  

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL

ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR

  

Isabella Floriana

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh tonsilitis pada prestasi belajar, 2)

pengaruh intelegensi pada prestasi belajar, 3) pengaruh status sosial ekonomi pada intelegensi, 4)

pengaruh dukungan sosial orang tua pada prestasi belajar, dan 5) pengaruh status sosial ekonomi

pada dukungan sosial orang tua. Subjek dalam penelitian ini adalah 168 siswa siswi kelas II

Sekolah Dasar. Peneliti berhipotesis bahwa 1) tonsilitis berpengaruh negatif pada prestasi belajar,

2) intelegensi berpengaruh positif pada prestasi belajar, 3) status sosial ekonomi berpengaruh

positif pada intelegensi, 4) dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi belajar,

dan 5) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada dukungan sosial orang tua. Data penelitian

diungkap dengan menggunakan alat ukur intelegensi Color Progressive Matrics (CPM), Skala

Dukungan Sosial Orang Tua, pemeriksaan tonsilitis dengan tongue spatel, dokumentasi nilai

raport dari sekolah dan dokumentasi status ekonomi orang tua. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan Structural Equation Models (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)

tonsilitis tidak berpengaruh pada prestasi belajar (b=0,28; p>0,05), 2) intelegensi berpengaruh

positif pada prestasi belajar (b=4,37; p<0,05), 3) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada

intelegensi (b=5,38; p<0,05), 4) dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi

belajar (b=1,80; p<0,05), dan 5) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada dukungan sosial

orang tua (b=2,40; p<0,05).

Kata kunci : tonsilitis, tongue spatel, intelegensi, CPM, dukungan sosial orang tua, status sosial

ekonomi, prestasi belajar, dan SEM.

  

THE INFLUENCE OF TONSILITIS, INTELLEGENCE, SOCIAL

SUPPORT, ECONOMICAL STATUS TO LEARNING ACHIEVEMENT

Isabella Floriana

  

ABSTRACT

This research aimed to know 1) the influence of tonsilitis to learning achievement, 2) the

influence of intellegence to learning achievement, 3) the influence of economical status to

intellegence, 4) the influence of social support to learning achievement, and 5) the influence of

economical status to social support. Subjects were 168 second grade elementary school students.

Hypotheses were that 1) there was a negative influence of tonsilitis to learning achievement, 2)

there was a positive influence of intellegence to learning achievement, 3) there was a positive

influence of economical status to intellegence, 4) there was a positive influence of social support

to learning achievement, and 5) there was a positive influence of economical status to social

support. Data were revealed by intellegence testing using CPM, scale of social support, tongue

spatel for checking up the tonsilitis, raport documentation of learning achievement, and

economical status documentation. Data were analyzed using Structural Equation Models (SEM) .

The results show 1) there is no influence of tonsilitis to learning achievement (b=0.28; p>0.05), 2)

there is a positive influence of intellegence to learning achievement (b=4.37; p<0.05), 3) there is a

positive influence of economical status to intellegence (b=5.38; p<0.05), 4) there is a positive

influence of social support to learning achievement (b=1.80; p<0.05), and 5) there is a positive

influence of economical status to social support (b=2.40; p<0.05).

Key word : tonsilitis, tongue spatel, intellegence, CPM, social support, economical status, learning

achievement, and SEM.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Isabella Floriana NIM : 079114124

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

  

Pengaruh Tonsilitis, Intelegensi, Dukungan Sosial Orang Tua, dan Status

Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Saya memberikan kepada Perpustaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun meminta royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 20 Juni 2011 Yang menyatakan, Isabella Floriana

KATA PENGANTAR

  Terima kasih kepada Dekan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing akademik Tanti Aquilina. Terima kasih untuk segenap dosen yang telah mengajarkan saya tentang ilmu psikologi dan karyawan fakultas Psikologi yang selalu membantu kelancaran kegiatan akademik.

  Terima kasih kepada pembimbing skripsi saya, Agung Santoso, M.A. untuk semangat dan kesabarannya dalam mengajarkan statistik. Juga untuk dosen penguji Dr. A. Priyono Marwan, S.J dan M. M. Nimas Eki Suprawati S. Psi., Psi., M.Si.

  Tak lupa saya berterima kasih untuk kedua orang tua dan adik saya atas dukungan, kepercayaan, dan cintanya. And to dearest dr. Indra Sugiarto, for his love, patience, and encouragement that strengthen my motivation to finish my study.

  Terima kasih untuk teman-teman angkatan 2007, terutama Misha, Shiella, Rani, Santa, Manda, Tia. Juga untuk asisten yang telah membantu memasukkan data Skolastika dan Lusy. Thank you for the greatest happiness time, for helping and teaching me many things that you may not even realize.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ........................................................................v ABSTRAK .............................................................................................................vi

  

ABSTRACT ..........................................................................................................vii

  HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................viii KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix DAFTAR ISI ...........................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................1 B. Rumusah Masalah .................................................................................6 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................6 BAB II. LANDASAN TEORI A. Perkembangan Anak ...................................................................................8 1. Perkembangan kognitif .........................................................................8

  B.

  Prestasi Belajar ..........................................................................................10 1.

  Pengertian prestasi belajar ...................................................................10 2. Pengukuran prestasi belajar .................................................................10 3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar .......................................12 C. Penyakit Tonsilitis .....................................................................................24 1.

  Pengertian penyakit tonsilitis ..............................................................24 2. Anatomi tonsil .....................................................................................24 3. Pengukuran penyakit tonsilitis ............................................................26 4. Akibat penyakit tonsilitis ....................................................................26 D. Intelegensi .................................................................................................28 1.

  Pengertian intelegensi .........................................................................28 2. Faktor yang mempengaruh intelegensi ...............................................29 3. Pengukuran intelegensi .......................................................................34 E. Dukungan Sosial .......................................................................................37 1.

  Pengertian dukungan sosial .................................................................37 2. Pengertian dukungan sosial terhadap anak .........................................38 3. Bentuk dukungan sosial orang tua ......................................................39 4. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial .....................................42 F. Status Ekonomi .........................................................................................43 1.

  Pengertian status ekonomi ...................................................................43 2. Pengukuran status ekonomi .................................................................43 G. Dinamika Antar Variabel ..........................................................................46

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................................51 B. Identifikasi Variabel ..................................................................................51 C. Definisi Operasional ..................................................................................52 D. Subjek Penelitian .......................................................................................54 E. Metode Pengumpulan Data .......................................................................55 F. Validitas dan Reliabilitas ..........................................................................58 G. Teknik Analisis .........................................................................................61 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ..................................................................................62 1. Izin penelitian ......................................................................................62 2. Uji coba alat ukur ................................................................................63 B. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................................63 C. Hasil Penelitian .........................................................................................67 1. Uji asumsi normalitas ..........................................................................67 2. Hasil analisis regresi ...........................................................................68 3. Fit index ..............................................................................................70 D. Pembahasan ...............................................................................................71 1. Persamaan regresi ................................................................................71 2. Model keseluruhan ..............................................................................79 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .........................................................................................83

  C.

  Saran ....................................................................................................84 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................86 LAMPIRAN ..........................................................................................................91

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Dukungan Sosial ................................................56Tabel 3.2 Bentuk Final Skala Dukungan Sosial Orang Tua .........................60Tabel 4.1 Uji Asumsi Univariate Normality .................................................67Tabel 4.2 Uji Asumsi Multivariate Normality ..............................................68Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi ...................................................................68Tabel 4.4 Fit Index ........................................................................................78

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dinamika Antar Variabel ..............................................................50Gambar 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................82

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Blue Print Skala Dukungan Sosial ..............................................92 Lampiran 2 Skala Uji Coba ............................................................................94 Lampiran 3 Reliabilitas Skala Uji Coba ;........................................................96 Lampiran 4 Skala Penelitian ...........................................................................98 Lampiran 5 Surat Angket Ekonomi Kepada Orang Tua ................................100

BAB I LATAR BELAKANG Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Pendahuluan Bidang pendidikan memegang peranan yang penting dalam upaya

  meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia. Mutu pendidikan yang baik dituntut oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan adanya perbaikan, perubahan, dan pembaharuan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

  Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Pusat Bahasa, 2008).

  Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar diri siswa yang

  2 satu faktor eksternal, meliputi perhatian orang tua, keadaan ekonomi orang tua, dan hubungan antar anggota keluarga. Di samping faktor keluarga, lingkungan sekolah turut menentukan prestasi belajar siswa, antara lain kompetensi guru, fasilitas sekolah, dan kondisi gedung sekolah. Faktor masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang meliputi faktor media masa, lingkungan sosial, dan aktivitas anak di masyarakat (Mudzakir dan Sutrisno, 1997).

  Faktor internal bersumber dari diri siswa sendiri, yang terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis (Mudzakir dan Sutrisno, 1997). Aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor intelegensi, serta adanya bakat, minat, motivasi yang dimiliki anak untuk belajar (Mudzakir dan Sutrisno, 1997). Misalnya, siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu, memiliki kecenderungan dan kegairahan yang tinggi mempelajari mata pelajaran itu, sehingga mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajarnya (Syah, 1995).

  Salah satu faktor internal fisiologis yang berpengaruh dalam prestasi belajar adalah kondisi kesehatan. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginterpretasi, mengorganisasi materi pelajaran melalui

  3 inderanya, sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya (Nurkolis, 2006).

  Masalah kesehatan yang banyak terjadi pada anak adalah diare, muntah, dan sakit perut. Penyakit tropik dan infeksi juga menyerang anak, seperti demam berdarah dengue, campak (morbili), tifus, dan tonsilitis (Kapita Selekta, 2000). Tonsilitis merupakan penyakit yang memiliki prevalensi tinggi.

  Insiden tonsilitis kronik di RS DR. Karyadi Semarang adalah 23.36% dan 47% di antaranya berusia 6-15 tahun (Suwento, 2001).

  Evy, dalam Kompas edisi elektronik tanggal 8 July 2009 menyebutkan bahwa penyakit tonsilitis atau amandel biasanya terjadi pada anak berusia 3 sampai dengan 7 tahun. Tonsil dan adenoid (amandel belakang hidung) merupakan bagian dari sistem daya pertahanan tubuh manusia. Semua orang sejak kecil sampai dewasa mempunyai tonsil dan adenoid. Pembengkakan pada bagian tonsil banyak ditemukan pada anak kecil. Pembengkakan tonsil karena meradang dan infeksi disebut sebagai tonsilitis. Tonsilitis yang terjadi berulang-ulang dan berlangsung lama disebut sebagai tonsilitis kronik. Dalam kondisi tonsilitis kronik tersebut, tonsil dapat dipertimbangkan untuk diangkat.

  Sampai saat ini penderita adenotonsilitis (tonsil dan adenoid) kronis masih banyak. Adenotonsilitis tersebut memberikan dampak berupa infeksi yang berulang sebesar 60%. Gejala umum yang tampak pada penderita adenotonsilitis adalah nyeri tenggorokan, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan berkurang, sakit kepala. Selain itu pada adenotonsilitis kronis terjadi

  4 Adenotonsilitis kronis yang disertai tersumbatnya pernapasan pada malam hari disebut sebagai Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS). Gejala umum pada anak yang mengalami OSAS adalah anak mendengkur, sering mengantuk, gelisah, konsentrasi kurang (Muharjo, komunikasi pribadi, 2005).

  Penelitian mengenai tonsilitis kronik dan hubungannya dengan prestasi belajar pernah dilakukan oleh Farokah, Suprihati, dan Suyitno (2007).

  Dari 514 subjek kelas 2 SD, didapat hasil penelitian yakni adanya hubungan antara tonsilitis kronik dengan prestasi belajar. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna prestasi belajar siswa antara yang menderita tonsilitis kronik dengan siswa yang sehat. Siswa yang tidak menderita tonsilitis kronik memiliki prestasi belajar 3.5 kali lebih tinggi dibandingkan siswa yang menderita tonsilitis kronik.

  Penelitian yang dilakukan oleh Farokah et al. (2007) memilliki beberapa kelemahan. Peneliti mengubah jenis data variabel bebas (intelegensi) dari data interval menjadi data ordinal. Peneliti mengambil data IQ dalam bentuk data ordinal, yakni IQ 90-109 dikategorikan biasa, 110-119 dikategorikan cerdas, dan 120-129 dikategorikan sangat cerdas. Hal ini menyebabkan kekayaan informasi mengenai kesamaan interval menjadi hilang.

  Tidak ada informasi tentang apa alat ukur yang digunakan untuk mengetes intelegensi. Hasil tes IQ merupakan data dari sekolah dan tidak ada informasi kapan pengetesan IQ tersebut.

  Penelitian tersebut juga mengolah data prestasi dari skor ke kategori

  5 dasar klasifikasi anak yang berpretasi dan tidak berprestasi. Cara seperti ini akan mengaburkan definisi dari berprestasi dan tidak berprestasi. Dalam tiap kelas akan selalu ada siswa berprestasi dan tidak berprestasi terlepas dari keadaan real kelas tersebut. Misalnya suatu kelas dengan nilai yang sangat rendah, maka akan tetap ada siswa yang berada di atas rata-rata yang dianggap berprestasi dan siswa yang berada di bawah rata-rata sehingga dianggap tidak berprestasi.

  Penelitian sebelumnya hanya memasukkan variabel prestasi belajar, tonsilitis, dan intelegensi yang dianalisis dengan analisis korelasional satu variabel dengan satu variabel lain. Padahal intelegensi dipengaruhi oleh faktor ekonomi sosial. Orang tua yang memiliki tingkat perekonomian tinggi dapat memberikan nutrisi yang baik. Kecukupan nutrisi berkaitan erat dengan perkembangan organ otak dan fungsinya yang akan menentukan kualitas anak di masa depan. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa sebelumnya, kemungkinan besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat sehingga potensi kecerdasan anak menjadi rendah (Slameto, 2003). Sementara itu, faktor ekonomi sosial juga mempengaruhi seberapa besar dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua kepada anak. Orford (1992) mengemukakan bahwa dukungan sosial orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

  Peneliti berusaha mengatasi/ memperbaiki kekurangan penelitian sebelumnya. Peneliti memasukkan variabel faktor ekonomi sosial dan dukungan sosial. Peneliti mengambil data raport siswa untuk mengetahui

  6 Peneliti tidak mengubah data intelegensi dalam bentuk kategori dan tidak menggunakan rerata kelas untuk dasar klasifikasi prestasi belajar. Peneliti juga mengambil data siswa yang menderita penyakit tonsilitis kronik. Kelima variabel ini akan dianalisis sekaligus.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah tonsilitis, intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tonsilitis, intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai teori tentang pengaruh tonsilitis, intelegensi, dukungan orang tua, dan faktor ekonomi sosial terhadap prestasi

  7 2.

   Manfaat Praktis

  Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan informasi mengenai pengaruh tonsilitis, intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status sosial ekonomi terhadap prestasi belajar. Informasi ini akan berguna dalam melakukan usaha-usaha meningkatkan prestasi belajar anak.

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, yakni 1) teori

  perkembangan anak, 2) teori prestasi belajar, 3) teori tonsilitis, 4) teori intelegensi, 5) teori dukungan sosial orang tua, dan 6) teori status sosial ekonomi.

A. Perkembangan Anak 1. Perkembangan kognitif

  Pemikiran anak prasekolah, menurut Piaget (1944; dalam Santrock, 2002) bersifat praoperasional dan meliputi pembentukan konsep-konsep yang tetap, penalaran mental, penonjolan sikap egosentrisme, serta pembentukan sistem-sistem keyakinan gaib. Pemikiran praoperasional ini tidak terorganisir dengan baik. Piaget yakin bahwa pemikiran yang terorganisir dengan baik adalah pada tahap operasional konkret akan nampak ketika usia 7 tahun.

  Pemikiran operasional konkret adalah tahap perkembangan kognitif pada masa pertengahan anak-anak, yakni setelah usia 7 tahun.

  Pemikiran operasional konkret adalah suatu tindakan mental yang bertentangan terhadap objek-objek yang nyata dan konkret. Operasional konkret memungkinkan anak mengkoordinasikan beberapa karakteristik dan bukan berfokus pada suatu properti tunggal suatu objek. Anak yang mengklasifikasi atau membagi benda-benda dalam perangkat atau sub perangkat yang berbeda. Contohnya anak yang memiliki pemikiran praoperasional lebih berfokus pada tinggi atau lebar, sementara anak operasional konkret mengkoordinasikan informasi tentang kedua dimensi itu. Anak operasional konkret dapat memahami sistem klasifikasi seperti pohon keluarga (Santrock, 2002).

  Memori jangka panjang anak bertambah selama masa pertengahan anak-anak. Proses-proses atau strategi-strategi untuk membantu anak mengingat seperti pengulangan, pengorganisasian, dan perbandingan mempengaruhi memori anak dan pengetahuan anak (Santrock, 2002).

  Pada masa pertengahan anak-anak, anak menjadi lebih analitis dan logis dalam pendekatan kata-kata dan tata bahasa. Kemampuan menganalisis kata memungkinkan anak menambah kata-kata yang lebih abstrak dalam perbendaharan kata mereka. Misalnya batu-batuan berharga dapat dipahami dengan ciri-ciri umum berlian dan zamrud. Peningkatan kemampuan analitis anak memungkinkan mereka membedakan antara kata yang mirip seperti sepupu dan keponakan, atau kota, kampung, dan pinggir kota. Peningkatan penalaran logis dan keterampilan analitis ini membuat anak dapat memahami konstruksi penggunaan komparatif yang sesuai (contohnya lebih pendek, lebih dalam), dan kata sifat. Pada akhir tahun

  9

2. Perkembangan bahasa

  10 sekolah dasar, anak biasanya dapat menerapkan aturan tata bahasa secara tepat (Santrock, 2002).

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar

  Salah satu aspek yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam pendidikan adalah prestasi belajar. Menurut kamus Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Pusat Bahasa, 2008). Sukarti (1996) memberi batasan prestasi belajar atau prestasi akademik sebagai tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan siswa terhadap tugas belajar di sekolah dalam periode tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Masrun dan Martaniah (1973) mendefiniskan prestasi belajar sebagai hasil kegiatan belajar, yakni sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan.

  Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh guru.

  11 2.

   Pengukuran prestasi belajar

  Tingkat keberhasilan atau penguasaan seseorang dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar itu sendiri diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar dapat dilakukan dengan pengukuran yang dibuat dalam bentuk ujian tertulis, lisan, maupun praktik. Penilaian dilakukan berdasarkan norma yang dipergunakan. Hasilnya diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka/ huruf sebagai indeks prestasi .Ada yang menggunakan angka-angka dengan rentang 1-10 atau 10-100 atau dalam bentuk huruf A, B, C, D, E, dan F (Tirtonegoro, 1984).

  Pengukuran mengenai prestasi belajar menurut Winkel (1996 dalam Segal, 2000) dapat berupa nilai Pekerjaan Rumah (PR), Pekerjaan Sekolah (PS), tugas-tugas, dan ulangan harian yang terangkum dalam nilai raport. Penilaian terhadap prestasi belajar diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni penilaian formatif dan penilaian sumatif (Purwanto, 1990). Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi mengenai penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu.

  12 Jadi, dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dalam bentuk tertulis, lisan, maupun praktik Pekerjaan Rumah, Pekerjaan Sekolah, tugas, dan ujian yang terangkum dalam nilai raport, yang merupakan bentuk dari penilaian sumatif.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003).

  Faktor internal merupakan faktor-faktor yang bersumber di dalam diri siswa. Faktor internal meliputi : (Mudzakir dan Sutrisno, 1997) a.

  Faktor fisiologi Kondisi umum jasmani mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang sakit akan mengalami kelemahan fisik, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya ransangan yang diterima melalui indera lama, saraf akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya. Siswa yang kondisi tubuhnya kurang sehat ini mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu.

  13 berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginterprestasi, dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya.

  b.

  Faktor psikologis Faktor psikologis meliputi empat bagian, yakni: 1) Intelegensi

  Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1985). Purwanto (1990) mendefiniskan intelegensi sebagai kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. David Wechsler (dalam Azwar, 2004) mendefinisikan intelegensi adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.

  Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil

  14 Penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2001) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara intelegensi terhadap prestasi belajar siswa. Hal yang sama juga diungkap oleh Ekowati (2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa.

  Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan umum seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, dan menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.

  2) Bakat Chaplin (2004) mendefinikan bakat sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang.

  Antara bakat dan intelegensi secara umum memiliki kemiripan, yakni kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang (Syah, 1995). Namun, bakat lebih mengacu pada kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, sedangkan intelegensi mengacu pada

  15 3) Minat

  Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Chaplin, 2004). Tinggi rendahnya minat mempengaruhi kualitas prestasi belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.

  Menurut Reber (1985; dalam Syah, 2006), minat kurang populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Tapi, meskipun kurang populer, minat tetap diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dalyono (1997; dalam Djamarah, Syaiful, dan Bakri, 2002) bahwa minat yang besar terhadap sesuatu maka cenderung akan menghasilkan prestasi yang tinggi, begitupun sebaliknya jika minat terhadap sesuatu itu rendah, maka cenderung akan menghasilkan prestasi yang rendah juga. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak berminat terhadap sesuatu untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik. Jika siswa tidak berminat, ia akan kurang berpartisipasi dalam aktivitas belajar, perhatian

  16 menjadi kurang ketika proses belajar mengajar serta semangat belajar menjadi turun. 4) Motivasi

  Seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan usaha lebih tinggi dalam meraih prestasi, sebaliknya orang dengan motivasi berprestasi yang rendah cenderung kurang memiliki usaha dalam meraih prestasi (Holstein, 1986).

  Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang motivasinya besar akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu teman sekelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar (Sardiman, 1990).

  Fungsi motivasi adalah (Hamalik, 2002) :

  a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

  b) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada

  17

  c) Sebagai penggerak. Berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

  Dalam penelitian ini minat dan motivasi tidak diperhitungkan karena subjek penelitian belajar di sekolah umum, dimana prestasi belajarnya tidak dipengaruhi oleh minat-minat terhadap bidang-bidang tertentu.

  Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Mudzakir dan Sutrisno. 1997) a.

  Lingkungan Keluarga Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

  Orang tua memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik, dan membantu proses sosialisasi anak. Perhatian orang tua memiliki korelasi positif dengan prestasi belajar anak di sekolah. Moeloek (2001) menyatakan bahwa kajian empiris membuktikan bahwa peran keluarga dan orang tua berkaitan erat dan positif dengan prestasi belajar anak. Berbagai sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk belajar sampai di Perguruan Tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga apabila orang tua berperan dalam pendidikan anak (Dougherty dan Kurosaka dalam Slameto, 2003).

  Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan. Banyak penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menemukan kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan variabel proses (Tilaar, 2007).

  Kategori variabel struktural antara lain latar belakang status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak, seperti televisi, internet, dan buku bacaan. Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga. terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua (Hamalik, 2002).

  Variabel proses berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan kepada anaknya dalam belajar. Untuk bisa mewujudkan variabel proses tersebut tidak harus tergantung pada variabel struktural. Artinya, tidak hanya keluarga kaya atau berpendidikan tinggi bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang tua menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus; pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua sering menanyakan tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam belajar. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak (Hamalik, 2002).

  Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa peran dan perhatian orang tua, terutama ayah, memiliki hubungan positif dengan pendidikan anak. Hal ini terlihat dari tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya meningkat, kedisiplinan dan ketertiban dengan tepat dan benar, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit (National Parent Teacher Association dalam Slameto, 2003).

  Ayah dapat berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran diri, serta kekuatan/ kemampuan-kemampuan sehingga memberi peluang untuk kesuksesan belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan moral dengan nilainya dan kesuksesan dalam keluarga dan kerja/kariernya kelak. Dari semua hal yang disebutkan, pengaruh peran ayah yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan sosial yang harmonis (Blokir dalam Slameto, 2003).

  Dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian dan pendapatan orang tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan belajar, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah.

  b.

  Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional,

  Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003).

  Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar mencakup (Slameto, 2003) : 1)

  Metode Mengajar Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa menjadi tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan seefektif mungkin. 2)

  Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar. 3)

  Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa dipengaruhi oleh relasi yang ada didalam proses tersebut. Relasi guru dengan siswa yang baik akan membuat siswa menyukai gurunya, juga mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa dengan baik menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.

  4) Relasi Siswa dengan Siswa

  Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut akan malas pergi ke sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak- tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. 5)

  Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam mengelola sekolah, dan BP dalam memberikan layanan.

  Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat dibutuhkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan lain-lain. 6)

  Fasilitas sekolah Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar.

  Karena subjek penelitian berada dalam satu sekolah maka faktor lingkungan sekolah ini dianggap terkendali.

  c.

  Lingkungan Sosial (Masyarakat) Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Maka orang tua perlu mengontrol dengan siapa anak bergaul (Roestiyah, 1982).

  Keberadaan media masa dan televisi dan banyaknya buku bacaan seperti novel, majalah, koran, kurang dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Anak asyik menonton hiburan televisi berupa film atau bermain game komputer dapat mengakibatkan anak malas belajar (Roestiyah, 1982).