IDENTITAS KULTURAL TOKOH JANICE WONG DALAM NOVEL ROJAK KARYA FIRA BASUKI (Sebuah Pendekatan Sosiologis)

  

IDENTITAS KULTURAL TOKOH JANICE WONG

DALAM NOVEL ROJAK KARYA FIRA BASUKI

(Sebuah Pendekatan Sosiologis)

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  Program Studi Sastra Indonesia

OLEH SUMANTRI 024114035 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA NOVEMBER, 2007

  ii iii

  

ABSTRAK

  Sumantri. 2007. Identitas Kultural Tokoh Janice Wong Dalam Novel Rojak Karya . Skripsi. Universitas

  Fira Basuki (Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra)

  Sanata DharmaYogyakarta Penelitian ini mengkaji tentang identitas kultural tokoh Janice Wong dalam novel Rojak karya Fira Basuki. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

  (1) mendeskripsikan struktur penceritaan novel, (2) mendeskripsikan identitas kultural tokoh Janice Wong, yang ditinjau dari sudut sosiologi sastra yang mengutamakan sastra sebagai dasar telaah. Untuk menjawab masalah tersebut, penulis menggunakan dua kajian teori, yaitu teori struktural dan teori identitas kultural. Sudut pandang sosiologi ini berpijak pada sastra merupakan cerminan masyarakat. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang akurat adalah dengan teknik metode analisis dan deskriptif. Berdasarkan metode di atas, dapat digambarkan bahwa terdapat fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, kemudian diolah dan ditafsirkan. Adapun langkah konkret yang ditempuh adalah sebagai berikut: pertama, menganalisis tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Kedua, menggunakan teori identitas kultural untuk menganalisis dan mengetahui identitas kultural tokoh Janice Wong.

  Hasil analisis struktural menunjukan bahwa: (1) Janice Wong adalah tokoh utama dalam novel ini, (2) analisis alur menunjuk bahwa peristiwa-peristiwa penting terjadi tidak secara berurutan, (3) analisis latar menunjuk pada latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menunjuk pada tempat terjadinya peristiwa penting yang dialami Janice dengan orang-orang terdekatnya di antaranya penjara, dalam bus, apartemen, New York, Bandara Changi, rumah Ma, kelas berlatih yoga, Jepang, Kyoto Sakura Hotel, Rumah Sakit Tan Tock Seng, komplek kremasi, dan rumah Bernice. Latar waktu menunjuk pada kapan terjadinya peristiwa penting yaitu antara tahun 2001-2003, namun ada juga peristiwa yang terjadi pada tahun 1966 dan tahun 1987. Latar sosial menunjuk pada latar belakang terjadinya peristiwa yaitu dalam lingkungan apartemen dan lingkungan ekonomi menengah ke atas.

  Hasil analisis identitas kultural tokoh Janice Wong menunjukan bahwa unsur ide (nilai- nilai budaya) dalam diri Janice terlihat pada (1) Janice percaya dengan filosofi Cina mengenai ilmu fengshi, yin yang dan ajaran taoisme, (2) Janice percaya dengan adanya hukum karma. Unsur perilaku budaya terlihat pada (1) proses memasak tidak menggunakan daging babi,(2) menata meja makan ala malayu atau indonesia, (3) Janice memposisikan dirinya sebagai wanita Jawa yang cenderung penurut dan suka mengalah, (4) untuk mencapai keseimbangan antara yin dan yang Janice rela melakukan hal yang menyimpang yaitu berselingkuh. Unsur wujud budaya tempak pada, (1) pantun-pantun yang Janice buat, (2) keterterikanya dengan tari Jaipong, (3) Janice mampu menyanyikan lagu berbahasa Cina, (4) ketertarikanya iv dengan lagu Gombloh, (5) mampu menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Berdasar analisis identitas kultural di atas juga dapat di analisis mengenai integrasi budaya dan konflik budaya. Integrasi budaya terlihat pada hasil karya Janice yang berupa pantun di mana hampir dalam setiap pantun yang ia hasilkan Janice memasukan istilah- istila berbahasa Cina. Konflik budaya terlihat pada (1) pertentangan mengenai keberadaan ranting-ranting yang dibawa Nami ke dalam rumah, di mana dalam ajaran fengshui hal tersebut tidak diperbolehkan, (2) persaingan antara Janice dan Nami dalam mengajarkan lagu-lagu tradisional kepada Mei-Mei. Penelitian dengan pendekatan sosiologi menunjukan bahwa Janice merupakan wanita ya ng multikultural.

  Penelitian berakhir pada kesimpulan bahwa Janice adalah manusia multikultural, yang mempunyai lebih dari satu identitas budaya. Artinya, di samping memiliki identitas kultural Cina yang diwariskan orang tuanya, Janice juga mempunyai identitas kultural Jawa yang diperoleh dari suami dan mertuanya. v

  

ABSTRACT

  Sumantri. 2007. Cultural Identity of the Figure of Janice Wong In the Novel Rojak . Script. Sanata

  Writen by Fira Basuki (a Literature Sociologic Approach)

  Dharma University Yogyakarta The recent studi reviews on cultural identyties of the character of named

  Janice Wong in the novel Rojak written by Fira Basuki. The purpose of the study are (1) describing narrative structure of the novel, (2) describing cultural identities of the character of Janice Wong, seen from sides of sociological literature theory takr the literature as the review base. To answer those problems, the writer used two theorotical frame work, that it structural theory and cultural identity theory. This sociological point of view stand on literature saying that literature is a mirror of the community. Methods used to abtain accurate data and accurate results of study are analyses and descriptive anaslyses. Based on the methods it can be depicted that there were facts related to problem invesigated where all then processed and interpreted.

  While for concret steps executed as follows: first, analyzed the figure end characterization, plot, and background. Second, it used a cultural identity theory in analyzing an knowing the cultural identities of the figure Janice Wong.

  Results of structural analyses showed that: (1) Janice Wong was the main figure in the novel, (2) plot analyses showed that the important events happened not insequ en, (3) analyses of background showed the background places, times, and social. The background of the places refer to the happens of important events experienced by Janice and her close persons among them prison, in the bus, apartements, New York, Changi Airport, the house of Ma, a Training Class of Yoga, Japan, Kyoto Sakura Hotel, Hospital Tan Tock Seng, a crematorium complex ,and house of Bernice. The time backgrounds showed times when the importan events happened between 2001-2003 but some happened in 1966 and 1987. the social backgrounds showed the backgrounds when each event happened in apartement circles and the middle an upper economic circles.

  Results of cultural identity analyses of the figur Janice Wong showed that ideas (culture values) elements in the self of Janice can be seen on (1) Janice believed in Chinese philosophy on fengshui sciences, yin yang and taoism teaching, (2) Janice believe in the presence of karma law. The cultural behavioral elements can be seen on (1) processes of cooking without us ing pork meat, (2) preparing dinning tables a la Malay or Indonesia, (3) Janice positioned herself as a javanese woman tending to be obedient and docile, (4) to get a balance between yin and yang, Janice willingly to do a thing was deviant that was dishonest. Elements of cultural manifestation can be seen on (1) traditional poetries she made, (2) her being bound to Jaipong dance, (3) Janice was able to sing Chinese songs, (4) she was interested in a song of Gombloh, (5) she was able to sing english songs. Based on cultural identity analyses above it vi can be analyzed on cultural integration and cultural conflict. The cultural integration can be seen from Janice’s works in the form of poetries whwre almost in each poetries she produces she enter terms using Chinese language. Cultural conflict can be seen from (1) conflict on the presences of small branches taken by Nami into the house where in the fengshui teaching the things can not be permitted, (2) competition between Janice and Nami in teaching traditional songs to Mei-Mei. The study using a sociological aprroach demonstrated that Janice was a multicultural woman.

  The study was ended on conclutions that Janice is a multicultural human that has more than one cultural identity. It means that besides she has Chinese cultural identity as a heritage from her parents, Janice also has cultural identity of javanese obtained from her husband an parents in law. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka sebagaimana layaknya karangan ilmiah. viii

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan pendampingan-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu sya rat memperoleh gelar sarjana Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

  Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ptnulis mngucapkan terima kasih kepada: 1.

  Allah SWT atas limpahan anugrah dan karunia-Nya.

  2. Drs Yoseph Yapi Taum, M. Hum, sebagai dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengetahuan yang membangun hingga tersusunnya skripsi ini.

  3. Drs. B. Rahmanto, M. Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah membukakan komunikasi dan memberikan bimbingan serta pertimbangan.

4. Para dosen Prodi Sastra Indonesia yang telah sabar dan berkenan membagikan ilmunya kepada penulis.

  5. Para karyawan sekretariat Fakultas Sastra yang telah membukakan pintu kerja sama dan segala kemudahan dalam pengurusan adminitrasi. ix x 6. Kedua Ayah Bundaku, Bapak Supriyono dan Ibu Partiyem.

  Terimakasih atas doa dan dukunga nnya.

  7. Irmawati, terimakasih atas doa, kasih sayang, kesabaran, motivasi, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Teman-teman Prodi Sastra Indonesia angkatan 2002 yang telah memberi motivasi dan kerjasama dalam belajar.

  9. Teman-teman KKN kelompok 22, Uni, Agnes, Lois, Aning,Toni, Prima, Dwi, Danu. Kerjasama dan saat-saat yang indah kita.

  10. Ira dan Danu, terimakasih atas segala bantuannya.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu penulis.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini berguna bagi yang membaca.

  Yogyakarta, 10 September 2007 Penulis xi

  

Kar y a ini k uper sembahk an unt uk :

Allah SWT y ang selalu member ik an anugr ah dan k ar uniany a

Ay ah dan Bundak u y ang selalu meny ay angik u

Bapak Ibu dosen y ang t elah membimbingk u

  

Semua t eman di Sast r a Indonesia y ang selalu member i semangat

Dan belahan jiw ak u at as duk ungan dan k eset iaany a xii

  

MOTTO

Hidup hany a sek ali. Jangan per nah sia -siak an apa y ang t elah Tuhan ber ik an

Isi w ak t u luangmu dengan ilmu niscay a ak an membuat langk ahmu menjadi

r ingan dan ber ar t i

  

Ber doa dan ber usaha adalah hal y ang ut ama

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL…………………………….……………................ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING….................................iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................iv ABSTRAK…..............................................................................................v ABSTRCT.................................................................................................. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….............................................viii KATA PENGANTAR…............................................................................x HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................xii MOTTO...................................................................................................xiii DAFTAR ISI............................................................................................xiv

  BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

  1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

  1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3

  1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3

  1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................4

  1.5 Landasan Teori.......................................................................................4

  1.5.1 Analisis Struktur...............................................................................4

  1.5.1.1 Alur...................................................................................................4

  1.5.1.2 Tokoh dan Penokohan......................................................................5

  1.5.1.3 Latar..................................................................................................6

  1.5.2 Sosiologi Sastra................................................................................7

  1.5.3 Identitas Kultural.............................................................................7

  1.6 Metode Penelitian.............................................................................9

  1.6.1 Pendekatan........................................................................................9

  1.6.2 Metode............................................................................................10

  1.6.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................10 xiii

  1.7 Sumber data..........................................................................................11

  1.8 Sistematika...........................................................................................11

  BAB II ANALISIS STRUKTURAL NOVEL ROJAK KARYA FIRA BASUKI..........................................................................12

  2.1 Tokoh dan Penokohan..........................................................................12

  2.1.1 Janice Wong......................................................................................12

  2.1.2 Setyo.................................................................................................13

  2.1.3 Nami..................................................................................................14

  2.1.4 Ipah...................................................................................................15

  2.1.5 Raja...................................................................................................16

  2.1.6 Eric....................................................................................................16

  2.2 Alur......................................................................................................17

  2.2.1 Peristiwa..... ......................................................................................17

  2.2.1.1 Peristiwa Pertemuan Janice Wong dengan Bernice….................17

  2.2.1.2 Rasa Penasaran Bernice terhadap Isi dari Buku Milik Janice….18

  2.2.1.3 Setyo Mencoba Memberi Pengertian kepada Janice Tentang Kedatangan Ibunya.......................................................................18

  2.2.1.4 Janice Dimarahi Nami ketika Sedang Makan Pagi…………..…19

  2.2.1.5 Nami Selalu Mengkritik Janice dalam Bahasa Jawa……………19

  2.2.1.6 Ketidakpuasan Nami dengan Tempat Tinggalnya…………...…20

  2.2.1.7 Kedatangan 50 Kardus Milik Nami dari Jakarta..........................20

  2.2.1.8 Peristiwa yang Dialami Nami pada Masa Lampau......................21

  2.2.1.9 Janice Kecewa dengan Sikap Nami ketika Berkunjung Ke Rumah Ibunya Janice................................................................................21

  2.2.1.10 Keengganan Nami Untuk Menyantap Makanan yang Telah Disediakan Oleh Ma dengan Berbagai Alasan.............................22

  2.2.1.11 Keputusan Janice untuk Kembali Bekerja karena Kebutuhan Rumah Tangganya Meningkat Akibat Kedatangan Nami dan Barang-Barang xiv

  xv Berharganya dan Keputusan Janice Untuk Mempekerjakan Seorang Pembantu............................................22

  2.2.1.23 Ma Meninggal Akibat SARS........................................................29

  2.2.1.31 Kebingungan Setyo terhadap Peristiwa yang Dialami Janice......34

  2.2.1.30 Kemarahan Janice terhadap Ipah.................................................33

  2.2.1.29 Janice Merasa Ditinggalkan oleh Orang-Orang yang Dicintainya...................................................................................32

  2.2.1.28 Kenangan Ketika Maut Menjemput Suami Nami........................32

  2.2.1.27 Pengakuan Nami tentang Jati Diri Setyo.....................................31

  2.2.1.26 Rasa Kesepian Janice karena Ditinggal Suami dan Kedua Anaknya Berlibur Ke Jakarta.......................................................31

  2.2.1.25 Rasa Penasaran Janice Terhadap Sikap dan Ucapan Tetangganya tentang Ipah..................................................................................30

  2.2.1.24 Usaha Ipah untuk Mengotori Rumah Tangga Janice...................30

  2.2.1.22 Janice Dikejutkan dengan Isu SARS.............................................28

  2.2.1.12 Kepergian Setyo ke Bintan yang Bukan Hanya Masalah Bisnis Semata..........................................................................................23

  2.2.1.21 Pertemuan Janice dan Eric di Sebuah Hotel di Jepang................28

  2.2.1.20 Kerinduan Janice pada Eric yang Sangat Besar...........................27

  2.2.1.19 Kisah Cinta Ipah dengan Pria Tamil Tersebut.............................27

  2.2.1.18 Sikap Diam Nami terhadap Janice...............................................27

  2.2.1.17 Terpenuhinya Kebutuhan Seks Janice.........................................26

  2.2.1.16 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Seks Janice...............................25

  2.2.1.15 Nami Menegur Ipah karena Memakai Celana Pendek di Dalam Rumah..........................................................................................25

  2.2.1.14 Pertemuan Ipah dengan Sumiati dan Seorang Pria Tamil............24

  2.2.1.13 Setyo Selalu Murung Akibat Perekonomian yang Semakin Buruk dan Nami Selalu Menyalahkan Janice Akan Hal Tersebut..........24

  2.2.1.32 Terkuaknya Sosok Eric oleh Bernice...........................................34

  2.2.2 Konflik........................................................................................36

  2.2.2.1 Konflik Dalam Diri Bernice Ketika Membawa Buku Harian Janice............................................................................................36

  2.2.2.2 Konflik yang Terjadi ketika Menjelang Makan Pagi...................36

  2.2.2.3 Konflik yang Timbul Akibat Omongan-Omongan Nami Dalam Bahasa Jawa.................................................................................37

  2.2.2.4 Perasaan Bersalah Janice terhadap Setyo Akibat Perbuatannya Dengan Eric..................................................................................37

  2.2.2.5 Konflik Dalam Diri Janice ketika Ia Merindukan Sosok Eric.....38

  2.2.2.6 Konflik yang terjadi ketika Janice Tahu Bahwa Ipah Hamil.......38

  2.1.1.1 Konflik dalam Diri Setyo Terhadap Apa yang Dialami Istrinya.........................................................................................38

  2.1.2 Klimaks........................................................................................39

  2.2 Latar.....................................................................................................39

  2.2.1 Latar Tempat................................................................................40

  2.2.2 Latar Waktu..................................................................................45

  2.2.3 Latar Sosial...................................................................................47

  BAB III ANALISIS IDENTITAS KULTURAL...................................48

  3.1 Pengantar..............................................................................................48

  3.2 Analisis Identitas Kultural....................................................................49

  3.2.1 Ide (Nilai-Nilai Budaya)....................................................................40

  3.2.2 Perilaku Budaya................................................................................57

  3.2.3 Wujud Budaya...................................................................................60

  3.3 Analisis Integrasi dan Konflik Budaya................................................67

  3.3.1 Integrasi Budaya...............................................................................67

  3.3.2 Konflik Budaya................................................................................70

  3.4 Rangkuman...........................................................................................72

  BAB IV PENUTUP..................................................................................75

  4.1 Kesimpulan...........................................................................................75 xvi

  4.2 Saran.....................................................................................................80

  

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................81

LAMPIRAN..............................................................................................83

BIOGRAFI PENULIS.............................................................................86

  xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perjumpaan manusia antara dua budaya sering menimbulkan interaksi yang intensif, bahkan bisa saja terjadi perkawinan gaya Rojak atau kawin campur antara dua budaya yang berbeda dan sering menimbulkan masalah- masalah yang sanga t pelik akibat percampuran dua budaya tersebut. Kawin campur sering menimbulkan orang yang mengalaminya mengalami krisis identitas kultural. Hal itu disebabkan karena ia harus berada di antara dua budaya yang berbeda.

  Sebelumnya ia telah memiliki identitas kultural asli yang ia warisi sejak lahir, tetapi begitu ia menikah dengan orang yang memiliki budaya yang berbeda, sudah tentu ia harus menyesuaikan dengan budaya pasanganya dan hal itu bukanlah merupakan hal yang mudah. Perubahan ini cenderung terjadi pada jiwanya.

  Problem identitas kultural dirasa sangat menarik untuk dibahas karena di masa sekarang ini sangat sulit mencari orang yang merupakan produk asli suatu budaya. Indonesia sendiri merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku dan budaya. Hal tersebut memungkinkan terjadinya percampuran dua budaya atau lebih. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa mungkin sebab dari percampuran budaya tersebut adalah kawin campur.

  Manusia memiliki naluri untuk mengembangkan dirinya baik fisik maupun jiwanya. Berkat dorongan dari naluri tersebutlah manusia menjadi makhluk yang sangat kompleks. Naluri yang sama juga mendorong manusia untuk berkembang dan terus berkembang seiring kemajuan zaman dan kebudayaan yang semakin modern. Salah satu ciri khas kebudayaan adalah kebebasan dan rasionalitas, terutama menyangkut para pelaku budayanya (Susilo, 1994:40 )

  Usaha para sastrawan menghubungkan antara sastra dengan masyarakat memunculkan pendapat bahwa sastra merupakan cermin masyarakat atau bahkan sastra merupakan tiruan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Sebuah karya sastra dapat dianggap baik apabila karya tersebut berhasil menunjukan suatu pengalaman sehingga manusia tersebut dapat belajar sesuatu darinya ( Sumardjo, 1984: 14 ). Ada juga pendapat bahwa karya sastra baru dianggap baik apabila dapat memberikan pengetahuan dan dapat memberikan sesuatu yang dapat mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik

  Banyak karya sastra modern saat ini memunculkan sesuatu yang dulu dianggap tabu dan tidak layak untuk dibicarakan dalam masyarakat. Hal- hal tabu tersebut meliputi seksualitas, homoseks, lesbian, pelacuran, perselingkuhan, dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan salah satu dari ciri kebudayaan saat ini mulai berkembang di masyarakat.

  Dalam Novel Rojak, Fira Basuki mencoba menghadirkan cerita yang sangat kompleks. Novel tersebut berisikan sebuah cerita tentang kawin campur antara dua budaya yang berbeda. Tokoh utama yaitu Janice Wong, digambarkan berada pada dua budaya yang berbeda. Ia adalah seorang pembaca berita di salah satu stasiun televisi di Singapura, yang menikah dengan seorang pria Jawa yang berasal dari keluarga ningrat. Kehidupan rumah tangganya baik-baik saja sebelum mertuanya datang dari Indonesia. Sejak saat itu, ia hidup dalam berbagai masalah yang sangat rumit. Mulai dari kehidupan ekonominya yang semakin berat sampai perselingkuhan yang ia lakukan dengan suami sahabatnya.

  Tokoh Janice Wong sendiri berada di Singapura. Sebuah negara yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berasal dari berbagai negara. Hal itu pula yang mengakibatkan orang dari berbagai negara saling bertemu dan akhirnya mungkin terjadi saling tertarik satu sama lain dan memutuskan untuk kawin campur. Hal itu pula yang mengakibatkan Janice Wong yang keturunan Melayu- Cina bertemu dengan suaminya yang keturunan Jawa. Hal tersebut menimbulkan dirinya mengalami sedikit krisis identitas kultural yang bagi penulis hal tersebut sangat menarik untuk dibahas.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:

  1.2.1 Bagaimanakah struktur penceritaan dalam novel Rojak karya Fira Basuki?

  1.2.2 Bagaimanakah identitas kultural tokoh Janice Wong dalam novel

  Rojak karya Fira Basuki?

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Mendeskripsikan struktur penceritaan dalam novel Rojak karya Fira Basuki.

1.3.2 Mendeskripsikan identitas kultural tokoh Janice Wong dalam novel Rojak karya Fira Basuki.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat yang bersifat teoretis tetapi juga praktis. Teoretis artinya diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat ilmu pengetahuan. Praktis berarti penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi para sastrawan, pembaca, dan masyarakat pada umumnya.

  Penelitian ini diharapkan juga berguna sebagai bahan refleksi kajian ilmu sosial menyangkut kawin campur antarbudaya

  1.5 Landasan Teori

1.5.1 Analisis Struktur

  Mursal Estern (1990), menyebutkan bahwa struktur karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik karya sastra terdiri dari tema, alur, tokoh,dan latar. Dalam penelitian ini unsur tema sengaja tidak dibahas karena ketiga unsur yaitu tokoh, alur dan latar dirasa sudah cukup menunjang analisis identitas kultural tokoh Janice Wong.

  Unsur ekstrinsik karya sastra meliputi faktor politik, ekonomi, sosiologi, sejarah, dan psikologi. Unsur ekstrinsik yang dibahas hanya unsur sosiologi saja karena hanya unsur tersebut yang dirasa menarik untuk dijadikan sebuah pendekatan. Kedua hal tersebut adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap bagus atau tidaknya isi cerita.

  1.5.1.1 Alur

  Alur atau jalan cerita adalah salah satu elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya fiksi. Di dalam alur terdapat peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan. Sundari (dalam Argawati, 2000 ) mengartikan alur atau plot sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita.

  Dalam perkembangannya alur dapat dibagi menjadi tiga yaitu peristiwa, konflik, dan klimaks. Menurut Luxemburg (dalam Nurgiyantoro, 1998), peristiwa diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Dalam satu cerita terdapat berbagai macam peristiwa yang berpengaruh terdapat jalannya cerita tersebut.

  Unsur yang kedua yaitu konflik. Konflik dapat terjadi antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain, tetapi konflik juga dapat terjadi di dalam batin salah satu tokoh. Konflik timbul akibat rentetan peristiwa yang dialami oleh tokoh. Konflik juga menimbulkan suatu peristiwa terjadi.

  Unsur yang ketiga yaitu klimaks. Klimak merupakan konflik yang telah mencapai intensitas tertinggi (Stanton,1995). Klimaks merupakan pertemuan antara konflik yang bertentangan. Hubungan antara unsur- unsur tersebut sangatlah erat dan saling berpengaruh.

  1.5.1.2 Tokoh dan Penokohan

  Nurgiyantoro (1998; 167) mengatakan bahwa tokoh dalam cerita hanyalah merupakan tokoh ciptaan pengarang. Ia haruslah merupakan tokoh yang hidup secara wajar, sewajar bagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah daging, yang memiliki pikiran dan perasaan.

  Dalam menganalisis tokoh Janice Wong penulis menitikberatkan pada penganalisisan tokoh dan penokohan yang dapat menunjang hasil penelitian Tokoh menurut Panuti Sudjiman yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1992: 16).

  Meskipun bersifat rekaan kehadiran tokoh haruslah memenuhi prinsip kewajaran yang mengacu pada realitas masyarakat pembaca. Harus ada unsur di dalam tokoh yang juga terdapat dalam lingkungan masyarakat pada umumnya.

  Dalam cerita fiksi terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Pembedaan ini berdasarkan segi peranan dan tingkat pentingnya tokoh. Tokoh yang penting dan ditampilkan terus- menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita disebut ”tokoh utama”. Sebaliknya, tokoh yang kurang penting, jarang ditampilkan dan hanya mengisi sebagian kecil cerita disebut ”tokoh tambahan” (Taum, 2002: 5)

1.5.1.3 Latar

  Latar atau setting disebut juga sebagai landasan tumpu. Latar menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981). Unsur latar dapat dibedakan menjadi tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan latar waktu menyaran pada “kapan” peristiwa itu terjadi. Latar sosial menyaran pada hal- hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi (Nurgiyantoro, 1998).

  1.5.2 Sosiologi Sastra

  Sastra merupakan cermin masyarakat. Antara sastra dan masyarakat berhubungan satu dengan yang lain. Aktivitas pengarang pada dasarnya merupakan salah satu bagian dari kegiatan masyarakat. Karya sastra sendiri diciptakan oleh pengarang dengan maksud untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1979: 7). Objek suatu karya sastra adalah strata sosial dan kebudayaan yang didalami oleh pembaca karya sastra.

  Hubungan di dalam sastra dan masyarakat diteliti dalam suatu pendekatan sosiologi sastra. Sastra sebagaimana sosiologi, berurusan dengan manusia dalam masyarakat, usaha untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat (Damono, 1997: 8). Dalam penelitian ini fokus pendekatan ini adalah hubunga n langsung antara tiga unsur intrinsik karya sastra dengan segi kehidupan sosial masyarakat dan yang digambarkan oleh pengarang.

  1.5.3 Identitas Kultural Identitas adalah salah satu aspek yang banyak mengalami perkembangan.

  Walaupun demikian karena pengaruh lingkungan dan pergaulan manusia tetaplah individu yang sama. Meskipun tidak seutuhnya sama dari saat ke saat, warisan dari masa lampau selalu menjadi titik tolak dari perkembangan sesudahnya sehingga kita biasa melihat suatu arus dasar tertentu yang memberi ciri khas bagi perkembangan kepribadian seseorang (Hadi, 1996:100).

  Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan manusia dan hasil dari kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1967: 77). Kebudayaan meliputi tiga aspek penting yaitu ide (nilsi- nilai budaya), perilaku budaya, dan wujud budaya. Ide meliputi gagasan-gagasan, norma- norma, hukum- hukum, aturan-aturan, kepercayaan, dsb. Hal itu mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas. Perilaku atau aktivitas adalah serangkaian proses yang timbul akibat adanya ide dalam diri manusia. Wujud adalah hasil dari aktivitas atau kelakuan yang berupa benda, peralatan, kesenian, dsb. Di dalam setiap kebudayaan sudah tentu terdapat tiga aspek tersebut. Ketiga aspek di atas saling terkait satu sama lain dan hampir tidak bisa dipisahkan.

  Identitas kultural adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir sebagai ciri khas yang ia warisi dari masa lampau. Identitas budaya adalah produk kognisi suatu komunitas budaya. Ia adalah sesuatu yang esensial yang menentukan bagaimana suatu komunitas budaya memaknai diri dan lingkungan eksternalnya untuk mengekspresikan pemaknaan tersebut dalam wujud konsepsi dan nilai- nilai kolektif. Bagi seseorang adalah penting mengetahui bagaimana identitas budayanya. Identitas budaya ini dalam banyak masyarakat berangkat dari apa yang diapresiasi oleh masyarakat dan komunitas yang bersangkutan sebagai warisan nenek moyang, yang dipandang ideal luhur, bahkan sakral sehingga sering dijadikan kebanggaan etnis dan religius, serta rujukan bagi perilaku sosial bagi masyarakat pendukungnya.

  Identitas kultural ini meliputi ide, perilaku, dan hasil dari gambaran tokoh yang berada dalam dua budaya yang berbeda. Dalam setiap budaya sudah tentu memiliki tiga unsur budaya di atas. Identitas kultural seseorang dapat diketahui melalui sebuah analisis ide, perilaku, dan hasil dari ide dan perilaku seseorang itu sendiri. Dari analisis tiga unsur di atas maka kita dapat mengetahui identitas kultural seseorang.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan

  Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan struktural dan sosiologi sastra. Pendekatan struktural digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik dalam karya satra yang meliputi alur tokoh dan penokohan dan latar. Pendekatan sosiologis digunakan untuk menganalisis hubungan karya sastra dengan unsur sosial. Secara sosiologis, sebuah karya sastra merupakan cermin masyarakat. Dengan membaca sebuah karya sastra maka berarti membaca hasil refleksi pengarang atas kehidupan masyarakat.

  Dengan menggunakan pendekatan ini penulis mencoba mencari hubungan langsung unsur sosial dengan tiga unsur intrinsik dalam karya sastra. Jadi fokus pendekatan ini mencari hubungan antara unsur intrinsik dalam karya dengan unsur sosial budaya yang terdapat dalam masyarakat (Junus, 1986:7).

  1.6.2 Metode

  Dalam suatu penelitian ilmiah, kata metode mengacu pada cara kerja yang dipergunakan secara sistematis untuk menganalisis, mempelajari, dan mema hami atau mendalami suatu objek penelitian yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Oleh karena itu, penentuan metode penelitian harus dilakukan dengan teliti berdasarkan pertimbangan mengenai ada tidaknya kesesuaian antara sebuah objek metode dengan objek studi atau penelitian (Koentjaraningrat via Yudiono, 1990: 14)

  Metode analisis digunakan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis identitas tokoh dan penokohan dalam novel Rojak baik tercermin melalui pikiran, ucapan, dan tindakan maupun melalui ciri-ciri fisiknya.

  Metode diskripsi digunakan peneliti untuk mendeskripsikan hasil analisi yang berupa tokoh dan penokohan, maupun identitas kultural tokoh Janice Wong sebagai korban kawin campur antara dua budaya yang berbeda.

  1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik catat dan teknik simak.

  Penulis secara berulang-ulang menyimak karya sastra yang akan dianalisis kemudian mencatat hal- hal yang dianggap penting dan dapat menunjang hasil penelitian.

  1.7 Sumber Data

  Judul Buku : Rojak Pengarang : Fira Basuki Penerbit : PT. Grasindo Tahun : 2004 Tebal : viii+ 174 Cetakan : I

  1.8 Sistematika

  Dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk sistematika sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Landasan Teori, Metode Penelitian, Sumber Data, dan Sistematika Penyajian. Bab II Berisi analisis struktur penceritaan dalam novel Rojak karya Fira Basuki. Bab III Berisi analisis identitas kultural tokoh Janice Wong dalam novel Rojak karya Fira Basuki. Bab IV Kesimpulan yang berisi uraian dari bagian sebelumnya yang berupa temuan-temuan hasil analisis data.

BAB II ANALISIS STRUKTURAL NOVEL ROJAK KARYA FIRA BASUKI Sesuai dengan landasan teori di muka, unsur- unsur struktural yang akan

  dikaji meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur itu dipilih untuk dianalisis karena ketiganya dapat memberikan informasi yang memenuhi tentang identitas kultural tokoh Janice Wong.

2.1 Tokoh dan Penokohan

  Di dalam novel Rojak ini ada berbagai tokoh. Tokoh utamanya adalah Janice Wong, sedangkan tokoh tambahannya adalah Setyo Hadiningrat, Sunami atau Nami, Suipah atau Ipah, Bernice, Eric Tan atau Tan Yang Sheng, Dhimas Hadiningrat atau Boy-Boy, Meita Hadiningrat atau Mei-Mei, Ma atau Nyah Kim Wong, Raja atau Rajandran Krishnan, Nyak, Babe, Sumi, Susan, Karen, Chintya, Tony, Sekar. Kesemua tokoh tersebut di atas terdaftar di dalam cerita. Pada uraian berikutnya penulis memang sengaja tidak menganalisis semua tokoh. Penulis hanya menganalisis tokoh yang dianggap berperan penting dalam penelitian ini yaitu:

2.1.1 Janice Wong

  Dalam cerita ini Janice Wong merupakan tokoh utama. Janice Wong adalah seorang wanita keturunan Melayu-Cina yang mendapatkan suami dari Jawa. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (1) “Kamu adalah new blood peranakan. Hasil hibrida. Keluarga Pa datang dari daerah selatan Sungai Min di provinsi Fujian, Cina sana. Tapi Ma peranakan Malaka dan kamu lahir serta dibesarkan di Singapura.(hlm.30)

  Janice memiliki sikap pencemburu. Janice selalu ingin menyenangkan keluarga. Ia juga menjunjung tinggi filosofi Cina. Tidak dijelaskan dengan pasti bagaimana fisik dari Janice Wong, yang pasti dia lahir dari keluarga yang sederhana. Memiliki dua orang adik. Juga tidak dijelaskan apa agamanya. Tetapi ketika ia menikah dengan Setyo, ia menikah secara Islam. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (2) Ketika kami menkah secara Islam di Indonesia, kemudian berpesta di hotel berbintang, kedua tuaku dan saudara-saudaraku yang sederhana berkomentar, “Alamak! Syiok!”(Astaga! Bagusnya!)

  Tokoh-tokoh yang akan dianalisis berikut di bawah ini adalah tokoh bawahan.

2.1.2 Setyo

  Setyo adalah suami dari Janice Wong. Nama lengkapnya Setyo Hadiningrat. Setyo memiliki tipe wajah shen, yaitu wajah lonjong tampan. Setyo termasuk orang yang pintar, sopan, mencintai seni, dan penurut. Setyo juga memiliki sisi jelek yaitu terlalu menurut dan mengalah. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (3) Ternyata menurut hasil konsultasi, si tukang ramal melihat Mas Set memiliki wajah shen, yaitu wajah lonjong tampan. Ciri-ciri orang yang berwajah seperti ini adalah pintar, sopan, mencintai seni, penurut. Sisi jeleknya ya itu tadi, terlalu menurut dan mengalah pada peraturan dan pada orang. (hlm.18-19)

  Setyo dibesarkan di dalam lingkungan ningrat. Ayahnya masih ada darah biru. Ibunya seorang mantan model yang terkenal. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (4) Namaku Raden Mas Setyo Putro Hadiningrat. Anak seorang hadiningrat yang ningrat. Yang kata-kata ningrat begitu melekat dan terdengar lezat di mata Ibu. (hlm.28)

  Sebenarnya Setyo bukanlah anak kandung Nami. Setyo adalah anak dari hubungan gelap ayahnya dengan wanita yang bekerja di perusahaan ayahnya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (5) Ibu, duduklah. Tolong lihatlah bayi ini. Bayi laki- laki sehat dengan mata lebar. Dengan raut wajah yang bagiannya dariku. Ia darah dagingku. Ibunya adalah perempuan yang sempat hinggap di hatiku. Ia sebatang kara, aku tampung bekerja di perusahaan. Dari kasihan aku jadi ingin memegang. Lalu kami melakukan apa yang kami inginkan. Inilah hasilnya. Perempuan itu meninggal ketika melahirkan bayi ini. Tidak ada sanak saudara lain, yang ada hanya aku bapaknya, dan kamu istriku yang bisa jadi ibunya. Tolonglah Bu....Nami, istriku. Tolonglah bayi ini....(hlm.150)

2.1.3 Nami

  Nami adalah ibu tiri dari Setyo. Nami selalu memakai jarik dan kebaya. Ia juga sering bersenadung dalam bahasa Jawa. Dulu Nami adalah seorang model terkenal. Nama lengkapnya Sunami. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut

  (6) “Sunami,” sahut Nami pendek sambil membalas jabatan tangannya.(hlm.27) Nami memiliki sifat kritis dan selalu ingin sempurna. Nami juga wanita yang selalu memegang teguh sopan santun. Hal ini disebabkan karena Nami adalah wanita Jawa. Walaupun begitu satu hal yang membuat Nami sedih, ternyata ia tidak bisa hamil karena mandul. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut: (7) Dengan sabar Ibu Hadiningrat bercerita. Ia memang suami bapaknya.

  Tapi setelah lima tahun menikah, ia belum juga hamil. Setelah diperiksa, ia ternyata memang mandul.(hlm.149) Bagaimana keadaan fisik dari Nami tidak di jelaskan lebih dalam lagi.

2.1.4 Ipah

  Ipah adalah pembantu di rumah Janice. Ia berasal dari Indonesia. Umurnya dua puluh dua. Kampung asalnya adalah kampung Duren Seribu. Sebelum menjadi pembantu di Singapura, Ipah adalah seorang penari Jaipong. Ia memutuskan untuk pergi bekerja karena di kampung Ipah selalu dianggap perempuan yang selalu menggoda suami orang, sehigga para ibu membencinya. Hal tersebut etrlihat pada kutipan berikut:

  (8) Ipah berusaha tahan. Padahal mulut penduduk situ lancip seperti kulit durian. Mereka pura-pura berdendang pelan, padahal kata-katanya tajam:”Pah, Pah, Suipah. Makannya daging mentah. Bibirnya bergincu merah. Pah, Pah,Suipah. Dirinya gampang berserah. Mau saja diperah-perah. Pah, Pah, Suipah, gimana gue nggak gerah. Kalau suami orang lu sembah-sembah. Pah, Pah, Suipah, ngapain lu berkeluh kesah. Padahal lu perempuan murah...Bah, bah, bah, Suipah bedebah, bedebah...”

  Bentuk fisik tubuh Suipah, berambut panjang nyaris sepinggang, wajahnya hitam berjerawat kecil-kecil, tubuhnya montok berisi. Bila tersenyum, lebar sampai pipi. Faktor lain yang memaksa ipah datang ke Singapura adalah ingin melepas diri dari Mul,laki- laki beristri dua yang ternyata memeletnya.

  2.2.5 Raja

  Nama lengkapnya Rajadan Krishna. Ia orang tamil kulitnya hitam dengan rambut kriting dan giginya putih. Raja sudah 10 tahun tinggal di Singapura. Raja adalah pacar Ipah usianya tiga puluh tahun. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (9) “Namaste !”(apa kabar?). Ipah jatuh cinta Raja orang tamil,India.

  Usianya tiga puluh tahun,sepuluh tahun bedanya. Setelah makan siang di hari minggu. Raja menjamunya kemana- mana. Bejalan-jalan di daerahnya Litlle India..Melihat toko-toko India disekitar jalan Seranggoon dan juga pasar Tekka. Tidak lupa melengok pertokoan Mustafa yang menjual segala barang, elektronik, parfum, bunga, sampai emas. Lelah berjalan-jalan di bawah, dengan uang simpanan. Raja mengajak keatas,ke hotel Mustafa Raja selalu membujuk Ipah untuk menguasai harta milik Janice. (hlm 87)

  2.2.6 Eric

  Eric adalah instruktur latihan yoga Janice. Eric juga pasangan selingkuh Janice. Eric adalah sosok yang membuat Janice nyaman. Kondisi fisiknya, rambut sedikit jabrik, mata abu-abu dan bertubuh kekar. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (10) Ketika teh hijauku tinggal separuh dan rasa kantukku penuh, eh, kulihat sosok itu! Rambut sedikit jabrik, wajah bekas cukuran, mata abu-abu dan tubuhnya kekar. Sosok Eric.(hlm. )

  Eric juga suami dari sahabat Janice, Bernice. Eric adalah sosok yang pandai menyembunyikan sesuatu. Misalnya ketika ia menyembunyikan fakta bahwa ia pernah menjalin hubunga n dengan sahabat istrinya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

  (11) Ia mengangguk pelan, seperti pemain sulap yang membodohi aku.

  Menjentik jari, menhipnotis. Aku melihat apa yang dipercaya. Tukang sulap menyembunyikan apa yang tidak perlu kuketahui. Aku sungguh tidak tahu ia punya segala tip uan cara menyembunyikan rahasia. Aku percaya saja fakta-fakta yang kudengar dan kulihat. Karena tidak ada yang pernah bilang kepadaku kalau ia seorang pesulap saat kami menikah beberapa waktu lalu.(hlm.174)

  Untuk tokoh-tokoh yang lain sengaja penulis tidak memaparkannya. Hal itu karena penulis menganggap bahwa hanya tokoh-tokoh di atas yang sangat berpengaruh terhadap jalan cerita dan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh utama.

2.2 Alur Alur dalam novel Rojak ini terdiri dari peristiwa, konflik, dan klimaks.

  Peristiwa-peristiwa openting yang terjadi tidak berurutan.

2.2.1 Peristiwa