PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) DALAM MELAKUKAN REVIEW BERKALA TERHADAP MEKANISME PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN DANA SERTA PELAYANAN JASA DI KSPPS BMT ANDA SALATIGA SKRIPSI

  

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) DALAM

MELAKUKAN REVIEW BERKALA TERHADAP

MEKANISME PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN

DANA SERTA PELAYANAN JASA DI KSPPS BMT ANDA

SALATIGA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

MIFTAHUL JANAH

  

NIM. 21413024

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) DALAM

MELAKUKAN REVIEW BERKALA TERHADAP

MEKANISME PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN

DANA SERTA PELAYANAN JASA DI KSPPS BMT ANDA

SALATIGA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

MIFTAHUL JANAH

  

NIM. 21413024

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

  (Aristoteles) Setiap orang ibarat bulan Memiliki sisi kelam, Yang tak ingin ia tunjukkan pada siapapun Pun sungguh cukup bagi kita, Memandang sejuknya permukaan bulan, Pada sisi yang menghadap ke bumi (Fillah, 2008:214).

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1.

  Bapakku dan Ibuku tercinta, Bapak Saswandi dan Ibu Masyatun.

  Terimakasih atas kasih sayang, dukungan dan do’a yang tulus untukku. Pengorbanan kalian Allah yang akan membalasnya.

  2. Adik-adikku Muchammad Fauzi dan Eli Istiqomah semoga kalian menjadi anak yang sholih sholihah dan menjadi kebanggan orang tua, serta menjadi anak yang berguna.

  3. Keluarga yang berada di Kota Kebumen, Pakdhe Budhe serta ponakan yang selalu kurindu Syifa dan Gibran.

  4. Untuk keluarga besarku yang berada di Kota Tegal Jawa Tengah, Almarhum Bapak Cakya dan Emak Rolah serta Om dan Tanteku semuanya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terimakasih atas do’a dan dukungan yang telah diberikan.

  5. Keluargaku di Salatiga, santriwan santriwati Pondok Pesantren AnNida.

  Terimakasih saudara saudariku atas dukungan dan doanya.

  6. Untuk seseorang yang selalu memberi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas motivasi, support dan do’anya.

  7. Temen-temen seperjuangan menuntut ilmu, Hukum Ekonomi Syariah 2013 dan Fakultas Syariah semoga kita semua menjadi orang yang berguna bagi bangsa.

  8. Kepada keluarga besar KSPPS BMT ANDA Salatiga, terimakasih telah memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. Sukses selalu.

9. Temen senasib seperjuangan khususnya temen pejuang skripsi Lala

  Halimah yang bersedia menemani dan membantu penulis berjuang, semoga Allah yang membalasnya.

  Untuk semuanya saja Sukron Katsiron ….

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa tercurah kepada Sang Pemilik kehidupan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala limpahan Rahmat dan NikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  Sholawat dan salam untuk Rasulullah Muhammad SAW, sang pembawa cinta yang membimbing manusia menuju surga serta mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi., M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah 3. Ibu Evi Ariyani, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

  4. Ibu Heni Satar Nurhaida, S.H.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik 5.

  Bapak dan ibu dosen yang telah memberi ilmu kepada penulis sertas eluruh civitas akademika IAIN Salatiga yang banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Kepada Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu medukung penulis serta tak henti-hentinya mendo’akan ,juga adik-adikku tersayang.

  

ABSTRAK

  Janah, Miftahul. 2017. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Melakukan

  Review Berkala terhadap Mekanisme Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga. Skripsi.

  Fakultas Syariah. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Evi Ariyani,S.H.,M.H.

  Kata Kunci: Dewan Pengawas Syariah dan Baitul Mal Wat Tamwil.

  Peran dan tugas Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi operasional lembaga keuangan syariah sehari-hari agar sesuai dengan prinsip syariah. Namun tidak sedikit Dewan Pengawas Syariah yang tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya, sehingga peran penting Dewan Pengawas Syariah pun masih perlu dipertanyakan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini, yaitu (1) bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan review terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga?, (2) apa saja hambatan yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga?.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan hukum normative sebagai dasar melakukanan alisis. Data dalam penelitian ini penulis dapatkan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dandokumentasi. Data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi deskripsikan kedalam sebuah penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif.

  Berdasarkan hasil analisa diperoleh jawaban bahwa Dewan Pengawas Syariah telah melakukan review pada produk pembiayaan dan SPO KSPPS BMT ANDA Salatiga. Dewan Pengawas Syariah dalam melakukan review telah berperan dengan baik meskipun baru melakukan review dua kali, hal ini dikarenakan keberadaan Dewan Pengawas Syariah di KSPPS BMT ANDA Salatiga yang baru berjalan selama satu tahun. Dalam melakukan review terhadap produk pembiayaan, Dewan Pengawas Syariah lebih berperan pasif, dikarenakan menunggu permintaan dilakukannya review dari pihak KSSPS BMT ANDA Salatiga. Namun dalam melakukan review terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO) KSPPS BMT ANDA Salatiga telah berperan aktif, dikarenakan review tersebut adalah hasil inisiatif dari Dewan Pengawas Syariah sendiri. Kemudian Dewan Pengawas Syariah dalam melakukan review tidak menemukan hambatan yang berarti. Hambatan waktu menjadi salah satu faktor yang menjadi penghalang kinerja Dewan Pengawas Syariah dikarenakan kesibukan diluar tugasnya sebagai Dewan Pengawas Syariah.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL……….…………………………………………………. i HALAMAN BERLOGO………...…………………………….……………….. ii HALAMAN JUDUL………………………………………………...…………. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………...……. iv PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………………....v PERNYATAAN

  KEASLIAN TULISAN……………………………………….vi MOTTO…………………………...………………….…………………………vii PERSEMBAHAN………………...………………….………………………...viii KATA PENGANTAR……………………………………………………………x ABSTRAK……………………………………………………………………...xii DAFTAR ISI…………………………………………………………………...xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  ………………………………………………………1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………...…6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….7 D.

  Kegunaan Penelitian……………………………………………………7 E. Penegasan Istilah……………………………………………………….8 F. Tinjauan Pustaka………………………………………………….……9

  G.

  Metode Penelitian………………………………………………..……12 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian..…..……………………………12 2. Kehadiran Peneliti…………………………………………….….13 3. Lokasi Penelitian………………………………………………....13 4. Sumber Data…………………………………………………...…13 5. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………..…15 6. Analisis Data……………………………………………………..16 7. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………….17 8. Tahap-tahap Penelitian…………………………………………...17 H. Sistematika Penulisan…………………………………………………18

  BAB II LANDASAN TEORI

  …………………………………………………20 A. Tinjauan Umum Tentang Baitul Mal Wattamwil (BMT)………………20 1.

  Pengertian BMT…………………………………………………..20 2. Sejarah Berdirinya BMT………………………………………….21 3. Visi dan Misi BMT………………………………………………..22 4. Ciri-ciri BMT…...………………………………………………...23 5. Dasar Hukum BMT……………………………………………….25 6. Struktur Organisasi BMT…………………………………………28 7. Prinsip Operasi BMT……………………………………………...29 8. Kendala Pengembangan BMT…………………………………….35

  B.

  Tinjauan Umum Tentang Dewan Pengawas Syariah…………...………36 1.

  Dewan Syariah Nasional (DSN)…………………………………..37 2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)...……………………………….40 a.

  Pengertian DPS………………………………………………..40 b. Kedudukan DPS………………………………………………40 c. Tugasdan Mekanisme Kerja DPS…………………………….42 d. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota DPS………………45

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

  …………………..50 A. Profil KSPS BMT ANDA Salatiga…………………………………….50 1.

  Sejarah Berdirinya…………………………………………………..50 2. Struktur Organisasi………………………………………………….51 3. Visi dan Misi………………………………………………………..53 4. Produk-produk KSPPS BMT ANDA Salatiga……………………...53 B. Dewan Pengawas Syariah di KSPPS BMT ANDA Salatiga……………62 1.

  Keanggotaan Dewan Pengawas Syariah…………………………….63 2. Tugas Dewan Pengawas Syariah……………………………………64

BAB IV PEMBAHASAN

  ……………………………………………………67 A. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Melakukan Review

  Terhadap Mekanisme Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jas a…………………………………………………….67

  B.

  Hambatan yang dihadapi DPS dalam Melakukan Review Terhadap Mekanisme Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa.……………...…………………………………….81 BAB V PENUTUP..

  ……………………………………………………………84 A. Kesimpulan……………………………...………………………………84 B. Saran………………………………………...…………………………..85

DAFTAR PUSTAKA

  ………………………………………………………….86

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini

  telah melaju cukup pesat, tidak hanya dalam hal kuantitas lembaga namun juga dukungan peraturan yang mewadahinya. Hal ini dikarenakan pada Lembaga Keuangan Konvensional mekanismenya dianggap tidak sesuai dengan ajaran syariat Islam. Pertimbangan praktis pelanggarannya adalah karena sistem berbasis bunga dipandang mengandung beberapa kelemahan, seperti diantaranya melanggar nilai keadilan atau maupun kewajaran bisnis (Suhendi, 2010).

  Hal paling signifikan yang membedakan antara Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional adalah adanya kepastian pelaksanaan prinsip-prinsip syariah.Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI No.Kep-754/MUI/II/1999 Lembaga Keuangan Syariah adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah.

  Untuk memastikan bahwa operasional Lembaga Keuangan Syariah telah sesuai dengan ketentuan Syariah, maka Lembaga Keuangan Syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 bahwa Dewan Pengawas Syariah adalah Dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Lembaga Keuangan Syariah agar sesuai dengan prinsip syariah.

  Adapun tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah menurut PBI No 11/13/PPBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah adalah sebagai berikut: a.

  Tugas utama DPS menurut Perwataatmadja dan Syafi’i Antonio (1992:2) adalah untuk mendiskusikan masalah-masalah dan transaksi bisnis yang dihadapkan kepadanya sehingga dapat ditetapkan kesesuaian atau ketidaksesuaiannya dengan syariah islam.

  Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan lembaga keuangan syariah b. Mengawasi proses pengembangan produk baru agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional

  • – Majelis Ulama Indonesia c.

  Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional –Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru yang belum ada fatwanya d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa lembaga keuangan syariah e.

  Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah ari satuan kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

  Mengingat pentingnya keberadaan dan tugas yang diembannya, Dewan Pengawas Syariah (DPS) dituntut untuk melakukan kewajibannya dengan baik dan maksimal.Namun pada kenyataannya tidaklah demikian.

  Faktanya peranan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang ada pada lembaga keuangan syariah, terutama lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) masih memprihatinkan (Nurbaeti, 2016).

  Pada tahun 2004 Menteri Koperasi dan UKM mengeluarkan Surat Keputusan No. 91/KEP/M.KUM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dalam SK ini mengatur bahwa Dewan Pengawas merupakan salah satu syarat koperasi jasa keuanagan syariah.Sebagaiman tugas DPS dalam perbankan, tugas DPS koperasi jasa syariah juga untuk menjaga kepatuhan koperasi dalam prinsip syariah disamping menerjemahkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) sebelum bisa diterapkan.

  Kemudian pada tahun 1999 MUI mengeluarkan Surat Keputusan No. 754/MUI/II/1999 tentang Dewan Syariah Nasional (DSN) / Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia. Fungsi utama dari DSN adalah menggali, mengkaji dan merumuskan nilai dan prinsip hukum Islam (Syariah) untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan LKS sehingga ada keseragaman fatwa, serta mengawasi implementasinya. Keluarya fatwa MUI tentang Dewan Nasional Syariah tersebut semakin menguatkan pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah diantaranya adalah Asuransi Syariah, Transaksi Foreign Exchange Syariah dan Perdagangan Bursa Saham Syariah, Pegadaian Syariah, Bank Perkreditan Syariah (BPRS), serta Koperasi Syariah yang lebih dikenal dengan Baitul Maal Wa Tamwil / BMT.

  Baitul Maal Wa Tamwil atau yang disingkat dengan BMT adalah salah satu bagian dari Lembaga Keuangan Syariah yang beroperasi dengan sistem koperasi. Pada tahun 2004 dikenal dengan sistem Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dengan dasar dari Keputusan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Kemudian pada tahun 2015 dikenal dengan sistem Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) dengan berdasarkan atas Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pelaksanaan kegiatan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi.

  Menurut Farid Hidayat dalam jurnalnya sampai saat ini masih terdapat BMT maupun Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang menyalahi prinsip-prinsip syariah baik itu dalam penghimpunan maupun penyaluran dana. Seperti dalam pembuatan produk-produk dan kesesuaian sistem dari produk tersebut dengan aturan- aturan yang sesuai dengan syariah, serta kurangnya peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan pertemuan dengan lembaga keuangan yang diawasinya. Ada DPS yang melakukan pertemuan satu minggu sekali, bahkan ada juga yang dalam satu tahun tidak melakukan pertemuan.

  Dengan adanya fenomena yang terjadi tersebut menjadi pertanyaan apakah untuk saat ini tugas dan peran DPS telah benar-benar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.

  Pada tahun 2007 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Nomor 9/19/PBI/2007tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syariah, di dalamnya menjelaskan bahwa dengan adanya ketentuan tersebut dapat memberikan kejelasan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa sehingga dapat membantu operasional Lembaga Keuangan Syariah atau dalam hal ini BMT menjadi lebih sehat, efektif dan efisien dan meningkatkan kepastian hukum bagi Pengawas dalam melakukan perannya.

  Peran utama Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi jalannya operasioanal lembaga keuangan syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan- ketentuan syariah (Syafi’i Antonio ,2001:31). Dengan kata lain Dewan Pengawas Syariah berperan penuh untuk menjaga operasional lembaga keuangan syariah, dalam hal ini peran DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa BMT.

  Tugas dan Peran Dewan Pengawas Syariah menjadi sangat penting bagi lembaga keuangan syariah termasuk dalam hal ini BMT, dari sinilah maka penulis membatasi penelitian ini dengan mengangkat tema yang berjudul

  “Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Melakukan Review Berkala terhadap Mekanisme Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan pokok-pokok masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga? 2. Apa hambatan DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah

  (DPS) dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa diKSPPS BMT ANDA Salatiga.

  2. Untuk mengetahui apa saja hambatan DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang berguna secara keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat diantaranya: 1.

  Kegunaan Teoritis Untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dibidang hukum ekonomi syariah pada khususnya, serta memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang memiliki kaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan peran Dewan Pengawas Syariah, dalam hal ini adalah mengungkap bagaimana DPS melakukan review terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

2. Kegunaan Praktisi a.

  Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola berfikir dalam menganalisa bagaimana peran Dewan Pengawas

  Syariah di KSPPS BMT ANDA Salatiga melakukan review terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa.

  b.

  Bagi Masyarakat Memberi wawasan dan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dana dan/atau memperoleh produk yang berkualitas.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang penulis teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu :

1. Dewan Pengawas Syariah ( DPS )

  Dewan Pengawas Syariah adalah suatu Dewan yang sengaja dibentuk untuk mengawasi jalannya bank Islam sehingga senantiasa sesuai dengan prinsip muamalah dalam Islam ( Antonio, 1992: 2 ).

2. Baitul Mal Wat Tamwil ( BMT )

  Istilah baitul mal wat tamwil sebenarnya berasal dari 2 ( dua ) suku kata, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Istilah baitu mal berasal dari kata bait dan al mal. Bait artinya bangunan atau rumah, sedangkan al mal berarti harta benda atau kekayaan. Jadi baitu mal secara harfiah berarti rumah harta benda atau kekayaan. Namun demikian, kata baitul mal biasa diartikan sebagai perbendaharaan (umum atau Negara). Sedangkan baitul mal dilihat dari segi istilah fikih adalah suatu lembaga atau badan yang betugas untuk mengurusi kekayaan Negara terutama keuangan, baik yang berkenaan dengan soal pemasukan dan penelolaan, maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain. Sedangkan baitul tamwil berarti rumah penyimpanan harta milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga ( Lubis, 2004; 114 ) F.

   Tinjauan Pustaka

  Penelitian mengenai peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa ini bukan merupakan penelitian yang pertama dilakukan namun, terdapat penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain antara lain:

  Penelitian yang pernah penulis jumpai yaitu skripsi yang berjudul “ Peran DPS dalam pengembangan produk di BMT ( Studi Kasus Pada BMT PUSKOPFESY Yogjakarta )”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran DPS dalam optimalisasi pengembangan produk-produk di BMT, khususnya PUSKOPFESY belum berjalan secara optimal seperti yang diharapkan dalam menjalankan fungsinya selaku pemberi pedoman tentang kesyariahan produk. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan DPS tentang ekonomi syariah serta mempunyai aktivitas diluar lembaga (Marwiyah, 2002 :113).

  Dalam skripsinya yang berjudul “ Kebijakan DPS dalam Penerapan Nilai-Nilai Syariah (studi atas wanprestasi pembiayaan di BMT Bina Dhuafa Bringharjo Yogyakarta)”, Ismatul Amaliyah menjelaskan tentang bagaimana metode yang ditempuh oleh DPS dalam mengeluarkan kebijakan terhadap wanprestasi di BMT Bina Dhuafa Bringharjo Yogyakarta, kemudian menjelaskan pula pengaruh kebijakan DPS terhadap wanprestasi di BMT Bina Dhuafa Bringharjo Yogyakarta (Ismatul Amaliyah, 2007).

  Kemudian skripsi dari Yusuf Suhendi (2010) yang berjudul “ Peran dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) terhadap Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Yogyakarta “, penelitian tersebut lebih berfokus pada kredibilitas suatu Bank Syariah sangat ditentukan oleh tingkat kredibilitas DPS dalam masalah kinerja, independensi, dan kompetensi. Sehingga peran dan fungsi DPS harus dioptimalkan dalam pengawasan internal syariah untuk membangun jaminan kepatuhan syariah bagi seluruh stakeholder bank syariah di Indonesia. Serta bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan peran dan tanggung jawab DPS bagi BPRS di Yogyakarta dalam menjalankan fungsi pengawasannya (Yusuf Suhendi, 2010).

  Skripsi dari (Masliana, 2011) yang bejudul “ Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Pengawasan Pelaksanaan Kontrak di Bank Syariah (Studi pada Bank BRI Syariah)” penelitian tersebut berfokus pada peran DPS pada pelaksanaan kontrak. Fungsi DPS dalam pembuatan draf kontrak Bank BRI Syariah telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia bagian dewan pengawas syariah pasal 47, secara umum DPS mengawasi segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan akad-akad yang ada.

  Kemudian skripsi dari (Anik Arofah, 2008) yang berjudul “Peran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengawasan Aspek Syariah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Safinah Klaten. Penelitian tersebut lebih berfokus pada bagaimana Peran Dewan Pengawas Syariah terhadap aspek syariah yang ada pada BMT Safinah Klaten, menurutnya pelaksanaan tugas pengawas DPS BMT Safinah selama ini telah dilakukan sangat baik.

  Pengawasan syariah dilakukan secara formal maupun informal, dengan pengawasan yang menyeluruh meliputi: riqabah musbaqah,

  

riqabahlahiqah, riqabah a’mal, dan riqabah dzatiyah. Dari sekian banyak

  sistem pengawasan, yang paling mendasar menurut penulis terletak pada riqabah dzatiyah, karena dari sanalah pelaksanaan atau penyimpangan terjadi. Kepercayaan akan pengawasan Allah tersebut akan menimbulkan pengawasan hati nurani yang dapat lebih mampu mencegah penyelewengan kegiatan ekonomi jika dibanding dengan pengawasan dari luar.

  Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan.Namun penelitian penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya. Letak perbedaannya terletak pada titik tekan yang penulis fokuskan. Penulis menitikberatkan pada bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasadi KSPPS BMT ANDA Salatiga.

G. Metode Penelitian

  Metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

   Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2011:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Sedangkan jenis penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Menurut Soekanto (2001) penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

  2. Kehadiran Peneliti

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti hadir dalam proses penelitian serta bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data hasil observasi dan wawancara yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan dilakukan. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kantor PusatKSPPS BMT ANDA Salatiga yang terletak di Jln. Merak No. 90 Cabean Kel. Mangunsari Kec. Sidomukti Kota Salatiga. Bahwa di BMT tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana peran DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu: a.

  Data Primer Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber dan melalui wawancara dan observasi.

  1) Informan

  Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah manager KSPPSBMT ANDA Salatiga dan DPS di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  2) Dokumen

  Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer, yaitu dokumen-dokumen yang berhubungan dengan KSPPS BMT ANDA Salatiga, yang diantaranya adalah sejarah berdirinya KSPPS BMT ANDA, struktur organisasi, data-data produk yang ditawarkan, dan data-data berupa tugas atau peran DPS di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  b.

  Data Sekunder Data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan.Data ini berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Sumber data yang dapat mendukung penelitian ini adalah telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal atau hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu sebagai berikut : a.

  Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2013:145). Observasi yang dilakukan penulis ini untuk mendapatkan data tentang bagaimana peran DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa pada KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010:180)

  Tujuan dalam wawancara ini untuk menggali secara dalam tentang informasi yang dibutuhkan kepada pihak KSPPS BMT ANDA Salatiga dalam hal ini adalah manager dan Dewan Pengawas Syariah di KSPPS BMT ANDA Salatiga. c.

  Dokumentasi Merupakan pengumpulan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena yang diselidiki secara langsung maupun tidak langsung.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh dokumen yang berkaitan.

6. Analisis Data

  Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011:248). Analisis data bertujuan untuk menelaah data secara sistmatik yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah digunakan. Diantaranya: observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul diklasifikasikan dalam sebuah penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan analisis data awal yang diperoleh untuk menentukan titik fokus penelitian yang bersifat sementara. Analisis akan dilakukan kembali setelah data memperoleh data tambahan dari berbagai sumber yang ada untuk membuat kesimpulan.

  Kesimpulan ini ditarik dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan dilapangan bagaimana peran DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian, sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data.

  8. Tahap-Tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu : a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti membuat suatu rancangan penelitian lapangan, memilih dan memanfaatkan sesuatu yang diperoleh, menyiapkan kelengkapan penelitian serta memperhatikan etika dalam suatu penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.

  c.

  Tahap analisa data, yaitu peneliti menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi.

  d.

  Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah terkumpul dan dianalisa serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan penulis selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistemstika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan hasil laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

  BAB II: KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yaitu tentang pengertian BMT,sejarah berdirinya, organisasi, visi misi, ciri-ciri, dasar hukum BMT, prinsip operasi BMT, kendala pengembangan BMT secara umum. Serta gambaran umum tentang Dewan Pengawas meliputi pengertian DSN dan DPS, peran dan tanggung jawab, sistem pelaksanaan pengangkatan anggota DPS, kedudukan, tugas dan mekanisme kerja DPS

  BAB III: PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan melaporkan hasil pengumpulan data, gambaran objek penelitian seperti sejarah berdirinya, struktur organisasi beserta tugas-tugasnya, visi dan misi, produk-produk serta gambaran umum tentang Dewan Pengawas Syariah yang ada di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  BAB IV: PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang peran dewan pengawas syariah dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dan apa saja hambatan DPS dalam melakukan review berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  BAB V: PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya.Kemudian pada bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Lembaga Keuangan terdapat dua macam, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Lembaga keuangan

  bank dalam kegiatan usahanya ada yang menggunakan prinsip syariah dan ada yang secara konvensional, yang konvensional yaitu Bank Umum (BU) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sedangkan yang prinsip syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

  Begitu juga Lembaga Keuangan Non Bank ada yang menggunakan prinsip syariah danada yang konvensional. Lembaga keuangan syariah terdiri dari Bank dan Non Bank diantaranya yaitu Asuransi, Pegadaian, Reksa Dana, Pasar Modal, BPRS, dan BMT.

1. Pengertian BMT

  Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah kepada usaha-usaha

  pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti; zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono, 2003:84).

  Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil.Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.

  Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran BMT sebagai berikut: a.

  Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah.

  b.

  Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.

  c.

  Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dan memenuhi dana dengan segera.

  d.

  Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata (Sudarsono, 2003:84).

2. Sejarah Berdirinya BMT

  Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah.

  Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR Syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

  Disamping itu ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat.

  Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah saw,

  “kekafiran itu mendekati

kekufuran” maka keberadaan BMT diharapkan mampu mengatasi masalah