BAB III ISU STRATEGIS RENSTRA BAPPEDA 2016 2021 ok
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAPPEDA DAN LITBANG KABUPATEN OKU TIMUR
3.1.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA
DAN LITBANG
Dalam tata bahasa, perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Pembangunan adalah suatu proses perubahan
dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada. Dengan
demikian Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
pembangunan secara sistimatis dimana pilihan-pilihan tersebut dilakukan secara skala prioritas dan
bermanfaat bagi masyarakat baik secara efisien dan efektif berdasarkan ukuran atau ketentuan yang
dipilih sebelumnya.
Sistem perencanaan pembangunan Nasional dan perencanaan tata ruang sama-sama
menekankan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan
(prioritas) secara berhirarki dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Namun, perencanaan
tata ruang memiliki fokus kepada aspek fisik spasial yang mencakup perencanaan struktur ruang
Secara umum tugas bappeda dan litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah
membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dalam lingkup perencanaan,
pengendalian pembangunan dan litbang sesuai Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 33
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Dalam menjalankan tugas tersebut, Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur memiliki beberapa fungsi yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi, yaitu:
1. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah
2. Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan kegiatan pembangunan daerah
3. Pengkajian penyusunan rencana strategis pembangunan daerah jangka panjang, jangka
4.
menengah dan jangka pendek.
Menyusun program-program pembangunan tahunan (propeda) sebagai pelaksanaan rencanarencana tersebut pada huruf (a) /, yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang diusulkan
5.
kepada pemerintah untuk dimasukkan ke dalam program tahunan nasional (propenas).
Pelaksanaan koordinator perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh kantor-kantor,
satuan organisasi lainnya dalam lingkungan pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan
bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah kabupaten.
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 1
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
6.
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten bersama-sama dengan badan
7.
8.
pengelolaan keuangan daerah.
Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD.
Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar negeri, antar daerah dan antar lembaga non
pemerintah dalam rangka perencanaan pembangunan daerah.
9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di bidang pembangunan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya..
Tabel 3.1.
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bappeda
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No
1.
2.
3.
4.
Tugas dan Fungsi
Permasalahan
Perumusan kebijakan teknis dalam
perencanaan pembangunan daerah
lingkup 1. Kurang optimalnya peran Bappeda dan
Litbang dalam penyusunan kebijakan
teknis
lingkup
perencanaan
pembangunan daerah.
2. kurang optimalnya data pendukung
yang berkualitas dalam perumusan
kebijakan teknis lingkup perencanaan
pembangunan daerah.
3. Belum
tersedianya
pemanfaatan
standar operasional perencanaan untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi bappeda dan litbang
4. Belum adanya rencana induk litbang
sebagai dasar pelaksanaan litbang di
kabupaten OKU TIMUR
5. Perubahan peraturan perundangan dan
pedoman yang mengatur koordinasi
penataan ruang.
6. Belum adanya peraturan perundangan
daerah tentang detail tata ruang
Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan 1. Sinergitas
antara
perencanaan,
kegiatan pembangunan daerah
penganggaran
dan
pelaksanaan
pembangunan belum optimal
2. Belum
optimalnya
pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pembangunan
yang dikaitkan dengan dokumendokumen perencanaan
3. Belum optimalnya penilaian Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (SAKIP)
Pengkajian
penyusunan
rencana
strategis 1. Perubahan peraturan perundangan dan
pembangunan daerah jangka panjang, jangka
pedoman yang mengatur mekanisme
menengah dan jangka pendek
perencanaan.
2. Sinergitas antar dokumen perencanaan
jangka panjang, menengah, dan
tahunan belum optimal.
Menyusun program-program pembangunan tahunan 1. Dokumen
perencanaan
belum
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 2
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tugas dan Fungsi
Permasalahan
(propeda) sebagai pelaksanaan rencana-rencana
sepenuhnya menjadi pedoman dalam
pembangunan yang dibiayai oleh daerah sendiri
penyusunan
perencanaan
ataupun yang diusulkan kepada pemerintah untuk
pembangunan tahunan.
dimasukkan ke dalam program tahunan nasional 2. Belum tersosialisasinya sistem usulan
(propenas)
program pembangunan yang bersifat eplanning dan e-proposal.
Pelaksanaan
koordinator
perencanaan 1. Masih
lemahnya
koordinasi
pembangunan yang dilaksanakan oleh kantorperencanaan pembangunan daerah
kantor, satuan organisasi lainnya dalam lingkungan
antar SKPD.
pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan 2. Peran Bappeda dan Litbang dalam
bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah
koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas
kabupaten
pembangunan antar sektor, antar
fungsi dan antar SKPD belum optimal.
3. Persepsi
dan
kemampuan
perencanaan belum sama dalam setiap
SKPD.
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja 1. Belum optimalnya peran Bappeda
daerah kabupaten bersama-sama dengan badan
dalam penyusunan anggaran dan
pengelolaan keuangan daerah
belanja daerah
Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD, 1. Belum optimalnya Musrenbang sebagai
RPJMD dan RKPD
salah
satu
mekanisme
dalam
menyerap aspirasi dalam perencanaan
pembangunan.
Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar 1. Belum terdatanya kerjasama antar
negeri, antar daerah dan antar lembaga non
daerah yang telah dilaksanakan.
pemerintah
dalam
rangka
perencanaan 2. Belum terdatanya program CSR dari
pembangunan daerah
perusahaan/pengusaha
Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di 1. Masih lemahnya koordinasi dengan
bidang pembangunan
SKPD dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban Bupati sehingga
terjadi keterlambatan data dari instansi
terkait.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati 1. Adanya berbagai kepentingan yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
bersifat politis yang harus di akomodasi
dalam
perencanaan
dan
pengaanggaran
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Tabel 3.2.
Identifikasi Permasalahan Pelayanan Bappeda
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 3
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Faktor yang Mem
Aspek Kajian
(1)
Koordinasi penyusunan
kebijakan perencanaan
pembangunan daerah
Capaian/
Kondisi Saat ini
(2)
RPJPD Tahun 2005-2025
RPJMD Tahun 2016-2021
Standar yang Digunakan
1.
2.
Pengendalian dan evaluasi
pembangunan
Setiap tahun di susun Laporan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati
Setiap tahun secara kontiniu melakukan
monitoraing, evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan.
Penyusunan LAKIP Bappeda dan Litbang
Penyusunan Penetapan Kinerja (TAPKIN)
Bappeda dan Litbang.
Koordinasi penataan ruang
Telah tersusun RTRW Kabupaten OKU
TIMUR
Telah tersusun materi teknis Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Strategis Martapura
dan Gumawang
Data dan Informasi
Daerah Dalam Angka (DDA)
Indeks pembangunan Manusia (IPM)
Produc Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sistem Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD)
Geografic Information System (GIS)
Telah ada pegawai yang mengikuti Diklat
perencanaan (RPJMD, Renstra, Renja dll)
Meningkatkan
kualitas
Sumber Daya Manusia
bidang
perencanaan,
penelitian
dan
pengembangan.
Meningkatkan
inovasi
daerah hasil peneltian dan
pengembangan.
Telah ada bidang Penelitian pengembangan
(Litbang)
(3)
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
UU Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Pemerintahan Daerah
1.
(4)
Menyusun Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Daerah
(RPJPD, RPJMD,
RKPD)
Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah
2. PP Nomor 8 Tahun 2008
3. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
4. Permenpan dan RB nomor 53 tahun
2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara
reviu atas laporan kinerja instansi
pemerintah.
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Penyusunan LAKIP
Bappeda dan Litbang,
Koordinasi penyusunan
LKPJ, Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan
pembangunan
Standar Statistik BPS
Standar Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pengumpulan data
sektoral
Kebutuhan personil Bappeda dan Litbang
(Subbag Kepegawain dan Umum)
Penyiapan pegawai
yang berkompeten
Penyediaan biaya
transportasi dan
akomodasi bagi
personil yang mengikuti
diklat
UU Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan IPTEK
Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di
Lingkungan Kemendagri dan Pemda
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
INTERNAL
(KEWENANGAN
Bappeda
Penyusunan materi
teknis dan draf Perda
Penyusunan rencana
induk litbang
III - 4
3.2.
TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR
TAHUN 2016-2021
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur Tahun 2016-2021 merupakan tahapan ketiga dari RPJPD Kabupaten OKU TIMUR Tahun
2005-2025.
Dalam tahapan pembangunan Daerah Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2005-2025 tercantum
bahwa periode ketiga dari tahapan RPJPD Kabupaten OKU TIMUR adalah RPJMD Kabupaten
OKU TIMUR Tahun 2016-2021. Dalam tahapan ini skala prioritas yang akan dicapai adalah
meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung
oleh manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, meningkatnya derajat kesehatan dan gizi
masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak
serta tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang
dan meningkatnya ketersediaan infrastruktur
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta berkembangnya infrastruktur
perdesaan terutama yang mendukung pembangunan pertanian yang sejalan dengan pemenuhan
kebutuhan tempat tinggal.
Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Pemerintah
Kabupaten OKU TIMUR menetapkan visi Kabupaten OKU TIMUR 2016-2021 sebagai berikut ;
“YAKIN OKU TIMUR LEBIH BAIK, AMAN, NYAMAN TANPA JALAN BERLUBANG”
Misi yang ditetapkan diharapkan mampu menggerakkan seluruh komponen organisasi dan
dapat memicu tindakan dan peran serta masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan positif yang
mengarah pada pencapaian misi dan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai VISI Kabupaten
OKU TIMUR seperti tersebut diperlukan MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun
tujuan, sasaran dan strategi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, adapun misi Kabupaten
OKU TIMUR tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan infrastruktur yang layak
2. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan peningkatan sinergitas antara masyarakat,
3.
pemerintah dan aparat keamanan
Mewujudkan kualitas SDM yang profesianal, berbudaya dan berakhlak mulia yang berorientase
4.
5.
6.
pada pelayanan public.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses dan pemerataan pembangunan.
Meningkatkan kesejahteraan , kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pada pembangunan pertanian
Memperhatikan visi, misi serta program kepala daerah terpilih periode 2016-2021
maka tugas dan fungsi serta kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian
Pengembangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur selaku unsur pendukung Kepala Daerah di
bidang Perencanaan Pembangunan adalah mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan
perencanaan pembangunan daerah dari berbagai sektor untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian pembanguna serta penelitian dan
pengembangan.
Tabel 3.3
Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
NO
MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH
PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA
Misi 1 :
Mewujudkan Infrastruktur Yang Layak
Program :
1.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan transportasi.
2.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pengelolaan Sumber
Daya Air.
3.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pemerintah dan
fasilitas umum.
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dan informasi.
A. ASPEK
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
1. Besarnya tuntutan masyarakat terhadap
infrastruktur utamanya infrastruktur jalan
yang layak menyebabkan permasalahan
kerangka pendanaan yang cukup tinggi.
2. Prioritas pembangunan yang lebih
cenderung
mengutamakan
sektor
infrastruktur menyebabkan semakin
minimnya penganggaran untuk sektor
lainnya.
3. Kerangka pendanaan lebih banyak
bersumber dari dana perimbangan
sehingga anggaran pendapatan sangat
tergantung pada besaran dana transfer
dari pemerintah pusat.
Misi 2 :
Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Dengan Peningkatan Sinergitas
Antara Masyarakat, Pemerintah dan Aparat Keamanan
Program
1. Meningkatkan stabilitas sosial masyarakat.
2. Menciptakan keamanan dan ketertiban.
3. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis
Misi 3 :
Mewujudkan Kualitas SDM Yang Profesional, Berbudaya dan Beraklak
Mulia Yang Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Program :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM aparatur daerah
2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pegawai dan masyarakat
3. Meningkatkan kapasitas administrasi pemerintahan daerah
4. Meningkatkan pengelolaan arsip daerah
5. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan
6. Meningkatkan pelayanan administrasi pertanahan
7. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan
8. Meningkatkan Mutu dan Produktivitas Tenaga Kerja
Misi 4 :
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses dan Pemerataan
Pembangunan
B. ASPEK KOORDINASI DAN SINKRONISASI
1. Peran Bappeda dan Litbang dalam fungsi
koordinasi belum optimal terutama dalam
penyusunan anggaran.
2. seringkali
terjadi
ketidaksinkronnya
perencanaan antar tahapan perencanaan
pembangunan.
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1. Masih sering terjadi tumpang 1. Perubahan
Nomenklatur
tindih tugas dan fungsi
organisasi perangkat daerah
Bappeda dan Litbang terutama
menimbulkan semangat baru
dalam
perencanaan
dan
untuk mengembalikan tugas
penganggaran sehingga dalam
dan fungsi Bappeda dan
penyusunan anggaran tidak
Litbang sesuai dengan yang
mengacu pada perencanaan
diamanatkan oleh peraturan
yang telah disusun di Bappeda
perundangan.
dan Litbang.
2. Bappeda dan Litbang telah
2. Organisasi perangkat daerah
memaksimalkan
fungsi
dalam mengajukan usulan
koordinasi selama ini.
pendanaan ke Pemerintah 3. Dukungan dari Bappenas dan
Provinsi dan Pusat seringkali
Bappeda Provinsi Sumatera
tidak berkoordinasi dengan
Selatan untuk menjalankan
Bappeda dan Litbang.
fungsi
perencanaan
pembangunan daerah
NO
MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH
Program :
1. Meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan daerah
2. Meningkatkan pengawasan pembangunan daerah
3. Meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah
4. Meningkatkan Peran masyarakat desa dalam pembangunan
5. Meningkatkan upaya penyelenggaran penataan ruang
6.
Meningkatkan pengelolaan SDA dan LH yang lestari
7.
Meningkatkan pengelolaan mitigasi bencana
Misi 5 :
Meningkatkan Kesejahteraan, Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
Masyarakat
Program :
1. Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Mengembangkan minat baca bagi masyarakat
4. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak
5. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
6. Meningkatkan usaha pengembangan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera
Misi 6 :
Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pada Pembangunan
Pertanian
Program :
1. Mengembangkan Sektor pembangunan pertanian berkelanjutan
2. Mengembangkan sektor pariwisata
3. Meningkatkan stabilitas pangan
4. Mengembangkan perusahaan daerah
5. Meningkatkan produktivitas nilai tambah dan pendapatan sektor koperasi
UMKM
6. Meningkatkan Investasi Daerah
7. Mengembangkan Sektor perindustrian dan Perdagangan
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
3.3.
TELAAHAN RENSTRA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DAN
RENSTRA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Mengacu pada Perpres Nomor 47 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 82 Tahun 2007
menyebutkan bahwa tugas pokok Kementerian PPN/Bappenas adalah merumuskan kebijakan dan
koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.Selanjutnya, tugas pokok tersebut dijabarkan ke dalam 9 (sembilan)
fungsi, yaitu: 1)penyusunan rencana pembangunan nasional; 2) koordinasi dan perumusankebijakan di
bidang perencanaan pembangunan nasional; 3) pengkajian kebijakanpemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional; 4) penyusunan programpembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan danBelanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen
Keuangan;5) koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumbersumber pembiayaandalam dan
luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersamasamainstansi terkait; 6) koordinasi
kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugasKementerian PPN/Bappenas; 7) fasilitasi dan pembinaan
kegiatan instansipemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional; 8) penyampaianlaporan
hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinyakepada Presiden; serta 9)
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasiumum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksanasumber daya manusia, keuangan, kearsipan, hukum,
perlengkapan dan rumahtangga. Pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas mengerucut menjadi
4(empat) peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai (1) pengambilkebijakan/keputusan (policy
maker), (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4)administrator.Keempat peran tersebut dijabarkan ke dalam
pelaksanaan
berbagaikegiatan
strategis.Sebagai
pengambil
kebijakan/keputusan,
KementerianPPN/Bappenas menentukan kebijakan dan program dalam rencanapembangunannasional
baik jangka panjang (RPJPN), menengah (RPJMN) maupun tahunan(RKP).Untuk rencana kerja
pemerintah (RKP) yang bersifat tahunan, disusunberikut perkiraan anggarannya, sedangkan perkiraan
anggaran untuk RPJMNdimulai sejak RPJMN 2010-2014.Selain tugas perencanaan tersebut,
KementerianPPN/Bappenas juga berperan dalam turut menentukan kebijakankebijakanpenanganan
permasalahan yang mendesak dan berskala besar, sepertipenanganan pasca bencana alam dan
perubahan iklim (climate change). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Kementerian
PPN/Bappenasharus memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaanRPJMN
2010- 2014 dan RKP, melalui penyusunan rencana pembangunan nasional(RPJMN, RKP)
yang berkualitas dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya dariPresiden/Pemerintah. Kualitas rencana
pembangunan tersebut dilihat dari: 1)adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur; 2)
adanya
integrasi,sinkronisasi
dan
sinergi
antardaerah,
antarruang,
antarwaktu,
dan
antarfungsipemerintah, maupun antara pusat dan daerah; 3) adanya keterkaitan dankonsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;serta 4) integrasi (keterkaitan) dan
konsistensi antara pencapaian tujuanpembangunan nasional (RPJMN dan RKP) dengan tujuan
pembangunan yangdilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik di tingkat
pusat(Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ RenstraSKPD).
Sedangkan keberhasilan pelaksanaan tugastugas lainnya dariPresiden/Pemerintah dilihat dari sejauh
mana tugas-tugas tersebut dimanfaatkanoleh Presiden/Pemerintah. Apabila keseluruhan hal tersebut
dapat terpenuhi, maka berarti KementerianPPN/Bappenas telah mampu berperan dalam mendukung
pencapaian, target,sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian
tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi KementerianPPN/Bappenas 2015-2019 adalah:
Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yangandal, kredibel dan proaktif untuk mendukung
pencapaian tujuan berbangsa danbernegara” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan
tindakan nyata dalambentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas,
adalah sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka: a.
mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik\ antardaerah, antarruang,
antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; b. mewujudkan
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; c.
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan
rencanapembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitasterhadap permasalahan
pembangunan, sebagai masukan bagi prosesperencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan
kebijakan pembangunandi berbagai bidang. 3. Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan
tugas-tugasKementerian PPN/Bappenas.
Dari penjelasan diatas, keterkaitan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur
dan
Bappenas
sama-sama
berperan
dalam
mengawal
konsistensi
antara
perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian; serta mengintegrasikan (keterkaitan)dan
konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan nasional (RPJMN danRKP) dengan tujuan
pembangunan yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsipemerintahan baik di tingkat pusat
(Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD)
Berikut ini Tabel Permasalahan pelayanan Bappeda dan Litbang berdasarkan Renstra
Kementerian Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada Tabel 3.4 dan
Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Bappenas RI
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
SEBAGAI FAKTOR
NO
SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA BAPPENAS
RI
PERMASALAHAN
PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMUR
PENGHAMBAT
PENDORONG
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder s)
terhadap RPJMN 2015-2019
Kemampuan dan kesepahaman antar
perencana pembangunan belum sama.
Mekanisme dan tata cara
penyusunan dokumen-dokumen
perencanaan telah sesuai dengan
peraturan perundangan yang
mengaturnya.
2
Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders)
terhadap RKP
Belum
maksimalnya
konsistensi
perencanaan pembangunan daerah
Keterbatasan pendanaan pembangunan
daerah
Sudah ada peran masyarakat
dalam proses dan tahapan
perencanaan pembangunan.
Potensi
CSR
yang
perlu
dimaksimalkan.
3
Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah,
antar ruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah,
maupun antara perencanaan
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
belum sepenuhnya menjadi pedoman bagi
seluruh
stakeholder
dalam
penyusunan
perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat Daerah
berpendapat bahwa yang menyusun RPJMD
adalah Bappeda dan Litbang serta bukan SKPD
Perencanaan pembangunan tahunan belum
sepenuhnya mengacu pada perencanaan
pembangunan lima tahunan.
Usulan masyarakat yang disampaikan pada
Musrenbang desa dan kecamatan masih banyak
yang belum terakomodir dalam program
pembangunan
Sinkronisasi pembangunan antar fungsi dan antar
ruang masih kurang maksimal
Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya
dijadikan landasan/acuan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan
Ego sektoral
Ego
daerah
yang
menghambat
kerjasama antar wilayah/daerah baik
antar desa, antar kecamatan dan antar
kabupaten.
Belum ada rencana detail tata ruang
wilayah yang disyahkan menjadi Perda.
Perubahan dalam struktur dan pola
ruang wilayah yang membutuhkan revisi
tata ruang belum dapat dilaksanakan.
fungsi koordinator yang selama ini
dilaksanakan oleh Bappeda dan
litbang.
Sudah pejabat setingkat esselon
IV yang mengurusi kerjasama
pembangunan.
Telah ada Perda Nomor 13 Tahun
2012 tentang RTRW Kab. OKU
TIMUR tahun 2012-2032.
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Bappeda OKU TIMUR berdasarkan
Sasaran Renstra Bappeda Sumatera Selatan beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
SEBAGAI FAKTOR
NO
SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA PROV.
SUMSEL
PERMASALAHAN
PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMUR
PENGHAMBAT
PENDORONG
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan yang
berkualitas.
2
Terwujudnya konsistensi antara perencanaan, penganggaran
dan pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur belum sepenuhnya menjadi pedoman
bagi seluruh stakeholder dalam penyusunan
perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat
Daerah
berpendapat
bahwa
yang
menyusun RPJMD adalah Bappeda dan
Litbang serta bukan SKPD
Dokumen
perencanaan
dalam
penyusunanya tidak mengacu pada
perundangan dan dokumen perencanaan
diatasnya
Kualitas usulan program dan kegiatan
masih rendah
Perubahan regulasi dalam mekanisme dan tata Mekanisme dan tata cara penyusunan
cara penyusunan dokumen perencanaan.
dokumen-dokumen perencanaan telah
Kemampuan
dan
kesepahaman
antar
sesuai dengan peraturan perundangan
yang mengaturnya.
perencana pembangunan belum sama.
Penyusunan dokumen SKPD tidak mengacu
pada RPJMD, RPJPD atau RTRW
Bappeda kurang dilibatkan dalam penyusunan
APBD
3
Meningkatnya kualitas usulan program dan
Dalam penyusunan program dan kegiatan
Kegiatan
dalam APBD belum dilengkapi dengan
KAK/TOR
4
Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM perencana
SDM bidang perencanaan masih minim
Kurangnya pelatihan dan bintek tenaga
perencana
5
Meningkatnya fasilitas pendukung perencanaan pembangunan. Fasiltas sarana prasarana kantor belum Penambahan
bidang
sesuai
dengan
mendukung
Nomenklatur organisasi perangkat daerah
belum di imbangi dengan penambahan jumlah
ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Sarana prasarana kantor kurang mendukung
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Bappeda secara kontiniu melaksanakan
evaluasi
terhadap
perencanaan,
pelaksanaan dan pengganggaran
Bappeda terus berupaya dalam
melakukan evaluasi terhadap program
pembangunan
Banyak tawaran bintek dari lembaga
pelatihan
Telah menempati kantor sendiri
Telah ada sarana prasarana pendukung
3.4.
TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 sangat
mempertimbangkan pola dan struktur ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi
Sumatera Selatan dan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2012-2032 sebagai dasar
untuk menetapkan lokasi program dan kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,
penyusunan program dan kegiatan prioritas di sesuaikan dengan pola ruang, struktur ruang serta
kawasan startegis yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Pengembangan tata ruang wilayah didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kawasan secara makro (bersifat eksternal) maupun mikro wilayah (bersifat internal).
Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten OKU TIMUR
dalam konteks eksternal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Visi Kabupaten OKU TIMUR yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2.
Kabupaten OKU TIMUR 2005-2025 yaitu “OKU TIMUR AMAN, MAJU DAN BERDAYA SAING”.
Penetapan Martapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dalam konteks perkotaan di
Provinsi Sumatera Selatan, dengan pertimbangan potensi yang dimiliki untuk maju dan berkembang
3.
sebagai pusat pelayanan wilayah di masa yang akan datang.
Kabupaten OKU TIMUR merupakan bagian dari pengembangan sistem transportasi nasional,
dengan jalur lintas regional (jalan nasional) yang melalui Kabupaten OKU TIMUR, yaitu jalur lintas
tengah Sumatera yang menghubungkan arah barat ke timur yaitu Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi,
Palembang, Baturaja, Bandar Lampung dan Pulau Jawa.
Sementara, faktor-faktor internal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang
Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:
1. Memiliki potensi wilayah di sektor pertanian (agro), dengan ditandai oleh ketersediaan lahan yang
cukup luas dengan komoditas pertanian bahan pangan (padi) dan lainnya, sebagai sektor unggulan
2.
dan penggerak utama perekonomian kabupaten OKU TIMUR;
Sebagian besar wilayah Kabupaten OKU TIMUR atau ± 65% dari total luas wilayah merupakan
3.
kawasan dataran rendah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan budidaya;
Membutuhkan dukungan pengembangan aksesibilitas wilayah yaitu dilalui Jalur Lintas Tengah (Jalur
regional Sumatera, jalan nasional) dan didukung oleh jaringan jalan provinsi dan kabupaten.
Berdasarkan pertimbangan faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat disusun rumusan
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2012-2032, yaitu sebagai berikut:
“Mewujudkan Masyarakat Kabupaten OKU TIMUR yang Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing Melalui
Pengembangan Tata Ruang Berbasis Agropolitan yang Berwawasan Lingkungan”
Tabel 3.6
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Telaahan RTRW beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO
(1)
1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERKAIT TUGAS
DAN FUNGSI SKPD
FAKTOR
PERMASALAHAN BAPPEDA
PENGHAMBAT
PENDORONG
(2)
(3)
(4)
(5)
Mengembangkan dua pusat pelayanan primer, yaitu Kota Belum ada regulasi dalam bentuk Perda yang Mekanisme pembahasan Materi Teknis dan Telah disusun Materi Teknis Rencana Detail
Martapura dengan fungsi utama sebagai pusat
mengatur pengembangan kawasan Kota
Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait
Tata Ruang Kawasan Perkotaan
pemerintahan, dan Kota Gumawang dengan fungsi utama
Martapura dan Kota Gumawang
membutuhkan waktu dan mekanisme
Martapura dan Kawasan Perkotaan
sebagai pusat kegiatan ekonomi
Mekanisme
pembahasan
Perda
yang
Gumawang.
Telah disusun Materi Teknis Rencana Tata
membutuhkan hal-hal non teknis
Bangunan dan Lingkungan di kedua
kawasan.
2
Kabupaten OKU Timur dibagi dalam empat wilayah
Belum
ada
regulasi
dalam
bentuk Mekanisme pembahasan Materi Teknis dan Telah disusun materi teknis Rencana Detail
pengembangan, dengan pusat kegiatan utama berada di
Perda/Perkada
yang
mengatur
Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait
Tata Ruang Kawasan KTM
Kota Martapura
pengembangan
4
(empat)
wilayah
membutuhkan waktu dan mekanisme
Telah disusun materi teknis Masterplan
pengembangan
Mekanisme
pembahasan
Perda
yang
Kawasan Agropolitan
membutuhkan hal-hal non teknis
Telah disusun RPIJM Kawasan Minapolitan
3
Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota Belum ada masterplan yang mengatur masalah Belum ada kesepahaman/program prioritas untuk Telah disusun Tatanan Transportasi Lokal
yang lainnya melalui peningkatan sarana / prasarana
transportasi/perhubungan
membenahi masalah perhubungan/transportasi
(Tatralok) oleh Dinas Perhubungan
perhubungan
4
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi
Fasilitas yang dibutuhkan dalam memperkuat Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Telah disusun Rencana Tata Bangunan dan
kota dengan pendekatan program pembangunan
fungsi kota belum optimal
belum sepenuhnya dilaksanakan.
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kotabaru
prasarana kota terpadu
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang Pelaksanaan penataan perkotaan belum
dan Kawasan Perkantoran
telah di susun belum di regulasikan dalam
sepenuhnya mengacu pada RTBL.
bentuk Perkada
5
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, Pengendalian pemanfaatan ruang belum Pelaksanaan pembangunan belum sepenuhnya Telah ada Perda tentang RTRW Kabupaten
dan pengendalian tata ruang kota
optimal
mengacu pada RTRW
6
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang
Belum
ada
masterplan
untuk Skala prioritas pada saat ini adalah rehabilitasi Telah ada Peta Jaringan Jalan
dilayani melalui pengembangan jaringan jalan
menataan/peningkatan jaringan jalan dan
jalan dan jembatan sehingga aspek
transportasi
peningkatan kualitas jaringan jalan belum
optimal
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
3.5.
PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016,
kedudukan Bappeda dan Litbang adalah sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang
perencanaan pembangunan dan penelitian pengembangan. Berdasarkan telaahan terhadap tugas dan
fungsi Bappeda dan Litbang, terhadap Renstra Kementerian Bappenas dan Bappeda Sumatera Selatan
serta terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maka langkah selanjutnya adalah penilaian faktor
internal dan eksternal Bappeda. dan Litbang
Adapun faktor internal dan eksternal Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur adalah:
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yaitu situasi dan kemampuan internal bersifat positif yang
memungkinkan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur memenuhi keuntungan
strategis dalam mencapai visi dan misi yang meliputi:
Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta peraturan
perundangan turunannya memberikan kewenangan bagi Bappeda dan Litbang untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan
Pola kerja di Bappeda dan Litbang yang telah sistematik serta nilai-nilai organisasi seperti
kebersamaan, inovasi dan responsive yang memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif
Hubungan koordinasi yang baik antara unsur pimpinan dan staf Bappeda sehingga tercipta
suasana kerja yang kondusif.
Adanya sumber daya aparatur yang sebagian berpendidikan tinggi sehingga menjadi visi jauh
kedepan dan berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan yang diinginkan.
Adanya dukungan dari Kepala Daerah untuk pembangunan jauh ke depan terhadap suatu
perencanaan pembangunan dalam mendukung visi/misi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai acuan dalam
perencanaan pembangunan daerah.
2. Kelemahan (Weaknes)
Kelemahan yaitu situasi ketidakmampuan internal yang mengakibatkan Bappeda dan
Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tidak dapat mencapai visi/misi.
Masih kurangnya tenaga perencana dan peneliti yang terlatih serta penempatan personil
sebagian aparatur kurang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.
Masih kurangnya sarana prasarana pendukung untuk perencanaan pembangunan serta
penelitian dan pengembangan.
Belum tersedianya data-data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat
sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan
berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai
jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan
siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan
Koordinasi perencanaan masih sangat lemah baik koordinasi interen antar bidang maupun
koordinasi perencanaan antar SKPD.
Kurangnya partisipasi PTN maupun swasta dalam dalam proses perencanaan khususnya
dalam bidang penelitian belum cukup berarti memberikan masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang merupakan faktor eksternal Bappeda yang dianggap mampu mendukung upaya
pencapaian visi dan misi Bappeda antara lain:
Adanya political will dari pemerintah pusat untuk memberdayakan Bappeda Kabupaten antara
lain dalam bentuk kesempatan pengembangan SDM (pendidikan dan pelatihan) serta
dukungan dari pemerintah provinsi dalam memaksimalkan fungsi bappeda dan litbang
kabupaten/kota.
Kepemimpinan Kepala Daerah yang berkomitmen dalam menciptakan pembangunan yang
pro rakyat.
Adanya otonomi daerah sehingga memberi peran lebih pada pemerintah daerah khususnya
Bappeda.
Tuntutan masyarakat yang menghendaki sistem perencanaan pembangunan yang akuntabel
dan aspiratif serta dukungan dari DPRD, LSM serta komponen masyarakat lainnya dalam
proses perencanaan pembangunan yang lebih aspiratif.
Kondisi geografis dan letak strategis sangat mendukung untuk dijadikan objek perencanaan
kedepan dalam membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sebagai kabupaten
terencana.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mendukung dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah.
Hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif yang dapat mempercepat proses
perencanaan pembangunan.
4.
Hambatan (Threat)
Faktor eksternal Bappeda yang dipandang berpotensi menghambat pencapaian visi dan
misi Bappeda antara lain:
Adanya mekanisme perencanaan yang bersifat top down relatif masih kuat sehingga
kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaanpembangunan dan munculnya
berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan daerah secara
mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi perencanaan pembangunan di daerah.
Pengajuan usulan kegiatan pembangunan dari dinas/instansi belum sepenuhnya mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten OKU TIMUR.
Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur
sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan
sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
Masih lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD di Kabupaten dan
antara SKPD Provinsi dengan SKPD Kabupaten.
Masih sangat rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan.
Birokrasi yang belum baik dalam menyerap aspirasi masyarakat.
Masih adanya tumpang tindih tugas dan fungsi Bappeda Litbang dengan instansi lainnya
sehingga tugas dan fungsi Bappeda dan Litbang belum maksimal.
Perencanaan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur pada saat ini menjadi
urusan daerah yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, hal ini mengingat
perencanaan merupakan awal penyelenggaraan pemerintahan secara umum maupun pembangunan
daerah khususnya.Kondisi perencanaan pembangunan daerah dapat dilihat dari kinerja aspek-aspek
perencanaan daerah sebagai berikut :
1.
Koordinasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, berdampak pada dokumen perencanaan pembangunan daerah, seperti dokumen
perencanaanpembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2005-2025
yang harus di revisi. Demikian juga halnya dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur tahun 2016-2021 juga harus disesuaikan dengan Organisasi Perangkat Daerah
yang beru serta dokumen perencanaan pembangunan lainnya yang harus segera disesuaikan
dengan peraturan perundangan yang mengaturnya.\
2.
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Hasil Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur yang masih rendah perlu ditindaklanjuti segera. Monitoring dan evaluasi
pembangunan daerah saat ini masih dilakukan secara manual,dengan mengandalkan laporanlaporan dari SKPD, sehingga perencanaanpembangunan yang berjalan belum dapat dikendalikan
dan dinilai secara utuh,begitupun dengan pembangunan yang berasal dari dana APBD Propinsi,
maupunAPBN, belum dapat dipantau karena keterbatasan data dan pelaporan yang diberikan
SKPD.
3.
Koordinasi Penataan ruang
Dokumen RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2012-2032 perlu
penyesuaian karena selama 5 (lima) tahun ada berbagai perubahan yang cukup mendasar dalam
penataan ruang. Demikian halnya juga kawasan-kawasan strategis kabupaten pada saat ini belum
ada rencana detailnya.
4.
Data dan Informasi
Data pendukung dalam penyusunan dokumen perencanaan baik tingkat kabupaten
maupun instansi lainnya masih sangat minim dan kurang variatif. Demikian halnya data-data yang
bersifat data elektronik dan spasial masih sangat kurang.
5.
Pelayanan Ketatausahaan Bappeda
Fungsi rutin yang dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan urusan perencanaan
pembangunan daerah berupa, ketatausahaan, kepegawaian, sarana kerja dan keuangan selama ini
berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.Namun aspek kepegawaian
masih dipandang belum optimal, mengingat sumber dayamanusia di Bappeda sebagai pelaksana
urusan perencanaan daerah kurang didukungdengan tenaga yang profesional baik dari faktor
pendidikan umum, maupunkemampuan keterampilan dari diklat teknis perencana maupun peneliti.
6.
Penelitian dan Pengembangan
Fungsi penelitian dan pengembangan daerah secara umum masih belum optimal karena
merupakan bidang baru di Bappeda dan Litbang dan masih dalam tahap identifikasi dan pendataan
kebutuhan kelitbangan.
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAPPEDA DAN LITBANG KABUPATEN OKU TIMUR
3.1.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA
DAN LITBANG
Dalam tata bahasa, perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Pembangunan adalah suatu proses perubahan
dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada. Dengan
demikian Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
pembangunan secara sistimatis dimana pilihan-pilihan tersebut dilakukan secara skala prioritas dan
bermanfaat bagi masyarakat baik secara efisien dan efektif berdasarkan ukuran atau ketentuan yang
dipilih sebelumnya.
Sistem perencanaan pembangunan Nasional dan perencanaan tata ruang sama-sama
menekankan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan
(prioritas) secara berhirarki dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Namun, perencanaan
tata ruang memiliki fokus kepada aspek fisik spasial yang mencakup perencanaan struktur ruang
Secara umum tugas bappeda dan litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah
membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dalam lingkup perencanaan,
pengendalian pembangunan dan litbang sesuai Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 33
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Dalam menjalankan tugas tersebut, Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur memiliki beberapa fungsi yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi, yaitu:
1. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah
2. Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan kegiatan pembangunan daerah
3. Pengkajian penyusunan rencana strategis pembangunan daerah jangka panjang, jangka
4.
menengah dan jangka pendek.
Menyusun program-program pembangunan tahunan (propeda) sebagai pelaksanaan rencanarencana tersebut pada huruf (a) /, yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang diusulkan
5.
kepada pemerintah untuk dimasukkan ke dalam program tahunan nasional (propenas).
Pelaksanaan koordinator perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh kantor-kantor,
satuan organisasi lainnya dalam lingkungan pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan
bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah kabupaten.
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 1
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
6.
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten bersama-sama dengan badan
7.
8.
pengelolaan keuangan daerah.
Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD.
Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar negeri, antar daerah dan antar lembaga non
pemerintah dalam rangka perencanaan pembangunan daerah.
9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di bidang pembangunan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya..
Tabel 3.1.
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bappeda
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No
1.
2.
3.
4.
Tugas dan Fungsi
Permasalahan
Perumusan kebijakan teknis dalam
perencanaan pembangunan daerah
lingkup 1. Kurang optimalnya peran Bappeda dan
Litbang dalam penyusunan kebijakan
teknis
lingkup
perencanaan
pembangunan daerah.
2. kurang optimalnya data pendukung
yang berkualitas dalam perumusan
kebijakan teknis lingkup perencanaan
pembangunan daerah.
3. Belum
tersedianya
pemanfaatan
standar operasional perencanaan untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi bappeda dan litbang
4. Belum adanya rencana induk litbang
sebagai dasar pelaksanaan litbang di
kabupaten OKU TIMUR
5. Perubahan peraturan perundangan dan
pedoman yang mengatur koordinasi
penataan ruang.
6. Belum adanya peraturan perundangan
daerah tentang detail tata ruang
Penyusunan evaluasi, pelaporan program dan 1. Sinergitas
antara
perencanaan,
kegiatan pembangunan daerah
penganggaran
dan
pelaksanaan
pembangunan belum optimal
2. Belum
optimalnya
pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pembangunan
yang dikaitkan dengan dokumendokumen perencanaan
3. Belum optimalnya penilaian Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (SAKIP)
Pengkajian
penyusunan
rencana
strategis 1. Perubahan peraturan perundangan dan
pembangunan daerah jangka panjang, jangka
pedoman yang mengatur mekanisme
menengah dan jangka pendek
perencanaan.
2. Sinergitas antar dokumen perencanaan
jangka panjang, menengah, dan
tahunan belum optimal.
Menyusun program-program pembangunan tahunan 1. Dokumen
perencanaan
belum
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 2
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tugas dan Fungsi
Permasalahan
(propeda) sebagai pelaksanaan rencana-rencana
sepenuhnya menjadi pedoman dalam
pembangunan yang dibiayai oleh daerah sendiri
penyusunan
perencanaan
ataupun yang diusulkan kepada pemerintah untuk
pembangunan tahunan.
dimasukkan ke dalam program tahunan nasional 2. Belum tersosialisasinya sistem usulan
(propenas)
program pembangunan yang bersifat eplanning dan e-proposal.
Pelaksanaan
koordinator
perencanaan 1. Masih
lemahnya
koordinasi
pembangunan yang dilaksanakan oleh kantorperencanaan pembangunan daerah
kantor, satuan organisasi lainnya dalam lingkungan
antar SKPD.
pemerintah kabupaten, instansi-instansi vertikal dan 2. Peran Bappeda dan Litbang dalam
bagan-bagan lainnya yang berada dalam wilayah
koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas
kabupaten
pembangunan antar sektor, antar
fungsi dan antar SKPD belum optimal.
3. Persepsi
dan
kemampuan
perencanaan belum sama dalam setiap
SKPD.
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja 1. Belum optimalnya peran Bappeda
daerah kabupaten bersama-sama dengan badan
dalam penyusunan anggaran dan
pengelolaan keuangan daerah
belanja daerah
Pengoordinasian pelaksanaan musrenbang RPJPD, 1. Belum optimalnya Musrenbang sebagai
RPJMD dan RKPD
salah
satu
mekanisme
dalam
menyerap aspirasi dalam perencanaan
pembangunan.
Pengkoordinasian kerjasama dengan pihak luar 1. Belum terdatanya kerjasama antar
negeri, antar daerah dan antar lembaga non
daerah yang telah dilaksanakan.
pemerintah
dalam
rangka
perencanaan 2. Belum terdatanya program CSR dari
pembangunan daerah
perusahaan/pengusaha
Penyusunan laporan pertanggungjawaban bupati di 1. Masih lemahnya koordinasi dengan
bidang pembangunan
SKPD dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban Bupati sehingga
terjadi keterlambatan data dari instansi
terkait.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati 1. Adanya berbagai kepentingan yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
bersifat politis yang harus di akomodasi
dalam
perencanaan
dan
pengaanggaran
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Tabel 3.2.
Identifikasi Permasalahan Pelayanan Bappeda
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
III - 3
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
(BAPPEDA DAN LITBANG)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Faktor yang Mem
Aspek Kajian
(1)
Koordinasi penyusunan
kebijakan perencanaan
pembangunan daerah
Capaian/
Kondisi Saat ini
(2)
RPJPD Tahun 2005-2025
RPJMD Tahun 2016-2021
Standar yang Digunakan
1.
2.
Pengendalian dan evaluasi
pembangunan
Setiap tahun di susun Laporan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati
Setiap tahun secara kontiniu melakukan
monitoraing, evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan.
Penyusunan LAKIP Bappeda dan Litbang
Penyusunan Penetapan Kinerja (TAPKIN)
Bappeda dan Litbang.
Koordinasi penataan ruang
Telah tersusun RTRW Kabupaten OKU
TIMUR
Telah tersusun materi teknis Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Strategis Martapura
dan Gumawang
Data dan Informasi
Daerah Dalam Angka (DDA)
Indeks pembangunan Manusia (IPM)
Produc Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sistem Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD)
Geografic Information System (GIS)
Telah ada pegawai yang mengikuti Diklat
perencanaan (RPJMD, Renstra, Renja dll)
Meningkatkan
kualitas
Sumber Daya Manusia
bidang
perencanaan,
penelitian
dan
pengembangan.
Meningkatkan
inovasi
daerah hasil peneltian dan
pengembangan.
Telah ada bidang Penelitian pengembangan
(Litbang)
(3)
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
UU Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Pemerintahan Daerah
1.
(4)
Menyusun Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Daerah
(RPJPD, RPJMD,
RKPD)
Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah
2. PP Nomor 8 Tahun 2008
3. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
4. Permenpan dan RB nomor 53 tahun
2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara
reviu atas laporan kinerja instansi
pemerintah.
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Penyusunan LAKIP
Bappeda dan Litbang,
Koordinasi penyusunan
LKPJ, Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan
pembangunan
Standar Statistik BPS
Standar Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pengumpulan data
sektoral
Kebutuhan personil Bappeda dan Litbang
(Subbag Kepegawain dan Umum)
Penyiapan pegawai
yang berkompeten
Penyediaan biaya
transportasi dan
akomodasi bagi
personil yang mengikuti
diklat
UU Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan IPTEK
Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di
Lingkungan Kemendagri dan Pemda
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Rencana Strategis Bappeda dan Litbang
Kab. OKU TIMUR Tahun 2016 – 2021
INTERNAL
(KEWENANGAN
Bappeda
Penyusunan materi
teknis dan draf Perda
Penyusunan rencana
induk litbang
III - 4
3.2.
TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR
TAHUN 2016-2021
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur Tahun 2016-2021 merupakan tahapan ketiga dari RPJPD Kabupaten OKU TIMUR Tahun
2005-2025.
Dalam tahapan pembangunan Daerah Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2005-2025 tercantum
bahwa periode ketiga dari tahapan RPJPD Kabupaten OKU TIMUR adalah RPJMD Kabupaten
OKU TIMUR Tahun 2016-2021. Dalam tahapan ini skala prioritas yang akan dicapai adalah
meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung
oleh manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, meningkatnya derajat kesehatan dan gizi
masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak
serta tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang
dan meningkatnya ketersediaan infrastruktur
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta berkembangnya infrastruktur
perdesaan terutama yang mendukung pembangunan pertanian yang sejalan dengan pemenuhan
kebutuhan tempat tinggal.
Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Pemerintah
Kabupaten OKU TIMUR menetapkan visi Kabupaten OKU TIMUR 2016-2021 sebagai berikut ;
“YAKIN OKU TIMUR LEBIH BAIK, AMAN, NYAMAN TANPA JALAN BERLUBANG”
Misi yang ditetapkan diharapkan mampu menggerakkan seluruh komponen organisasi dan
dapat memicu tindakan dan peran serta masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan positif yang
mengarah pada pencapaian misi dan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai VISI Kabupaten
OKU TIMUR seperti tersebut diperlukan MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun
tujuan, sasaran dan strategi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, adapun misi Kabupaten
OKU TIMUR tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan infrastruktur yang layak
2. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan peningkatan sinergitas antara masyarakat,
3.
pemerintah dan aparat keamanan
Mewujudkan kualitas SDM yang profesianal, berbudaya dan berakhlak mulia yang berorientase
4.
5.
6.
pada pelayanan public.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses dan pemerataan pembangunan.
Meningkatkan kesejahteraan , kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pada pembangunan pertanian
Memperhatikan visi, misi serta program kepala daerah terpilih periode 2016-2021
maka tugas dan fungsi serta kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian
Pengembangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur selaku unsur pendukung Kepala Daerah di
bidang Perencanaan Pembangunan adalah mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan
perencanaan pembangunan daerah dari berbagai sektor untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian pembanguna serta penelitian dan
pengembangan.
Tabel 3.3
Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
NO
MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH
PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA
Misi 1 :
Mewujudkan Infrastruktur Yang Layak
Program :
1.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan transportasi.
2.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pengelolaan Sumber
Daya Air.
3.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pemerintah dan
fasilitas umum.
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dan informasi.
A. ASPEK
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
1. Besarnya tuntutan masyarakat terhadap
infrastruktur utamanya infrastruktur jalan
yang layak menyebabkan permasalahan
kerangka pendanaan yang cukup tinggi.
2. Prioritas pembangunan yang lebih
cenderung
mengutamakan
sektor
infrastruktur menyebabkan semakin
minimnya penganggaran untuk sektor
lainnya.
3. Kerangka pendanaan lebih banyak
bersumber dari dana perimbangan
sehingga anggaran pendapatan sangat
tergantung pada besaran dana transfer
dari pemerintah pusat.
Misi 2 :
Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Dengan Peningkatan Sinergitas
Antara Masyarakat, Pemerintah dan Aparat Keamanan
Program
1. Meningkatkan stabilitas sosial masyarakat.
2. Menciptakan keamanan dan ketertiban.
3. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis
Misi 3 :
Mewujudkan Kualitas SDM Yang Profesional, Berbudaya dan Beraklak
Mulia Yang Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Program :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM aparatur daerah
2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pegawai dan masyarakat
3. Meningkatkan kapasitas administrasi pemerintahan daerah
4. Meningkatkan pengelolaan arsip daerah
5. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan
6. Meningkatkan pelayanan administrasi pertanahan
7. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan
8. Meningkatkan Mutu dan Produktivitas Tenaga Kerja
Misi 4 :
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses dan Pemerataan
Pembangunan
B. ASPEK KOORDINASI DAN SINKRONISASI
1. Peran Bappeda dan Litbang dalam fungsi
koordinasi belum optimal terutama dalam
penyusunan anggaran.
2. seringkali
terjadi
ketidaksinkronnya
perencanaan antar tahapan perencanaan
pembangunan.
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1. Masih sering terjadi tumpang 1. Perubahan
Nomenklatur
tindih tugas dan fungsi
organisasi perangkat daerah
Bappeda dan Litbang terutama
menimbulkan semangat baru
dalam
perencanaan
dan
untuk mengembalikan tugas
penganggaran sehingga dalam
dan fungsi Bappeda dan
penyusunan anggaran tidak
Litbang sesuai dengan yang
mengacu pada perencanaan
diamanatkan oleh peraturan
yang telah disusun di Bappeda
perundangan.
dan Litbang.
2. Bappeda dan Litbang telah
2. Organisasi perangkat daerah
memaksimalkan
fungsi
dalam mengajukan usulan
koordinasi selama ini.
pendanaan ke Pemerintah 3. Dukungan dari Bappenas dan
Provinsi dan Pusat seringkali
Bappeda Provinsi Sumatera
tidak berkoordinasi dengan
Selatan untuk menjalankan
Bappeda dan Litbang.
fungsi
perencanaan
pembangunan daerah
NO
MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH
Program :
1. Meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan daerah
2. Meningkatkan pengawasan pembangunan daerah
3. Meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah
4. Meningkatkan Peran masyarakat desa dalam pembangunan
5. Meningkatkan upaya penyelenggaran penataan ruang
6.
Meningkatkan pengelolaan SDA dan LH yang lestari
7.
Meningkatkan pengelolaan mitigasi bencana
Misi 5 :
Meningkatkan Kesejahteraan, Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
Masyarakat
Program :
1. Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Mengembangkan minat baca bagi masyarakat
4. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak
5. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
6. Meningkatkan usaha pengembangan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera
Misi 6 :
Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pada Pembangunan
Pertanian
Program :
1. Mengembangkan Sektor pembangunan pertanian berkelanjutan
2. Mengembangkan sektor pariwisata
3. Meningkatkan stabilitas pangan
4. Mengembangkan perusahaan daerah
5. Meningkatkan produktivitas nilai tambah dan pendapatan sektor koperasi
UMKM
6. Meningkatkan Investasi Daerah
7. Mengembangkan Sektor perindustrian dan Perdagangan
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
PERMASALAHAN PELAYANAN BAPPEDA
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
3.3.
TELAAHAN RENSTRA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DAN
RENSTRA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Mengacu pada Perpres Nomor 47 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 82 Tahun 2007
menyebutkan bahwa tugas pokok Kementerian PPN/Bappenas adalah merumuskan kebijakan dan
koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.Selanjutnya, tugas pokok tersebut dijabarkan ke dalam 9 (sembilan)
fungsi, yaitu: 1)penyusunan rencana pembangunan nasional; 2) koordinasi dan perumusankebijakan di
bidang perencanaan pembangunan nasional; 3) pengkajian kebijakanpemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional; 4) penyusunan programpembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan danBelanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen
Keuangan;5) koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumbersumber pembiayaandalam dan
luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersamasamainstansi terkait; 6) koordinasi
kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugasKementerian PPN/Bappenas; 7) fasilitasi dan pembinaan
kegiatan instansipemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional; 8) penyampaianlaporan
hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinyakepada Presiden; serta 9)
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasiumum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksanasumber daya manusia, keuangan, kearsipan, hukum,
perlengkapan dan rumahtangga. Pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas mengerucut menjadi
4(empat) peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai (1) pengambilkebijakan/keputusan (policy
maker), (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4)administrator.Keempat peran tersebut dijabarkan ke dalam
pelaksanaan
berbagaikegiatan
strategis.Sebagai
pengambil
kebijakan/keputusan,
KementerianPPN/Bappenas menentukan kebijakan dan program dalam rencanapembangunannasional
baik jangka panjang (RPJPN), menengah (RPJMN) maupun tahunan(RKP).Untuk rencana kerja
pemerintah (RKP) yang bersifat tahunan, disusunberikut perkiraan anggarannya, sedangkan perkiraan
anggaran untuk RPJMNdimulai sejak RPJMN 2010-2014.Selain tugas perencanaan tersebut,
KementerianPPN/Bappenas juga berperan dalam turut menentukan kebijakankebijakanpenanganan
permasalahan yang mendesak dan berskala besar, sepertipenanganan pasca bencana alam dan
perubahan iklim (climate change). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Kementerian
PPN/Bappenasharus memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaanRPJMN
2010- 2014 dan RKP, melalui penyusunan rencana pembangunan nasional(RPJMN, RKP)
yang berkualitas dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya dariPresiden/Pemerintah. Kualitas rencana
pembangunan tersebut dilihat dari: 1)adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur; 2)
adanya
integrasi,sinkronisasi
dan
sinergi
antardaerah,
antarruang,
antarwaktu,
dan
antarfungsipemerintah, maupun antara pusat dan daerah; 3) adanya keterkaitan dankonsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;serta 4) integrasi (keterkaitan) dan
konsistensi antara pencapaian tujuanpembangunan nasional (RPJMN dan RKP) dengan tujuan
pembangunan yangdilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik di tingkat
pusat(Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ RenstraSKPD).
Sedangkan keberhasilan pelaksanaan tugastugas lainnya dariPresiden/Pemerintah dilihat dari sejauh
mana tugas-tugas tersebut dimanfaatkanoleh Presiden/Pemerintah. Apabila keseluruhan hal tersebut
dapat terpenuhi, maka berarti KementerianPPN/Bappenas telah mampu berperan dalam mendukung
pencapaian, target,sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian
tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi KementerianPPN/Bappenas 2015-2019 adalah:
Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yangandal, kredibel dan proaktif untuk mendukung
pencapaian tujuan berbangsa danbernegara” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan
tindakan nyata dalambentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas,
adalah sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka: a.
mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik\ antardaerah, antarruang,
antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; b. mewujudkan
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; c.
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan
rencanapembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitasterhadap permasalahan
pembangunan, sebagai masukan bagi prosesperencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan
kebijakan pembangunandi berbagai bidang. 3. Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan
tugas-tugasKementerian PPN/Bappenas.
Dari penjelasan diatas, keterkaitan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur
dan
Bappenas
sama-sama
berperan
dalam
mengawal
konsistensi
antara
perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian; serta mengintegrasikan (keterkaitan)dan
konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan nasional (RPJMN danRKP) dengan tujuan
pembangunan yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsipemerintahan baik di tingkat pusat
(Renstra/Renja Kementerian/Lembaga) maupun daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD)
Berikut ini Tabel Permasalahan pelayanan Bappeda dan Litbang berdasarkan Renstra
Kementerian Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada Tabel 3.4 dan
Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Bappenas RI
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
SEBAGAI FAKTOR
NO
SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA BAPPENAS
RI
PERMASALAHAN
PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMUR
PENGHAMBAT
PENDORONG
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder s)
terhadap RPJMN 2015-2019
Kemampuan dan kesepahaman antar
perencana pembangunan belum sama.
Mekanisme dan tata cara
penyusunan dokumen-dokumen
perencanaan telah sesuai dengan
peraturan perundangan yang
mengaturnya.
2
Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders)
terhadap RKP
Belum
maksimalnya
konsistensi
perencanaan pembangunan daerah
Keterbatasan pendanaan pembangunan
daerah
Sudah ada peran masyarakat
dalam proses dan tahapan
perencanaan pembangunan.
Potensi
CSR
yang
perlu
dimaksimalkan.
3
Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah,
antar ruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah,
maupun antara perencanaan
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
belum sepenuhnya menjadi pedoman bagi
seluruh
stakeholder
dalam
penyusunan
perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat Daerah
berpendapat bahwa yang menyusun RPJMD
adalah Bappeda dan Litbang serta bukan SKPD
Perencanaan pembangunan tahunan belum
sepenuhnya mengacu pada perencanaan
pembangunan lima tahunan.
Usulan masyarakat yang disampaikan pada
Musrenbang desa dan kecamatan masih banyak
yang belum terakomodir dalam program
pembangunan
Sinkronisasi pembangunan antar fungsi dan antar
ruang masih kurang maksimal
Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya
dijadikan landasan/acuan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan
Ego sektoral
Ego
daerah
yang
menghambat
kerjasama antar wilayah/daerah baik
antar desa, antar kecamatan dan antar
kabupaten.
Belum ada rencana detail tata ruang
wilayah yang disyahkan menjadi Perda.
Perubahan dalam struktur dan pola
ruang wilayah yang membutuhkan revisi
tata ruang belum dapat dilaksanakan.
fungsi koordinator yang selama ini
dilaksanakan oleh Bappeda dan
litbang.
Sudah pejabat setingkat esselon
IV yang mengurusi kerjasama
pembangunan.
Telah ada Perda Nomor 13 Tahun
2012 tentang RTRW Kab. OKU
TIMUR tahun 2012-2032.
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Bappeda OKU TIMUR berdasarkan
Sasaran Renstra Bappeda Sumatera Selatan beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
SEBAGAI FAKTOR
NO
SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA PROV.
SUMSEL
PERMASALAHAN
PELAYANAN BAPPEDA OKU TIMUR
PENGHAMBAT
PENDORONG
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan yang
berkualitas.
2
Terwujudnya konsistensi antara perencanaan, penganggaran
dan pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur belum sepenuhnya menjadi pedoman
bagi seluruh stakeholder dalam penyusunan
perencanaan pembangunan.
Kecenderungan Organisasi Perangkat
Daerah
berpendapat
bahwa
yang
menyusun RPJMD adalah Bappeda dan
Litbang serta bukan SKPD
Dokumen
perencanaan
dalam
penyusunanya tidak mengacu pada
perundangan dan dokumen perencanaan
diatasnya
Kualitas usulan program dan kegiatan
masih rendah
Perubahan regulasi dalam mekanisme dan tata Mekanisme dan tata cara penyusunan
cara penyusunan dokumen perencanaan.
dokumen-dokumen perencanaan telah
Kemampuan
dan
kesepahaman
antar
sesuai dengan peraturan perundangan
yang mengaturnya.
perencana pembangunan belum sama.
Penyusunan dokumen SKPD tidak mengacu
pada RPJMD, RPJPD atau RTRW
Bappeda kurang dilibatkan dalam penyusunan
APBD
3
Meningkatnya kualitas usulan program dan
Dalam penyusunan program dan kegiatan
Kegiatan
dalam APBD belum dilengkapi dengan
KAK/TOR
4
Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM perencana
SDM bidang perencanaan masih minim
Kurangnya pelatihan dan bintek tenaga
perencana
5
Meningkatnya fasilitas pendukung perencanaan pembangunan. Fasiltas sarana prasarana kantor belum Penambahan
bidang
sesuai
dengan
mendukung
Nomenklatur organisasi perangkat daerah
belum di imbangi dengan penambahan jumlah
ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Sarana prasarana kantor kurang mendukung
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
Bappeda secara kontiniu melaksanakan
evaluasi
terhadap
perencanaan,
pelaksanaan dan pengganggaran
Bappeda terus berupaya dalam
melakukan evaluasi terhadap program
pembangunan
Banyak tawaran bintek dari lembaga
pelatihan
Telah menempati kantor sendiri
Telah ada sarana prasarana pendukung
3.4.
TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 sangat
mempertimbangkan pola dan struktur ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi
Sumatera Selatan dan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2012-2032 sebagai dasar
untuk menetapkan lokasi program dan kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,
penyusunan program dan kegiatan prioritas di sesuaikan dengan pola ruang, struktur ruang serta
kawasan startegis yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Pengembangan tata ruang wilayah didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kawasan secara makro (bersifat eksternal) maupun mikro wilayah (bersifat internal).
Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten OKU TIMUR
dalam konteks eksternal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Visi Kabupaten OKU TIMUR yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2.
Kabupaten OKU TIMUR 2005-2025 yaitu “OKU TIMUR AMAN, MAJU DAN BERDAYA SAING”.
Penetapan Martapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dalam konteks perkotaan di
Provinsi Sumatera Selatan, dengan pertimbangan potensi yang dimiliki untuk maju dan berkembang
3.
sebagai pusat pelayanan wilayah di masa yang akan datang.
Kabupaten OKU TIMUR merupakan bagian dari pengembangan sistem transportasi nasional,
dengan jalur lintas regional (jalan nasional) yang melalui Kabupaten OKU TIMUR, yaitu jalur lintas
tengah Sumatera yang menghubungkan arah barat ke timur yaitu Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi,
Palembang, Baturaja, Bandar Lampung dan Pulau Jawa.
Sementara, faktor-faktor internal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang
Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:
1. Memiliki potensi wilayah di sektor pertanian (agro), dengan ditandai oleh ketersediaan lahan yang
cukup luas dengan komoditas pertanian bahan pangan (padi) dan lainnya, sebagai sektor unggulan
2.
dan penggerak utama perekonomian kabupaten OKU TIMUR;
Sebagian besar wilayah Kabupaten OKU TIMUR atau ± 65% dari total luas wilayah merupakan
3.
kawasan dataran rendah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan budidaya;
Membutuhkan dukungan pengembangan aksesibilitas wilayah yaitu dilalui Jalur Lintas Tengah (Jalur
regional Sumatera, jalan nasional) dan didukung oleh jaringan jalan provinsi dan kabupaten.
Berdasarkan pertimbangan faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat disusun rumusan
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2012-2032, yaitu sebagai berikut:
“Mewujudkan Masyarakat Kabupaten OKU TIMUR yang Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing Melalui
Pengembangan Tata Ruang Berbasis Agropolitan yang Berwawasan Lingkungan”
Tabel 3.6
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Telaahan RTRW beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO
(1)
1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERKAIT TUGAS
DAN FUNGSI SKPD
FAKTOR
PERMASALAHAN BAPPEDA
PENGHAMBAT
PENDORONG
(2)
(3)
(4)
(5)
Mengembangkan dua pusat pelayanan primer, yaitu Kota Belum ada regulasi dalam bentuk Perda yang Mekanisme pembahasan Materi Teknis dan Telah disusun Materi Teknis Rencana Detail
Martapura dengan fungsi utama sebagai pusat
mengatur pengembangan kawasan Kota
Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait
Tata Ruang Kawasan Perkotaan
pemerintahan, dan Kota Gumawang dengan fungsi utama
Martapura dan Kota Gumawang
membutuhkan waktu dan mekanisme
Martapura dan Kawasan Perkotaan
sebagai pusat kegiatan ekonomi
Mekanisme
pembahasan
Perda
yang
Gumawang.
Telah disusun Materi Teknis Rencana Tata
membutuhkan hal-hal non teknis
Bangunan dan Lingkungan di kedua
kawasan.
2
Kabupaten OKU Timur dibagi dalam empat wilayah
Belum
ada
regulasi
dalam
bentuk Mekanisme pembahasan Materi Teknis dan Telah disusun materi teknis Rencana Detail
pengembangan, dengan pusat kegiatan utama berada di
Perda/Perkada
yang
mengatur
Persetujuan Subtansi dari Kementarian terkait
Tata Ruang Kawasan KTM
Kota Martapura
pengembangan
4
(empat)
wilayah
membutuhkan waktu dan mekanisme
Telah disusun materi teknis Masterplan
pengembangan
Mekanisme
pembahasan
Perda
yang
Kawasan Agropolitan
membutuhkan hal-hal non teknis
Telah disusun RPIJM Kawasan Minapolitan
3
Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota Belum ada masterplan yang mengatur masalah Belum ada kesepahaman/program prioritas untuk Telah disusun Tatanan Transportasi Lokal
yang lainnya melalui peningkatan sarana / prasarana
transportasi/perhubungan
membenahi masalah perhubungan/transportasi
(Tatralok) oleh Dinas Perhubungan
perhubungan
4
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi
Fasilitas yang dibutuhkan dalam memperkuat Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Telah disusun Rencana Tata Bangunan dan
kota dengan pendekatan program pembangunan
fungsi kota belum optimal
belum sepenuhnya dilaksanakan.
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kotabaru
prasarana kota terpadu
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang Pelaksanaan penataan perkotaan belum
dan Kawasan Perkantoran
telah di susun belum di regulasikan dalam
sepenuhnya mengacu pada RTBL.
bentuk Perkada
5
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, Pengendalian pemanfaatan ruang belum Pelaksanaan pembangunan belum sepenuhnya Telah ada Perda tentang RTRW Kabupaten
dan pengendalian tata ruang kota
optimal
mengacu pada RTRW
6
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang
Belum
ada
masterplan
untuk Skala prioritas pada saat ini adalah rehabilitasi Telah ada Peta Jaringan Jalan
dilayani melalui pengembangan jaringan jalan
menataan/peningkatan jaringan jalan dan
jalan dan jembatan sehingga aspek
transportasi
peningkatan kualitas jaringan jalan belum
optimal
Sumber : Pengolahan dan Analisa Tim Penyusun Renstra Bappeda OKU TIMUR, 2016
3.5.
PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016,
kedudukan Bappeda dan Litbang adalah sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang
perencanaan pembangunan dan penelitian pengembangan. Berdasarkan telaahan terhadap tugas dan
fungsi Bappeda dan Litbang, terhadap Renstra Kementerian Bappenas dan Bappeda Sumatera Selatan
serta terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maka langkah selanjutnya adalah penilaian faktor
internal dan eksternal Bappeda. dan Litbang
Adapun faktor internal dan eksternal Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur adalah:
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yaitu situasi dan kemampuan internal bersifat positif yang
memungkinkan Bappeda dan Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur memenuhi keuntungan
strategis dalam mencapai visi dan misi yang meliputi:
Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta peraturan
perundangan turunannya memberikan kewenangan bagi Bappeda dan Litbang untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah, Badan-Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan
Pola kerja di Bappeda dan Litbang yang telah sistematik serta nilai-nilai organisasi seperti
kebersamaan, inovasi dan responsive yang memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif
Hubungan koordinasi yang baik antara unsur pimpinan dan staf Bappeda sehingga tercipta
suasana kerja yang kondusif.
Adanya sumber daya aparatur yang sebagian berpendidikan tinggi sehingga menjadi visi jauh
kedepan dan berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan yang diinginkan.
Adanya dukungan dari Kepala Daerah untuk pembangunan jauh ke depan terhadap suatu
perencanaan pembangunan dalam mendukung visi/misi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai acuan dalam
perencanaan pembangunan daerah.
2. Kelemahan (Weaknes)
Kelemahan yaitu situasi ketidakmampuan internal yang mengakibatkan Bappeda dan
Litbang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tidak dapat mencapai visi/misi.
Masih kurangnya tenaga perencana dan peneliti yang terlatih serta penempatan personil
sebagian aparatur kurang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.
Masih kurangnya sarana prasarana pendukung untuk perencanaan pembangunan serta
penelitian dan pengembangan.
Belum tersedianya data-data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat
sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan
berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai
jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan
siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan
Koordinasi perencanaan masih sangat lemah baik koordinasi interen antar bidang maupun
koordinasi perencanaan antar SKPD.
Kurangnya partisipasi PTN maupun swasta dalam dalam proses perencanaan khususnya
dalam bidang penelitian belum cukup berarti memberikan masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang merupakan faktor eksternal Bappeda yang dianggap mampu mendukung upaya
pencapaian visi dan misi Bappeda antara lain:
Adanya political will dari pemerintah pusat untuk memberdayakan Bappeda Kabupaten antara
lain dalam bentuk kesempatan pengembangan SDM (pendidikan dan pelatihan) serta
dukungan dari pemerintah provinsi dalam memaksimalkan fungsi bappeda dan litbang
kabupaten/kota.
Kepemimpinan Kepala Daerah yang berkomitmen dalam menciptakan pembangunan yang
pro rakyat.
Adanya otonomi daerah sehingga memberi peran lebih pada pemerintah daerah khususnya
Bappeda.
Tuntutan masyarakat yang menghendaki sistem perencanaan pembangunan yang akuntabel
dan aspiratif serta dukungan dari DPRD, LSM serta komponen masyarakat lainnya dalam
proses perencanaan pembangunan yang lebih aspiratif.
Kondisi geografis dan letak strategis sangat mendukung untuk dijadikan objek perencanaan
kedepan dalam membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sebagai kabupaten
terencana.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mendukung dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah.
Hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif yang dapat mempercepat proses
perencanaan pembangunan.
4.
Hambatan (Threat)
Faktor eksternal Bappeda yang dipandang berpotensi menghambat pencapaian visi dan
misi Bappeda antara lain:
Adanya mekanisme perencanaan yang bersifat top down relatif masih kuat sehingga
kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaanpembangunan dan munculnya
berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan daerah secara
mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi perencanaan pembangunan di daerah.
Pengajuan usulan kegiatan pembangunan dari dinas/instansi belum sepenuhnya mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten OKU TIMUR.
Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur
sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan
sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
Masih lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD di Kabupaten dan
antara SKPD Provinsi dengan SKPD Kabupaten.
Masih sangat rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan.
Birokrasi yang belum baik dalam menyerap aspirasi masyarakat.
Masih adanya tumpang tindih tugas dan fungsi Bappeda Litbang dengan instansi lainnya
sehingga tugas dan fungsi Bappeda dan Litbang belum maksimal.
Perencanaan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur pada saat ini menjadi
urusan daerah yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, hal ini mengingat
perencanaan merupakan awal penyelenggaraan pemerintahan secara umum maupun pembangunan
daerah khususnya.Kondisi perencanaan pembangunan daerah dapat dilihat dari kinerja aspek-aspek
perencanaan daerah sebagai berikut :
1.
Koordinasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, berdampak pada dokumen perencanaan pembangunan daerah, seperti dokumen
perencanaanpembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2005-2025
yang harus di revisi. Demikian juga halnya dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur tahun 2016-2021 juga harus disesuaikan dengan Organisasi Perangkat Daerah
yang beru serta dokumen perencanaan pembangunan lainnya yang harus segera disesuaikan
dengan peraturan perundangan yang mengaturnya.\
2.
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Hasil Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur yang masih rendah perlu ditindaklanjuti segera. Monitoring dan evaluasi
pembangunan daerah saat ini masih dilakukan secara manual,dengan mengandalkan laporanlaporan dari SKPD, sehingga perencanaanpembangunan yang berjalan belum dapat dikendalikan
dan dinilai secara utuh,begitupun dengan pembangunan yang berasal dari dana APBD Propinsi,
maupunAPBN, belum dapat dipantau karena keterbatasan data dan pelaporan yang diberikan
SKPD.
3.
Koordinasi Penataan ruang
Dokumen RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2012-2032 perlu
penyesuaian karena selama 5 (lima) tahun ada berbagai perubahan yang cukup mendasar dalam
penataan ruang. Demikian halnya juga kawasan-kawasan strategis kabupaten pada saat ini belum
ada rencana detailnya.
4.
Data dan Informasi
Data pendukung dalam penyusunan dokumen perencanaan baik tingkat kabupaten
maupun instansi lainnya masih sangat minim dan kurang variatif. Demikian halnya data-data yang
bersifat data elektronik dan spasial masih sangat kurang.
5.
Pelayanan Ketatausahaan Bappeda
Fungsi rutin yang dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan urusan perencanaan
pembangunan daerah berupa, ketatausahaan, kepegawaian, sarana kerja dan keuangan selama ini
berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.Namun aspek kepegawaian
masih dipandang belum optimal, mengingat sumber dayamanusia di Bappeda sebagai pelaksana
urusan perencanaan daerah kurang didukungdengan tenaga yang profesional baik dari faktor
pendidikan umum, maupunkemampuan keterampilan dari diklat teknis perencana maupun peneliti.
6.
Penelitian dan Pengembangan
Fungsi penelitian dan pengembangan daerah secara umum masih belum optimal karena
merupakan bidang baru di Bappeda dan Litbang dan masih dalam tahap identifikasi dan pendataan
kebutuhan kelitbangan.