PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository

  PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama dalam Ilmu Tarbiyah

  Program Studi Pendidikan Agama Islam

  tt CE /V f

  Oleh : Ahmad Saefullah

  NIM. 114 04 065

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2006

DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JI. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721

  Drs. H. M. Zulfa, M. Ag. Salatiga, Agustus 2006 Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Ahmad Saefullah Kepada

  Yth : Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Ahmad Saefullah NIM : 114 04 065 Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP

  KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIGA

  TAHUN 2006 Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut diatas agar dapat dimunaqosahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  , — BE-M BIMBING Drs. H. M. Zulfa. M. Ac.

  NIP. 150 177 821

  

MOTTO

  1. Berusahalah anda seolah-olah anda akan hidup selamanya dan berusahalah anda seolah-olah anda besok pagi akan mati.

  2. Hidup hanya sekali, sekali hidup harus berarti.

  3. Allah tidak akan merubah keadaan kaum sehingga kaum merubah keadaan yang ada pada diri mereka.

  4. Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah. Dan jika seseorang mengejekmu maka janganlah engkau mengejeknya. Dia akan menjadi orang yang gelisah hatinya, sedangkan engkau akan mendapat pahala. Janganlah engkau mencela sesuatu.

  5. Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas perilaku buruknya lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak sabar atas perilaku buruk yang dilakukannya.

  

KATA PENGANTAR

Assalamiralaikum Wr. Wb.

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq hidayah dan inayah-Nya yang selalu diberikan kepada umat manusia menuju kebaikan. Serta sholawat dan salam penulis tujukan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul '‘PENGARUH SIKAP OPTIM ISM E TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006”

  Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik spiritual maupun material, skripsi ini tidak mungkin akan selesai sesuai yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan penulis menghaturkan terima kasih kepada :

  1 Bapak KH. Zumri RWS. selaku pengasuh PPTI Al Falah beserta keluarganya.

  2 Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik bersifat material maupun spiritual.

  3 Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

  4 Bapak Drs. H. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.

  5 Bapak dan Ibu Dosen yang banyak memberikan jasanya, mendidik penulis dalam menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  

vi

  6 Sahabat-sahabat sekalian yang telah memberikan suatu dorongan dan bantuan yang bersifat meterial dan spiritual sehingga dapat selesai dalam penulisan skripsi ini.

  7 Semua pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.

  Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diatas mendapatkan imbalan lebih baik dari Allah.

  Dengan sedikitnya kemampuan, penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun demikian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

  Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga. September 2006 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

viii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  24

  6. Dasar-dasar yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar

  

  

  21

  3. Pengertian belajar manurut beberapa aliran psikologi

  

  

   IX

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  x

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga Pendidikan dan sekaligus sebagai lembaga Sosial Kemasyarakatan, artinya keberadaan Pondok Pesantren dalam lingkungannya bersifat saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kemudian dalam hubungannya yang bersifat pendidikan yang merupakan tujuan didirikannya Pondok Pesantren tersebut, dipihak warga Pesantren (terutama Kyai dan Mubalighnya) berperan sebagai pemberi informasi (komunikator), baik yang bersifat agama (melalui Pesantren) maupun ilmu pengetahuan umum melalui lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di lingkungan Pesantren. Sedangkan warga masyarakat dalam hal ini berperan sebagai penerima informasi.

  Disamping itu juga Pondok Pesantren merupakan lembaga yang amat penting dalam pembinaan umat Islam. Lembaga ini berdiri sejak agama Islam tersebar di Indonesia, dan dewasa ini tetap bertahan dan berkembang luas di seluruh pelosok tanah air. Dari pondok Pesantren dan Madrasah inilah para santri dididik selama 24 jam dan setiap hari hidup bersama-sama seasrama atau sepondok. Mereka dididik dan berwatak bebas dan tidak tergantung pada orang lain. Dalam Pondok Pesantren para santri dididik disiplin, mereka dibiasakan taat dan patuh terhadap aturan yang ada.

  Betapa pentingnya sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari, sikap disiplin ini merupakan salah satu dasar untuk mencapai kesuksesan. Akan

  

1

  2

  • *

    tetapi sulitnya untuk membiasakan sikap disiplin ini pada anak didik bila tidak melatihnya sejak awal sebelum padanya tertanam sifat-sifat buruk. Oleh karena itu sukar bagi anak untuk melepas kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam jiwanya.

  Pendidikan agama Islam bukan hanya sekedar memberi pengetahuan tentang beragama, akan tetapi justru yang lebih utama adalah membiasakan anak untuk taat dan patuh menjalankan ibadah dan berbuat serta bertingkah laku dalam kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan dalam agama.

  Sikap disiplin harus ditanamkan kepada anak didik mulai kecil. Anak harus didik mengenal hak-hak orang lain didalam lingkungan sosial. Anak didik harus dilatih menguasai diri. Hal semacam itu termasuk pembentukan kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantunya di dalam pergaulan nanti dengan orang lain.'

  Oleh karena itu sikap disiplin ini harus dimiliki oleh setiap anak dalam aktivitas hidupnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

  Sikap optimisme dalam kaitannya dengan kedisiplinan merupakan komponen yang sangat penting, karena sikap optimisme akan memberikan motif bagi setiap anak untuk mengembangkan sikap selalu mempunyai harapan yang baik dalam segala hal. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

1 Sutari Imam Bcmadib. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Fak. Ilmu Pendidikan.

  Yogyakarta. 1982. him. 64

  3

  Artinya : “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu umat, sehingga mereka sendiri mengubahnya.” (QS. Ar-Ra'du : 11) Firman Allah ini menjelaskan bahwa setiap manusia diharuskan untuk mempunyai sikap optimisme dan sikap kedisiplinan agar dapat menjalankan kehidupan dengan baik. Dari fenomena tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep dimuka dengan melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga, dengan menggunakan judul : "PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIGA TAHUN 2006".

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok-pokok masalah penelitian, yaitu :

  1 Bagaimana sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

  2 Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

  3 Apakah ada pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga? C. Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.

  3

  Artinya : "sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu umat, sehingga mereka sendiri mengubahnya.” (QS. Ar-Ra’du : 11) Firman Allah ini menjelaskan bahwa setiap manusia diharuskan untuk mempunyai sikap optimisme dan sikap kedisiplinan agar dapat menjalankan kehidupan dengan baik. Dari fenomena tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep dimuka dengan melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga, dengan menggunakan judul : 'PENGARUH SIKAP

  OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK

  a PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIG TAHUN 2006”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok-pokok masalah penelitian, yaitu :

  1 Bagaimana sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

  2 Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

  3 Apakah ada pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga? C. Tujuan Penelitian

  L Mengetahui sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.

  4

  2. Mengetahui tingkat kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.

  3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh antara sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik, yaitu :

  1. Secara praktis, bagi pesantren khususnya Pesantren Al Falah dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri.

  2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pesantren khususnya Pesantren Al Falah yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  E. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara, terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.2

  Berdasarkan asumsi ini serta pengamatan empiris, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah : “Ada pengaruh yang signifikan antara sikap

  2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. 1998. him. 67

  5

  optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.**

F. Metode Penelitian

  Untuk memporoleh hasil penelitian yang bervaliditas tinggi, maka kesesuaian metode merupakan salah satu sistem penentu terhadap keberhasilan suatu penelitian, karena dengan cara itu penelitian akan diperoleh secara tepat.

  Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari proses penelitian ini, maka akan penulis kemukakan tentang :

  1. Populasi dan Sampel Adalah keseluruhan subyek penelitan. Adapun populasi dalam peneelitian ini adalah 100 santri, yang terdiri dari 60 santri putri dan 40 santri putra. Sedangkan sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti.

  4. Sesuai apa yang dikatakan Sutrisna Hadi, bahwa tidak ada suatu ketetapan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi, ketiadaan ketetapan yang mutlek itu dapat menimbulkan keraguan pada penyelidikan/

  5. Namun menurut Suharsimi Arikunto bahwa : “ Untuk sekedar ancer- ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.3 4 3 Prof. Dr. Sutrisna Hadi. M.A., Metodologi Research, Jilid I, Yasbit. Fak. Psikologi UGM.

  Yogyakarta. Get. XII, 1981. him. 73

4 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. op. cit., him. 120

  6

  Seningga besar sampel yang penulis ambil adalah 50% dengan menggunakan tekhnik random sampling, yaitu pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subyek - subyek di dalam populasi, sehingga semua subyek dianggap sama. Dalam hal ini penulis tentukan dari populasi sejumlah 100 santri sebanyak 50 responden ( 50 % dari 100 santri ) yaitu 30 santri putri dan 20 santri putra.

  2. Variabel Penelitian Ada dua variable yang menjadi fokus penelitian yaitu pengaruh sikap optimisme sebagai variable pertama dan kedisiplinan belajar santri di pesantren Al Falah Salatiga sebagai variable kedua.

  3. Definisi Operasional Untuk mendapatkan pengertian dan mudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun ini, maka penulis memandang perlu memberi penegasan dan maksud judul tersebut. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagaimana berikut in i:

  a. Sikap Sikap yang didalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi.5

  b. Optimisme Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dalam mengembangkan sikap selalu mempunyai harapan yang baik dalam segala hal.6

5 M. Nalin Porwanlo, Psikologi Pendidikan, Remadja Karya CV. Bandung, 1998, him. 4

  7

  c. Kedisiplinan Pengertian dasar disiplin adalah kontrol terhadap kelakuan baik oleh suatu kekuasaan luar, ataupun oleh individu sendiri.6

  7

  d. Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.8

  Indikator sikap optimisme, penulis ambil dari pendapat D.H. Gulo.9 1) Mempunyai harapan yang positif

  2) Bersikap gembira dalam menjalankan tugas 3) Mempunyai pandangan yang positif terhadap kehidupan 4) Tidak mudah putus asa 5) Mempunyai rasa percaya diri 6) Meniru keberhasilan orang lain 7) Kegagalan sebagai pemupuk motivasi yang akan datang 8) Meyakini bahwa setiap usaha manusia kadang berhasil dan kadang gagal 9) Berani berkompetisi dengan temannya

6 W.J.S. Poenvadarminto, op.cit., him. 732 James Draver (ditcijemahkan Nancy Simanjuntak), Kamus Psikologi. Bina Aksara. Jakarta.

  1986.h im .110

  

8 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta. FKIP UKS W,

Salatiga. 1970, him. 2

9 D.H. Gulo. Test Kepribadian, Ans Sungguh Bersaudara, Jakarta Indonesia, him. 29-30

  10) Bersemangat dalam mencapai cita-cita 11) Mempunyai keyakinan mampu menyelesaikan masalah

  Indikator Kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah :

  a. Kedisiplinan Administrasi 1) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Kyai.

  2) Merencanakan program dengan baik. 3) Mematuhi kewajiban meembayar administrasi dan biava yang telah ditentukan oleh lembaga 4) Membayar syariah tepat pada waktunya.

  b. Kedisiplinan Akademik 1) Menyelesaikan apa yang diperintah oleh Kyai.

  2) Menguasai bahan pelajaran 3) Patuh terhadap peraturan 4) Menggunakan waktu kosong untuk belajar 5) Bertanya apabila mengalami kesulitan 6) Mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir

  c. Sosial Kelembagaan 1) Sikap hormat pada Kyai

  2) Menerima nasihat dari Kyai 3) Tidak mengganggu teman

  4) Tidak membuat keributan di kelas 5) Berpakaian rapi dan sopan

  9

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengetahui kepastian disuatu penelitian, penggunaan metode pengumpulan data adalah hal yang penulis gunakan dalam pengumpulan data santri Pondok Pesantren Al Falah sebagai berikut:

  a. Metode Tes Metode tes yang penulis gunakan adalah tes kepribadian D. H.

  Gulo.10 Tes disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang sikap optimisme santri.

  b. Metode Observasi Yaitu metode penelitian yang digunakam dengan jalan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indra.

  Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap.11 Dalam penulisan ini penulis menggunakan observasi partisipatif yaitu peneliti ikut ambil bagian lapangan yang diteliti, untuk memperoleh data santri secara langsung dengan pengamatan langsung.

  c. Metode Interview Metode interview Yaitu kegiatan pengumpulan data dengan jalan komunikasi dengan sumber data, yaitu tanya jawab secara lisan, baik langsung, maupun tidak langsung. Metode ini digunaan untuk pengumpulan data tentang pendidikan, Kyai, Ustadz, Pengurus, Santri

  Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Dukuh Salatiga.

  10 Ibid., him. 31

" Suharsimi Arikunlo. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka, Yorvakarta. 1993,

him. 128

  10

  5. Tehnik Analisis Data Analisis data dapat dilakukan apabila data-data uyang dikehendaki dalam penelitian ini. telah terpenuhi sehingga tidak akan terjadi kesulitan dalam menggunakan data penelitian, namun sebelum data-data itu dianalisis, maka perlu diolah terlebih dahulu melalui editing dengan maksud untuk mengetahui apakah jawaban dalam kuesioner dalam keadaan baik sehingga dapat diolah lebih lanjut.

  Adapun tehnik analisis data yang penulis gunakan adalah :

  a. Tehnik Deskripsi

  /> = - - * 100 % N

  Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan

  b. Tehnik Analisis Korelasi Tehnik korelasi yaitu metode statistik yang digunakan untuk mencari ada tidaknya korelasi antara satu gejala dengan gejala yang lain atau gejala yang diselidikinya.

  Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

  (Ix)(Ey) Ixy- x y N

  11

  Keterangan : rxy = Koefisiensi korelasi antara variabel x dan variabel y xy = Product dari x dan y x = Variabel dipenden (sikap optimisme) y = Variabel independen (kedisiplinan belajar santri)

  N = Jumlah responden

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

  penelitian, hipotesis, mnetode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BABU KAJIAN PUSTAKA

  Pada bab ini berisi tentang teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu teori-teori tentang sikap optimisme, pengertian sikap optimis pengertian, disiplin, pengertian belajar, dasar-dasar yang mempengaruhi dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan tujuan belajar serta pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Memuat : Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al Falah. letak

  geografis Pondok Pesantren Al falah. dasar dan tujuan Pondok

  12

  Pesantren Al Faiah, Keadaan Ustadz, keadaan santr, iStruktur organisasi, sistem pendidikan, kelembagaan dan sarana prasarana serta data penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA Yaitu berisi tentang analisis data sesuai dengan data yang diperoleh

  dengan menggunakan data analisis statistik deskriptif, yaitu prosentase dan analisis data inferensial dengan rumus Chi kuadrat.

BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.

BAB II LAND ASAN TEORI A. Masalah Sikap Optimisme

  1. Pengertian sikap optimisme Sikap optimisme adalah bertingkah laku atau pandangan hidup yang dalam segala hal dipandang kebaikannya saja.1 Yusuf Luxori menyatakan bahwa optimisme adalah suatu sikap dari semua yang ada dalam diri manusia, yang terseleksi oleh akal.2

  Sikap optimisme ini diadopsi oleh ambisi yang diimbangi oleh sikap disiplin dan percaya diri sehingga hubungan antara optimisme dan sikap disiplin sangat erat (seimbang).

  Sikap optimisme mempunyai kepribadian yang terbuka, hari depan cemerlang memanggil dan menjadi tantangan yang dapat dikuasai, segala hal yang baik masih akan dialami dengan suatu kedisiplinan yang disertai keinginan dan harapan. Seseorang yang optimis akan selalu mempertimbangkan segala sesuatu yang dihadapinya dari sisi baik dan buruk. Dengan cermat ia memposisikan hal yang baik dan yang buruk secara proporsional, baik dalam menentukan sikap menilai orang lain maupun dalam menetapkan sesuatu, namun semua perilakunya didedikasikan untuk menghasilkan manfaat sebanyak-banyaknya.

  WJS. Punvadaminta, Kamus Umum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982. Him. 120 ‘ Y usuf Luxori. Percaya Diri, Khalifah Pustaka al Kautsar group, Jakarta, 2001.

  

13

  14

  Dengan demikian optimisme diri sikap yang melekat pada pribadi seseorang memancarkan sikap keterbukaan, percaya diri, keuletan dalam menghadapi segala hal. Kehidupan optimisme memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharap kehadiran objek tertentu. Berlaku optimisme adalah jurus yang paling jitu bagi yang merasakan sempitnya jalan, tempat menggelantung dia saat tali taufiq yang dipegang putus di perjalanan. Optimisme bisa menguatkan tekad, pemicu kesungguhan dan semangat beramal, melanggengkan jiwa dan meningkatkan kepekaan indra.3

  2. Faktor-faktor sikap optimisme

  a. Percaya diri Kepercayaan terhadap diri sendiri adalah salah satu faktor keberhasilan dimana diri sendiri mempunyai sikap keteguhan hati dalam usaha meraih sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain kepercayaan adalah keberanian, yakni keberanian usaha dan keteguhan hati terhadap maksud yang dituju.4 5

  b. Berfikir positif' Cara berfikir positif ialah menanggapi segala kejadian dengan menyadari bahwa ada segi baik dan segi buruk dalam kehidupan ini.3

  Selalu berfikir positif dalam menghadapi suatu masalah. Memang alam ’ Muhammad bin Sarar Al-Yami. Tangga M enuju Sukses, At-Tibyan. Solo. 2005.

4 Raymand J.E. Walean. Bagaimana Meraih Keberhasilan. Jakarta, 1988, him. 45,46.

  5 Nurman Vincent Peale, Hasil Mengagumkan Dari Cara Hidup Berfikir Positif, alih bahasa Wiman Djajak Leotone, MPE, Gunung Jati, Jakarta, 1977, him. 5

  15

  bawah sadar dapat digunakan untuk mendorong diri anda dengan memperkembangkan sikap yang benar dan perangai yang positif.

  Dengan pemakaian yang benar atas sikap mental positif dan dapat menghasilkan khayalan yang kemungkinan anda akan menjadi pemicu alam bawah sadar anda sendiri. Alam bawah sadar ini akan membantu dan menolong anda dalam mencapai kepuasan diri.

  c. Disiplin diri Segala pekerjaan baik belajar maupun bekeija harus mempunyai rasa disiplin. Tanpa disiplin seseorang tidak akan pernah mencapai hasil yang maksimal. Sikap disiplin diri ini hams diletakkan dimana kita berada.

  d. Kegembiraan Kegembiraan adalah milik yang terindah diatas dunia ini.

  Apabila seseorang melakukan sesuatu yang baik dalam proses biji dengan menunjukkan suasana yang penuh kegembiraan maka ia dapat memberi inspirasi yang baik.6

  e. Memegang prinsip Di dalam segala sesuatu ada hal-hal yang prinsipil dan ada hal- hal yang bisa ditoleransi. Sikap optimisme memang penting, namun janganlah sampai mengorbankan hal-hal yang prinsip. Kebiasaan

6 Raymand J.E. Walean, op cit, him. 46-61

  16

  memegang teguh hal-hal yang prinsipil merupakan kebiasaan baik yang dapat menuntun seseorang menuju keberhasilan.7 f. Cara menanggapi suatu masalah

  Cara seseorang menanggapi suatu masalah cermin dari diri orang itu. Sebenarnya cara menanggapi suatu masalah jangan mendengar suatu pendapat orang. Dalam belajar pun apabila mendapat suatu masalah ia akan selalu berusaha meminta bantuan kepada yang mampu untuk menyelesaikannya.8

  3. Ciri-ciri sikap optimisme Berbicara masalah kepribadian orang optimis, maka tidak akan terlepas dari sikap yang mewakili kepribadian seseorang, yaitu sikap yang bersifat positif dan bersifat negatif. Sikap positif akan memunculkan perilaku optimis. Sedangkan sikap negatif memunculkan sikap pesimis, bahkan sikap tersebut akan mewarnai kehidupan masa depannya. Orang yang selalu optimis selalu melihat keatas, sedang orang yang pesimis selalu melihat kebawah.

  Adapun ciri-ciri orang yang optimis adalah sebagai berikut.

  a. Orang yang optimis tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan.

  b. Bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal.

  7 Ibid, him. 70

  8 Ibid. him. 73-74

  17

  c. Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.9 d. Mempunyai tujuan

  Rahasia diri orang yang berhasil adalah terletak pada tujuan yang luhur, untuk itu tidak henti-hentinya belajar menggunakan waktunya untuk mewujudkan tujuan mereka.

  e. Minat dan Kemauan Dalam mewujudkan cita-cita memerlukan minat atau kemauar. yang sungguh-sungguh jika minat itu telah tumbuh maka tidak akan timbul perasaan menyesal terhadap sesuatu yang sengaja di korbankan demi tercapainya apa yang di cita-citakan.

  f. Motivasi Motivasi adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi seseorang dalam melaksanakan usaha atau pekerjaan. Motivasi itu sendiri merupakan dasar dari setiap tindakan, pikiran, pendapat yang ambisi dilakukan oleh setiap manusia.

  g. Ambisi Adalah sesuatu yang dapat anda capai karena anda mempunyai kemampuan menempatkan diri anda dalam posisi itu dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan keadaan kewajaran anda atau pengetahuan anda.

  v Daniel Golcman, Op cil, him. 196

  18

  h. Berfikir Kreatif Berfikir kreatif adalah bagaimana mengarahkan segenap kekuatan pikiran kepada pokok permasalahan yang menarik perhatian kita. i. Daya cipta

  Daya cipta adalah kesanggupan batin atau pikiran untuk mengadakan sesuatu. j. Gagasan atau ide

  Gagasan merupakan buah dari hasil pengamatan dan penafsiran terhadap inspirasi yang ia peroleh.10 k. Tekad dan Perjuangan

  Tekad dan perjuangan yang membara adalah cermin dari sesuatu prinsip yang teguh dan tidak tergoyahkan.

  l

  . Keteguhan hati Keteguhan hati adalah rahasia dalam diri seseorang untuk terus mengatakan pergi dan berbuat. m. Ketabahan

  Tidak ada pekerjaan yang tidak akan menguji semangat keberanian, dan ketabahan. Ketabahan hati untuk bertahan dalam memperjuangkan sesuatu adalah suatu bukti bahwa keberhasilan akan segera diraih. n. Keuletan

  Keuletan adalah ketahanan dan kekerasan hati seseorang dalam upaya meraih apa yang telah di targetkan.'1

  10 Ibid, him. 163-167

  19

B. Masalah Kedisiplinan Belajar

  Di dalam seluruh pendidikan di sekolah, madrasah dan pesantren kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasik tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada kedisiplinan dan proses yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

1. Pengertian Disiplin

  Disiplin dalam ketaatan terhadap peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan beimasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang dilaksanakan secara sadar ikhlas lahir dan bathin sehingga tumbuh rasa malu untuk melanggar peraturan dan terkena sanksi serta rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa.12 Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbaka Watja :

  Disiplin dalam belajar artinya : suatu tingkat tata tertib tertentu untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.13 Menurut James Drever:

  Disiplin dalam pemaknaan modem pengertian dasarnya adalah kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu kekuasaan luhur, ataupun oleh individu sendiri (James Drever, diterjemahkan Nancy Simanjuntak).

  Menurut Webster New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata "‘disiplin’' itu, empat yang pokok diantaranya ialah sebagai berikut: 1

  1

11 Ibid. him. 180-190 Prof. Dr. Otong Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis antuk Praktek Profesional.

  Angkasa. Bandung. 1987. Him. 97 n Prof. Dr. Soegarda Poerba Watja. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Bulan Bintang. Jakarta, 1974. Him. 151

  20

  a. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisiensi.

  b. Hasil latihan serupa dengan pengendalian diri, perilaku yang tertib.

  c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol.

  d. Perilaku yang menghukum atau menyiksa.

  Menurut putusan diatas, maka pengertian disiplin ditekan pada ketaatan peraturan yang berlaku pada tata tertib. Dengan adanya disiplin maka semua aktifitas akan lancar terutama pada pendidikan dimana setiap anak didik akan mengerti arti pentingnya belajar dan dalam proses belajar mengajar disiplin perlu digalakkan agar tercapai apa yang dituju dan diinginkan.

2. Pengertian Belajar Menurut para Tokoh

  Pengertian belajar menurut Dr. Oemar Hamalik14 adalah : Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman {Learning is defined as the modification or strengthening

  behavior through experiencing). Menurut pengertian ini. belajar adalah merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

  Belajar bukan hanya menyangkut, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni menyelami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil.

  Menurut Elizabeth B. Hurlock : “Learning is development that

  comes from exercise and effort. Through learning children acquire competence in using their herediatery> researches ”'2

  14 Prof. Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. him. 36

  15 Elizabeth B. Hurlock. Child and Development, Me. Braw Hik. 1970, him. 129

  21

  Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.16

  Menurut batasan diatas diatas, titik berat adalah terjadinya perubahan tingkah laku yang perubahan itu terjadi akibat hasil dari pengalaman dan praktek. Adapun unsur yang menjadi ciri setiap perubahan tingkah laku, ialah : a. Tingkah laku yang dimotivasi

  Seseorang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang hendak dicapai.

  b. Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang terarah pada tujuan.

  c. Tujuan yang didasari oleh seseorang mempengaruhi tingkah lakunya dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

  d. Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu . dan atau membatasi tingkah laku seseorang.

  e. Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme.

  f. Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dari organisme manusia.

3. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Aliran Psikologi

  Dalam sejarah perkembangan psikologi kita mengenal beberapa aliran psikologi antara lain.

16 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, FKIP UKSW.

  Salatiga. 1979. him. 2

  22

  a. Belajar menurut psikologi klasik ialah suatu proses pengembangan dan latihan jiwa (mind) b. Belajar menurut psikologi daya ialah melatih daya-daya agar dapat berfungsi dengan baik c. Belajar menurut psikologi behaviorisme ialah membentuk hubungan stimulus-respon dengan latihan-latihan d. Belajar menurut psikologis kognitif ialah proses-proses pusat otak atau struktur kognitif (fakta dalam bentuk pemahaman dan pemecahan masalah)

  e. Belajar menurut psikologis gestalt adalah akibat inteiaksi antara individu dengan lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman

4. Ciri-Ciri Belajar

  Adapun ciri-ciri belajar sebagai berikut:

1) Belajar Berbeda dengan Kematangan Pertumbuhan adalah senyum utama sebagai pengubah tingkah laku.

  Bila serangkaian tingkah laku melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan (maturation) dan bukan karena belajar.

2) Belajar Dibedakan dari Perubahan Fisik dan Mental

  Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi letih atau lelah.

  23

3) Ciri Belajar yang Hasilnya Relatif Menetap

  Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar berlangsung dalam bentuk latihan (practise) dan pengalaman (experience).

5. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar antara lain.

  a. Motivasi Siswa

  Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan beiajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar.

  b. Bahan Belajar

  Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang paling penting mendapat perhatian guru. Dengan bahan itu para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya menempuh tujuan belajar.

  c. Alat Bantu Belajar

  Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.

  d. Suasana Belajar

  Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan

  24

  banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif.

e. Kondisi Subyek yang Belajar

  Kondisi subyek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien apabila berbadan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan yang bertalian dengan kegiatan belajar, serta memiliki minar untuk belajar. Siswa yang sakit atau kurang sehat, intelegensi rendah, belum siap belajar, tidak berbakat untuk mempelajari sesuatu dan tidak memiliki pengalaman apersepsi yang memadai, kiranya akan mempengaruhi kelancaran kegiatan dan mutu hasil belajarnya.

6. Dasar-Dasar Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar

  Agar siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajar, maka ia haruslah bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajarnya, apabila siswa atau anak didik telah mampu menerapkan cara-cara belajar yang baik, maka sudah tentu ia dikatakan tekun.

  Sebelum siswa dapat menerapkan cara-cara belajar yang baik, terlebih dahulu harus bisa mengembangkan sikap yang baik dalam belajarnya, sedangkan landasan utama dalam pembentukan cara belajar yang baik bagi siswa atau anak didik adalah memiliki sikap mental dan kesiapan mental yang baik, tanpa kesiapan-kesiapan mental itu para siswa

  25

  tidak akan mampu untuk dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran- kesukaran dan jerih payah di dalam usaha belajarnya.

  Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Cara Belajar yang Efisien”, menyatakan bahwa sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap siswa sekurang-kurangnya empat segi.

a. Tujuan Belajar

  Belajar harus diarahkan kepada suatu cita-cita tertentu, cita-cita yang diperjuangkan dengan berbagai kegiatan belajar itu lalu menjadi tujuan belajar dari setiap siswa. Maka setiap siswa harus mengenal tujuan dan yakin akan manfaat tujuan itu baginya, sehingga ada pada dirinya keinginan serta dorongan dalam belajarnya.

  Dalam hal ini, The Liang Gie mengatakan bahwa : tujuan belajar yang tersambung dengan cita-cita di masa depan itu merupakan suatu pendorong belajar dengan sungguh-sungguh, tanpa motif tertentu semangat belajar seorang siswa akan mudah padam karena tidak mempunyai suatu kepentingan yang harus di perjuangkan dengan belajar tersebut.17

b. Minat Terhadap Pelajaran

  Suatu proses belajar dapat terlaksana dengan baik dan lancar bila ada minat, anak yang malas dalam belajar akan menimbulkan kegagalan karena tidak adanya minat dalam belajar. Karena itu

17 Ibid, him. 9

  26

  pengaruh dari minat sangat besar terhadap keberhasilan belajar yang diminatinya.

  Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan tidak gembira akan membuat pelajaran itu sangat besar.18

c. Kepercayaan Terhadap Diri Sendiri

  Setiap siswa harus yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam usaha belajarnya. Dengan kepercayaan yang tinggi ini. ia akan dapat mengikuti dan memahami pelajaran lebih optimal. Kepercayaan pada diri sendiri sangatlah diperlukan untuk dikembangkan sebagai kesiapan mental dalam proses belajar anak.

d. Keuletan

  Kehidupan seorang siswa dalam belajar, tidak selamanya mendapatkan kemudahan atau menyenangkan, akan tetapi sering dihadapkan pada kesulitan-kesulitan. Disinilah dibutuhkan adanya perjuangan dan keuletan seorang siswa untuk menghadapi kesulitan dan problema tersebut.

  Ibid, him. 12 18

  27

  Kesulitan seorang siswa ini dapat dikembangkan dengan menanamkan pengertian dan kesadaran bahwa problema atau hambatan yang ditemuinya adalah sebagai suatu tantangan.

  Kemampuan siswa untuk memecahkan problema akan memberikan suatu pelajaran tersendiri bagi siswa untuk memcahkan persoalan- persoalan yang akan muncul.

7. Ciri-Ciri Siswa Yang Disiplin Dalam Belajar

  Belajar merupakan kegiatan siswa dalam menerima, menanggapi serta memahami bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru. Dalam kaitannya pembahasan penulisan mengenai ciri-ciri siswa yang disiplin dalam belajarhendaknya selalu melakukan kewajiban sebagai siswa dengan penuh tanggung jawab. Dalam hal ini penulis sebutkan hal-hal yang perlu diusahakan oleh siswa dalam belajarnya, sebagai berikut,

a. Memperhatikan dan Mendengarkan Keterangan Guru

  Memperhatikan dan mendengarkan terhadap pelajaran adalah unsur yang sangat penting dalam proses belajar, yang dimaksud dengan memperhatikan disini adalah memusatkan dan menyalurkan kemampuan belajar pada suatu soal. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah sering ada ceramah dari guru, dalam hal ini tugas siswa adalah memperhatikan, bahkan seorang siswa yang diam memperhatikan dan mendengarkan ceramah ia tidak mesti belajar, bila dalam mendengarkan ia tidak didorong oleh kebutuhan dan tujuan tertentu.

  28

  Oleh karena itu seorang siswa hendaknya selalu menaruh perhatian yang memusat pada pelajaran yang sedang berlangsung.

  b. Rajin Mencatat Hal-Hal Penting Persoalan mencatat adalah hal yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar, karena sudah diketahui bahwa kemampuan mengingat seseorang adalah sangat terbatas, maka suatu hal yang mustahil apabila yang diucapkan guru akan senantiasa diingat.

  Begitu pula, mencatat semua keterangan guna merupakan yang tidak mungkin, oleh karena itu seorang siswa yang baik harus bisa memisahkan dan memilih mana yang perlu dicatat, seperti yang disebutkan Drs. Slameto, "Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua data yang dikatakan guru ditulis, tetapi diambil intinya saja".19

  Sebagaimana telah penulis sampaikan diatas, bahwa seorang seseorang hendaknya mencatat hal-hal yang penting saja, hal ini dapat dilakukan siswa, bila siswa tersebut telah menyiapkan diridengan gambaran kasar apa yang akan dipersoalkan dalam pelajaran di sekolah. Dengan demikian siswa akan mampu membuat catatan yang baik.

c. Rajin Mengikuti Pelajaran

  Untuk menumbuhkan semangat agar siswa dapat belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, maka siswa hendaknya rajin mengikuti pelajaran secara aktif serta siswa mengikuti sendiri Ibid.

19 Him.91

  29

  pelajaran dari gurunya, tidak menggantungkan catatan atau diktat temannya. Karena kalau siswa dengan mengikuti dan hanya menggantungkan temannya maka dapat merugikan siswa itu sendiri, menambah beban bagi dirinya dikarenakan siswa malas dan enggan belajar.

  Untuk menghindari hal itu, seorang siswa harus aktif dan rajin mengikuti pelajaran, dalam arti bukan semata-mata datang ke sekolah, duduk di3m tetapi di sekolah harus mendengarkan dam memahami pembahasan guru terhadap pelajaran.

  d. Mengadakan Latihan dan Praktek

  Dalam aktifitas belajar, latihan atau praktek merupakan satu penentu keberhasilan belajar. Kalau anak atau siswa banyak melaksanakan latihan atau praktek maka ia akan cepat menguasai apa yang dipelajari. Sebaliknya seorang siswa yang enggan latihan atau praktek maka belajarnya akan tersendat-sendat.

  Hasil dari pada latihan atau praktek itu sendiri merupakan pengalaman yang dapat mengubah diri siswa dan dapat memperdalam materi yang dipelajari.

  e. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi

  Dengan membuat ringkasan ini dapat membantu siswa dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa- masa yang akan datang, sedang dalam hal membaca, pada hal-hal yang

  30

  penting diberi garis bawah (underlining) hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam usaha menemukan materi itu di kemudian hari.

  f. Memiliki Kelengkapan Buku

  Kekurangan buku adalah salah satu sebab kesulitan belajar siswa, karena buku merupakan sumber informasi yang sangat penting di dalam belajar, dimana segala ilmu pengetahuan bersumber padanya.