UNIT PELAYANAN SOSIAL SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT SUMBA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN EVANGELISASI BARU DI SUMBA BARAT DAYA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidik

  

UNIT PELAYANAN SOSIAL SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT

SUMBA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN EVANGELISASI BARU DI

SUMBA BARAT DAYA

S K R I P S I

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

OLEH:

Vicensia Serbiti Kelen

  

061124003

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

SKRIPSI

UNIT PELAYANAN SOSIAL SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT

SUMBA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN EVANGELISASI BARU DI

SUMBA BARAT DAYA

  Telah Disetujui Oleh: Pembimbing

  Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. Tanggal, 03 Desember 2010

  OLEH: Vicensia Serbiti Kelen 061124003

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh syukur Kupersembahkan skripsi ini untuk:

  ™ Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia

  ™ Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development

  Sumba ™

  Para Pendidik dan Sahabat

  

MOTTO

  Mencintai Berarti membiarkan Allah bekerja membuat sesuatu yang baru yang baik, yang perlu dan yang berkenan bagi Dia, sesama dan diri kita sendiri

  (NN) Tuhan telah membuka pintu kerahimanNya sebelum kesalahan kita terbukti ada sebab Ia mengasihi kita dengan kasihNya yang kekal dan Ia akan melanjutkan kasih setiaNya

  (Penulis)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebgaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 Desember 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul UNIT PELAYANAN SOSIAL SERAPHINE

COMMUNITY DEVELOPMENT SUMBA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN

  

EVANGELISASI BARU DI SUMBA BARAT DAYA. Judul skripsi ini dipilih atas

  dasar keprihatinan bahwa berhadapan dengan situasi zaman yang diwarnai oleh kekerasan, ketidakadilan, kejahatan dan kemiskinan, evangelisasi baru sebagai panggilan ilahi bagi Gereja saat ini masih belum sepenuhnya dipahami dan diwujudkan oleh setiap anggota Gereja. Bahkan banyak orang berpandangan bahwa kegiatan pewartaan Injil hanya sebatas doa, kotbah, renungan, pelayanan sakramen, dan katekese. Hal seperti ini juga dialami di unit pelayanan sosial Seraphine

  

Community Development Sumba yang merupakan pengejawantahan visi-misi

  Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia yang ingin berpartisipasi dalam karya penebusan dengan mengambil bagian semakin penuh dalam tugas perutusan Gereja Universal, di mana pelayanan Kerajaan Allah zaman ini berhadapan dengan masyarakat yang mengalami berbagai penyakit sosial akibat rusaknya keadaban publik.

  Pokok permasalahan yang akan diuraikan dalam skripsi ini adalah bagaimana tingkat pemahaman staf dan anggota kelompok binaan unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba mempengaruhi perwujudan evangelisasi baru di Sumba Barat Daya. Dari kajian mengenai pemahaman dan perwujudan tersebut diharapkan agar pimpinan dan staf unit pelayanan sosial

  

Seraphine Community Development Sumba dapat menemukan cara yang tepat untuk

mewujudkan evangelisasi baru sebagaimana yang diharapkan oleh Gereja.

  Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis meyimpulkan bahwa pemahaman staf dan anggota kelompok binaan unit pelayanan sosial

  

Seraphine Community Development Sumba mengenai evangelisasi baru masih perlu

  ditingkatkan, meskipun mereka sudah mulai mewujudkan dan mengalami evangelisasi baru dalam pelayanan yang selama ini dilakukan.

  ABSTRACT

  The title of this thesis is THE UNIT OF SOCIAL SERVICE

SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT SUMBA IN AN EFFORT TO

  

REALIZE THE NEW EVANGELIZATION IN SOUTHWEST SUMBA. The

  title of this thesis is taken on the basis of concerns that facing a situation which is marked by violence, injustice, crime and poverty new evangelization as a divine calling for the Church is poorly understood and realized by Church members. In fact many people think that the activity of evangelization is only prayer, preaching, meditation, sacramental ministry and catechesis. The problem like this is also experienced in the unit of social service Seraphine Community Development Sumba which an embodiment of vision and mission of the Congregation of Sister-sister Precious Blood who wish to participate in the work of redemption by taking part more fully in the mission of the Universal Church, where the ministry of the Kingdom of God is dealing with people who experience a variety of social ills by the destruction of public politeness.

  The principal issues that will be described in this thesis is how the level of understanding of staff and members of target groups of the unit of social services Seraphine Community Development Sumba affects the realization of a new evangelization in Southwest Sumba. With the study of understanding and the realization it is expected that the staff can find a good idea or a right way to realize the new evangelization as expected by the Church.

  In writing this thesis, the author uses literature study and research. Based on the research has done, author to conclude that the understanding of staff and members target groups of the unit of social service Seraphine Community Development Sumba must be increased, although they were to realized and to experience the new evangelization in their service who has done.

KATA PENGANTAR

  Untuk memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, seseorang tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan, ketrampilan, ketekunan, usaha, dan perjuangan pribadi. Bantuan, bimbingan, dukungan, uluran tangan kasih, dan kemurahan hati sesama yang ada di sekitar juga hembusan Roh Sang Khalik telah menjadi percikan api yang turut membakar semangat dan menyalakan keinginan dalam diri untuk meraih apa yang sesungguhnya menjadi cita-cita dan impian. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sepantasnya menghaturkan puji syukur kepada Allah Bapa Sang Sumber Kebijksanaan, Allah Putera Sang Guru Sejati yang mengajarkan segala pengetahuan dan Allah Roh Kudus yang senantiasa menyalakan api kehidupan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Kemurahan hati dan uluran tangan kasih sesama pun telah membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka dengan penuh rasa syukur penulis ingin menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Segenap Staf Dosen dan Karyawan/wati Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik-Jurusan Ilmu Pendidikan-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, menuntun dan membimbing penulis selama studi hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed, selaku pembimbing akademik

  penuh kesabaran dan ketulusan, ketelitian dan kesetiaan mendampingi dan membimbing serta menemani dengan penuh kasih. Terimakasih untuk motivasi dan dorongan yang membuat penulis menjadi semangat kembali untuk menyelesaikan skripsi ini.

  3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., sebagai penguji kedua yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan bimbingan.

  4. Bpk. YH. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum., sebagai penguji ketiga yang telah memberi motivasi, bimbingan, perhatian, dan dukungan.

  5. Kongregasi Suster-suster ADM, terutama para pemimpin yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk belajar di Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik-Jurusan Ilmu Pendidikan- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Terimakasih untuk dukungan dan perhatian yang diberikan selama studi hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  6. Sr. Gertrudis, ADM selaku Pimpinan Unit Pelayanan Sosial Seraphine

  Community Development Sumba bersama para staf, yang telah memperkenankan

  penulis untuk mengadakan penelitian di Unit Pelayanan Sosial Seraphine

  Community Development Sumba. Terimakasih untuk kebaikan hati, kerelaan dan cinta yang memungkinkan penulis dapat mengadakan penelitian dengan baik.

  7. Sr. Elisabet dan Para Suster ADM Komunitas Kotabaru terutama para Suster Yunior; untuk doa, pengertian baik, dukungan, kepercayaan, dan semangat yang

  8. Bapak Nikolaus Kelen dan Ibu Margareta Sogen, kakak Erny Kelen dan Edel Kelen, adik Anjas Kelen dan Forty Kelen; yang selalu mendoakan, memberikan perhatian dan motivasi serta cinta yang sebesar-besarnya, yang mampu menyalakan kobaran semangat dalam diri penulis.

  9. Teman-teman IPPAK angkatan 2006, untuk semangat, perhatian dan bantuan dalam bentuk apa saja selama studi hingga penulisan skripsi ini

  10. Saudari Odete Soare Maia, yang selalu memberi dukungan, perhatian dan bersedia menolong penulis terutama selama penulisan skripsi

  11. Sr. Matea, ADM yang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengusahakan buku-buku referensi dalam penulisan skripsi ini.

  12. Para sahabat, teman-teman dan siapa saja yang tak bisa disebutkan satu persatu; yang selama ini mau bersimpati dan berempati dengan penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk setiap sapaan, paksaan, tuntutan sekaligus tuntuanan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, kritik, usul dan saran dari para pembaca, agar isi dari skripsi ini menjadi lebih baik dan semakin berguna bagi banyak orang.

  Yogyakarta, 22 Desember 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................. .... …………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................... …………… iv MOTTO .................................................................................... …………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii ABSTRAK ................................................................................... …………. viii ABSTRACT ................................................................................. …………. ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xix

  BAB I: PENDAHULUAN A.

  1 LATAR BELAKANG ...................................................................

  B. RUMUSAN PERMASALAHAN .................................................. 10 C. TUJUAN PENULISAN ................................................................. 10 D. MANFAAT PENULISAN ............................................................. 11 E. METODE PENULISAN ................................................................ 12 F. SISTIMATIKA PENULISAN ....................................................... 12

  BAB II: EVANGELISASI BARU A. Sejarah dan Perkembangan Evangelisasi Baru .............................. 17 1. Sejarah Munculnya Istilah Evangelisasi Baru ......................... 17 2. Perkembangan Evangelisasi Baru dalam Gereja Katolik ........ 18 3. Evangelisasi Baru di Asia ........................................................ 21

  4. Evangelisasi Baru di Indonesia ................................................ 25 B. Gambaran Evangelisasi Baru pada Umumnya ............................... 27 1.

  Definisi Evangelisasi Baru ....................................................... 27 2. Beberapa Pandangan mengenai Evangelisasi Baru.................. 29 3. Unsur-unsur Pokok Evangelisasi Baru .................................... 33 a.

  Subjek Evangelisasi Baru ................................................... 33 b. Tujuan Evangelisasi Baru .................................................. 34 c. Tantangan Evangelisasi Baru ............................................. 35 d. Syarat-syarat Evangelisasi Baru ......................................... 36 e. Upaya-upaya Evangelisasi Baru ........................................ 38

  

BAB III: UPAYA SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT

SUMBA UNTUK MEWUJUDKAN EVANGELISASI BARU DI SUMBA BARAT DAYA A. Gambaran Umum Kabupaten Sumba Barat Daya ......................... 42 B. Sejarah Singkat Gereja di Sumba Barat Daya ................................ 43 C. Pandangan Umum mengenai Pelayanan Sosial ............................. 46 1. Pengertian Pelayanan Sosial pada Umumnya .......................... 46 2. Pelayanan dalam Perspektif Kitab Suci ................................... 47 3. Bentuk-bentuk Pelayanan atau Diakonia ................................. 49 a. Diakonia Karitatif......................................................... 49 b. Diakonia Reformatif..................................................... 50 c. Diakonia Transformatif ................................................ 51 d. Diakonia Profetis .......................................................... 51

  1) Profetisme Keterlibatan .......................................... 52

  2) Profetisme Holistis ................................................. 52

  3) Profetisme Kebhinekaan ........................................ 53

  4) Profetisme Lintas Batas.......................................... 53

  5) Profetisme Dialogis ................................................ 54

  D.

  Pelayanan (Karya) Sosial para Suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba Barat Daya 1.

  Sejarah Singkat Komunitas Suster-suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba ........................................................................

  55 2. Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .......................................................................................

  57 a. Sejarah Perkembangan Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .......................................

  57 b. Visi dan Misi Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba...........................................................

  59 1)

  Visi ............................................................................... 60 2)

  Misi .............................................................................. 60 3)

  Strategi ......................................................................... 60 c. Bentuk-bentuk Pelayanan Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .......................................

  62 1)

  Peningkatan Pendapatan Keluarga ............................... 62 2)

  Peningkatan Kesehatan ................................................ 62 3)

  Peningkatan Pendidikan Ketrampilan .......................... 63 4)

  Pembinaan Rohani dan Mental .................................... 63 d. Penelitian tentang Upaya Unit Pelayanan Sosial Seraphine

  Community Development Sumba dalam Upaya Mewujudkan Evangelisasi Baru di Sumba Barat Daya.

  1) Latar Belakang Penelitian ............................................ 64

  2) Tujuan Penelitian ......................................................... 67

  3) Metodologi Penelitian .................................................. 68

  a) Jenis Penelitian ....................................................... 68

  b) Tempat dan Waktu Penelitian ................................ 69

  c) Responden Penelitian ............................................. 69

  d) Variabel Penelitian ................................................. 70

  e) Teknik Pengumpulan Data ..................................... 70

  f) Teknik Analisis Data .............................................. 72

  4) Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan .................. 73

  a) Responden .............................................................. 73

  b) Pemahaman mengenai Evangelisasi Baru .............. 74

  2) Tujuan .......................................................................... 109

  8) Langkah-langkah Kegiatan Komunitas Basis Manusiawi

  7) Pemikiran Dasar ........................................................... 110

  6) Waktu ........................................................................... 109

  5) Metode ......................................................................... 109

  4) Sarana ........................................................................... 109

  3) Sumber Bahan .............................................................. 109

  1) Tema ............................................................................. 109

  c) Pemahaman mengenai Visi-Misi Unit Pelayanan

  

BAB IV: USULAN PROGRAM BAGI UNIT PELAYANAN SOSIAL

SERAPHINE COMMUNITY DEVELOPMENT SUMBA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN EVANGELISASI BARU DI SUMBA BARAT DAYA A. Komunitas Basis Manusiawi dan Keluarga ................................... 99 1. Komunitas Basis Manusiawi .................................................... 99 2. Keluarga sebagai Komunitas Cinta Kasih dan Hidup .............. 102 B. Usulan Program untuk Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba dalam Upaya Mewujudkan Evangelisasi Baru Di Sumba Barat Daya 1. Pemberdayaan Komunitas Basis Manusiawi dan Keluarga ..... 103 a. Latar Belakang Program .................................................... 103 b. Matriks Program ................................................................ 106 c. Petunjuk Pelaksanaan ......................................................... 108 d. Contoh Persiapan Program Pemberdayaan Komunitas Basis Manusiawi dan Keluarga Sub Tema 1 ............................... 109

  Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................ 95

  92 5)

  Seraphine Community Development Sumba dalam Mewujudkan Evangelisasi Baru .............................

  d) Harapan atau Usul-saran bagi Unit Pelayanan Sosial

  Sosial Seraphine Community Development Sumba.. 82

  a) Pembuka ................................................................. 111

  b) Kegiatan Inti ........................................................... 111 2.

  8) Langkah-langkah Kegiatan ......................................... 123

  Kesempatan untuk Pendalaman Materi ........................ 126

  Model Evangelisasi Baru ................................. 124 9)

  (2) Pemberdayaan Sosial-Ekonomi sebagai suatu

  (1) Ekonomi dan Pemberdayaan ............................ 124

  d) Materi dari Pendamping ......................................... 124

  c) Selingan .................................................................. 122

  b) Inti Pertemuan ........................................................ 123

  a) Pembukaan ............................................................. 123

  7) Pemikiran Dasar ........................................................... 122

  Rekoleksi bagi Staf Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community

  6) Waktu ........................................................................... 122

  5) Metode ......................................................................... 122

  4) Sarana ........................................................................... 121

  3) Sumber Bahan .............................................................. 121

  2) Tujuan .......................................................................... 121

  1) Tema ............................................................................. 121

  Latar belakang .................................................................... 116 b. Matriks Program ................................................................ 117 c. Petunjuk Pelaksanaan ......................................................... 121 d. Contoh Persiapan Program Rekoleksi Sub Tema ke-2 ...... 121

  Development Sumba................................................................. 116 a.

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 129 B. Saran ............................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Surat Ijin dari Kampus untuk Melaksanakan Penelitian . (1) Lampiran 2 : Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari

  Pimpinan Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community

  Development Sumba........................................................ (2)

  Lampiran 3 : Panduan Pertanyaan untuk Pimpinan dan Staf Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .............................................................................. (3)

  Lampiran 4 : Pertanyaan untuk Anggota Kelompok Binaan Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .............................................................................. (4)

  Lampiran 5 : Hasil Wawancara Pimpinan dan Staf Unit Pelayanan Sosial

  Seraphine Community Development Sumba ................... (5)

  Lampiran 6 : Hasil Wawancara Anggota Kelompok Binaan Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba .............................................................................. (11)

  DAFTAR SINGKATAN A. Daftar Singkatan Dokumen Gereja

  CT : Catechesi Tradendae (Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese Masa Kini) CL : Christifideles Laici (Imbauan Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja dan di dalam Dunia)

  EN : Evangelii Nuntiandi (Imbauan Apostolik Paus Paulus VI tentang Karya Pewartaan Injil dalam Zaman Modern)

  RM : Redemptoris Missio (Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang Amanat Misioner Gereja) B.

   Daftar Singkatan Lain

  ADM : Amalkasih Darah Mulia (Liefdezusters Van Het Kotsbaar Bloed) BHK : Bunda Hati Kudus (Congregatie Fraters Van Onze Lieve Vrouw Van

  Het Heilig Hart )

  CD : Community Development (Pemberdayaan Komunitas) CIJ : Congregatio Immitationis Jesu (Kongregasi Suster-Suster Pengikut

  Yesus) CSsR : Congregatio Sanctissimi Redemptoris (Kongregasi Sang Penebus Dokpen : Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia FABC : Federation of Asian Bishops’ Conferences (Konferensi Federasi

  Uskup-Uskup Asia) FMA : Figlie di Maria Ausiliatrice (Suster-Suster Puteri Maria Penolong

  Umat Kristiani) KKP : Keputusan Kapitel Provinsi KBG : Komunitas Basis Gerejani KBM : Komunitas Basis Manusiawi KPKC : Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia M. Ed : Master of Education OCD : Ordo Carmelitarum Discalceatorum (Ordo Karmelit Tak Berkasut) OSF : Ordo Sancti Francisci (Ordo Suster-Suster St. Fransiskus) PRR : Puteri-Puteri Reinha Rosari SCMM : Congregatio Sororum Caritatis A Nostra Domina Matre

  Misericordiae (Kongregasi Suster-Suster Cintakasih dari Maria

  Bunda Berbelaskasihan) SBD : Sumba Barat Daya SDB : Societas Sancti Francisci Salesii (Serikat Salesian Don Bosco) SJ : Serikat Jesus (Societas Jesu) Sr : Suster

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak dua ribu tahun yang silam, Yesus mengutus Gereja untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa di seluruh dunia. Gereja menerima tugas itu dan dengan

  giat melaksanakannya. Berbagai cara ditempuh demi pewartaan yang lebih luas, yang menjangkau orang-orang di berbagai tempat agar Yesus Putra Allah semakin dikenal, diakui dan dicintai. Sejarah mencatat betapa gigihnya para rasul dan jemaat Kristiani perdana berkeliling mewartakan Injil di Roma dan sampai juga ke daerah-daerah di Asia; di sini tarekat-tarekat missioner mempunyai peran dan andil yang sangat besar. Seluruh proses penyebaran pewartaan Injil atau kabar gembira itu dikenal dengan sebutan evangelisasi. Pada tahap awal penyebaran Injil, tampak bahwa kehidupan beriman jemaat begitu subur, terpelihara dan selalu saja ada tambahan anggota baru dalam Gereja. Pewartaan dirasa menyentuh seluruh dimensi hidup setiap pribadi sehingga mereka menjadi terpesona dan terpikat akan pribadi Yesus kemudian berani dan atas kehendak bebas memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus Kristus; Tuhan dan Guru yang menjadi jalan kebenaran menuju kebahagiaan kekal (Heuken, 1991: 313).

  Dunia terus berputar dan waktu terus berlalu. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ternyata memberi banyak nilai positif namun di lain pihak kalangan remaja dan kaum muda. Dampak negatif kemajuan IPTEK juga menerobos masuk dalam Gereja. Kehidupan beriman umat kadang mengalami kelesuan, tanpa gairah, tanpa roh, dan semangat hidup.

  Tugas perutusan Kristus Sang Penebus, yang dipercayakan kepada Gereja, masih sangat jauh dari penyelesaian sebagaimana dikatakan oleh Bapa Suci Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Redemptoris Missio. Lebih lanjut Bapa Suci mengatakan bahwa tatkala masa seribu tahun kedua sesudah kedatangan Kristus hampir berakhir, suatu pandangan menyeluruh atas umat manusia memperlihatkan bahwa tugas perutusan ini masih saja pada tahap awal dan bahwa kita harus melibatkan diri kita sendiri dengan sepenuh hati untuk melakukan tugas perutusan tersebut (RM a.1). Pernyataan Bapa Suci Yohanes Paulus II tersebut mau menunjukkan bahwa pewartaan Injil sampai saat ini belum mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan oleh Kristus Sang Guru Sejati. Oleh karena itu setiap pengikut Kristus perlu memiliki kesadaran akan kewajiban untuk dengan sepenuh hati melaksanakan tugas perutusan tersebut.

  Persoalan atau keprihatinan dalam hal pewartaan Injil Kristus dialami oleh Gereja di berbagai tempat termasuk Gereja Katolik di Sumba Barat Daya, salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas wilayah kira-kira 1.480,46 km² dan jumlah penduduk laki-laki 132.907 orang dan perempuan 123.054 orang (nttprov.go.id/ntt, 09/index) juga mengalami tantangan seperti yang disebutkan di atas. Sejak kehadirannya tahun 1889, pewartaan Gereja mengalami tantangan perekonomian. Kegiatan pewartaan Injil atau evangelisasi mengalami pasang surut; khususnya berhadapan dengan agama asli ‘Marapu’ (menyembah pohon-pohon atau batu-batu besar dan binatang-binatang tertentu yang diyakini memiliki kekuatan mistis) dan tradisi seperti kawin paksa, poligami dan pesta adat yang masih bertahan kuat sampai saat ini dengan dampak negatifnya masing-masing seperti kemiskinan, diskriminasi, hilangnya kesempatan atau peluang untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berbagai tindak kekerasan ( Heuken, 1991: 109-110).

  Evangelisasi akan terus dilaksanakan tetapi tidak mengulang cara pewartaan lama yang bertujuan menggiring semakin banyak orang masuk dalam Gereja melainkan dilaksanakan secara baru. Perlu ada sesuatu yang baru dalam dunia pewartaan: baru dalam semangat, cara, metode maupun sarana; inilah yang disebut dengan Evangelisasi Baru. Dengan demikian diharapkan Gereja tetap teguh berdiri di tengah badai jaman yang menerpa tanpa henti, sebab mewartakan Injil adalah panggilan yang khas bagi Gereja sebagaimana dirumuskan dalam Evangelii

  Nuntiandi art. 14:

  Gereja mengetahui hal ini. Gereja mempunyai kesadaran yang hidup mengenai kenyataan bahwa kata-kata Sang Penebus “Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah”, berlaku juga sebenarnya untuk Gereja…mewartakan Injil sesungguhnya merupakan rahmat dan panggilan yang khas bagi Gereja, merupakan identitasnya yang terdalam. Gereja ada untuk mewartakan Injil, yakni untuk berkotbah dan mengajar, menjadi saluran kurnia rahmat, untuk mendamaikan para pendosa dengan Allah dan untuk mengabdikan kurban Kristus di dalam Misa yang merupakan kenangan akan kematian dan Kebangkitan-Nya yang mulia.

  Artikel tersebut di atas mau menegaskan bahwa memberitakan Injil merupakan keharusan bagi setiap anggota Gereja. Oleh karena itu, Gereja di setiap masanya dan dalam kondisi apa pun harus selalu menyadari panggilan khasnya; yang merupakan rahmat dan anugerah. Pengaruh Injil diharapkan mampu mendamaikan para pendosa dengan Allah dan benar-benar mengubah umat manusia dari dalam serta membuatnya menjadi baru seperti dikatakan dalam Evangelii Nuntiandi art. 18:

  Bagi Gereja, penginjilan (evangelisasi) berarti membawa Kabar Baik kepada segala tingkat kemanusiaan, dan melalui pengaruh Injil merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya menjadi baru: “Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru”. Tapi tidak ada kemanusiaan yang baru bila terlebih dahulu tidak ada pribadi-pribadi baru, yang diperbaharui oleh Baptis dan oleh kehidupan yang dihayati menurut Injil. Maksud dari penginjilan ialah perubahan batin, baik hati nurani perorangan maupun hati nurani kolektip orang-orang, kegiatan-kegiatan di mana mereka terlibat, serta kehidupan dan lingkungan konkret yang mereka miliki.

  Pewartaan Injil harus menyentuh seluruh dimensi kehidupan manusia. Oleh karena itu, agar pewartaan benar-benar merasuk seluruh kepribadian orang, merasuk dan mengubahnya menjadi manusia baru, perlu pewartaan yang relevan dan kontekstual. Berkaitan dengan hal ini, para Uskup se-Asia dalam Sidang Pleno I FABC yang diadakan tahun 1974 di Taipei, Taiwan mengangkat tema “Evangelisasi di Asia Zaman Modern.” Dari Sidang Pleno I inilah lahir paradigma “tri-dialog” yang terkenal itu: dialog dengan budaya-budaya Asia, dialog dengan agama-agama Asia, dan dialog dengan kaum miskin Asia. Tri-dialog ini menentukan arah perutusan dan pastoral Gereja di Asia. Paradigma tri-dialog tersebut merupakan jawaban pastoral yang relevan kontekstual di Asia. Karena Asia adalah sebuah benua yang amat luas, kaya dengan aneka-ragam budaya berusia sangat panjang, di mana semua agama besar dunia lahir, di mana tinggal sekitar dua per tiga penduduk bumi yang sebagian besarnya hidup dalam kemiskinan materiil.

  Gereja perlu berdialog secara terus menerus dengan tradisi-tradisi dan kebudayaan-kebudayaan setempat bahkan kerapuhan-kerapuhan dan kegagalan- kegagalannya juga supaya semuanya itu disembuhkan. Dialog dengan agama-agama asli juga sangat perlu karena melalui dialog dengan agama-agama asli, Gereja bisa menemukan unsur-unsur penting dan positif dalam tata laksana keselamatan Allah. Dialog dengan agama-agama asli memungkinkan kita (Gereja) atas keyakinan iman akan Kristus, berusaha untuk menerima tradisi keagamaan yang positif sekaligus menyembuhkan dan membersihkan yang masih rapuh dalam terang Sabda Allah. Sebagian masyarakat Asia termasuk Indonesia adalah kaum miskin. Bukan miskin nilai, sifat atau bakat dan kemampuan kemanusiaan melainkan miskin materiil. Maka dialog dengan orang miskin juga sangat perlu bagi Gereja dalam menjalankan tugas pewartaannya. Dialog yang diistilahkan dengan “dialog kehidupan”. Dialog tersebut hendaknya mengantar sampai pada kesanggupan dan usaha yang tulus untuk mewujudkan keadilan sosial di dalam masyarakat-masyarakat kita (Hardawiryana, 1995: 38 – 41)

  Keadilan sosial merupakan masalah serius dunia saat ini dan Gereja perlu mengambil sikap dan tindakan konkrit, seperti Yesus dalam melaksanakan misi-Nya di dunia selalu memprioritaskan kaum miskin. Hal ini berarti bahwa perutusan Gereja Pewartaan Injil dan keadilan sosial merupakan dua hal yang saling berkaitan. Dokumen Iustitia in Mundo merefleksikan misi dan peranan Gereja dalam memajukan keadilan di dunia, sebab keadilan adalah ungkapan hakiki cinta kasih kristiani. Dengan peka melihat “tanda-tanda zaman” (art.2), Gereja bersaksi demi keadilan lewat gaya dan cara hidupnya yang khas: menciptakan dan memelihara keadilan. Gereja berpartisipasi dalam pengubahan dunia dan turut memerdekakan “pribadi manusia”. Keadilan merupakan perwujudan cinta kasih Allah (www.indocell.net).

  Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memperlihatkan Allah sebagai Allah yang penuh cinta kasih. Dalam Perjanjian Lama, Allah mewahyukan diri sebagai pembebas kaum tertindas dan pembela kaum miskin (art.

  30). Tindakan cinta kasih Allah itu mencapai kepenuhannya dalam diri Yesus, lewat ajaran dan tindakan-Nya. Dalam tindakan-Nya, Yesus selalu mengutamakan orang- orang kecil, seperti orang sakit, orang berdosa, dan juga orang-orang yang menjadi korban ketidakadilan (Luk 6:21-30).

  Cinta kasih Allah adalah dasar hidup sekaligus inspirasi perjuangan demi keadilan. Cinta kasih ini tidak bisa dipisahkan dari perjuangan mengangkat harkat dan martabat manusia. Cinta kasih menuntut keadilan yaitu kesadaran akan martabat dan hak sesama manusia. Dalam hal ini keadilan adalah tuntutan pertama dan utama bagi cinta kasih. Ditegaskan dalam sinode bahwa seluruh hidup Kristiani dirangkum dalam iman yang membuahkan cinta kasih kepada sesama. menyebabkan kekerasan dan penindasan terhadap hak dan martabat manusia. Akumulasi modal dan alat-alat industri pada orang-orang tertentu menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, kekurangan makanan, tinggal dalam gubuk- gubuk yang tidak layak guna dan buta huruf (art.10) serta terjadinya kerusakan lingkungan hidup seluruh umat manusia akibat limbah pabrik.

  Menjadi sangat jelas bahwa ketidakadilan merupakan tindakan yang tidak berpihak pada hak dan martabat manusia. Gereja dalam hal ini harus melaksanakan fungsi kenabiannya, kritis dan peka terhadap situasi yang ada (http/www.indocell.net).

  Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia sebagai bagian dari Gereja Universal, mengemban misi Gereja yang sama yaitu mewartakan Injil kepada segala bangsa dan ikut berusaha menanggapi keprihatinan tersebut di atas; yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk karya pelayanan seperti karya sosial, pastoral, kesehatan dan pendidikan (formal dan non formal). Masing-masing karya berusaha menterjemahkan misi Gereja universal dalam bentuknya yang nyata.

  Seraphine Community Development Sumba sebagai salah satu bentuk karya sosial para Suster Amalkasih Darah Mulia, juga merupakan perwujudan tekad dan kemauan kuat para Suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba untuk menghadirkan Kerajaan Allah sebagaimana dirumuskan dalam Konstitusi Kongregasi No. 4:

  Sebagai suatu Kongregasi yang aktif dalam bidang kerasulan dan yang menemukan inspirasinya juga dalam kontemplasi serta penyembahan terhadap Kristus yang “menebus kita dengan Darah-Nya”, maka selaras dengan kaidah-kaidah Konstitusi kita, kita ingin secara aktif mengabdikan diri kepada tugas yang harus dipenuhi oleh Gereja di dunia ini, serta membuka mata bagi kebutuhan-kebutuhan jaman kita.

  Sebagai unit pelayanan sosial yang menimba semangat dari Cinta Kristus Tersalib, Seraphine Community Development Sumba atau biasa disingkat CD Seraphine sejak tahun 1989 melayani masyarakat Sumba Barat dengan mengarahkan perhatian pada pemberdayaan kaum perempuan di luar rumah, di dalam masyarakat, atau lebih tepat mereka adalah kaum ibu yang berada di desa-desa. Kegiatan-kegiatan CD Seraphine antara lain: beternak (kambing, babi dan sapi), usaha simpan pinjam, pemberian modal usaha (Credit Union), pengadaan bahan makanan, dapur hidup, pengolahan ladang (kebun percontohan), pengadaan air bersih (bak penampungan air hujan dan sumur), pengadaan rumah sehat dan jamban keluarga, penyuluhan kesehatan dan pengobatan, pemberian makanan tambahan. Selain itu ada kursus keterampilan seperti menjahit, memasak dan menenun. Ada juga kegiatan kerohanian yang diadakan seperti pembinaan rohani bagi orang dewasa (retret dan rekoleksi), pembinaan iman anak (Rekoleksi dan Temu Minggu) dan pastoral atau kunjungan keluarga (Gertrudis, 2008: 2, 6 -14).

  Sebagai salah satu unit pelayanan sosial, Seraphine Community

  

Development Sumba dengan tekun, gigih, dan penuh tanggung jawab berjuang

  mewujudkan apa yang menjadi visi-misi karya sosial dalam pelayanan di Sumba Barat. Syukur kepada Tuhan, sejak tahun 1989 sampai sekarang pelayanan Seraphine

  

Community Development Sumba mendatangkan manfaat dan hasil positif bagi peserta

  maupun orang lain di sekitar. Kehidupan perekonomian keluarga mengalami perbaikan, kondisi kesehatan lebih baik, dan pertumbuhan iman mereka berkembang

  Meskipun dikatakan bahwa pelayanan Seraphine Community Development telah membuahkan hasil yang secara nyata dirasakan oleh peserta maupun orang lain di sekitar termasuk Gereja setempat, namun masih ada kelemahan dan kekurangan yang mengakibatkan kegagalan dalam usaha pendampingan dan pengembangan kelompok binaan. Ada kelompok yang setelah dibentuk, bertahan hanya beberapa waktu saja, karena anggota tidak memiliki daya juang, menginginkan hasil yang cepat dan banyak tanpa kerja keras dan kurangnya pemahaman. Sedangkan hambatan lain datang juga dari para Suster dan karyawan yang bekerja bersama dengan Sr.

  Gertrudis, ADM (Pimpinan unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba). Kadang-kadang kehilangan gairah atau semangat; ‘api’nya mulai redup karena kesulitan atau tantangan; daya juang melemah, kehadiran tanpa roh atau api di antara peserta juga mempengaruhi minat dan ketertarikan peserta terhadap kegiatan yang diberikan. Selain itu, pemahaman yang kurang mengenai hakikat pelayanan sosial suatu tarekat religius yaitu mengemban misi Gereja mewartakan Injil; baik dari pihak karyawan maupun peserta atau anggota kelompok binaan Seraphine

  

Community Development Sumba juga mengakibatkan kegagalan dalam pelayanan

sosial.

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan judul skripsi sebagai berikut: UNIT PELAYANAN SOSIAL “SERAPHINE

  

COMMUNITY DEVELOPMENT” SUMBA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN

EVANGELISASI BARU DI SUMBA BARAT DAYA.

  Dengan tulisan ini, penulis berharap bisa memberi sumbangan pemikiran dan memberi wawasan baru bagi penulis sendiri maupun pembaca khususnya para Suster Amalkasih Darah Mulia untuk mengambil bagian secara total, gembira, penuh cinta, dan pengabdian mewujudkan Evangelisasi Baru yang diserukan Gereja. Penulis ingin menambah wawasan khususnya keterkaitan antara pewartaan Injil dengan perjuangan mewujudkan keadilan sosial sehingga semangat pelayanan yang saat ini sudah ada tidak pudar dihempas tantangan jaman. Perlu ada hal-hal baru yang diberikan untuk menyalakan percikan api cinta kepada Tuhan dan sesama yang selama ini sudah ada dalam diri para Suster Amalkasih Darah Mulia agar percikan itu menyalakan kobaran yang semakin besar dan besar dalam upaya mempromosikan Darah Kristus demi penebusan semakin banyak orang.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN 1.

  Apa yang dimaksud dengan Evangelisasi Baru? 2. Sejauhmana Seraphine Community Development melalui pelayanan sosialnya sudah mewujudkan evangelisasi baru di Sumba Barat Daya?

  3. Bagaimana cara unit pelayanan sosial Seraphine Community Development dapat semakin melaksanakan Evangelisasi Baru di Sumba Barat Daya?

C. TUJUAN PENULISAN 1.

  Mendeskripsikan pokok-pokok mengenai evangelisasi baru.

  2. Mendeskripsikan apakah unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba sudah mewujudkan evangelisasi baru.

  3. Mengusulkan kepada unit pelayanan sosial Seraphine Community Development Sumba, cara peningkatan pelayanan untuk semakin lebih baik mewujudkan Evangelisasi Baru di Sumba Barat Daya.

  4. Sebagai salah satu syarat kelulusan Strata I Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik – Jurusan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN 1.

  Memberi pandangan baru bagi penulis bahwa di tengah jaman yang penuh tantangan dan penderitaan hidup, perlu adanya evangelisasi baru dalam Gereja.

  2. Memberi sumbangan pemikiran bagi para Suster Amalkasih Darah Mulia agar menghayati pelayanan (karya) sosial sebagai tugas misioner Gereja sekaligus warisan Ibu Seraphine – pendiri Kongregasi yang senantiasa digali, dikembangkan dan dilestarikan oleh generasi penerus.

3. Menunjukkan kepada penulis dan pembaca khususnya Suster-suster Amalkasih

  Darah Mulia bahwa melalui pelayanan sosial Seraphine Community Development, para Suster ikut serta mewujudkan evangelisasi Baru di Sumba barat Daya.

  E. METODE PENULISAN

  Metode penulisan yang akan digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif – analitis, interpretasi dan penelitian. Pada bab II penulis menggunakan metode deskriptif - analitis dengan menggambarkan, memahami, menginterpretasi, menarik kesimpulan dan memaknai apa sesungguhnya Evangelisasi Baru. Pada bab III penulis menggunakan metode deskripsi mengenai Seraphine

  

Community Development dan mengadakan penelitian untuk melihat sejauhmana

Seraphine Community Development mengambil bagian dalam kegiatan evangelisasi

  baru. Pada BAB IV penulis menggunakan metode deskripsi dan interpretasi untuk membuat usulan program bagi Seraphine Community Development Sumba dalam upaya mewujudkan evangelisasi baru. Sedangkan pada bab V penulis menggunakan metode interpretasi untuk merumuskan kesimpulan dan saran.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Judul skripsi yang dipilih adalah: Unit Pelayanan Sosial “Seraphine

  

Community Development” Sumba dalam Upaya Mewujudkan Evangelisasi Baru Di

  Sumba Barat Daya. Ada dua variabel yaitu: Evangelisasi Baru (Variabel I) dan Pelayanan Sosial Seraphine Community Development (Variabel II). Kedua variabel ini akan dijabarkan dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistimatika

  Bab II adalah uraian mengenai evangelisasi baru yang terdiri atas sejarah dan perkembangan evangelisasi baru yang meliputi sejarah munculnya evangelisasi baru, perkembangan evangelisasi baru dalam Gereja Katolik, evangelisasi baru di Asia, dan evangelisasi baru di Indonesia; berikutnya adalah gambaran evangelisasi pada umumnya yang meliputi definisi evangelisasi baru, beberapa pandangan mengenai evangelisasi baru dan unsur-unsur pokok evangelisasi baru yang meliputi subyek evangelisasi baru, tujuan evangelisasi baru, tantangan evangelisasi baru, syarat-syarat evangelisasi baru dan upaya-upaya evangelisasi baru.

  Bab III menguraikan tentang Unit Pelayanan Sosial Seraphine Community Development Sumba dalam upaya mewujudkan evangelisasi baru di Sumba Barat Daya. Bagian ini akan dibagi dalam empat bagian yaitu bagian pertama adalah gambaran umum kabupaten Sumba Barat Daya, bagian kedua adalah sejarah singkat Gereja di Sumba Barat Daya, bagian ketiga adalah pandangan umum pelayanan sosial yang meliputi pengertian pelayanan sosial pada umumnya, pelayanan dalam perspektif Kitab Suci, dan bentuk-bentuk pelayanan atau diakonia yang mencakup diakonia karitatif, diakonia reformatif, diakonia transformatif, dan diakonia profetis.

  Bagian keempat bab ini adalah uraian mengenai pelayanan atau karya sosial para Suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba Barat Daya, yang terdiri atas sejarah singkat komunitas Suster-suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba dan unit pelayanan sosial

  

Seraphine Community Development Sumba yang meliputi sejarah perkembangan unit