PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Studi Di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang) KARYA TULIS ILMIAH Vera Suci Permatasari 14.131.0070 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

  ii

  

PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN

(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)

  Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada

  Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang

  

Vera Suci Permatasari

14.131.0070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN

(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)

  1

  2

  3 Vera Suci Permatasari , Zainul Arifin , Sri Lestari

  Diploma III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang

  

ABSTRAK

  Merokok adalah tindakan menghisap asap yang berasal dari pembakaran

tembakau. Prevalensi perokok di Indonesia mengalami penigkatan dari tahun ke tahun.

Kebiasaan merokok dan menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai

dampak yang buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh

rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok, salah satunya adalah berdampak pada

kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya

pengaruh perokok aktif dan perokok pasif terhadap kadar hemoglobin.

  Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik

dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah warga laki-laki

desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 yang terdiri dari 15 perokok aktif dan 10 perokok pasif

yang diambil secara Purposive Sampling. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah perokok aktif dan perokok pasif, sedangkan variabel dependennya adalah kadar

hemoglobin darah. Dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

editing, coding, entry data, dan tabulating.

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 dari 15 (66,67%) perokok aktif dan 6

dari 10 (60%) perokok pasif memiliki kadar hemoglobin yang tinggi (abnormal). Pada uji

SPSS dengan uji Mann Whitney pada pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin

didapat hasil p=0,002. Sedangkan pada pengaruh perokok pasif terhadap kadar

hemoglobin didapat nilai p=0,01.

  Kesimpulan dari penelitian ini pada perokok aktif maupun perokok pasif didapatkan

hasil nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna baik perokok aktif

maupun perokok pasif terhadap kadar hemoglobin di dalam darah.

  Kata Kunci : Merokok, Prevalensi Perokok, Hemoglobin

  iii

  

THE INFLUENCE OF ACTIVE AND PASSIVE SMOKERS ON

HEMOGLOBIN LEVEL

(Study at Candi Mulyo Village, Jombang District)

  1

  2

  3 Vera Suci Permatasari , Zainul Arifin , Sri Lestari

Diploma III of Health Analyst

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang

  

ABSTRACT

Smoking is the act of sucking smoke from burning tobacco. The prevalence of

smokers in Indonesia has increased from year to year. Smoking habit and inhaling smoke

from burning cigarettes has a negative impact on health. Many dangerous diseases

caused by cigarettes or the habit of inhaling cigarette smoke, one of which is an impact

on blood hemoglobin levels. The purpose of this research is to know the influence of

active and passive smokers on hemoglobin levels.

  This research design used in this research was analytical research with cross

sectional approach. The sample of this research was village men of Candi Mulyo RT 03

RW 03 consisting of 15 active smokers and 10 passive smokers taken by Purposive

Sampling. Independent variable in this research was active smoker and passive smoker,

while the dependent variable is blood hemoglobin level. And data processing used

editing, coding, data entry, and tabulating.

  The results showed that 10 of 15 (66.67%) active smokers and 6 of 10 (60%)

passive smokers had high levels of hemoglobin (abnormal). In SPSS test with Mann

Whitney test on the influence of active smokers on hemoglobin levels was obtained

results p = 0.002. While the influence of passive smokers on hemoglobin levels obtained

p value = 0.01.

  The conclusion of this research on active and passive smokers got result p value

<0,05. It means that there was significant influence both active and passive smokers to

hemoglobin level in blood.

  Keywords: Smoking, Smoker Prevalence, Hemoglobin

  iv

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

  v vi

  

PENGESAHAN PENGUJI vii

  

Surat Pernyataan

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Sumenep, 09 Desember 1996 dari pasangan bapak Suyatno dan ibu Hoyyima. Penulis merupakan putri tunggal.

  Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Dapenda 1, tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 1 Sumenep, dan tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 1 Sumenep. Pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi DIII Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, 03 Agustus 2017 Yang menyatakan

  Vera Suci Permatasari viii ix

  

MOTTO

”If You Want Somethimg You’ve Never Had, You Must be Willing to do

Something You’ve Never Done”

  (Jika Anda Menginginkan Sesuatu yang Belum Pernah Anda Miliki, Anda Harus Bersedia Melakukan Sesuatu yang Belum Pernah Anda Lakukan)

LEMBAR PERSEMBAHAN

  x

  Puji syukur atas semua nikmat-Mu ya Allah, Engkau berikan kemudahan di setiap langkah-langkah ku. Engkau berikan jalan keluar di setiap kesulitanku.

  Pada lembar persembahan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat mendukung penulis dalam pembuatan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :

  1. Kedua orang tua saya yang selalu membimbing saya, memberikan motivasi untuk saya. Yang selalu menyertakan saya dalam doa-doa terbaiknya di setiap akhir ibadahnya.

  2. Semua dosen STIKes ICMe Jombang yang dengan ikhlas memberikan ilmu kepada saya, yang membimbing saya dengan penuh ketekunan dan rasa sabar, tanpa meminta imbalan.

  3. Fathor Rosiki yang selalu memberikan motivasi dan memberi dukungan kepada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Yang tidak pernah bosan mendengarkan keluh kesah saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

  4. Sahabat-sahabatku (HipHop dan Rizkot) yang selalu memberikan motivasi dan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

  5. Adik-adik Kost yang juga selalu menghibur dan memberi motivasi dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

  6. Semua teman-teman seperjuangan yang ikut memberikan saran dan mendoakan lancarnya penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini

  7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang memberikan saran dan sumbangan pemikiran untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul

  “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif Terhadap Kadar

Hemoglobin” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Alhi Madya

  Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH., Ibu Erni Setiyorini, S.KM., MM., Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs., M.Kes., Ibu Sri Lestari, S.KM., dosen-dosen Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang, ayah dan ibu, serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Krtitik dan saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Jombang, 03 Agustus 2017 Penulis

  Vera Suci Permatasari xi

  xii

  28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................

  48 6.2 Saran..................................................................................

  43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.........................................................................

  38 5.2 Pembahasan ......................................................................

  37 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ...................................................................

  35 4.8 Etika Penelitian........................................................................

  33 4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.........................

  32 4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian ....................

  31 4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .....................

  30 4.4 Populasi, Sampling dan Sampel .........................................

  29 4.3 Kerangka Kerja ...................................................................

  29 4.2 Desain Penelitian................................................................

  28 3.3 Hipotesis ............................................................................

  DAFTAR ISI

  27 3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .......................................

  25 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual .........................................................

  23 2.4 Pengaruh Merokok terhadap Kadar Hemoglobin...................

  14 2.3 Hemoglobin.. ......................................................................

  7 2.2 Darah .................................................................................

  5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Perokok ............................................................

  5 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

  5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................

  Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................ iii ABSTRACT ......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ............................. v LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... vi SURAT PERNYATAAN ...................................................................... vii RIWAYAT HIDUP ............................................................................... viii MOTTO ............................................................................................... ix LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................. x KATA PENGANTAR ............................................................................ xi DAFTAR ISI ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv DAFTAR SINGKATAN......................................................................... . xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

  48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  xiii

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Rokok dan Penyusunnya............................................

  11 Gambar 2.2 Dampak Merokok........................................................

  14 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif Terhadap Kadar Hemoglobin...............

  27 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif terhadap Kadar Hemoglobin.........

  30

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah................................................

  17 Tabel 2.2 Perbedaan Eritrosit Leukosit dan Trombosit...................

  23 Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin....................................

  25 Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian.........................

  32 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang...........

  38 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT

  39 03 RW 03 Kecamatan Jombang......................................

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Perokok

  Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang...........

  39 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Aktif.............

  40 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Pasif............

  40 xiv

DAFTAR SINGKATAN

  xv

  % : Persen CO : Karbon Monoksida DDT : dichloro-diphenyl-trichloro-ethane gr/dl : Gram per desiliter Hb : Hemoglobin mm

  3

  : Milimeter kubik ºC : Derajat Celcius PP : Peraturan Pemerintah WHO : World Health Organization

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Pernyataan Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Siap Seminar Proposal dan Seminar Hasil Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Untuk Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Izin Melakukan Penelitian Lampiran 5 Informed Consent (Lembar Persetujuan Bersedia Menjadi

  Responden) Lampiran 6 Lembar Persetujuan Untuk Diambil Sampel Lampiran 7 Lembar Quesioner Lampiran 8 Surat Izin Melakukan Pemeriksaan Sampel Lampiran 9 Standar Prosedur Operasional (SOP) Lampiran 10 Print Out Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di RSIA Muslimat

  Jombang Lampiran 11 Data Hasil Penelitian Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Statistik Lampiran 13 Dokumentasi Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 15 Surat Keterangan Bebas Plagiasi xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi, memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen. Gabungan antara hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin di dalam sel darah merah (Evelyn, 2009 hal 134). Fungsi utama dari hemoglobin adalah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon monoksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

  Namun, daya afinitas oksigen terhadap hemoglobin lebih lemah dibandingkan dengan daya afinitas karbon monoksida terhadap hemoglobin.

  Untuk penetapan kadar hemoglobin berdasarkan pada anggota umur. Anak dengan usia 6 bulan – 4 tahun kadar normal hemoglobinnya adalah 11,0 gr/dl, anak dengan usia 5 tahun

  • – 11 tahun kadar normal hemoglobinnya adalah 11,5 gr/dl, anak dengan usia 12 tahun
  • – 14 tahun kadar normal hemoglobinnya adalah 12,0 gr/dl, untuk kadar normal hemoglobin laki-laki dewasa adalah 13,0 gr/dl, perempuan dewasa kadar normal hemoglobinnya adalah 12 gr/dl, dan untuk kadar normal hemoglobin perempuan hamil adalah 11,0 gr/dl (WHO, 2011). Merokok bukan hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat. Di dalam aktifitas merokok, orang yang dengan sengaja membakar rokok dan menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut disebut sebagai perokok aktif. Sedangkan orang yang tidak merokok, namun terpapar atau menghirup asap rokok disebut sebagai perokok pasif. Kebiasaan merokok dan menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok. Tidak sedikit perokok aktif
telah banyak mengetahui tentang bahaya yang disebabkan oleh rokok, namun tidak sedikit pula dari mereka tetap melakukan kebiasaan merokoknya akibat ketergantungan. Sedangkan, untuk seorang pasif mereka belum banyak mengetahui tentang bahaya yang dapat ditimbulkan akibat terpapar atau menghirup asap rokok yang bagi kesehatannya. Seorang perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama memiliki resiko untuk terserang oleh penyakit yang disebabkan oleh rokok tesebut, karena baik perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama menghirup asap dari pembakaran rokok, yang merupakan pembakaran tidak sempurna. Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh memiliki pengaruh terhadap kadar hemoglobin di dalam tubuh. Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh mengandung karbon monoksida yang dapat mempengaruhi hemoglobin di dalam darah untuk berikatan dengan oksigen. Merokok merupakan salah satu pencetus penyakit penyebab kematian yang bisa dicegah di dunia (WHO, 2008). Pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapi 1,3 milyar orang. Prevalensi perokok di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3%, pada usia 15-19 tahun sebesar 33,1%, pada usia 20-24 tahun sebesar 12,1%, pada usia 24- 29 tahun sebesar 3,4%, dan pada usia ≥30 tahun sebesar 4% (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2010 riset membuktikan bahwa prevalensi merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20- 24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 24-29 tahun sebesar 4,3%, dan pada usia ≥30 tahun sebesar 3,9% (Riskesdas, 2010). Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, pada laki-laki lebih

banyak dibandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%), berdasarkan jenis pekerjaan petani, nelayan, buruh adalah perokok aktif setiap hari yang memiliki proporsi 44,4% dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya (Riskesdas, 2013). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Propinsi Jawa Timur, kawasan Kabupaten Jombang memiliki prosentase merokok sebesar 21.2% (Kemenkes, 2012).

  Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup asap rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh. Peningkatan karbon monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen. Karena, karbon monoksida memiliki daya afinitas yang lebih kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dibandingkan dengan daya afinitas yang dimiliki oleh oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kadar hemoglobin di dalam darah. Tidak hanya seorang perokok aktif, perokok pasif pun beresiko dapat mengalami peningkatan kadar karbon monoksida di dalam tubuh, karena meskipun mereka tidak merokok, perokok pasif menghirup asap rokok yang dihasilkan oleh orang yang membakar rokok disekeliling mereka. Itulah penyebab mengapa seorang perokok pasif juga memiliki resiko kadar hemoglobin di dalam darahnya menjadi tidak normal. Sedangkan apabila kadar hemoglobin dalam darah tidak normal maka akan menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah menyebabkan gangguan pada paru-paru seperti, fibrosis paru-paru, penyakit jantung kongenital, cor pulmonale, polisitemia vera. Sedangkan penururan kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penyakit yang salah satunya adalah anemia (Alam, 2007 hal 16).

  Menurut penelitian oleh John W. Adamson (2005) yang dikutip dalam jurnal Melkior (2012) pada perokok berat terjadi peningkatan kadar hemoglobin. Peningkatan kadar hemoglobin pada perokok terjadi karena adanya reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon monoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat dibandingkan dengan oksigen, sehingga hemoglobin lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida daripada dengan oksigen. Akibat dari afinitas yang lebih kuat yang dimiliki oleh karbon monoksida untuk berikatan dengan hemoglobin maka tubuh meningkatkan hematopoeisis yang kemudian akan meningkatan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya tekanan parsial oksigen (PO ) di dalam tubuh.

2 Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Melkior T. Makawekes

  dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin Darah pada Pria Perokok dan Bukan Perokok pada tahun 2012 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara kadar hemoglobin darah seorang perokok dengan kadar hemoglobin darah bukan perokok. Dimana rata-rata hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah seorang perokok lebih tinggi daripada hemoglobin darah bukan seorang perokok. Tidak normalnya kadar hemoglobin di dalam darah dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi rokok atau jika bisa berhenti merokok pada perokok aktif, dan untuk perokok pasif dapat dicegah dengan menghindari paparan langsung terhadap asap rokok, misalnya dengan menggunakan masker, cukup olahraga dan membiasakan pola hidup sehat. Berdasarkan pada uraian di atas peneliti ingin meneliti sejauh mana pengaruh rokok terhadap kadar hemoglobin di dalam darah.

  1.2 Rumusan Masalah

  Adakah pengaruh perokok aktif dan perokok pasif terhadap kadar hemoglobin dalam darah?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Mengetahui kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif

  1.3.2 Tujuan Khusus

  a. Mengidentifikasi perokok aktif dan perokok pasif

  b. Mengidentifikasi kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif c. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin

  d. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin

  1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaaat Teoritis Dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam bidang Hematologi dan menambah wawasan untuk pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

  1.4.2 Manfaat Praktis

  a. Bagi Instansi dan Tenaga Kesehatan Dapat memberikan penyuluhan kepada berbagai pihak tentang bahaya dari merokok, tentang pengaruh peningkatan karbon monoksida terhadap kadar hemoglobin yang disebabkan oleh aktifitas merokok dan menghirup asap rokok baik secara disengaja atau tidak. b. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang bahaya, dampak, serta hubungan merokok dengan kadar karbon monoksida yang dapat berdampak pada kadar hemoglobin di dalam darah. Masyarakat juga dapat menerapkan pola hidup sehat dengan cara tidak merokok dan dapat menghindari paparan dari asap rokok.

  c. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan sebagai acuan dan juga referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok dan Perokok

2.1.1 Pengertian Rokok

  Menurut PP No.81/1999 Pasal 1 Ayat (1), rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Apandi 2010, hal 95). Rokok merupakan olahan dari tembakau yang sudah kering dan diolah sedemikian rupa hingga berupa sebuah gulungan yang dilapisi dengan kertas putih di bagian luarnya. Rokok digunakan dengan cara membakar di salah satu ujungnya dan menghisapnya di ujung yang lain. Rokok dapat banyak dijumpai di berbagai tempat pembelian, dari toko yang kecil hingga di toko-toko besar. Harga dari rokok tersebut juga bermacam-macam, ada yang harganya murah ada juga yang harganya bisa dibilang sangat mahal. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Depkes, 2010). Seperti yang telah banyak diketahui bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya apabila digunakan. Di dalam rokok terdapat banyak zat kimia. Zat kita tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui asap yang dikeluarkan dari hasil pembakaran rokok tersebut yang kemudian dihisap. Di dalam asap rokok mengandung sekitar 3.800 zat kimia. Sekitar 40 zat kimia di antaranya merupakan zat kimia yang beracun dan karsinogenik atau pemicu kanker (Wasis, 2008 hal 123).

2.1.2 Kandungan dalam Rokok

  Seperti yang telah banyak diketahui bahwa di dalam rokok sangat banyak memiliki kandungan bahan kimia. Bahan-bahan kimia penyusun rokok tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan atau bersifat toksik, bahkan ada beberapa di antaranya yang bersifat karsinogenik. Bahan kimia yang ada di dalam rokok antara lain adalah ammoniak (pembersih lantai), arsenik (racun tikus), aceton (peluntur cat kuku), asam sulfurik (bahan pupuk atau peledak), butana (bahan bakar korek api), metanol (bahan bakar roket), naptalen (kapur barus), polonium (unsur radioaktif), toluna (pelarut industri), vinil klorida (bahan plastik pvc), DDT (insektisida terlarang) dan shellac (pelitur kayu) (Nenggala, 2007 hal 71). Diantara sekian banyak bahan kimia yang menyusun rokok, ada beberapa bahan kimia pokok yang menjadi penyusun dalam rokok tersebut, di antaranya adalah :

  1. Nikotin Nikotin merupakan zat insektisida yang berbahaya. Di dalam sebatang rokok terdapat kurang lebih 8-12 mg nikotin. Penggunaan nikotin pada dosis rendah dapat menyebabkan tekanan darah naik, sakit kepala, meningkatkan sekresi getah lambung yang dapat menyebabkan penyakit mag, muntah-muntah, dan diare. Sedangkan penggunaan nikotin dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan keracunan, kejang-kejang, kesulitan bernapas, dan berhentinya kerja jantung. Nikotin merupakan zat kimia perangsang yang dapat merusak kerja jantung, nikotin juga dapat menyebabkan efek ketergantungan terhadap pemakainya (Wasis, 2008 hal 123).

  2. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa karbon. Merokok merupakan salah satu pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan karbon monoksida. Tingginya kadar monoksida yang ada di dalam tubuh dapat mempengaruhi kerja hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Wasis, 2008 hal 123).

  3. Tar Tar adalah sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5- 35 mg/batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker pada jalan napas dan paru-paru. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning kecoklatan pada kuku dan gigi perokok. Selain itu tar dapat membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic

  aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogenik yang ada dalam tar (Sugito, 2007 hal 41).

  Di dalam rokok tidak hanya tersusun atas bahan kimia, rokok juga tersusun atas bahan baku atau bahan pokok. Bahan baku dalam rokok adalah :

  1. Tembakau Tembakau merupakan salah satu bahan baku dari pembuatan rokok. Tembakau memiliki nama latin Nicotiana tabacum yang termasuk ke dalam famili Solanaceae. Untuk dapat dijadikan rokok, tanaman tembakau ini harus dipetik terlebih dahulu dari batangnya, diambil dari bagian-bagian bawah kemudian dilanjutkan kebagian atasnya. Setelah dipetik dari batangnya semua daun tembakau dikumpulkan untuk diiris tipis-tipis, kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah kering daun tembakau ini siap dikirim ke pabrik untuk diolah menjadi rokok Tembakau merupakan tanaman lokal yang berasal dari daerah Tobago, yaitu sebuah daerah di wilayah Meksiko, Amerika Serikat (Jampes, 2009 hal 14).

  2. Cengkeh Cengkeh merupakan bahan baku dari pembuatan rokok selain tembakau. Cengkeh memiliki nama ilmiah yaitu Syzygium

  aromaticum yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama Cloves, yang berarti bahwa tangkai bunga kering beraroma dari

  keluarga pohon Mytaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai bumbu masakan-masakan pedas di negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia (Hatta, 2016 hal 238).

Gambar 2.1 Rokok dan Komponen Penyusunnya (Suryatin, 2006 hal 78)

2.1.3 Merokok dan Perokok

  Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang sebelumnya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Menurut Depkes (2010) merokok adalah kegiatan membakar rokok dan atau menghisap asap rokok.

  Sedangkan perokok memiliki arti yang sangat luas. Perokok merupakan orang yang menghisap asap rokok baik secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung disini, diartikan seseorang yang menghisap asap rokok karena orang tersebut memang seseorang yang mengonsumsi rokok. Sedangkan secara tidak langsung adalah seseorang yang menghisap asap rokok bukan karena seseorang tersebut mengonsumsi rokok, tapi karena seseorang tersebut berada pada suatu tempat atau lingkungan yang dikelilingi dengan orang yang mengonsumsi rokok, sehingga secara tidak langsung seseorang tersebut akan menghisap atau akan terpapar oleh asap rokok. Perokok dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

  1. Perokok Aktif Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja membakar tembakau yang telah diolah menjadi rokok dengan atau tanpa bahan tambahan serta menghirup asap yang ditimbulkan dari pembakaran rokok tersebut.

  2. Perokok Pasif Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok aktif (Depkes, 2010).

2.1.4 Dampak dari Merokok

  Seperti yang kita ketahui bahwa merokok sangatlah berbahaya untuk kesehatan baik pada perokok itu sendiri yang biasa disebut dengan perokok aktif maupun orang di sekeliling perokok yang yang juga dapat menghirup asap rokok yang dihasilkan dari pembakaran rokok oleh perokok aktif, yang biasa dikenal dengan perokok pasif. Rokok berbahaya bagi kesehatan karena di dalam rokok banyak sekali mengandung bahan kimia, yang akan keluar dan ikut bersama asap yang dikeluarkan ketika proses pembakaran rokok. Jadi, ketika seseorang menghisap asap rokok, secara tidak langsung orang tersebut telah memasukkan banyak bahan kimia ke dalam tubuhnya melalui asap rokok yang mereka hisap. Beberapa dampak yang disebabkan oleh rokok terhadap kesehatan menurut Rafael (2006 hal 72) :

  a. Mengalami Acute Necrositing Ulcerative Gingitivis, yaitu penyakit yang menyebabkan gusi tampak memerah dan bengkak b. Beresiko terkena angina 20 kali lebih besar. Angina adalah rasa sakit di dada pada saat melakukan latihan olahraga atau saat sedang makan

  c. Mengalami sakit punggung

  d. Mengalami

  Buerger’s Disease (penyakit peredaran darah) atau

  juga dikenal dengan Thromboangitis Obliterans

  e. Beresiko 2 kali lebih besar menderita impotensi

  f. Beresiko 16 kali mengalami Optic Neurophaty, yaitu penurunan kemampuan penglihatan g. Mengalami luka pada ikatan sendi

  h. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami kemerosotan mascular yang terjadi pada mata i. Mengalami Nystagmus, yaitu gerakan mata tidak normal j. Beresiko 2 kali lebih besar terkena katarak k. Terkena Ostheoporosis, yaitu pengeroposan tulang, dimana tulang mengecil dan rapuh akibat kekurangan kalsium l. Mengalami Osthearthritis, yaitu penyakit tulang pada orang usia pertengahan atau orang tua yang dicirikan dengan persendian yang meradang sehingga terasa sakit dan kaku m. Mengalami pheriperal vascular disease, yaitu radang paru-paru dimana alveoli kecil pada paru-paru dipenuhi cairan n. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami Psoriasis, yaitu peradangan kulit dimana noda merah ditutupi oleh noda putih o. Mengalami Rheumatoid Arthritis, yaitu rasa sakit menyeluruh pada bagian tangan, kaki, dan pinggul p. Mengalami Tobacco Amblyopia, yaitu gangguan penglihatan yang menjadi kurang jelas q. Mengalami pengeroposan tulang gigi Mengalami stroke atau pendarahan pada otak r.

Gambar 2.2 Dampak Merokok (Aloysius, 2007 hal 223)

2.2 Darah

2.2.1 Pengertian Darah

  Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain, karena organ ini berbentuk cairan, darah merupakan medium transport di dalam tubuh. Volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter di dalam tubuh. Keadaan darah di dalam tubuh masing-masing individu tidaklah sama, bergantung pada, usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah (Handayani, 2008 hal 1). Tubuh manusia mengandung antara 5-6 liter (1,3 dan 1,5 galon) darah, yang mewakili antara 7%-8% rata-rata berat tubuh. Setengah dari darah terdiri dari cairan atau bagian cair yang disebut dengan plasma. Sedangkan, setengahnya lagi terdiri dari sel-sel dan molekul- molekul dengan berbagai fungsi. Setetes darah yang keluar dari luka kecil mengandung 5 juta sel darah merah, 10 ribu sel darah putih dan 250 ribu trombosit (Yahya, 2012 hal 12). Menurut Damin Sumardjo (2009) darah beredar dalam sistem pembuluh darah yang tertutup dan menyusun sekitar 6%-8% berat badan. Secara keseluruhan, darah memiliki berat jenis 1,060, viskositas 3,6-5,3, titik beku sekitar 0,55°C, dan pH sekitar 7,4. Darah tersusun atas dua komponen yaitu :

  1. Substansi padat yang volumenya sekitar 45% yang terdiri atas sel- sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel-sel pembeku ( trombosit)

  2. Substansi cair yang volumenya sekitar 55% dan dikenal sebagai plasma darah. Plasma darah 90%-92% tersusun atas air dan di dalamnya terlarut banyak senyawa-senyawa kimia.

2.2.2 Fungsi Darah Di Dalam Tubuh

  Menurut Damin Sumardjo (2009 hal 18) banyak fungsi darah di dalam tubuh yang telah banyak diketahui, di antaranya adalah :

  1. Alat transport berbagai zat kimia seperti transport zat makanan yang telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya, transport zat sampah atau zat buangan produk metabolisme dari seluruh jaringan ke alat-alat ekskretori, transport oksigen dari paru-paru ke jaringan, transport karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, transport zat pengatur atau hormon dari sumbernya (kelenjar endokrin) ke bagian tubuh tertentu

  2. Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar

  3. Pengatur, seperti mengatur stabilitas suhu tubuh, yaitu dengan penyebaran panas badan, pengatur keseimbangan antara cairan darah dengan cairan jaringan, pengatur pemeliharaan keseimbangan asam basa di dalam tubuh. Darah tidak hanya bertindak sebagai pembawa atau transport sari makanan, oksigen, hormon dan juga yang lainnya, darah juga bertindak sebagai penggerak di dalam tubuh. Darah mengalir secara terus-menerus di dalam tubuh untuk melakukan semua tugasnya, darah bertanggung jawab untuk hampir semua komunikasi di dalam tubuh. Bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk sel, yang karenanya tubuh memperoleh energi, yang diangkut dalam darah. Darah juga bertindak sebagai penyesuai suhu tubuh (Yahya, 2012 hal 9).

2.2.3 Komponen-Komponen Penyusun Darah

  Darah merupakan cairan di dalam tubuh yang memiliki banyak sekali fungsi di dalam tubuh. Darah tersusun atas beberapa komponen penting untuk dapat melakukan semua tugas dan fungsinya dengan semestinya. Terdapat dua komponen penyusun darah, yaitu :

  1. Plasma darah Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah.

  Salah satu fungsi dari plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia plasma darah tersusun atas 90% air dan bahan-bahan terlarut 10% ( Firmansyah, 2007 hal 60)

Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah

  No Kandungan Plasma Darah Fungsi

  1 Air Sebagai pelarut zat-zat lain di dalam tubuh

2. Protein

  a. Albumin Mempertahankan keseimbangan air pada darah dan jaringan, mengatur volume darah b. Globulin (alfa, beta, gamma) Membantu transportasi lemak, vitamin dan hormon, sebagai pertahanan tubuh (antibodi)

  c. Protein penggumpal darah Berperan dalam proses penggumpalan darah

  3 Garam-garam (ion-ion) Penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH (buffer), mempertahankan fungsi syaraf dan otot dan mengatur permeabilitas sel

  

4. Nutrient seperti glukosa, asam amino Digunakan oleh sel sebagai

dan asam lemah makanan cadangan

  5 Hormon Mempengaruhi aktivitas organ yang dituju

  6 Karbondioksida Hasil respirasi sel yang dibawa ke paru-paru untuk dibuang

  7 Sampah nitrogen Hasil metabolisme yang akan di ekskresikan oleh ginjal Sumber : Rikky Firmansyah (2007 hal 60)

  2. Sel-Sel Darah Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah tersebut tersusun atas, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) (Firmansyah, 2007 hal 61).

  a. Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengedarkan atau mengangkut oksigen dan karbondioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbondioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin (Firmansyah, 2007 hal 61).

  Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Eritrosit tidak memiliki inti sel, mitokondria, dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Eritrosit dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein (Handayani, 2008 hal 2). Menurut Wiwik Handayani (2008) eritrosit memiliki komponen-komponen sebagai berikut :

  1. Membran eritrosit

  2. Sistem enzim Enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase)

  3. Hemoglobin yang komponennya terdiri atas :

  a. Heme yang merupakan gabungan antara protoporfirin dengan besi b. Globin, yaitu bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta

  Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang belakang. Eritrosit mempunyai rentang usia sampai 120 hari dan sel-sel eritrosit yang sudah mati disingkirkan oleh aktivitas fagositik sel retikuloendotelial di dalam limpa dan hati (Jeyaratnan, 2010 hal 126). Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5- 15 gram dalam 100 cc darah (Handayani, 2008 hal 4).

  b. Sel darah putih (leukosit) Sel darah putih (leukosit) berfungsi sebagai kekebalan dan daya tahan tubuh dari serangan penyakit ataupun benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (sepeti amoeba) dan sifatnya yang fagositosis (memangsa atau memakan). Sel darah putih (leukosit) dibentuk di dalam sumsum tulang dari sel-sel bakal (Firmansyah, 2007 hal 62).

  Sel darah putih (leukosit) hanya dapat hidup selama 12-13 hari. Dalam keadaan normal, jumlahnya kurang lebih 7.000 sel per milimeter kubik darah. Jumlah sel darah putih (leukosit) dapat meningkat sangat tinggi jika ada penyakit seperti radang usus buntu dan paru-paru basah. Bahkan jumlahnya dapat mencapai 100.000 pada penderita leukimia (Hutapea, 2006 hal 89).

  Menurut Wiwik Handayani (2008) fungsi dari sel darah darah putih (leukosit) adalah:

  1. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulum endotel)

  2. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Berdasarkan ada atau tidaknya granulosit di dalam sitoplasmanya leukosit dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

  1. Agranulosit Agranulosit adalah sel darah putih (leukosit) yang tidak mempunyai granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu :

  a. Monosit Monosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya yang memiliki ukuran 14-19 milimikron, monosit memiliki ukuran yang lebih besar dari limfosit, monosit memiliki inti menyerupai ginjal (Firmansyah, 2007 hal 63). Monosit memiliki warna biru sedikit abu-abu, serta memiliki bintik-bintik sedikit kemerahan. Monosit dibentuk dalam sumsum tulang dan bersirkulasi ke dalam sirkulasi darah dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke dalam jaringan. Monosit memiliki fungsi sebagai fagosit, dimana jumlahnya 34% dari total komponen sel darah putih (Handayani, 2008 hal 11).

  b. Limfosit Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Limfosit adalah leukosit yang tidak bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi membentuk antibodi, limfosit berukuran 8-14 milimikron (Firmansyah, 2007 hal 63). Limfosit memiliki nukleus besar bulat, sel limfosit berkembang di dalam jaringan limfe. Ukurannya bervariasi dari 7 sampai dengan 15 mikron. Banyaknya 20%-25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh (Handayani, 2008 hal 9). Limfosit dibagi menjadi dua, yaitu limfosit T dan limfosit B.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI YANG TERPAPAR PESTISIDA (Studi Di Dusun Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 8 81

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106

PENGARUH LAMA KERJA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA PETUGAS SPBU DI KOTA JOMBANG (Studi Pada Petugas SPBU Di Kota Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 58

KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE (Studi Di DesaPuloLor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 74

KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA YANG MENGKONSUMSI MI INSTAN (Studi pada mahasiswa D III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 13 89

APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP REMAJA PEROKOK (Studi Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 113

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI COLIFORM (Studi di Desa Candi Mulyo Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 82

KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE (Studi di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 70

PENGARUH KONSUMSI TEH HITAM KEMASAN CUP TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Studi pada Mahsiswa Semester IV Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 79