APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP REMAJA PEROKOK (Studi Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
SKRIPSI
APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP
SIKAP REMAJA PEROKOK
(Studi di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang)
Disusun oleh:
SUMARWAN
13.321.0118
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2017
APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP
SIKAP REMAJA PEROKOK
(Studi di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
SUMARWAN
13.321.0118
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Sumenep, 17 mei 1994, peneliti merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sahwa dan Ibu Fatima.
Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN paseraman 1, pada tahun 2010 peneliti lulus dari SMPN 1 Arjasa, pada tahun 2013 peneliti lulus dari SMAN 1 Arjasa, dan pada tahun 2013 peneliti lulus sel eksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan Program Studi yang ada di STIKes “ICMe” jombang
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, 2017 Sumarwan
MOTTO
Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar kita dengan penuh kesabaran.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi : Bapak dan ibuku tercinta, sebagai tanda bakti hormat dan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tuaku, Bapak Sahwa dan Ibu Fatima dan kakak perempuanku Suami yang telah mendidik dan menyayangiku sepenuh hati dan memberikan pelajaran hidup yang begitu berarti, menjadi motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jenuh mendo'akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup membalas cinta Bapak dan Ibu padaku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan secara tepat dengan judul “Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok Di SMK Patriot
Peterongan Kab. Jombang” ini dengan baik tanpa adanya halangan apapun. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program S1 Keperawatan di STIKes ICMe Jombang.
Terima kasih penulis sampaikan kepada: H Bambang Tutuko, S.H., S.Kep.Ns., M.H selaku Ketua STIKes ICMe Jombang; Inayatur Rosyidah.
S.Kep.Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang; Marxis Udaya, S.Kep,.Ns,.MM selaku Ketua dewan penguji; Hj.
Muarrofah, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing satu yang telah memberikan motivasi, dukungan serta ketelatenan dalam memberikan bimbingan, koreksi, dan saran kepada peneliti; Agustina Maunaturrohmah,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing dua yang telah memberikan motivasi, sabar dan teliti dalam proses bimbingan serta memberikan koreksi dan saran kepada peneliti.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini
Jombang, 2017 Penulis
ABSTRAK
APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP REMAJA
PEROKOK
(Studi Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)
SUMARWAN
NIM :133210118
Merokok dalam proses perkembangan zaman saat ini merupakan gaya hidup (Life style) yang sangat populer di kalangan remaja. Usia remaja merupakan usia peralihan dimana sangat rentan terpengaruh dengan berbagai hal negatif. Sikap remaja akan cenderung menjadi negatif apabila lingkungan sekitarnya juga melakukan hal yang negatif. Menganalisis pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok.
Desain penelitian ini one-group pre test post test, dengan pendekatan one
shot model, populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki
- – laki kelas X dan XI SMK Patriot peterongan Kabupaten Jombang berjumlah 42 siswa, dengan sampel yang di ambil 38 siswa dengan tekhnik Random Sampling. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah Aplikasi pendekatan kelompok dan Variabel
Dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja perokok. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan Kuesioner, setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan editing, coding, scoring, dan tabulating.
Hasil penelitian dapat diketahui sebelum dilakukan pendekatan kelompok sebagian besar responden memiliki sikap negatif sejumlah 24 siswa (63,,2,%) dan setelah dilakukan pendekatan kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif sejumlah 31 siswa (81,6%).
Hasil uji Mcnemar test didapatkan p = 0,000 < 0,05 maka H1 diterima atau Ho ditolak artinya ada pengaruh Aplikasi pendekatan kelompok terhadap perubahan sikap remaja perokok Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
Sebagai tenaga kesehatan sangatlah penting dalam melakukan pendekatan kelompok terhadap remaja tentang bahaya merokok dengan cara tersebut memudahkan kita dalam menyikapi sikap remaja perokok.
Kata Kunci : Pendekatan kelompok, remaja, sikap
ABSTRACT
APPLICATION OF GROUP APPROACH TO ATTITUDE OF ADOLESCENTS OF
SMOKERS (Study In SMK Patriot Kecamatan Peterongan Jombang Regency)
SUMARWAN
133210118
Smoking in the process of development of the current era is a lifestyle (Lifestyle) is very popular among teenagers. Teen age is the transition age where it is
very vulnerable to be affected by negative things. Teen attitudes will tend to be
negative if the surrounding environment is also doing a negative thing. Analyzing
the effect of applying group approaches to the attitude of adolescent smokers.The design of this study was one-group pre-test post test, with one shot
model approach, the population in this study were male students of class X and XI
SMK Patriot peterongan Jombang Regency amounted to 42 students, with samples
taken 38 students with technique of random Sampling. Independent variable in
this research was Application of group approach and Dependent Variable in this
research was change of attitude of adolescent smoker. Instruments in this study
used Questionnaire. The analysis in the study used McNemar with a significant
level of 0.05.The result of the research could be known before being conducted the
group approach that most of the respondents had negative attitude of 22 students
(57,9%) and after being done group approach almost all respondents had positive
attitude a number of 31 students (81,6%).The test results of Mcnemar test was obtained that’s p = 0.000 <0.05
therefore H1 was accepted or H0 was rejected which meant there was an
influence of Application of group approach to the attitude of adolescent smokers
In SMK Patriot districts Peterongan Jombang.As a health worker is very important in doing health education about the
dangers of smoking by way of group approach to facilitate adolescents in
delivering the material.Keywords: Group approach, teenagers, attitude.
xi
DAFTAR ISI
.................................................................................................... HALAMAN JUDUL i ..................................................................................HALAMAN JUDUL DALAM ii ............................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................................ iv
PERSETUJUAN ............................................................................................................. PENGESAHAN
v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... vi ........................................................................................................................... MOTTO vii
......................................................................................................... viii PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix .......................................................................................................................
ABSTRAK
x ...................................................................................................................
DAFTAR ISI xii
......................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv
................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................................. xvii DAFTAR LAMBANG
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. xviii
...................................................................................................... xix DAFTAR ISTILAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ..................................................................................................
1 1.2 Rumusan masalah ............................................................................................
3 .............................................................................................
1.3 Tujuan penelitian 3 ...........................................................................................
1.4 Manfaat penelitian
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
2.1 Konsep pendekatan pembelajaran
5 ....................................................................................................
2.2 Konsep sikap 11 .................................................................................................
2.3 Konsep remaja 16 ..............................................................................................
2.4 Konsep merokok
24 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ......................................................................................
3.1 Kerangka konseptual 34 3.2 Hipotesis ............................................................................................................
34
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.9. Analisa data ......................................................................................................
59 LAMPIRAN ....................................................................................................................
58 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
6.2 Saran ..................................................................................................................
58
6.1 Kesimpulan .......................................................................................................
54 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Pembahasan ......................................................................................................
50
5.1 Hasil penelitian ................................................................................................
38 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 4.10. Etika penelitian ................................................................................................
43
4.1. Desain penelitian .............................................................................................
4.8. Teknik pengumpulan data dan rencana pengolahan data ........................
43
42 4.7. Instrumen Penelitian .......................................................................................
4.6. Definisi operasional ........................................................................................
41
4.5. Identifikasi variabel ........................................................................................
40
4.4. Kerangka kerja .................................................................................................
37
37 4.3. Populasi, sampel, sampling ...........................................................................
4.2. Tempat dan waktu penelitian ........................................................................
36
61
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik seks sekunder pada masa remaja ....................................19 Tabel 4.1 Desain Penelitian Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok
37 Tabel 4.2 Definisi operasional Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang
42 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di SMK Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan
51 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas di SMK Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan
51 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status
tinggal
bersama di SMK Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan
51 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok di SMK Patriot Peterongan Jombang
52 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompokdi SMK Patriot Peterongan Jombang
52 Tabel 5.6 Tabulasi silang aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang
53 Tabel 5.7 Hasil Uji Mc Nemar pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Kerangka konseptual aplikasi pendekatan kelompok terhadap
sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan
34 Gambar 4.2 Kerangka kerja aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang
40
DAFTAR LAMPIRAN
78 Lampiran 10 Hasil uji SPSS ..............................................................................................
89 Lampiran 16 Lembar pernyataan bebas plagiasi ...........................................................
88 Lampiran 15 Lembar Konsultasi ......................................................................................
87 Lampiran 14 Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMK Patriot ........
86 Lampiran 13 Surat balasan ijin penelitian dari SMK Patriot ......................................
85 Lampiran 12 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan ijin Penelitian ...........................
81 Lampiran 11 Lembar Pernyataan dari Perpustakaan ....................................................
71 Lampiran 9 Tabulasi data umum dan khusus ...............................................................
Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi .......................................................................
68 Lempiran 8 TAK ................................................................................................................
67 Lampiran 7 Uji Validitas ..................................................................................................
65 Lampiran 6 Tabulasi validitas .........................................................................................
64 Lampiran 5 Kuesioner .......................................................................................................
63 Lampiran 4 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................................................
62 Lampiran 3 Lembar Pernyataan Menjadi Responden ................................................
61 Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden .............................................
93
DAFTAR LAMBANG
H1/Ha : Hipotesis alternative X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
X : Mean skor kelompok
S : Deviasi standart skor kelompok
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi % : Presentase < : Lebih kecil > : Lebih besar
DAFTAR SINGKATAN
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICME : Insan Cendekia Medika Dinkes Promkes : Promosi kesehatan Kemenkes : Kementrian Kesehatan Dinkes : Dinas kesehatan PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Dkk : Dan kawan-kawan AKI : Angka kematian ibu AKB : Angka kematian nayi HIV : Human Immunodeficiency Virus WHO : World Health Organization PG : Pabrik Gula
DAFTAR ISTILAH
Peer group : Kelompok sebaya Coertion : Paksaan Role play : Bermain peran Social support : Dukungan sosial Empowerment : Pemberdayaan masyarakat Adolescence : Remaja Crowd : Kelompok yang besar Clique : Kelompok yang kecil Receiving
: Menerima
Responding : Merespon Valuiding : Menghargai Responsible : Bertanggung jawab Assessment : Pengungkapan Measurement
: Pengukuran
Adolescence : Tumbuh kearah kematangan Direct questioning : Menanyakan langsung Direct assessment : Pengungkapan langsung
Method of Summated Ratings : Metode rating yang dijumlahkan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Merokok dalam proses perkembangan zaman saat ini merupakan gaya hidup (Life style) yang sangat populer di kalangan remaja (Rusanto, 2014). Usia remaja merupakan usia peralihan dimana sangat rentan terpengaruh dengan berbagai hal negatif. Sikap remaja akan cenderung menjadi negatif apabila lingkungan sekitarnya juga melakukan hal yang negatif, misalnya merokok. Fenomena di kalangan remaja didapatkan bahwa kebanyakan remaja berkeinginan untuk meniru perilaku merokok baik dari teman sebaya maupun keluarga tetapi remaja tersebut belum mengetahui dampak negatif dari merokok tersebut. Sikap negatif remaja tersebut dapat terjadi karena remaja kurang memiliki wawasan tentang rokok serta dampak yang akan ditimbulkan dari perilaku merokok (Rusanto, 2014).
Berdasarkan data global youth tobacco survey (GYTS) 2015, 30,4% remaja usia 13-15 tahun pernah merokok (33,9 % laki-laki pernah merokok dan 2,5% perempuan pernah merokok), dan 20,3% remaja usia 13-15 adalah perokok aktif. Indonesia secara keseluruhan, jumlah perokok laki-laki dan perempuan naik 35% pada 2015 dan merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara (GYTS, 2015).
Prevalensi jumlah perokok di daerah Jawa Timur sendiri juga mengalami peningkatan yang cukup mengkhawatirkan. Bedasarkan data survey dari GATS (Global Adult Tobacco Survey) yang dirilis oleh kementrian kesehatan tahun 2015, didapatkan jumlah perokok di Jawa Timur mencapai 69,0% laki-laki dari dan 4,2% wanita dari jumlah penduduk sekitar 61,4 juta penduduk. Prevalensi perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai sebanyak 51,7 %. Ini termasuk anak-anak dan remaja kelompok usia 15-18 tahun.
Sedangkan Kabupaten Jombang sendiri tercatat pervalensi perokok dengan persentasi penduduk >10 tahun terjadi peingkatan 21,2% tahun 2010 menjadi 26,3% pada tahun 2013. Untuk perokok dengan usia remaja (15-19) tahun juga terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dari 5.0% pada tahun 2010 menjadi 9,2% pada tahun 2013.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Maret 2017 di SMK Dwija Bakti 2 Jombang didapatkan hasil bahwa 9 dari 10 siswa laki
- – laki memiliki pandangan bahwa aktivitas merokok memberikan manfaat yang baik seperti memberikan ketenangan dan menghilangkan stres.
Ada berbagai alasan yang membuat seseorang mulai merokok, yaitu pengaruh lingkungan sosial, seperti teman-teman, orang tua, dan media. Pada tahap awal, merokok dilakukan dengan teman-teman. Sikap merokok pada remaja dapat disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan serta kurangnya wawasan remaja tentang bahaya merokok, dapat ditinjau dari remaja dalam mengonsumsi rokok secara aktif tanpa menyadari bahaya dari merokok itu sendiri, baik bagi dirinya sendiri, lingkungan maupun orang disekitarnya (Sarwono, 2014). Aktivitas merokok dapat meyebabkan dampak positif dan negatif bagi remaja itu sendiri.
Dampak postif bagi remaja timbul dikarenakan remaja percaya bahwa rokok dapat menenangkan fikiran dan menghilangkan stres. Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya dapat menyebabkan kanker dan serangan jantung (Mohamad Jaya, 2013).
Adanya pendekatan kelompok diharapkan remaja bisa merubah sikap remaja dari hal-hal yang negatif menjadi sikap yang positif dan adanya suatu pendekatan kelompok yang sering kita lakukan maka sikap remaja akan berubah secara perlahan, (Sarwono, 2014). Sehingga sesuai dengan kaidah ilmu keperawatan „Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja, diharapkan para remaja dapat mengerti, memahami akibat dari merokok bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dan secara perlahan para remaja berhenti untuk merokok.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok Di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang”.
1.2 Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum Untuk menganalisis pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang 1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi sikap remaja perokok sebelum dilakukan pendekatan kelompok di SMK patriot peterongan jombang
2. Mengidentifikasi sikap remaja perokok setelah dilakukan pendekatan kelompok di SMK Patriot peterongan jombang
3. Menganalisa pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK patriot peterongan jombang
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Pendekatan kelompok sangat diperlukan untuk melatih agar remaja mempunyai sikap yang positif dan mengembangkan sikap sosial remaja.
Pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap remaja menunjukkan cara untuk menolak tekanan sosial dan keyakinan tentang konsekuensi positif dan negatif dari teman sebaya.
1.4.2 Manfaat praktis Mengaplikasikan ilmu sebagai tambahan wawasan tentang pendekatan kelompok, sehingga peneliti dapat melakukan observasi terjadinya perubahan sikap pada remaja perokok. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini menjadikan sebuah pedoman yang bisa bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun orang lain khususnya pada remaja.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep pendekatan pembelajaran
2.1.1 Pengertian pendekatan Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2014:127).
2.1.2 Jenis-jenis pendekatan
1. Pendekatan Individualistik Pendekatan individualistik dalam proses pembelajaran, adalah sebuah pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan sebagainya. Perbedaan individualistis peserta didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memerhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan, maka strategi belajar tuntas (mastery learning) yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat diharapkan memiliki tingkat penguasaan materi yang optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2014).
2. Pendekatan kelompok Pendekatan kelompok adalah sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan, bahwa pada setiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara satu dan lainnya. Perbedaan yang peserta didik yang satu dengan yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain sehingga saling dapat menunjang secara optimal (Effendy, 2013).
Pendekatan kelompok ini juga didasarkan pada asumsi, bahwa setiap anak didik memiliki kecenderungan untuk berteman dan berkelompok dalam rangka memperoleh pengalaman hidup dan bersosialisasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendekatan kelompok ini, diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada setiap peserta didik, sekaligus untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di dalam kelas (Effendy, 2013).
Pendekatan kelompok ini, mereka diharapkan memiliki kesadaran bahwa hidup ini saling membutuhkan dan saling tergantung antara satu dengan yang lainnya. tidak ada makhluk hidup yang terus menerus dapat mencukupi dirinya tanpa bantuan orang lain (Effendy, 2013).
Pendekatan kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan dan pemimpin, adapun penjelasan dari ketiga unsur adalah sebagai berikut (Hadzibun dan Mudjiono, 2013). a. Tujuan kelompok Pada tujuan kelompok ini tugas pemimpin adalah mengarahkan para anggota ke tujuan kelompok. Pemimpin perlu merumuskan tujuan yang jelas dan mengkomunikasikan dengan para anggota kelompok. b. Aturan Aturan yang mampu mengikat anggota menjadi kelompok adalah aturan yang dibuat oleh pemimpin dan anggota, atau minimal di setujui oleh peserta. c.
Pemimpin Sebagai pemimpin, cara utama yang harus dilakukan adalah menjelaskan tujuan kelompok dalam rangka menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat, diantaranya adalah mendorong dan memeratakan partisipasi, mengusahakan kompromi, mengurangi ketegangan dan memperjelas partisipasi serta menerapkan sanksi. Setiap pengelolalan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan peserta didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan, perbedaan individu dan psikologis dapat dijadikan contoh dalam menentukan pendekatan kelompok. Keakraban dan kekompakan kelompok di tentukan oleh tarikan-tarikan interpersonal, atau saling suka satu sama lain. Keakraban adalah satu-satunya faktor yang menyebabkan kelompok bersatu. Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut (Syaiful Bahri, 2010) :
1. Perasaan diterima atau disukai teman
2. Tarikan kelompok
3. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
4. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya
5. Struktur dan sifat-sifat kelompok Sedangkan sifat-sifat kelompok adalah :
1. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu
2. Suatu sistem interaksi
3. Suatu organisasi atau struktur
4. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama
5. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama
6. Merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu
7. Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian Pendekatan kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pendekatan kelompok jumlah siswa lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap individu, maka perhatian guru dalam pendekatan kelompok tertuju pada semangat kelompok dalam memecahkan masalah. Anggota kelompok yang punya kemampuan tinggi dijadikan motor penggerak pemecah masalah klompok (Sri anitah, 2013).
Penerapan langkah-langkah pendekatan kelompok adalah sebagai berikut (Sri anitah, 2013) : 1) Seleksi topik Siswa memilih berbagai topik dalam suatu wilayah masalah umum yanng biasanya di gambarkan oleh guru, siswa selanjutnya di organisirkan menjadi kelompok
- – kelompok yang berorentasi pada tugas yang beranggotakan 2 atau lebih, baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2) Merencanakan kerjasama Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus. Tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang dipilih dari langkah-langkah diatas. 3) Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah kedua.
Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktifitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. 4) Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu hasil presentasi yang menarik dari berbagi topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu yang perspektif yang luas mengenai topik. 5) Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok.
3. Pendekatan campuran Pada bagian terdahulu telah dikemukakan, bahwa seorang anak didik memiliki latar belakang perbedaan secara individual, juga memiliki persamaan sebagai makhluk yang berkelompok. Setiap peserta didik sesungguhnya dapat didekati secara individual dan kelompok. Pada bagian terdahulu juga sudah dijelaskan, bahwa pada pendekatan individual dan kelompok masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan (Syaiful Bahri Djamarah, 2014) . Uraian di atas telah menjelaskan, bahwa setiap peserta didik memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam belajar. Satu sisi terdapat peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, pada sisi lain terdapat peserta didik yang motivsi belajarnya sedang-sedang saja, atau rendah. Keadaan ini selanjutnya menimbulkan keadaan peserta didik yang satu bergairah dalam belajar, sedangkan peserta didik yang lainnya biasa-biasa saja, bahkan tidak bergairah sama sekali, dan tidak mau ikut belajar. malah asyik bersenda gurau, bermain-main, atau melakukan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar.
Mereka duduk dan berbicara, berbincang-bincang satu sama lain tentang hal-hal yang terlepas dari masalah pelajaran (Effendy, 2013).
4. Pendekatan Edukatif Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan mengajar dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif 1ain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan sebagainya. Anak didik yang melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas ketika guru sedang mengajar misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak baik serta melakukan pendekatan yang salah.
Karena itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial, dan norma agama (Effendy, 2013).
2.2 Konsep sikap
2.2.1 Pengertian Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupaka reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belim merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan suatu reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek.
2.2.2 Tingkatan sikap Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Mererima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang atau (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau menjawab tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuiding)
Mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misal seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbangkan anak ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupaka sikap yang paling tinggi. Misal seorang ibu mau menjadi aseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
2.2.3 Komponen sikap Menurut Azwar S (2013) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang:
1. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
2. Komponen afektif Merupakan perasan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara –cara tertentu.
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain, terjadi hubungan timbal yang balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial meliputi hubungan antar individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis disekelilingnya.
Interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Antara berbagai faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu (Azwae S, 2013).
2.2.5 Pengukuran sikap Metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings). Popular denan nama penskalaan likert. Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).
Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2 asumsi (Azwar S, 2011), yaitu : 1. setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernytaan yang favourable atau pernyataan yang tidak favourable.
2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.
Untuk menentukan nilai skala dengan cara sederhana, sejumlah pernyataan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang telah ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuannya atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima macam kategori jawaban, yaitu: sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak setuju (TS) = 2, setuju (S) = 3, sangat setuju (SS) = 4
Skor sikap interpretasinya, untuk setiap pernyataan responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawabannya. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan.
Skor sikap yaitu skor X perlu diubah ke dalam skor T agar dapat diinterpretasikan. Skor T tidak tergantung pada banyaknya pernyataan, akan tetapi tergantung pada mean (rata-rata) maka mempunyai sikap skor T yang didapat lebih besar dari nilai mean (rata-rata) maka mempunyai sikap cenderung lebih
favourable atau positif. Sebaliknya jika skor T yang didapat lebih kecil dari nilai
mean maka mempunyai sikap cenderung tidak favourable atau negatif. Salah satu skor standar yan biasanya digunakan dalam skala model likert adalah skort-T, yaitu: Rumus T = 50+10 X X
S
Keterangan : X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T
Mean skor kelompok
= S = Deviasi standart skor kelompok (Sugiyono, 2015)
Harga X dan S dihitung sebagaimana telah dijelaskan dalam perhitungan harga T, masing-masing harga tersebut dihitung dari seluruh responden.
Perlu pula dingat bahwa perhitungan harga X dan S tidak dilakukan pada distribusi skor dari satu pernyataan, melainkan dihitung dari distribusi skor total keseluruhan responden, yaitu skor sikap para responden untuk keseluruhan pernyataan.
2.3 Konsep remaja
2.3.1 Definisi remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak kedewasaan, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2012). Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang dialami dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Syamsu, 2012).
WHO mendefinisikan remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai maencapai kematangan seksualnya.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menuju dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
- – ekonomi yang penuh kepada keadan yang relatif lebih mandiri (Al – Ghifari, 2012).
Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa remaja (Windy, 2012). Masa remaja dimaksudkan sebagai periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12 sampai akhir usia belasan saat pertumbuhan fisik hampir lengkap. Selama periode ini orang muda membentuk malunitas seksual dan menegakkan indentitas individu yang terpisah dari keluarga (Atkitson, 2012).
Usia remaja atau masa puber adalah masa yang penting dan menentukan juga rawan dalam perkembangan kehidupan seseorang. Masa puber mempunyai arti penting bagi remaja karena di masa ini remaja sedang mencari identitas diri, sebagai proses pembentukan karakter pribadi yang akan memberikan kontribusi besar terhadap kehidupannya di masa mendatang. Masa puber juga merupakan titik rawan bagi remaja, sebab dalam dirinya sedang terjadi gejolak karena tengah mengalami perkembangan kejiwaan yang pesat, disertai munculnya dorongan rasa ingin tahu yang tinggi mengenai berbagai hal, sementara dari segi emosional keadaannya masih belum stabil. Akibatnya remaja akan mudah terpengaruh hal- hal negatif, apabila tidak mendapat bimbingan dan pendampingan secara baik dan benar (LDUI, 2012).
2.3.2 Penggolongan remaja Masa remaja meliputi : Remaja awal: 12-15 tahun: Remaja madya: 16-18 tahun: Remaja akhir: 19-22 tahun (Syamsu, 2012).
2.3.3 Pertumbuhan dan perkembangan remaja
1. Pertumbuhan pada remaja