RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III. ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA
STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
RENCANA PROGRAM INFRASTUKTUR JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
Dalam

rangka

mewujudkan

kawasan

permukiman

yang

layak


huni

dan

berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat
perencanaan

pembangunan.

Untuk

mewujudkan

keterpaduan

pembangunan

permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan
kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan

pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 3.1 memaparkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya, yang membagi amanat pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam
4 (empat) bagian, yaitu amanat penataan ruang/spasial, amanat pembangunan nasional
dan direktif presiden, amanat pembangunan Bidang Pekerjaan Umum, serta amanat
internasional.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dihadapkan
pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan,
reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender, serta

green economy. Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada
masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-1

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK


Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 3. 1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional
karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka
kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya
berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan
dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas
pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun
2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Dalam
penjabarannya

RPJPN

mengamanatkan


beberapa

hal

sebagai

berikut

dalam

pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:
a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan
penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-2


RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

industri,

perdagangan,

transportasi,

pariwisata,

dan

jasa

sebagai

upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan

pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup,
sumber daya air, serta kesehatan.
b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air
minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air
minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.
c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan
berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada
perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran
swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan
terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.
d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan
RPJMN, yaitu:



RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui
percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama
antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan
permukiman.



RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh
masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi
itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.



RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa
permukiman kumuh.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020


III-3

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Berdasarkan Peraturan Presiden No 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke-3 Tahun 2015-2019 diarahkan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan
pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus
meningkat. Visi RPJMN 2015-2019 adalah “ Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong “. Dalam rangka meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional disusun sub agenda
Pembangunan Nasional yang sesuai dengan prioritas pembangunan infrastruktur adalah :
1. Membangun konektivitas Nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan
2. Membangun transportasi massal perkotan
3. Membangun infrastruktur / prasarana dasar.
4. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pembiayaan infrastruktur.
5. Menguatkan peran investasi
6. Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan

7. Meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi
8. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi Nasional
9. Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional.
10. Meningkatkan daya saing tenaga kerja
11. Meningkatkan kualitas data dan informasi statistik dalam sensus ekonomi tahun
2016.
Dari sub agenda Pembangunan Nasional, RPJMN ke -3, menetapkan sasaran yang
sesuai dengan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yaitu :


Pembangunan perumahan yang layak huni dan terjangkau untuk 2,2 juta rumah
tangga dengan sasaran : Mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha
dalam penyediaan hunian layak huni untuk 2,2 juta rumah tangga ; Peningkatan
kualitas rumah tidak layak huni untuk 1,5 juta rumah tangga termasuk
penanganan permukiman kumuh.



Pembangunan Kawasan Permukiman dengan sasaran pengentasan permukiman
kumuh ; Tercapainya 100 % pelayanan air minum bagi seluruh penduduk

Indonesia ; Optimalisasi penyediaan air minum melalui bantuan Program PDAM
Sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR ; Peningkatan efesiensi layanan air

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-4

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

minum ; Penciptaan lingkungan yang mendukung melalui penyusunan dokumen
perencanaan air minum di seluruh kabupaten /kota sebagai rujukan Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) ; Meningkatnya akses penduduk
terhadap sanitasi yang layak (air limbah domestik, sampah, drainase lingkungan) ;
Meningkatnya

keamanan

dan

keselamatan


bangunan

gedung

termasuk

keserasiannya terhadap lingkungan.
C. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan
ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui
Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor
ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada
kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat
mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang
kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam
MP3EI adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau
terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI
dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK
yang sama.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-5

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

D. Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pengentasan

Kemiskinan

Indonesia
Dalam mencapai penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, tiga strategi
MP3EI adalah:
a.

Mewujudkan

sistem

perlindungan

sosial

nasional

yang

menyeluruh,

terintegrasi dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
goncangan.
b.

Meningkatan pelayanan dasar dasar bagi penduduk miskin dan rentan

c.

Mengembangkan

penghidupan

berkelanjutan

(sustainable

livehood)

masyarakat miskin.
E. Kawasan Ekonomi Khusus
UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia

yang

ditetapkan

untuk

menyelenggarakan

fungsi

perekonomian

dan

memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang
memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona
fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini
diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga
menunjang kegiatan ekonomi di KEK.
F. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh
Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan
berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program
Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatan
kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta
Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak
serta pengurangan permukiman kumuh.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-6

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

G. Peraturan Perundangan Bidang PU/ Cipta Karya
1. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman mempunyai
tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota
di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada
kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c. Menyelenggarakan

fungsi

operasionalisasi

dan

koordinasi terhadap

pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan,
permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan,

kebijakan,

strategi, serta

program

di

bidang

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.
f.

Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan
dan

strategi

penyelenggaraan

perumahan

dan kawasan permukiman pada

tingkat kabupaten/kota.
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h. Melaksanakan

kebijakan

dan

strategi

provinsi

dalam penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.
i.

Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.

j.

Mengawasi

pelaksanaan

kebijakan

dan

strategi

nasional

dan provinsi

di

bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Wewenang pemerintah kabupaten/kota dalam menjalankan tugasnya yaitu :
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan permukiman
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangan undangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/ kota.
c. Memperdayakan

pemangku

kepentingan

dalam

bidang

perumahan

dan

permukiman pada tingkat kabupaten / kota.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-7

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundangan serta kebijakan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
e. Menyediakan tanah, sarana dan prasarana untuk pembangunan perumahan dan
permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
f.

Memfasilitasi

kerjasama

pemerintah

daerah

dan

badan

hukum

dalam

penyelengaraan perumahan dan kawasan permukiman.
g. Menetapkan dan memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/ kota.
2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang

Bangunan

Gedung

menjelaskan

bahwa

penyelenggaraan

bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan
teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan
pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif
meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan
izin mendirikan bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan
gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang ditetapkan melalui
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut:
a. Keseimbangan,

keserasian,

dan

keselarasan

bangunan

gedung

dengan

lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya.
pengkondisian

Di

samping

udara

itu,

dilakukan

sistem
dengan

penghawaan,

pencahayaan,

mempertimbangkan

dan

prinsip-prinsip

penghematan energy dalam bangunan gedung (amanat green building).
b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.
Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas
bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

c. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
3. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumber daya air,
termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalam hal ini, negara menjamin hak
setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna
memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Pemenuhan kebutuhan air
baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem
penyediaan air minum dimana Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik
daerah menjadi penyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air
dengan standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan
dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi Selain itu, diamanatkan
pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu dengan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi.
4. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya
pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang
sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan
jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu,
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir,
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan jumlah sampah,

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-9

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu
hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka di
tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah daerah harus menutup tempat
pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka dan
mengembangkan TPA dengan sistem controlled landfill ataupun sanitary landfill.
5. UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut serta
dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011.
Dalam undang-undang tersebut Rumah susun didefinisikan sebagai bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian
yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan,
perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,
peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan
kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
3.1.2 Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya
harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain
untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat
mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya
alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-10

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

A. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi,
dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
a. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
c. Kawasan

perkotaan

yang

berfungsi

atau

berpotensi

sebagai

simpul

transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga,
b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga
c. Pusat

perkotaan

yang

merupakan

simpul

utama

transportasi

yang

menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-11

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

a. Pertahanan dan keamanan
1) diperuntukkan

bagi

kepentingan

pemeliharaan

keamanan

dan

pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
2) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau
3) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas.
b. Pertumbuhan Ekonomi
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional,
3) memiliki potensi ekspor,
4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal
c. Sosial Budaya
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,
2) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri
bangsa,
3) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
4) merupakan tempat perlindungan peninggalanbudaya nasional,
5) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
6) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-12

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
2) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi, sumber daya alam
strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
3) memiliki sumber daya alam strategis nasional
4) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
5) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
6)

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

e. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
2) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
5)

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

6) rawan bencana alam nasional 7) sangat menentukan dalam perubahan
rona

alam

dan

mempunyai

dampak

luas

terhadap

kelangsungan

kehidupan.
Berdasarkan Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Provinsi Jawa
Timur memiliki Perkotaan Trenggalek yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Jawa Timur.
Acuan makro bagi penataan ruang di Indonesia didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional. Kebijakan pengembangan pembangunan kabupaten dan kebijakan
penataan ruang kabupaten mengacu pada kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
dalam RTRWN. Adapun kebijakan pada Kabupaten Trenggalek yang terdapat dalam
RTRWN dapat ditinjau pada Tabel 3.1.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-13

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

Tabel 3. 1 Kebijakan Kabupaten Trenggalek dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
No.
Rencana Sektoral
Kebijakan Pengembangan
Rencana Struktur Ruang Wilayah
1.

2.

3.

 Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), pusat-pusat kegiatan dibagi 3
tingkatan, yaitu PKN (Pusat Kegiatan
Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)
dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal).
Fungsi Wilayah
 PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Kawasan
perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKL
berfungsi sebagai pusat pelayanan pada
lingkup lokal, yaitu skala kabupaten atau
beberapa kecamatan. Kawasan perkotaan
yang tidak termasuk dalam kategori 1 dan 2
diharapkan dapat berkembang sesuai
dengan potensi wilayah masing-masing.
Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk
berfungsi sebagai PKW di Provinsi Jawa
Timur yakni Perkotaan Jombang, Perkotaan
Ponorogo, Perkotaan Ngawi, Perkotaan
Nganjuk, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan
Lumajang, Perkotaan Sumenep, Perkotaan
Magetan, Perkotaan Situbondo, Perkotaan
Trenggalek,
Perkotaan
Bondowoso,
Perkotaan Sampang, Perkotaan Kepanjen,
Perkotaan Caruban, Perkotaan Kanigoro, dan
Perkotaan Kraksaan.
Sistem Transportasi
 jaringan prasarana transportasi yang melalui
Kabupaten Trenggalek yaitu
a. Jaringan Jalan Lintas Nasional, yaitu Jalan
Lintas Selatan yang melalui Kecamatan
Watulimo, Kecamatan Munjungan dan
Kecamatan Panggul.
b. Jaringan Jalan Kolektor Primer, yang
termasuk dalam Jalan Nasional yaitu Ruas
jalan Tulungagung-Trenggalek, Ruas
jalan
Trenggalek-Bts.
Kabupaten
Trenggalek, dan Ruas Jalan Raya
Jarakan-Panggul.
Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana Pusat Kegiatan

1.

Kawasan Lindung

2.

Fungsi Kawasan

 Di
Wilayah
Kabupaten
Trenggalek
temasuk dalam kawasan hutan lindung.
 Penetapan Kawasan Andalan Jawa Timur
Selatan (Purwokerto, Trenggalek, Cilacap
dan sekitarnya) untuk sektor unggulan
pertanian,
pariwisata,
pertambangan,
industri dan perikanan.

Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-14

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

B. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur
Acuan dasar lain yang digunakan dalam kebijakan pengembangan pembangunan
kabupaten dan kebijakan penataan ruang adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2029 yang tertuang dalam Perda No 5 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Kebijakan kabupaten
Trenggalek dalam bidang struktur ruang wilayah, pola ruang dan penetapan kawasan
strategis Provinsi Jawa Timur dapat ditinjau pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2
Kebijakan Kabupaten Trenggalek dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi
Jawa Timur Tahun 2009-2029
Rencana
No.
Kebijakan Pengembangan
Sektoral
Rencana Struktur Ruang Wilayah
1.
Sistem
Sistem Perkotaan sebagai PKL (Pusat kegiatan Lokal):
Perkotaan
Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,
Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang,
Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro dan Bangil.
Wilayah Perkotaan Trenggalek:
 Rencana Fungsi
 Pusat pelayanan pemerintahan,
pendidikan, kesehatan, industri
Wilayah/Perkotaan
pengolahan
pertambangan,
pariwisata, perdagangan dan
jasa
 Rencana Pengembangan
a. Fasilitas pemerintahan :
 KantorKota/Kabupaten
fasilitas
 Polres/Polresta
b. Fasilitas pendidikan :
 SMA/MA/SMK
c. Fasilitas kesehatan :
 Pengembangan rumah sakit
tipe C
 Puskesmas rawat inap
d. Fasilitas industri :
 Kawasan industri
e. Fasilitas wisata :
 Pengembangan
dan
peningkatan fasilitas obyek
wisata
f. Fasilitas perdagangan :
 Pengembangan
pasar
tradisional
 Peningkatan pasar umum
 Pengembangan pasar ikan
g. Fasilitas jasa :
 Lembaga keuangan (Bank,
koperasi)
 Rencana Pengembangan
 Pengembangan jalan arteri
primer
Infrastruktur
 Jalan lintas selatan, dan jalan
internal terutama ke lokasi

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-15

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral

Kebijakan Pengembangan




sentra
produksi/kawasan
strategis
Terminal angkutan kelas A
Pengembangan pelabuhan Laut
Prigi
dan
pembangunan

coldstorage

Wilayah Pengembangan (WP):
 Kabupaten Trenggalek masuk
dalam
WP
(Wilayah
Pengembangan) Kediri dan
sekitarnya, meliputi : Kota dan
Kabupaten Kediri, Kabupaten
Nganjuk,
Kabupaten
Trenggalek, dan Kabupaten
Tulungagung, dengan pusat
pelayanan di Kota Kediri

Pengembangan terminal kargo

 Pusat WP: Kota Kediri
 Fungsi:
Pertanian Tanaman Pangan,
hortikultura,
perkebunan,
kehutanan,
peternakan,
pertambangan,
pendidikan,
kesehatan, pariwisata, perikanan
dan industri.

Gambar 3. 2. Rencana Struktur Kegiatan WP Kediri dan
Sekitarnya

2.

Sistem
Perdesaan

Strategi pengembangan wilayah akan diarahkan sebagai sub pusat
industri pengolahan di Perkotaan Trenggalek dan sub pusat
pengembangan pariwisata di Kecamatan Watulimo.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-16

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral

Kebijakan Pengembangan

1 : Pusat WP
2 : Pusat SWP
3 : Ibu Kota Kecamatan

Gambar 3. 3 Sistem Pusat Permukiman
Perdesaan

3.

Sistem
Transportasi

Pengembangan
ruas
jalan
nasional sebagai jalan kolektor
primer

Pengembangan
ruas
jalan
propinsi sebagai jalan kolektor
primer
Jalan Strategis Nasional rencana

Rencana Pengembangan jalan
Strategis Nasional yang belum
tersambung
Rancana Pengembangan Terminal
Tipe B

4.

Rencana
Sistem
Jaringan Energi

Pengembangan
Pelabuhan
Pengumpul
Pengembangan energi baru dan
terbarukan

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

Glonggong-Pacitan-PanggulDurenan-Tulungagung-BlitarKepanjen-Turen-LumajangWonorejo-Jember-GentengkulonJajag-Benculuk-RogojampiBanyuwangi
Dengok-Trenggalek
 Madiun-Ponorogo-DengokTrenggalek
 Durenan-Prigi
Panggul-Prigi-Ngrejo-Batas
Kab.
Tulungagung-Pantai Serang-Batas
Kab.
Blitar-Wonogoro-Sendang
Biru-Tambak Asri
Kabupaten Trenggalek dan di 28
terminal
di
berbagai
Kabupaten/kota lainnya.
Pelabuhan Prigi di Pantai Selatan
Kabupaten Trenggalek
Energi air untuk pembangkit listrik
tenaga mikrohidro di Kabupaten
Nganjuk, Bo jonegoro,
Banyuwangi, Situbondo,
Bondowoso, Jember, Lumajang,
Malang, Probolinggo, Blitar,
Tulungagung, Trenggalek, Pacitan,
madiun, magetan, Pasuruan,
Mojokerto, Ponorogo, Jombang

III-17

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral

5.

Rencana
Sistem
Jaringan
Sumber Daya
Air

6.

Kawasan
Lindung

Kebijakan Pengembangan
dan Kota Batu.
Energy
surya
di
seluruh
kabupaten/kota di Jawa Timur.
Energy gelombang laut di
Kabupaten pacitan, Trenggalek,
Tulungagung, Blitar, Malang,
Lumajang, Jember, Banyuwangi,
Tubang, Bangkalan, Sampang,
Pamekasan dan Sumenep.
Energi Biomassa di Kabupaten
Ponorogo, Trenggalek dan di 35
kabupaten/kota lainnya.
Pengembangan
Gardu
Induk Blimbing, Tarik, Trenggalek dan di
70/20
24 lokasi lainnya.
Pengembangan Jaringan Irigasi
Wilayah Sungai Brantas:
Bendungan Genteng I di
Kabupaten Malang, Bendungan
Tugu di Kabupaten Trenggalek,
dan di 12 lokasi bendungan
kabupaten/kota lainnya.
Rencana Pola Ruang Wilayah
Kawasan Hutan Lindung
 Kabupaten
Trenggalek
dan
kawasan hutan lindung di 28
kabupaten/kota lainnya.
Kawasan Sempadan Pantai
 Sempadan pantai selatan jawa
timur
Kawasan pantai Berhutan Bakau
 Pantai Selatan Jawa Timur serta
wilayah pesisir kepulauan
Kawasan Rawan Tanah Longsor
 Kabupaten Trenggalek dan di 19
kabupaten lainnya.
Kawasan
Pasang

Rawan

gelombang

Kawasan Rawan Banjir
Kawasan
Rawan
Bencana
Kebakaran hutan dan angin
kencang
Kawasan Karst Kelas 1
Kawasan Rawan Gempa Bumi
Kawasan Rawan Tsunami
7.

Kawasan
Budidaya

Kawasan
Peruntukkan
Produksi
Kawasan Hutan Rakyat

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

Hutan

 Kawasan
pesisir
sepanjang
wilayah pantai Jawa Timur, baik
yang berbatasan dengan Laut
Jawa, Selat Bali, Selat Madura,
Samudera Hindia dan kawasan
Kepulauan.
 Kabupaten Trenggalek dan 29 di
Kabupaten/kota lainnya
 Kabupaten Trenggalek dan 31 di
Kabupaten/kota lainnya
 Kabupaten
Kabupaten
 Kabupaten
Kabupaten
 Kabupaten
Kabupaten
 Kabupaten
Kabupaten
 Kabupaten
Kabupaten

Trenggalek dan 11
lainnya
Trenggalek dan 19
lainnya
Trenggalek dan 7
lainnya
Trenggalek dan 29
lainnya
Trenggalek dan 30
lainnya

di
di
di
di
di

III-18

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral

Kebijakan Pengembangan
Kawasan Peruntukkan Pertanian
 Pertanian Lahan Basah
 Pertanian Lahan Kering
 Pengembangan Hortikultura

Kawasan Perkebunan
Kawasan Peternakan

Kawasan Peruntukkan Perikanan
 Peruntukan Perikanan Tangkap

 Kawasan Perikanan Budidaya

Kawasan
Peruntukkan
pertambangan mineral, minyak
dan gas bumi
Kawasan peruntukkan industri

Kawasan peruuntukkan pariwisata
 Kawasan wisata alam

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

 Kabupaten Trenggalek dan 28 di
Kabupaten lainnya
 Seluruh Wilayah kabupaten/kota
di Jawa Timur
Kabupaten Trenggalek meliputi:
 Komoditas Pisang
 Komoditas Durian
 Komoditas Manggis
 Biofarmaka
 Kabupaten Trenggalek dan 33 di
Kabupaten/Kota lainnya
 Kawasan sentra ternak besar,
Kabupaten Trenggalek dan 24
kabupaten lainnya.
 Pengembangan Komoditi utama
perikanan, meliputi Kabupaten
Pacitan, Kabupaten Trenggalek
dan wilayah potensial di 7
kabupaten lain.
 Pengembangan Pelabuhan
Nusantara (PPN) di Prigi
Kabupaten Trenggalek dan
Brondong di Kabupaten
Lamongan.
 Budidaya perikanan air payau di
Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Trenggalek dan 20
kabupaten/kota lainnya.
 Budidaya perikanan air tawar
untuk budidaya komoditas ikan
konsumsi, di Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten
Trenggalek, dan 35
kabupaten/kota lainnya.
 Kawasan budidaya perikanan air
laut, di Kabupaten Trenggalek
dan 17 Kabupaten lainnya.
 Pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan
 Pertambangan mineral logam.
 Pertambangan mineral non
logam
 Pertambangan batuan
 Berada
di
seluruh
kabupaten/kota
 Sentra industri direncanakan di
seluruh kabupaten/kota
 Pantai Prigi, Pantai
karanggongso, Tirta Jwalita

III-19

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral

Kebijakan Pengembangan
 Rencana

Pengembangan
Pariwisata,
Jalur
Pengembangan Koridor C

Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman perdesaan
Kawasan permukiman perkotaan

8.

Kawasan
strategis dari
Sudut
Kepentingan
Ekonomi

9.

Kawasan
strategis

dari

Guwo Lowo dan Gunung Wilis
 Pantai Prigi, Pantai
Karanggongso, Tirta Jwalita dan
Guwo Lowo.
 Tersebar di seluruh kawasan
perdesaan di Jawa Timur.
 Tersebar di seluruh kawasan
perkotaan di Jawa Timur.

Rencana Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan
Industri
Agribis Sistem
agropolitan
Wilis
II
pendukung Agropolitan
meliputi: Kabupaten Malang, Kota
Surabaya,
Kabupaten
Blitar,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Kediri.
Pusat industri pengolahan produk
terdiri dari :
 Industri tepung di Kabupaten
Trenggalek.
Input
terutama
berasal dari Kabupaten Pacitan,
Kabupaten
Ngawi,
dan
Kabupaten Ponorogo.
 Industri yang potensial
dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri kimia
penyulingan cengkeh dan hasil
minyak kulit kopi dan kakao di
Kabupaten Trenggalek. Input
terutama berasal dari Kabupaten
Pacitan, Kediri, dan Ponorogo.
Kawasan
perbatasan Kawasan perbatasan antarprovinsi,
antarprovinsi.
yaitu Provinsi Jawa Timur-Jawa
Tengah-DI Yogyakarta dilakukan
melalui kerja sama regional
meliputi Ratubangnegoro
(Kabupaten Blora, Kabupaten
Tuban, Kabupaten Rembang, dan
Kabupaten Bojonegoro),
Karismapawirogo (Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Sragen, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Pacitan,
Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten
Ponorogo), Pawonsari (Kabupaten
Pacitan, Kabupaten Wonogiri, dan
Kabupaten Wonosari), dan
Golekpawon (Kabupaten
Ponorogo, Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Pacitan,
dan Kabupaten Wonogiri)
Kawasan
perbatasan
negara Rencana kawasan strategis yang
pulau
kecil
terluar
yang berada dalam lingkup pengelolaan

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-20

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

No.

Rencana
Sektoral
sudut
kepentingan
pertahanan
dan keamanan

Kebijakan Pengembangan
berhadapan dengan laut lepas

pemerintah pusat sebagai KSN,
berupa
kawasan
perbatasan
negara pulau kecil terluar yang
berhadapan dengan laut lepas
meliputi:
a. Pulau Barung di Kecamatan
Gumukmas Kabupaten Jember
dengan luas sekurangkurangnya 8.008,83 Ha;
b. Pulau Panehan di Kecamatan
Munjungan Kabupaten
Trenggalek dengan luas
sekurang-kurangnya 15,55 Ha;
dan
c. Pulau Sekel di Kecamatan
Munjungan Kabupaten
Trenggalek dengan luas
sekurang-kurangnya 14,11 Ha.

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Timur Tahun 2009-2029
C. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Trenggalek
Fungsi dan manfaat dari RTRW Kabupaten menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 16/PRT/M tahun 2009 adalah sebagai pedoman :
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah.
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah.
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah dalam kabupaten, serta keserasian antar sektor.
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
6. Penataan ruang kawasan strategi kabupaten.
7. Penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten.
Kebijakan RTRW terkait penataan ruang wilayah Kabupaten Trenggalek antara lain
meliputi pengembangan :
a. Struktur ruang yang terdiri dari :


Kebijakan pengembangan sistem pusat kegiatan wilayah
a) Pembentukan sistem pekotaan.
b) Pengembangan sistem pedesaan.



Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah dilakukan melalui
upaya pengembangan prasarana wilayah.

b. Pola ruang yang terdiri dari :

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-21

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

1. Kebijakan pemantapan kawasan lindung
a. Pemanfaatan fungsi dan pengendalian secara ketat berbasis pembangunan
berkelanjutan.
b. Pengembangan pengaturan resiko pada kawasan rawan bencana.
2. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya
a. Pengembangan industry berbahan baku local berdaya saing dan berpotensi
b. Pengembangan kawasan budidaya berbasis pada pendayagunaan potensi wilayah
c. Kawasan Strategis yang terdiri dari :
1. Kebijakan pengembangan kawasan strategis sudut kepentingan ekonomi.
a. Pengembangan kawasan agribisnis berbasis potensi lokal.
b. Pengembangan kawasan minapotilatan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
2. Kebijakan pengembangan kawasan strategis sudut kepentingan penyelamatan
lingkungan hidup dilakukan melalui upaya pelestarian dan peningkatan fungsi daya
dukung lingkungan hidup.
3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis lainnya meliputi
pengendalian perkembangan kawasan budidaya.
d. wilayah pesisir dan pulau pulau kecil.
1. Pelestarian ekosistem wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
2. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten Trenggalek yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan RPIJM Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Trenggalek (KSK) yang didasari sudut
kepentingan:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Kawasan
strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam RTRW Kabupaten Trenggalek tahun 2012-2032 terdiri dari:
1) Kawasan strategis kerjasama regional kerjasama regional antar kabupaten
pada kawasan perbatasan Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Jawa Tengah
GOLEKPAWON

meliputi:

Kabupaten

Ponorogo,

Kabupaten

Trenggalek,

Kabupaten

Trenggalek;

Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri.
2) Kerjasama
Kabupaten

regional

Selingkar

Tulungagung;

Wilis,

meliputi:

Kabupaten

Kediri;

dan

Kabupaten

Nganjuk.Kabupaten Ponorogo.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-22

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

3) Kawasan

strategis

pariwisata;

meliputi

kawasan

pariwisata

pantai

di

Kecamatan Watulimo; kawasan pariwisata gua di Kecamatan Watulimo;
kawasan pariwisata pantai di Kecamatan Panggul; kawasan pariwisata air
terjun di Kecamatan Panggul; kawasan pariwisata pantai di Kecamatan
Munjungan; kawasan pariwisata panjat tebing di Kecamatan Suruh; dan
kawasan pariwisata panjat tebing di Kecamatan Watulimo.
4) Kawasan strategis agropolitan; meliputi Kecamatan Bendungan; Kecamatan
Kampak; dan Kecamatan Watulimo.
5) Kawasan strategis minapolitan; meliputi perikanan tangkap berada di
Kecamatan Watulimo; dan budidaya perikanan air tawar meliputi: Kecamatan
Bendungan, Kecamatan Kampak; dan Kecamatan Trenggalek.
6) Kawasan strategis segitiga emas Durenan berada di Kecamatan Durenan.
7) Kawasan strategis pengembangan Bendungan Tugu berada di Desa Nglinggis
Kecamatan Tugu.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
1) Kawasan hutan lindung meliputi: Kecamatan Panggul; Kecamatan Munjungan;
Kecamatan Watulimo; Kecamatan Kampak; Kecamatan Dongko; Kecamatan
Pule; Kecamatan Pogalan; Kecamatan Bendungan; Kecamatan Tugu; dan
Kecamatan Suruh.
2) Kawasan strategi sempadan pantai meliputi: Kecamatan Watulimo; Kecamatan
Munjungan; dan Kecamatan Panggul;
3) Sempadan sungai berada di seluruh kecamatan;
4) Kawasan karst meliputi: Kecamatan Bendungan; Kecamatan Panggul; dan
Kecamatan Watulimo;
5) RTH perkotaan meliputi: Kecamatan Trenggalek; dan Kecamatan Durenan.
c. Kawasan strategis lainnya berupa kawasan sempadan JLS meliputi: Kecamatan
Watulimo; Kecamatan Munjungan; dan Kecamatan Panggul.
1. Skenario Pengembangan Sistem Fungsi Dan Perwilayahan Kabupaten
Trenggalek
Struktur tata ruang merupakan unsur yang terpenting dalam pengembangan
sebuah kota. Perencanaan infrastruktur harus mengacu pada struktur ruang yang telah
ditetapkan, hal ini agar tidak terjadi kesenjangan antar wilayah dalam satu kota.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-23

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

Sistem kepusatan suatu kota dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penduduk
yang dilayani, yang digambarkan sebagai suatu struktur hirarki mula dari tingkat
pelayanan yang tertinggi sampai terendah.

Ditinjau dari skala suatu kota untuk

membentuk suatu sistem kepusatan dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu skala regional,
skala kota, dan skala lokal.
Struktur ruang di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh pusat pengembangan Kota
Kediri dimana orientasi Kabupaten Trenggalek cenderung mengarah ke kota tersebut.
Seperti kota-kota yang sedang berkembang arah perkembangan kota cenderung
mengikuti jaringan jalan (ribbon development) dimana di Kabupaten Trenggalek dilalui
jalan nasional yang menghubungkan kota-kota di pesisir selatan yaitu Tulungagung dan
Pacitan. Jaringan jalan inilah yang menghubungkan pusat-pusat permukiman di
Kabupaten Trenggalek.
Pusat-pusat permukiman di Kabupaten Trenggalek cenderung terpusat di ibukota
kecamatan dimana pusat Kabupaten Trenggalek. Perkotaan Trenggalek merupakan PKL
(Pusat Kegiatan Lokal). Pengembangan PKL diharapkan menajadi pusat pertumbuhan
bagi kabupaten. PKL perkotaan Trenggalek memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan,
perdagangan dan jasa skala regional, pengembangan permukiman, pelayanan sosial dan
pertumbuhan wilayah kabupaten. Struktur ruang dengan hierarki dibawah PKL adalah
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp). PKLp di Kabupaten Trenggalek terdiri dari PKLp
Durenan dan PKLp Watulimo. PKLp Durenan memiliki fungsi utama sebagai kawsan
perdagangan dan jasa sedangkan PKLp Watulimo memiliki fungsi utama sebagai kawsan
pariwisata. Pusat pelayanan skala beberapa kecamatan dijabarkan dengan Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu PPK Kampak dan PPK Panggul.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-24

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

Gambar 3. 4 Struktur ruang Kabupaten Trenggalek

Bendungan

WP Utara
Tugu

Arah ke Ponorogo

Trenggalek

WP Timur

WP Barat

Pogalan

Karangan

Arah ke T. Agung

Pule
Gandusari

Durenan

Suruh
Kampak
Arah ke Pacitan

Dongko

WP Tengah
WP Selatan

Panggul
Munjungan

Arah ke T. Agung
Watulimo

Batas Administrasi
Keterangan:

PKL

Kolektor primer

PKLp
Lokal Primer
PPK
Arah Orientasi
Sub Kota
Wil. Pengembangan

Sumber: RTRW Kabupaten Trenggalek 2011-2031

2. Strategi / skenario Pengembangan Pola Ruang Kabupaten Trenggalek
Dalam

rangka

kaitan

dengan

pembangunan

jangka

panjang

Kabupaten

Trenggalek, kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari kebijaksanaan
umum dan sektoral yang telah ditetapkan. Untuk pemerataan dan sosialisasi kegiatan
pembangunan diseluruh wilayah Kabupaten Trenggalek perlu ditentukan Satuan Wilayah
Pembangunan ( SWP ). Kebijaksanaan tata ruang Kabupaten Trenggalek yang tertuang
dalam bentuk perwilayahan pembangunan bertujuan :


Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam dan antar wilayah
serta sub wilayah.



Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan sesuai dengan potensi,
kondisi masing masing wilayah.

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-25

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK



Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah yang
harmonis sehingga terwujud ekonomi yang kuat dan mampu menunjang
perkembangan regional.



Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah tertinggal
melalui program khusus dengan tetap memperhatikan upaya penyelamatan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pembangunan wilayah pembangunan Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut ;
Wilayah Pengembangan Utara meliputi : Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Bendungan,
dan Kecamatan Tugu.
1. Wilayah Pengembangan Selatan meliputi : Kecamatan Watulimo, sebagian
Kecamatan Panggul dan Kecamatan Munjungan.
2. Wilayah Pengembangan Timur meliputi : Kecamatan Durenan, Kecamatan
Pogalan dan Kecamatan Gandusari.
3. Wilayah Pengembangan Barat meliputi : Kecamatan Pule dan sebagian
Kecamatan Panggul.
4. Wilayah Pengembangan Tengah meliputi : Kecamatan Dongko, Kecamatan
Kampak, Kecamatan Karangan dan Kecamatan Suruh.
3. Strategi / Skenario Pengembangan Pemantapan Kawasan Lindung
Kabupaten Trenggalek.
Kriteria pemantapan kawasan lindung yang tertuang dalam Keppres No 32
Tahun 1990 pada prinsipnya menunjukkan adanya wilayah limitasi dan wilayah kendala
yang berdasarkan kondisi fisik dasarnya tidak diarahkan untuk dikembangkan /
dibudidayakan dalam rangka perlindungan dan pelestariannya. Kawasan Lindung di
Kabupaten Trenggalek dibedakan dengan pengklasifikasian sebagai berikut :


Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya.



Kawasan perlindungan setempat



Kawasan suaka alam dan cagar budaya.



Kawasan rawan bencana alam.
Secara umum tujuan dari pemantapan kawasan lindung di Kabupaten Trenggalek

adalah untuk mencegah timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan hidup serta
mengamankan dari kemungkinan terjadinya intervensi penggunaan ke bukan kawasan
lindung. Sasaran penetapan kawasan lindung di Kabupaten Trenggalek, adalah:
1. Memantabkan fungsi lindung terhadap, resapan air, dan iklim

RPIJM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

III-26

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TRENGGALEK

2. Mempertahankan keanekaragaman flora, fauna, tipe ekosistem serta
keunikan alam yang terdapat diwilayah ini.
4. Strategi / Skenario Pengembangan Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya di Kabupaten Trenggalek dapat dibedakan menjadi 9
kawasan yaitu kawasan hutan produksi, kawasan perkebunan, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman
dan kawasan peruntukan lainnya.
1. Kawasan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan yang diperuntukkan
bagi hutan produksi. Di wilayah Kabupaten Trenggalek, kawasan hutan
produksi yang ada meliputi kawasan hutan produksi terbatas, yaitu kawasan
yang diperuntukkan sebagai hutan produksi dimana eksploitasinya hanya dapat
dilakukan dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam.

Kawasan ini

sebagian besar menyebar di Kecamatan Watulimo, Dongko, Tugu, Suruh, Pule,
Panggul, Munjungan, Gandusari, Bendungan dan Trenggalek. Sebagian besar
kawasan ini menempati lereng 25-40%, jenis tanah kambisol, mediteran, dan
podsolik. Batuan permukaan sedang dan bahaya erosi sedang. Jenis tanaman
kayu hutan yang dikembangkan berupa jati dan pinus.
2. Kawasan Perkebunan
Perkebuna