Bab I LPPD 2015 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.

DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan pemerintahan daerah
dilaksanakan oleh Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Selanjutnya Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

dan pelaksanaan Tugas Pembantuan. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat disebutkan bahwa setiap berakhirnya tahun anggaran, Kepala Daerah
mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada Pemerintah melalui Gubernur Jawa Tengah.
Atas dasar tersebut, maka disusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) Kota Semarang Tahun 2015 yang merupakan informasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang disampaikan Walikota selaku
Kepala Daerah kepada Pemerintah.
Kota Semarang didirikan oleh Sunan Pandanaran II pada tanggal 2 Mei 1547. Setelah
kemerdekaan, Kota Semarang ditetapkan sebagai Kotapraja diwilayah Provinsi Jawa
Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan RepubIik Indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada
tahun 1976, berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, jumlah kecamatan di Kota Semarang
bertambah dari semula 5 kecamatan (Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara,
Semarang Timur, Semarang Selatan dan Semarang Tengah) menjadi 9 kecamatan, dengan
penambahan kecamatan Mijen, Gunungpati dan Tembalang di sebelah selatan, Genuk di

sebelah Timur dan Tugu di sebelah Barat. Selanjutnya pada tahun 1992, wilayah

hal |

1

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

administrasi kecamatan di Kota Semarang kembali berubah dari semula berjumlah 9
menjadi 16 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan

Kecamatan

di

Wilayah

Kabupaten-Kabupaten


Daerah

Tingkat

II

Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Tengah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang Tahun 2015
ini disusun dalam sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yang terdiri dari:
Bab I

Pendahuluan

Bab II

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Bab III Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi
Bab IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Bab V Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan
Bab VI Penutup

B.

GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG

1.

GAMBARAN WILAYAH
Secara geografis, Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan

dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas
16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan, dengan luas wilayah adalah 373,70 Km2 (BPS,
2015), dengan batas-batas administratif adalah:
Sebelah Utara

: Laut Jawa


Sebelah Selatan

: Kabupaten Semarang

Sebelah Barat

: Kabupaten Kendal

Sebelah Timur

: Kabupaten Demak

Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah pantai
dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara 0,75 m
sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut. secara umum, Kota Semarang didominasi
oleh dataran rendah khususnya pada bagian utaranya dan perbukitan di bagian selatannya.
Sama halnya dengan kenampakan morfologi Pulau Jawa, semakin mengarah ke selatan,
morfologi Kota Semarang cenderung berupa area perbukitan. Berdasarkan data topografi
Kota Semarang yang tercantum dalam RTRW Kota Semarang 2011 – 2031, sebanyak

43,89% luasan wilayah Kota Semarang memiliki kelerangan yang berkisar 0 – 2% hal ini
dikarenakan sebagian besar Kota Semarang merupakan dataran rendah dengan ketinggian
2,45 meter di atas permukaan laut.
Jika dirinci per kecamatan di Kota Semarang, kecamatan yang mayoritasnya
merupakan dataran rendah diantara Kecamatan Pedurungan, Genuk, Gayamsari, Semarang

hal |

2

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Barat dan Tugu. Sedangkan
kecamatan yang memiliki area dengan perpaduan morfologi dataran rendah dan perbukitan
dimiliki oleh Kecamatan Mijen, Banyumanik, Gajahmungkur, Candisari, dan Tembalang.
Sedangkan kecamatan yang memiliki morfologi perpaduan antara perbukitan dengan
pegunungan berada di Kecamatan Gunungpati dan sebagian kecil berada di Banyumanik.
Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia
pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin

muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah
Utara Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan
hujan. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Untuk curah hujan
di Kota Semarang, Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun,
dengan total curah hujan di tahun 2014 mencapai 10.55 mm (berdasarkan data Badan Pusat
Statistik - BPS).
2.

GAMBARAN DEMOGRAFI
Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun

2015 diperkirakan sejumlah 1.596.036 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah
793.266 jiwa (49,7%) dan penduduk perempuan sejumlah 802.770 jiwa (50,3%). Jika
dibandingkan dengan penduduk di tahun 2014, penduduk di tahun 2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 0,7% atau bertambah 11.130 jiwa.
Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan
dengan penduduk terbanyak. Sedangkan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan
penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada
tabel berikut:
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2015

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

KECAMATAN
JUMLAH (JIWA)

PERSENTASE (%)
Kecamatan Semarang Selatan
86.064
5,39
Kecamatan Semarang Utara
131.511
8,24
Kecamatan Semarang Barat
164.324
10,30
Kecamatan Semarang Timur
81.899
5,13
Kecamatan Semarang Tengah
74.412
4,66
Kecamatan Gunungpati
75.895
4,76
Kecamatan Tugu

30.759
1,93
Kecamatan Mijen
56.994
3,57
Kecamatan Genuk
92.376
5,79
Kecamatan Gajahmungkur
65.035
4,07
Kecamatan Tembalang
144.371
9,05
Kecamatan Candisari
82.409
5,16
Kecamatan Banyumanik
131.651
8,25

Kecamatan Ngaliyan
122.687
7,69
Kecamatan Gayamsari
76.040
4,76
Kecamatan Pedurungan
179.609
11,25
JUMLAH
1.596.036
100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

hal |

3

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk
usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2015 sejumlah 1.142.952 jiwa, dan jumlah
penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah 453.084 jiwa.
Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang
produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio).
Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2015 adalah sebesar 39,64%.
Secara rinci, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2015
KELOMPOK UMUR
JUMLAH (JIWA)
PERSENTASE (%)
0–4
127.674
8,00
5–9
126.763
7,94
10 – 14
123.123
7,71
15 – 19
148.361
9,35
20 – 24
157.671
9,97
25 – 29
150.913
9,47
30 – 34
140.438
8,80
35 – 39
126.105
7,89
40 – 44
119.700
7,49
45 – 49
107.174
6,70
50 – 54
90.847
5,67
55 – 59
64.789
4,03
60 – 64
36.954
2,29
65+
75.524
4,69
Jumlah
1.596.036
100,00
Sumber: BPS Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir
merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat,
SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar
22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi
jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33%
dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk Kota
Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7

TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH (JIWA)
PERSENTASE (%)
Tidaksekolah
96.047
6,54
Tidak/ belum tamat SD
299.639
20,39
Tamat SD/MI sederajat
336.148
22,88
Tamat SLTP/MTs / sederajat
298.149
20,29
Tamat SLTA/MA / sederajat
310.231
21,11
Tamat Diploma I / II / III
63.790
4,34
Tamat D IV / S1 / S2 / S3
65.248
4,44
JUMLAH
1.469.252
100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

hal |

4

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar bekerja
sebagai buruh industri (25,69%), PNS/TNI/POLRI (13,77%), pedagang (12,53%) dan
buruh bangunan (12,03%). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani dan buruh tani
(3,9%) serta nelayan (0,37%) adalah mata pencaharian yang paling sedikit di Kota
Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara lengkap dapat terlihat
pada tabel di bawah ini:
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2015
JUMLAH
PERSENTASE
JENIS MATA
PENCAHARIAN
(JIWA)
(%)
1
Petani Sendiri
27.203
3,90
2
Buruh Tani
18.665
2,67
3
Nelayan
2.560
0,37
4
Pengusaha
53.947
7,72
5
Buruh Industri
179.416
25,69
6
Buruh Bangunan
83.986
12,03
7
Pedagang
87.500
12,53
8
Angkutan
25.845
3,70
9
PNS/TNI/POLRI
96.189
13,77
10 Pensiunan
40.243
5,76
11 Lainnya
82.825
11,86
JUMLAH
698.379
100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)
NO

Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan
manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM

merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun
kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunansuatu wilayah/negara. Sejak data tahun 2014, IPM dilihat dengan
menggunakan indikator metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika
sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup
(AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, dari tahun 2014 digunakan
indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama
Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Di tahun 2015, diperkirakan nilai IPM Kota
Semarang meningkat menjadi 79,82.

hal |

5

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015
85.00
83.00
81.00
79.00

78.04

77.58

78.68

79.24

79,82 *)

77.00
75.00
73.00
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )
Keterangan : *). Data prediksi berdasarkan trend 5 tahun
Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )

3.

KONDISI EKONOMI

a.

POTENSI DAERAH
Selain berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai

koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu
gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi
strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas,
Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol,
yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi
Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia.
Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan
bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR bersama dengan
Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan
Kabupaten Grobogan. Sebagai kota metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di
kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan
jasa, industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan
pembangunan yang ada di Kota Semarang karena sebagaimana yang diketahui, aktivitas
perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak
mengundang manusia untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang
menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk
beraktivitas di dalamnya.

hal |

6

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

PETA KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011

Kota Semarang memiliki Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pintu utama
Jawa Tengah dari jalur laut. Keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas ini menjadi pendorong
pengembangan kota. Selama tahun 2015, kinerja bongkar muat dan penumpang di
Pelabuhan Tanjung Emas dapat terlihat pada tabel berikut ini :
JUMLAH ARUS BARANG DAN PENUMPANG
MELALUI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DI TAHUN 2015
JUMLAH PENUMPANG
(orang)

ARUS BARANG (ton)
BULAN

DALAM NEGERI

LUAR NEGERI

EMBARKASI

DEBARKASI

18.752

11.159

14.905

13.878

11.995

10.879

10.637

10.432

10.091

10.788

23.840

7.663

18.262

5.989

39.314

52.726

66.740

32.942

49.997

11.297

12.774

206.870

30.562

15.922

16.203

130.483

9.547

190.665

9.100

11.451

16.524

241.864

10.208

48.988

19.240

10.644

14.257

271.605
9.992
190.074
17.445
Desember
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

8.855

16.173

BONGKAR
244.897

MUAT
10.430

BONGKAR
101.609

MUAT
3.683

Februari

207.028

216.575

105.235

127.735

Maret

272.939

13.373

120.556

April

242.999

16.199

90.710

Mei

342.834

24.015

207.540

Juni

451.043

22.801

132.582

Juli

133.150

10.452

102.583

Agustus

192.103

18.311

September

460.210

Oktober
November

Januari

2.500

hal |

7

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

b.

GAMBARAN EKONOMI
Kinerja perekonomian suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar

nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan produksi yang
dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah atau
regional tertentu. Penyajian PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Nilai PDRB harga berlaku nominal
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah
pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
dapat mencerminkan perkembangan riil ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun
yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.
Dari tahun 2014, BPS menggunakan metode dan lapangan usaha baru dalam
penghitungan PDRB. Penyesuaian ini dilakukan sesuai dengan System of National
Accounts 2008 (SNA2008) atau Sistem Neraca Nasional (SNN) yang merupakan
rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi yang
sesuai dengan standar neraca baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Jika
sebelumnya terdapat 9 jenis lapangan usaha, di penghitungan PDRB yang baru digunakan
17 jenis lapangan usaha. Selain itu, hal baru pada penghitungan PDRB dari tahun 2014
adalah penggunaan tahun dasar penghitungan harga konstan dari sebelumnya tahun 2000
menjadi tahun 2010.
Berdasarkan jenis lapangan usaha PDRB yang baru, PDRB Kota Semarang
didominasi oleh lapangan usaha Konstruksi; Industri Pengolahan dan Perdagangan besar
dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Dari hasil penghitungan,
terjadi perubahan agregat PDRB tahun 2014 sebesar Rp. 102.501.385,64 juta menjadi Rp.
107.927.480,48 juta di Tahun 2015 sehingga terjadi penambahan sebesar Rp. 5.426.094,84
juta atau mengalami kenaikan sebesar 5,29 %. Sedangkan apabila menurut harga berlaku,
maka pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 11,11 % atau mengalami kenaikan sebesar Rp.
13.471.402,52 juta, dari Rp. 121.262.902,12 juta pada tahun 2014 menjadi Rp.
134.734.304,64juta pada tahun 2015.
PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015
LAPANGAN USAHA
1
2
3
4
5
6

Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air
Konstruksi

HARGA BERLAKU (juta rupiah)

HARGA KONSTAN 2010
(juta rupiah)
2014*)
2015**)
955.371,32
1.083.410,15

2014*)
1.191.741,91

2015**)
1.372.864,36

237.362,63

257.566,38

180.989,86

203.283,79

34.014.760,83
115.316,51
106.014,39
32.419.240,18

36.088.781,96
147.998,24
138.895,36
36.177.423,56

27.693.433,54
123.652,45
100.363,05
26.606.793,55

28.043.565,99
132.467,04
118.405,84
28.857.134,61

hal |

8

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

LAPANGAN USAHA
7

Perdagangan besar dan
eceran, reparasi dan
perawatan mobil dan
sepeda motor
8
Transportasi dan
Pergudangan
9
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum
10 Informasi dan
Komunikasi
11 Jasa Keuangan
12 Real Estate
13 Jasa Perusahaan
14 Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
(PDRB)

HARGA BERLAKU (juta rupiah)

HARGA KONSTAN 2010
(juta rupiah)
2014*)
2015**)
15.307.225,85
17.026.785,62

2014*)
17.109.716,68

2015**)
20.634.546,36

4.443.064,22

4.597.309,10

3.718.913,76

3.726.085,53

4.193.188,06

4.373.965,53

3.238.499,55

3.358.183,58

8.613.386,80

10.285.146,93

9.498.187,04

9.265.642,00

5.182.183,79
3.302.285,58
712.300,68
4.031.883,83

5.893.435,90
3.727.803,66
754.635,74
4.715.998,39

4.048.687,63
3.026.679,77
597.792,43
3.198.841,73

4.522.381,29
3.149.778,05
597.728,75
3.701.992,76

3.329.442,98
902.194,22

3.149.567,45
914.595,41

2.312.701,34
711.486,43

2.203.494,65
698.486,30

1.358.818,80

1.503.770,32

1.181.766,33

1.238.654,54

121.262.902,12

134.734.304,64

102.501.385,64

107.927.480,48

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)
keterangan : *) Angka sementara
**)Angka sangat sangat sementara

Berdasarkan harga konstan tahun 2010, pada tahun 2015 sumbangan terbesar berasal
dari lapangan usaha Konstruksi yang sebesar 26,74%. Terdapat peningkatan kontribusi
lapangan usaha ini dibanding tahun 2014 yang mencapai 25,96%. Kontributor tertinggi
kedua adalah dari lapangan usaha Industri Pengolahan yang sebesar 25,98%, menurun
dibandingkan kontribusi di tahun 2014 sebesar 27,02%. Kontribusi terbesar ketiga berasal
dari sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan Sepeda
Motor, yaitu sebesar 15,78%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang sebesar
14,93%. Gambaran lengkap distribusi lapangan usaha PDRB Kota Semarang dapat terlihat
pada tabel berikut ini:
DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010
DI KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2015
LAPANGAN USAHA
1
2
3
4
5
6
7

8

Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor
Transportasi dan Pergudangan

1,01

2013
(%)
0,98

2014
(%) *)
0,93

2015
(%)**)
1,00

0,19
25,49
0,12
0,12
26,73
16,60

0,19
25,96
0,13
0,11
26,80
15,78

0,18
26,66
0,13
0,10
26,41
15,38

0,18
27,02
0,12
0,10
25,96
14,93

0,19
25,98
0,12
0,11
26,74
15,78

3,34

3,40

3,51

3,63

3,45

2011 (%)

2012 (%)

1,05

hal |

9

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

LAPANGAN USAHA

2011 (%)

2012 (%)

9

2013
(%)
3,12

Penyediaan Akomodasi dan
3,08
3,14
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi
8,26
8,57
8,68
11 Jasa Keuangan
4,29
4,17
4,07
12 Real Estate
2,91
2,89
2,92
13 Jasa Perusahaan
0,54
0,54
0,57
14 Administrasi Pemerintahan,
3,59
3,41
3,30
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan
1,91
2,13
2,18
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
0,62
0,65
0,66
Sosial
17 Jasa lainnya
1,16
1,10
1,13
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
100,00
100,00
100,00
BRUTO (PDRB)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)
keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara

2014
(%) *)
3,16

2015
(%)**)
3,11

9,27
3,95
2,95
0,58
3,12

8,59
4,19
2,92
0,55
3,43

2,26
0,69

2,04
0,65

1,15
100,00

1,15
100,00

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU
DI KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2015
LAPANGAN USAHA
1

2011 (%)

2012 (%)

2013
(%)
1,04

Pertanian, Kehutanan, dan
1,03
1,00
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian
0,19
0,19
0,18
3 Industri Pengolahan
26,70
27,15
27,24
4 Pengadaan Listrik, Gas
0,12
0,11
0,11
5 Pengadaan Air
0,11
0,10
0,09
6 Konstruksi
26,46
26,71
26,56
7 Perdagangan besar dan eceran,
16,19
15,18
14,91
reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor
8 Transportasi dan Pergudangan
3,26
3,27
3,48
9 Penyediaan Akomodasi dan
3,07
3,24
3,41
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi
7,93
7,66
7,33
11 Jasa Keuangan
4,31
4,41
4,42
12 Real Estate
2,79
2,70
2,70
13 Jasa Perusahaan
0,55
0,55
0,59
14 Administrasi Pemerintahan,
3,46
3,53
3,47
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan
2,07
2,46
2,68
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
0,64
0,69
0,71
Sosial
17 Jasa lainnya
1,13
1,05
1,09
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
100,00
100,00
100,00
BRUTO (PDRB)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang(data sementara, data diolah)
keterangan :*) Angka sementara **)Angka sangat sementara

2014
(%)
0,98

2015
(%)
1,02

0,20
28,05
0,10
0,09
26,73
14,11

0,19
26,79
0,11
0,10
26,85
15,31

3,66
3,46

3,41
3,25

7,10
4,27
2,72
0,59
3,32

7,63
4,37
2,77
0,56
3,50

2,75
0,74

2,34
0,68

1,12
100,00

1,12
100,00

Indikator lain yang digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi Kota Semarang
juga dapat terlihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang merupakan kenaikan

hal |

10

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2015

output agregat (keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian).
Jika pada tahun 2014 LPE Kota Semarang mencapai 5,30%, maka pada tahun 2015 angka
LPE mencapai 5,30%. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan LPE nasional (4,79%)
dan LPE Provinsi Jawa Tengah (5,4%).
PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (LPE)
KOTA SEMARANG DAN NASIONAL TAHUN 2011-2015
7

Persentase

6.5
6

6.58
6.17

LPE Semarang
6.64
6.03
5.97

5.5

LPE Nasional

5.3
5.56

5
4.5
2011

2012

2013

5.02

5.29
4.79

2014

2015

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2015

Dari sisi inflasi, pada tahun 2015 inflasi mengalami penurunan yang cukup drastis.
Inflasi Kota Semarang di tahun 2015 mencapai 2,56%, menurun dibandingkan inflasi di
tahun 2014 yang mencapai 8,53%. Penurunan ini disebabkan antara lain oleh kebijakan
pemerintah pusat yang terkait dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
dipicu oleh penurunan harga minyak dunia. Selain itu penurunan inflasi juga disebabkan
oleh terjaganya pasokan komoditas strategis. Secara umum di Provinsi Jawa Tengah,
sumbangan terbesar inflasi di tahun 2015 berasal dari komoditas beras, rokok kretek filter,
bawang merah, bawang putih danakademi/perguruan tinggi. Sedangkan komoditas yang
menyumbangkan deflasi adalah bensin, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan
semen. Jika dilihat dari nilai tiap bulannya, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember,
sementara deflasi terbesar terjadi di bulan Februari.
LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG
No

BULAN

2010
0,75
0,47
-0,20
0,37
0,02
0,84
1,73
0,53
1,04
0,02
0,63
0,70

2011
0,60
-0,12
-0,11
-0,54
0,13
0,43
0,67
0,57
0,51
-0,19
0,51
0,38

TAHUN (%)
2012
2013
0,42
0,99
0,37
0,90
0,33
0,95
0,14
-0,43
0,36
-0,17
0,68
0,86
0,83
3,50
1,26
1,25
-0,10
-0,61
0,07
0,12
-0,01
0,42
0,41
0,21

1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 Nopember
12 Desember
Year on Year
7,11
2,87
4,85
8,19
(Kalender Desember)
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015(data sementara, data diolah)

2014
0,90
0,24
0,27
-0,04
0,25
0,85
0,62
0,41
0,41
0,55
1,35
2,40

2015
-0,48
-0,67
0,25
0,17
0,54
0,64
0,91
0,28
-0,18
-0,16
0,21
1,04

8,53

2,56

hal |

11