TINGKAT PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

  

TINGKAT PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM

HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA

SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama dalam Ilmu Tarbiyah

  Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh :

  INDAH KURNIA ULFA NIM. 111 00 038

  

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2006

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721

  Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Salatiga, Agustus 2006 Dosen STAIN Salatiga

  NOTA PEMBIMB1NG Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Indah Kumia Ulfa Kepada Yth : Ketua STAIN Salatiga

  Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Indah Kumia Ulfa NIM : 111 00 038 Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : TINGKAT PEMAHANAN ILMU AGAMA ISLAM

  HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut agar dapat dimunaqosahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  PEN

  VIBING Dra. NUR IIAS AN AH, M.Pd.

  NIP. 150 268 215

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara : INDAH KURNIA ULFA Dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 00 038, yang berjudul: “TINGKAT PEMAHANAN ILMU AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG”. Telah di munaqosahkan dalam sidang panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 06 September 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 13 Sya’ban 1427 H, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah Pendidikan Agama Islam.

  Salatiga, 06 September 2006 M

  13 Sya’ban 1427 H

  Pgffipbimbing

  jw y ' u j

Dra. N Hasanah, M.Pd.

  NIP. 150 268 215

  M O TTO ’’Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q. S.

  A1 Mudjaadilah : 11)

  

«P E tR JE M C B JW O W

Shripsi ini penuCis persembahhan bepada:

  > (Bapaf^dan Ibu (atmarhumah) bu yang teCafi mengasuft dan mendidib^u sejabjbecitdengan penufi besabaran dan basit sayang sampaisaat ini y <Bapab^dan l 6u mertua tercinta yang setatu memberi do ’a restu, dorcnaan dan memberi yang terbaib^buat putra-putrinya datum mengejar cita-cita. y Istrribu tercinta (‘Fatih 94autidah) yang setatu setia mendampingi datum perjatanan hidupbu.

y y?dib^adibbu yarig bucintai dan bu sayangi (Lids, dfetti, Imama, Ida.

y Sahabat-sahabatbu yang tetah memberri bantuan datam penyetcsaian sbpipsi ini

KATA PENGANTAR

  Fuji syukur penulis panjatkan kehaairat Allah SWT atas rahmat, taufiq hidayah dan inayah-Nya yang selalu diberikan kepada umat manusia menuju kebaikan. Serta sholawat dan salam penulis tujukan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini -dengan judul “T1NGKAT

  PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN PER1LAKU SOSIAL S1SWA SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG”

  Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik spiritual mauupun material, skripsi ini tidak mungkin akan selesai sesuai yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dari penulis menghaturkan terima kasih kepada :

  1 Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2 lbu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.

  3 Bapak dan lbu Dosen yang banyak memberikan jasanya, mendidik penulis dalam menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  4 Bapak Kepala Sekolah SLTP Islam Sudirman Ambarawa, serta seluruh guru dan karyawan yang telah membantu memberikan informasi atau data penelitian.

  5 Sahabat-sahabat sekalian yang telah memberikan suatu dorongan dan bantuan yang bersifat meterial dan spiritual sehingga dapat selesai dalam penuiisan , skripsi ini.

  6 Semua pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.

  • Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diatas mendapatkan imbalan lebih baik dari Allah.

  Dengan sedikitnya kemampuan, penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengann sebaik-baiknya, namun demikian skripsi ini masih jauh dari kesempumaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempumaan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

  Salatiga, Agustus 2006 Penulis

  DAFTARISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  , • Halaman

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENELIT1AN -

  

  

  

  3. Struktur Organisasi SLTP Islam Sudirman Ambarawa

  49

  4. Keadaan Guru dan Karyawan SLTP Islam Sudirman

  

  

  

   2. Data Angket tentang Ilmu Agama Islam dan Perilaku .

  

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

   B. Interprestasi D ata..............................................................

  BAB V PENUTUP

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  D A F T A R T A B E L TABEL I : STRUKTUR ORGANISASI SLTP ISLAM SUDIRMAN

   TABEL II : DAFTAR NAMA-NAMA GURU DAN KARYAWAN

  SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN

  TABEL III : DATA SISWA SLTP ISLAM SUDIRMAN

  TABEL IV : DATA PRESTASI AKADEMIK PAI SISWA SLTP

  ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN AJARAN

  TABEL V : HASIL ANGKET PEMAHAMAN ILMU AGAMA

   TABEL VIII : NILAI ANGKET PEMAHAMAN ILMU AGAMA

  

  TABEL X : NILAI NOMINASI PEMAHAMAN ILMU AGAMA

   TABEL XI : KOMPARASI PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM .. 69

   TABEL XVI : TABEL KERJA UNTUK MENCANTUMKAN

  KOEFISIENSI ANTARA VARIABEL X - (PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM) DAN

  

  B A B I

  

PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak terjadi kejadian-kejadian yang sangat merisaukan masyarakat, dari masalah yang kecil sampai masalah yang besar yang semuanya itu mempunyai akses bagi lingkungan sekitar kita, seperti tindak kriminalitas, tawuran diantara pelajar dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan karena kehidupan manusia yang masih kurang pemahamannya tentang ilmu agama Islam, juga tidak memilikinya perilaku sosial yang baik, sehingga banyak orang yang belum bisa mengatasi masalah tersebut.

  Diantara masalah yang dihadapi pemerintah sekarang ini adalah banyaknya anak yang putus sekolah serta pengangguran yang semakin meningkat akibat krisis moneter. Padahal kita tahu bahwa siswa adalah penerus perjuangan- bangsa. Oleh karena itu tepatlah jika untuk menangani masalah ini siswa perlu dibekali dengan pemahaman ilmu agama Islam yang kuat sebagai pegangan hidup serta dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang berguna untuk berdikari serta mempunyai perilaku sosial yang baik. Sebagaimana di katakan oleh Abdurrahman An Nahlawi dalam bukunya berjudul “Pendidikan Islam di rumah, sekolah dan masyarakat” bahwa “Pendidikan Islam merupakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu

  2 generasi berikutnya, terutama dari orang tua atau pendidik kepada anak-anak dan muridnya-muridnya.1

  Apabila siswa tidak dibekali, dibimbing serta diarahkan pada hal-hal yang positif, akhimya akan menimbulkan gejolak jiwanya yang nantinya akan mengarah pada hai-hal yang negatif, sehingga akan menimbulkan kenakalan- kenakalan yang menyimpang baik aturan agama maupun aturan pemerintah.

  Agama merupakan pondasi bagi seluruh manusia dalam bertindak, maka untuk memantapkan dan memperkuat harus dibangun, diterapkan dan serta ditanamkan sedalam-dalamnya pemahaman ilmu agama Islam, agar tidak mudah dimasuki oleh hal-hal yang menjadikan lemah iman serta perilaku yang negatif.

  Negara akan berdiri dengan kuat apabila warga masyarakatnya bermoral yang baik serta patuh pada undang-undang hukum yang ada. Jadi pemahaman ilmu agama itu harus ditanamkan sedini mungkin, sejak anak masih dalam lingkungan keluarga, sebagaimana ditandaskan dalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat.2

  

' Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam diRrumah, Sekolah dan M asyarakat, Gema Insani

Press, 1992, him. 26

2 Padmo Wahyono, K etelapan-K etelapan MPR 1983, Ghalia Indonesia. 1983, him. 94

  3

B. Penegasan Istilah

1. Tingkat Pemahaman Ilmu Agama Islam

  Kata pemahaman berasal dari kata “paham” yang artinya “pengetahuan banyak”3. Kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga membentuk kata pemahaman yang berarti proses, pembuatan, cara memahami atau cara memahamkan4.

  Jadi yang dimaksud dengan tingkat pemahaman ilmu agama Islam adalah sejauh mana atau seberapa banyak pengetahuan tentang ilmu agama yang dimiliki siswa.

2. Perilaku Sosial Siswa

  Perilaku sosial adalah suatu perbuatan atau aktifitas manusia yang diiakukan dengan berorientasi pada atau dipengaruhi oleh orang lain.

  Perilaku sosial adalah akktifitas fisik atau psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial5.

C. Pokok Permasalahan

  Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1 Bagaimana tingkat pemahaman ilmu agama bagi siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa?

  3 Tim Penyusun Kamus PPPB, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, him. 714

  4 Ibid, him. 714

  5 Hurlock, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1999, him. 362

  4

  2 Bagaimana perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa?

  3 Adakah hubungan pemahaman ilmu agama Islam dengan perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa?

D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman ilmu agama Islam siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa.

  2. Untuk mengetahui perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa.

  3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemahaman ilmu agama Islam dengan perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa.

  E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul6.

  Berdasarkan teori yang ada bahwa “pendidikan Islam Mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah”7, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :”Ada hubungan yang positif antara tingkat pemahaman ilmu agama Islam dengan perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa. Semakin tinggi

  6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. him. 67

7 Abdurrahman An Nahlawi, op. cit.. him. 26

  5 tingkat pemahaman ilmu agama Islam, maka semakin tinggi pula perilaku sosial siswa”.

F. Metode Penelitian

1. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian8.

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel skor 1 dan variabel skor II.

  a. Variabel skor I, yaitu tingkat pemahaman ilmu agama Islam, dengan indikator: v > Pemahaman secara kualitatif ilmu agama Islam, yaitu pemahaman tentang : - Fiqih

  • A1 Qur’an Hadits - Aqidah Akhlak > Prestasi akademik Pendidikan Agama Islam

  b. Variabel skor II, yaitu perilaku sosial siswa, dengan indikator : > Perilaku terhadap Allah > Perilaku terhadap sesama manusia > Perilaku terhadap makhluk lain

8 Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 99

  6

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

  Populasi merupakan suatu subyek atau individu yang diselidiki. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa populasi adalah

  • keseluruhan subyek penelitian9 1 . Sedangkan populasi yang di maksudkan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa.

b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti1'.

  Dalam pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang baku. namun menurut Suharsimi Arikunto, Apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 1 0 -1 5 % atau 20 - 25% atau lebih11.

  Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi kelas II yang berjumlah 211 siswa, sehingga dalam mengambil sampel penulis tentukan yaitu dengan jumlah 50 siswa.

  Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah teknik quota sampling.

9 Ibid. him. 115

  10 Ibid. him. 117 " IbidM m . 120

  7

3. Metode Pengumpulan Data

  Sehubungan dengan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan library Research

  Yaitu pendekatan kepustakaan yang dijadikan dasar rujukan teori yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian ini. Ini digunakan untuk menguatkan teori yang ada.

b. Field Research Yaitu pengumpulan data dan informasi yang bersumber dari lapangan.

  Adapun metode yang penulis gunakan adalah :

a. Metode Observasi

  Yaitu penyelidikan dimana observer mengadakan pengamatan secara langsung serta mencatat hal tertentu terhadap gejala yag terjadi. Menurut Sutristno Hadi, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik tentang fenomena-fenomena yang akan diselidiki12. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang lokasi sekolah.

12 Sutrisno Hadi, M etodologi Research II, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, him. 136

  8

  b. Metode Angket

  Adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui13. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pemahaman ilmu agama Islam dan perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman

  Ambarawa.

  c. Metode Dokumentasi

  Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis -seperti buku-buku, majalah, dokumenn, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.14 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi yang diperoleh siswa, kurikulum, keadaan guru, siswa dan karyawan.

4. Analisis Data

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data yang terkumpul selama penelitian berjalan, kemudian dianalisis guna menjawab permasalahan-permasalahan yang sudah yang sudah diajtikan sebelumnya.

  13 Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 140

  14 Ibid, him. 149

  9 Adapun cara menganalisis data yang penulis gunakan ada dua tahap, yaitu :

  1. AnalisisAwal Dalam analisis awal ini penulis mengadakan penghitungan awal dari data-data yang terkumpul. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis prosentase untuk mengetahui tingkat pemahaman ilmu agama Islam dan perilaku sosial siswa SLTP Islam Sudirman Ambarawa, rumus yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : P : Angka prosentase yang dicari

  F : Frekuensi dari jawaban N : Jumlah Responden13

  2. Analisis Akhir Analisis akhir ini penulis lakukan dengan menganalisis antara variabel x (Pemahaman ilmu agama Islam) dan variabel y (Perilaku sosial siswa) dalam hal ini untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pemahaman ilmu agama Islam dengan perilaku sosial siswa

  SLTP Islam Sudirman Ambarawa, penulis menggunakan tehnik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

15 Sutrisno Hadi, Statistik Pendidikan III, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1982, him. 339

  10

  (ExXSy)

  Exy- N

  Pxy = '

  m l

  £y2 N N

  16 Keterangan :.

  rxy = koofisiensi korelasi antara variabel x dan variabel y xy = perkalian antara x dan y x = variabel Skor I (pemahaman ilmu agama Islam) y = variabel skor II (perilaku sosial siswa)

  N = jumlafrsampel yang diteliti I = sigma

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk mempermudah mempelajari dan memahaami isi skripsi ini, maka sistematika distisun sebagai berikut:

  Bagian pertama, yaitu bagian muka yang berada sebelum bagian isi atau

  tubuh karangan yang meliputi : halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel.

  Bagian kedua (tubuh karangan), terdiri atas lima bab, yaitu : Bab pertama : Pendahuluan, terdiri d ari: latar belakang masalah,

  penegasan istilah, pokok permasalahan, tujuan penelitian,

16 Sutrisno Badi, Statistik II, Andi Offset, Yogyakarta, him. 294

  1994,

  11 hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab kedua

  : Landasan Teori, meliputi: > Pemahaman ilmu agama mencakup : pengertian ilmu agama Islam, tujuan mempelajari ilmu agama Islam, pembagian ilmu agama Islam dan materi ilmu agama

  Islam di SLTP > Perilaku sosial siswa, mencakup : pengertian perilaku sosial, bentuk-bentuk perilaku sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dan karakteristik perilaku sosial di sekolah

  > Pemahaman ilmu agama Islam hubungannya dengan perilaku sosial.

  Bab ketiga : Laporan Hasil Penelitian, meliputi:

  > Gambaran umum SLTP Islam Sudirman Ambarawa, mencakup : sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, struktur organisasi,, keadaan guru dan karyawan, dan keadaan siswa.

  > Penyajian Data, mencakup : Data prestasi dan data angket

  12 Bab keempat : Analisis Data, mencakup :

  > Analisis data, meliputi : data tentang pemahaman ilmu agama Islam, data tentang perilaku ssosial siswa.

  > Interprestasi data. Bab kelima : Penutup, dalam bab ini dicantumkan beberapa kesimpulan dari keseluruhan pembahasan serta dilengkapi dengan saran saran dan penutup.

  

Bagian ketiga, yaitu merupakan bagian setelah tubuh karangan yang terdiri

  dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.

  B A B II

LANDASAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Agama

1. Pengertian Ilmu Agama Islam

  Ilmu ialah lukisan atau keterangan lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah-istilah yang sedikit atau sesederhana mungkin.

  Ilmu ialah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman yang disusun dalam satu sistem untuk menentukan hakikat dan prinsip-prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.1

  Agama Islam ialah: Wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rosulnya untuk di sampaikan kepada ummat manusia; sepanjang masa dan setiap persada. Satu sistem keyakinan dan tata ketentuan Ilahi yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam berbagai hubungan : baik hubungan manusia dengan Tuhan, maupun hubungan manusia dengan sesama manusia ataupun hubungan manusia dengan alam lainnya.

1 Endang Saifudin Anshari, Kuliah A l Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Rajawali, Jakarta, 1992, him. 15.

  14 Bertujuan : keridhaan Allah, kebahagiaan didunia dan akhirat, rahmat bagi segenap alam.

  Pada garis besamya terdiri atas aqidah, syari’ah (yang meliputi ibadah dalam arti khas dan mu’amalah dalam arti luas) dan akhlaq.

  Bersumberkan kitab suci, yaitu kodifikasi wahyu Allah SWT untuk ummat manusia diatas planet bumi ini; yaitru A1 Quranul Karim sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya, sejak manusia digelarkan keatas persada buana ini, yang ditafsirkan oleh sunnah

  Rasulullah.2 Dari pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilrmi agama Islam adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan studi dan pengalaman yang disusun dalam satu sistem untuk menentukan hakikat dan prinsip-prinsip tentang agama Islam, yaitu wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada RosulNya untuk disampaikan kepada segenap manusia yang bertujuan : Keridhaan Allah, kebahagiaan didunia dan akhirat, rahmat bagi segenap alam, bersumberkan kitab suci A1 Qur’an dan sunnah Rasul.

2. Tujuan Mempelajari Ilmu Agama Islam

  Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Dalam Kaidah Ushuliyah dikatakan bahwa “A1 Umur bima Qoshidina” adalah setiap tindakan dan aktifitas harus

2 Ibid, him. 81-82.

  15 berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dapat berfungsi sebagai standar untuk mengakhiri usaha, serta mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan- tujuan lain.

  Tujuan mempelajari ilmu agama Islam pada hakekatnya terfokus pada tiga bagian, yaitu :

  1. Terbentuknya “Insan Kamil” (manusia universal, concience) yang mempunyai wajah-wajah Qur’ani, misalnya : a. Wajah kekeluargaan dan persaudaraan yang menumbuhkan sikap egalitarinisme.

  b. Wajah yang penuh kemuliaan sebagai makhluk yang berakal dan dimuliakan.

  c. Wajah yang kreatif yang menumbuhkan gagasan-gagasan baru dan bermanfaat bagi manusia.

  d. Wajah yang penuh keterbukaan yang menumbuhkan prestasi kerja dan pengabdian mendahului prestasi.

  e. Wajah yang monokotomis yang menumbuhkan integralisme sistem ilahiah kedalam sistem insaniah dan sistem kauniah.

  f. Wajah keseimbangan yang menumbuhkan kebijakan dan keariran dalam mengambil keputusan.

  g. Wajah kasih sayang menumbuhkan karakter dan aksi solidaritas dan sinergi.

  16

  h. Wajah alturistik yang menumbuhkan wajah kebersamaan dalam mendahulukan orang lain. i. Wajah demokrasi yang menumbuhkan wajah penghargaan dan penghormatan terhadap persepsi dan aspirasi yang berbeda. j. Wajah keadilan yang menimbulkan persamaan hak serta perolehan. k. Wajah disiplin yang menimbulkan keteraturan dan keteniban dalam kehidupan. l. Wajah manusiawi yang menumbuhkan usaha menghindarkan diri dari dominasi dan eksploitasi. m. Wajah penuh kesederhanaan yang menumbuhkan rasa dan karsa menjauhkan diri dari pemborosan. n. Wajah yang intelektual atau terpelajar yang menumbuhkan da>a imajinasi dan daya cipta. o. Wajah bemilai tambah (value added) dan seterusnya. Terciptanya insan kafilah yang memiliki dimensi-dimensi religius. budaya, dan ilmiah.

  a. Dimensi religius, yaitu manusia merupakan makhluk yang mengandung berbagai misteri dan tidak dapat direduksikan kepada faktor semata-mata.

  b. Dimensi budaya, manusia merupakan makhluk etis yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kelestarian dunia seisinya.

  17 c. Dimensi ilmiah, dimensi yang mendorong manusia untuk selalu bersikap obyektif dan realistis dalam menghadapi tantangan zaman, serta berbagai kehidupan manusia terbina untuk bertingkah laku secara kritis dan rasional, serta mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas berfikir.

  3. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta sebagai Warosatul Anbiya’ dan memberikan bekal yang memadai dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut. ’

  3. Pembagian Ilmu Agama Islam

  Ilmu Agama Islam atau materi pendidikan agama Islam adalah didalamnya mengandung perintah dan larangan eserta anjuran terdiri dari beberapa bagian yaitu; keimanan, ibadah, akhlaq, syari'ah dan muamalah.

  Dibawah ini dijelaskan pembagian atau isi dari ilmu agama islam yaitu : a. Aqidah (keimanan)

  1) Pengertian Aqidah berasal dari kata aqoda-yaqidu-aqda artinya mengikat atau mempercayai atau meyakini. Jadu aqidah berarti ikatan, kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian aqidah disini dapat diartikan sebagai ikatan antara manusia dengan

  Tuhan. Ikatan yang melandasi komunikasi adalah bahwa ia harus

3 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pem ikiran Pendidikan Islam, Trigenda Karya, Bandung, 1993, him.

  164-166

  18 mempunyai rasa percaya kepada pihak lain. Tanpa ada rasa percaya ini manusia tidak dapat berbuat. Kepercayaan ini merupakan sesuatu yang sangat esensial, karena disitu lahimya ketentraman, optimisme dan semangat hidup. Aqidah merupakan dasar kepercayaan dalam agama. Islam mengikat kepercayaan- kepercayaan umatnya dengan tauhid yaitu keyakinan bahwa Allah itu Esa. Tauhid merupakan aqidah Islam yang menopang bangunan keislaman seseorang dan tidaknya kepercayaan melainkan keyakinan yang mempemgaruhi corak kehidupannya. Kepercayaan tertinggi dalam Islam adalah tauhid dimana segenap hidup seseorang diserahkan kepada Allah. Penyerahan ini melainkan ketentraman dan ketenangan baginya. Aqidah Islam dalam A1 Qur’an disebut iman, ia bukan berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berbuat karena itu lapangan iman itu sangat luas bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal shaleh. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu dengan keyakinan.4

  Aqidah atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam,

4 Suryana Toto dkkk, Pendidikan Agama Islam untuk perguruan Tinggi, Tiga Mutiara, Bandung, 1996, him. 67.

  19

  karena seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam.

  2) Fungsi dan peranan Aqidah

  a. Menentukan dan mengembangkan dasar yang ddimiliki manusia sejak lahir Sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagaman (fitroh). Sehingga sepanjang hidupnva menusia memerlukan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam berperan memenuhi kebutuhan fitroh tersebut, menuntut dan mengarahkan manusia kepada keyakinan yang benar tentang Tuhan. tidak menduga-duga melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenamya.

  b. Memberikan ketenangan dan ketentraman j iwa Agama sebagai kebutuhan fitrah manusia akan senantiasa menuntut dan mendorongnya untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti. sehingga kebutuhan rohaniyahnya dapat dipenuhi. sehingga ia memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukannya.

  c. Memberikan pedoman hidup yang pasti Keyakinan terhadap Tuhan yang diberikan aqidah

  Islam memberikan arahan dan pedoman yang pasti. sebab aqidah menunjukkan kebenarann yang sesungguhnya. Aqidah

  20 memberikan pengetahuan darimana manusia datang, untuk apa manusia hidup dan kemana manusia akan pergi, sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas bermakna. Aqidah sebagai keyakinan akan memmbentuk perilaku bahkan akan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Adanya pengaruhnya sebagai berikut:

  1. Menjauhkan manusia dari pandangan sempit dan picik 2. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.

  3. Menumbuhkan sifat rendah hati.

  4. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan.

  5. Membentuk manusia menjadi jujur

  6. Membentuk pendirian yang teguh, sabar, tabah, dan optimisme 7. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani.

  8. Membentuk manusia menjadi patuh, taat, dan disiplin dalam menjalankan peraturan ilahi.5 Aqidah atau iman seseorang tidakk selalu sama dengan orang lain. Ia memiliki tingkatan tergantung kepada upaya tersebut, sebab iman pada dasarnya berkembang subur atau sebaliknya, jika tidak dipelihara akan berkurang atau hilang sama sekali.

  Iman yang mendasari seorqang muslim dalam ajaran Islam ada enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah, iman kepada

5 Ibid, him. 69

  21 kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir dan iman kepada qodho dan qodhar. Enam hal lersebut merupakan keimanan seorang yang seyogyanya mendorong untuk berperilaku.

  1. Iman kepada Allah Beriman kepada Allah merupakan keimanan yang paling pokok dan mendasar, -karena merupakan dasar bagi keimanan selanjutnya. Iman kepada Allah adalah meyakini sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah dan adanya iman kepada Allah pada diri seseorang dibuktikan dengan perbuatan sebagai dampak keyakinannya itu. Fungsi iman kepada Allah :

  a. Dengan meyakini dan mengetahui sifat Allah, maka terbayang betapa kekuasaan dan keagunganNya, yang tidak ada satupun manusia dapat menyamaiNya.

  b. Dapat dijadikan “instropeksi” betapa diri manusia itu sangat lemah, kecil, dan kurangnya dihadapan Allah.

  c. Dengan iman kepada Allah, yaitu menjalankan hukum Islam dan perintah agama, serta beramal kebaikan akan mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan didunia dan di akhirat.6

  2. Iman kepada Malaikat Keyakinan terhadap malaikat bukan hanya mengetahui nama dan tugas maikat, melainkan dampaknya pada perilaku.7 Fungsi iman kepada malaikat: 0 Mufid dkk, Pendidikan Islam untuk SM(J, Yudistira, Bandung, 1994/1995, him.32.

7 Suryana Toto dkk, op. cit. him. 71

  2 2

  a. Dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan- perbuatan baik dan mencegah dari perbuatan buruk.

  b. Bersikap hati-hati dalam berperilaku karena merasa ada yang selalu mengawasinya dan mencatat perbuatan buruk.

  c. Merasa aman dan tentram hatinya serta oprimis dalam hidupnya karena ia yakin bahwa ada malaikat yang mau menolong dan membantunya.8

  3. Iman kepada Kitab Allah Kitab-kitab Allah yanbg telah diturunkan kepada manusia telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan budaya manusia. Kitab- kitab yang diturunkan Allah terdahulu seperti Zabur, Taurat dan Injil diturunkan sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu, karena itu aturan dalam kitab tersebut juga berbeda. Lain halnya dengan A1 Qur’an yang berlaku sepanjang zaman, didalam A1 Qur’an aturan- aturan Allah telah dikemukakan secara jelas dan luas, mencakup dari segala aspek kehidupan manusia.9 Karena itu Allah menurunkan kitab

  A1 Qur’an untuk meluruskan kesalahpahaman kitab terdahulu. Iman kepada kitab Allah merupakan pedoman bagi manusia agar tidak menggoyahkan kehidupan selama ia tetap berpegang pada kitab-kitab Allah.

  Fungsi iman kepada kitab-kitab Allah, antara lain :

  8 Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam untuk SMU/SMK, Departemen RI, Jakarta, 1996/1997, him. 6

9 Suryana Toto dkk, op. cit., him. 72

  23 a. Dalam kehidupan pribadi, seseorang akan memiliki kepribadian yang kuat, tidak mudah terpengaruh oleh godaan kehidupan yang menjurus kepada hal-hal yang kurang baik.

  b. Dalam kehidupan bermasyarakat tidak membeda-bedakan pergaulan di masyarakat dan mematuhi tuntutan dalam kitab Allah.

  c. Dalam kehidupan berbangsa dan bemegara, diajarkan agar mewujudkan suatu negara yang adil dan makmur dibawah naungan Allah SWT.10

  4. Iman kepada Rosul Rasul diutus kepada manusia agar manusia dapat memahami apa yar.g dikehendaki dan direncanakan oleh Allah, karena manusia tidak dapat berhubungan langsung dengan Allah. Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan segala sesuatu yang datang dari Allah. Beriman kepada Rasul merupakan tuntunan iman kepada Allah, dan Allah memerintahkan untuk mengimaninya.11 Fungsi iman kepada Rasul, antara lain :

  a. Untuk menambah keimanan kita kepada Rasul itu sendiri, dengan demikian kita tidak ragu bahwa ajaran yang dibawanya adalah untuk membimbing manusia kejalan Allah. Karena ajaran yang dibawanya benar-benar merupakan wahyu yang diturunkan oleh

  Allah kepada mereka.

  10 Mufid dkk, op. cit., him. 11

  11 Suryana Toto dkk, op. cit., him. 73

  24 b. Manusia menjadi tahu hakekat tentang dirinya, bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi dan menyembah kepada

  Allah.

  c. Untuk mengikuti dan meneladani perilaku Rasul dalam kehidupan sehari-hari, apa saja yang diajarkan Rasul harus kita lakukan, sedang apa-apa yang dilarang oleh Rasul harus kita tinggalkan.

  • * 1 2 d. Sebagai jembatan untuk menuju kebenaran yang hakiki.

  5. Iman kepada hari akhir Beriman kepada hari kiamat adalah meyakini bahwa akan datangnya hari kiamat setelah kehidupan manusia. Keimanan itu melahirkan dampak bagi kehidupan seorang muslim, yaitu meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, serr.ua akan dihitung, karena itu

  13 dalam setiap detik diupayakan untuk memiliki makna yang baik.

  Fungsi iman kepada hari akhir adalah sebagai berikut: a. Bertindak dengan penuh tanggungjawab.

  b. Pendangan hidup optimis

  c. Kehidupan yang shaleh di masyarakat.14

  6. Iman kepada Qodho dan Qodhar Takdir tidak menghalangi manusia untuk berusaha menentukan nasibnya sendiri, sambil memohon bantuan kepada Allah, karena

  12 Mufid dkk, op. cit., him. 73-74

  13 Suryana Toto dkk, op. cit., him. 74

  14 Departemen Agama RI., op. cit., him 12

  Allah kuasa untuk menentukan apa yang dikehendakinya. 'fungsi iman kepada takdir adalah sebagai berikut: a. Mendorong untuk melakukan penelitian terhadap benda-benca alam dan terhadap hukum-hukum Allah yang ada dalam Al

  Qur’an.

  b. Memberi pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu sang ada di alam semesta ini hanya berjalan sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh zat Yang Maha Kuasa.

  c. Akan membawa kepada sikap tawakal yaitu tidak berputus asa ketika usahanya tidak berhasil.16 b. Ibadah

  1) Pengertian Ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada

  Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk \ang diciptakan Allah.17 Dari pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah penghambaan seseorang kepada .Allah, selaku pencipta manusia dengan menghambakan diri kepads-Nya. meng-Edakan-Nya dengan sepenuh hati. dan memasrahtan jiwa dan raga kepada Allah.

  13 Suryana Toto dkk, op. cit., him. 75

  16 Departemen Agama Rl., op. cit., him 12

  17 Suryana Toto dkk, op. cit., him. 82

  26 2) Macam-macam Ibadah

  Macam-macam ibadah ditentukan oleh dasar pembagiannya, yaitu ada dua macam : ibadah khusus (ibadah mahdhah) dan ibadah umum (ibadah ghoiru mahdhah).

  Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam A1 Qur’an atau melalui sunnah Rasul dalam Haditsnya.

  Ibadah umum adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan baik oleh Allah maupun sunnah Rasul, karena perbuatan ini menyangkut perbuatar. apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim. Dalam hal ini akan dibahas tentang ibadah khusus antara lain :

  a. Syahadatain Mengucapkan kalimat Syahadatain ialah mengucapkan kalimat tauhid yaitu “laa ilaaha illallah”, tiada

  Tuhan yang sebenamya disembah melainkan Allah dan mengucapkan kalimat risalah, yakni “ Muhammadur Rasulullah” Muhammad adalah Rasul Allah. Dua kalimat dinamai kalimat Syahadatain.

  Mengkhususkan tauhid, yakni mengakui ke-Esaan Allah dengan mengucapkan secara lisan. Itulah permulaan yang diwajibkan, dialah yang dimulai sebelum segala-gala

  27 fardlu yang lain. Maka apabila seseorang berikrar :’tiada Tuhan yang aku sembah selain Allah Yang Maha Esa dan bahwa Muhammad itu utusan Allah”, seseorang itu dikatakan sebagai seorang muslim.

  b. Sholat “Sholat” dalam pengertian bahasa Arab ialah “do’a memohon kebajikan dan pujian”.18

  Sedang menurut istilah “Sholat” yaitu “beberapa ucapan dan beberapoa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang telah ditentukan”.19

  Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa sholat adalah menghadapkan dan menghadirkkan hati dan raga kepada Allah SWT yang mendatangkan rasa takut atau petuh serta menumbuhkan rasa kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusu’ dan ikhlas dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takkbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat tertentu.

  c. Zakat Menurut bahas Zakat berasal dari kata tazkiyah / tathur yang artinya pensucian. Sebab itu menunaikan zakat berarti mensucikan harta benda dan diri pribadi20

18 Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Sholat, Bulan Bintang, Jakarta, 1989, him. 62

  19 Ibid. him. 62 ‘° Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, llmu Fiqih, Jilid I, Jakarta, 1983, him. 229

  28 Dari arti ini, maka zakat berfungsi membersihkan harta benda dari orang-orang yang berpunya. Sebagaimana firman Allah

  Artinya ; “Ambillah shodaqoh dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS. At Taubah : 103) 21 2

  2 Sedang menurut syara’, zakat adalah pemberian suatu

  yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu. Menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.

  Zakat adalah memberikan suatu bagian dari harta yang sudah sampai nisabnya kepada orang fakir dan lain-lainnya, tanpa halangan syar’i yang melarang kita melakukannya.23

  Menurut pengertian di atas, kita disuruh untuk mengambil zakat dari harta kekayaan orang-orang mukmin yang sudah mencapai nisab, guna memebrsihkan mereka dari penyakit kikir dan serakah. Sifat-sifat rendah dan kejam terhadap fakir miskin dan orang-orang yang tidak berpunya

  21 Departemen Agama RI., Al-Q ur’an dan Terjemahnya, Jamunu, Jakarta, 1967, him. 297 - 298

  22 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN, op. cit., him. 229

  23 Ibid., him. 230

  29 dan sifat-sifat hina lainnya. Juga untuk mensucikan jiwa mereka, membersihkan dan mengangkat derajatnya baik segi moral maupun amal, sehingga ia akan mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat.

  d. Puasa Puasa berasal dari bahasa Arab, “Syiam” atau

  “Shaum” yang berarti berpantangan atau memohon dari sesuatu.24 Sedang menurut syara’ puasa atau shiyam adalah suatu ibadah kepada Allah dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan dan minum dan hubungan seksual dan lain-lain perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna daripada puasa, semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.25

  Puasa mempunyai banyak manfaat kejiwaan, sebab puasa merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa serta penyembuhan dari berbagai penyakit jiwa dan badan. Karena pencegahan dari makan dan minum semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari ini merupakan latihan manusia dalam menahan atau melawan hawa nafsunya. Dengan ini tertanamlah semangat ketaqwaan pada diri manusia, sebagaimana Firman Allah :

  24 Ibid. him. 274

  25 Ibid. him. 276

  30

  '<k4 \p'o& j .

  > >< ^ oy~* Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang 26 sebelum kamu agar kamu bertaqwa". (QS. AlBaqarah : 183)

  e. Haji “Al Hajju” adalah “menyengaja”, “menuju”, dan yang dimaksud dengan “menyengaja” dan “menuju” di sini adalah bepergian beribadat di Mekkah, melakukan thawaf, sa’iy, dan wukuf di Arafah, serta melaksar.akan semua ketentuan-ketentuan haji karena.hendak memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaan-Nya. 2

  6 Ibadah haji diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu sebagaimana firman Allah :

  27

  \L1* 9\isul»\ ^ ^ s ' ^

  Artinya : Dan karena Allah, wajiblah atas orang-orang melakukan haji ke Bait, yaitu bagi yang mampu melakukan perjalanan kesana”. (QS. Ali Imron : 97) 28

  26 Departemen Agama Ri., op. cit., him. 44

  27 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN, op. cit., him. 329

  28 Departemen Agama RI., op. cit., him. 92

  31 c. Akhlak

  (1) Pengertian Akhlak Akhlak adalah suatu haiat atau bentuk dari sesuatu jiwa yang benar-benar telah meresap dan disitulah timbulnya berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah, tanpa dibuat- buat dan tanpa membutuhkan pemikiran atau angan-angan.

  Akhlak merupakan cerminan dari keadaan jiwa dan sekaligus gerak-gerik perilaku atau tindakan manusia, karena memang tak seorangpun manusia yang dapat terlepas dari akhlak. Sehingga manusia akan dinilai berakhlak mulia sekiranya jiwa dan perbuatannya menunjuk kepada hal-hal yang baik yang dipandang mulia, demikian pula sebaliknya manusia akan dinilai berakhlak rendah atau buruk sekiranya jiwa dan tindakannya kepada hal-hal yang dipandang tercela.