KONTRIBUSI PENGASUH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL IHSAN TANJUNGSARI NGESREP NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN 2014
KONTRIBUSI PENGASUH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL- QUR’AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL IHSAN TANJUNGSARI NGESREP NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN 2014
SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh : Hidayatul Muniroh NIM. G000110039
NIRM: 11/X/02.2.1/0912 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MOTTO
“Sesungguhnya, orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang terangan, mereka
itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS. Fāṭir: 29).1
1 Departemen Agama RI. Al- Qur‟an dan Terjemah (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2006), hlm. 437.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, rasa syukur yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah memberikan nikmat-Nya kepada penulis sehingga karya ini dapat penulis selesaikan. Salawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang menjadi tokoh dan motivator bagi umat Islam. Tak lupa kepada insan-insan yang senantiasa memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis persembahkan karya ini kepada: 1.
Suamiku tercinta Nur Rohim, yang selalu menyayangiku dan memberikan semangat.
2. Kedua orang tuaku, Bapak Mansyur Suwandi dan Ibu Siti Munawaroh, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik, serta mendo‟akan putrinya dalam setiap langkah yang ditempuh.
3. Kakak dan adikku, Ahmad Rifa‟i dan Tria Mir‟atul Mukaromah yang selalu membantu dan memberikan warna dalam hidupku.
4. Keluarga besar suami yang ada di Demak, yang selalu mendo‟akan disetiap langkahku.
5. Sahabat-sahabatku terdekat, mbak Dian, Whini, Yanti dan Mas Didik Ariyanto yang memberikan semangat dan motivasinya.
6. Teman-teman seperjuangan di Tarbiyah angkatan 2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah sama-sama menimba ilmu, semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi kehidupan.
7. Almamaterku tercinta.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
1. Konsonan Tunggal
Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب ba‟ B Be
ث ta‟ T Te
ث sa‟ ṡ Es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
ح ḥa‟ ḥ Ha (dengan titik di bawah)
Huruf Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
د Dal D De
ذ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)
ز ra‟ R Er
ش Zai Z Zet
ض Sin S Es
غ Syin Sy Es dan Ye
ا Alif
خ kha‟ Kh Ka dan Ha
Es (dengan titik di bawah) ص ṣād ṣ
De (dengan titik di bawah) ض ḍaḍ ḍ
Te (dengan titik di bawah) ط ṭa‟ ṭ
Zet (dengan titik di bawah) ظ ẓa‟ ẓ
Koma terbalik ke atas ع „ain „
Gain G Ge غ
F Ef ف fa‟
Q Qi ق Qāf
K Ka ك Kāf
Lam L El ه
Mim M Em ً
Nun N En ُ
H Ha ٓ ha‟
Hamzah ' Apostrof ء
Y Ye ي ya‟ 2.
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap Ditulis
ةّدع „iddah 3.
Ta‟ marbūtah a.
Bila dimatikan ditulis h
تبٕ Ditulis Hibah
تٌصج Ditulis Jizyah
(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.
ءاٍىَٗا تٍاسم Ditulis karāmah al-auliyā‟ b.
Bila ta‟ marbūtah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis “t” سطفىا ةامش
Ditulis zakātul fiṭri
4. Vokal Pendek
Kasrah Ditulis
I
ِ
Fathah Ditulis A
ِ
Dammah Ditulis U 5. Vokal Panjang fatḥah + alif → contoh: تٍيٕاج
Ditulis ā → jāhiliyah fatḥah + alif layyinah → contoh: ىععٌ
Ditulis ā → yas„ā kasrah + ya‟ mati → ٌٌسم
Ditulis ī → karīm
ḍammah + wāwu mati → ضٗسف Ditulis
ū → furūḍ
ِ
6. Vokal Rangkap Ditulis ai fatḥah + ya‟ mati → contoh: ٌنٍْب → bainakum Ditulis Au fatḥah + wāwu mati → contoh: ه٘ق → qaulun
7. Huruf Sandang “ها ” Kata sandang “ها ” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-“, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf syamsiyyah; contoh :
Ditulis al-qalamu ٌيقىا
Ditulis al-syamsu طَشىا 8.
Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital;
Ditulis ه٘ظز لاا دَحٍ اٍ ٗ Wa mā Muḥammadun illā rasūl
ABSTRAK
Kontribusi Pengasuh dalam Meningkatkan Hafalan Al- Qur‟an Bagi Santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan Tanjungsari Ngesrep Ngemplak Boyolali Tahun 2014.
Oleh: Hidayatul Muniroh Menghafal al-
Qur‟an merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menyelesaikan hafalan 30 juz dibutuhkan waktu yang lama, ketekunan dan kesungguhan sangat diperlukan sekali, usaha keras, dan banyak problem yang dihadapi. Jika motivasi dan minat yang dimiliki santri lemah, maka problem tersebut akan menjadi faktor kegagalan dalam menghafal al-
Qur‟an. Karenanya dibutuhkan sekali pengasuh yang bisa membantu untuk selalu memberi motivasi dan mengontrolnya secara terus menerus agar santri selalu menjaga hafalannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan kontribusi apa yang diberikan pengasuh untuk meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan. Adapun manfaat penelitian ini sebagai sumbangan wawasan dan khasanah keilmuan mengenai kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri, sebagai referensi bagi penelitian sejenis, dan memberi masukan dan bahan pertimbangan bagi Pondok Pesantren Al-Ihsan dalam meningkatkan hafalan al- Qur‟an santri.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dan aktivitas sosial. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknis analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, serta menggunakan metode induktif.
Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al- Qur‟an santri di Pondok
Pesantren Al-Ihsan tidak hanya memberi motivasi, mentashih hafalan, memberikan tips cara cepat menghafal, memberikan tips menjaga hafalan, memberikan tips memahami isi al-
Qur‟an, serta model pengasuhan setor hafalan baru (talaqq
ī), model menghafal Al-Qosimi dan Murāja„ah. Tetapi peneliti
menemukan kontribusi lain yang diberikan oleh pengasuh yang belum ada pada teori yaitu kontribusi berupa konseling bagi santri yang kesulitan menghafal. Kontribusi dalam bentuk konseling tersebut sangatlah diperlukan untuk memberikan arahan dan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi santri.
Kata Kunci: Kontribusi Pengasuh, Hafalan Al- Qur’an, Santri
KATA PENGANTAR
ْاَٗ ُِاٌََِْلإا ِتََْعِِْب اٍََْْيَع ٌََعَّْأ يِرَّىا ِ ِلِلُدََْحْىَا َُٓدْحَٗ ُاللهَّلاِإ ََٔىإَلا َُْأ ُدَْٖشَأ ًَِلاْظِلإ
ىَيَع ٌِّْيَظَٗ ِّوَص ٌَُّٖيىَا ،َُٓدْعَب ًَِّبَّ َلا ُُٔىُْ٘ظَزَٗ ُُٓدْبَع اًدَََّحٍُ ََُّأ ُدَْٖشَأَٗ ،َُٔى َلٌِْسَش َلا
،ًِاََّلأْا ِسٍَْخ َأ . ٍَِِْعََْجَأ ِِٔباَحْصَأَٗ ِِٔىآَٗ ٍدَََّحٍُ اٍَِِّْبَُّدْعَب اٍَّ
Segala Puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengeluarkan manusia dari golongan jahililyah menuju cahaya Islam seperti yang dirasakan saat ini.
Atas petunjuk Allah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul: KONTRIBUSI PENGASUH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-
QUR‟AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-IHSAN TANJUNGSARI NGESREP NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN 2014.
Penulis dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. M. A. Fattah Santoso, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Drs. Zainal Abidin. MPd., selaku Ketua Program Studi Agama
Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta 3. Bapak Drs. Ma‟arif Jamuin. M.Si, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberi bimbingan dengan penuh kesabaran serta senantiasa memberi pengarahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Dr.Syamsul Hidayat, M.Ag selaku pembimbing II, yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Hlm.8 c. Fungsi Kontribusi Pengasuh ........................................
Tempat dan Subjek Penelitian ................................................. 17 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 18 1.
17 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................. 17 B.
Model Al-Qosimi ......................................................... 14 c. Model Murāja„ah ......................................................... 15 BAB III : METODE PENELITIAN ...........................................................
Model Talaqqī .............................................................. 11 b.
Memahami Isi Al-Qur‟an ............................................ 11 3. Model Pengasuhan .............................................................. 11 a.
9 b. Cara Cepat Menghafal Al-Qur‟an ............................... 10 c. Menjaga Hafalan Al-Qur‟an ........................................ 10 d.
9 a. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an ................................
8 2. Menghafal Al-Qur‟an .........................................................
6 b. Bentuk Kontribusi ........................................................
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi HALAMAN TRANSLITERASI ..................................................................... vii HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. xi KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................
6 a. Pengertian Kontribusi ...................................................
6 1. Teori Kontribusi ..................................................................
4 B. Tinjauan Teoritik ....................................................................
4 A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
2 BAB II : LANDASAN TEORI ..................................................................
2 D. Manfaat Penelitian ...................................................................
2 C. Tujuan Penelitian .....................................................................
1 B. Rumusan Masalah ....................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
Metode Observasi ............................................................... 18
3. Metode Dokumentasi .......................................................... 19 D. Metode Analisis Data .............................................................. 19 BAB IV : DESKRIPSI DATA ....................................................................
20 A. Setting Tempat Kejadian ......................................................... 20 B.
Bentuk Kontribusi Pengasuh kepada Penghafal ...................... 21 1.
Tindakan Langsung ............................................................ 21 2. Tindakan Tidak Langsung .................................................. 23 C. Model Bimbingan Hafalan ...................................................... 23 1.
Setor Hafalan Baru (Talaqqī) ............................................. 23 2. Murāja„ah Hafalan Lama ................................................... 24 3. Murāja„ah Hafalan Baru ..................................................... 25 4. Proses Menghafal Al-Qur‟an .............................................. 26 D. Fungsi Pengasuh kepada Penghafal ......................................... 27 1.
Kegiatan dalam Menghafal Al-Qur‟an ............................... 27 2. Kegiatan di luar Menghafal Al-Qur‟an ............................... 28 BAB V : ANALISIS DATA ......................................................................
29 A. Kontribusi Pengasuh dalam Meningkatkan Hafalan ............... 29 1.
Bentuk Kontribusi Pengasuh ............................................ 29 a.
Tindakan Terlibat Langsung ........................................ 29 b.
Tindakan Tidak langsung ............................................ 30 2. Fungsi Pengasuh kepada Penghafal ................................. 31 a.
Kegiatan dalam Menghafal Al-Qur‟an ........................ 31 b.
Kegiatan di luar Menghafal Al-Qur‟an ........................ 31 B. Model Pengasuhan dalam Menghafal Al-Qur‟an .................... 32 1.
Setor Hafalan Baru (Talaqqī) ........................................... 32 2. Murāja„ah Hafalan Lama ................................................. 33 3. Murāja„ah Hafalan Baru .................................................. 33 4. Proses Menghafal Al-Qur‟an ............................................ 34 BAB VI : PENUTUP ..................................................................................
36 A. Kesimpulan .............................................................................. 36 B. Saran ...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Menjadi Pembimbing I Lampiran 2 Permohonan Menjadi Pembimbing II Lampiran 3 Permohonan Ijin Riset Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Lampiran 5 Berita Acara Konsultasi Pembimbing I Lampiran 6 Berita Acara Konsultasi Pembimbing II Lampiran 7 Pedoman Wawancara Lampiran 8 Gambar Hasil Riset Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Dokumentasi Alamat Pondok Pesantren Al Ihsan Gambar 2 Suasana Kegiatan Setor Hafalan Baru Gambar 3 Suasana Kegiatan Shalat Berjamaah di Mushola Gambar 4 Suasana Kegiatan Mur
āja„ah
Gambar 5 Suasana Kegiatan D
īniyyah
Gambar 6 Bangunan Pondok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat yang ditulis pada mus ḥaf , yang turun
2
secara mutawatir dan yang membacanya merupakan ibadah. Menghafal al- Qur‟an merupakan pekerjaan yang cenderung sulit dari pada membaca dan memahaminya. Proses menghafal al-
Qur‟an membutuhkan waktu yang lama, ketekunan dan kesungguhan sangat dibutuhkan sekali, usaha keras, ingatan yang kuat serta minat dan motivasi. Sehingga kebanyakan santri berhenti di tengah jalan sebelum menyelesaikan hafalan 30 juz.
Pondok Pesantren Al-Ihsan adalah pondok pesantren yang hampir semua santrinya menghafal al- Qur‟an. ustāż-ustāżah sebagai pengasuh memiliki pengaruh besar bagi santrinya dalam mengajar ngaji dan menerima setor hafalan santri serta memberikan pengarahan dalam menyelesaikan hafalan. Sehingga terjalin hubungan yang dekat antara pengasuh dengan para santri.
Dalam menghafal al- Qur‟an santri memiliki kendala yaitu lemahnya tekat, motivasi, serta malas dalam melakukan mur
āja„ah yaitu 2 mengulang kembali ayat-ayat yang telah dihafal sehingga beban menjaga Sa‟ad Abdul Wahid, Studi Ulang Ilmu Al-Qur’an & Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), hlm. 12. hafalan terasa berat karena terlalu banyak yang telah lupa hingga akhirnya berhenti menjadi pilihan bagi mereka yang merasa tidak mampu lagi.
Berdasarkan paparan di atas pengasuh memiliki peran penting untuk memberikan sesuatu yang mampu meningkatkan prestasi menghafal al-
Qur‟an santri Al-Ihsan. Dengan demikian penulis tertarik mengambil judul Kontribusi Pengasuh Dalam Meningkatkan Hafalan Al-
Qur’an Santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan Tanjungsari, Ngesrep, Ngemplak Boyolali Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis utarakan diatas, permasa lahan yang dapat dirumuskan adalah “Apa kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri di Pondok Pesantren Al- Ihsan?” C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan”.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan mengenai kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian sejenis.
2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, sumbangan, pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan bagi Pondok Pesantren Al-
Ihsan dalam meningkatkan hafalan al- Qur‟an santri.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Untuk menunjukkan orisinalitas penulis diperlukan hasil penelitian yang berkaitan dengan judul dan masalah yang akan penulis teliti. Beberapa penelitian yang terkait dengan masalah yang penulis angkat
antara lain: 1.
Layli Fauziyah (UIN Yogyakarta 2010) dalam skripsinya yang berjudul “Motivasi sebagai Upaya Mengatasi Problematika Santri
Menghafal Al- Qur‟an di Madrasah Tahfizhul Qur‟an Pondok
Pesantren Al-Munawwir Komplek Q Krapyak Yogyakarta ”. Dari hasil penelitian tersebut motivasi mempunyai peran penting dalam upaya menjadikan santri Madrasah tahfizhul Qur‟an pondok pesantren Al- Munawwir komplek Q Krapyak Yogyakarta serius menghafal al- Qur‟an. Kebanyakan problematika santri muncul secara internal maupun eksternal dan motivasi hal ini mampu menyeimbangkan kondisi tertentu sehingga pada akhirnya santri bisa menghafal al- Qur‟an lebih baik lagi.
2. Maidatul Faizah (STAIN Sala Tiga 2012) dalam skripsinya yang berjudul “Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren
Daaru l Qur‟an (Santri Usia Sekolah Menengah Pertama) Colomadu Karanganyar Tahun 2012
”. Dari hasil penelitian tersebut metode metode waddah(menghafal per ayat), metode
sima‟i (menyimak
bacaan al- Qur‟an), metode menghafal per hari satu muka/halaman, dan metode pengulangan umum. Metode-metode tersebut dapat digunakan untuk menambah hafalan siswa.
3. Umu Hani (UIN Yogyakarta 2014) dalam skripsinya yang berjudul
“Peran Pengasuh dalam Meningkatkan Prestasi Menghafal Al-Qur‟an Santri Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kota Gede Yogyakarta ”. Dari hasil penelitian tersebut yaitu hasil yang telah dicapai dari peran dan pengasuh bahwa santri mengalami peningkatan minat dan motivasi untuk lebih memperbaiki hafalannya dan menambah hafalannya. Dengan adanya semaan dan bimbingan secara continue dilakukan oleh pengasuh, hasil hafalan santri berdasarkan dari nilai semaan rutin menunjukkan bahwa santri menunjukkan peningkatan dalam hal kelancaran dalam mengulang kembali hafalannya yang telah lalu.
Dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Namun demikian, dari segi lokasi dan kasus penelitian terdapat perbedaan, dimana yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur‟an santri Pondok Pesantren Al Ihsan di Tanjungsari Ngesrep Ngemplak Boyolali tahun 2014. Dengan demikian maka penelitian ini sudah memenuhi kriteria kebaruan.
B. Tinjauan Teoritik 1. Teori Kontribusi a.
Pengertian Kontribusi Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute,
contribution , maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan,
3
melibatkan diri maupun sumbangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa kontribusi adalah uang iuran
4
dan sumbangan. Dalam kamus sekolah kontribusi adalah ikut
5 serta memberikan atau menyediakan sesuatu.
Kontribusi adalah segala hal yang menambah nilai atau
6
manfaat yang berwujud atau tidak berwujud. Kontribusi merupakan kata keterlibatan diri yang mendalam yaitu melibatkan diri dengan kompetensi yang dimiliki untuk digunakan dengan baik dalam gejala sosial tersebut selain dari itu bahwa motivasi intrinsik lebih berperan dalam hal ini, orang tersebut melibatkan diri karena paham dan mengerti bahwa energinya dibutuhkan dan digunakan
3 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT Gramedia), hlm. 144-145 4 Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), hlm. 730. 5 6 Alexandra, Chambers Kamus Sekolah (Jakarta: P.T. Indeks, 2013), hlm. 154.
, Kamus Pemasaran (Jakarta: P.T. Indeks, 2013), hlm. 153. oleh orang lain dan berkontribusi semata-mata karena keikhlasan
7 dalam kemajuan tujuan organisasi atau kehidupan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan seseorang baik dalam bentuk tindakan maupun pemikiran untuk memajukan serta mewujudkan tujuan bersama.
Sedangkan pengasuh dalam kamus besar bahasa Indonesia
8
dijelaskan yaitu orang yang mengasuh, wali (orang tua). Pengasuh yang dimaksud adalah Kyai (pemimpin pondok), ust
āż-ustāżah
yang berperan sebagai pembimbing dan pemberi motivasi serta menjadi muwajjih (penerima setor hafalan) bagi santri yang menghafal al- Qur‟an.
Jadi, kontribusi pengasuh adalah keterlibatan Kiai dan
ustāż-ustāżah baik dalam bentuk tindakan maupun pemikiran
untuk memajukan maupun mewujudkan tujuan bersama dalam meningkatkan hafalan al- Qur‟an. Seseorang dikatakan berkontribusi manakala ia ikutserta, melibatkan diri maupun sumbangan dalam proses bimbingan, baik berupa pemikiran atau tindakan.
7 di akses pada tanggal 2 Maret 2015 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat , hlm. 96 b.
Bentuk Kontribusi pengasuh Dari pengertian di atas, maka bentuk kontribusi pengasuh dapat berupa:
1) Tindakan langsung, yaitu pengasuh langsung melibatkan diri atau ikut serta dalam proses menghafal al-
Qur‟an santri. Seperti menerima setor hafalan dan mentashih hafalan.
2) Tindakan tidak langsung, yaitu pengasuh memberi sumbangan dalam bentuk pemikiran untuk meningkatkan hafalan santri, tetapi tidak melibatkan diri secara langsung dalam proses menghafal al-
Qur‟an. Seperti cara cepat menghafal al-Qur‟an, mempertahankan/menjaga hafalan, dan memahami isi al- Qur‟an.
9 c.
Fungsi Kontribusi Pengasuh Dalam hal menghafal al-
Qur‟an, pengasuh sangatlah diperlukan untuk membantu melancarkan usaha bagi seseorang yang menghafal al-
Qur‟an. Seperti mengayomi, menunjukkan cara, memotivasi, serta mentashih hafalan.
Apabila pengasuh dapat membantu memudahkan urusan mereka, maka pengasuh tersebut sudah berkontribusi dalam
9 Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk Bisa Menghafal Al-
Qur‟an (Yogyakarta: ProYou, 2013), hlm. 153-166. meningkatkan hafalan al- Qur‟an bagi orang-orang yang berusaha
10 untuk menghafalnya.
2. Menghafal Al-Qur’an a.
Pengertian Menghafal Al-Qur‟an Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar
11 selalu ingat. Kata menghafal dapat disebut juga sebagai memori.
Dimana apabila mempelajarinya maka membawa seseorang pada psikologi kognitif, terutama bagi manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu
12 perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.
Jadi yang di maksud menghafal al- Qur‟an yaitu usaha meresapkan ayat-ayat al-
Qur‟an ke dalam pikiran agar selalu ingat.
Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-
Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil
13 pelajaran?. (QS. Al-Qamar:17).
10 Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, Revolusi Menghafal Al- Qur‟an (Surakarta: Insan Kamil, 2013), hlm. 8-10. 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat , hlm. 473. 12 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi Cet. 22 (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 63. 13 Departemen Agama RI. Al- Qur‟an dan Terjemah, hlm. 539.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa Allah telah memudahkan lafa ż al-Qur‟an untuk dibaca dan dihafalkan serta mudah untuk dipahami maknanya. Juga mudah untuk dihayati bagi siapa saja yang ingin mengambil pelajaran darinya.
b.
Cara Cepat Menghafal Al-Qur‟an 1)
Membuat perencanaan yang jelas 2)
Bawalah musḥaf al-Qur‟an kecil dalam saku 3)
Mulailah dari juz-juz al-Qur‟an yang mudah dihafal 4)
Jangan berpindah hafalan sebelum benar-benar hafal
14
5) Membagi surat-surat yang panjang.
6) Memperhatikan ayat-ayat mutasyabihat (ayat-ayat yang
15 serupa).
c.
Menjaga Hafalan Al-Qur‟an Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga hafalan, yaitu:
1) Murāja„ah (mengulang bacaan ayat atau surat yang telah kita hafal)
2) Bertakwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
3) Membaca hafalan dalam salat
4) Memperdengarkan hafalan pada orang lain
16
5) 14 Membawa al-Qur‟an ukuran saku.
Raghib As-Sirjani dkk, Cara Cerdas Hafal Al- Qur‟an (Solo: Aqwa, 2007), hlm. 86- 105. 15 Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al- Qur‟an, hlm. 149-151. d.
Memahami Isi Al-Qur‟an Di dalam ayat-ayat dan surat-surat al-
Qur‟an terdapat pokok- pokok ajarannya, seperti: 1)
Masalah Akidah 2)
Masalah Ibadah 3)
Masalah Wa„du dan Wa„id 4)
Masalah Akhlak 5)
Masalah Hukum 6)
Masalah Kisah
17 3.
7) Masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
1) Pengertian Talaqqī
Atrinya
: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur'an dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui”. (QS. An-Naml: 6).
18 Menurut Imam At-Thabari kata talaqq ī pada ayat di
atas mengisyaratkan salah satu metode menghafal al- Qur‟an,
16 Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk Bisa Menghafal Al- Qur‟an, hlm. 153-166. 17 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 100-111. 18 Departemen Agama RI. Al- Qur‟an dan Terjemah, hlm. 377.
Model Pengasuhan a. Model Talaqqī
yaitu talaqq
ī (menurut penafsiran sebagian ulama) atau talqīn (menurut pendapat yang lain).
Talaqq ī yaitu presentasi hafalan murid kepada gurunya.
Sedangkan talq
īn yaitu cara pengajaran hafalan yang dilakukan
oleh seorang guru dengan membaca suatu ayat, lalu ditirukan
19 oleh sang murid secara berulang-ulang hingga hafal.
Talaqq ī berasal dari kata laqiya yang berarti berjumpa.
Yang dimaksud berjumpa disini adalah bertemunya antara murid dan gurunya. Jadi talaqq
ī adalah menyetorkan atau
memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang
20 guru atau instruktur.
2) Tujuan Talaqqī
Model talaqq
ī ini digunakan dalam proses menghafal
al- Qur‟an yaitu untuk mengetahui hasil hafalan seorang calon
ḥafiż dan memudahkan pengajar mengawasi murid karena
21 membimbing mereka secara langsung.
3) Sistem Pengajaran Model Talaqqī
a) Seorang guru membaca atau menyampaikan ilmunya di depan murid-muridnya. Sedangkan para murid menyimak sambil memperhatikan al- 19 Qur‟an.
Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk Bisa Menghafal Al- 20 Qur‟an, hlm. 83-88.
Ahmad Zainal Abidin, Kilat dan Mudah Hafal Juz „Amma, (Yogyakarta: Sabil, 2015), hlm. 37. 21 Ibid . hlm. 37. b) Murid menghafal di depan guru, kemudian guru tersebut
22 membenarkan jika ada kesalahan dalam hafalan.
4) Prinsip Bertalaqqī
Prinsip dari model talaqq
ī ini adalah menghafal al- Qur‟an dengan cara bimbingan langsung oleh seorang guru.
Tetapi, sebelum bertemu dan menyetorkan hafalan, tentu saja kita harus sudah mempersiapkan diri, terutama terkait dengan
23 seberapa banyak dan seberapa bagus hafalan kita.
5) Cara Bertalaqqī
Untuk memudahkan pengasuh dalam mengidentifikasi calon
ḥafiż dalam bertalaqqī, dapat menggunakan kartu
bimbingan. kartu tersebut diajukan kepada pengasuh saat murid akan menyetorkan hafalannya, apabila murid tidak mampu menghafal dengan lancar sesuai ayat atau surat yang telah ditentukan, maka pembimbing sebaiknya tidak memberi tanda paraf. Tetapi apabila murid lancar menghafal, maka pembimbing bisa memberikan tanda paraf dalam kartu tersebut. Cara tersebut digunakan untuk memberi kebebasan pada murid dalam menghafal dari ayat satu sampai ayat yang lainnya sesuai dengan komitmen dan target yang telah 22 ditentukan. 23 Ibid . hlm. 38.
Ibid . hlm. 40.
b. Model Al-Qosimi
1) Pengertian Al-Qosimi
Al-Qosimi adalah metode menghafal al- Qur‟an yang dalam pelaksanaannya membaca minimal 40 kali sebelum proses menghafal. 40 kali sebelum menghafal tanpa kita sadari sebenarnya sudah termasuk dalam proses menghafal. Setelah 40 kali kita menghafalnya, kemudian mengulanginya sampai ajal menjemput kita. Menghafal dengan menggunakan metode
24 ini biasanya digunakan untuk jangka panjang.
2) Tujuan Model Al-Qosimi
a) Untuk memudahkan cara kerja otak
b) Untuk mukadimah atau pemanasan sebelum menghafal
c) Untuk memudahkan hafal nomor halaman dan nomor ayat
25
d) Untuk menjadikan hafalan “High Quality”.
3) Langkah-langkah Model Al-Qosimi
Dalam model Al-Qosimi ada 3 fase untuk menghafal al- Qur‟an, fase pertama membaca 40 kali, fase kedua
26 menghafal, dan fase ketiga mengulangi.
4) Pelaksanaan Model Al-Qosimi
24 Abu Hurrri Al-Qosimi Al Hafizh, Anda Pasti Bisa Hafal Al- Qur‟an Metode Al-Qosimi.
(Solo: Al- 25 Hurri Media Qur‟anuna, 2014), hlm. 36. 26 Ibid, hlm. 56-57 Ibid, hlm. 36
Metode ini dalam pelaksanaannya mempunyai tiga tahapan atau putaran. Putaran pertama dibaca 20 kali, putaran kedua dibaca 10 kali, dan putaran ketiga dibaca 10 kali. Jika pada halaman yang akan di hafal ayatnya pendek-pendek (banyak), kelompokanlah setiap 5 ayat menjadi satu kelompok. Jika pada halaman yang akan dibaca ayat-ayatnya ada sekitar 10 ayat atau ayatnya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 bagian atau kelompok. Satu bagian disebut setengah halaman
27 atas, dan yang selanjutnya disebut setengah halaman bawah.
Tabel Cara Membaca 40 kali Tahapan I Tahapan II Tahapan III
Total Per 5 ayat/per Per 1
Per 1 ayat setengah halaman halaman Baca 20x Baca 10x Baca 10x 40x c.
Model Murāja‘ah
1) Pengertian Murāja„ah
Murāja„ah adalah metode menghafal al-Qur‟an yang
dalam pelaksaannya mengulang bacaan ayat atau surat yang kita hafal dengan baik. Membaca al- Qur‟an secara rutin dan berulang-ulang akan membuat hafalan tetap melekat
28 27 dipikiran. 28 Ibid , hlm. 37 Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk Bisa Menghafal Al-
2) Waktu Murāja„ah
Rasulullah saw menentukan waktu yang tepat untuk
murāja„ah al-Qur‟an, yaitu pada malam hari. Dan yang paling
afdhal adalah membaca al- Qur‟an ketika shalat malam dengan cara menghafal, atau membaca ayat yang dihafalkan saat siang hari. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah
lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai 29 urusan yang panjang (banyak). (QS. Al-Muzammil: 6-7).
Dr. Abdussalam Muqbil al-Majidi menyatakan hikmah dan keutamaan memilih waktu malam untuk
murāja„ah al-
Qur‟an, adalah karena:
a) Waktu malam itu lebih tepat untuk khusyuk
b) Waktu malam lebih menyatu antara hati, telinga, dan lisan
c) Aktivitas di waktu malam lebih baik daripada di waktu
30 siang.
29 Departemen Agama RI. Al- 30 Qur‟an dan Terjemah, hlm. 574.
Bahirul Amali Herry, Agar orang sibuk Bisa Menghafal Al- Qur‟an, hlm. 161-162
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jika ditinjau dari tempat penelitian maka penelitian ini termasuk
dalam penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilaksanakan pada kehidupan sebenarnya, metode penelitian lapangan ini pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang apa yang terjadi pada suatu saat ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya penelitian lapangan bertujuan untuk
31 memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif yaitu langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari
32 pada angka-angka.
B. Tempat dan Subjek Penelitian
Tempat penelitian ini terletak di pondok pesantren Al-Ihsan yang berada di Tanjungsari Ngesrep Ngemplak Boyolali, sedangkan subjek penelitian ini adalah pengasuh beserta jajarannya dan santri pondok 31 pesantren Al-Ihsan.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 28. 32 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 28.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan
33
maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Metode observasi dalam penelitian ini dipakai untuk mengamati dan mengambil data kontribusi apa yang diberikan pengasuh untuk meningkatkan hafalan al-
Qur’an santri.
2. Metode Wawancara Metode wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara jelas
34
dari informan. Metode wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada pengasuh beserta jajarannya dan santri pondok pesantren Al- Ihsan untuk memperoleh informasi dan data tentang bagaimana kontribusi pengasuh dalam meningkatkan hafalan al-
Qur’an santri.
33 34 Ibid. hlm. 105.
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 130.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
35
pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi digunakan penulis untuk mendapat data tentang letak geografis, jadwal kegiatan, nama-nama santri dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Teknis yang penulis gunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan. Pertama, mengumpulkan data. Kedua adalah melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, membuang data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan sehingga data terpilah-pilah. Ketiga, data yang sudah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi, kemudian keempat
36 penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan.
Penarikan kesimpulan dari hasil analisis data digunakan metode induktif. Induktif adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta atau pengalaman nyata (ucapan atau perilaku subjek penelitian atau situasi
37 lapangan penelitian) untuk merumuskan teori.
35 36 Ibid. hlm. 149. 37 Ibid. hlm. 218-220.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 335.
BAB IV DESKRIPSI DATA A. Setting Tempat Kejadian Pondok Pesantren Al-Ihsan terletak di Dusun Tanjungsari RT 04
38 RW 03, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Pondok Pesantren yang didirikan pada bulan juli tahun 2004 ini telah dipimpin oleh Us tāż Abu Bakar Al Hafidz (36 tahun) dan sebagai penerima setor hafalan baru yang dibantu oleh
Ustāż Abdullah Malik Arrazak (19 tahun). Ustāż Abdul Wafa ditugaskan sebagai sekertaris (25 tahun), sedangkan yang ditugaskan sebagai bendahara adalah
Ustāż Mustofa (22 tahun). Ustāż Wafa dan Ustāż Mustofa saat ini juga belajar di
Ma‟had Abu Bakar. Sedangkan Ustāż Sofwan dan Ustāż Nur sebagai pengasuh yang bertugas mengajarkan diniyyah. Pondok pesantren Al- Ihsan saat ini memiliki 20 santri putra yang berasal dari berbagai daerah
39 yang mulai dari usia 12 tahun sampai 23 tahun.