HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

  HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna

  Memperoleh Gelar Saijana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Disusun oleh:

  Nama : Abdul Majid NIM : 11406042

  JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )

  SALATIGA 2007/2008

  PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA ' TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN

  KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG Nama : ABDUL MAJID NIM : 11406042 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Salatiga, 20 September 2008 M

  20 Romadhon 1429 H Dewan Penguji,

  ^ etua Sekretaris

  S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 323433 Salatiga 50721

  ,

  Website : E-mail: ad m i n i s t ra si (iHt a i n sa I at i u a. ae. i d Dra. Djami'atul Islamiyah, M. Ag.

  DOSEN STAIN SALATIGA

  NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Abdul Maiid Kepada.

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamualaikum Wr. Wo.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : ABDUL MAJID NIM : 114 06 042 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA

TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA

01 KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

  Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 8 Agustus 2008 Pembimbing MOTTO:

  a j j j

  I J P*3|| j f & ill J ^1» 1 ill ‘ i l l £S JJ ( II :5J j L m

  4II )

  “ Allah mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: 11 ).”

  (jP .

  (jjjjg (jc.

  (*%ufljp V I)

  “ Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang- orang yang bodoh ( QS. Al A’rof:).”

  PERSEMBAHAN: Tulisan ini penulis perembahkan kepada:

  1. Ayah dan ibunda

  2. Teman tersayang

  3. Adik- adik tercinta 4. Para pembaca.

  KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberi anugerah dan petunjuk- Nya kepada kami. Salah satu diantara nikmat anugerah yang sekarang yang kami rasakan adalah kesempatan menunut Ilmu Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga dengan harapan semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan nanti.

  Atas perkenan- Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi guna memperoleh gelar sarjana pada bidang ilmu ketarbiyahan Jurusan Pendidikian Agama Islam. Adapun judul yang kami tulis dalam penelitian ini yaitu: “ Hubungan intesitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan

  Agama Islam dengan Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah Studi kasus terhadap siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01 Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yr-'g membantu kelaiiearan dalam penulisan skripsi ini. antara lain:

  1. Direktur STAIN Salatiga 2. Bapak pembimbing.

  3. Piminan daerah pendidikan nasional Kec. Pabelan. Kab. Semarang.

  4. Para pengasuh perguruan SD Negeri Semowo 0 i

  5. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan, semoga Allah mencalat- Nya sebagai salah satu amal ibadah.

  Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pribadi penulis khususnya, para pembaca serta dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin.

  DAFTAR ISI Hal

  

  

  

  2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama

  

  

  

  3. Faktor- faktor yang mempengaruhi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Pentingnya Akhlakul karimah dalam

  

  3. Proses Terbentuknya Akhlakul Karimah

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

  Dengan penghayatan Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran akhlak pada SD Negeri Semowo 01, menurut geografis di kalangan Kecamatan Pebelan, Kab. Semarang terkenal dengan daerah pesantren dan memang betul ada pondoknya, MI, MTs dan panti asuhan. Dengan nama AL-

  ITTIHAD dan di Desa Semowo mayoritas beragama Islam. Namun juga ada sebagian dusun yang kurang agamis, selain itu ada juga yang berdarah biru dengan sebutan RADEN dan keluarga ini kurang antusias terhadap keagamaan, terutama Agama Islam.

  Masyarakat Dusun Semowo kebanyakan orang tuanya menyekolahkan anaknya di MI dan sebagian kecil di SD. Di Semowo ada banyak macam pendidikan diantaranya ada 2 MI, 2 SD, MTs dan 1 SMA Negeri. Namun orang yang agamanya kurang kuat orang tuanya memilih sekolah di SD.

  Sehingga hampir sebagian besar orang tua dari murid SD kurang begitu tanggap terhadap Pendidikan Agama Islam. Seperti dalam bidang akhlak. Untuk Itu tokoh masyarakat sudah menghimbau mengadakan kelompok pengajian untuk membangun masyarakat yang agamis demi tercapainya iman dan taqwa. Dan orang- orang yang ikut biasanya orangnya itu- itu saja.Dari guru- guru ngaji di desa sudah berupaya mendidik masyrakat rajin shalat, membaca Al Qur’an, berwudlu, sholawat, sebelum anak didik masuk Sekolah Dasar. Sehabis anak pulang dari sekolah beristirahat makan, shalat dhuhur, kemudian pada waktu ashar anak- anak diajarkan ikut pendidikan sore hari yang terkenal dengan nama Taman Pendidikan Al Qur’an ( TPA ). Disana diajarkan tentang baca tulis Al Qur’an dan sholawat serta doa- doanya. Pendidikan di TPA kira- kira berlangsung VA jam yaitu dari jam 15.30 -sampai jam 17.00. Setelah itu anak pulang kerumah dan berangkat lagi ke Masjid atau Musholla, untuk mengikuti jama’ah shalat maghrib, kemudian dilanjutkan mengaji.

  Itupun tidak semua anak didik mengikutinya. Bagi orang tuanmya yang rajin beribadah anaknya biasanya ikut rajij mengaji dan beribadah shalat maupun puasa. Tetapi bagi orang tuanya yang kurang aktif dalam hal shalat, anaknya akhirnya ikut orang tuanya.

  Dengan kata lain shalat anak- anak SD Negeri Semowo 01 di rumah ditentukan oleh kedua orang tuanya. Di sekolah kami sebagai guru Pendidikan Agama Islam sudah berusaha semaksimal mungkin agar anak terbiasa menjalankan akhlakul karimah.

  Pendidikan Agama Islam sangat penting dalam kehidupan manusia karena agama merupakan pedoman hidup dan sebagai penuntun dalam kehidupan. Agama merupakan norma pengontrol perilaku manusia, menuntut manusia untuk berkelakuan baik serta mendorong manusia untuk berakhlakul karimah.

  Manusia akan berbuat baik dan bertingkah laku dengan baik sesuai dengan norma agama, bila manusia mempunyai pengetahuan- pengetahuan tentang nilai baik dan buruk. Sejalan dengan hal itu maka untuk mendapatkan pengetahuan tentang nilai baik dan buruk yang sesuai dengan norma agama, perlu perhatian yang tinggi.

  Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifi tas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.1 Untuk itu perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan

  Agama Islam adalah modal utama untuk mengetahui nilai- nilai yang terkandung dalam agama tersebut, yang harus diterapkan dan diamalkan.

  Secara khusus harapan dari suatu lembaga pendidikan terutama yang bersangkutan dalam hal ini adalah SD Negeri Semowo 01 dan dari guru Pendidikan Agama Islam bahwa anak didik atau siswa yang telah mengikuti

  Pendidikan Agama Islam mempunyai akhlakul karimah baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah.

  Namun banyak guru dan orang tua pada khusunya merasa prihatin mengenai perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam.

  Karena dengan perhatian yang relatif kurang, sudah barang tentu hanya akan memiliki pengetahuan tentang nilai- nilai agamayang relatif sedikit juga dengan minimnya pengetahuan nilai- nilai agama, maka akan cenderung untuk melakukan hal- hal yang tidak diinginkan yang menjurus pada perbuatan dan perilaku yang negatif di dalam kehidupan sehari- hari.

  Sedangkan akhlakul karimah merupakan pengontrol perilaku dalam kehidupan sehari- hari. Namun masih ada siswa SD Negeri Semowo Olyang

  4

  bercekcpk antara teman sendiri sedang akhlakul karimah seharusnya dimiliki dan diaktualisasikan oleh siswa SD Negeri Semowo 01, karena SD Negeri Semowo 01 merupakan bagian lembaga pendidikan Agama Islam yang sekaligus sebagai wadah anak- anak yang mulai memasuki usia remaja.

  Dengan alasan itulah maka penulis mengajukan dan mengemukakan judul “ Hubungan Intensitas Perhatian Siswa Terhadap Bidang Sudi Pendidikan Agama Islam dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah

  Studi KasusTterhadap Siswa Kelas III, IV V SD Negeri Semowo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang B. PENEGASAN ISTILAH

  Agar tidak terjadi salah penafsiran pada judul ini perlu kiranya penulis jelaskan pengertian yang terkandung dalam judul ini. Pada judul ini mempunyai dua variabel yaitu: 1. Hubungan Intensitas perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam.

  Yang penulis maksudkan adalah kesungguhan siswa dalam memperhatikan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian pengertian intensitas Perhatian Siswa adalah sejauh mana tingkat perhatian siswa, dalam hal ini terhadap Pendidikan Agama Islam. Adapun indikator dari variabel tersebut meliputi: a. Mengeijakan PR Pelajaran Pendidikan Agama Islam. e. Menggunakan waktu luang untuk membaca buku Agama Islam. Kemudian untuk kriteria dari indikator tersebut adalah:

  A. Baik

  B. Cukup C. Kurang.

  2. Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

  Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekayaan.2 Akhlak adalah kehendak jiwa yang menimbulkan berbuat dengan mudah, tanpa perlu mempertimbangkan lebih dahulu.3 Akhlak adalah kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap terhadap ideologinya terhadap sesama manusia.4

  Adapun yang penulis maksudkan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah dalam skripsi ini adalah suatu kesanggupan mewujudkan perilaku yang baikdalam pergaulan sehari- hari di sekolah.

  Adapun variabel kemampuan aktualisasi akhlakul karimah indikatornya sebagai berikut: Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap guru.

  a. Memberi salam bila bertemu

  b. Melaksanakan nasihat dan perintah guru

  c. Minta ijin bila ingin meninggalkan pelajaran

  2 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, balai Pustaka, Tahun 1976, halaman 628.

  3 Mahbub Masduki, Drs. Tahddibul akhlak,

   IAIN Walisongo Jateng, Semarang, 1985, halaman 1

  4 Soegarda Purbakawaca H.A Harahap, Prof. Dr. Insciopedi Pendidikan, PT. gunung, Jakarta, d. Sopan santun dalam berbicara e. Bersikap tawadhuk terhadap guru.

  Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap teman

  a. Suka memberi salam bila bertemu teman

  b. Suka member maaf terhadap teman yang bersalah

  c. Tidak suka menang sendiri d. Menjenguk teman bila sakit.

  Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap karyawan

  a. Mengucapkan salam masuk kantor

  b. Bersikap sopan santun c. Beijabatan tangan waktu bertemu.

C. POKOK MASALAH

  Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Sejauh mana intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa SD Negeri Semowo 0 1 . 9

  2. Bagaimana kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01. ?

  3. Adakah hubungan antara intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

D. TUJUAN PENELITIAN

  1. Mengetahui intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab.

  Semarang.

  2. Untuk mengetahui kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

E. HIPOTESIS

  Hipotesis adalah kesimpulan, akan tetapi ini belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya.5 Sedangkan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif perhatian siswa terhadap bidang studi

  Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

  Artinya semakin tinggi perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam, makin baik pula aktualisasi akhlakul karimah dan semakin rendah perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam semakin kurang kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

  Dasar- dan Teknik Research,

5 Winaro surahmad, Prof. Dr. YPP. Tarsito, Bandung, tahun 1975,

F. METODOLOGI PENELITIAN

  Kata metodologi mempunyai arti pengetahuan yang membahas tentang cara atau jalan yang harus ditempuh.6 Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

  1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi adalah sejumlah individu untuk siapa yang kenyataan yang diperoleh sampel yang hendak digeneralisasikan.7 Adapun sebagai populasi pada penelitian ini seluruh siswa Kelas III,

  IV, V SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang terdiri dari 65 anak.

  b. Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki yang dapat diwakili populasi.8 Menurut Sutrisno Hadi, MA, bahwa mengenai jumlah sama tidak ada ketentuan atau mutlak berapa berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi.9

  Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya dikatakan jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antaralO - 15 % atau 20 - 25 % atu lebih.10

  Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Sekolah dan

  6 HM. Arifin, Hubungan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1978, halaman 149

  7 Prof.. Dr. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, YPP, UGM, Yogyakarta Jilid I, halaman 186 Ibid,

  8 halaman 71 Ibid, halaman 73

  10 Dr. Ny. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Bina Aksara, Jakarta,

  Untuk mempermudah dalam mengikuti uraian ini penulis menentukan sampel sebesar 50 % dari populasi, sehingga jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebesar 50 % x 130 = 65.

  c. Teknik Sampling.

  Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik star trifled random sampling, maksudnya individu dalam populasi baik sendiri atau bersama- sama dalam kelas, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel atau dipilih tanpa pandang bulu.

  Sedang cara- cara ( prosedur ) yang penulis gunakan yaitu dengan cara undian dan oleh karena itu Kelas 111, IV, V terdiri dari 3 kelas maka penulis memasuki kelas. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut: (1) . Penulis membuat daftar nama- nama siswa Kelas III, IV, V ( untuk perkelas sesuai dengan jumlah siswa pada kertas- kertas kecil yang sudah disediakan. (2) . Selanjutnya kertas yang sudah berisi nama- nama dilipat kecil kemudian dimasukkan ke dalam kotak kertas, setelah itu dikocok dan akhirnya penulis menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan dan mengeluarkan separoh dari jumlah siswa- siswa kelas tersebut. Bagi nama- nama yang sesuai dengan kertas yang dikeluarkan. Itulah yang menjadi responden dan sekaligus berhak mengisi angket.

  2. Metode pengumpulan data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Metode angket, adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan terhadap obyek yang diselidiki.11

  Penggunaan metode angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang memuat tentang perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01, dengan menyodorkan pertanyaan dalam bentuk angket tertutup.

  b. Metode Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatansecara sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki.12 Sebagai alat observasi penulis menggunakan rating scale. Penggunaan

  rating scale

  ini dimasudkan untuk mendapatkan data kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada SD Negeri Semowo 01 yang menjadi responden.

  c. Metode Dokumentasi, adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan memperhatikan berdasarkan dokumen atau barang tertulis. Dalam hal ini yang akan dicari adalah struktur organisasi sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, denah lokasi

  Metodologi Research, YPP, UGM, Yogayakarta, Jilid I, halaman 186

11 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA,

  d. Metode Interview, adalah metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan.

  Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya sekolah, serta data yang perlu penjelasan dari keapala sekolah, karyawan dan sebagainya.

  3. Analisa Data Dalam hal ini, untuk membuktikan tujuan pertama serta tujuan kedua yaitu untuk mengetahui perhatian siswa terhadap bidang studi

  Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui keamampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01, penulis menggunakan teknik analisis prosentase yaitu dengan menggunakan rumus:

  P = - x 100% N

  Keterangan:

  P =

  Proporsi individu dalam golongan

  F =

  Frekuensi

  N

  = Jumlah subyek secara keseluruhan Untuk membuktikan tujuan ketiga yaitu mengetahui hubungan antara perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemamapuan aktualisasi akhlalkul karimah pada siswa Kelas III,

  12 IV. V SD Negeri Semow 01 penulis tri serial dengan rumus sebagai

  berikut:

  = ( Or-OtXM

  ) K tr is

  _ ( r - t ) 2 SDtot

  • ----- p -----

  Keterangan:

  Rtris = Koefisien korelasi SDto, = Standarisasi total Or

  = Ordinat rendah

  Ot =

  Ordinat tinggi

  M = Mean P = Proporsi individu dalam golongan

G. SISTEMATIKA SKRIPSI

  Dalam penyusunan sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, yang berjudul Hubungan intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah Siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01 Tahun Ajaran 2007/2008 dapat dikemukakan sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang alas an pemilihan judul, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika

  BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini penulis akan membahas tentang: A. Masalah perhatian meliputi pengertian perhatian, macam- macam perhatian, faktor- faktor yang mempengaruhinya, sedangkan masalah Pendidikan Agama Islam meliputi penelitian Agama Islam, dasar dan tujuan Agama Islam, fungsi Pendidikan Agama Islam.

  B. Masalah kemampuan aktualisasi akhlakul karimah meliputi pengertian kemampuan aktualisasi akhlakul karimah, pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan, proses terbentuknya akhlakul karimah anak, ciri- ciri akhlakul Islam, tujuan akhlak.

  C. Hubungan antara variabel satu dengan variabel dua adalah merupakan suatu hubungan yang sangat erat sekali dan tidak bisa dipisahkan lagi. Pendidkan Agama Islam dengan akhlakul karimah memang satu kesatuan.

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang meliputi: A. Gambaran Umum SD Negeri Semowo 01

  Meliputi ajaran berdiri dan perkembangannya, struktur organisasinya, data keadaaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa dan nama- nama siswa yang menjadi sampel.

  B. Penyajian data penelitian

  BAB IV : Analisa Data Pada bab ini penulis akan menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan atau dapat mengambil kesimpulan akhir dari penelitian ini, dengan langkah sebagai berikut: A. Analisa jawaban tiap item

  B. Analisa Tri serial

  BAB V : Penutup Meliputi kesimpilan, saran, penutup dan lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. MASALAH PERHATIAN

1. Pengertian Intensitas Perhatian

  Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dengan sungguh- sungguh dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan obyek. Kalau individu sedang memperhatikan sesuatu benda misalnya, ini berarti bahwa seluruh aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda tersebut. Jadi perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh individu.14

  Intensitas perhatian juga diartikan sebagai pergerakan dan pemusatan seluruh tenaga jiwa tertuju pada obyek tertentu. Dalam perhatian ada suatu usaha pengerahan segala kemampuan jiwa ke taraf yang lebih tinggi dari pada keadaan-keadaan biasanya, dalam hal ini juga disebut konsentrasi.

  Misalnya seseorang baru memperhatikan suatu benda dengan mencurahkan segala aktifitasnya dan juga dapat memperhatiakn banyak obyek sekaligus dalam waktu itu, begitu pula siswa dalam memperhatikan bidang studi Pendidikan Agama Islam disekolah dan diluar sekolah. Apabila siswa itu memperhatiakn atau menganggap Pendidikan Agama Islam itu

  Drs. B im o W algito, Pengantar P sikologi Umum Y PP, U G M Yogyakarta, penting sebagai pegangan hidup, tentunya akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

2. Macam-macam intensitas perhatian

  Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan.

  a. Intensitas perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan perhatian ini erat hubungannya dengan minat terhadap sesuatu maka terhadap obyek itu biasanya timbul perhatain yang spontan, otomatis perhatian itu akan timbul.

  b. Intensitas perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

  Ditinjau dari banyak obyek yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu perhatian dapat dibedakan menjadi intensitas perhatian yang sempat dan perhatian yang luas.

  a. Intensitas perhatian yang sempit, adalah dimana individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit obyek.

  b. Intensitas perhatian yang luas, yaitu dimana individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak obyek pada suatu saat.

  Sehubungan dengan hal itu perhatian dapat juga dibagi. Intensitas perhatian yang terpusat dan perhatian yang terbagi-bagi.

  a. Intensitas perhatian yang terpusat, yaitu perhatian dimana individu pada suatu waktu hanya dapat memusatkan perhatiannya pada satu obyek. b. Intensitas perhatian yang terbagi-bagi, yaitu perhatian dimana individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak hal atau obyek.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas perhatian

  Adapun faktor yang mempengaruhi intensitas perhatian adalah:

  a. Pembawaan

  b. Minat

  c. Keadaan jasmani

  d. Kuat dan tidaknya rangsangan

  e. Kemauan dan lingkungan.15

  b. Pembawaan, kalau diperhatikan benar- benar bahwa tiap- tiap orang tidak sama tipenya (tipe perhatian) ada yang tenang atau tidak bisa menunjukkan perhatian pada suatu obyek perangsang, sehingga pembawaan sangat mempengaruhinya. Karena itu juga masing-masing individu mempunyai pembawaan yang berlainan maka cara memperhatikan atau tipe perhatiannya akan berlainan pula.

  c. Minat adalah hasrat atau keinginan terhadap sesuatu hal bahwa anak itu berminat atau berkeinginan untuk belajar Agama Islam, dengan minat tersebut anak akan memperhatikan pelajaran Agama Islam dengan sungguh-sungguh.

  d. Keadaan jasmani, juga dapat mempengaruhi konsentrasi anak. Karena merasa kelelahan dan kondisi badan tidak sehat, maka perhatiannya terhadap Pendidikan Agama Islam tidak dapat konsentrasi sepenuhnya dan tidak dapat menerima dengan baik.

  e. Kuat dan tidaknya rangsangan didalam memberikan pelajaran anak harus mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi pribadinya untuk mencurahkan perhatiannya, sehingga dengan demikian anak akan bersungguh-sungguh dalam memperhatikan pelajaran agama Islam.

  f. Kemauan, bahwa anak harus mempunyai kemauan untuk belajar Agama Islam, bila ada kemauan akan dapat terlaksana dengan baik. Jika tidak ada kemauan mana mungkin bisa tercapai keberhasilan.

  g. Lingkungan, lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan, anak yang terdapat dalam lingkungan yang agamis, maka perhatian anak terhadap Pendidikan Agama Islam akan baik.

  Jadi jelaslah banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian, dengan demikian guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, yaitu : - Memperhatikan apa yang telah diberikan guru agama islam.

  • Guru mengusahakan adanya suasana yang tenang dan menyenangkan kepada anak didik untuk belajar Pendidikan Agama Islam.

B. Masalah Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Sebelum penulis mengemukakan tentang definisi Pendidikan Agama Islam, maka baiklah akan penulis kemukakan tentang pendidikan pada umumnya. Definisi pendidikan menurut para ahli yaitu :

  a. Drs. H. M. Arifin M. Pd., berpendapat : Pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengerahkan fitroh manusia supaya berkembang pada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.16 b. Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan adalah bimbingan secara sadar atau pimpinan secara sadar si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang sempurna.

  Dari kedua definisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan, bahwa pengertian pendidikan adalah suatu penanaman pribadi yang mulia dalam rangka mengembangkan potensi dasar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik, sehingga mereka mampu bersikap sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, mampu menghadapi perubahan zaman sesuai dengan cita-cita pendidikan.

  Setelah penulis mengemukakan definisi pendidikan pada umumnya, selanjutnya akan penulis kemukakan beberapa definisi Pendidikan Agama Islam.

  a. Menurut Drs. Abdurahman Shaleh, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.17

16 D rs. H. M . A rifin M . E D . Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agam a d i Lingkungan

  Sekolah Dan Keluarga^ Bulan B intang, Jakarta, Cet. IV , 1978, hal. 14

  D edaktik Pendidikan Agam a- 17 D rs. Abdurahm an Shaleh, Bulan B intang, Jakarta, Cet. b. Menurut Dr. H. Zuhairini Dkk mengatakan : Pendidikan Agama Islam adalah usaha- usaha secara sistematis dan prahmatis dalam membantu anak didik agar hidup sesuai ajaran Islam.18

  c. Menurut Drs. Burhan Somad, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang tujuannya membentuk individu menjadi corak diri derajat tinggi menurut ukuran-ukuran Allah.19

  d. Menurut Drs. D. Marimba bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum- hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran Islam.20 Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara luas dapat diambil pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa dalam membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar menjadi manusia yang berkepribadian utama sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain terwujudnya kepribadian muslim.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

  a. Dasar Pendidikan Agama Islam Oleh karena Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bersumber pada ajaran- ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Assunah, maka

  18 Drs. Zuhairini dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agama- usaha nasional, Surabaya, Cet. I, hal. 20 B eberapa Persoalan D alam Pendidikan lslam._

  19 D rs. Burhan Som ad, PT. A l M a’a rif Bandung, C et. I, hal. 20

  20 Drs. D . Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam A l-M a ’a r if Bandung- Cet. V, dengan demikian bahwa dalam kelangsungan kegiatan Pendidikan Agama Islam berlandaskan dan berdasarkan Al-Qur’an Assunah.

  b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Segala usaha manusia dalam bentuk apapun tidak luput dari tujuan yang hendak dicapai begitu pula dalam kegiatan aktifitas Pendidikan

  Agama Islam. Untuk itu akan penulis sajikan beberapa pendapat saijana tentang tujuan Pendidikan Agama Islam.

  — Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus : Tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak- anak, pemudi- pemudi dan dewasa supaya menjadi orang muslim sejati, sehingga beriman teguh, beramal shaleh, berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya bahkan sesame umat Islam.21

  Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad Athaumy Al Syaibany, adalah perubahan yang di dingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya baik tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitarnya tentang individu itu hidup, atau pada proses

  

Prof. Dr. H . M ahm ud Y unus, M etodik Khusus Pendidikan Agam a- PT. Hidakarya 21 pendidikan sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai proporsi diantara prosesi asasi dalam masyarakat.22 Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam sebagai tujuan terakhir dan tinggi yaitu persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.23

  • Muhammad Athiaah Al Abrosy dalam bukunya dasar-dasar pokok pendidikan Islam juga berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.24

  Memperhatikan pendapat-pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak agar dapat mempertahankan hidup sesuai dengan ajaran Islam, berakhlak mulia, mempunyai budi pekerti yang baik, dapat menjadi warga Negara yang baik, mengabdi pada Allah, sehingga dapat hidup bahagia didunia dan akhirat.

3. Fungsi Pendidikad Agama Islam

  Prof. Dr. Hasan Langgulung dalam karangannya telah menyebutkan fungsi pendidikan secara umum, yaitu yang dikemukakan oleh para ahli sejarah pendidikan dan budaya yaitu :

  1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masyarakat dimasa yang akan datang.

  22 Falsafah Pendidikan Islam

Prof. Dr. Oem ar M uham m ad A l Ihaum y A l Syaibani, a

(terjem ahan), B u lan Bintang. Jakarta. 1979. hal. 39**

  23 Ibicf hal. 4 2 2

M uham m ad A thiyah A l A brosy, D asar-dasar P okok Pendidikan Islam a Bulan

  23

  2. Memindahkan ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan peranan- peranan tersebut dari generasi tua kegenerasi muda.

  3. Memindahkan nilai- nilai yang bertujuan untuk memelihara keutamaan dan kesatuan atau keutamaan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradapan.25

4. Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam

  Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terlipat dalam lingkup Al-Qur’an dan Hadis

  Keimanan Akhlak Fiqih Ibadah Tarikh

  Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (hablumminallah wa hambulm minannas)

  Fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu mendidik anak didiknya beramal didunia ini untuk memetik buahnya di akhirat, artinya pendidikan Islam menyiapkan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan

  B eberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam a PT. A l

25 Prof. Dr. Hasan L anggulung,

  pengetahuan memindahkan nilai-nilai yang diselaraskan dan diwarnai oleh fungsi ini.26 Pendidikan agama mempunyai fungsi terhadap kemajuan dalam kehidupan, oleh karena itu bila dapat diketahui fungsi pendidikan agama tersebut dengan jelas.

  Menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih sayang dan memberikan ketentraman dalam keluarga, sehingga anak akan betah tinggal di rumah, hal ini akan memudahkan pengawasan pengontrolan terhadap anak dari orang tua.

  Demikianlah kurang lebihnya peran orang tua dalam pembentukan perilaku, kepribadian serta mental anak dalam proses pembentukan akhlakul karimahnya, agar anak dapat berkembang dengan wajar sesuai perkembangan jiwanya sehingga menjadi manusia yang berkepribadian luhur serta bermoral baik dan berbudi pekerti yang tinggi sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Lingkungan Sekolah (lembaga pendidikan formal)

  Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat, masyarakat yang mengirim anaknya kesekolah berarti orang tua itu mengakui bahwa sekolah itu sebagai lembaga yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan-tindakan dan membuat peraturan-peraturan mengenai pendidikan anak-anaknya.

  Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah pendidikan 26 keluarga, karena melihat perkembangan anak dan kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul karimah pada anak yang telah dimulai dari keluarga, agar dapat dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat. Di dalam sekolah anak akan dibina dan dibimbing oleh seorang guru, karena guru merupakan wakil dari orang tua anak dalam lingkungan sekolah, sehingga guru juga mempunyai kewajiban melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik dan sekaligus menanamkan nilai-nilai moral dalam rangka pembentukan akhlakul karimah pada anak. Akan nampak suatu gambaran tentang kegunaan-kegunaan pendidikan agama itu sendiri.

  Berkenaan dengan hal ini, H. Alamsyah Ratu Perwira Negara berpendapat : Bahwa pendidikan agama yang bersifat asasi sebagai faktor pengamanan bagi setiap kemajuan dibidang kebendaan.27

  Fazlur Rahman juga menulis dalam bukunya Islam dan Modernitas tentang fungsi pendidikan agama sebagai berikut: Apabila agama hendak dimasukkan dan dipadukan dengan pendidikan nasional, maka ini mengimplikasikan suatu upaya yang diinterpretatif dan kreatif dipihak para cendekiawan hingga dengan demikian agama tidak hanya diselamatkan dari

27 H. A lam syah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agam a, D epag RI, Jakarta,

  kekolotan dan apologitika, tetapi malahan mampu memberikan kepadanya suatu orientasi moral yang baru.

  Berdasarkan uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa dasar pendidikan agama adalah sebagai landasan dan pegangan tentang pelaksanaan pendidikan agama baik yang ada di sekolah- sekolah maupun lembaga- lembaga pendidikan.

  Sedangkan fungsi dari Pendidikan Agama Islam adalah sebagai penopang atas terbentuknya insan kamil, mengamalkan ajaran-ajaran Islam sebagai realisasi dari ketaqwaan terhadap Allah SWT.

C. Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah 1. Pengertian Akhlakul Karimah.

  Dalam mendefinisikan pengertian akhlak, para ilmuwan muslim belum adanya kesepakatan yang tetap, sehinggga banyak terjadi perbedaan dalam mendefinisikan pengertian akhlak.

  Menurut Dr. H. Hamzah yakub Akhlak berasal dari bahasa Arab, jama’ dari Khuluqun ( ) yang menurut lughot diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at.2

  8

  29

  

28 Fazlur Rahman, Islam dan M odernitas a T entang transformasi Intelektual, Penerbit

Pustaka, Bandung, 1985, hal. 114

  Sedangkan menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, dalam memberikan batasan “akhlak” adalah kebiasaan, kehendak, berarti bahwa kehendak itu

  30 bisa disebut akhlak.

  Dari dua definisi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpuulan bahwa pengertian akhlak adalah suatu kebiasaan pada jiwa manusia yang sudah menetap dan melembaga yang membentuk tingkah laku hingga akan timbul sikap dan perbuatan yang terpuji dengan mudah tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu.

  Sedangkan orang mau memberikan pertolongan dengan disertai perasaan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan dan hanya semata-mata karena Allah, maka itulah yang disebut akhlak yang terpuji.

2. Pentingnya Akhlakul Karimah dalam Hidup

  Akhlakul karimah adalah termasuk diantara makna terpenting dalam hidup.

  Akhlakul karimah pertama kali berkaitan dengan muamalah yakni huungan antara sesama manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok.

  Akan tetapi akhlakul karimah itu tidak hanya terbatas pada manusia saja, akhlakul karimah mengatur juga hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud kehidupan ini. Bahkan mengatur juga hubungan antar hamba dengan Tuhan. 3

30 Prof. Dr. A hm ad A m in, Ilmu Akhlak a P N . Bulan B intang, Jakarta, tahun 1986, hal. 62

  Konsep akhlak menurut Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadah, bahwa iman dan ibdah manusia tidak sempurna kecuali kalau timbul dari satu akhlak yang mulia dan muamalah yang baik kepada Allah dan makhluk Nya, dan bahwa akhlak yang mulia yang diharapkan oleh orang Islam untuk berpegang teguh pada Nya harus dipelihara bukan hanya terhadap makhluk saja, akan tetapi lebih-lebih dan wajib terhadap Allah dari akidah dan ibadah.31

  Dengan adanya pengertian akhlak menurut Islam, diharapkan umat Islam mempunyai pegangan dalam berperilaku. Sehingga akhlak manusia tidak menyalahi pedoman yang telah ditetapkan oleh agama. Bila orang- orang menganggap bahwa akhlak lebih mulia dari ilmu dan akal, karena hal ini didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadits yang menerangkan pentingnya dan mulianya akhlak.

  Firman Allah dalam al-Qur’an sewaktu memuji Nabi Muhammad SAW.

  Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Al-Qur’an).32 Ayat ini menganggap bahwa akhlak sebagai sifat nabi yang paling mulia, merupakan pujian tertinggi yang diberikan kepadanya. Akhlak nabi

  31 Prof. Dr. Omar M uhamm ad A l T ou m y S.

  Filsafat Pendidikan, A lih B ahasa Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hal. 312

  32 Departem en RI. A l-Q u r’an dan Terjemahnya, P royek pengadaan kitab suci A l Q u r’an, terdapat dalam al-Qur’an, sehingga Aisyah umul mukminin ketika ditanya tentang akhlak Rosulullah, beliau berkata bahwa akhlaknya adalah Al- Qur’an.

  Rosulullah diturunkan didunia untuk memperbaiki akhlak umatnya. Menyempurnakan imannya dan membimbing manusia kejalan terbaik yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Rosulullah telah bersabda: Artinya: Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

  (HR. Malik).33 Jadi Al-Quran itu sifatnya menyempurnakan, tidak membuat segala keutamaan yang baru. Banyak keutamaan telah dikenal dan diterima sebelum islam. Tetapi bercerai berai bertentangan satu sama lain, dan sifatnya kurang sempurna.

  Pentingnya akhlak tidak terbatas pada seseorang tetapi penting untuk masyarakat, umat dan manusia.

  Demikian kata Prof. Dr. Omar Muhammad Al Toumy S. Oleh karena itu akhlak mulia merupakan dasar pokok untuk menjaga bangsa-bangsa, rakyat serta masyarakat. Dalam suatu bait syair dikatakan:

  Artinya: Hanya sesungguhnya umat itu menurut akhlak yang ada, maka apabila tidak ada akhlak umat itu pun lenyap.3

3. Proses terbentuknya akhlakul karimah anak

  Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak-anaknya agar menjadi orang baik, berkepribadian kuat dan sikap mental yang kuat dan akhlak terpuji, semua itu dapat diusahakan pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang membuat teijaminnya akhlak anak-anak didik, sehingga ia nau dan mampu sesuai dengan nilai-nilai moral.

  Perlu kita ketahui bahwa nilai-nilai moral dapat dipatuhi oleh seorang anak dengan kesadaran tanpa paksaan, hal ini datang dari diri sendiri.

  Dengan demikian pendidikan agama harus diberikan secara terus menerus baik dikalangan keluarga, pendidikan formal dan dilingkungan masyarakat.

  Dari ketiga faktor inilah yang akan membentuk perilaku anak, oleh karena iakan penulis uraikan mengenai ketiga faktor sebagai berikut: a. Keluarga

  Lingkungan keluarga tempat pertama anak menerima pendidikan dari orang tua. Orang tua adalah Pembina perilaku dari anak yang pertama dari kehidupannya, kepribadian orang tua, sikap hidup, merupakan unsur-unsur pendidikan tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pembentukan perilaku anak.

  

Drs. H. A bu Tauchid N is, Seratus H adits Tentang Pendidikan dan Pengajaran ,

YPI/PT. Imam Puro, Purworejo, 1978.

  31 Keluarga adalah tempat dasar untuk meletakkan nilai-nilai pada

  seorang anak, selanjutnya diungkapkan oleh Prof. Dr. Sutari Imam Bamadib, bahwa dasar-dasar kelakuan anak didik tertanam didalam keluarga didalam sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaannya.35 Hubungan antara anak dan orang tua yang baik dan harmonis akan mempengaruhi pertumbuhan dan perilaku anak, oleh karena itu perlu diciptakan suasana yang baik dan harmonis, sehingga anak akan selalu memperhatikan suritauladan orang tua, baik itu dalam bentuk tindakan, cara bicara dan sebagainya akan menjadikan dasar yang ditiru oleh anak.

Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

2 10 19

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SDN LIMUSNUNGGAL 01 KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

2 74 111

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI DI KECAMATAN TEMANGGUNG KOTATEMANGGUNG

2 60 212

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 128 293

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN DI GUGUS M. SYAFI’I KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

1 13 150

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN BAHAN PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V SD NINAMBUHAN PURWODADI - GROBOGAN TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 91

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG TATA CARA WUDHU MELALUI PERMAINAN KARTU KUARTET SISWA KELAS I SD NEGERI KEMIRIREJO 1 MAGELANG - Test Repository

0 4 102

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007 - Test Repository

0 0 92

PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI CANDIGARON 02 DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 97