KOMUNIKASI INTERPERSONAL USTADZ DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AS’TAIN TINGKIR LOR SALATIGA SKRIPSI

  

KOMUNIKASI INTERPERSONAL USTADZ DALAM

MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AS’TAIN TINGKIR LOR

SALATIGA

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

  

Oleh :

  TAUFAN ARDIANSYAH NIM:117-13-025

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

“ BELIEVE IN YOUR SELF ”

(MTMA)

  

“ JADILAH BERGUNA KARENA DAKWAH BUKAN

HANYA TUGAS ULAMA”

(TAUFAN, 2017)

  

. )ىذمرتلا هاور( قح ةملك داهجلا لضفا

. . .. .

  

“JIHAD YANG PALING UTAMA ADALAH

KALIMATUL HAQ (KALIMAT YANG BENAR)”

(HR. AT-TIRMIDZI)

  

PERSEMBAHAN

  

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua

Segenap keluarga besar almarhum mbah H. Sumaidi

Teman yang selalu meluangkan waktu untuk membantu M Sulhi Mahbub, S.H

Rekan- rekan “IPNU-IPPNU” Tingkir Lor (Kang Ilan, Barik, Pak Wil, Iwan, Pak Yam, Umam, Awin, Puput, Marisal, Pais, Sifa, Fajar, Angga, Fatkhi,

  Zacky, Noval, Rizaq”PAK BO”,

Wahyu “MBEK”, Zidni, Bayu “o.on”, Rofiq “Bokir”, Panji, Piyan “Kepleh”, Enggar, Dani,

Huda, Alfa “Tole”, Ayik “Bardolo” , kumala, Willy, Silmi, Sally, Sila, Maily, Hila, Atik,

Yuniar, Sinna, Sinta, Indah)

  

Terima kasih

Atas doa dan support yang telah diberikan

ABSTRAK Ardiansyah, Taufan. 2017. Komunikasi Interpersonal Ustadz Dalam

  Meningkatkan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga. Skripsi Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

  Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M. Hum.

  Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Ustadz, Nilai-nilai Akhlak.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Komunikasi interpersonal yang diterapkan ustadz dan meningkatkan nilai- nilai akhlak di pondok pesantren asta’in tingkir lor salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah (1) Bagaimana cara ustadz membangun komuikasi interpersonal dengan santri ? (2) Bagaimana implementasi komunikasi interpersonal dalam menanamkan nilai akhlak (3) Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak di pondok pesantren asta’in ?

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif sosiologis. dengan mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Asta’in

  Tingkir Lor Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh dicek keabsahannya, Selama pengumpulan data, data sudah mulai dianalisis. Data yang terkumpul, dipaparkan berdasarkan klasifikasi sehingga tergambar pola atau struktur dari fokus masalah yang dikaji kemudian diinterpretasikan sehingga mendapatkan jawaban dari fokus penelitian tersebut.

  Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan bahwa cara ustadz membangun komunikasi interpersonal dengan santri adalah mengkondisikan santri agar tidak ramai, menanyakan kabar santri, bercerita, mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Implementasi komunikasi interpersonal dalam menanamkan nilai-nilai akhlak yaitu dengan menggunakan komunikasi verbal dan non verbal. Sedangkan faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal ustadz dengan santri dalam menanamkan nila-nilai akhlak di pondok pesantren asta’in adalah (1) faktor pendukung berupa komunikator, keterbukaan, masyarakat. (2) faktor penghambat sikap santri, orang tua, keadaan-keadaan yang terjadi pada diri santri.

KATA PENGANTAR

  Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul "KOMUNIKASI

  INTERPERSONAL USTADZ DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASTA’IN TINGKIR LOR SALATIGA".

  Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya. Semoga kita semua mendapatkan syafa'atnya di hari kiamat kelak. Amiin.

  Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.

  Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga 3. Drs. Muh. Choderin selaku dosen pembimbing akademik 4. Dra. Maryatin, M. Pd selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 5. Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku pembimbing skripsi yang telah sudi meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan hingga bisa menyelesaikan skripsi

  Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senatiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon petunjuk dan berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.

  Salatiga, 2 Mei2017 Penulis, Taufan Ardiansyah

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

  NOTA PEMBIMBING .................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv MOTTO ......................................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii PENGANTAR ............................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 5 E. Penegasan Judul .............................................................. 6 F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 9 G. Metode Penelitian ............................................................ 11 H. Sistematika Penulisan ...................................................... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi ..................................................................... 16 B. Komunikasi Interpersonal ............................................... 20 C. Macam-macam Bentuk Komunikasi Interpersonal

  (Antarpribadi) .................................................................. 25

  D.

  Fungsi Komunikasi Interpersonal ................................... 27 E. Proses Komunikasi Interpersonal .................................... 29 F. Tujuan Komunikasi Interpersonal ................................... 32 G.

  Efektivitas Komunikasi Interpersonal ............................. 34 H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

  Interpersonal .................................................................... 38 I. Tinjauan Tentang Penanaman Nilai-Nilai Akhlak .......... 40

  BAB III TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 49 B. Temuan Hasil Penelitian ................................................. 55 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Cara Ustadz Membangun Komunikasi Interpersonal dengan Santri ............................................. 68 B. Analisis Implementasi Komunikasi Interpersonal dalam Menananmkan Nilai-nilai Akhlak ................................... 72 C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interpersonal antara Ustadz dan Santri

  dalam Menanamkan Nilai-nilai Akhlak .......................... 76

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................... 81 B. Saran ................................................................................ 82 C. Kata Penutup ................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial untuk saling berinteraksi

  antara satu dengan yang lain agar bisa hidup bermasyarakat. Komunikasi dibutuhkan sebagai dasar dari proses interaksi antar manusia. Selain itu komunikasi dapat memberikan makna ketika manusia saling bertukar informasi, pikiran, perasaan, dan kebutuhan dengan lingkungan diluar diri sendiri. Berbagai bentuk hubungan manusa dilatar belakangi oleh berbagai alasan, kepentingan, maksud dan tujuan dari tiap individu. Masing-masing hubungan tersebut memerlukan pola dan bentuk komunikasi yang dapat sama maupun berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

  Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi dan pengertian antara masing-nasing individu yang terlibat.

  Komunikasi merupakan dasar dari interaksi seluruh interaksi antar manusia. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan keinginannya, selain itu komunikasi juga dapat digunakan sebagai transformasi nilai agama,sosial, dan pendidikan. Komunkasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi, manusia memerlukan kehidupan sosial.

  Menurut Uchjana (1993: 57) komunikasi dibagi menjadi dua macam yaitu komunikasi pribadi dan komunikasi kelompok. Komunikasi pribadi sendiri dibagi menjadi dua yaitu komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal. Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas tentang komunikasi interpersonal.

  Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi interpersonal ini ialah komunikasi yang hanya dilakukan dua orang. Komunikasi interpersonal merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu akan membutuhkan bantuan orang lain ketika menghadapi masalah. Kita butuh orang lain untuk berbagi kegundahan dan kebahagiaan. Intinya, kita butuh orang lain untuk membantu perkembangan kepribadian.

  Perlu disadari bahwa peran komunikasi tidak hanya terbaatas pada kegiatan besosialisasi saja, bahkan proses belajar mengajar pun sangat memerlukan komunikasi, karena proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses penyampaian peran berupa ilmu melalui dari komunikator (guru/ustadz) kepada komunikan (murid/santri). Pesan yang diberikan juga berisikan materi- materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan tersebut dapat berposisi sebagai guru, murid, ustadz, santri, dan lain sebagainya. Sedangkan salurannya berupa media pendidikan dan penerimanya adalah murid.

  Dalam suatu lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal tidak akan lepas dari proses pembinaan. Dikarenakan pembinaan memiliki arti penting demi tercapainya tujuan bersama dalam lembaga pendidikan tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal terus memberikan pembinaan yaitu antara guru dengan siswanya. Begitupula dalam lembaga pendidikan nonformal seperti Pesantren, proses pembinaan dilakukan dengan cermat antara ustadz dengan santrinya.

  Ustadz selain sebagai pengajar, juga memiliki peran membina dan membimbing santri yang melanggar peraturan Pondok, baik itu dalam hal kedisiplinan ibadahnya, aplikasi nilai keagamaan maupun dalam proses pengembangan diri dan peningkatan minat belajarnya. Jadi, semua ustadz diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai baik itu secara keagamaan maupun secara umum dengan memberikan teladan yang baik kepada seluruh santri.

  Pesantren sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama yang perannya sangat vital dalam menciptakan generasi muda yang islami seiring dengan perubahan zaman. Maka dari itu diperlukan peran ustadz dalam mengarahkan dan membimbing para santri untuk proses pembelajarannya. Santri pun tidak hanya diajarkan tentang agama, pendidikan, perilaku dan sikap, namun juga diajarkan untuk hidup mandiri.

  Karena pada dasarnya hidup bermasyarakat bukan untuk orang-orang yang manja, hidup itu sederhana, sehingga para santri telah dicetak untuk kebal akan hal itu.

  Komunikasi antara ustadz dan santri sangatlah penting karena dengan berkomunikasi dengan baik akan memudahkan proses pembelajaran baik akanemik maupun non akademik. Terutama komunikasi interpersonal antara ustadz dengan santri, akan langsung memberikan pengaruh terhadap santri, karena bertatap muka langsung dengan ustadznya.

  Dalam Pesantren, mencari ilmu mungkin sudah menjadi tujuan utama, bahkan mencari ilmu itu dapat dikatakan wajib, Allah berfirman :

  ِسِلاَجَمْلا يِف اوُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي اَذِإ َوۖ ْمُكَل ُ َّاللَّ ِحَسْفَي اوُحَسْفاَف َنْيِذلا الله ِعَف ْرَي اوُزُشْناَفاوُزُشْنا َليِق ا وُتوُا َنْيِذّلا َو ْمُكْـنِم اوُنَما

  رـْيِبـَخ َن ْوـُلَمـْعَت اَمِب ُالله َو ٍتـَجَرَد َمْلِعْل

  Artinya : "Wahai orang-orang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". (Q.S Al-Mujadalah ayat 11)

  Adapula sabda Rasulullah yang mewajibkan bagi umat muslim untuk mencari ilmu.

  هيلع الله ىلص الله ل ْوُسَر َلاَق َلَق ٍكِلاَم ُنْبِا ٍسَنَا ْنْع َدْنِع ِمْلِعلا ًع ِضوو ٍمِلْسُم ّلُك ىلَع ًةَضْي ْرَف مْلِعْلا ُبَلَط مـلسو َبَهَّذلا َو َؤُلْؤلَلوَرَه ْوَجْل ِرْي ِز اَنَخْلا ِدِّلِقُمَك ِهِلْهأُرْيَغ

  Artinya : "Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas". (HR.Ibnu Majah)

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lapangan dengan judul

  “KOMUNIKASI INTERPERSONAL

  

USTADZ DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK

PESANTREN ASTA’IN TINGKIR LOR SALATIGA”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana cara ustadz membangun komunikasi interpersonal dengan santri ?

  2. Bagaimana implementasi komunikasi interpersonal dalam menanamkan nilai-nilai akhlak ?

  3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak di Pondok Pesantren astain ? C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang diterapkan ustadz di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

2. Untuk mengetahui implementasi dalam berkomunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak.

  3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak.

D. Manfaaat Penelitian 1.

  Manfaat secara Teoritis

  Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih pemikiran terhadap Program Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) jurusan Dakwah dan komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga untuk lebih mengembangkan ilmu komunikasi interpersonal.

2. Manfaat secara praktis a.

  Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi ustadz diPondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga atau pun Pesantren lain dalam meningkatkan aktifitas pembinaan santrinya dalam menanamkan niali-nilai akhlak.

  b.

  Untuk dapat mengetahui lebih dekat tentang permasalahan yang terjadi diPesantren serta dapat memberikan masukan yang dibutuhkan.

  c.

  Bagi Peneliti penulis mengetahui peran komunikasi interpersonal ustadz dengan santri dalam meningkatkan akhlak santri khususnya di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

E. Penegasan Judul

  Untuk menghindari adanya salah penafsiran atau pemahaman terhadap judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan arti dan maknanya agar pemahaman dan pembahasannya dapat terarah sesuai dengan tujuan yang hendak akan dicapai.

1. Komunikasi Interpersonal

  Komunikasi interpersonal menurut Deddi Mulyana, dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang telah dikutip oleh Suranto Aw menyatakan Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Aw, 2011:3). Begitu pula menurut Wiryanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, Komunikasi interpersonal merupakam komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antar dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2006:32).

  Berdsarkan definisi-definisi di atas, komunikasi interpersonal dapat disimpulkan sebagai komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara tatap muka mengenai suatu masalah tertentu, dengan harapan adanya respon dan reaksi terhadap pesan yang mereka komunikasikan itu. Komunikasi interpersonal yang penulis maksudkan di sini adalah komunikasi yang dilakukan oleh ustadz kepada santri yang dilakukan secara tatap muka mengenai suatu masalah tertentu khususnya pada proses bimbingan yang dilaksanakan pada setiap malam dengan harapan adanya respon dan perubahan pada diri santri.

2. Ustadz

  Menurut J.S Badudu dan Sutan Muhammad Zain mengartikan ustadz sebagai “panggilan kepada seorang guru agama atau orang yang dihormati ka rena banyak pengetahuan agamanya” (Badudu dan Zain, 1994:1604). Ustadz yang penulis maksudkan di sini adalah orang mengajarkan ilmu-ilmu agama sekaligus sebagai Pembina dan pembimbing dalam menanamkan nilai- nilai akhlaq kepada santri yang berada di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor, Salatiga.

  3. Santri Menurut J.S Badudu dan Sutan Muhammad Zain mengartikan santri sebagai “orang yang alim dan banyak melakukan ibadah serta banyak ilmunya atau yang pergi belajar dan mendalami agama pada suatu lembaga pendidikan khusus (Pesantren)” (Badudu dan Zain, 1994:1222). Santri yang penulis maksudkan di sini adalah peserta didik yang beljar mengenai ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan kepada ustadz pada lembaga pendidikan khusus (Pesantren) dan telah terdaftar sebagai anggota dari Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor, Salatiga.

  4. NIlai-nilai Akhlak Menurut W.J.S Purwadarminta, nilai merupakan “sifat atau (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan” (Purwadarminta, 1984:677).

  Sedangkan menurut paham idealisme, nilai merupakan “sesuatu yang universal, normative dan sebagai ukuran baik dan buruk” (Syam, 1988:134).

  Jadi, nilai merupakan tolak ukur yang digunakan seseorang dalam memberikan persepsi terhadap suatu hal.

  Dari definisi-definisi tersebut dapat diketahui bahwa nilai akhlak merupakan sesuatu yang dianggap sangat penting atau berguna oleh masyarakat sebagai tolak ukur baik dan buruk mengenai suatu keadaan atau perbuatan yang berhubungan dengan bidang keagamaan, terutama dalam hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya yang teraktualisasikan dalam tingkah laku manusia.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menegaskan bahwa penelitian ini adalah penelitian terhadap komunikasi yang dilakukan olehustadz kepada santri secara tatap muka, yang digunakan untuk mendapatkan umpan balik atau respon pada proses peningkatan nilai-nilai akhlak di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

F. Tinjauan Pustaka

  Penulis telah melakukan penelusuran karya ilmiah yang ada kaitannya dengan komunikasi interpersonal ustadz dalam meningkatkan akhlak santri.

  Adapaun karya ilmiah tersebut adalah sebagai berikut: Skripsi dari Irama Dhamayanti mahasiswa Universitas Mercubuana yang berjudul “ Efektifitas Komunikasi Internal antara Pimpinan dengan Karyawan PT

  Pidi Visual Project”. Dalam skripsi tersebut, beliau memfokuskan penelitian untuk mengetahui bagaimana efektifitas komunikasi antara pimpinan dengan karyawan PT Pidi Visual Project.

  Skripsi yang ditulis oleh Daniah Barqil dengan judul, “Peran Komunikasi Antarpersonal antara Pembina dan Santri dalam Meningkatkan Minat Belajar di Pesantren IMMIM Putra Makassar” tahun 2015. Dalam skripsi ini membahas tentang cara untuk mengetahui bagaimana intensitas pembina dalam melakukan pembinaan dan bagaimana hasil yang ditimbulkan oleh santri pada proses pembelajarannya serta untuk mengetahui metode apa yang diterapkan seorang pembina dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan santri untuk meningkatkan minat belajar diPesantren IMMIM Putra Makassar.

  Skripsi yang ditulis oleh Ida Nurhayati dengan judul, “ Komunikasi Antarpribadi antara Guru dengan Murid dalam Memotivasi Belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta ”, tahun 2014. Membahas tentang upaya yang dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar murid dan mengetahui pesan komunikasi antarpribadi yang diberikan guru kepada murid untuk memotivasi belajar.

  Jurnal penelitian yang ditulis oleh Muhammad Arif Ikhsanudin dengan judul, “Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Lingkungan Keluarga terhadap Intensi Berwirausaha Siswa Smk Muhammadiyah 3 Yogyakarta”, tahun 2012. Jurnal ini membahas tentang pengaruh komunikasi interpersonal dan lingkungan keluarga terhadap intensi berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

  Jurnal penelitian yang ditulis oleh Eva Patriana dengan judul, “Komunikasi Interpersonal yang Berlangsung antara Pembimbing Kemasyarakatan dan Keluarga Anak Pelaku Pidana di Bapas Surakarta”, tahun 2014. Membahas tentang komunikasi antar pribadi yang berlangsung dalam proses penggalian informasi antara Pembimbing Kemasyarakatan (PK) BAPAS Surakarta dan keluarga anak pelaku pidana dalam upaya menggali informasi terkait sebuah kasus pidana yang melibatkan anak dan faktor yang mendukung terjalinnya komunikasi antar pribadi dalam proses penggalian informasi antara Pembimbing Kemasyarakatan (PK) BAPAS Surakarta dan keluarga anak pelaku pidana dalam upaya menggali informasi terkait sebuah kasus pidana yang melibatkan anak.

  Pada dasarnya skripsi ini berbeda dengan karya ilmiah terdahulu yaitu fokus penelitian dari penulis adalah untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang diterapkan ustadz di Pondok Pesantren, mengetahui implementasi dalam berkomunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai akhlak, serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

  research ) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya

  gejala (Hasan, 2002:11) guna melakukan penelitian pada objek yang dibahas yaitu komunikasi interpersonal antara ustadz dengan santri dalam meningkatkan nilai-nilai akhlak. Serta penelitian kualitatif yang memusatkan pada studi kasus terhadap satu latar atau satu peristiwa tertentu.

  2. Kehadiran peneliti Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan data yang ada di lapangan.

  3. Lokasi penelitian Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

  4. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data primer, yaitu sumber yang langsung memberikan data kepada peneliti (Sugiyono, 2007:308), Sumber data ini meliputi para pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

  b.

  Sumber data sekunder, yaitu mencakup dokumen-dokumen, buku- buku, dan hasil penelitian yang lain yang menyangkut komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri.

  5. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian (Nazir, 1988:211).

  Dalam pengumpulan data di sini, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu: a.

  Interview (Wawancara), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana 2 (dua) orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan (Ahmadi, 2009:83). Adapun wawancara ini dilakukan terkait dengan penelitian ini adalah pihak-pihak yang melakukan komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri di Pondok Pesantren. b.

  Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data yang dikumpulkan berdasarkan arsip-arsip, misalnya berupa berkas penelitian di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

  c.

  Observasi, pengertian observasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peninjauan secara cermat.

6. Analisis data

  Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian menganalisisnya dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu mengumpulkan data tentang komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri di Pondok Pesantren Astain Tingkir Lor Salatiga yang disertai analisis untuk diambil kesimpulan. Dan metode pembahasan yang dipakai adalah induktif merupakan metode yang digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga, kemudian diteliti sehingga ditemukan pemahaman yang terkait dengan komunikasi interpersonal antara ustadz dengan santri di Pondok Pesantre n Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini penulis mencoba menguraikan secara sistematis yang terdiri dari lima bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang terperinci sebagai berikut:

  BAB I Berisi pendahuluan yang terdiri latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II Berisi kajian pustaka, dalam bab ini akan menguraiakan kajian pustaka yang berisi : pengertian komunikasi,pengertian komunikasi interpersonal, macam-macam bentuk komunikasi interpersonal, fungsi komunikasi interpersonal, proses komunikasi interpersonal, tujuan komunikasi interpersonal, efektivitas komunikasi interpersonal,faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.

  BAB III Berisi tentang data penelitian yang meliputi dua bahasan yaitu: Pertama, s ejarah singkat Pondok Pesantren Asta’in, kondisi geografis Pondok Pesantren Asta’in, struktur kepengurusan Pondok Pesantren Asta’in, tata tertib yang berlaku di Pondok Pesantren Asta’in, visi dan misi Pondok Pesantren, tujuan berdirinya Pondok Asta’in, program pendidikan Pondok Pesantren Asta’in, k egiatan di Pondok Pesantren Asta’in,Kedua temuan hasil penelitian yang meliputi: cara ustadz membangun komunikasi interpersonal dengan santri, implementasi komunikasi interpersonal dalam menananmkan nilai-nilai akhlak, serta faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak.

  BAB IV Berisi tentang analisacara ustadz membangun komunikasi interpersonal dengan santri, analisa implementasi komunikasi interpersonal dalam menananmkan nilai-nilai akhlak, serta analisa faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak di Pondok Pesantren Asta’in Tingkir Lor Salatiga.

  BAB V Penutup dalam bab ini berisi : kesimpulan, saran, dan penutup BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, bahkan sejak seseorang dilahirkan ia sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi.(Widjaja, 2000:87)

  Komunikasi dalam kehidupan manusia dalam konteks apapun merupakan bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan karena komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi. dengan berkomunikasi mnusia bisa berhubungan dengan manusia lain kanpun dan dimanapun, baik dalam lingkungan keluarga, ditengah masyarakat, dilingkungan kerja ataupun di pasar. Manusia akan selalu terlibat dengan komunikasi.

  Kendala dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi. Karena luasnya pengertian pesan yang disampaikan, sehingga dapat menimbulkan efek dan tindakan yang berbeda. Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada persamaan makna antar komunikator dengan komunikan mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergukan dalam percakapan antara komunikator dengan komunikan dapat dikatan komunikatif jika kedua- duanya dapat mengerti bahasa yang dipergunakan dan paham makna yang disampaikan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang berupa pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

  Istilah komunikasi berasal dari perkataan latin “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Istilah bersumber pada kata “communis” yang berarti “sama” yang dimaksud sama disini adalah “sama makna” (Uchjana, 2005:9). Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut :Who,

  Says what, In Which Channel, To Whom, With and What Effect?.

  Berdasarkan cara pandang ini, dapat diuraikan lima unsur komunikasi yaitu :

  1. Sumber (source) atau sering disebut Komunikator, pengirim, penyandi.

  2. Pesan (message), apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima (Verbal/Nonverbal)

  3. Saluran atau media, alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

  4. Penerima (receiver), sering juga disebut komunikan, orang yang menerima pesan dari sumber/komunikator.

  5. Efek, apa yang terjadi pada penerima setelah dia menerima pesan tersebut.

  Komunikasi memiliki fungsi dalam menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain) dan mempengaruhi (to influence).

  Sering dalam kehidupan sehari-hari seseorang gagal dalam melakukan hubungan atau dalam menyelesaikan s uatu masalah karena menganggap ‘sepele’ atau ringan arti komunikasi. Mereka sering berpersepsi bahwa komunikasi sebagai sesuatu yang sering dilakukan manusia sehari-hari, dan itu naluri alamiah sehingga tidak perlu mempelajarinya lagi. Sebenarnya, dalam suatu pergaulan (hubungan) diperlukan suatu ketrampilan dalam berkomunikasi, perlu taktik dan strategi dalam penyampaian pesan sehingga sipenerima pesan dapat memahami tujuan kita apalagi dapat pulakita pengaruhi.

  Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau pondok pesantren. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu pondok pesantren dapat berjalan lancar dan berhasil. Dengan tidak adanya komunikasi dapat mengakibatkan pembelajaran di pondok pesantren tersebut tidak berjalan lancar.

  Komunikasi dapat dibagi secara umum menjadi lima konteks atau tingkatan sebagai berikut :

  1. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem saraf dan inera.

  2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi perorangan yang bersifat pribadi baik yang secara langsung maupun (tanpa medium) maupun tidak langsung (dengan medium) seperti percakapan tatap muka atau melalui telepon.

  3. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasan pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi.

4. Komunikasi organisasi menunjukkan pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks jaringan organisasi.

  5. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang besar. (Nurudin, 2007:13) Dilihat dari hakikat dan definisi komunikasi menurut para ahli diatas, komunikasi mempunyai peran penting untuk dapat membangun suatu hubungan atau pertukaran informasi kepada orang lain. Komunikai merupakan sarana dalam penyampaian atau pertukaran ide (informasi) dari komunikan kepada komunikator yang terjadi secara simbolik, sehingga dari komunikasi yang dilakukan diharapkan akan merubah tingkah laku seseorang, karena komunikasi berusaha untuk membujuk, mengajak bahkan mempengaruhi perilaku, persepsi serta sikap dari orang lain. (Uchjana, 1984:11)

  Menurut perspektif interaksionisme simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah ‘interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol’. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi social. interaksionisme simbolik berpandangan bahwa perilaku manusia pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia dan sekelilingnya. (Ali, 2017:28)

  Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi dalam melakukan hubungan dengan seseorang atau organisasi tidak datang dengan sendirinya. Dalam hal ini, sebuah organisasi harus aktif dalam menyampaikan pesan dengan makna yang dapat di interprestasikan oleh khalayak sehingga akan terjadi suatu perubahan, baik itu yang positif maupun negatif. Pada dasarnya komunikasi merupakan proses aktivitas manusia dalam hal menyampaikan atau pertukaran ide (informasi) dari komunikasi yang dilakukan diharapkan akan merubah tingkah laku seseorang sesuai dengan yang diharapkan.

B. Komunikasi Interpersonal

  Komuniksi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “ The Interpersonal Communication Book”. (Devito, 1989:4) sebagai “ Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”. (the process of sending and receiving messages between two persons,

  

or among a small group of persons, with some effect and some immediate

feedback ).

  Berdasarkan devinisi Devito itu, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.

  Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog meenunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seorang berbicara, yang lain mendengarka, jadi tidak terdapat interaksi. Hanya komunikator saja yang aktif, sedang komunikan bersikap pasif. Situasi komunikasi seperti ini terjadi misalnya ketika seorang ayah member nasehat kepada anaknya yang nakal, seorang istri cerewet yang tengah memarahi suami sabar yang memang melakukan kesalahan, seorang istruktur yang memberikan petunjuk tentang cara mengoperasikan sebuah mesin, dan lain sebagainya. (Uchjana, 1993: 60)

  Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Disitu terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial ekonomi. Melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.

  Walaupun demikian derajat keakraban dalam komunikasi interpersonal dialogis pada situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi secara horizontal selalumenimbulkan derajad keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal. Komunikasi horizontal adalah komunikasi antara orang-orang yang memiliki kesamaan dalam apa yang disebut Wilbur Schramm Frame of

  

reference (kerangka referensi) yang kadang-kadang dinamakan juga field of

experience (bidang pengalaman). Para pelaku komunikasi yang mempunyai

  kesamaan dalam frame of reference atau field of experienceitu adalah mereka yang sama atau haampir sama dalam tingkat pendidikan. Jenis profesi atau pekerjaan, agama, bangsa atau bangsa, hobi, ideologi, dan lain sebagainya.

  Dua orang yang sama-sama mahasiswa atau sama-sama petani atau sama- sama anggota ABRI, apabila terlibat dalam suatu percakapan akan asyik dan akrab disebabkan frame of referencenya sama.

  Pada suatu saat ketika anda akan mengkomunikasikan gagasan, informasi, nasihat, instruksi, atau apa saja kepada orang lain, apakah orang itu istri, anak, kawan, rekan, anak buah, atau pengikut anda, maka anda akan dihadapkan pada pemilihan di antara sejumlah bentuk komunikasi: komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, atau bentuk komunikai lain. Sebabnya ialah karena setiap bentuk komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian, dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya. Lalu, timbul pertanyaan kini, kelebihan apa, kekuatan apa dan keuntungan apa dari komunikasi interpersonalyang kita bahas sekarang ini, manakala anda ternyata menetapkan bentuk komunikasi interpersonal. Untuk itu seyogyanya memahami beberapa faktor seputar komunikasi interpersonal itu.

  (Uchjana, 1993: 60-61) 1.

  Keampuhan komunikasi interpersonal Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.

  Alasannya adalah sebagai berikut : (Uchjana, 1993:61) Komunikasi berlangsung secara tatap muka, komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena anda dengan komunikan anda itu saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (personal contact); pribadi anda menyentuh pribadi komunikan anda.

  Ketika anda menyampaikan pesan anda, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback); anda mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang anda lontarkan, ekspresi wajah anda, dan gaya bicara anda. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan anda itu menyenangkan anda, anda sudah tentu akan mempertahankan gaya komunikai anda, sebaliknya jika tanggapan komunikan anda negatif, anda harus mengubah gaya komukasi anda sampai komunikasi anda berhasil.

  Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah, maka bentuk komunikasi interpersonal acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasi (persuasive

  

communication ) yakni suatu tekhnik komunikasi secara psikologis manusiawi

  yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan, tetapi komunikasi persuasif interpersonal seperti itu hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau anak buahnya dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga apabila ia behasil diubah sikapnya atau ideologinya, maka seluruh jajaran mengikutinya.

2. Jenis-jenis komunikasi interpersonal

  Secara teoritis komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya. (Uchjana, 1993: 62) a.

  Komunikasi diadik (dyadic communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi interpersonal yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan itu.

  Situasi komunikasi seperti itu akan Nampak dalam komunikasi triadic atau komunikasi kelompok, baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau seminar.

  b.

  Komunikasi triadik (triadic communication)

  Komunikasi triadik adalah komunikasi interpersonal yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalanya A yang menjadi komunikator, maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi, beralih kepada komunikan C, juga secara berdialogis.

Dokumen yang terkait

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM HARMONISASI SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL A’MAL METRO

0 0 31

24 CAMPUR KODE DALAM KOMUNIKASI SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH SUKOHARJO

1 1 15

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN AGRO NUR EL FALAH SKRIPSI

0 0 140

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 121

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

PERAN USTADZ DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Di ajukan Guna Memperoleh Gelar

0 6 129

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132