ANALISIS SELISIH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

  

ANALISIS SELISIH SEBAGAI BAGIAN DARI

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

  Studi Kasus pada PT. Industri Sandang Pemintalan Cilacap

  SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  PRANATASAGITA LOBO 01 2114 150

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  Yesus… Kepada-Mu kuberterimakasih atas penyerahan seluruh hidup-Mu bagi kami. Kepada-Mu kuberterimakasih atas kematian-Mu di salib untuk pengampunan dosa kami. Kau tawarkan hidup kekal kepada kami, Berkat kebangkitan-Mu. Kumau menyambut-Mu dalam hatiku. Kuingin mengenal-Mu sebagai Tuhanku dan Penyelamatku. Bantulah aku untuk memeriksa, di manakah dosa menjauhkan aku untuk hidup dalam kasih dan kebenaran. Ubahlah aku berkat Roh Kudus, agar aku dapat membangun bersama sesama, sebuah dunia yang lebih peduli. Kupercaya pada-Mu, Tuhan Yesus. Terima kasih karena Engkau mendengarkan doaku.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………......... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… ii HALAMAN SUSUNAN DEWAN PENGUJI………………………………….. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………… v KATA PENGANTAR…………………………………………………………... vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. xi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xii ABSTRAK……………………………………………………………………….. xiii ABSTRACT……………………………………………………………………... xiv

  BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2 C. Batasan Masalah………………………………………………………… 3 D. Tujuan Penelitian………………………………………………………... 3 E. Manfaat Penelitian………………………………………………………. 3 F. Sistematika Penulisan…………………………………………………… 3 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………… 5 A. Anggaran…………………………………………………………………

  5

  1. Pengertian Anggaran…………………………………………………

  5

  5. Klasifikasi Anggaran…………………………………………………

  8

  6. Karakteristik Anggaran………………………………………………

  12 B. Pengendalian………………….................................................................. 13

  C. Biaya…………………………………………………………………….. 13

  1. Pengertian Biaya dan Biaya Produksi……………………………….. 13 2. Klasifikasi Biaya……………………………………………………..

  14 D. Dasar Alokasi atau Pembebanan Biaya Overhead Pabrik………………. 21

  E. Ramalan Penjualan………………………………………………………. 23

  1. Kegunaan Ramalan Penjualan……………………………………….. 23

  2. Teknik-teknik Peramalan Penjualan………………………………… . 24

  F. Anggaran Penjualan……………………………………………………... 26

  G. Anggaran Produksi………………………………………………………. 29

  1. Pengertian Anggaran Produksi………………………………………. 29

  2. Penyusunan Anggaran Produksi…………………………………….. 30

  a. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung………………………… 31

  b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung……………………….. 32

  c. Anggaran Biaya Overhead Pabrik………………………………. 33

  H. Biaya Standar……………………………………………………………. 34

  I. Analisis Selisih Biaya Produksi…………………………………………. 35

  BAB III METODE PENELITIAN……………………………..…………

  42 A. Jenis Penelitian…………………………………………………………... 42

  B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………… 42

  C. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………………….. 42

  F. Teknik Analisis Data……………...……………………………………... 43

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……………………………… 48 A. Sejarah Perkembangan Perusahaan……………………………………… 48 B. Struktur Organisasi Perusahaan…………………………………………. 49 C. Manajemen……………………………………………………………….

  55 D. Kebijakan Mutu…………………………………………………………. 56

  E. Komposisi Jumlah Tenaga Kerja………………………………………... 57

  F. Jam Kerja………………………………………………………………... 58

  G. Pemasaran……………………………………………………………….. 58

  H. Kegiatan Produksi……………………………………………………….. 59

  I. Penggolongan Biaya Produksi oleh Perusahaan………………………… 64

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………...………………... 66 A. Deskripsi Data…………………………………………………………… 66 B. Analisis Selisih Biaya Produksi………………………............................. 78 C. Pembahasan…………………………………………………………….. 84 BAB VI PENUTUP……………………………………………………………... 87 A. Kesimpulan……………………………………………………………… 87 B. Keterbatasan Penelitian………………………………………………….. 87 C. Saran…………………………………………………………………….. 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel V.1 Data Penjualan Tahun 1999-2003……………………………….. 67 Tabel V.2 Data Penjualan Bulanan Tahun 1999-2003……………………... 67 Tabel V.3 Data Harga Beli Bahan Baku Tahun 1999-2003............................ 68 Tabel V.4 Data Harga Beli Polyester Tahun 1999-2003…………………… 69 Tabel V.5 Data Harga Beli Rayon Tahun 1999-2003………………………. 69 Tabel V.6 Data Harga Beli Bahan Baku Tahun 1999-2003………….…….. 69 Tabel V.7 Rencana Penjualan Bulanan Tahun 2004……………………...... 70 Tabel V.8 Perhitungan Produksi dari Rencana Penjualan Tahun 2004…….. 71 Tabel V.9 Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2004………………………. 72 Tabel V.10 Realisasi Biaya Bahan Baku Tahun 2004…………….…………. 73 Tabel V.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004….……… 74 Tabel V.12 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004…………... 74 Tabel V.13 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2004………………..... 75 Tabel V.14 Realisasi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2004…………………... 77 Tabel V.15 Perbandingan Anggaran Dan Realisasi Biaya Produksi Tahun

  2004……………………………................................................... 79

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar IV.1 Struktur Organisasi……………………………………………… 65

  

ABSTRAK

ANALISIS SELISIH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGENDALIAN BIAYA

PRODUKSI

  Studi Kasus Pranatasagita Lobo 01 2114 150

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya produksi tahun 2004 pada PT. Insan Patal Cilacap sudah terkendali. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Studi Kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Data yang diteliti adalah data anggaran dan realisasi biaya produksi yang terjadi di perusahaan untuk tahun 2004. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan analisis prosedur penyusunan anggaran yang dilakukan oleh PT. Insan Patal Cilacap sesuai dengan kajian teori. Hal ini dilakukan untuk memperkuat analisis yang akan dilakukan oleh penulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung selisih antara anggaran dan realisasi biaya produksi yang terjadi di perusahaan pada tahun 2004 dan untuk mengetahui terkendali atau tidaknya biaya produksi dengan menghitung presentase selisih dari analisis selisih, batas toleransi yang ditetapkan perusahaan adalah 5%.

  Dari hasil penelitian untuk menjawab permasalahan dapat disimpulkan bahwa realisasi biaya produksi PT. Insan Patal Cilacap untuk tahun 2004 sudah terkendali dengan angka persentase selisih di bawah 5%.

  

ABSTRACT

THE DIFFERENCE ANALYSIS AS A PART OF PRODUCTION COST

CONTROL

  A Case Study Pranatasagita Lobo 01 2114 150

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  This research aimed to know whether the production cost of PT. Insan Patal Cilacap in 2004 was already in control. In this research, the researcher used case study.

  The data gathering techniques were done by doing interview, observation and documentation.

  The data analyzed were the data on budget, and the realization of the production cost which were happened in the company in 2004. Before doing the analysis, the first thing to do was analyzing the budget arrangement procedure which was done by PT. Insan Patal Cilacap according to the theories. This was done to strengthen the analysis which would be done by the researcher. The data analysis techniques used were counting the difference between the budget and the realization of production cost in the company in 2004 and to know whether the production cost was in control or not, it was done by counting the difference percentage of difference analysis, the tolerance limit which was determined by the company was 5%.

  From the result of this research, it could be concluded that the production cost realization of PT. Insan Patal Cilacap in 2004 was already in control with the difference percentage was under 5%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, menyebabkan

  banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan semakin banyak aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan tersebut sehingga memaksa perusahaan untuk menyusun kembali sistem perencanaan, koordinasi, dan pengawasan yang memadai dari sebelumnya.

  Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya berbagai ancaman yang mungkin timbul baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan. Berbeda dengan perusahaan kecil yang memiliki jumlah dan jenis aktivitas yang sedikit sehingga mudah dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

  Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan, merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi setiap aktivitas di dalam perusahaan yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana seluruh kegiatan dari perusahaan untuk masa yang akan datang selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan uang.

  Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian aktivitas operasional dari perusahaan dengan cara membandingkan aktivitas yang sesungguhnya dengan yang dianggarkan. Sehingga diharapkan dengan anggaran, perusahaan mampu dengan mengendalikan biaya produksi untuk masa yang akan datang. Pengendalian biaya produksi penting karena merupakan salah satu elemen dalam pembentukan harga pokok produk yang dihasilkan. Biaya produksi ini dapat dikelompokkan menjadi 3 elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

  Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara membuat anggaran biaya produksi untuk periode tertentu yang berdasarkan pada informasi dari data perusahaan tahun sebelumnya. Pada akhir periode dapat dilakukan evaluasi biaya produksi yang terjadi sesungguhnya dengan anggaran biaya produksi yang dibuat.

  Apabila terdapat perbedaan, hal ini dinamakan dengan selisih atau penyimpangan. Selisih tersebut dapat berupa selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja langsung maupun selisih biaya overhead pabrik. Selisih dicari guna untuk mengetahui apakah selisih tersebut menguntungkan bagi perusahaan atau malah sebaliknya. Apabila selisih yang terjadi ternyata tidak menguntungkan bagi perusahaan, maka dicari penyebab dari adanya selisih tersebut. Setelah itu perusahaan dapat melakukan tindakan koreksi dan perbaikan terhadap anggaran biaya poduksi yang dibuat oleh perusahaan maupun pelaksanaan kegiatan produksi tersebut.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang kami bahas adalah: Apakah selisih biaya produksi tahun 2004 pada PT. Insan Patal Cilacap sudah terkendali?

  C. Batasan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, penulis membatasi masalah, yaitu menggunakan anggaran sebagai alat pengendalian dan menggunakan analisis selisih.

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah selisih biaya produksi tahun 2004 pada PT. Insan Patal Cilacap sudah terkendali atau belum.

  E. Manfaat penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dan dapat digunakan untuk bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam proses produksi selanjutnya.

  F. Sistematika Penulisan

  Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistimatika penulisan.

  Bab II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar penelitian dan dasar untuk mengolah data.

  Bab III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan analisis data.

  Bab IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, produk perusahaan, proses produksi, personalia, daerah pemasaran dan saluran distribusi, dan pengendalian biaya produksi.

  Bab V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang ramalan penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, penyusunan rencana produksi, dan pengendalian biaya produksi.

  Bab

  VI : PENUTUP

  Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran yang memungkinkan bermanfaat bagi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran

  1. Pengertian Anggaran Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan di dalam unit kuantitatif (moneter) (Ahyari, 1998:8).

  Anggaran adalah rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (Gudono, 1993:185).

  Anggaran adalah pernyataan formal tertulis mengenai rencana pimpinan perusahaan untuk waktu yang akan datang, yang dinyatakan dalam satuan uang (Niswonger dan Fess, 1983:181).

  Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistimatis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar, 1986:1).

  Proses kegiatan yang tercakup dalam anggaran, antara lain:

  a. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran.

  b. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun anggaran. d. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran.

  e.

  Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan anggaran.

  f. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.

  2. Fungsi Anggaran Fungsi anggaran adalah: a.

  Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.

  Anggaran dapat sebagai alat koordinasi antar bagian agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

  b. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

  c.

  Alat pengendali kegiatan dan penelitian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban.

  3. Manfaat Anggaran Manfaat anggaran adalah (Gudono, 1993:185):

  a. Anggaran memaksa manajemen menentukan tujuan perusahaannya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

  b.

  Anggaran memaksa manajemen mengalisis masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

  c.

  Anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi penggunaan sumber daya yang dimiliki sehingga semua kegiatan berjalan harmonis.

  d. Anggaran merupakan alat komunikasi antar bagian dan antar tingkatan.

  e.

  Anggaran memberikan dasar bagi pengukuran prestasi.

  4. Keterbatasan Anggaran Kelemahan-kelemahan anggaran, antara lain (Adisaputra, 1982:29): a.

  Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan- kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

  b.

  Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

  c.

  Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya.

  d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya.

  5. Klasifikasi Anggaran Ditinjau dari segi bidang yang tercakup dalam anggaran, anggaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Hansen dan Mowen, 2004:356): a. Anggaran induk

  Anggaran induk adalah rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara keseluruhan. Biasanya, anggaran induk adalah untuk periode satu tahun sesuai dengan tahun fiskal perusahaan. Bagi perusahaan besar, biasanya mempersiapkan anggaran induk untuk tahun depan pada empat atau lima bulan terakhir tahun berjalan. Anggaran induk dapat dibagi ke dalam anggaran operasional dan anggaran keuangan.

  1) Anggaran operasional

  Anggaran operasional terdiri dari:

  a) Anggaran penjualan

  Anggaran penjualan adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Oleh karena anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya dan sebagian besar dari anggaran keuangan, maka anggaran penjualan yang seakurat mungkin sangatlah penting. b) Anggaran produksi Anggaran produksi menjelaskan berapa banyak unit harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir. (1)

  Anggaran pembelian bahan baku langsung Anggaran pembelian bahan baku langsung menyatakan jumlah dan biaya mentah yang dibeli tiap periode jumlahnya tergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan persediaan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan perlu mempersiapkan suatu anggaran pembelian bahan baku langsung yang terpisah untuk masing-masing bahan mentah yang digunakan. (2) Anggaran tenaga kerja langsung

  Anggaran tenaga kerja langsung menunnjukan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. (3)

  Anggaran overhead Anggaran overhead menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua komponen produksi tidak langsung. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, dalam komponen overhead tidak terdapat hubungan input-output yang telah tersedia untuk diidentifikasi.

  (4) Anggaran persediaan akhir barang jadi Anggaran persediaan akhir barang jadi memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca dan juga bertindak sebagai input penting untuk persiapan anggaran harga pokok penjualan.

  (5) Anggaran beban penjualan dan administrasi Anggaran beban penjualan dan administrasi menguraikan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas non-produksi.

  2) Anggaran Keuangan Anggaran keuangan terdiri dari:

  a) Anggaran kas Anggaran kas penting bagi perusahaan, karena dapat untuk menunjukkan bagaimana manajemen mengatur arus masuk dan arus keluar kas. Anggaran kas juga dapat digunakan oleh pihak bank untuk digunakan sebagai mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman.

  b) Neraca yang dianggarkan

  Neraca yang dianggarkan tergantung pada informasi yang terkandung dalam neraca saat ini dan yang berada dalam anggaran lain di anggaran induk.

  c) Laporan rugi laba yang dianggarkan Laporan laba rugi yang dianggarkan berisi tentang prediksi laba bersih yang diharapkan oleh perusahaan dengan menggunakan laporan-laporan seperti anggaran penjualan, anggaran persediaan akhir barang jadi, anggaran beban penjualan dan administrasi, dan juga perkiraan beban bunga dan pajak penghasilan.

  b. Laporan anggaran khusus Laporan anggaran khusus terdiri dari: (1) Laporan prestasi

  Laporan prestasi yaitu laporan mengenai perbandingan antara realisasinya dengan yang dianggarkan.

  (2) Anggaran modal Anggaran modal menyebutkan proyek modal yang disetujui, ditambah dengan keterangan-keterangan mengenai proyek-proyek kecil yang tidak perlu adanya persetujuan dari atasan. Biasanya ditetapkan oleh orang yang berbeda dan terpisah dari anggaran operasional.

  Anggaran juga dapat ditinjau dari segi waktu. Anggaran yang dibuat untuk kegiatan yang akan dilakukan dalam batas waktu satu tahun atau kurang disebut dengan anggaran jangka pendek, misalnya anggaran penjualan yang dibuat tiap enam bulan sekali. Anggaran yang dibuat untuk kegiatan yang akan mengikat perusahaan selama periode lebih dari satu tahun disebut anggaran jangka panjang, misalnya anggaran modal.

  Anggaran dapat ditinjau dari segi fleksibilitas. Dari segi fleksibilitaas, anggaran dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: a. Anggaran tetap (static/fixed budget)

  Anggaran tetap adalah anggaran yang dibuat hanya untuk satu tingkat (level) aktivitas (volume penjualan) saja.

  b. Anggaran fleksibel (flexible budget) Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dibuat dengan menyesuaikan kapasitas anggaran dengan tingkat kapasitas riil.

  6. Karakteristik Anggaran Karakteristik anggaran adalah (Mulyadi, 1993: 490): a.

  Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

  b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

  c.

  Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

  d.

  Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

  e.

  Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.

  f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

B. Pengendalian

  Pengendalian diperlukan bagi perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi yang menginginkan aktivitasnya bisa berjalan secara efektif dan efisien.

  Dengan kata lain pengendalian dapat diartikan sebagai tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan, bahwa tujuan-tujuan, rencana-rencana dan standar-standar sedang dicapai. Dalam perusahaan, kegiatan pengendalian dapat dirumuskan dalam aktivitas berikut:

  1. Penyusunan program, yang meliputi penentuan tujuan program dan menaksir jumlah sumber daya yang dialokasikan.

  2. Anggaran, yaitu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang mencakup jangka waktu tertentu, maksimum satu tahun.

  3. Pelaksanaan dan akuntansi, menyangkut kegiatan untuk melaksanakan apa yang direncanakan, dan mencatatnya.

  4. Pelaporan dan evaluasi, menyangkut pembuatan laporan pelaksanaan dan perbandingan antara pelaksanaan dan anggaran.

  5. Tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh dari hasil perbandingan anggaran dengan realisasi di atas.

C. Biaya

  1. Pengertian Biaya dan Biaya Produksi Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas: a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

  b.

  Diukur dalam satuan uang.

  c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

  d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

  Sedangkan biaya dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva (Mulyadi, 1991:14).

  Panitia Perumus Biaya dan Standar (The Committee on Cost Concepts and

  

Standards ) dari American Accounting Association menuliskan “Biaya adalah

  suatu peristiwa yang diukur berdasarkan nilai uang, yang timbul atau mungkin akan timbul untuk mencapau suatu tujuan tertentu (Matz dan Usry, 1983:43).

  Dalam “A Tentative set of Broad Accounting Principles for Business

  

Enterprises ”, biaya dinyatakan sebagai “suatu nilai tukar, peristiwa, suatu

  pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, peristiwa atau pengorbanan tersebut pada saat terjadinya dinyatakan dengan pengurangan jumlah uang tunai atau aktiva lainnya pada saat sekarang atau di masa yang akan datang” (Matz dan Usry, 1984:44).

  Biaya adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu (Harnanto, 1992:24).

  Biaya produksi adalah semua biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1991:14).

  Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dianggap melekat pada produk baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai (Harnanto, 1992:30).

  2. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan, antara lain (Carter dan Usry, 2004:40): a. Biaya dalam hubungannya dengan produk.

  Didalam lingkungan manufaktur, seluruh biaya operasi merupakan gabungan dari seluruh biaya manufaktur dan biaya komersial.

  1). Biaya manufaktur Biaya manufaktur sering disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, karena memiliki tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost) sedangkan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.

  a) Bahan baku langsung Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan ke dalam perhitungan biaya produk. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung. b) Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.

  c) Overhead pabrik

  Overhead pabrik sering disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik, yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Biasanya, biaya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. i)

  Bahan baku tidak langsung Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Bahan baku tidak langsung juga termasuk bahan baku yang secara normal akan diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Ketika konsumsi bahan baku tersebut sangat minimal, atau penelusuran terlalu rumit, maka pengklasifikasian biaya bahan baku tersebut sebagai biaya langsung menjadi sia-sia atau tidak ekonomis. ii) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke konstruksi atau komposisi dari produk jadi. Sebagai contoh dari tenaga kerja tidak langsung adalah gaji pengawas, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, dan biasanya pekerja bagian gudang. 2).

  Biaya komersial Biaya komersial terdiri atas dua klasifikasi besar, yaitu: beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban umum dan administratif).

  a) Beban pemasaran Beban pemasaran mulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran juga termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman.

  b) Beban administratif Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Tidak semua beban tersebut dialokasikan sebagai beban administratif. Sebagai contoh, gaji dari wakil presiden direktur yang bertanggungjawab atas proses manufaktur dapat dianggap sebagai biaya manufaktur, dan gaji wakil presiden direktur yang bertanggungjawab atas pemasaran dapat dianggap sebagai biaya pemasaran. b. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.

  Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap

  output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya.

  1).

  Biaya variabel Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range).

  Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh supervisor pada tingkat operasi tertentu. 2). Biaya tetap

  Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggungjawab pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkat manajemen menengah atau manajemen eksekutif.

  3). Biaya semivariabel Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel, jenis ini disebut biaya semivariabel. Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi bergantung pada penggunaan peralatan. Karena setiap biaya manufaktur dan non-manufaktur biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel untuk tujuan analisis, biaya semivariabel harus dipisahkan menjadi komponen tetap dan komponen variabel.

  c. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain.

  Suatu pabrik dapat dibagi menjadi departemen atau unit kerja ataupun juga pusat biaya. Saat produk melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya overhead langsung). Untuk mencapai tingkat pengendalian yang maksimal, sebaiknya manajer tiap departemen ikut berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, khususnya untuk departemen atau pusat biaya mereka masing-masing.

  1). Departemen produksi dan departemen jasa Pada departemen produksi, terjadi aktivitas mesin dan pemproduksian produk seperti pembentukan dan perakitan yang dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk.

  Pada departemen jasa, jasa diberikan untuk departemen lain. Meskipun tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi, tapi biaya departemen jasa juga merupakan bagian dari biaya produk.

  2). Biaya bersama (common cost) dan biaya gabungan (joint cost).

  Biaya bersama dan biaya gabungan adalah jenis biaya tidak langsung. Biaya bersama terjadi biasanya di organisasi dengan banyak departemen. Sedangkan biaya gabungan terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari.

  d.

  Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi.

  Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure ) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

  Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.

  e. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi.

  Ketika manajemen perusahaan harus memilih satu diantara alternatif yang ada, wajib untuk mempertimbangkan terlebih dahulu biaya-biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Apabila telah diambil keputusan, maka yang timbul adalah biaya diferensial, yaitu biaya yang terjadi karena dipilihnya satu alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Dan juga terjadi biaya oportunitas, yaitu adanya kemungkinan sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang berkaitan dengan diambilnya alternatif tersebut.

D. Dasar Alokasi atau Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

  Alokasi biaya, termasuk alokasi biaya overhead pabrik kepada produk, pada hakekatnya merupakan suatu proses yang meliputi tiga tahap berikut:

  1. Menentukan obyek biaya sebagai independent variable, yang pada dasarnya merupakan suatu kegiatan atau aktivitas. Seperti misalnya: produk, jasa, proses, pesanan, yang semuanya itu merupakan suatu atau sekelompok kegiatan.

  2. Menentukan dan mengumpulkan biaya sebagai dependent variable pada kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang berkaitan erat dengan obyek biayanya. Seperti misalnya: bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik, dan biaya pemasaran. Kelompok biaya (cost pool) merupakan kegiatan, unit organisasi, dan tipe atau jenis pengorbanan di mana setiap jenis biaya itu dikumpulkan. Dalam kaitannya dengan obyek biaya, kelompok biaya dapat dibedakan dalam dua kategori:

  a. Kelompok biaya langsung (direct cost pools) Kelompok biaya langsung merupakan suatu pengelompokkan biaya yang dapat diidentifikasikan secara langsung kepada suatu obyek biaya. b. Kelompok biaya tidak langsung (indirect cost pools) Kelompok biaya tidak langsung merupakan suatu pengelompokkan biaya yang tidak secara langsung dapat diidentifikasikan kepada suatu obyek biaya. Untuk tujuan alokasinya kepada obyek biaya, kelompok biaya dapat dibedakan ke dalam dua kategori:

  1).

  Homogen Suatu kelompok biaya dikatakan homogen apabila semua aktivitas yang biayanya ditampung di dalam kelompok biaya tersebut mempunyai hubungan sebab-akibat yang sama atau serupa dengan suatu obyek biaya.

  2).

  Tidak homogen Suatu kelompok dikatakan tidak homogen apabila aktivitas yang biayanya ditampung didalam kelompok biaya tersebut tidak mempunyai hubungan sebab-akibat yang sama atau serupa dengan suatu obyek biaya.

  3. Menentukan dasar alokasi, yaitu suatu media yang secara sistematis digunakan untuk mengalokasikan suatu biaya (untuk biaya langsung) atau kelompok biaya (untuk biaya tidak langsung) kepada obyek biayanya. Misalnya: jam tenaga kerja langsung, jam kerja mesin seringkali dipakai sebagai dasar alokasi biaya overhead pabrik (sebagai cost pool) kepada produk (sebagai obyek biaya).

E. Ramalan Penjualan

  1. Kegunaan Ramalan Penjualan Ramalan penjualan diperlukan dalam sebuah perusahaan karena akan digunakan oleh manajemen perusahaan untuk dapat melangkah ke depan dengan pasti. Atas dasar ramalan penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan akan dapat memperoleh gambaran tentang keadaan masa depan perusahaan. Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang ini sangat penting bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil dari peramalan penjualan akan sangat besar manfaatnya bagi perusahaan untuk penyusunan kebijakan perusahaan tersebut. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam peramalan penjualan (Blocher, 2000:361): a.

  Tingkat penjualan sekarang dan trend penjualan pada beberapa tahun yang lalu.

  b. Kondisi ekonomi dan industri secara umum.

  c.

  Tindakan pesaing dan rencana operasi.

  d. Kebijakan penentuan harga jual.

  e.

  Kebijakan kredit.

  f. Aktivitas advertensi dan promosi.

  g. Pesanan yang tidak dapat dipenuhi.

  2. Teknik-teknik peramalan penjualan Ada dua macam teknik yang dapat dipakai untuk mengukur atau menaksir ramalan yaitu (Adisaputra, 1982:123): a. Secara kualitatif

  Biasanya menggunakan judgement atau pendapat. Sumber pendapat yang dipakai sebagai dasar melakukan ramalan seperti: pendapat salesman, sales manajer, para ahli survei konsumen. Contohnya, para salesman diminta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau kemunduran segala hal yang berhubungan dengan tingkat penjualan pada daerah merekea masing- masing.

  b. Secara kuantitatif Dapat menggunakan analisa trend, penetapan trend dapat dilakukan dengan cara:

  1).

  Penetapan garis trend secara bebas.

  Penerapan garis trend secara bebas merupakan suatu cara penerapan garis trend tanpa menggunakan rumus matematika. Dalam arti bahwa garis trend dapat ditarik begitu saja dengan bebas tanpa menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

  2).

  Penetapan garis trend dengan setengah rata-rata.

  Dapat dicari dengan rumus: Y = a + b X Dimana: a = rata-rata kelompok I b =

  n

XkelompokI

  I XkelompokI ) ( ) ( −

  n = jumlah tahun dalam kelompok II dan I x = jumlah tahun dihitung dari periode dasar.

  3). Penetapan garis trend secara matematis.

  Ada dua teknik yang umum digunakan: