JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KATABA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SANTRI MA’HAD AL JAMI’AH IAIN SALATIGA

  

JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KATABA

DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SANTRI MA’HAD

AL JAMI’AH IAIN SALATIGA

  Skripsi ini disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

  

SKRIPSI

  Oleh: M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi

  NIM. 11714015

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lampiran : 3 (Tiga) eksemplar Hal : Naskah Skripsi a.n Sdra. M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirimkan skripsi saudara: Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi NIM : 11714015 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Judul : JaringanKomunikasi pada Kelompok KATABA dalam

  Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah

  IAIN Salatiga Selanjutnya saya mohon kepada Dekan Fakultas Dakwah agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatianya kami ucapkan banyak terima kasih.

  Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

  Salatiga,21 Agustus 2018 Pembimbing Dra. Maryatin, M.Pd.

  NIP.19690402199803200

  

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi NIM : 11714015 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Taggal Ujian :

  26 September 2018 Judul : JaringanKomunikasi pada Kelompok KATABA dalam

  Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah

  IAIN Salatiga Susunan Panitia Penguji KetuaPenguji :Dr. Sa’adi, M.Ag. SekretarisPenguji : Dra. Maryatin, M.Pd. Penguji I :Dr. Muna Erawati, S.Psi., M.Si. Penguji II :Yahya, S.Ag., M.H.I.

  Salatiga, 1 Oktober 2018 Dekan Fakultas DakwahIAIN Salatiga Dr. Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.

  NIP.19750905 200112 1001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi NIM : 11714015 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Dakwah

  Judul Skripsi : Jaringan Komunikasi pada Kelompok KATABA dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah

  IAIN Salatiga Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh perpustakaan IAIN SALATIGA.

  Salatiga, 20 September 2018 Yang Menyatakan

  M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi NIM. 11714015

  

Motto

ْبَصْناَف َتْغَرَ ف اَذِإَف

  

Artinya: Maka Apabila kamu telah selesai (dari Sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan)yang lain. (Q.S Al Insyirah:7)

Saya akan menjadi hamba seseorang yang telah mengajarkanku walau satu huruf

(Sayidina Ali Bin Abi Thalib)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi ini dipersembahkan untuk:

  1. Bapak dan ibu tercinta, Bapak Fachrurrozi, S.Pd.I. dan Ibu Siti Saodah yang tidak henti selalu memberikan doa restu dan memberi semangat saya disetiap waktunya.

  2. Saudara tercinta, Shoifah Muslihatis Shofa, S. Pd.I., dan Khotibul Umam, Lc., May Muflihah arrozi M.Pd., dan M. Aqsho Himam, S.S.I., atas segala dukungan, doa dan motivasi yang sangat luar biasa.

  3. Keluarga besarMbah Djuwadi beserta Mbah (Almh.) Siti Asiyah, dan (Alm.) Mbah Mohammad Sirodj beserta Mbah Karminah yang selalu memberi semangat saya untukberusaha dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  4. Ibu Dra. H. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran, sekaligus Pembimbing Skripsi.

  5. Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, S.Fil.I. M.Hum. selaku dosen Pembimbing Akademik.

  6. Keluarga besar Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga atas dukungan dan turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  7. Teman seperjuangan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga angkatan 2014.

  8. Sahabat Pecandu Karya yang selalu memberikan semangat, M. Adib Baihaqi, S.Sos, M. Ashadil Husna, S.Sos., Yogi Ridlo Firdaus, S.Sos., Pujiono, S. Sos., Dika Trisna Setiya, S.Sos., M. Rozikin, S.Sos., Yogi Mukti Handayani, S.Sos., Alifia Arsi Maulani, S.Sos.

  9. Sahabat seperjuangan Teguh Basuki, M. Yasir Musa, Achmad Mubarok yang selalu menginspirasi hidup saya.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektifitas Jaringan Komunikasi pada Kelompok Menulis KATABA Dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Pembuatan skripsi ini sangatlah banyak kekurangan dalam segi penulisan dan keterbatan kemampuan penulis. Sehingga arahan dan bimbingan dari berbaga pihak dapat membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat kami untuk mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dalam penulisan skripsi.

  4. Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. Selaku Dosen Pembing Akademik 5.

  Pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si., Bapak

  Sukron Ma’mun, S.H.I., M.Si., Bapak Muhammad Mas’ud, M.Pd.I., Bapak Muhammad Nuryansah, M.Hum. yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya, yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa secara terbuka dan kekeluargaan mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

  Salatiga, 21 September 2018 Penulis

  M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi NIM. 11714015

  

ABSTRAK

  Arrozi, M. Nasrullah Jamaluddin. 2018. Jaringan Komunikasi pada Kelompok

  KATABA dalam Meningkatklan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

  Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Maryatin, M.Pd. Kata Kunci: Jaringan Komunikasi, Kreativitas, KATABA.

  Tujuan Penelitian ini adalah, 1). Untuk mengetahui bentuk jaringan komunikasi padakelompok KATABA, 2). Untuk memahami kreativitas menulis kelompok KATABA, 3). Untuk mengetahuijaringan komunikasi kelompok KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.

  Jenis penelitian ini adalahkualitatifmenggunakan pendekatangrounded

  

research dengan menggunakan suatu teknik constant comparation, yaitu sewaktu

  penelitian berada di lapangan (field) menggunkan tindakan observasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil data dianalisiskemudian ditariklah kesimpulan.Hasil penelitian menyimpulkan: 1). Penerapan jaringan komunikasi di kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga yaitu dengan diskusi, 2). Efektifitas jaringan komunikasi pada kelompok KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga secara tidak langsung sudah diterapakan oleh anggota KATABA, 3)Faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangakan tradisi literasi di kelompok KATABA yaitu kemauan tinggi yang dimiliki setiap santri dan penghambatnya adalah kurangnya sumber bacaan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i LOGO INSTITUT .................................................................................................................. ii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................... v MOTTO ....................................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................................. x ABSTRAK ................................................................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ....................................................................................... 1 B. RumusanMasalah .................................................................................. 6 C. TujuaPenelitian ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian................................................................................. 7

  ........................................................................................ 8

  E. Kerangka Berpikir

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian

  1. Jaringan Komunikasi ...................................................................... 10

  2. Kelompok ....................................................................................... 12

  3. Kreativitas Menulis Santri .............................................................. 20

  4. Kelompok KATABA……………………………………………...27

  B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 28

  BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian dan pendekatan .......................................................... 32 B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 33 C. Objek Penelitian ................................................................................... 33 D. Fokus Penelitian ................................................................................... 34 E. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 34

  1. Data primer ....................................................................................... 34

  2. Data sekunder ................................................................................... 35

  F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36

  G. Teknik validitas data ...................................................................................40

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 42

  1. Sejarah Be rdirinya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga ......................... 42

  2. Sejarah Berdirinya Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah

  IAIN Salatiga dan Eksistensinya .......................................................... 44 3. Pengembangan Bakat Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga...44

  B. Temuan Penelitian ...................................................................................... 46

  C. Analisis Data .............................................................................................. 52

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 61 B. Saran ........................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam

  kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu didalam masyarkat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini menurut Rohim (2016: 9) komunikasi atau communication berasal dari Bahasa latin “comunis”. Communis atau dalam Bahasa Inggrisnya ”commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.

  Terjadinya komunikasi tidak terhindar dari pertukaran informasi baik satu-dua orang atau lebih. Dalam Komunikasi Personal Suranto mengatakan, memberikan definisi komunikasi antarpribadi (interpersonal

  communication ) adalah antara individu-individu. Agus M. Hardjana (2003:

  85) mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan seacara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (2008:81) bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

  Uraian diatas menjelaskan tentang prinsip-prinsip pokok pikiran yang terkandung dalam berbagai pengertian, dapatlah dikemukakan pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Senada dengan pendapat Suranto (2011:5) komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media.

  Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.

  Aspek komunikasi interpersonal tidak bisa lepas dari hubungan antar individu yang dapat menjadi hubungan komunikasi kelompok. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial sehingga pertukaran informasi yang berawal dari satu individu ke individu yang lain dapat berubah menjadi pertukaran informasi dari satu invidu untuk kelompok.

  Sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak bisa lepas dari kegiatan berkomunikasi. Komunikasi sendiri merupakan hubungan suatu interaksi yang kita lakukan baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain. Hal tersebut kita lakukan guna mempertahankan kelangsungan hidup, karena sebagai makhluk sosial kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Fenomena inilah yang dapat memunculkan interaksi antar individu maupun kelompok. Sedangkan kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-sehari. Kelompok baik bersifat primer maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam semua aspek kehidupan.

  Ia merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota kelompok pemecah masalah.

  Rohim menjelaskan (2016: 98-99) komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumlah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 tetapi tidak lebih dari 50 orang. Komunikasi kelompok cenderung spontan dan belum adanya bagian atau tugas dari masing-masing anggota yang terstruktur dengan jelas. Jadi dalam komunikasi ini setiap orang bisa memegang peranan apa saja.

  Dunia penulisan khususnya pada kelompok menulis KATABA merupakan suatu aspek pengembangan bakat menulis baik karya tulis ilmiah maupun jurnalistik. Adanya kelompok menulis ini diharapkan menjadi forum diskusi yang mampu memotivasi dan mengembangkan bakat menulis bagi peserta yang mengikutinya. Akan tetapi bagaimana pola jaringan komunikasi yang diterapkan oleh kelompok menulis KATABA. Sehingga kelompok ini yang awalnya sedikit peserta menjadi banyak.

  Kelompok menulis KATABA merupakan kelompok diskusi yang dimiliki oleh Ma’had Al Jami’ah IAIN SAlatiga, yang berada di Jalan Nakula Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum, Sidomukti, Salatiga. Kelompok menulis KATABA ini hadir sebagai sarana berkomunikasi antar individu santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk bertukar informasi tentang pengembangan penulisan karya ilmiah dan jurnalistik.

  KATABA memiliki motto “lets write lets creat” ini mecoba untuk memulai pendektan kepada setiap santri agar dapat melatih pengembangan diri melalui kelompok menulis KATABA. Karena salah satu penggagas KATABA juga memiliki motivasi yang dikutip dari perkataan Imam Ghazali “Apabila kamu bukan anak raja atau bukan anak saudagar kaya, maka menu lislah” Hal inilah yang dikaitkan dengan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu penelitian. Sehingga secara tidak langsung aspek komunikasi yang digunakan memiliki kekuatan motivasi agar santri yang awalnya tidak mau melatih diri untuk belajar menulis menjadi memiliki kemauan untuk belajar menulis.

  Setiap kegiatan KATABA sendiri tidak monoton di dalam ruangan. Tempat yang digunakan bisa berpindah-pindah sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan ketika penyampaian informasi yang diberikan kepada peserta.

  Disisi lain diskusi yang dilaksanakan KATABA tidak selalu penyampaian materi dan latihan menulis saja, akan tetapi mereka juga mengadakan kegiatan

  

sharing pengalaman, permainan, dan pemberitahuan informasi tentang

perlombaan atau konferensi karya tulis ilmiah.

  KATABA sendiri berkembang dengan baik, sejak beberapa santri Ma’had Al Jami’ah mengikuti berbagai event atau forum yang harus menggunakan literasi sebagai bahan diskusi. Banyak prestasi yang diraih dibidang karya tulis baik lomba, konferensi nasional maupun internasional.

  Hal ini menjadikan motivasi menulis yang awalnya hanya sedikit orang yang bisa mengembangkannya, akan tetapi mampu membangkitkan suasana literasi di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk mewujudkan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu penelitian.

  Banyak apresiasi yang diberikan kepada kelompok menulis KATABA ini dari pengasuh, Direktur, Wakil Rektor, serta Rektor IAIN Salatiga. Tentunya hal ini menjadikan stimulan tersendiri untuk membangkitkan motivasi menulis pada kalangan santri dan mahasiswa pada umumnya.

  Penjelasan latar belakang di atas maka mencoba untuk mengangkat judul “Jaringan Komunikasi Kelompok KATABA Dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga” sebagai judul penelitian.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana bentuk jaringan komunikasi pada kelompok KATABA? 2. Apa saja kreativitas menulis kelompok KATABA? 3. Bagaimana jaringan komunikasi kelompok KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN

  Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan Penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui bentuk jaringan komunikasi pada kelompok KATABA.

2. Untuk mengetahui kreativitas menulis kelompok KATABA.

  3. Untuk mengetahui jaringan komunikasi kelompok KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis s antri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dari segi informasi teoritis dan praktis, kedua aspek tersebut adalah :

  1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ilmu sosial dan komunikasi penyiaran islam.

  2. Praktis a.

  Bagi UPT Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dibidang ilmu sosial, ilmu komunikasi, hubungan masyarakat, periklanan, dan komunikasi kelompok. Melalui upaya mengkaji, menerapkan, menguji, menjelaskan dalam bentuk teori, konsep, maupun hipotesis tertentu.

  b.

  Bagi Santri dan anggota KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dan referensi dalam rangka mengembangkan ilmu komunikasi dan meningkatkan khazanah keilmuan komunikasi khususnya dalam memelihara hubungan antar kelompok.

  c.

  Hasil tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya menjadikan masyarakat yang rukun, damai serta memiliki rasa tanggungjawab bersama. Dalam memelihara hubungan pribadi dengan kelompok.

E. Kerangka Berpikir

  Komunikasi yang dilakukan oleh anggota KATABA merupakan suatu kegiatan yang berupa diskusi untuk meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Peranan komunikasi ini dapat dilihat melalui diskusi yang dilakukan setiap anggota kelompok KATABA dalam kegiatannya.

  Kegiatan diskusi inilah yang menjadikan pola komunikasi anggota KATABA berbentuk jaringan komunikasi yang terlihat pada setiap kegiatan.

  Satu anggota dengan anggota yang lain saling tukar-menukar informasi untuk menambah wawasan dalam dunia penulisan. Hal itulah yang dapat menjadikan motivasi setiap anggota KATABA meningkat dari hasil diskusi tersebut.

  Terbukti bahwa dalam waktu satu tahun sebanyak delapan anggota KATABA telah mengikuti baik lomba karya tulis ilmiah, konferensi ilmiah baik nasional maupun internasional. Hasil inilah yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menambah motivasi kepada setiap anggota KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulisnya.

  Pelaksanaan kegiatan KATABA pada dasarnya melalui diskusi, diskusi inilah sebagai sarana untuk bertukar informasi yang bisa disebut jaringan komunikasi sebagai pembangkit kreativitas menulis anggota KATABA. Maka penelitian ini akan menghubungkan antara diskusi anggota KATABA dengan metode jaringan komunikasi.

  Anggota KATABA A Minat menulis Karya tulis

  Diskusi/Jaringan Anggota Anggota KATABA Komunikasi

  KATABA Anggota KATABA B

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Jaringan Komunikasi Menurut Eriyanto (2014:5) jaringan komunikasi secara

  sederhana bisa definisikan sebagai metode yang berusaha menggambarkan dan menjelaskan jaringan sosial dan struktur jaringan. Definisi ini secara jelas menggambarkan bahwa jaringan komunikasi adalah suatu relasi yang memiliki seperangkat antara aktor satu dengan aktor yang lain dalam membangun misi suatu kelompok.

  Jaringan komunikasi bisa diterapkan pada lembaga, perusahaan, dan struktur sosial. Fenomena ini dapat dilihat ketika aktor dari salah satu kelompok berinteraksi dengan aktor yang berbeda kelompok atau satu kelompok dalam membagi ide atau gagasan.

  Secara khusus Istilah network (jaringan) digunakan dalam ilmu- ilmu sosiologi, antropologi, psikiatri, psikologi, ilmu administrasi, geografi, perencanaan kota, dan rekayasa komunikasi. Kita sering berhadapan dengan istilah computer network, telecommunication network,

  bank network, police network, traffic network, dan intelegence network,

  istil ah tersebut mempunyai kesamaan, artinya ada satu “titik” yang merupakan pusat dan ada

  ”garis” yang menghubungkan titik tersebut dengan titik-titik lain. Berarti, setiap jaringan mempunyai integrated

  

network yang berperan melakukan pengiriman dan pertukaran informasi

(information exchange).

  Memang agak sulit membayangkan apa yang dimaksudkan dengan jaringan. Untuk memahami jaringan, kita dapat membayangkan organisasi sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsitem- subsitem. Beradasrkan bayangan ini, Alo Liliweri (2014:381) mengutip dari

  Webster’s Dictionary menyebutkan networking sebagai

interconnected or interrelated chain, group or system (sebuah rantai yang

  saling berhubungan atau saling terkait, kelompok atau sistem). Definisi ini telah diterapkan di setiap unsur yang berkaitan dengan tugas dan sasaran unit, atau satuan kerja dalam organisasi. Jaringan itu bisa berupa jaringan fisik yang meliputi alat untuk mengalihkan informasi atau menghubungkan kerja antar manusia. Jaringan dapat juga dianggap sebagai suprasistem yang menghubungkan sistem layanan formal dan informal dari beberapa titik dalam satu atau lebih ruang geografis, sebagai satu layanan.

  Disamping itu, jaringan informasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa cakupan, jaringan berdasarkan cakupan subjek tertentu, misalnya geografis tertentu, seperti jaringan lokal, regional, nasional, dan internasional; cakupan umum; cakupan khusus; dan cakupan sektoral, dengan tipe jaringan berbentuk bintang atau laba-laba. Pembahasan tentang jaringan selalu mencakup tipologi jaringan, sumber daya manusia pembentuk jaringan, variable-variabel yang memengaruhi kerja jaringan, dan perluasan peranan elektronika.

2. Kelompok a.

  Pengertian Kelompok Definisi formal tentang kelompok kecil adalah kumpulan dua atau lebih individu, yang memengaruhi satu sama lain, melalui interaksi sosial. Kelompok merupakan orang-orang yang berinteraksi yang bersama untuk membagi nilai, norma, dan harapan tentang kerjasama jangka panjang di antara mereka.

  Kelompok adalah pengembangan struktur relasi internal di antara para anggota melalui pertukaran dan pengembangan nilai, norma, status, dan peranan yang struktur internalnya bisa formal maupun informal, bisa kaku sampai luwes, dan bisa statis sampai dinamis. Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu karena mempunyai identitas yang sama, yang terikat karena mempunyai perasaan dan kepentingan yang sama, sekaligus membedakan karakteristik mereka dengan orang-orang lain yang ada dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

  Liliweri (2014: 19-20) dalam penjelasannya bahwa kelompok terbentuk karena ada sejumlah orang yang bekerjasama dengan kesamaan tujuan, yang cenderung memiliki karakteristik sama, sehingga kelompok berpartisipasi satu sama lain. Jika kelompok dihubungkan dengan dinamika maka dinamika kelompok yang merupakan studi psikologi sosial itu mempelajari dinamika interaksi antara anggota kelompok, kohesi kelompok, kepemimpinan, dan proses pengambilan keputusan dalam kebersamaan tersebut. Atau dinamika kelompok adalah studi yang mempelajari bagaimana kelompok itu terbentuk, interaksi anggota kelompok, sifat-sifat kelompok, aturan kelompok, pengembangan kelompok, dan bagaimana hubungan antara kelompok kecil dengan kelompok besar.

  Rakhmat (1989:159) mengatakan, pada akhir 1970-an, minat yang tingi tumbuh kembali pada studi kelompok, dan seperti diramalkan steiner (1974)- menjadi dominan pada pertengahan 1980- an. Para pendidik melihat komunikasi kelompok sebagai metode Pendidikan yang efektif. Para menejer menemukan komunikasi kelompok sebagai wadah yang tepat untuk melahirkan gagasan- gagasan yang kreatif. Para psikiater mendapatkan komunikasi kelompok sebagai wahana untuk memperbaharui kesehatan mental.

  Para ideologi juga menyaksikan komunikasi kelompok sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran politik-ideologis. Minat yang tinggi telah memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai jenis kelompok pada perilaku kita.

  Jadi bedasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan komunikasi adalah terbentuknya suatu kelompok yang memiliki kesamaan tujuan pemikiran antara individu terhadap individu, individu terhadap kelompok. Karena masing-masing diantaranya tidak memiliki persamaan ide sehingga dapat dikatakan saling membutuhkan satu sama lain. Dari kesamaan tujuan tersebut terbentuklah kelompok yang membuat satu pemikiran untuk menyatukan tujuan.

  Pembentukan kelompok inilah yang dihasilkan dari jaringan komunikasi baik dari segi membangun motivasi, sharing pengalaman, pemberitahuan informasi. Masing-masing individu tidak hanya menjadi pendengar akan tetapi semua anggota kelompok menjadi narasumber sesuai dengan pengalaman yang didapatinya.

  Kelompok KATABA merupakan salah satu kelompok yang menerapkan jaringan komunikasi sebagai jalur untuk membangun relasi yang didalamnya terisi oleh kegiatan pengembangan menulis terhadap santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. b.

  Klasifikasi Kelompok 1). Kelompok Primer dan Sekunder

  Primer Sekunder Berukuran kecil Berukuran besar Terikat dalam jangka waktu yang lama

  Terikat untuk jangka waktu sementara Suasana hubungan antar anggota akrab, dan berkomunkasi secara tatap muka

  Suasana hubungan antara anggota bersifat formal meskipun berkomunikasi secara non formal

  Relasi di antara para anggota berbasisi kedalaman emosi Berbasis relasi yang bersifat superfisial

  Keanggotaan berbasis ganda Keanggotaan berstatus tertentu Mengandalkan kerjasama berbasis sentiment dan personal

  Mengandalkan kerja sama berbasis interpersonal dan rasional

Tabel 1.2 Klasifiasi Kelompok (Rakhmat, 1989:160)

  2). Ingroup dan Outgroup Menurut Liliweri(2014:27) tipe kelompok ini berdasarkan kategori sentiment kebersamaan, yakni pembedaan kedekatan emosional antara kalangan orang-orang yang berbeda.

  Seperti yang dicontohkan oleh Rakhmat (1989:162-163),

  ingroup adalah kelompok kita dan outgroup adalah kelompok mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder.

  Keluarga kita adalah ingroup yang kelompok primer. Fakultas kita adalah ingroup kelompok sekunder. Perasaan ingroup diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerjasama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas (bounders), yang menentukan siapa masuk orang dalam, dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa, lokasi gografis, suku bangsa, pandangan atau ideologi, pekerjaan atau profesi, bahasa, status sosial, dan kekerabatan.

  3). Kelompok rujukan (reference group) Menurut pengertian kelompok rujukan (reference group) yang diterangkan oleh Liliweri (2014:27) kelompok ini merupakan kelompok yang nilai, norma, dan tata aturan perilaku mereka dijadikan oleh seseorang atau kelompok orang sebagai sumber inspirasi bagi pembentukan tatanan perilaku, dan bahkan dijadikan sebagai teladan bagi praktik hidup sehari-hari.

  Dalam psikologi komunikasi Rakhmat (1989:164-165) terdapat contoh kelompok rujukan, Newcomb, dalam penelitiannya pada mahasiswi-mahasiswi Bennington College, menemukan kenyataan yang mengherankan. Banyak mahasiswi yang berasal dari keluarga konservatif berubah menjadi makin liberal dengan makin tingginya tingkat mereka di Bennington College- Perguruan Tinggi yang memang beraliran liberal. Memang ada juga beberapa mahasiswi yang bereaksi keras terhadap norma yang di College itu. Mereka berkata “Aku ingin menantang semua orang yang liberal itu…Aku bangun benteng dalam diriku, menolak apa yang mereka omongkan… Aku memutuskan untuk tetap berpegang pada pikiran ayahku

  ” Mahasiswi-mahasiswi itu semua anggota civitas

  

akademika Bennington College. Bennington College adalah

  kelompok keanggotaan mereka. Tetapi tidak seluruhnya melihat

  

College ini sebagia pedoman nilai yang mereka anut. Sebagian

  besar memang menyesuaikan dirinya dengan sikap liberal College itu. Kelompok ini menurut Newcomb menjadikan College sebagai

  

positiv reference group . Sedangkan mereka yang tetap konservatif

  melihat keluarga mereka sebagai positive reference group, dan College mereka sebagai negative reference group.

  4).Kelompok Pemikir (Group Think) Kelompok pemikir atau group think adalah sebuah konsep yang didefinisikan oleh Irving Janis. Liliweri (2014: 28) mengatakan, sebetulnya, tema ini masih dimasukan ke dalam pengambilan keputusan didalam kelompok. Setiap kelompok mempunyai pengalaman dalam hal pembentukan dan pemeliharaan kelompok pemikir itu, kehadiran mereka sebagai alternatif bila kelompok mengalami kesulitan. Kondisi Group Thinkterjadi kelompok sudah berada pada tahap kohesif yang tinggi, dan ketika mereka berada dalam suasana yang harus mempertimbangkan untuk mengambil sebuah keputusan yang berkualitas.

  5). Kelompok Dadakan Menurut Liliweri (2014: 29) kelompok dadakan adalah kelompok yang dibentuk secara mendadak untuk melaksanakan suatu tugas yang penting.

  Contohnya, kelompok, “simpati” dan “empati” yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mendesak, seperti kelompok pengumpulan dana dan kemanusiaan untuk korban bencana alam.

  6). Kelompok Termedia (Mediated Group) Liliweri juga menjelaskan (2014: 31) kelompok termedia

  (mediated group) adalah kelompok yang dibentuk karena jalinan antara sejumlah orang dengan bantuan media.

  Perkembangan teknologi kini memberikan kemungkinan terbentuknya kelompok (audiens) melalui media komunikasi.

  Orang berkomunikasi tidak dalam satu pertemuan tatap muka tetapi dengan media, misalnya internet, telepon, atau video.

  Pengalaman berkelompok dengan bantuan media sangat berbeda dengan kelompok tatap muka. Ada beberapa tipe kelompok yang dibentuk dengan bantuan media, yaitu : (a). Telekonferensi, yaitu sebuah kelompok yang berbentuk karena anggota yang mengikuti konferensi berbicar, mendengarkan, serta berdialog di antara mereka melalui telepon. (b). Video konferensi, yaitu sebuah kelompok yang berbentuk karena para anggota yang mengikuti konferensi berbicara diantara mereka dengan bantuan tetepon dan video (video visual).

  (c). Computer mediated, yaitu sebuah kelompok diskusi yang terbentuk karena para anggota kelompok berkomunikasi satu sama lain dengan bantuan jaringan telepon modern dan komputer (internet atau e-mail).

  Dalam uraian di atas tentang kelompok, garis besar yang merupakan awal terbentuknya kelompok disebabkan karena adanya interaksi sosial yang memiliki kesamaan visi, dan misi untuk mewujudkan tujuan dari kelompok. Menyikapi dari hal tersebut tidak bisa lepas dari pemahaman komunikasi antarpribadi 3. Kreativitas Menulis Santri a.

  Kreativitas Utami Munandar (1995:25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

  Imam Musbikin (2006:6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

  Pada dasarnya kreativitas tumbuh secara individu, setiap orang memiliki ide masing-masing yang dapat diolah secara terus menerus hanya saja ada beberapa faktor yang dapat menjadi sarana untuk mengembangkan dan menumbuhkan kreativitas tersebut. Seperti halnya faktor kelompok, jaringan pertemanan, struktur sosial dan imajinasi yang datang dari sendiri.

  Meskipun kreativitas ditumbuhkan dari berbagai sarana akan tetapi, hal tersebut memiliki sifat yang tidak terbatas. Karena kreativitas awal tumbuhnya tidak berdasarkan secara kelompok melainkan sebagian besar tumbuh dari imajinasi secara individu.

  Awal tumbuhnya kreativitas itu sendiri dipicu oleh perkembangan pola pikir baik yang dipengaruhi dari sarana maupun tumbuh secara alamiah. Sehingga orang-orang yang memiliki sarana dan ketertarikan oleh suatu kelompok yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas melalui motivasi, berbagi pengalaman hidup, dan memiliki ketertarikan untuk berbagi informasi satu sama lain.

  b.

  Menulis Menurut Vera Sardila (2015:113) menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dapat diekspresikan dari hasil pikiran dan perasaan yang dapat dituangkan melalui aktivitas menggerakkan motorik halus melalui goresan-goresan tangan kita.

  Sejajarnya menulis tidak hanya sebagai aktivitas yang dapat dituangkan tanpa adanya komponen yang mendukung. Dalam artian ini adalah seorang yang selalu memiliki aktivitas menulis pasti memiliki berbgai cara untuk menuangkan hasil dari olah rasa, pemikiran, ide, gagasan, ataupun rancangan untuk memulai suatu pekerjaan.

  Seperti yang dikatakan oleh Didin Widyartono (2014:3) sebagai salah satu keterampilan atau kemahiran berbahasa selain membaca, menyimak, dan berbicara, menulis harus dikuasai oleh pengguna bahasa. Dapat diartikan bahwa untuk mengawali aktivitas menulis dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu melalui mendengarkan, menyimak, membaca, dan berbicara yang kemudian dapat disimpulkan sesuai dengan informasi yang didapatinya.

  Dalam segi ketrampilan karya tulis dapat dijadikan sebagai sumber informasi baik secara ilmiah, dongeng, sejarah, maupun jurnalistik. Semuanya adalah hasil dari olah pemikiran yang dituangkan menjadi tulisan. Tidak hanya itu tulisan dapat menjadi rujukan oleh berbagai kalangan untuk menguatkan data yang akan dijadikan suatu karya ilmiah.

  Perbedaan hasil tulisan yang dijelaskan diatas merupakan perbedaan olah pikiran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang mampu untuk menciptakan karya tulis. Misalnya hasil karya tulis untuk cerita dongeng beradasarkan karangan cerita yang dibuat menarik yang tidak sesuai atau tidak ada bukti empirik pada kehidupan nyata.

  Sedangkan sejarah dan jurnalistik merupakan hasil karya tulis yang dihasilkan dari cerita atau informasi yang sesuai dengan kehidupan nyata. Akan tetapi perbadaanya terletak pada latar belakang waktu misalnya, berita kecelakaan, politik, acara penting. Jurnalistik menyajikan tulisan beberapa saat setelah kejadian. Sementara sejarah merupakan salah satu informasi yang berdasarkan bukti empirik dari kehidupan sosial yang terjadi pada waktu lampau.

  Maka santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga memanfaatkan kreativitas menulis sebagai aktivitas positif serta bermanfaat untuk menuangkan ide kreativ melalui tulisan. Dalam hal ini beberapa santri telah meraih prestasi melalui karya tulis.

  c.

  Santri 1). Pengertian Santri

  Mansur Hidayat (2016:387) santri secara umum, yakni orang yang belajar agama Islam dan mendalami agama Islam di sebuah pesantrian (pesantren) yang menjadi tempat belajar bagi para santri.

  Pada dasarnya santri merupakan seseorang yang belajar agama Islam yang memiliki sifat tawadu ’, qona’ah, dan sederhana. Akan tetapi terdapat santri yang mukim (bertempat tinggal di pesantren) dan santri yang tidak mukim (murid-murid yang berasal dari desa sekelilingnya).

  Ahmad Muhakamurrohman (2014:110) dalam tradisi pesantren, selain diajarkan mengaji dan mengkaji ilmu agama, para santri diajarkan pula mengamalkan serta bertanggung jawab atas apa yang telah dipelajari.

  Salah satu tanggung jawab santri adalah mengamalkan apa yang dipelajari. Berbagai cabang pengetahuan menjadi sarana santri untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dalam mengamalkan ilmu yang dipelajarinya.

  Pengaruh budaya pesantren yang secara sengaja dibentuk untuk belajar agama dan secara sosial mampu menciptakan seseorang yang hidup di pesantren harus menerima pendidikan dengan kesederhanaan hati. Dalam hal budaya pesantren juga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari pada diri santri yang bertujuan membentuk akhlak atau perilaku santri.

  Siswanto (2017:125) mengatakan bahwa lembaga sosial yang berciri keagamaan tersebut memang memiliki perspektif yang sama yaitu membantu dan memanusiakan manusia. Hal ini sesuai dengan budaya pesantren yang sudah dijelaskan diatas. Dalam artian pesantren juga memiliki pengaruh terhadap santri yang memanusiakan manusia yaitu saling menghormati.

  Seperti yang dikatakan Zainuddin Syarif (2012:20) budaya pesantren merupakan salah satu bagian setting sosial Islam yang mengakui perbedaan “takdir” manusia dalam pendekatan intelektual terhadap permasalahan yang terungkap di dunia empirik.

  Terbentuknya budaya pesantren membuktikan bahwa interaksi sosial juga terjadi pada lingkungan pesantren. Secara keseluruhan pesantren juga mnegajarkan bagaimana perilaku kepada orang yang lebih muda, teman seumuran, orang yang lebih tua. Sehingga budaya saling menghormati juga tercipta pada lingkungan pesantren.

  Pernyataan Syarif yang dikemukaan oleh Mahfudlah Fajrie (2017:54) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebudayaan adalah lingkungan alam fisik seperti situasi dan kondisi yang secara tidak langsung akan membentuk watak kepribadian serta budaya masyarakat yang tinggal di lingkungan itu. Pengaruh budaya pesantren kepada santri yang diciptakan melalui lingkungan fisik berupa perilaku atau akhlak memiliki daya guna bagi masa depan santri yang lebih baik.

  Bagian mendasar pesantren adalah salah satu wadah untuk santri yang memiliki keinginan untuk belajar agama. Akan tetapi pada era modern sekarang pesantren tidak hanya membekali santri dengan kajian-kajian kitab keislaman saja.

  2).Perkembangan Pendidikan Pesantren Perkembangan Pendidikan pesantren tidak hanya pada langkah kajian kitab yang diberikan. Akan tetapi ketrampilan pada diri seorang juga bisa dikembangkan melalui sarana yang diberikan oleh pesantren. Hal itu bertujuan untuk membina santri dalam bingkai modernisasi. Sehingga karakter santri juga terbentuk untuk kebutuhan duniawi dan ukhrawi.

  Musyarofah (2017:101) mengatakan perkembangan sosialmerupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.

  Berdasarkan bebarapa fakta diatas dapat disimpulkan bahwa pesantren tidak hanya menjadi wadah pembelajaran agama saja, akan tetapi juga dapat dijadikan sebagai pembentukan karakter, menanamkan sifat sosial, dan tempat untuk mengasah ketrampilan seorang santri.